76-89
Media Trend
Berkala Kajian Ekonomi dan Studi Pembangunan
http://journal.trunojoyo.ac.id/mediatrend
1,2
University of Muhammadiyah Riau, Pekanbaru, Indonesia
© 2017 MediaTrend
Penulis korespondensi:
E-mail: m.hidayat@umri.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.21107/mediatrend.v12i1.2541
2460-7649 © 2016 MediaTrend. All rights reserved.
Tingkat Partisipasi Angkatan....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89
77
Muhammad Hidayat, dkk. MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89
83,87% dan perempuan 3.009.956 jiwa bekerja adanya kebutuhan yang harus di-
dengan TPAK sebesar 42,63% (Badan penuhi. Aktivitas dalam kerja mengandung
Pusat Statistik Riau, 2015). unsur suatu kegiatan sosial, menghasilkan
Kabupaten dengan jumlah pen- sesuatu, dan pada akhirnya bertujuan un-
duduk terbanyak pada tahun 2012 di tuk memenuhi kebutuhannya.
Provinsi Riau adalah Kabupaten Kampar Ada beberapa karakteristik individu
dengan jumlah penduduk sebesar 773.171 yang dapat mempengaruhi tingkat parti-
jiwa terdiri dari laki-laki 397.107 jiwa sipasi angkatan kerja wanita yang meng-
denganTPAK sebesar 85,70% dan perem- gambarkan sikap individu dalam kegiatan
puan 376.064 jiwa dengan TPAK sebesar pasar tenaga kerja seperti pendidikan,
38,60%, disusul oleh Kabupaten Indra- usia penduduk, pendapatan dan lain-lain.
giri Hilir dengan jumlah penduduk sebesar Wanita memberikan sumbangan yang
694.614 jiwa terdiri dari laki – laki 356.791 besar bagi kelangsungan perekonomian
jiwa dengan TPAK sebesar 84.00% dan dan kesejahteraan rumah tangga dan ma-
perempuan 337.823 jiwa dengan TPAK syarakat. Dengan adanya wanita bekerja
33,80%, kabupaten dengan jumlah pen- akan dapat mengangkat kesejahteraan
duduk terendah adalah Kabupaten Kepu- keluarga pekerja karena mendapat tam-
lauan Meranti dengan jumlah penduduk bahan penghasilan dari hasil kerja wanita.
sebesar 179.894 jiwa terdiri dari laki – laki Wanita pekerja umumya dianggap bukan
92.403 jiwa dengan TPAK sebesar 82,66% sebagai pencari nafkah utama, walaupun
dan perempuan 87.491 jiwa dengan TPAK penghasilan yang diperoleh sering sangat
49,69% (Badan Pusat Statistik Riau, 2015). membantu bahkan merupakan penunjang
Pertumbuhan penduduk akan utama ekonomi rumah tangga.
sangatmempengaruhi pertumbuhan Berdasarkan latar belakang yang
angkatankerja. Semakin besar jumlah telah diuraikan diatas, maka yang menjadi
pertumbuhan penduduk usia kerja, maka pokok permasalahan dalam penulisan ini
secara otomatis jumlah angkatan kerja adalah tren dan faktor yang mempengaruhi
akan bertambah. Semakin tinggi TPAK tingkat partisipasi angkatan kerja perem-
semakin baik, karena itu berarti partisipasi puan antar kabupaten di Provinsi Riau.
angkatan kerja semakin meningkat. Bila
peningkatanangkatan kerja seiring dengan Hubungan Pendidikan dengan Tingkat
bertambahnya partisipasi penduduk yang Partisipasi Angkatan Kerja
bekerja, hal ini dapat berarti peningkatan Pendidikan merupakan tujuan
TPAK diiringi dengan penurunan partisi- pembangunan yang mendasar yang mana
pasi penduduk yang bekerja ini pertanda pendidikan memainkan peran kunci dalam
bahwa pemicu tingginya TPAK adalah me- membentuk kemampuan sebuah negara
ningkatnya penduduk yang mencari peker- dalam menyerap teknologi modern dan
jaan dengan kata lain bertambahnya pen- untuk mengembangkan kapasitas agar
gangguran (Mulyadi, 2003). tercipta pertumbuhan serta pembangunan
Oleh karena itu, tingkat partisipa- yang berkelanjutan. Variabel pendidikan
si angkatan kerja merupakan salah satu dengan tingkat partisipasi angkatan kerja
faktor yang harus diperhitungkan dalam secara bersama-sama memiliki pengaruh
pembangunan nasional. Dalam kehidu- yang signifikan (Todaro & Smith, 2013).
pan manusia selalu mengadakan berma- Pendidikan mempengaruhi TPAK melalui
cam-macam aktivitas. Salah satu aktivitas dua jalur yaitu (Simanjuntak, 2001):
itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan
yang dinamakan kerja. Faktor pendorong 1. Proporsi penduduk yang sedang ber-
pentingyang menyebabkan manusia sekolah umumnya lebih besar pada ke-
78
Tingkat Partisipasi Angkatan....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89
lompok umur muda atau kelompok usia Menurut Simanjuntak (2001) ada
sekolah. dua hal yang mempengaruhi peningkatan
2. Semakin tinggi pendidikan seseorang, TPAK dengan pertambahan umur yaitu :
nilai waktunya menjadi tambah mahal. 1. Semakin tinggi tingkat umur, semakin
Orang yang menganggap waktunya kecil proposi penduduk yang berseko-
mahal mereka cendrung untuk meng- lah. Dengan kata lain proporsi pen-
gantikan waktu senggangnya untuk duduk yang sedang bersekolah dalam
bekerja. Pengaruh ini terutama lebih kelompok umur muda lebih besar dari
nyata dikalangan wanita, wanita yang pada proporsi penduduk yang sedang
berpendidikan tinggi umumnya tidak bersekolah dalam kelompok umur yang
tinggal dirumah untuk mengurus rumah dewasa. Dengan demikian TPAK pada
tangga, akan tetapi masuk angkatan kelompok umur dewasa lebih besar dari
kerja. pada TPAK pada kelompok umur yang
lebih muda.
Hubungan Usia dengan Tingkat Partisi- 2. Semakin tua seseorang, tanggung
pasi Angkatan Kerja jawabnya terhadap keluarga men-
Hubungan antara usia dengan jadi semakin besar. Banyak penduduk
tingkat partisipasi angkatan kerja yaitu dalam usia muda, terutama yang be-
umur tenaga kerja berkaitan langsung lum kawin menjadi tanggungan orang
dengan kondisi fisik seorang tenaga kerja tuanya, walaupun bukan sedang ber-
dalam melakukan kegiatanya. Semakin tua sekolah. Sebaliknya orang yang lebih
umur tenaga kerja maka kondisi fisiknya dewasa terutama yang sudah kawin
lebih rendah sehingga akan berpengaruh pada dasarnya harus bekerja, bahkan
pada produktifitas tenaga kerja. untuk banyak orang harus bekerja lebih
Tingkat partisipasi penduduk me- lama.
ningkat seirama dengan perkembangan
umur Namun demikian pada umur tertentu Permintaan dan Penawaran Tenaga
tingkat partisipasi mencapai titik optimal Kerja
kemudian menurun hingga titik terendah, Salah satu masalah yang biasa
terutama pada kelompok umur 60 tahun muncul dalam bidang angkatan kerja
keatas. Berbagai variabel lain diperkirakan adalah ketidak seimbangan akan permin-
merupakan penyebab rendahnya tingkat taan tenaga kerja (demand for labor) dan
partisipasi angkatan kerja. penawaran tenaga kerja (supply of labor),
pada suatu tingkat upah. Ketidaksimbangan
79
Muhammad Hidayat, dkk. MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89
81
Muhammad Hidayat, dkk. MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89
intersep dan slope koefisien yang ber- memadai karena setiap pengamatan
beda pada setiap perusahaan dan setiap diperlakukan seperti pengamatan yang
periode waktu. Oleh karena itu, di dalam berdiri sendiri.
mengestimasi persamaan (2) akan sangat 2) Fixed Effect Model (FEM)
tergantung dari asumsi yang kita buat ten- Masalah yang timbul pada penggu-
tang intersep, koefisien slope dan variabel naan metode Pooled Least Square
gangguannya. Ada beberapa kemungki- yaitu adanya asumsi bahwa intersep
nan yang akan muncul, yaitu (Gujarati, dan koefisien dari setiap variabel sama
2004): (a) Diasumsikan intersep dan slope pada setiap Kabupaten yang diobser-
adalah tetap sepanjang waktu dan indivi- vasi. Untuk memperhitungkan indi-
du (perusahaan) dan perbedaan intersep vidualitas dari setiap unit cross-section
dan slope dijelaskan oleh variabel gang- dapat dilakukan dengan cara menja-
guan; (b) Diasumsikan slope adalah tetap dikan intersep berbeda pada tiap ka-
tetapi intersep berbeda antar individu; (c) bupaten. Pada metode fixed effect
Diasumsikanslope tetap tetapi intersep ditambahkan variabel dummy untuk
berbeda baik antar waktu maupun antar in- mengubah intersep, tetapi koefisien-
dividu; (d) Diasumsikan intersep dan slope koefisien lainnya tetap sama bagi
berbeda antar individu; (e) Diasumsikan setiap kabupaten yang diobservasi.
intersep dan slope berbeda antar waktu Berdasarkan asumsi struktur matriks
dan antar individu. varians-kovarians residualnya, pada
Dalam analisis model data panel model fixed effects, ada 3 metode es-
terdapat tiga macam pendekatan yaitu timasi yang dapat digunakan, yak-
Pooled Least Square (PLS), Model Efek ni: 1) Ordinary Least Square (OLS/
Tetap (Fixed Effect Model), dan Model LSDV), jika struktur matriks varians-
Efek Acak (Random Effect Model). Ketiga kovarians residualnya diasumsikan
pendekatan pada model data panel akan bersifat homoskedastik dan tidak ada
dijelaskan berikut ini: cross sectional correlation. 2) Weight-
1) Pooled Least Square (PLS) ed Least Square (WLS), jika struktur
Metode pendekatan kuadrat terke- matriks varians-kovarians residualnya
cil ini pada dasarnya sama dengan diasumsikanbersifat heteroskedastik
metode ordinary least square (OLS) dan tidak ada cross sectional correla-
hanya saja data yang digunakan bukan tion. 3) Seemingly Uncorrelated Re-
data time series saja atau cross sec- gression (SUR), jika struktur matriks
tion saja tetapi merupakan data panel varians-kovarians residualnya dia-
(campuran antara time series dan cross sumsikan bersifat heteroskedastik
section). Sesuai dengan namanya yaitu dan ada cross sectional correlation.
pooled yang berarti dalam metode ini 3) Random Effect Model (REM)
digunakandata panel dan least squares Berbeda dengan fixed effects model,
yang berarti metode ini meminimumkan efek spesifik dari masing-masing in-
jumlah error kuadrat. Meminimumkan dividu αi diperlakukan sebagai bagian
error kuadrat dikarenakan error kuad- dari komponen error yang bersifat acak
rat kemungkinan besar jika dijumlahkan dan tidak berkorelasi dengan varia-
akan bernilai nol dan jika error hanya bel penjelas yang teramati (Xit), model
dijumlahkan saja tanpa dikuadratkan sepertiini dinamakan random effects
maka terjadi “ketidakadilan” karena nilai model (REM). Model ini sering disebut
error yang besar dan yang kecil disama- juga dengan error component model
ratakan. PLS merupakan pendekatan (ECM). Metode OLS tidak bisa digu-
yang sederhana, namun hasilnya tidak nakan untuk mendapatkan estimator
82
Tingkat Partisipasi Angkatan....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89
yang efisien bagi model random effects. kuti distribusi chi-square dengan derajat
Metode yang tepat untuk mengestimasi bebas (df) sebesar 1. Jika LM lebih besar
model random effects adalah Gener- dari chi-square pada tabel dengan signifi-
alized Least Squares (GLS) dengan kansi (alpha tertentu), maka hipotesis null
asumsi homokedastik dan tidak ada akan ditolak, yang berarti model estimasi
cross-sectional correlation. yang tepat untuk regresi data panel adalah
model random effects daripada model
Pemilihan Model Dalam Pengolahan pooled least square(Widarjono, 2013).
Data
Secara formal, ada tiga prosedur Hausman Test.
pengujian yang akan digunakan, yaitu uji Uji Hausman adalah pengujian
statistik F yang digunakan untuk memilih statistik sebagai dasar pertimbangan
antara model pooled least square atau dalam memilih apakah menggunakan
fixed effects; uji Langrange Multiplier (LM) FEM atau REM. Uji Hausman dilakukan
yang digunakan untuk memilih antara dengan hipotesis sebagai berikut: H0: REM
model pooled least square atau model ran- dan H1: FEM. Sebagai dasar penolakan H0
dom effects; dan uji Hausman yang digu- maka digunakan Statistik Hausman dan
nakan untuk memilih antara model fixed ef- membandingkannya dengan Chi-Square.
fects atau model random effects (Gujarati, Jika nilai m hasil pengujian lebih besar dari
2004). X2-Tabel, atau nilai Hausman Test lebih
besar dari taraf nyata, maka tidak cukup
Pengujian Signifikansi Model Fixed Ef- bukti untuk melakukan penerimaan terha-
fects dap H0. Sehingga model yang digunakan
Pengujian signifikansi model fixed adalah fixed effect, demikian pula seba-
effects dilakukan dengan uji statistik F. Uji liknya (Widarjono, 2013).
F digunakan untuk mengetahui apakah
teknik regresi data panel dengan fixed ef- Pengujian Hipotesis
fects lebih baik dari model regresi pooled Sebelum dilakukan pengujian hipo-
least square. Hipotesis null (H0) yang digu- tesis (Uji F, Uji T, dan R2), maka terlebih da-
nakan adalah model pooled least square hulu model tersebut diuji agar memenuhi
lebih baik, dengan kata lain tidak terdapat persyaratan BLUE (Best Linear Unbi-
perbedaan antar individu (Widarjono , ased Estimator) yaitu mengujidengan uji
2013). asumsi klasik, yaitu uji autokerasi, uji mul-
tikolinearitas dan uji heteroskesdastositas
Pengujian Signifikansi Model Random (Widarjono, 2013).
Effects
Untuk pengujian signifikansi Hasil dan Pembahasan
model random effects dapat digunakan Hasil Analisis Ekonometrika
uji Langrange Multiplier (LM). Model ini Hausman Test
didasarkan pada nilai residual dari model Uji hausman bertujuan untuk me-
pooled least square. Hipotesis null (H0) milih apakah menggunakan metode fixed
yang digunakan adalah bahwa varians dari effect atau random effect yang paling baik
efek spesifik individu αi sama dengan nol, untuk digunakan. Dengan asumsi hipotesa
dengan kata lain tidak terdapat adanya H0: merupakan metode random effect dan
efek tidak teramati pada komponen error H1: merupakan metode fixed effect.
model random effects. Dengan kata lain
model pooled least square lebih baik dari
random effects model. LM akan mengi-
83
Muhammad Hidayat, dkk. MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89
Tabel 1
Hasil Hausman Test
84
Tingkat Partisipasi Angkatan....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89
Hasil regresi metode fixed effect duduk mengurus rumah tangga, penduduk
menyatakan bahwa variabel pendidikan usia sekolah dan pendidikan mempengaruhi
bertanda positif dan secara statistik tidak tingkat partisipasi angkatan kerja perem-
signifikan. Sementara variabel penduduk puan kabupaten di Provinsi Riau. Semen-
mengurus rumah tangga dan penduduk tara itu nilai Adjusted R-squared yaitu
usia sekolah bertanda negatif dan secara sebesar 0.964397, yang mana nilai ini
statistik signifikan. Signifikasinya variabel digunakan untuk membandingkanmodel
dummy ini menunjukan bahwa intersep apabila ada penambahan variabel be-
antara sepuluh Kabupaten tersebut ber- bas. Nilai Probabilitas dari F-statistik yaitu
beda. Dengan demikian model fixed effect 0,000000 memberikan arti bahwa jumlah
mampu menjelaskan adanya perbedaan penduduk mengurus rumah tangga, pen-
perilaku sepuluh Kabupaten tersebut. duduk usia sekolah dan pendidikan signifi-
kan terhadap tingkat partisipasi angkatan
Analisis Persamaan Masing-masing kerja secara statistik. Nilai prob (t-stat)
Kabupaten di Provinsi Riau yang kurang dari 0,05 dengan tingkat
Berdasarkan tabel 2, didapatkan keyakinan 5%, sehingga dengan tingkat
informasi nilai TPAK masing-masing ka- keyakinan 5% variabel yang signifikan
bupaten, yang mana apabila diasumsi- mempengaruhi tingkat parisipasi angkatan
kan (Caterisparibus) bahwa variabel lain kerja adalah dan penduduk yang mengu-
(MRT, MS, dan PDDK) bernilai nol, maka rus rumah tangga, penduduk usia sekolah
nilai TPAK kabupaten adalah 94,43%, dan pendidikan.
Kabupaten Indragiri Hilir adalah 94,48%,
Kabupaten Indragiri Hulu adalah 92,53%, Pengaruh Jumlah Penduduk Mengurus
Kabupaten Pelalawan adalah 95,26%, Ka- Rumah Tangga Terhadap TPAK Perem-
bupaten Siak adalah 94,82%, Kabupaten puan
Kampar adalah 94,30%, Kabupaten Rokan Nilai koefisien regresi data panel
Hulu adalah 95,42%, Kabupaten Bengka- TPAK perempuan adalah -1.021922 arti-
lis adalah 95,37%, Kabupaten Rokan Hilir nya apabila terjadi peningkatan perentase
adalah 94,50%, Kabupaten Kepulauan penduduk perempuan mengurus rumah
Meranti adalah 92,47%. Nilai TPAK ter- tangga sebesar 1 satuan maka akan
tinggi mengindikasikan bahwa kabupaten mengurangi tingkat partisipasi angkatan
tersebut memiliki tenaga kerja perempuan kerja perempuan sebesar 1,023%. Nilai t-
yang banyak. statistik -39,55712 dengan nilai probabili-
Berdasarkan hasil analisis diatas tas sebesar 0,0000 < 0,05 tingkat signifi-
dapat disimpulkan Kabupaten dengan kan. Dengan demikian dapat disimpulkan
tingkat partisipasi angkatan kerja tertingi bahwa faktor jumlah penduduk perempuan
adalah Kabupaten Rokan Hulu sebesar mengurus rumah tangga berpengaruh se-
95,42% disusul oleh Kabupaten Pelalawan cara signifikan terhadap turunnya TPAK
sebesar 95,36% dan Kabupaten Bengka- perempuan.
lis sebesar 95,37% sedangkan kabupaten Perbandingan persentase jumlah
dengan tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk antar kabupaten yang mengurus
terendah adalah Kabupaten Kepulauan rumah tangga mengalami perubahan tiap
meranti sebesar 92,46%. tahunnya. Pada tahun 2011 rata-rata pen-
duduk perempuan yang mengurus rumah
Uji Statistik tangga mengalami penurunan kecuali Ka-
Hasil regresi fixed effect model- bupaten Indragiri Hilir, Siak, Kepulauan
menghasilkan nilai R2 yaitu 0,973116 ini Meranti mengalami peningkatansebe-
menujukan bahwa 97,31% jumlah pen- sar 43,41%, 43,39% dan 42,61%. Tahun
85
Muhammad Hidayat, dkk. MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89
2012 penduduk mengurus rumah tangga duduk perempuan usia sekolah sebesar 1
mengalamipeningkatan kecuali Kabupaten satuan maka akan mengurangi tingkat par-
Bengkalis turun menjadi 41,32% serta tisipasi angkatan kerja perempuan sebesar
Kepulauan Meranti turun dratis menjadi 0,996%. Nilai probabilitas lebih kecil dari
29,62%. Kabupaten Bengkalis mengalami tingkat keyakinan (0,0000<0,05). Dengan
peningkatan kembali penduduk mengurus demikian dapat disimpulkan bahwa faktor
rumah tangga pada tahun 2013 menjadi jumlah penduduk perempuan usia sekolah
43,13% dan KepulauanMeranti mengikuti berpengaruh secara signifikan terhadap
kenaikan penduduk mengurus rumah tang- naik turunya tingkat partisipasi angkatan
ga menjadi 32,45%. Pada tahun 2014 pen- kerja perempuan.
duduk perempuan yang mengurus rumah Persentase usia penduduk yang
tangga mengalami peningkatan seperti masih bersekolah dari tahun 2010-2014
Kabupaten Kampar, Inhil, Rokan Hilir dan mengalami perbedaan setiap Kabupaten
Rokan Hulu kecuali Kabupaten kepulauan di Provinsi Riau serta setiap tahunnya
meranti turun menjadi 21,65%. masing-masing kabupaten mengalami ke-
Menurut Simanjuntak (2001) sema- naikan dan penurunan. Pada tahun 2011
kin banyak anggota dalam tiap-tiap keluar- kabupaten yang mangalami penurunan
ga yang mengurus rumah tangga semakin usia penduduk yang bersekolah adalah
kecil TPAK (pengaruh negatif). Hasil pene- Kabupaten Kuantan singingi, Siak, Kam-
litian ini menunjukan bahwa hal ini sesuai par, Rokan Hulu, bengkalis, Rokan Hilir,
dengan hasil penelitian dimana jumlah dan Kepulauan Meranti sementara itu Ka-
penduduk mengurus rumah tangga ber- bupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan
pengaruh negatif terhadap TPAK perem- pelalawan mengalami peningkatan dari ta-
puan. Selanjutnya hasil penelitian Affandi hun 2010. Pada tahun 2014 usia penduduk
(2009) yang mengatakan jumlah penduduk yang masih sekolah mengalami peningka-
perempuan usia kerja yang mengurus tan kecuali Kabupaten KepulauanMeranti
rumah tangga berpengaruh negatif terha- mengalami penurunan sebesar 5,17%
dap tingkat partisipasi angkatan kerja dan dibandingkan pada tahun 2013 perempuan
sigifikan hal ini karena persentase pen- turun menjadi 5,95% pada tahun 2014
duduk perempuan yang mengurus rumah dibandingklan tahun 2013 sebesar 9,56%.
tangga jauh lebih besar dari pada laki-laki. Hasil penelitian ini sejalan denganhasil
Rumah tangga yaitu seseorang atau seke- penelitian Affandi (2009) yang mengatakan
lompok orang yang mendiami sebagian jumlah penduduk perempuan pada usia
atau seluruh bagunan, dan biasanya ting- kerja yang masih bersekolah secara par-
gal bersama serta makan dari satu dapur, sial berpengaruh negatif terhadap tingkat
yang dimaksud makan satu dapur adalah partisipasi angkatan kerja perempuan.
jika pengurusan kebutuhan sehari-hari di- Menurut Simanjuntak (2001) sema-
lakukan bersama-sama menjadi satu. Ang- kin besar jumlah penduduk yang berseko-
gota rumah tangga adalah semua orang lah, semakin kecil TPAK (berpengaruh
yang tinggal dalam satu rumah, baik yang negatif). Hal ini sesuai dengan hasil pene-
berada pada waktu pencacahan maupun litian dimana jumlah penduduk usia seko-
sementara tidak ada. lah berpengaruh negatif terhadap TPAK
perempuan.
Pengaruh Jumlah Penduduk Usia Bersekolah merupakan salah satu
Sekolah Terhadap TPAK Perempuan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa
Nilai koefisien regresi data panel orang untuk membekali diri agar dapat
TPAK perempuan adalah -0,996198 artinya melakukan sesuatu yang bisa bermanfaat
apabila terjadi peningkatan perentase pen- bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan
86
Tingkat Partisipasi Angkatan....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89
87
Muhammad Hidayat, dkk. MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89
yang artinya dapat menurunkan TPAK; (b) Badan Pusat Statistik Riau. 2015. Riau
Variabel pendidikan memiliki hubungan Dalam Angka. Pekanbaru.
positif terhadap TPAK perempuan tetapi
Baltagi, B. H. 2005. Economic Analysis of
tidak secara signifikan dan apabila dengan
Panel Data. John Willey & Sons. New
tingkat keyakinan 90% maka, pendidikan
York.
berpengaruh positif secara signifikan ter-
hadap TPAK perempuan; (c) Faktor yang Cahaya, D. M. 2014. Faktor-faktor yang
paling dominan yang mempengaruhi TPAK Mempengaruhi Tingkat Partisipasi
perempuan antar kabupaten di Provinsi Angkatan Kerja Wanita Muda Dalam
Riau adalah jumlah penduduk mengurus Kegiatan Ekonomi Kota Makassar.
rumah tangga. University Hassanuddin.
Berdasarkan pembahasan yang Danim, Sudarwan, 2004, Ekonomi Sum-
telah dilakukan dan dikaitkan dengan berdaya Manusia, Lembaga Penerbit
kesimpulanyang telah didapat maka Pustaka Setia, Bandung.
penulismencoba memberikan saran
sebagaiberikut: (1) Angkatan kerja perem- Gujarati, D. 2004. Basic Econometric (4th
puan harus lebih meningkatkan perannya ed.). Mc.Graw Hill companies. New
di segala sektor pembangunan sehingga York.
tenaga kerja tidak hanya lebih layak beker- Herlina. 2014. Faktor-faktor yang Mempen-
ja di sektor informal tetapi harus dapat garuhi Tingkat Partisipasi Angkatan
terjun di sektor formal dan dapat mening- Kerja Perempuan di Kabupaten Siak.
katkan kualitas pendidikan dan skill agar Universitas Riau.
dapat bersaing di pasar kerja; (2) Diharap-
kan kepada pemerintah agar dapat mem- Hidayat, M. 2014. Inequality Across Dis-
perhatikan angkatan kerja baik laki-laki tricts and Cities in the Riau. Economic
maupun perempuan agar mendapatkan Journal of Emerging Markets, 6(2):
pekerjaan dengan layak sesuai dengan 106–118. http://doi.org/10.20885/ejem.
kemapuan dan skill yang mereka miliki vol6.iss2.art4.
serta menyediakan sarana dan prasarana Martini, Dewi Putu. 2012. Partisipasi Tenaga
untuk dunia pendidikan dan penyuluhan Kerja Perempuan dalam Meningkatkan
untuk masyarakat yang kurang mampu, Pendapatan Keluarga. Jurnal Ekonomi
agar mereka mendapatkan hak yang sama Kuantitatif Terapan 5(2): 119.
dengan angkatan kerja lainnya.
Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya
Daftar Pustaka Manusia. Rajawali Pers. Jakarta.
Riyadi, S. 2001. Faktor-faktor yang Mem-
Adioetomo, Moertiningsih, S. dan Samosir pengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan
B. 2010. Dasar-Dasar Demografi. Kerja Wanita Daerah Tingkat 1 Jawa
Salemba Empat. Jakarta. Barat. Universitas Diponegoro.
Affandi, A. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Simanjuntak, P. 2001. Pengantar Ekonomi
Mempengaruhi Perbandingan Tingkat Sumber Daya Manusia. FEUI Press.
Partisipasi Angkatan Kerja Laki-laki Jakarta.
dan Perempuan di Kota Pekanbaru.
Soewartoyo. 2005. Isu Ketenagakerjaan
University of Riau.
dan Pembagunanan Sumber Daya
Arfida, B. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. PPK-LIPI. Jakarta.
Manusia. Ghalia Indonesia. Jakarta.
88
Tingkat Partisipasi Angkatan....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89
89