Anda di halaman 1dari 57

SISTEM JAMINAN HALAL

SHABURI – KINTAN BUFFET


INDONESIA
2018
HALAL
DEFINISI
HALAL
Sesuatu yang dibolehkan menurut ketentuan Syariat Islam

THAYIB
Sesuatu yang baik, suci/bersih, lezat.

NAJIS
Sesuatu yang kotor menurut ketentuan syariat Islam

HARAM
Sesuatu yang Allah SWT larang untuk dilakukan dengan larangan yang tegas
Jenis Makanan/Minuman yang diharamkan

Produk Olahan Teknologi  syubhat


Jenis Makanan/ Minuman yang diharamkan
INDONESIA

Population : + 250 millions


The largest Muslim community in the world : + 90% muslim
Halal is a very sensitive issue in Indonesia
Manfaat Penerapan Sistem Jaminan Halal

1. Menjamin kehalalan produk selama berlakunya Sertifikat


Halal MUI  syarat pencantuman label Halal
2. Timbul kesadaran internal dan perusahaan memiliki pedoman
kesinambungan proses produksi halal
3. Memberikan Jaminan dan ketentraman bagi masyarakat
4. Mencegah kasus ketidakhalalan produk bersertifikat halal
5. Mendapatkan Reward
PERSYARATAN PENDAFTARAN
PROSEDUR SERTIFIKASI HALAL
PROSEDUR SERTIFIKASI HALAL ONLINE
(CEROL –SS23000)
REWARDS
STATUS/ PENGEMBANGAN PENAMBAHAN OUTLET/ PENAMBAHAN OUTLET/ PERPANJANGAN
SERTIFIKAT MENU CABANG/ DAPUR/ GUDANG CABANG/ DAPUR/
CABANG GUDANG PUSAT
STATUS B Audit On Site Daftar sebelum dibuka, Daftar sebelum dibuka. Audit on site sampling
Audit On Site Audit on Site
STATUS A Audit On Desk Daftar per 3 bulan, Audit On Daftar Sebelum dibuka, Audit on site sampling,
Site Sampling Audit on site sampling jumlah lebih sedikit
daripada status B
SERTIFIKAT SJH Audit On Desk Daftar per 3 bulan, Audit On Audit On Desk Audit On Desk
Desk

SERTIFIKAT SJH diberikan jika memperoleh tiga kali status A secara berturut-turut
Bagaimana
meyakinkan
masyarakat
bahwa produk Sistem Jaminan Halal
konsisten halal HAS 23000
selama
masaberlaku
setifikat halal?

Sistem Jaminan Halal


• Sistem manajemen terintegrasi yang disusun, diterapkan, dan
dipelihara untuk mengatur bahan, proses produksi, produk,
sumber daya manusia dan prosedur dalam rangka menjaga
kesinambungan proses produksi halal sesuai persayratan
LPPOM MUI
KETENTUAN SJH
 Perusahaan menerapkan SJH sesuai dengan Manual SJH yang telah
disusun
 Implementasi SJH dinilai oleh LPPOM MUI melalui proses audit
 Hasil audit implementasi SJH dinyatakan dalam Status Implementasi
SJH dan Sertifikat SJH
 Perusahaan memperoleh Sertifikat Halal jika memiliki status SJH
minimum B
KRITERIA SISTEM JAMINAN HALAL
1. KEBIJAKAN HALAL
2. TIM MANAJEMEN HALAL
3. TRAINING DAN EDUKASI
4. BAHAN
5. PRODUK
6. FASILITAS PRODUKSI
7. PROSEDUR TERTULIS AKTIVITAS KRITIS
8. KEMAMPUAN TELUSUR (TRACEBILITY)
9. PENANGANAN PRODUK YANG TIDAK MEMENUHI KRITERIA
10. AUDIT INTERNAL
11. KAJI ULANG MANAJEMEN (MANAGEMENT REVIEW)
1. KEBIJAKAN HALAL
• Menunjukkan komitmen perusahaan untuk menghasilkan produk halal secara
konsisten

Kebijakan Halal Shaburi - Kintan Buffet Indonesia adalah :

Shaburi-Kintan Buffet Indonesia berkomitmen untuk secara konsisten


menyediakan dan memproduksi makanan dan minuman yang :
1. Halal, aman dan berkualitas tinggi,
2. Memenuhi persyaratan keamanan pangan dan persyaratan
sertifikasi halal LPPOM MUI.

• Kebijakan halal disosialisasikan kepada semua pihak yang berkepentingan


(stake holders) : karyawan, manajemen, supplier, sub franchise  melalui
email, pelatihan, briefing, internal memo, tempelan dinding, dsb
2. TIM MANAJEMEN HALAL
• Sekolompok orang yang bertanggungjawab atas perencanaan, implementasi,
evaluasi dan perbaikan sistem jaminan halal di perusahaan
• Tim manajemen halal harus mencakup semua bagian yang terlibat dalam
aktivitas kritis
• Bukti penunjukkan tim manajemen halal harus disertai bukti tertulis
• Setiap anggota tim memahami tugas dan tanggung jawabnya
2. TIM MANAJEMEN HALAL
SHKT
Steering Comitee (SC) : EDY TANTRA, MONICA SITUMEANG, DIRHAM KAREL,
AKIHIRO SEKINE
Ketua : DESTY PRASASTI (BOGA)
Anggota
A. BOGA GROUP :
-mewakili Operation Dept : SUANDI, CHESILIA, KARTIKA, WAHYU, ARYANA, ALDI
-mewakili HRD & Training Dept : TIMOTIUS, WINANDA
-mewakili Marketing Dept : PRISKA NATALIA, DHEA S.
-mewakili F&B : SETYO, CLAUDIA, HANI, IRVAN, MUDIAR, ISFAHAN
-mewakili QA : MERLYN, STEFANO, KENT, STEFI
-mewakili Purchasing Dept & Inventory : HENRY MARGO, SOFIE
-mewakili Inventory/Logistik : BITONA, NOVI, TAUFIQ S.
-Document Control : RIZKY IKA, FITRADONNA
-per kota (sub fc) : Surabaya : DANA BACHRIE, ICHI YANUAN, NADIA
Bandung : IVAN SAPUTRA, RINALDY FAIZAL
B. INNOVASI KULINER INDONESIA :
- mewakili Operation Dept : TONY, ENNY
- mewakili R&D : SAHASHI HIDEKI
- mewakili SCM : FRANNY

Koordinator Audit Halal Internal : SUANDI


Anggota : ALL TEAM HALAL
3. TRAINING DAN EDUKASI
Perusahaan harus mengikuti pelatihan LPPOM MUI :
- Perusahaan baru - sebelum dilakukan audit
- Perusahaan pemegang sertifikat halal yang belum pernah mengikuti pelatihan
- Perusahaan pemegang sertifikat halal mengikuti pelatihan sekurang-kurangnya
dua tahun sekali

Bentuk pelatihan yang dilaksanakan antara lain :


- Pelatihan oleh eksternal (LPPOM MUI) setidaknya dua tahun sekali atau lebih sering jika
diperlukan (bisa dengan inHouse Training)
- Pelatihan internal SJH ke semua karyawan baik karyawan baru maupun lama secara
terjadwal dan bergiliran minimal 1 tahun sekali.

• Pelaksanaan training memenuhi kriteria untuk menjamin kompetensi personil  evaluasi dalam
bentuk post test tertulis (di Boga, nilai min. 70, jika tidak lulus harus mengulang)
• Bukti pelatihan terdokumentasi dan terpelihara
• Pemasangan slogan, stiker, tulisan mengenai peduli halal di lingkungan perusahaan (outlet)
4. BAHAN Digunakan dalam pembuatan produk & menjadi bagian
dari komposisi produk (ingredient)

Raw Material • Main ingredients


(Bahan Baku) • Wheat flour Bread, cake,

BAHAN biscuits

Additives (Bahan • To improve the quality of the


Tambahan) products, sweeteners, flavor,
emulsifier, food coloring, etc

Processing Aids & • Ion Exchange,carbon active, cleaning agent


Cleaning Material (detergent and antiseptic), kuas untuk
(Bahan Penolong) mengoles kue, enzim
• Production facility and equipment
Digunakan untuk membantu produksi tetapi tidak jadi
bagian komposisi produk
4. BAHAN
4. BAHAN
• Bahan tidak boleh berasal dan mengandung bahan dari :
a) Babi dan turunannya
b) Khamr (minuman beralkohol), termasuk : rhum, angicu, mirin
c) Hasil samping khamr yang diperoleh melalui pemisahan fisik
d) Darah
e) Bangkai atau hewan yang disembelih tidak sesuai dengan hukum
Islam
f) Bulu, rambut, dan seluruh bagian dari anggota tubuh manusia
g) Hewan lain yang diharamkan seperti : hewan buas/bertaring, hewan
menjijikan, hewan yg hidup di dua alam
• Bahan tidak bercampur dengan bahan haram atau najis
• Bahan tidak boleh dihasilkan dari fasilitas produksi yg juga digunakan utk
produk yg menggunakan babi atau turunannya
• Bahan yg memiliki kemungkinan diproduksi dengan fasilitas yg sama dengan
bahan dari babi dan atau turunannya harus didukung dengan surat
pernyataan bahwa fasilitas bebas bahan babi (Pork Free Facility)
4. BAHAN – DOKUMEN PENDUKUNG
4. BAHAN – DOKUMEN PENDUKUNG
DAGING IMPOR, didukung :
4. BAHAN
• Bahan yang harus dilengkapi sertifikat halal :
• Daging dan produk turunan hewani
contoh : sosis, beef powder, chicken extract, enzim
• Bahan yang diproduksi dengan proses dan bahan yang kompleks
contoh : flavor, fragrance, seasoning, vitamin
• Bahan yang sulit ditelusuri kehalalannya
contoh : whey protein concentrate dan laktosa
4. BAHAN – PERSETUJUAN PENGGUNAAN BAHAN
• Setiap bahan baru (produsen baru atau bahan yg belum pernah digunakan)
harus mendapatkan persetujuan LPPOM MUI sebelum digunakan  kirim
email ke pengkajianlppom@halalmui.org atau melalui audit.

• Kategori bahan dalam persetujuan penggunaan bahan:


▫ Bahan Positive List : Tidak perlu approval
▫ Bahan Non Positive List : Harus dimintakan approval
• Persetujuan bahan untuk pengembangan produk :
▫ Approval, bukan melalui audit
▫ Melalui aplikasi pengembangan di Cerol
• Ketentuan khusus sertifikat halal, jika bahan memiliki sertifikat halal yang sudah
kadaluarsa
▫ Boleh digunakan jika tanggal produksi masih dalam masa berlaku sertifikat
▫ Bahan dilengkapi dengan surat SKPP
5. PRODUK
Produk (restoran) adalah
semua menu yang disajikan, baik dibuat sendiri
oleh perusahaan maupun menu yang dibeli dari
pihak lain (menu titipan, menu rekanan)
termasuk menu promo
5. PRODUK – KRITERIA PRODUK
• Nama produk tidak mengarah pada sesuatu yang diharamkan atau ibadah
yang tidak sesuai syariah islam
• Karakteristik/profil sensori tidak memiliki kecenderungan bau/ rasa yang
mengarah pada produk haram. Misal : aroma beer
• Setiap formula baku harus dibuat dan didokumentasikan.
• Khusus untuk restoran, semua menu harus didaftarkan.
• Restoran harus membuat aturan khusus yang melarang pengunjungnya
mengkonsumsi produk dari luar.

• Jika ada acara ulang tahun di dalam restoran, maka kue tart yang digunakan harus
bersertifikat halal. Jika tidak ada sertifikat halalnya, maka kue tart hanya boleh
dipotong dan difoto tetapi tidak boleh dikonsumsi di dalam restoran. Demikian juga
dengan hadiah berupa makanan atau minuman yang dibagikan kepada peserta acara
sebagai hadiah
5. PRODUK
KEBIJAKAN PENULISAN NAMA DAN BENTUK PRODUK
• Nama Produk yang tidak dapat disertifikasi
• Mengandung nama minuman beralkohol
• Mengandung nama babi dan anjing serta turunannya
• Mengandung nama setan
• Tidak mengarah pada hal yang minimbulkan kekufuran/kebatilan
• Mengandung kata-kata berkonotasi erotis, vulgar atau porno

• Bentuk Produk yang tidak dapat disertifikasi


• Bentuk hewan babi dan turunannya
• Bentuk atau label kemasan yang sifatnya erotis, vulgar atau porno
6. FASILITAS PRODUKSI
• Seluruh nama dan alamat fasilitas produksi harus didaftarkan
Restoran : dapur (pusat/cabang), outlet, gudang (pusat/cabang), termasuk
fasilitas yang digunakan untuk membuat menu konsinyasi
atau menu yang dibeli yang belum punya sertifikat halal
• Fasilitas produksi tidak boleh bergantian untuk produk non halal
• Fasilitas penyimpanan produk dan bahan (termasuk alat transportasi) harus
mampu mencegah terjadinya kontaminasi najis
• Fasilitas pencucian tidak boleh digunakan bersamaan/ bergantian dengan
peralatan yang kontak dengan bahan yang berasal dari babi/ turunannya
6. FASILITAS PRODUKSI

PENGEMBANGAN PRODUK/ FASILITAS


• Pengembangan mencakup :
• Penambahan produk untuk disertifikasi (produk
baru/reformulasi/penggantian nama)
• Penambahan fasilitas produksi
• Penambahan gerai/ outlet
• Pengembangan produk / penambahan fasilitas/ gerai disampaikan secara
tertulis ke LLPOM MUI dengan mengisi aplikasi pendaftaran
• Perlu atau tidaknya dilakukan audit onsite berdasarkan status pada SJHnya.
Untuk penambahan gerai/ outlet tetap dilakukan audit onsite
7. PROSEDUR TERTULIS AKTIVITAS KRITIS
• seperangkat tata cara kerja yang dibakukan untuk mengendalikan aktifitas
kritis.
• Aktivitas Kritis : kegiatan yang dapat berpengaruh terhadap kehalalan suatu
produk

• Mencakup :
a) Seleksi bahan baru
b) Pembelian bahan
c) Pengembangan Produk baru
d) Pengembangan Outlet Baru
e) Pemeriksaan Barang Datang
f) Produksi
g) Pencucian Fasilitas dan Peralatan Pembantu
h) Penyimpanan dan Penanganan Bahan & Produk (Menu)
i) Transportasi
j) Pemajangan (Display) dan Penyajian ke customer
k) Aturan Karyawan
l) Aturan Pengunjung & Ulang Tahun
a. SELEKSI BAHAN BARU :
SPK seleksi dan evaluasi supplier
• Dua tipe bahan baru
• Bahan yang sebelumnya tidak tercantum dalam daftar bahan yang telah
disetujui oleh LPPOM MUI
• Bahan yang telah ada dalam daftar bahan yang telah disetujui LPPOM
MUI tetapi berasal dari produsen baru
• Prosedur seleksi bahan baru harus menjamin semua bahan baru yang
digunakan harus melalui tahapan persetujuan penggunaannya oleh LPPOM
MUI, kecuali bahan dalam positive list
• Bukti seleksi bahan baru harus dapat ditunjukkan dan dipelihara
a. SELEKSI BAHAN BARU :
SPK seleksi dan evaluasi supplier
a. SELEKSI BAHAN BARU :
SPK seleksi dan evaluasi supplier
b. Pembelian Bahan : SPK Pengadaan Barang
• Prosedur menjamin semua bahan yang dibeli
telah disetujui oleh LPPOM MUI
• Pembelian bahan mengacu pada daftar bahan
yang disetujui LPPOM MUI
• Membuat list bahan yang boleh dibeli sendiri
b. Pembelian Bahan : SPK Pengadaan Barang
C O N T O H
Staf Outlet / Staf SKWC Ya
Memastikan kebutuhan
barang dengan
mengecek stock raw
Purchasing
material sesuai perkiraan
penjualan
Buat PO sesuai PR dan
di Email / Fax ke
Staf Outlet / Staf SKWC Supplier

Buat PR, Email / Fax ke


Purchasing.

Purchasing SPK
Penerimaan dan
Memilih supplier yang Penyimpanan
terdaftar dalam ASL Barang
SPK/INV/01

Ada di Tidak
Purchasing
ASL ?
Menerima informasi hasil
penerimaan barang jika
ada kedatangan barang
yang tidak sesuai.

SPK
Seleksi dan
Evaluasi Supplier
SPK/PUR/02

SELESAI
c. Pengembangan Produk
• Perusahaan harus punya prosedur formulasi
(pengembangan produk).
• Prosedur harus menjamin semua bahan yang digunakan
telah disetujui LPPOM MUI
NO AKTIVITAS
C
1 Brainstorming ide untuk penentuan item produk atau menu baru
O 2 Melakukan pengecekan apakah ada bahan baku baru yang diperlukan

N 3 Jika ada bahan baru yang diperlukan, maka dipilih yang sudah memiliki
dokumen pendukung halal yang lengkap
T 4 Mengecek informasi harga bahan tersebut
5 Membuat recipe dari menu yang akan diubah atau dikembangkan
O tersebut
6 Penyusunan costing
H 7 Melakukan food test untuk trial menu yang akan dikembangkan

8 Susun SOP Recipe Menu yang sudah disetujui secara internal dari segi
rasa, tampilan, dan costing
9 Melakukan pengajuan persetujuan (approval) ke franchisor//Boga
Makmur Wijaya
10 Melakukan pendaftaran raw material (jika ada yang baru) ke badan
pengkajian LPPOM MUI (email ke pengkajianlppom@halalmui.org)

11 Mendaftarkan pengembangan produk/menu baru ke LPPOM MUI (email


ke pengkajianlppom@halalmui.org)
12 Photoshoot menu baru
13 Sosialisasi/training menu baru ke staff outlet
14 Launching menu baru
d. Pengembangan Outlet Baru
• Untuk menjamin outlet baru sebagai fasilitas produksi yang
baru sesuai dengan persyaratan halal dari LPPOM MUI.
• Setiap penambahan fasilitas baru (outlet) harus didaftarkan ke
LPPOM MUI

NO AKTIVITAS
C 1 Survei lokasi penambahan outlet

O 2 Jika lokasi cocok maka minta penawaran dan detail denah lokasi outlet

N 3 Review denah lokasi dan penawaran

T
4 Persetujuan atas penawaran dan denah
O 5 Melakukan pengajuan persetujuan (approval) ke Franchisor (SFBI)

H
6 Pendaftaran outlet baru ke LPPOM MUI

7 Pembukaan outlet
e. Pemeriksaan Barang Datang

• Prosedur menjamin kesesuaian informasi yang tercantum dalam dokumen


pendukung bahan dengan yang tercantum di label kemasan bahan. Informasi
yang dimaksud mencakup nama bahan, nama produsen, negara asal
produsen dan logo halal, jika sertifikat halal bahan mempersyaratkan.
• Bahan harus sesuai dengan Standard Terima Raw Material perusahaan
(kualitas, bersih, kemasan baik, masa kadaluarsa, dll)
• Gunakan Form PKBD  yang Paling Penting di cek terkait halal:
NAMA BAHAN, PRODUSEN, NEGARA PRODUSEN, POD & EXP DATE
• Bahan dengan sertifikat per pengapalan perlu diperiksa secara spesifik (lot
number, production date)
• Bukti pemeriksaan bahan datang harus dibuat dan dipelihara
f. Prosedur Produksi
• Untuk menjamin kegiatan produksi yang dilakukan sesuai SOP (formula) yang
baku, menggunakan bahan yang telah disetujui dan pada fasilitas yang telah
memenuhi kriteria fasilitas.
No Kegiatan Dilaksanakan Oleh Dokumen Pendukung
1 Menyiapkan SOP menu, label Halal, Form Proses Staff Kitchen SOP menu, Form Table
Produksi WIP dan Form Table Cooking Cooking (FRM/OPS/03),
Form Preparation
(FRM/OPS/02)

2 Menyiapkan raw material yang lolos "Halal Passed" Staff Kitchen Food List (FRM/OPS/04)
untuk produksi sesuai dengan Food List pada
SOP Display

3 Menyiapkan peralatan untuk produksi yang telah Staff Kitchen --


disanitasi sesuai SOP

C 4 Melakukan proses pemasakan Staff Kitchen


O
5 Melakukan record pemakaian raw material dan Produk Staff Kitchen Stock Card, Form Preparation
N No
WIP
Kegiatan Dilaksanakan Oleh
(FRM/OPS/02)
Dokumen Pendukung
T 6 Display produk di showcase Staff Kitchen

O 7 Input hasil produksi ke system (ACCPAC) PIC Outlet

H
g. Prosedur Pencucian Fasilitas Produksi
• Prosedur harus menjamin proses pencucian dapat menghilangkan berbagai
bahan haram/ najis.
• Kecukupan pencucian diukur dari hilangnya rasa, warna dan bau
• Bukti pencucian harus dibuat dan dipelihara

NO AKTIVITAS
C
1 Mempersiapkan alat sanitasi dan chemical yang digunakan
O yang telah disetujui perusahaan
2 Melakukan pengecekan jadwal sanitasi harian
N
3 Melaksanakan sanitasi sesuai jadwal
T
O 4 Membuat laporan hasil pelaksanaan sanitasi

H 5 Pengecekan dan verifikasi hasil sanitasi (termasuk yang


dilakukan oleh pihak ketiga)
h. Prosedur Penerimaan & Penyimpanan,Penanganan bahan
• Prosedur menjamin tidak adanya kontaminasi bahan/ produk dengan bahan/
produk najis/ haram termasuk yang berasal dari personil

Staff Outlet
Pengecekan PO, Transfer Slip
serta kualitas dan jumlah, juga
kesesuaian dengan ASL &
Daftar Bahan

C Tidak
OK ?
O Staff Outlet

Barang ditolak
N Ya

Staff Outlet

T Barang diterima dan


ditandatangan dan dicatat
O pada PKBD

H
Staff Outlet Staff Outlet

Penyimpanan barang Kembalikan barang ke


disesuaikan dengan supplier/warehouse
kategorinya

Staff Outlet

Report to QAS dan


konfirmasi ke PUR

SELESAI
i. Penyajian ke Customer
• Menjamin tidak ada kontaminasi menu oleh bahan haram/ najis selama
penyajian
• Memastikan Fasilitas dan peralatan penyajian hanya dikhususkan untuk
menyajikan menu halal
j. Aturan Karyawan
• Menjamin karyawan tidak mengkonsumsi produk dari luar restoran yang
tidak memiliki status kehalalan yang jelas
• Memastikan karyawan yang membawa makanan dari luar tidak
menggunakan peralatan yang ada di restoran
• Memastikan karyawan tidak menggunakan peralatan outlet untuk membuat
makanan pribadi yang tidak jelas kehalalannya
• Makanan dari catering  surat keterangan bebas pork
k. Prosedur Transportasi
• Memastikan produk halal perusahaan terdistribusi dengan baik yaitu tidak
terkontaminasi silang dengan produk lain yang diragukan kehalalannya.
• Memastikan penyimpanan/penyusunan terpisah antara certification's
product dengan non certification's product
• Memastikan kendaraan bersih dan layak digunakan
l. Aturan Pengunjung & Ulang Tahun
• Memastikan produk yang dikonsumsi di outlet adalah produk halal dan tidak
terkontaminasi produk yang tidak jelas kehalalannya (tidak mengkonsumsi
produk dari luar dan tidak menitip barang).

• Jika ada acara ulang tahun di dalam restoran, maka kue tart yang
digunakan harus bersertifikat halal. Jika tidak ada sertifikat halalnya, maka
kue tart hanya boleh dipotong dan difoto tetapi tidak boleh dikonsumsi di
dalam restoran. Demikian juga dengan hadiah berupa makanan atau
minuman yang dibagikan kepada peserta acara sebagai hadiah
8. KEMAMPUAN TELUSUR (TRACEBILITY)
• Selalu dapat dibuktikan bahwa produk yang disertifikasi berasal dari bahan
yang disetujui dan di produksi di fasilitas yang memenuhi kriteria
• Bukti Ketelusuran harus dibuat dan dipelihara
• Data pendukung : PKBD, Stock Card, Data Produksi, Data Penjualan,
9. PROSEDUR MENANGANI PRODUK YANG
TIDAK SESUAI KRITERIA
Definisi : produk disertifikasi yang terlanjur diproduksi dari bahan yang tidak
approved dan atau dari fasilitas yang tidak memenuhi kriteria.
Cara menangani :
 tidak dijual ke pembeli
 Dihold dan retur ke supplier atau dimusnahkan
 Jika terlanjur dijual, maka produk harus ditarik.
Produk ini tidak boleh di rework, down grade, reformulasi.
Prosedur ini bersifat antisipatif karena kemungkinan kesalahan selalu ada.
Bukti penanganan produk ini harus dibuat dan dipelihara
Data pendukung : FTPP, PQNC, Disposal Waste
10. AUDIT INTERNAL
•Definisi : verifikasi pemenuhan 11 kriteria yang dilakukan oleh auditor dari perusahaan
(internal).
•Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis pelaksanaan audit internal.
•Audit internal harus dilakukan oleh pihak kompeten dan independen terhadap area yang
diaudit.
•Pihak independen :
 Dari divisi/bagian/departemen lain (audit silang).
 Dari pihak yang ditunjuk manajemen untuk tugas ini, jadi tidak harus audit silang.
•Frekuensi : setidaknya dua kali dalam setahun.
•Pelaksanaan audit internal dapat diintegrasikan dengan audit sistem lain (jadwal, personel,
check list).
•Hasil audit internal harus disampaikan kepada pihak yang bertanggungjawab terhadap
kegiatan yang diaudit.
•Tindakan koreksi/perbaikan yang diperlukan harus ditentukan batasnya dan mampu
menyelesaikan kelemahan yang ditemukan dan mencegah terulangnya kelemahan tersebut di
masa yang akan datang.
•Hasil audit internal harus disampaikan ke LPPOM MUI sebagai laporan berkala (email :
sjhlppom@halalmui.org)
11. MANAGEMENT REVIEW
• Definisi : assessment yang dilakukan manajemen/wakil manajemen tentang
efektifitas pelaksanaan SJH
• Dilakukan minimal setahun sekali
• Dihadiri oleh Top Management
• Bahan Kaji Ulang
• Hasil audit internal dan eksternal
• Perbaikan dari kaji ulang sebelumnya
• Perubahan kondisi di perusahaan
ANALISA LABORATORIUM
• Pengujian kandungan babi/ turunannya
• Pengujian alkohol untuk produk tertentu
• Pengambilan sampel dilakukan terhadap produk akhir dan atau bahan baku
saat audit (jika diperlukan) `
SERTIFIKAT HALAL
• Diterbitkan setelah produk tersebut dinyatakan halal dalam rapat Komisi
Fatwa MUI
• Ditandatangani oleh Ketua Umum MUI, Ketua Komisi Fatwa MUI dan Direktur
LPPOM MUI
• Berlaku selama 2 tahun
• Berisi nomor sertifikat, nama, dan alamat perusahaan, nama dan alamat
pabrik, nama produk secara rinci serta masa berlaku Sertifikat.
• Sertifikat halal diambil di Kantor LPPOM MUI atau dikirimkan ke alamat
perusahaan`
PERPANJANGAN SERTIFIKAT HALAL
• Pendaftaran ulang sebelum berakhir masa berlaku Sertifikat Halal
• Permohonan perpanjangan akan diberlakukan berdasarkan ketentuan status
SJH
• Bila persahaan tidak melakukan perpanjangan Sertifikat Halal, maka LPPOM
MUI berhak menguumkan kepada masyarakat luas
LOGO LPPOM MUI
• Perusahaan harus mencantumkan logo LPPOM MUI pada kemasan produk
yang bersertifikat halal.
• Untuk restoran, logo LPPOM MUI dapat dicantumkan di gerai restoran.
• Untuk katering, logo LPPOM MUI dapat dicantumkan di tempat penyajian
dan media promosi.
• Aturan pencantuman logo halal pada produk eceran (retail) mengikuti aturan
yang dikeluarkan oleh BPPOM RI.
JAMINAN PASCA SERTIFIKASI
• Perusahaan harus menyerahkan laporan berkala penerapan SJH setiap 6
(enam) bulan sekali
• Penggunaan bahan baru, termasuk bahan yang sama dari produsen berbeda,
dalam proses produksi atau trial pada fasilitas produksi harus meminta
persetujuan penggunaan ke LPPOM MUI
• Bahan baru yang telah mendapatkan persetujuan dimasukkan ke dalam
daftar bahan
• Update Daftar bahan dapat dilakukan setiap 6 bulan, bersamaan dengan
penyerahan laporan berkala untuk ditandatangani Dir. LPPOM MUI
INSPEKSI MENDADAK (SIDAK)
• Pelaksanaan sidak dapat dilakukan tanpa pemberitahuan atau dengan
pemberitahuan
• Laporan sidak ditandatangani oleh auditor dan auditee
• Jika terdapat ketidaksesuaian, maka ditindaklanjuti sesuai dengan keputusan
LPPOM MUI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai