Anda di halaman 1dari 7

SISTEM JAMINAN HALAL (SJH)

HAS : 1Halal Is My LifeLPPOM MUI (Hj. LILIK FATMAWATI, S.TP., M.A.P)

2  Tujuan :Peserta memahami Kriteria Sistem Jaminan Halal (HAS : 1)DEFINISISistem Jaminan
Halal (SJH): sistem manajemen terintegrasi yang disusun, diterapkan dan dipelihara untuk
mengatur bahan, proses produksi, produk, sumber daya manusia dan prosedur dalam rangka
menjaga kesinambungan proses produksi halal sesuai dengan persyaratan LPPOM MUI.Kriteria
SJH: kalimat yang menjelaskan persyaratan yang harus dipenuhi dalam rangka menerapkan
SJH sehingga dihasilkan produk halal secara konsisten

3  LPPOM MUI tidak dapat mengawasi setiap saat


LATAR BELAKANGMasa berlaku sertifikat halal adalah dua tahunPerubahan dan
perkembangan usaha terjadi secara dinamis dan cepatLPPOM MUI tidak dapat mengawasi
setiap saatPerlu sistem yang dapat menjamin terlaksananya produksi halalPerubahan sangat
mungkin terjadi

4  Bagaimana meyakinkan Masyarakat bahwa produk Konsisten halal selama masa


berlaku sertifikat halal?

5  Kriteria Sistem Jaminan Halal :


Kebijakan HalalTim Manajemen HalalPelatihan and EdukasiBahanProdukFasilitas ProduksiPra-
SyaratIsiProsedur Tertulis untuk Aktifitas KritisKemampuan TelusurPenanganan Produk yang
Tidak Memenuhi KriteriaProsedurAudit InternalKaji Ulang ManajemenEvaluasi

6  KEBIJAKAN HALALKebijakan halal: Komitmen tertulis untuk menghasilkan produk halal


secara konsisten, sesuai dengan proses bisnis perusahaanManajemen puncak harus
menetapkan kebijakan halalManajemen puncak: tingkatan manajemen tertinggi yang memiliki
tanggung jawab terhadap keseluruhan kegiatan di pabrik/perusahaanKebijakan halal dapat
ditulis terintegrasi dengan kebijakan sistem yanglain, seperti kebijakan mutu atau keamanan
pangan

7  Kebijakan Halalb. Kebijakan halal harus didiseminasikan/disebarkan kepadamanajemen, tim


manajemen halal, karyawan dan pemasok.Cara diseminasi kebijakan dapat ditentukan sendiri
oleh perusahaan, misalnya melalui pelatihan, briefing, pemasangan poster, banner, pencetakan
buku saku atau melalui .c. Bukti diseminasi kebijakan halal harus dipelihara  harustersedia saat
auditContoh: daftar hadir pelatihan, notulen briefing karyawan, pemasangan poster, banner,
buku saku, daftar , dll

8  TIM MANAJEMEN HALALSekelompok orang yang bertanggung jawab terhadap


perencanaan, implementasi, evaluasi dan perbaikan SJH di perusahaanManajemen puncak
harus menetapkan tim manajemen halal dengan disertai bukti tertulisBukti dapat berupa surat
keputusan, surat pengangkatan atau bentuk penetapan lain yang berlaku di
perusahaanMencakup semua bagian yang terlibat dalam aktivitas kritis

9  PELATIHANKegiatan peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk mencapai


tingkat kompetensi yang diinginkanKATEGORI PELATIHAN:Pelatihan eksternal: pelatihan HAS
yang diselenggarakan oleh atau atas nama LPPOM MUIPelatihan internal: pelatihan HAS yang
diselenggarakan oleh internal perusahaan

10  Pelatihan (Lanjutan)Pelatihan eksternal harus diikuti oleh salah satu tim manajemen halal
setidaknya sekali dalam dua tahunPelatihan internal harus dilaksanakan setidaknya setahun
sekali
11   menu tersebut dimasukkan sebagai bahan
Bahan mencakup bahan baku (raw material), bahan tambahan (additive) & bahan penolong
(processing aid)Khusus untuk restoran/katering, jika ada menu konsinyasi/titipan, menu rekanan,
dan menu yang dibeli dari pihak lain (misal AMDK, soft drink, es krim) menu tersebut
dimasukkan sebagai bahan

12  IV. BAHANSemua bahan harus memenuhi ketentuan Halal Bahan-bahan tersebut


adalah:Bahan bukan dari babi dan tidak mengandung bahan dari babi dan turunannya.Bahan
bukan khamr (minuman beralkohol) dan tidak mengandung Khamr dan turunannya yang
diperoleh melalui pemisahan secara fisik.Bahan bukan darah, bangkai, dan bagian dari tubuh
manusia dan tidak mengandung darah, bangkai dan bagian dari tubuh manusia

13  IV. BAHAN (Lanjutan)Bahan tidak diproduksi dari fasilitas yang dipergunakan untuk produk
yang menggunakan babi atau turunannya.Bahan tidak bercampur dengan bahan haram dan
najis.Untuk sesuai syariat Islam (dibuktikan dengan sertifikat halal yang valid).Perusahaanbahan
turunan hewani  harus dari hewan halal yang disembelih harus menjamin semua bahan yang
digunakan adalah halal

14  Catatan PentingSuatu bahan tidak selalu harus dilengkapi dengan sertifikat halal sebagai
standar persetujuannya

15  ProdukProduk pada industri pengolahan: produk yang didaftarkan untuk sertifikasi halal, baik
berupa produk retail, non retail, produk akhir, produk antara (intermediet)Produk pada
restoran/katering: semua menu yang disajikan, baik dibuat sendiri oleh perusahaan maupun
menu yang dibeli dari pihak lain (menu titipan, rekanan), termasuk menu musiman dan menu
ekstra

16  Produk KosmetikProduk kosmetik yang mengklaim tahan air (waterproof) harus lulus uji
analisa laboratorium daya tembus air.Produk kosmetik yang tidak tembus air dapat disertifikasi
dengan syarat: (i) Produk yang penggunaannya terbatas waktunya, seperti sunblock khusus
untuk berenang, (ii) Perusahaan harus memberikan catatan cara penggunaan bagi pengguna
yang akan beribadah shalat ketika menggunakan kosmetika tersebut, misalnya dengan
membuat leaflet khusus, penulisan di kemasan atau pembedaan warna kemasan. Penempatan
harus jelas dan mencolok termasuk di box kemasan.

17  Produk yang dikemas ulang (repacked) atau diberi label ulang (relabeled)
Dapat diajukan untuk disertifikasi dengan syarat produk tersebut bersertifikat halal MUI atau
produk termasuk kategori produk tidak beresiko (No Risk)Catatan: Dapat disertifikasi bersamaan
dengan produk asalnya jika produk asal tidak bersertifikat halal MUI atau produk bukan termasuk
kategori produk tidak beresiko (No Risk)

18  Pendaftaran Fasilitas Produksi


Semua fasilitas produksi harus didaftarkan dalam aplikasi sertifikasi:Industri pengolahan 
semua pabrik yang menghasilkan produk yang didaftarkan dan dipasarkan di Indonesia, baik
milik sendiri atau pihak lain.Untuk produk retail  pabrik yang menghasilkan produk dengan
merk/ brand yang sama yang dipasarkan di Indonesia.Untuk produk non retail  pabrik yang
menghasilkan produk yang dipasarkan di IndonesiaRestoran  dapur (pusat/cabang), outlet,
gudang (pusat/cabang), termasuk fasilitas yang digunakan untuk membuat menu konsinyasi
atau menu yang dibeli yang belum memiliki sertifikat halalKatering  dapur (pusat/cabang),
gudang (pusat/cabang), termasuk fasilitas yang digunakan untuk membuat menu rekanan atau
menu yang dibeli yang belum memiliki sertifikat halal

19  Prosedur Tertulis Aktivitas Kritis


Seleksi Bahan BaruPembelian BahanPengembangan Produk BaruPemeriksaan Bahan
DatangProduksiPencucian Fasilitas ProduksiPenyimpanan dan Penanganan Bahan &
ProdukTransportasiPemajangan (Display) dan PenyajianPengembangan Dapur/Outlet
BaruAturan PengunjungAturan KaryawanKhusus restoran & katering

20  Kemampuan TelusurPerusahaan harus mempunyai prosedur tertulis yang menjamin


ketertelusuran produk yang disertifikasi.Maksud ketertelusuranSelalu dapat dibuktikan bahwa
produk yang disertifikasi berasal dari bahan yang disetujui dan diproduksi di fasilitas yang
memenuhi kriteria.

21  Penanganan Produk yang Tidak Memenuhi Kriteria


Perusahaan harus mempunyai prosedur untuk menangani produk yang tidak memenuhi
kriteria.Prosedur harus memuat definisi yang tepat tentang produk ini dan cara menanganinya.

22  10. Audit Internal“Verifikasi pemenuhan 11 kriteria yang dilakukan oleh auditor dari internal
perusahaan”Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis audit internal.Audit internal harus
dilakukan setidaknya dua kali dalam setahun.

23  Kaji Ulang Manajemen (Management Review)


Kaji ulang manajemen: evaluasi efektifitas pelaksanaan sistem jaminan halal yang dilakukan
oleh manajemenPerusahaan harus mempunyai prosedur tertulis kaji ulang manajemen  kaji
ulang manajemen harus dilakukan setidaknya sekali dalam setahun

PERSYARATAN & PROSEDUR


SERTIFIKASI HALALHalal Is My LifeLPPOM MUI (Hj. LILIK FATMAWATI, S.TP., M.A.P)

2  yes! no! HALAL HARAM Mari Mengkonsumsi Makanan & Minuman


Halal dan ThayyibLembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan KosmetikaMajelis Ulama
Indonesia ( LPPOM MUI )

3  MENGAPA HALAL PENTING ?

4  Halal-Haram adalah bagian dari ajaran Islam


Aturan Halal-Haram tercantum dengan jelas dalam Al-Quran dan Al-HaditsMenerapkan aturan
halal-haram adalah wajib bagi seluruh muslim

5  MENGAPA PERLU SERTIFIKAT HALAL?

6  DENGAN SERTIFIKAT HALAL :


Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Produk(Pangan, Obat, Kosmetik,
Dll)Memperluas Cakupan PemasaranPemenuhan Aspek Legalitas ProdukMemotivasi Produsen
Dalam Meningkatkan Mutu (Halal & Thoyib)

7  Kebutuhan Pasar HalalPopulasi muslim di dunia: 28,68% dari populasi dunia atau 2,18 miliar
(muslimpopulation.com, 2017)Populasi muslim di Indonesia 87,18% dari penduduk Indonesia
(sensus 2010) → populasi muslim terbesar di duniaTren Wisata Halal yang mulai menduniaHalal
menjadi issue yang sangat sensitif di IndonesiaSertifikat Halal merupakan nilai tambah bagi
keunggulan produk suatu industriMenghadapi UU JPH
8  KONSEP HALAL-HARAM-NAJIS-THOYIB

9  Pengertian :HALALSesuatu yang dibolehkan menurut ketentuan Syariat


Islam.HARAMSesuatu yang Allah SWT melarang untuk dilakukan dengan larangan yang
tegas.NAJISSesuatu yang kotor menurut ketentuan syariat IslamTHOYIBSesuatu yang baik, suci
/ bersih, lezat

10  Jenis Makanan/Minuman yang Diharamkan


Bangkai, Darah, Daging Babi, Hewan yg disembelih dgn menyebut nama selain AllahBinatang
BuasKhamrPengecualian : Ikan  Halal

11  Bangkai (hewan mati tanpa disembelih)


yang diharamkan?Bangkai (hewan mati tanpa disembelih)Hewan halal yang disembelih tidak
sesuai ketentuan IslamDarahDaging babiMinuman beralkohol (khamr)

12  11/19/18

13  11/19/18

14  11/19/18

16  Gambar 5. Contoh Ayam Tiren


11/19/18

17  Perbuatan Hukum Benda Halal / Haram


Hukum asal perbuatan adalah terikat dengan hukum syara.(wajib, sunnah, mubah, makruh,
haram)HukumHalal / HaramBendaHukum asal benda adalah mubah (boleh)selama tidak ada
dalil yang mengharamkan.(Halal - Haram)

18  Mengapa makanan harus halal dan baik?


Secara Biologis, makanan yang masuk tubuh akan dicerna, diserap gizinya, dan diedarkan ke
seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, untuk: membentuk struktur tubuh
dan menghasilkan energi tenaga untuk aktivitas (Buckle, et al., 1985).

19  Makanan apa yang kita konsumsi tiap hari


HALAL & THOYIBKAH ????

20  Prof. KH. Ibrahim Hosen, LML (Ketua Komisi Fatwa MUI 1980 – 2000)
“Jika suatu Produk telah bersentuhan dengan teknologi dan sudah tidak nampak lagi bentuk asli
dari bahan tersebut, maka produk tersebut dapat dikategorikan sebagai produk yang syubhat
(samar)”Prof. KH. Ibrahim Hosen, LML(Ketua Komisi Fatwa MUI 1980 – 2000)

21  Produk Olahan Teknologi adalah Syubhat

23  BAGAIMANA MAKANAN MASA KINI ?


butuh yang mudah disajikanButuh yang berpenampilan menimbulkan selera, bertahan segar
dengan warna, aroma, rasa, dan tekstur yang diinginkan.IPTEKBAHAN TAMBAHAN
PANGANPERLUSERTIFIKASI HALAL23

24  Mengapa BTP Sering Ditambahkan ke Dalam Pangan?


Mengawetkan makananMembentuk makananMemberikan warnaMeningkatkan kualitas
panganMenghemat biayaMemperbaiki teksturMeningkatkan Cita rasaMeningkatkan stabilitas
25  Sekilas MUI dan LPPOM MUI
Majelis Ulama Indonesia merupakan induk organisasi Islam di Indonesia (+ 63 Ormas
Islam)LPPOM MUILembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika - Majelis Ulama
Indonesia Institusi yang dibentuk oleh MUI untuk menjalankan fungsi MUI dalam sertifikasi halal
dengan melakukan pengkajian terhadap pangan, obat dan kosmetika.

26  Cara Konsumen muslim mendapat jaminan bahwa produk yang dikonsumsi adalah
Halal
proses sertifikasi halalSertifikat HalalFatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia yang menyatakan
kehalalan suatu produk sesuai dengan syari’at Islam merupakan syarat untuk mendapatkan ijin
pencantuman label halal pada kemasan produk dari instansi pemerintah yang berwenang

27  Cara Memutuskan Status Kehalalan Produk


Gabungan Antara Ulama Dan Ahli SainsLPPOM MUIMajelis Ulama Indonesia (MUI)Auditor
(Scientist)-Menemukan fakta kandungan produk dan menelaah dari sisi sains dan teknologi.-
Sebagai saksi terhadap proses produksi secara menyeluruh dan penerapan SJH di
perusahaan.Ulama di Komisi Fatwa MUIMemberikan Fatwa terhadap status hukum dari produk.
Keluaran dari Fatwa adalah menjelaskan status kehalalan dari produk berdasarkan hasil audit
dari LPPOM MUI.Sertifikat Halal Produk

28  Logo Halal MUIxxxxxxxxxxxxxx (Nomor Sertifikat Halal MUI)

29  PROSEDUR SERTIFIKASI HALAL LPPOM MUI PROVINSI JAWA TIMUR :


Pendaftaran OfflinePendaftaran Online via CEROLThank You

30  Persiapan Sistem Jaminan Halal


Perusahaan mengembangkan dan menerapkan SJHProsedur Sertifikasi HalalRegistrasi (Manual
/ CEROL-SS2300)Audit HalalMelihat fakta dan buktiRapat AuditorAuditor menyampaikan hasil
auditAnalisis Laboratorium Jika diperlukanRapat Komisi Fatwa MUIFatwa Halal dari
produkMenerbitkan Sertifikat Halal dan Status Implementasi SJH

31  JENIS PENDAFTARANPendaftaran sertifikasi halal diajukan berdasarkan kelompok


produk.1 kelompok produk  1 registrasi pendaftaran  1 nomor Sertifikat halalBeberapa
kelompok produk yang berbeda  pendaftaran sesuai dengan jumlah kelompok produk tersebut

32  Lanjutan JENIS PENDAFTARAN


BARUPerusahaan baruPerusahaan lama dengan kelompok poduk baruPerusahaan lama tetapi
tidak melakukan perpanjangan lebih dari 6 bulan sejak masa berlaku sertifikat berakhir Terbit
sertifikat halal dengan nomor baru (cover + lampiran)PENGEMBANGANProduk baru yang
kelompok produknya sudah disertifikasiPabrik baru yang memproduksi kelompok produk yang
sudah disertifikasi Terbit lampiran sertifikat dari sertifikat yang sudah dimiliki
perusahaanPERPANJANGAN: memperpanjang masa berlaku sertifikat Terbit sertifikat halal
yang masa berlakunya baru dengan nomor yanglama (cover + lampiran)

33  PERSYARATAN SERTIFIKASI HALAL


PERIJINANBahanProdukFasilitas Produksi

34  PERIJINAN SIUP / TDP / NIB SIUP (Surat Izin Usaha Perikanan)


Surat Keterangan dari Kelurahan / Desa / KecamatanSertifikat Kelayakan PengolahanPIRTPOM
MD / MLPOM TRPOM NAdll

35   menu tersebut dimasukkan sebagai bahan


Bahan mencakup bahan baku (raw material), bahan tambahan (additive) & bahan penolong
(processing aid)Bahan Baku dan Bahan TambahanBahan yang digunakan dalam pembuatan
produk & menjadi bagian dari komposisi produk (ingredient)Bahan PenolongBahan yang
digunakan untuk membantu produksi tetapi tidak menjadi bagian dari komposisi produk
(ingredient)Khusus untuk restoran/katering, jika ada menu konsinyasi/titipan, menu rekanan, dan
menu yang dibeli dari pihak lain (misal AMDK, soft drink, es krim) menu tersebut dimasukkan
sebagai bahan

36  Lanjutan BAHAN : Semua bahan harus memenuhi ketentuan Halal


Bahan-bahan tersebut adalah:Bahan bukan dari babi dan tidak mengandung bahan dari babi
dan turunannya.Bahan bukan khamr (minuman beralkohol) dan tidak mengandung Khamr dan
turunannya yang diperoleh melalui pemisahan secara fisik.Bahan bukan darah, bangkai, dan
bagian dari tubuh manusia dan tidak mengandung darah, bangkai dan bagian dari tubuh
manusia

37  Lanjutan BAHAN :Bahan tidak diproduksi dari fasilitas yang dipergunakan untuk produk yang
menggunakan babi atau turunannya.Bahan tidak bercampur dengan bahan haram dan
najis.Untuk bahan turunan hewani harus dari hewan halal yang disembelih sesuai syariat Islam

38  ProdukProduk pada industri pengolahan: produk yang didaftarkan untuk sertifikasi halal, baik
berupa produk retail, non retail, produk akhir, produk antara (intermediet)Produk pada
restoran/katering:semua menu yang disajikan, baik dibuat sendiri oleh perusahaan maupun
menu yang dibeli dari pihak lain (menu titipan, rekanan), termasuk menu musiman dan menu
ekstra

39  Nama Produk Tidak menggunakan nama minuman beralkohol


Contoh: rootbeer, es krim rasa rhum raisin, bir 0% alkoholTidak menggunakan nama babi dan
anjing serta turunannyaContoh: babi panggang, beef bacon dan hot dogTidak menggunakan
nama setanContoh: rawon setan, es pocong, mi ayam kuntilanakTidak mengarah pada hal yang
menimbulkan kekufuran/kebatilanContoh: coklat valentine, biskuit natal, mie Gong Xi Fa
CaiTidak menggunakan kata yang berkonotasi erotis, vulgar atau porno Nama produk yang
telah dikenal luas dan tidak mengandung bahan haram dapat digunakan,Contoh : bir pletok,
bakso, bakmi, bakpia, bakpao

40  Karakteristik/profil sensori produk


Tidak boleh memiliki kecenderungan bau atau rasa yang mengarah kepada produk
haramContoh: minuman yang memiliki bau atau rasa bir tidak dapat disertifikasi meskipun dibuat
dari bahan halalBentuk ProdukTidak menggunakan bentuk babi atau anjingTidak menggunakan
bentuk produk, bentuk kemasan atau label yang menggambarkan sifat erotis, vulgar atau porno

41  Fasilitas ProduksiSemua lini produksi dan peralatan pembantu yang digunakan untuk
menghasilkan produk, baik milik sendiri atau menyewa dari pihak lain mencakup bangunan,
ruangan, mesin, peralatan utama, peralatan pembantu sejak penyiapan bahan, proses utama,
hingga penyimpanan produkProduksi halal hanya dibolehkan di fasilitas produksi yang BEBAS
NAJIS

42  PENGHENTIAN SERTIFIKASI
Proses sertifikasi dapat dihentikan jika:Perusahaan membatalkan pengajuan sertifikasiDalam
waktu lebih dari 3 bulan perusahaan tidak menanggapi atau menindaklanjuti audit
memorandumLebih dari 6 bulan sejak audit terakhir dilaksanakan, perusahaan tidak dapat
memenuhi persyaratan atau menyelesaikan audit memorandumSetelah penghentian sertifikasi,
jika perusahaan hendak melakukan sertifikasi maka pendaftaran harus dimulai dari awal, tidak
melanjutkan proses yang sudah dihentikan.
43  Hal-hal Yang Perlu Disiapkan Saat Audit :
Bahan-bahan yang digunakanKemasan bahan (Jika diperlukan)Dokumen pembelian (Seperti :
Nota Pembelian, Kwitansi, Faktur Pembelian, PO, DO, Surat Jalan, dll)Formula Standart atau
ResepProses Produksi (Bisa salah satu produk)Label kemasan produk (mewakili)Manual SJH
(Sistem Jaminan Halal)Implementasi SJH, terutama Sosialisasi Kebijakan Halal dan Edukasi
Halal pada Karyawan

44  Kasein dan Kaseinat : Susu : Laktosa Keju


Susu yang digumpalkan dengan asam atau enzim penggumpal(bisa berasal dari hewan /
mikroba / tanaman)Hasil samping : whey, laktosa, casein/caseinatLaktosa :Hasil samping
pembuatan keju ( whey yang telah dipisahkanmineral dan proteinnya)  perlu dikritisi
penggumpal susuWhey :Fase cair dari pembuatan keju perlu dikritisi penggumpal susuAudit
whey dan turunan whey perlu perhatikan sumber liquid wheyKasein dan Kaseinat :Dari whey
direaksikan dengan NaOH/Ca(OH)2KejuSusuMineral &
Protein+rennetWheyLaktosa+NaOH/Ca(OH)2Kasein dan Kaseinat

Anda mungkin juga menyukai