Anda di halaman 1dari 9

e-ISSN 2720-9199

p-ISSN 2541-0148

JURNAL TEKNIK SIPIL

Tinjauan Pemanfaatan Rest Area Pada Ruas Trans


Sulawesi Selatan Kabupaten Barru

Abd. Kadir Salim1, Asma Massara2, Zaifuddin3, Nasalipuri Mesario4, Sahid Kamarudin Rery5
1,2,3,4,5)
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia
Jl. Urip Sumoharjo KM 05 Makassar, Sulawesi Selatan
Email: abdulkadir.salim@umi.ac.id, asma.massara@umi.ac.id, zaifuddin.zaifuddin@umi.ac.id,
nasalipuri@gmail.com, sahidkamarudinrery@gmail.com

ABSTRAK

Keberadaan tempat istirahat atau dikenal dengan istilah rest area memberikan ruang bagi para
pengguna jalan utamanya pengemudi untuk beristirahat sejenak di tengah perjalanan jauhnya
dari tempat asal ke tempat tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rest area
pada ruas trans Sulawesi Selatan sudah memenuhi ketentuan PUPR dan untuk mengetahui
tingkat kenyamanan pada rest area berdasarkan pendapat pengguna jasa. Metode penelitian
adalah metode survei dengan data primer berupa data kendaraan yang masuk di rest area dan
data pergerakan kendaraan melintas, sedangkan data sekunder berupa data lokasi penelitian.
Perencanaan rest area di jalur lintas barat Trans Sulawesi Selatan berada pada wilayah utara
Kabupaten Barru. Berdasarkan hasil survey langsung, wilayah utara kabupaten barru
merupakan wilayah yang di pilih para pengendara untuk beristirahat, dalam hal ini lokasi
pemberhentian tersebut dapat di simpulkan sebagai wilayah titik jenuh maupun titik lelah
dalam berkendara. Jika dibandingkan dengan kriteria Dinas PUPR, lokasi Rest Area di SPBU
Bojo Kabupaten Barru, telah memenuhi standar jarak antara Rest Area dan syarat luas area.
Selain itu, dari 50 responden, untuk aspek prasarana sebesar 82% merasa nyaman, pada aspek
Utilitas 90% menyatakan nyaman dan aspek pelayanan 95% menyatakan pelayanan cuku
baik.

Kata Kunci: rest area, tingkat kenyamanan, ketentuan, pengendara, survei

ABSTRACT

The existence of a rest area provides space for road users, especially drivers, to take a short
break in the middle of a long journey from their place of origin to their destination. This study
aims to determine whether the rest area on the South Sulawesi trans section has met the
PUPR requirements and to determine the user’s opinion about their convenience in using all
of amenities available in that public space. This research conduct by a survey with primary
data in the form of data on vehicles entering the rest area and data on vehicle movements,
while secondary data is in the form of research location data. The rest area plan in the
western route of Trans South Sulawesi is in the northern area of Barru Regency. The northern
area of Barru Regency is the area chosen by motorists to rest, in this case the location of the
stop can be concluded as the area of saturation point and fatigue point in driving. When
compared with the criteria of the PUPR Office, the location of the Rest Area at the Bojo
SPBU, Barru Regency, has met the standard of distance between the Rest Area and the area
requirement. In addition, of the 50 respondents, for the infrastructure aspect, 82% felt
comfortable, on the utility aspect 90% stated that the service aspect was comfortable and
95% stated that the service was quite good.

Keywords: rest area, degree of convenience, regulation, riders, survey

VOL.5 NO.1, FEBRUARI 2020 67


Tinjauan Pemanfaatan Rest Area Pada Ruas Trans Sulawesi Selatan Kabupaten Barru
(Abd. Kadr Salim, Asma Massara, Zaifuddin, Nasalipuri Mesario, Sahid Kamarudin Rery)

1. Pendahuluan dominan melintas di jalur barat trans


Sulawesi.
Peradaban manusia tidak pernah lepas
dari mobilisasi. Seiring dengan Fungi Rest Area saat ini telah
kemajuan informasi, pengetahuan, dan berekspansi tidak hanya menjadi tempat
teknologi, semakin beragam pula jenis melepas beristirahat dan memulihkan
kebutuhan manusia yang hanya mampu kesegaran, tapi juga sebagai public
dipenuhi dengan jarak jangkauan yang space yang menjadi tempat pertemuan
luas serta frekuensi pergerakan yang pengendara untuk melanjutkan
tinggi. Perkembangan peradaban diiringi perjalanan bersama rombongan, ada
dengan perkembangan metoda juga yang menjadikan sebagai tempat
transportasi. Dimulai dari penggunaan tongkrongan/perkumpulan dari
tenaga manusia, hewan, hingga kalangan pemuda, remaja maupun
berkembang menjadi kendaraan orang dewasa sebagai gaya hidup masa
bermesin. kini untuk berfoto juga update status,
maka dalam hal ini untuk menunjang hal
Di negara yang telah lebih berkembang tersebut dan memberikan kenyamanan
dibanding Indonesia, seperti Malaysia, pada para pengguna Rest Area mestinya
kasus kelelahan pengemudi ini telah di memiliki berbagai fasilitas yang
akomodir dengan adanya fasilitas menunjang aktifitas pada Rest Area
pendukung mobilitas pengemudi untuk tersebut.
beristirahat yang disebut juga sebagai
Rest Area. Kehadiran Rest Area seperti Berdasarkan data dan masalah yang
di Malaysia, terlihat sangat penting telah diuraikan serta fakta yang ada
terutama di beberapa titik jalan bebas bahwa kondisi di sepanjang jalur lintas
hambatan, Dengan adanya area istirahat, Trans Sulawesi yang menghubungkan
para pengendara yang berpergian lewat antara Provinsi Sulawesi Selatan
jalur darat bisa beristirahat sejenak (Makassar) ke Sulawesi Barat masih
sebelum melanjutkan perjalanan. banyak Rest Area yang terbentuk secara
alami dan belum tertata tetapi memiliki
Dengan banyaknya volume kendaraan potensi untuk berkembang, sehingga
yang melintasi jalur trans Sulawesi dapat di rencanakan sebuah Rest Area di
tersebut mengakibatkan rawannya lintas trans Sulawesi Selatan dengan
kecelakaan karena kelalaian pengguna memiliki berbagai fasilitas yang
jalan. Salah satu kelalaian pengguna menunjang serta memadai.
jalan adalah kelelahan saat berkendara.
Agar penulisan ini memberikan sasaran
Tinjauan ancaman pada Rest Area ini di dan arah yang tepat, ruang lingkup
analisis dari masalah pengadaan Rest pembahasan dibatasi sebagai berikut:
Area itu sendiri, dimana saat ini 1. Lokasi yang telah ditentukan dari
pembangunan jalur kereta api trans berbagai aspek kelayakan Rest
Sulawesi segera tersedia untuk Area pada jalur Trans Barat
menghubungkan kota atau kabupaten Sulawesi Selatan Kabupaten
yang ada di Sulawesi. Namun dalam Barru tepatnya di SPBU Bojo
hal ini tentunya tidak mempengaruhi Kabupaten Barru.
keberadaan Rest Area karena kebutuhan 2. Berdasarkan fasilitas bangunan
akan jalur pengguna trans Sulawesi Rest Area yang diwadahi oleh
masih sangat tinggi, pergerakan sirkulasi yang lancar dan aman
kendaraan, manusia, dan barang masih dari berbagai kegiatan.

68 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Tinjauan Pemanfaatan Rest Area Pada Ruas Trans Sulawesi Selatan Kabupaten Barru
(Abd. Kadr Salim, Asma Massara, Zaifuddin, Nasalipuri Mesario, Sahid Kamarudin Rery)

2. Metode Penelitian penilaian kesesuaian karakteristik rest


area dengan aturan teknis.
2.1 Studi Pendahuluan c. Perumusan strategi survei dan waktu
yang tepat untuk pelaksanaan survei
Studi pendahuluan dilakukan sebelum dengan cara:
pelaksanaan survei inti, agar peneliti a) Merekrut surveyor dengan kualifikasi
dapat mengetahui hal-hal yang perlu yang sesuai
dipersiapkan untuk pelaksanaan survei b) Melaksanakan survei lapangan
utama dan menginventarisir data-data menggunakan instrumen yang telah
awal yang diperlukan. dirancang sebelumnya.
d. Studi Pustaka
2.2 Pengumpulan Data Kegiatan yang meliputi studi pustaka
Jenis dan Sumber data berupa pengumpulan pustaka –
a. Sumber data pustaka sebagai literature yang
1) Data Primer, yaitu data yang mendukung penelitian ini.
dikumpulkan langsung pada rest
area yang menjadi objek dalam Data Primer
penelitian ini. Data Kendaraan yang masuk di Rest Area
2) Data Sekunder, yaitu data adalah data mengenai pengguna jalan
penunjang yang diperoleh dari yang menghampiri rest area bojo untuk
hasil pengolahan data instansi beristirahat, sholat, makan/minum,
terkait. mengisi bahan bakar dan berbagai
kegiatan lainnya. Data Kendaraan yang
b. Teknik Pengumpulan Data melintas adalah data kendaraan yang
Data kendaraan yang melintas dan melalui jalur pada rest area yang beradai
kendaraan yang masuk maupun keluar di lokasi penelitian.
pada wilayah rest area bojo dikumpulkan
dengan melakukan observasi pada lokasi Data Sekunder
penelitian. Sedangkan untuk mengetahui Denah Peta Lokasi
tingkat kenyamanan pengguna maka Site terletak pada Rest Area SPBU Bojo
dilakukan survei wawancara dengan Luas Wilayah 12,198.45 m2,
pengunjung. batas tapak adalah sebagai berikut :
a) Sebelah Utara : Jalur Trans dari arah
Sumber Data Kota Pare-Pare
a. Pemilihan Lokasi (Kelurahan Bojo
Lokasi penelitian dilakukan di jalan Baru).
Trans Barat Sulawesi Selatan. Pada b) Sebelah Timur : Kelurahan Nepo.
jalan Trans Barat Sulawesi Selatan c) Sebelah Selatan: Jalur Trans dari arah
penelitian dilakukan pada jalan yang Makassar – Pare
berada di Kabupaten Barru. (Desa).
b. Observasi Langsung d) Sebelah Barat : Selat Makassar.
Dilakukan pengamatan pada lokasi
berdasarkan parameter-parameter

Gambar 1. Denah peta lokasi, Bojo


Sumber: Google Earth

VOL.5 NO.1, FEBRUARI 2020 69


Tinjauan Pemanfaatan Rest Area Pada Ruas Trans Sulawesi Selatan Kabupaten Barru
(Abd. Kadr Salim, Asma Massara, Zaifuddin, Nasalipuri Mesario, Sahid Kamarudin Rery)

Gambar 2 Eksisting denah peta lokasi, Bojo.


Sumber: Google Earth

2.3 Tinjauan Lokasi beristirahat selama melakukan


Tinjauan Umum Lokasi Jalur Lintas perjalanan yang memiliki waktu jarak
Barat Trans Sulawesi tempuh dalam berkendara, baik lintas
Berdasarkan Perda Provinsi Sulawesi antar kabupaten/kota maupun lintas antar
Selatan No 9 tahun 2009 tentang provinsi.
Rencana Tata Ruang Wilayah tahun
2009 – 2029 Pasal 18 (1) diatur bahwa Jumlah kendaraan Berdasarkan data
sistem Jaringan jalan nasional provinsi bidan darat kantor Dinas Perhubungan
diklasifikasikan menjadi jalan arteri Provinsi Sulawesi Selatan, pada tahun
primer, jalan kolektor primer, dan jalan 2016 sampai dengan tahun 2018
bebas hambatan. Adapun jaringan jalan banyaknya jumlah kendaraan bermotor
nasional yang berkaitan dengan jaringan menurut jenis kendaraan terus
jalan provinsi dimana pada wilayah meningkat setiap tahunnya.
provinsi jalur lintas barat Sulawesi:
batas provinsi Sulawesi Barat Pengguna Rest Area
(Kabupaten Polewali) – Kabupaten Rest Area menjangkau segala jenis
Pinrang – Kota Parepare – Kabupaten kalangan tak cuma yang menggunakan
Barru – Kabupaten Pangkajene dan angkutan pribadi, tetapi juga
Kepulauan – Kabupaten Maros- pengendara truk-truk besar yang secara
Makassar. Jalur1 ini menghubungkan intens melintas di jalan trans antar
jalan nasional yang terintegrasi langsung Provinsi. Dari segi usia pun, pengguna
dengan beberapa kabupaten di wilayah Rest Area ini tidak dibatasi. Dari segi
Sulawesi Selatan dengan sistem jalan agama dan kepercayaan pun demikian,
primer yang menjadi perhatian utama mencakup seluruhnya.
pada pengguna transportasi darat.
Pengguna jalan yang memutuskan
Untuk memenuhi kebutuhan pengguna menggunakan Rest Area adalah
jalur darat, dalam pemanfaatan Rest Area kelompok masyarakat yang ingin
di jalur lintas barat trans Sulawesi ini memperoleh kenyamanan sebagai
dengan panjang jalan berdasarkan data bagian dari kebutuhan pergerakannya.
dari Dishub Provinsi Sulawesi Selatan, Jalan trans adalah jalan yang lurus,
para pengguna jalur ini dituntut untuk panjang, dan sering kali terdapat

70 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Tinjauan Pemanfaatan Rest Area Pada Ruas Trans Sulawesi Selatan Kabupaten Barru
(Abd. Kadr Salim, Asma Massara, Zaifuddin, Nasalipuri Mesario, Sahid Kamarudin Rery)

beberapa hambatan, sehingga para 4) Kendaraan Golongan III:


pengendara mobil mudah merasa bosan Sepeda motor
dan mengantuk selama perjalanannya,
terutama bagi pengemudi. Elemen dari Fasilitas Rest Area

Dengan demikian, alasan seperti Elemen-elemen pada Rest Area


mengantuk, kelaparan, kebutuhan terdiri dari beberpa fasilitas, yaitu
menggunakan toilet, ataupun kebutuhan sebagai berikut (Purwanto, 2007):
lainnya menjadi pertimbangan para 1) Kawasan Parkir
pengguna ketika singgah di Rest Area. Kawasan parkir merupakan ruang
Berdasarkan status sosial, para bagi pemilik kendaraan untuk
pengguna Rest Area dapat didominasi menitipkan kendaraanya dengan
oleh kalangan menengah keatas. aman dan nyaman selagi memenuhi
Karakter golongan menengah keatas kebutuhannya dalam penggunaan
yaitu suka menggunakan uangnya rest area.
untuk berbagai keperluan pribadi 2) Taman
bahkan sampai sesuatu yang tidak Ruang terbuka yang dapat
dibutuhkannya sekalipun. Selain itu, ditanami tanaman yang terdiri dari:
golongan ini juga lebih menyukai a) Taman dalam
kehidupan metropolis dan modern b) Taman Luar
dibandingkan kehidupan tradisional c) Taman Pembatas
(Annisa, 2009). 3) Bangunan Fasilitas
a) Fasilitas Umum seperti Mushola,
toilet, dan tempat istirahat
Rest Area juga terkadang dimanfaatkan
b) Bangunan komersial SPBU,
untuk pemenuhan kebutuhan lainnya
Bengkel, Mini Market, Rumah
seperti layanan pengisian bahan bakar,
makan, Kafe, dan Kios
tempat makan, penginapan dan pusat
c) Failitas penunjang lainnya seperti
informasi. Hal ini menjadi peluang bagi
Gardu listrik, Gardu jaga, Tempat
para pengusaha dan penyedia jasa untuk
penyimpanan Air dan lain
menjalankan usahanya dalam
sebagainya.
penyediaan layanan di rest area dengan
4) Lain-lain.
melibatkan pengelola setempat sebagai
a) Jalur Pedestrian
pengelola (Atri, 2010)
Jalur untuk pengguna yang berjalan
kaki harus dilengakpi jalan
Pengguna Rest Area dapat digolongkan
masuk untuk segala fasilitas yang
menjadi dua diantaranya:
tersedia.
a. Manusia
b) Jalan Menerus
1) Pengendara
Jalan menerus menjadi
Pengendara kendaraan pribadi,
penghubung ramp jalan masuk
Supir Bus, Supir Truk,Dan lain
dengan segala item pelayanan
sebagainya.
dalam ruang rest area. Pemakai
2) Penumpang
jalan dapat menyusuri jalan ini
b. Kendaraan
tanpa harus berhenti atau parkir.
1) Kendaraan Golongan I:
c) Jalan Penghubung
Sedan, jip, pickup, bus kecil, truk
Jalur yang menghubungkan area
kecil (3/4) dan bus sedang.
luar dengan kawasan Rest Area
2) Kendaraan Golongan IIA:
tanpa melawati ruas jalan mayor,
Truk besar, dan bus besar dengan
diperuntukkan dalam
2 (dua) gandar.
pengangkutan manusia dan/atau
3) Kendaraan Golongan IIB:
barang.
Truk besar dan bus besar dengan
3 (tiga) gandar.

VOL.5 NO.1, FEBRUARI 2020 71


Tinjauan Pemanfaatan Rest Area Pada Ruas Trans Sulawesi Selatan Kabupaten Barru
(Abd. Kadr Salim, Asma Massara, Zaifuddin, Nasalipuri Mesario, Sahid Kamarudin Rery)

3. Hasil dan Pembahasan Khusunya transportasi darat. Jalur lintas


3.1 Pola Tata Ruang trans Sulawesi Selatan ini jaringan
Arahan Pengembangan Wilayah transportasi jalan arteri primer yang
Wilayah di Kabupaten Barru dapat menghubungkan pusat pelayanan
diklasifikasikan menjadi 4 zona negara (PPN) Makassar dengan pusat
berdasarkan potensi sumber daya pelayanan antar wilayah (PPAW).
alamnya:
1. Wilayah pengunungan di sebelah Berdasarkan acuan di atas, maka
timur, pada umumnya berada di perencanaan Rest Area di Jalur Lintas
kecamatan Pujananting dan Barat Trans Sulawesi Selatan berada
Kecamatan Tanete Riaja. Wilayah pada wilayah utara Kabupaten Barru.
ini merupakan kawasan daerah Wilayah ini di sesuaikan dengan rencana
pertanian, pertambangan dan struktur ruang Kabupaten Barru dimana
kawasan peternakan. sistem jaringan transportasi jalan arteri
2. Wilayah selatan adalah Kecamatan primer sebagai jalur trans sulawesi yang
Tanete Rilau yang merupakan pintu dilalui para pelaku pengendara dan
gerbang dari kabupaten Pangkep disesuaikan dengan arahan rencana
dengan potensi perikanan yang cukup pengembangan kota yaitu Pusat
luas seperti tambak dan perikanan Pengembangan Wilayah (PPW) yang
laut. menghubungan Pusat Pelayanan Negara
3. Wilayah tengah sebagai Ibu Kota (PPN) Makassar dengan Daerah
Kabupaten Barru yang merupakan Pelayanan Antar Wilayah (DPAW).
pusat Agropolitan yang terletak di
Kecamatan Barru. 3.2 Tinjauan Khusus terhadap Rest
4. Wilayah utara yang terdiri dari Area di Jalur Lintas Barat Trans
kecamatan Balusu, Soppeng Riaja Sulawesi Selatan (Kabupaten
dan Kecamatan Mallusetasi yang Barru)
merupakan pintu keluar ke Kota Pare Pada dasarnya Rest Area adalah sebuah
– Pare, wilayah ini di samping ruang pelayanan bagi pengguna jalan
sebagai daerah pertanian dan agar dapat mengisi bahan bakar
perikanan, juga adalah Daerah wisata kendaraannya dan beristirahat sejenak.
khususnya wisata laut yang terletak di
Kecamatan Mallusetasi. Seiring dengan meningkatnya frekuensi
pengangkutan barang dan manusia
dengan moda transportasi darat,
Arahan Rencana Pengembangan
terkhusus untuk Makassar sebagai
Jaringan Transportasi
daerah Pusat Pelayanan Negara (PPN)
Pengembangan infrastruktur
jalur lintas trans barat trans sulawesi di
transportasi diplot untuk peningkatan
Kabupaten Barru menjadi wilayah
produktivitas daerah dalam berbagai
terpilih bagi pengendara yang
sektor. Dalam peraturan daerah Provinsi
melakukan pemberhentian untuk
Sulawesi Selatan No. 44 Tahun 2001
berisitrhat dalam perjalanan lintas
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
provinsi. Dalam hal dasar perencanaan
(RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan,
ini kondisi di sepanjang lintas barat
pengembangan segala komponen
trans sulawesi Kabupaten Barru masih
transportasi juga diharapkan mampu
banyak Rest Area yang terbentuk secara
mengakomodir kebutuhan pergerakan
alami dan tidak memiliki berbagai
penduduk dan barang, pelaksana
fasilitas yang menunjang serta memadai
pembangunan dan pelaku ekonomi
untuk para pengguna kendaraan tetapi
dengan peningkatan konektivitas
memiliki potensi untuk berkembang.
wilayah kabupaten/kota.

72 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Tinjauan Pemanfaatan Rest Area Pada Ruas Trans Sulawesi Selatan Kabupaten Barru
(Abd. Kadr Salim, Asma Massara, Zaifuddin, Nasalipuri Mesario, Sahid Kamarudin Rery)

Di wilayah utara Kabupaten Barru pengelola dan pengunjung. Untuk


merupakan wilayah yang strategis untuk menentukan lokasi Rest Area atau
perencanaan Rest Area, waktu tempuh tempat istirahat yang tepat di jalur lintas
dan titik jenuh/lelah dalam berkendara barat Trans Sulawesi perlu beberapa
baik dari jalur penghubung arteri primer kriteria yang dapat digunakan secara
yang menghubungkan PPN Makassar efektif oleh pengguna jalan untuk
dengan PPAW. Yang menjadi potensi memulihkan kondisi tubuh sehingga
pengadaan Rest Area adalah: dapat mengurangi tingkat kecelakaan ini
1) Pintu masuknya data perekonomian juga termasuk salah satu penentuan
yang menghubungkan daerah pusat lokasi tempat istirahat. Ada beberapa
pelayanan antar wilayah (PPAW). kriteria dalam penetapan Rest Area:
2) Wilayah strategis.
3) Kawasan pengembangan pariwisata Dari hasil kesimpulan rumusan
bahari. kuisioner penelitian, 70% responden
4) Jalur lintas bagi wisatata budaya di dari pengguna kendaraan truk/mobil
Toraja. muatan, bus, mobil penumpang,
5)Penigkatan nilai ekonomi masyarakat kendaraan pribadi (mobil/motor)
sekitar. memberikan jawaban bahwa di
6)Sebagai prasarana transportasi yang wilayah utara Kabupaten Barru
mendukung kelancaran lalu lintas merupakan lokasi pemberhentian yang
dalam berkendara. tepat memilih SPBU Bojo sebagai Rest
7)Sebagai fasilitas umum pada daerah Area.
pusat pelayanan wilayah (PPW).
8)Sebagai ikon dan landmark baru bagi Berdasarkan hasil survey langsung, Di
Kabupaten Barru wilayah utara kabupaten barru
9)Sebagai fasilitas transit yang bersifat merupakan wilayah yang di pilih para
sementara bagi pengguna jalur trans pengendara untuk beristirahat, dalam hal
Sulawesi. ini lokasi pemberhentian tersebut dapat
10)Meningkatkan nilai ekonomi. di simpulkan sebagai wilayah titik jenuh
maupun titik lelah dalam berkendara.
3.3 Tinjauan Pendakatan Acuan Jarak interval dalam berkendara berada
Perancangan Makro pada wilayah ini, hal ini dapat di
Penentuan lokasi merupakan acuan simulasikan pada masing – masing
dalam mengadakan pertimbangan dalam golongan kendaraan, seperti pada skema
perncanaan Rest Area guna memenuhi berikut:
kebutuhan pelaku kegiatan antara

Gambar 3 Jarak interval waktu berkendara

Dari hasil survei lapangan, kondisi jalur ini sudah terkoneksi langsung dari
eksisting dan fakta yang ada, jalur lintas Makassar, Maros, Pangkep, Barru, dan
barat trans Sulawesi sudah pada 2 arah Kota Pare- Pare.
jalur lalu lintas dan terbagi atas 2 lajur,

VOL.5 NO.1, FEBRUARI 2020 73


Tinjauan Pemanfaatan Rest Area Pada Ruas Trans Sulawesi Selatan Kabupaten Barru
(Abd. Kadr Salim, Asma Massara, Zaifuddin, Nasalipuri Mesario, Sahid Kamarudin Rery)

Gambar 4 Kondisi jalur lintas barat Trans Sulawesi

Berkaitan dengan aspek keselamatan melalui wancara langsung di lokasi rest


transportasi di Provinsi Sulawesi Selatan, area.
angka kejadian kecelakaan saat ini
Adapun komponen sebagai variabel
masih cukup tinggi, ditunjukkan dari
tingkat kenyamanan antara lain:
arsip data kepolisian Republik Indonesia 1. Prasarana
yaitu terdapat 4.834 kejadian yang 2. Utilitas
terjadi sepanjang Tahun 2015. 3. Pelayanan

Terkhusus di wilayah Kabupaten Barru, Hasil wawancara terhadap responden di


tren yang sama juga terjadi dimana bahas berdasarkan metode persentase
dengan hasil sebagai berikut:
angka kecelakaan masih cukup tinggi,
Tingkat Kenyamanan berdasarkan hasil
sesuai laporan data dari Polres tinjauan, pada beberapa aspek, melalui
Kabupaten Barru yang dikutip dari BPS wawancara terhadap penumpang dan
Kab. Barru dalam angka 2016 dimana pengguna rest area, darin 50 responden,
jumlah kecelakaan mencapai 151 masing-masing aspek prasarana sebesar
kejadian pada tahun 2015, dan angka ini 82% merasa nyaman, pada aspek Utilitas
menignkat setiap tahunnya. 90% menyatakan nyaman dan aspek
pelayanan 95% menyatakan pelayanan
cuku baik.
Jika dilihat dari penyebab kecelakaan
paling dominan yaitu dari faktor
pengemudi yang minim dalam 4. Penutup
mengantisipasi berbagai faktor karena 4.1 Kesimpulan
mengantuk, lengah, tidak tertib, bahkan Sesuai dengan hasil tinjauan dan
mabuk. Adapun dari faktor kendaraan, pembahasan penelitian, dapat
mayoritas diakibatkan ban pecah, rem disimpulkan beberapa hal sebagai
blong, selip, kerusakan mekanis, dan berikut:
kerusakan mesin. 1. Mengetahui keterpenuhan Rest Area
terhadap kriteria dinas PUPR
3.4 Pengukuran Tingkat Kenyamanan a. Penentuan Lokasi Rest Area di
Pengukuran Tingkat Kenyamanan Kecamatan Mallusetasi tepatnya
pengguna jasa atau penumpang pada Rest di SPBU Bojo Kabupaten Barru,
Area ada penelitian ini terkait dengan telah memenuhi standar jarak
pengukuran terhadap tingkat antara Rest Area.
kenyamanan pengguna jasa/penumpang b. Lokasi Rest Area yang telah di
dilokasi Rest Area. Metode yang tentukan memenuhi syarat luas
digunakan bersifat deskriptif kualitatif area yang ada pada ketentuan.
terhadap 50 sampel sebagai responden

74 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Tinjauan Pemanfaatan Rest Area Pada Ruas Trans Sulawesi Selatan Kabupaten Barru
(Abd. Kadr Salim, Asma Massara, Zaifuddin, Nasalipuri Mesario, Sahid Kamarudin Rery)

c. Site tersebut telah memenuhi Daftar Pustaka


syarat jarak yang terpilih berada
pada jalan lurus yang berjarak 2 km Atri, Yuanita Setyo. 2010. Rest Area
dari jalan berkelok/persimpangan. Sebagai Fasilitas Transit Bagi
d. Site tersebut telah terpenuhi Pengguna Jalan Raya Saradan
sebagai adanya Rest Area pada Kawasan Hutan Jati Sektor II Madiun.
zona sekitar wilayah rawan Annisa, Sitti Arfah. 2009. Rest Area
kecelakaan. Sebagai Tempat Wisata.
e. Sesuai dengan pola atau ruang Badan Pusat Statistik Kota Makassar.
arahan untuk pengembangan Profil dan Kinerja Perhubungan
wilayah. Darat. 2014.
f. Kondisi lahan yang memungkinkan Bina Marga, Direktoral Jendral, 2006.
untuk pengembangan Tata cara Penentuan Lokasi Tempat
pembangunan. Peristirahatan di Jalan Bebas
Hambatan.
2. Tingkat Kenyamanan berdasarkan Bina Marga, Direktoral Jendral.
hasil tinjauan, pada beberapa aspek, Departemen Pekerjaan Umum dan
melalui wawancara terhadap Perumahan Rakyat. 2010.
penumpang dan pengguna Rest Manual Kapasitas Jalan Indonesia
Area, darin 50 responden, masing- (MKJI). Jakarta : Direktorat Bina
masing aspek prsarana sebesar 82% Jalan Kota, Direktorat Bina Marga RI
merasa nyaman, pada aspek Utilitas dan SWEROAD.
90% menyatakan nyaman dan aspek Brilliawan, Ahmad Athoillah. 2016.
pelayanan 95% menyatakan Perancangan Rest Area Tol
pelayanan cuku baik. Surabaya – Malang Di Kecamatan
Purwodadi Kabupaten Pasuruan.
4.2 Saran Direktorat Jendral Perhubungan Darat,
Berikut ini adalah beberapa saran yang Masterplan Transportasi Darat, 2005.
dapat direkomendasikan peneliti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44
berdasarkan hasil penelitian: Tahun 2010, Tentang Kendaraan
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dan Pengemudi.
mengenai pengembangan Rest Area Peraturan Pemerintah Republik
di Kecamatan Mallusetasi tepatnya di Indonesia Nomor 34 Tahun2006
SPBU Bojo Kabupaten Barru. Tentang Jalan.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 2006.
mengenai pengembangan lahan parkir Purnamasari, Agustuna Chandra. 2012.
untuk memenuhi kebutuhan parkir di Rest Area Di Mantingan
wilayah Rest Area. Kabupaten Ngawi.
3. Kekurangan yang terdapat dalam Purwanto,Eko. 2007. Perencanaan Rest
penelitian ini dapat menjadi perbaikan Area di Ruas Tol Jakarta- Merak
pada penelitian selanjutnya. KM 13+500. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas Dan Angkutan Jalan.

VOL.5 NO.1, FEBRUARI 2020 75

Anda mungkin juga menyukai