Anda di halaman 1dari 5

TUGAS II

PRAKTIKUM MANAJEMEN HALAL

Disusun oleh :

Kelompok 6

1. Dea Safitri (1920264)


2. Ibnu Bayuseno (1920273)
3. Ivan Dwi Nugroho (1920276)
4. Muhammad Farid Hidayat (1920287)
5. Sariva Medina (1920303)
6. Suci Nur Fitriyani (1920305)

Kelas: 2E PMIP
KEBIJAKAN HALAL PT. BERKAH ABADI

PT. Berkah Abadi berkomitmen hanya akan memproduksi produk makanan yang halal menurut
Syariat Islam secara konsisten dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen termasuk konsumen
muslim. Dengan menerapkan tahapan-tahapan proses produksi yang aman, berkualitas dan memenuhi
Syariat Islam sesuai dengan ketetapan MUI.

Dengan kebijakan ini makan PT. Berkah Abadi menjamin:

1. Menjamin seluruh bahan yang digunakan dalam pembuatan produk-produk kami adalah halal.
2. Menjamin sistem produksi adalah bersih sesuai dengan Syariat Islam yang telah ditetapkan
berdasarkan ketetapan MUI.
3. Melatih, mengembangkan dan melibatkan seluruh stakeholder perusahaan guna memahami
Sistem Jaminan Halal.
4. Menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk penyusunan, penerapan dan perbaikan
berkelanjutan Sistem Jaminan Halal.
5. Melakukan sosialisasi kebijakan halal ke seluruh pemangku kepentingan (stakeholder)
perusahaan melalui media sosialisasi seperti pelatihan, briefing, memo internal, spanduk, poster,
atau bentuk sosialisasi lain yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
6. Menjamin seluruh produk akhir PT. Berkah Abadi yang dipasarkan di Indonesia telah
tersertifikasi halal.
7. Melakukan perbaikan berkesinambungan terhadap pelaksanaan sistem jaminan halal.

Bogor, 17 November 2020

Pimpinan Perusahaan

Farid
(Muhammad Farid Hidayat)
Prosedur Pelaksanaan Pelatihan

1. Latar belakang

Produk halal menjadi gelombang baru dalam percaturan bisnis internasional pada satu
dekade terakhir ini. Perkembangan tersebut terus meningkat, bukan hanya nilai bisnisnya,
tetapi juga penyebaran wilayahnya yang semakin luas dan sudah mencakup lima benua.
Seiring dengan peningkatan jumlah konsumen muslim dan peningkatan taraf ekonomi serta
tingkat pendidikannya, maka trend permintaan terhadap produk halal pun akan terus
meningkat. Peningkatan tersebut menjadi sebuah peluang sekaligus juga tantangan bagi para
pengusaha dan produsen untuk memenuhi standar kehalalan tersebut. Tentu saja dibutuhkan
kemauan yang kuat dari pengusaha, pengetahuan yang memadai mengenai sistem
berproduksi yang halal, pengetahuan bahan-bahan halal, sistem jaminan halal serta segala
sesuatu yang terkait dengannya. Perubahan dan perkembangan usaha pada produsen pangan
dapat terjadi secara dinamis dan cepat. Oleh karena itu perlu sistem yang dapat menjamin
kehalalalan dari produk yang dihasilkan. Sistem Jaminan Halal (SJH) ini merupakan sistem
yang disiapkan dan dilaksanakan untuk perusahaan pemegang sertifikat halal yang bertujuan
untuk menjamin proses produksi dan produk yang dihasilkan adalah halal sesuai dengan
aturan yang digariskan oleh MUI. SJH ini harus menjadi bagian dari komitmen dan kebijakan
perusahaan mulai dari level tertinggi hingga level terendah di perusahaan, terlebih lagi
dengan pemberlakuan SJH untuk semua perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka perlu
diadakannya pelatihan Sistem Jaminan Halal untuk Auditor Halal Internal di perusahaan,
baik bagi perusahaan yang telah menyusun manual SJH maupun yang sedang atau akan
mengimplementasikannya di perusahaan

2. Tujuan

Setelah mengikuti pelatihan ini para peserta diharapkan memiliki :  Peningkatan


kompetensi, pengetahuan, keterampilan, sikap dan komitmen terhadap kehalalan produk melalui
penerapan sistem jaminan halal.  Kemampuan untuk menyusun manual sistem jaminan halal di
perusahaan.  Kemampuan untuk merencanakan dan mengimplementasikan sistem jaminan
halal melalui proses manajemen yang efektif dan efisien;  Kemampuan untuk monitoring dan
mengevaluasi penerapan sistem jaminan halal pada produk yang dihasilkan.
3. Outline Materi Pelatihan

Topik-topik yang dibahas pada pelatihan ini :


A. Materi Umum
a) Sistem Jaminan Halal dalam Kebijakan Strategis Perusahaan
b) Paradigma Sistem Jaminan Halal dan Etika Bisnis
c) Sistem Jaminan Halal sebagai salah satu Strategi Implementasi Good
Corporate Governance/ Citizenship.
d) Reputasi sertifikasi halal Indonesia di mata dunia.
e) Fatwa-fatwa terbaru tentang produk halal

B. Materi Inti
1) Teknik Penyusunan manual SJH
a) a.Penulisan kebijakan halal dan tujuan SJH
b) b.Penyusunan Struktur Manajemen Halal serta Tugas dan Tanggung Jawab
masing-masing bagian
c) c.Penyusunan Panduan Halal dan Pengetahuan Bahan halal
d) d.Penetapan Titik Kritis Keharaman Bahan dan Penyusunan Matriks Bahan
e) e.Penyusunan SOP Halal
f) f. Penyusunan Acuan Teknis Pelaksanaan SJH
g) g. Perencanaan Sistem Administrasi dan Dokumentasi Halal
h) h. Perencanaan Sosialisasi dan Pelatihan SJH
i. Perencanaan Komunikasi internal dan eksternal
i) j. Perencanaan Tindakan Perbaikan dan Kaji Ulang Manajemen

2) Audit manual SJH (on desk)


3) Studi kasus implementasi SJH di perusahaan.

4. Pelaksana Pelatihan
1. Pelaksana Pelatihan
Pusat Pelatihan dan Informasi Halal (PPIH) Lembaga Pengkajian Pangan Obat-
obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI)
2. Fasilitator
a) Ir. Nur Wahid, M.Si
b) Ir. Aji Jumiono, M.Si (Asisten)
3. Narasumber
a) Dr. Ir. H. M. Nadratuzzaman Hosen Direktur LPPOM MUI
b) Dr. Ir. Hj. Anna P. Roswiem, MS Wakil Direktur Bidang Pelatihan,
Sosialisasi dan Riset LPPOM MUI

 Tim Auditor Halal LPPOM MUI :


a) Dr. Ir. Hj. Mulyorini. R. Hilwan, MS
b) Ir. H. Lukmanul Hakim, M.Sc
c) - Ir. Hj. Muti Arintawati, MS
d) Ir. Sumunar Jati
e) Ir. Hendra Utama

5. Tempat
Pusat Pelatihan dan Informasi Halal (PPIH) d/a : Gedung Aisjah Center Jl. P.
Assogiri Kav. 93 No. C1-2 Komp.Tanah Baru Indah, Tanah Baru – Bogor

6. Kapasitas max peserta pelatihan :


Untuk menjaga efektifitas pelatihan, maka pendaftaran ditutup jika peserta telah
mencapai 30 orang. Calon peserta yang belum berkesempatan dapat mengikuti
pelatihan ini pada gelombang berikutnya.

7. Metode Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan dengan pendekatan “Participatory Andragogy”

Anda mungkin juga menyukai