Anda di halaman 1dari 19

MANUAL SJH

(SISTEM JAMINAN HALAL)


PT XYZ

Dibuat dan disahkan oleh :

MUHAMMAD ABIAN

23 AGUSTUS 2021
MAN-SJH-01

A. PENDAHULUAN

I. Informasi Umum Perusahaan

Nama Perusahaan : PT XYZ


Alamat Perusahaan : Jalan Selamet 9 Bogor, Jawa Barat
Telp/Fax Perusahaan : (021) 45459090
Contact Person/Email : Muhammad Abian/marketing@gmail.com
Nama/Merk Produk : Segar®
Jenis Produk : Air Minum Dalam Kemasan
Daerah Pemasaran : Nasional
Sistem Pemasaran : Retail

II. Tujuan
Manual SJH disusun untuk menjadi pedoman dalam penerapan SJH di perusahaan, dalam rangka
menjaga kesinambungan produksi halal sesuai dengan persyaratan sertifikasi halal MUI.

B. KRITERIA SISTEM JAMINAN HALAL

I. Kebijakan Halal

KEBIJAKAN HALAL
PT XYZ

“Kami berkomitmen tinggi untuk menghasilkan produk halal, dengan


hanya menggunakan bahan yang telah disetujui oleh LPPOM MUI dan
diproduksi dengan menggunakan peralatan yang bebas dari najis. Kami
akan mencapainya dengan membentuk tim manajemen halal dan
melaksanakan dengan sungguh-sungguh Sistem Jaminan Halal”

Bogor, 23 Agustus 2021

ttd
Pimpinan Perusahaan

Kebijakan halal disosialisasikan ke seluruh stake holder dan karyawan dengan menempel
Kebijakan Halal dan poster halal (Lampiran 1) di lokasi yang mudah dilihat seperti di area kantor
dan produksi, serta melalui email ke supplier bahan baku.

1
MAN-SJH-01

II. Tim Manajemen Halal


a. Struktur organisasi
Direktur
LPPOM MUI
(Muhammad Abian)

HRD R&D Purchasing QA/QC Produksi Warehouse & Logistik


(Yudi) (Budi) (Lestari) (Deni) (Linda) (Roni)

Anggota Anggota Anggota Anggota (Asisten Produksi) Anggota


(Abidin, (Esa, Sakti) (Sigit, Ikhsan) (Ilman, Dudi) Didi (Dery, Marlon,
Suyono) Rani)

Anggota
(Winda, Soleh,
Deden, Yayuk,
Septian)

Untuk menerapkan SJH dan dalam rangka menjaga konsistensi kehalalan produk, dengan ini
ditunjuk Tim Manajemen Halal yang terdiri dari pimpinan perusahaan dan karyawan seperti
tercantum dalam Lampiran 2.

b. Persyaratan Tim Manajemen Halal


- Pegawai tetap perusahaan
- Direktur, selaku Ketua Tim Manajemen Halal, dan manajer divisi harus mengikuti pelatihan
eksternal penyelia halal dan lulus uji kompetensi penyelia halal
- Tim Manajemen Halal harus memahami tugasnya dalam mengimplementasikan Sistem
Jaminan Halal
- Para anggota Tim Manajemen Halal harus mengikuti pelatihan eksternal dan internal
implementasi Sistem Jaminan Halal

c. Tugas Tim Manajemen Halal sebagai berikut :


Bagian/Jabatan Tugas Tim Manajemen Halal
Direktur (ketua 1. Bertanggungjawab dalam sosialisasi kebijakan halal
tim) 2. Bertanggungjawab dalam penunjukkan tim manajemen halal
3. Bertanggungjawab dalam pelatihan eksternal/internal
4. Bertanggungjawab dalam audit internal dan pengiriman laporan
berkala ke LPPOM MUI
5. Mengkoordinasikan kaji ulang manajemen
HRD 1. Bertanggung jawab mengelola sarana dan fasilitas di perusahaan
2. Bertanggung jawab mengelola Sumberdaya Manusia di perusahaan
R&D 1. Bertanggungjawab dalam proses seleksi bahan baru
2. Bertanggungjawab dalam proses pengembangan produk
Purchasing 1. Bertanggungjawab dalam proses pembelian bahan baku
2. Membuat dan memperbaharui Daftar Bahan Halal serta memonitoring
masa berlaku dokumen bahan
QA/QC 1. Bertanggungjawab dalam proses pemeriksaan kedatangan bahan
2. Bertanggungjawab dalam pengananan produk yang tidak memenuhi
kriteria (jika terjadi)

2
MAN-SJH-01

Produksi 1. Bertanggungjawab dalam proses produksi halal


2. Bertanggungjawab dalam proses pencucian fasilitas produksi
Gudang 1. Bertanggungjawab dalam proses penyimpanan bahan dan produk jadi
2. Bertanggungjawab dalam proses transportasi bahan dan produk jadi

d. Direktur berkomitmen menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan untuk implementasi SJH.


Sumberdaya yang diperlukan berupa SDM, sarana/fasilitas, dan pembiayaan.

III. Pelatihan
a. Tujuan pelatihan yaitu meningkatkan pemahaman Tim Manajemen Halal tentang
persyaratan sertifikasi halal.
b. Pelatihan dilakukan secara internal dan eksternal.
c. Pelatihan internal dilakukan 1 tahun sekali oleh personel yang sudah mengikuti pelatihan
halal. Pelatihan diikuti oleh seluruh karyawan. Setiap karyawan baru harus mendapatkan
pelatihan internal sebelum mulai bekerja. Materi dan soal tes pelatihan internal sesuai
dengan Lampiran 3 atau dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Daftar hadir pelatihan dan
hasil tes disimpan selama dua tahun sebagai bukti pelatihan internal.
d. Salah satu tim manajemen halal akan mengikuti pelatihan eksternal ke lembaga pelatihan
halal dengan program pelatihan berbasis HAS 23000. Sertifikat pelatihan eksternal disimpan
selama dua tahun sebagai bukti pelatihan eksternal. Pelatihan eksternal dapat diikuti setiap
2 tahun sekali atau sesuai kebutuhan perusahaan.

IV. Bahan
a. Perusahaan hanya menggunakan bahan yang sesuai dengan kriteria SJH dan disetujui oleh
LPPOM MUI untuk menghasilkan produk yang disertifikasi.
b. Perusahaan membuat Daftar Bahan Halal yaitu daftar bahan yang disetujui LPPOM MUI,
yang dapat dilihat pada Lampiran 4.
c. Daftar Bahan Halal digunakan sebagai acuan dalam proses pembelian, pemeriksaan bahan
datang dan proses produksi.
d. Perbaikan Daftar Bahan Halal dilakukan bila terjadi perubahan bahan.
e. Semua bahan dilengkapi dengan dokumen pendukung, kecuali bahan tidak kritis (positive list)
yang tercantum dalam SK LPPOM MUI. Dokumen pendukung dapat berupa Sertifikat halal
atau dokumen lain dari produsen bahan yang menjelaskan sumber bahan.
f. Ketua tim manajemen halal atau wakilnya akan memeriksa masa berlaku Sertifikat halal yang
terdapat di Daftar Bahan Halal setiap bulan. Jika masa berlaku Sertifikat halal akan berakhir
maka dilakukan pemeriksaan masa berlaku Sertifikat halal di website LPPOM MUI
(www.halalmui.org) atau meminta Sertifikat halal terbaru ke supplier. Data Sertifikat halal
terbaru akan dimasukkan ke dalam Daftar Bahan Halal.

V. Produk
a. Perusahaan hanya akan memproduksi produk halal dengan nama produk yang tidak
menggunakan nama yang mengarah pada sesuatu yang diharamkan atau ibadah yang tidak
sesuai dengan syariah Islam, bau/rasa produk tidak mengarah kepada produk haram, bentuk
produk tidak berupa anjing atau babi, serta kemasan produk tidak vulgar.

3
MAN-SJH-01

b. Perusahaan akan membuat Matriks Produk untuk semua produk yang disertifikasi halal
sesuai dengan formula/resep pada proses produksi, yang dapat dilihat pada Lampiran 5.
c. Perusahaan akan mendaftarkan seluruh Produk pangan eceran (retail) dengan merk sama
yang beredar di Indonesia. Untuk produk pangan bukan eceran (non retail) yang mempunyai
merk/brand dan hanya didaftarkan sebagian, maka kami akan mencantumkan logo halal MUI
untuk produk yang disertifikasi

VI. Fasilitas Produksi


a. Fasilitas produksi harus bersih dan terhindar dari kontaminasi bahan najis.
b. Fasilitas produksi mencakup seluruh fasilitas yang digunakan untuk proses produksi seperti
gudang penyimpanan, ruang pencucian, dan ruang produksi, dan outlet.
c. Fasilitas produksi yang kami gunakan untuk menghasilkan produk halal tidak digunakan
untuk menghasilkan produk lain yang mengandung bahan babi.
d. Setiap ada tambahan fasilitas produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk, baik
milik perusahaan sendiri maupun milik pihak lain, maka akan didaftarkan untuk disertifikasi
halal dan menjadi ruang lingkup implementasi Sistem Jaminan Halal.

VII. Prosedur Aktifitas Kritis


Berikut adalah prosedur sederhana yang terkait dengan halal :
Prosedur Langkah Kerja
Pemilihan Bahan 1. Jika produksi produk halal akan menggunakan bahan baru di luar
Baru Daftar Bahan Halal (termasuk bahan lama dengan produsen baru),
maka kami akan mencari bahan positif list atau bahan bersertifikat
halal MUI yang ada di www.halalmui.org.
2. Jika bahan bukan termasuk kategori diatas, maka harus meminta
dokumen bahan ke produsen (dapat berupa pernyataan, spesifikasi,
diagram alir proses) atau Sertifikat Halal dari lembaga yang diakui
MUI, kemudian meminta persetujuan bahan tersebut ke LPPOM MUI.
3. Pengajuan persetujuan ke LPPOM MUI dilakukan melalui Cerol (menu
Inquiry Material Approval) halal_mui_jabar@yahoo.co.id. Bukti
persetujuan bahan baru disimpan setidaknya selama dua tahun.
4. Bahan baru dimasukkan ke dalam Daftar Bahan Halal dan disebarkan
kepada seluruh tim halal. Bahan baru dapat digunakan setelah
mendapatkan persetujuan tertulis dari LPPOM MUI.
Pembelian 1. Melakukan pembelian bahan dengan nama/merk dan produsen sesuai
dengan yang tercantum dalam Daftar Bahan Halal.
2. Bukti pembelian (nota/kuitansi) disimpan setidaknya selama 6 bulan,
kecuali untuk bahan yang jarang dibeli maka disimpan bukti
pembelian terakhir.
Pemeriksaan 1. Memeriksa label bahan pada setiap pembelian atau penerimaan bahan
Bahan Datang untuk memastikan kesesuaian nama bahan, nama produsen dan
negara produsen dengan yang tercantum dalam Daftar Bahan Halal.
Bahan yang boleh digunakan hanya bahan yang namanya, nama
produsen dan negara produsennya sesuai dengan Daftar Bahan Halal.

4
MAN-SJH-01

2. Pemeriksaan label bahan dituliskan dalam form pemeriksaan bahan


seperti pada Lampiran 6.
3. Pengecualian untuk bahan positif list tidak dilakukan pemeriksaan
label bahan.
Produksi 1. Membuat formula/resep produk yang akan menjadi acuan/rujukan
untuk bagian produksi dalam memproduksi produk.
2. Melakukan produksi sesuai dengan formula dan hanya menggunakan
bahan yang tercantum dalam Daftar Bahan Halal. Catatan produksi
disimpan setidaknya selama 6 bulan.
3. Memastikan peralatan produksi dalam keadaan bersih (bebas dari
najis) sebelum digunakan.
Pencucian 1. Peralatan bersih dan kotor dipisahkan
Fasilitas Produksi 2. Melakukan proses pencucian dengan bahan pembersih bebas najis
3. Memastikan proses pencucian menghilangkan kotoran dan najis
Penyimpanan & 1. Menyimpan bahan dan produk di tempat yang bersih dan menjaganya
Transportasi supaya terhindar dari najis.
2. Memastikan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan dan
produk halal dalam kondisi baik dan tidak digunakan untuk
mengangkut bahan/produk lain yang diragukan kehalalannya.
Pengembangan 1. Setiap ada proses pengembangan produk/menu baru akan
Produk Baru didaftarkan untuk disertifikasi ke LPPOM MUI.
2. Jika sertifikat halal sudah keluar, maka akan dilakukan proses
produksi produk/menu baru sesuai dengan formula/resep baku.

VIII. Kemampuan Telusur


Perusahaan menjamin produk yang disertifikasi tertelusur berasal dari bahan yang sudah
disetujui LPPOM MUI (tercantum dalam Daftar Bahan Halal) dan dibuat di fasilitas produksi yang
bebas najis. Kemampuan telusur produk dilakukan melalui catatan pemeriksaan bahan datang
dan catatan produksi.

IX. Penanganan Produk Yang Tidak Memenuhi Kriteria Halal


a. Produk yang tidak memenuhi kriteria adalah produk yang sudah disertifikasi halal yang
dibuat dari bahan yang tidak disetujui (tidak tercantum dalam Daftar Bahan Halal)
dan/atau diproduksi di fasilitas yang tidak bebas najis.
b. Jika ditemukan produk yang tidak memenuhi kriteria halal, maka produk yang dihasilkan
tidak akan dijual ke konsumen. Produk tersebut selanjutnya akan dimusnahkan.
c. Bila produk yang tidak memenuhi kriteria sudah terlanjur dijual, maka produk tersebut akan
ditarik dari pasaran dan selanjutnya akan dimusnahkan.
d. Bukti pemusnahan produk harus disimpan (jika terjadi).

X. Audit Halal Internal


a. Perusahaan akan melakukan audit internal dengan cara memeriksa pelaksanaan SJH dan
mengisi form seperti pada Lampiran 7. Pertanyaan audit internal ditujukan kepada Tim halal
sesuai dengan pembagian tugas Tim halal pada bagian II.
b. Audit internal dilakukan oleh Tim Halal dan tidak boleh mengaudit tugasnya sendiri.

5
MAN-SJH-01

c. Audit internal dilakukan minimal 6 bulan sekali.


d. Jika dalam audit internal ditemukan kelemahan, yaitu ada pertanyaan yang dijawab “tidak”,
maka akan segera dilakukan perbaikan agar kelemahan tersebut tidak terulang. Bukti
perbaikan kelemahan harus disimpan setidaknya selama dua tahun.
e. Bukti pelaksanaan audit internal disimpan setidaknya selama dua tahun.
f. Hasil audit internal dikirimkan ke LPPOM MUI melalui Cerol pada menu Regular Report
halal_mui_jabar@yahoo.co.id.

XI. Kaji Ulang Manajemen


a. Perusahaan akan melakukan rapat kaji ulang manajemen minimal setahun sekali.
b. Rapat kaji ulang manajemen dihadiri oleh pimpinan perusahaan dan Tim Manajemen Halal,
membahas hasil dari audit internal atau hal lain terkait SJH seperti adanya perubahan tim
halal, penambahan produk, pergantian bahan.
c. Hasil rapat kaji ulang manajemen dituliskan dalam form hasil rapat kaji ulang manajemen
seperti pada Lampiran 8.

6
MAN-SJH-01

Lampiran 1. Poster Halal Haram dan Praktek Penerapan SJH

A. Poster Halal Haram

PENGERTIAN HALAL HARAM


Mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal adalah wajib hukumnya bagi orang Islam.
Pengertian halal haram : (i) Halal adalah Boleh. (ii) Haram adalah sesuatu yang dilarang oleh
Allah SWT dengan larangan yang tegas.
Contoh bahan haram : (i) Babi,termasuk seluruh bagian tubuhnya dan produk turunannya
(segar atau olahan), (ii) Khamr (minuman beralkohol), (iii) Hewan sembelihan yang tidak
disembelih sesuai syariat Islam, (iv) Darah, (v) Bangkai, (vi) Bagian dari tubuh manusia, (vii)
Binatang buas, anjing, amfibi.

B. Poster Praktek Penerapan SJH

PRAKTEK PENERAPAN SJH


Menjaga fasilitas/peralatan produksi dalam keadaan bersih sebelum dan sesudah digunakan.
Menjaga kebersihan diri sebelum dan selama bekerja sehingga tidak mengotori produk.
Tidak boleh membawa produk najis/haram di area produksi.
Tidak boleh membawa/memelihara hewan peliharaan di area produksi.
Tidak boleh menggunakan peralatan produksi untuk kepentingan lain.
Menyimpan bahan dan produk di tempat yang bersih dan menjaga agar terhindar dari najis.
Memastikan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut produk halal dalam kondisi baik
dan tidak digunakan untuk mengangkut produk lain yang diragukan kehalalannya.

7
MAN-SJH-01

Lampiran 2. Surat Penetapan Tim Manajemen Halal

SURAT PENETAPAN TIM MANAJEMEN HALAL

Untuk menerapkan Sistem Jaminan Halal dan dalam rangka menjaga konsistensi kehalalan produk,
dengan ini ditunjuk Tim Manajemen Halal sebagai berikut :

No. Nama Jabatan*) Tanda Tangan

1. Linda Ketua Tim

2. Budi, Esa, Sakti R&D

3. Yudi, Abidin, Suyono HRD

4. Deni, Ilman, Dudi QC

5. Didi, Winda, Soleh, Deden, Produksi


Yayuk, Septian

6. Lestari, Sigit, Ikhsan Purchasing

7. Roni, Dery, Marion, Rani Warehouse dan Logistik

Tim Manajemen Halal telah membaca dan memahami Manual SJH serta akan melaksanakan dengan
sungguh-sungguh semua prosedur seperti yang tertulis pada Manual SJH.
Demikian surat penetapan ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Bogor, 23 Agustus 2021


Pimpinan perusahaan,

(Muhammad Abian)

8
MAN-SJH-01

Lampiran 3. Materi Pelatihan Internal dan Soal Tes Pelatihan Internal

MATERI PELATIHAN INTERNAL

A. Pengetahuan Halal Haram


1. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal adalah wajib hukumnya bagi orang Islam.
2. Pengertian halal haram : (i) Halal adalah Boleh. (ii) Haram adalah sesuatu yang dilarang oleh
Allah SWT dengan larangan yang tegas.
3. Contoh bahan haram : (i) Babi,termasuk seluruh bagian tubuhnya dan produk turunannya
(segar atau olahan), (ii) Khamr (minuman beralkohol), (iii) Hasil samping khamr yang
diperoleh hanya dengan pemisahan secara fisik, (iv) Darah, (v) Bangkai, (vi) Bagian dari tubuh
manusia, binatang buas, anjing.

B. Pengetahuan Benda Najis


1. Pengertian najis : (i) Menurut bahasa adalah “setiap yang kotor”, (ii) Menurut syara’ adalah
kotoran yang wajib dihindari dan dibersihkan oleh setiap muslim ketika terkena olehnya.
2. Najis ada tiga: (1) Najis mukhaffafah(najis ringan), yaitu air seni bayi laki-laki sebelum usia
dua tahun yang hanya mengonsumsi ASI, (2) Najis mughallazhah (najis berat), yaitu najis babi,
anjing atau turunan keduanya, dan (3) Najis mutawassithah (najis sedang), yaitu najis kotoran
hewan, khamr (minuman keras)
3. Mutanajjis adalah benda suci yang terkena najis, dapat berupa bahan, produk atau peralatan
produksi. Benda mutanajjis dapat menjadi suci kembali setelah dicuci secara syar’i.
4. Pencucian benda mutanajjis padat yang terkena najis mutawassithah secara syar’i yaitu
dengan mengucurinya dengan air atau mencucinya di dalam air yang banyak (direndam)
hingga hilang rasa, bau dan warna dari bahan najisnya.
5. Pencucian benda mutanajjis padat yang terkena najis mughallazhah secara syar’i yaitu dicuci
tujuh kali dengan air dan salah satunya dengan tanah atau bahan lain yang mempunyai
kemampuan menghilangkan rasa, bau dan warna.

C. Pengetahuan Sertifikasi Halal


1. Sertifikat halal produk di Indonesia dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) setelah
audit dilakukan oleh Lembaga Pengkajian Makanan, Obat dan Kosmetika (LPPOM MUI).
2. Perusahaan yang telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI harus menjaga kehalalan
produknya dengan cara menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH).
3. Logo halal tidak boleh digunakan oleh perusahaan jika tidak memiliki sertifikat halal MUI.

D. Penerapan Sistem Jaminan Halal (SJH)


1. Inti dari penerapan SJH adalah membuat kebijakan halal, membentuk tim manajemen halal
dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh semua prosedur operasional yang tercantum
dalam Manual SJH.
2. Kebijakan halal adalah komitmen perusahaan untuk menghasilkan produk halal, dengan
hanya menggunakan bahan yang telah disetujui oleh LPPOM MUI dan diproduksi dengan
menggunakan peralatan yang bebas dari najis.
3. Bahan yang telah disetujui oleh LPPOM MUI tercantum dalam Daftar Bahan Halal.

9
MAN-SJH-01

4. Membeli bahan dengan nama/merk dan produsen sesuai dengan yang tercantum dalam
Daftar Bahan Halal.
5. Jika akan menggunakan bahan baru di luar Daftar Bahan Halal (termasuk bahan lama dengan
produsen baru), akan meminta persetujuan penggunaan bahan tersebut ke LPPOM MUI.Bahan
bersertifikat halal MUI yang ada di www.halalmui.org dan bahan tidak kritis yang tercantum
dalam Lampiran 5 maka tidak dilakukan persetujuan bahan baru ke LPPOM MUI. Bahan baru
selanjutnya dimasukkan ke dalam Daftar Bahan Halal.
6. Memeriksa label bahan pada setiap pembelian bahan atau penerimaan bahan untuk
memastikan kesesuaian nama bahan, nama produsen dan negara produsen dengan yang
tercantum dalam Daftar Bahan Halal. Bahan yang boleh digunakan hanya bahan yang
namanya, nama produsen dan negara produsennya sesuai dengan Daftar Bahan Halal.
7. Dalam proses produksi hanya menggunakan bahan dengan nama/merk dan produsen seperti
yang tercantum dalam Daftar Bahan Halal.
8. Menjaga semua fasilitas dan peralatan produksi dalam keadaan bersih (bebas dari najis)
sebelum dan sesudah digunakan.
9. Setiap pekerja menjaga kebersihan diri sebelum dan selama bekerja sehingga tidak mengotori
produk yang dihasilkan.
10. Setiap pekerja tidak boleh membawa produk tidak halal di area produksi.
11. Setiap pekerja tidak boleh membawa/memelihara hewan peliharaan di area produksi.
12. Setiap pekerja tidak boleh menggunakan peralatan produksi untuk kepentingan lain, misalnya
untuk memasak karyawan atau menyimpan produk tidak halal milik karyawan.
13. Menyimpan bahan dan produk di tempat yang bersih dan menjagaagar terhindar dari najis.
14. Memastikan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut produk halal dalam kondisi baik
dan tidak digunakan untuk mengangkut produk lain yang diragukan kehalalannya.
15. Mendaftarkan setiap ada produk baru retail (eceran) dengan merk yang sama untuk
disertifikasi halal sebelum dipasarkan.
16. Memastikan produk halal tidakmenggunakan nama yang mengarah pada sesuatu yang
diharamkan atau ibadah yang tidaksesuai dengan syariah Islam, dan tidak
memilikikecenderungan bau atau rasa yang mengarah kepada produk haram; misalnya coklat
Valentine, mie setan, minuman rasa bir, roti rasa daging babi, pasta bikini.
17. Mendaftarkan setiap ada penambahan fasilitas produksi baru untuk disertifikasi halal.

SOAL TES PELATIHAN INTERNAL

1. Contoh bahan haram yaitu …


2. Dalam proses produksi produk halal hanya menggunakan bahan dengan nama/merk dan
produsen seperti yang tercantum dalam …
3. Jika akan menggunakan bahan baru di luar Daftar Bahan Halal (termasuk bahan lama dengan
produsen baru), akan meminta persetujuan penggunaan bahan tersebut ke …
4. Pada proses produksi, semua fasilitas produksi dan peralatan harus dalam keadaan …
5. Audit internal dilakukan minimal … kali dalam setahun.

10
MAN-SJH-01

Lampiran 4. Daftar Bahan Halal


DAFTAR BAHAN HALAL
Nama perusahaan : PT XYZ
Kelompok produk : AMDK

Dokumen Sertifikat Halal

Pemasok
Nama/Merk/ Dokumen
No Produsen Negara Lembaga Keterangan
Kode Bahan Masa Lain
Penerbit Nomor
Berlaku

BAHAN BAKU DAN BAHAN TAMBAHAN

1 Air Mata air Positive list


(Milik material
sendiri) Indonesia - - - - - mengacu pada
kebijakan MUI
No SK 07

BAHAN PENOLONG

1 Zeolit PT. Positive list


AQUATECH material
INDONESIA Indonesia - - - - - mengacu pada
kebijakan MUI
No SK07

2 Pasir silika PT. Positive list


AQUATECH material
INDONESIA Indonesia - - - - - mengacu pada
kebijakan MUI
No SK07

3 Karbon PT.
2023-04-
aktif Habinaya Indonesia - MUI 01171159961215 -
06
Eco Energi

BAHAN KEMASAN

1 Plastik PT
2023-
(botol, cup, Namasindo Indonesia MUI 09700015150321 -
03-22
straw) Plas

2 Galon PT. Hanja 2022-01-


Indonesia MUI 00170101470120 -
Prima Loka 07

Daftar Bahan Halal ini dibuat sebenar-benarnya sesuai dengan seluruh bahan yang digunakan
pada proses produksi.

Bogor, 23 Agustus 2021


Dibuat oleh, Disetujui oleh,

(Linda) (Muhammad Abian)


Ketua Tim Halal Pimpinan Perusahaan

11
MAN-SJH-01

Lampiran 5. Matriks Produk

MATRIKS PRODUK
Nama perusahaan : PT XYZ
Kelompok produk : AMDK

Nama Produk
No Bahan
Segar®
1 Air v
2 Zeolit v
3 Pasir silika v
4 Karbon aktif v

Lampiran 6. Format Form Pemeriksaan Bahan

FORM PEMERIKSAAN BAHAN

No Tanggal Nama/Merk/Kode Nama & Lokasi Ada di Daftar Bahan


Paraf
. datang/beli Bahan Produsen Halal? (Ya/Tidak)
1

12
MAN-SJH-01

Lampiran 7. Daftar Pertanyaan untuk Audit Internal

Tanggal audit :
Auditor :
Auditi :

HASIL AUDIT
NO PERTANYAAN YA TIDA KETERANGAN
K
1. Apakah kebijakan halal telah dijelaskan pada
semua karyawan ?
2. Apakah ada bukti sosialisasi kebijakan halal ?
(daftar hadir sosialisasi)
3. Apakah tersedia poster kebijakan halal dan
edukasi halal di kantor, area produksi dan gudang?
4. Apakah ketua/anggota Tim Manajemen Halal telah
mengikuti pelatihan eksternal setidaknya sekali
dalam dua tahun?
5. Apakah ada bukti pelatihan eksternal (sertifikat
pelatihan) ?
6. Apakah pelatihan internal kepada semua
karyawan, termasuk karyawan baru, dengan
materi seperti tercantum dalam Lampiran 3 telah
dilaksanakan setidaknya setahun sekali ?
7. Apakah ada bukti pelatihan internal (daftar hadir
pelatihan) ?
8. Apakah Daftar Bahan dengan format seperti pada
Lampiran 4 telah dibuat ?
9. Apakah nama/merk bahan dan nama produsen
bahan yang dibeli sesuai dengan yang tercantum
dalam Daftar Bahan Halal ?
10. Apakah bukti pembelian (nota/kuitansi) dan
contoh label kemasan (jika ada) selalu disimpan
setidaknya selama 6 bulan ?
11. Apakah setiap ada bahan baru selalu dimintakan
persetujuan ke LPPOM MUI sebelum digunakan?
(kecuali bahan tidak kritis dan bahan bersertifikat
halal MUI yang ada di www.halalmui.org)
12. Apakah bukti persetujuan penggunaan bahan baru
dari LPPOM MUI selalu disimpan setidaknya
selama dua tahun ?

13
MAN-SJH-01

13. Apakah dilakukan pemeriksaan label bahan pada


setiap pembelian atau penerimaan bahan ?
(kecuali bahan tidak kritis)
14. Apakah hasil pemeriksaan menunjukkan informasi
nama bahan dan produsen yang tercantum di label
sesuai dengan Daftar Bahan Halal ?
15. Apakah ada formula/resep produk baku (untuk
produk yang memiliki formula) ?
16. Apakah bahan yang digunakan dalam produksi
hanya bahan yang tercantum dalam Daftar Bahan ?
17. Apakah formula produk yang digunakan pada
proses produksi mengacu pada formula baku ?
18. Jika terlanjur ada penggunaan bahan yang tidak
tercantum dalam Daftar Bahan Halal, apakah
produk yang dihasilkan tidak akan dijual ke
konsumen dan dimusnahkan ?
19. Apakah semua fasilitas dan peralatan produksi
selalu dalam keadaan bersih (bebas dari najis)
sebelum dan sesudah digunakan ?
20. Apakah bahan dan produk selalu disimpan di
tempat yang bersih dan terhindar dari najis?
21. Apakah kendaraan yang digunakan untuk
mengangkut produk halal dalam kondisi baik dan
tidak digunakan untuk mengangkut produk lain
yang diragukan kehalalannya ?
22. Apakah setiap ada produk baru dengan merk yang
sama selalu disertifikasi halal sebelum dipasarkan?
23. Apakah setiap ada penambahan fasilitas produksi
baru selalu didaftarkan untuk disertifikasi ?
24. Apakah telah dilakukan audit internal setiap enam
bulan sekali dengan cara memeriksa pelaksanaan
seluruh prosedur operasional ? *
25. Apakah audit internal dilakukan oleh ketua/
anggota Tim Manajemen Halal yang sudah
mengikuti pelatihan ? *
26. Apakah ada bukti pelaksanaan audit internal? *
27. Apakah hasil audit internal telah dibahas dalam
rapat kaji ulang manajemen yang dihadiri oleh
ketua dan anggota Tim Manajemen Halal ? *
28. Jika dalam audit internal ditemukan kelemahan,
yaitu ada pertanyaan yang dijawab “tidak”, apakah
segera dilakukan perbaikan agar kelemahan
tersebut tidak terulang ? *

14
MAN-SJH-01

29. Jika dalam audit internal ditemukan kelemahan,


apakah ada bukti pelaksanaan perbaikan ? *
30. Apakah ada bukti pelaksanaan rapat kaji ulang
manajemen ? *
31. Apakah form hasil audit internal yang telah terisi
telah dikirimkan ke LPPOM MUI melalui Cerol? *

15
MAN-SJH-01

Lampiran 8. Format Hasil Rapat Kaji Ulang Manajemen

No
Pembahasan Kaji Ulang Uraian Diskusi Perbaikan (jika ada)
.

16
MAN-SJH-01

PEDOMAN PENGISIAN TEMPLATE MANUAL SJH

Template Manual SJH merupakan format Manual SJH yang dibuat LPPOM MUI khusus untuk perusahaan kecil.
Perusahaan diharapkan dapat memahami isi template Manual SJH agar dapat diterapkan di perusahaan.
Perhatikan huruf yang berwarna merah agar disesuaikan dengan kondisi di perusahaan.
Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Manual SJH:
1. Informasi Umum Perusahaan pada Pendahuluan:
a. Isi data sesuai dengan perusahaan yang mengajukan sertifikasi halal.
b. Jika lokasi pabrik atau fasilitas (dapur/outlet restoran) berbeda dengan lokasi perusahaan, dapat
ditambahkan sesuai dengan alamat pabrik dan dapur/outlet.
2. Kriteria Sistem Jaminan Halal:
a. Kebijakan Halal: Isi “….........., ..........................” dengan tempat dan tanggal/bulan/tahun sesuai dengan
waktu penetapan Kebijakan Halal. Contoh : Bogor, 5 Januari 2014
b. Tim Manajemen Halal: disesuaikan dengan kondisi perusahaan. 1 orang tim halal bisa merangkap
beberapa posisi.
c. Fasilitas produksi: disesuaikan dengan apa saja fasilitas yang digunakan pada produksi halal.
d. Prosedur aktivitas kritis: disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Persetujuan bahan baru di LPPOM
MUI Provinsi disesuaikan dengan provinsi dimana dilakukan pendaftaran sertifikasi halal.
e. Laporan berkala audit internal di LPPOM MUI Provinsi disesuaikan dengan provinsi dimana dilakukan
pendaftaran sertifikasi halal.
3. Lampiran Manual SJH:
a. Ada 2 jenis lampiran: (i) Lampiran default dari template Manual SJH sebagai bahan rujukan tetapi dapat
dimodifikasi oleh perusahaan; (ii) Lampiran tambahan jika ada dokumen yang ingin dilampirkan oleh
perusahaan, misalnya Daftar Bahan, jadwal pelatihan, jadwal audit internal, jadwal kaji ulang
manajemen, daftar bahan baru.
b. Lampiran 1: perusahaan dapat memodifikasi isi poster sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
c. Lampiran 2: isi nama lengkap, jabatan di perusahaan serta ditandatangani. Jabatan dapat dirangkap,
misalnya 1 orang merangkap sebagai Ketua Tim, R&D dan Pembelian.
d. Lampiran 3: tidak ada yang perlu diisi. Perusahaan dapat melengkapi materi pelatihan dengan
pengetahuan SJH lain yang dianggap perlu untuk diketahui oleh karyawan.
e. Lampiran 4: isi data bahan yang digunakan untuk seluruh produk yang disertifikasi.
f. Lampiran 5: isi sesuai formula/resep produk.
g. Lampiran 6: isi form pemeriksaan bahan setelah bahan dibeli atau bahan diterima dari supplier.
Pastikan bahan sesuai dengan yang terdapat di Daftar Bahan Halal. Jika tidak sesuai, maka lakukan
evaluasi bahan baru mengikuti prosedur Pemilihan Bahan Baru.
h. Lampiran 7: daftar pertanyaan pada saat audit internal. Perusahaan dapat memodifikasi daftar
pertanyaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
i. Lampiran 8: isi form sesuai dengan pembahasan pada rapat kaji ulang manajemen.

17
MAN-SJH-01

FORM LAIN2 (Contoh Saja)

LAPORAN PEMUSNAHAN BARANG/PRODUK

No Nama Produk Kode/Tgl Jumlah Penyebab Tgl Penanggungjawab


Produksi Pemusnahan

LAPORAN TINDAK LANJUT AUDIT

Tanggal Audit :
No Temuan Penyebab Tindak Penanggungjawab Status
Lanjut (Selesai/Proses)

DAFTAR HADIR KAJI ULANG MANAJEMEN

Tanggal Kaji Ulang :


No Nama Jabatan/Bagian Paraf

18

Anda mungkin juga menyukai