Anda di halaman 1dari 14

MediaTrend 12 (1) 2017 p.

76-89

Media Trend
Berkala Kajian Ekonomi dan Studi Pembangunan
http://journal.trunojoyo.ac.id/mediatrend

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan Antar Kabupaten


di Provinsi Riau

Muhammad Hidayat1,*, Sutrisno2, Muhammad Fikry Hadi3

1,2
University of Muhammadiyah Riau, Pekanbaru, Indonesia

Informasi Artikel ABSTR ACT


Sejarah artikel: This study aims to analyze the trend of labor force participation rate of
Diterima Februari 2017
Disetujui Maret 2017 women district in Riau Province, identify and analyze the factors that
Dipublikasikan Maret affect labor force participation rate of female among the districts in the
2017 province of Riau. The analytical tool used in the form of panel data
Keywords: regression analysis to determine the influence of independent variables
Care of the Household, on the dependent variable that includes the number of people who take
Education,
LFPR of female,
care of the household, the number of school-age population and education
Panel Data Regression of the labor force participation rate of female. Based on the results of
data processing can be concluded: Districts with the highest labor force
participation rate is the District Rokan Hulu followed by the District of
Bengkalis and Pelalawan District. While the district the lowest labor force
participation rate Meranti-Islands district. The Population taking care
of the household and school-age significantly influences the Labor Force
Participation Rate of female, while education does not affect the Labor
Force Participation Rates of femaleinter-districts in Riau province.

© 2017 MediaTrend
Penulis korespondensi:
E-mail: m.hidayat@umri.ac.id

DOI: http://dx.doi.org/10.21107/mediatrend.v12i1.2541
2460-7649 © 2016 MediaTrend. All rights reserved.
Tingkat Partisipasi Angkatan....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89

Pendahuluan mencapai tujuan yang direncanakan. Tena-


Pembangunan ekonomi daerah ga kerja dalam hal ini merupakan orang
merupakan suatu proses yang mencakup atau manusia yang bekerja baik secara
pembentukan institusi baru, pembangu- individu maupun kelompok dengan meng-
nan industri alternatif, perbaikan kapasitas gunakan kemampuan yang dimilikinya un-
tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan tuk mencapai hasil usaha yang maksimal.
produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi Tenaga kerja dalam hal ini adalah laki-laki
pasar-pasar baru, dan pengembangan pe- dan perempuan yang termasuk dalam
rusahaan-perusahaan baru. Masalah po- golongan tenaga kerja.
kok dalam pembangunan daerah berada Jumlah penduduk yang tinggi men-
pada penekanan terhadap kebijakan-ke- jadi masalah dibidang ketenagakerjaan
bijakan pembangunan yang berdasarkan khususnya penciptaan dan perluasan la-
pada kekhasan daerah yang bersangku- pangan kerja. Untuk itu perlu adanya la-
tan (endogenous development) dengan pangan kerja baru yang menyerap angka-
menggunakan potensi sumberdaya manu- tan kerja yang tersedia dan perlunya pola
sia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik pendidikan untuk meningkatkan produkti-
secara lokal (daerah). Sehingga kita perlu vitas tenaga kerja, lewat balai latihan dan
melakukan pengambilan inisiatif-inisiatif pendidikan baik bersifat formal maupun
yang berasal dari daerah tersebut dalam informal.
proses pembangunan untuk menciptakan Berdasarkan hasil sensus pen-
kesempatan kerja baru dan merangsang duduk 2010 menunjukan jumlah pen-
kegiatan ekonomi. duduk Provinsi Riau sebesar 5.538.367
Negara berkembang seperti jiwa dengan­laju pertumbuhan penduduk
Indonesia­berpenduduk besar yang men- Provinsi Riau sebesar 3,59%. Jumlah pen-
jadi salah satu masalah utama adalah duduk yang besar dan laju pertumbuhan
pengangguran­struktural yang sangat yang tinggi ini telah mengantarkan Provin-
besar. Masalah ini disebabkan karena si Riau pada posisi ke-10 sebagai provinsi
struktur ekonomi yang ada belum mam- dengan penduduk terbesar di Indonesia
pu menciptakan kesempatan kerja yang dan posisi ke 4 di Sumatra. Setiap tahun-
sesuai­dan dalam jumlah yang cukup un- nya penduduk Riau selalu bertambah pada
tuk menyerap angkatan kerja yang ada. tahun 2014 penduduk Riau berjumlah
Agar mencapai keadaan yang seimbang 6.188.400 jiwa yang terdiri dari 3.178.400
maka seyogyanya mereka semua dapat jiwa penduduk laki-laki dan 3.010.000 jiwa
tertampung dalam suatu perkerjaan yang penduduk perempuan. Jumlah penduduk
cocok dengan keterampilan mereka. Ini Provinsi Riau setiap tahunnya semakin
membawa konsekuensi bahwa perekono- bertambah. Pada tahun 2012 jumlah pen-
mian sebaiknya harus selalu menyediakan duduk Provinsi Riau sebesar 5.879.109
lapangan­pekerjaan bagi angkatan kerja jiwa terdiri dari laki-laki 3.021.494 jiwa
yang baru. dengan TPAK sebesar 84,04% dan perem-
Masalah penduduk tidak terlepas puan 2.857.615 jiwa dengan TPAK sebe-
dengan masalah ketenagakerjaan. Suatu sar 40,41%. Tahun 2013 jumlah penduduk
proses pembangunan peran serta tenaga sebesar 6.033.268 jiwa terdiri dari laki-
kerja sangat menentukan berlangsungnya laki 3.099.760 jiwa dengan TPAK sebe-
pembangunan disuatu negara. Tenaga sar 83,27% dan perempuan 2.933.508
kerja sebagai salah satu faktor ekonomi jiwa TPAK sebesar 42,73%. Pada tahun
memiliki peran yang vital, biasa dikatakan 2014 jumlah penduduk Provinsi Riau
bahwa tenaga kerja memberdayakan dan sebesar 6.188.442 jiwa terdiri dari laki-
mengaplikasikan faktor-faktor lain untuk laki 3.178.486 jiwa dengan TPAK sebesar

77
Muhammad Hidayat, dkk. MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89

83,87% dan perempuan 3.009.956 jiwa bekerja adanya kebutuhan yang harus di-
dengan TPAK sebesar 42,63% (Badan penuhi. Aktivitas dalam kerja mengandung
Pusat Statistik Riau, 2015). unsur suatu kegiatan sosial, menghasilkan
Kabupaten dengan jumlah pen- sesuatu, dan pada akhirnya bertujuan un-
duduk terbanyak pada tahun 2012 di tuk memenuhi kebutuhannya.
Provinsi Riau adalah Kabupaten Kampar Ada beberapa karakteristik individu
dengan jumlah penduduk sebesar 773.171 yang dapat mempengaruhi tingkat parti-
jiwa terdiri dari laki-laki 397.107 jiwa sipasi angkatan kerja wanita yang meng-
dengan­TPAK sebesar 85,70% dan perem- gambarkan sikap individu dalam kegiatan
puan 376.064 jiwa dengan TPAK sebesar pasar tenaga kerja seperti pendidikan,
38,60%, disusul oleh Kabupaten Indra- usia penduduk, pendapatan dan lain-lain.
giri Hilir dengan jumlah penduduk sebesar Wanita memberikan sumbangan yang
694.614 jiwa terdiri dari laki – laki 356.791 besar bagi kelangsungan perekonomian
jiwa dengan TPAK sebesar 84.00% dan dan kesejahteraan rumah tangga dan ma-
perempuan 337.823 jiwa dengan TPAK syarakat. Dengan adanya wanita bekerja
33,80%, kabupaten dengan jumlah pen- akan dapat mengangkat kesejahteraan
duduk terendah adalah Kabupaten Kepu- keluarga pekerja karena mendapat tam-
lauan Meranti dengan jumlah penduduk bahan penghasilan dari hasil kerja wanita.
sebesar 179.894 jiwa terdiri dari laki – laki Wanita pekerja umumya dianggap bukan
92.403 jiwa dengan TPAK sebesar 82,66% sebagai pencari nafkah utama, walaupun
dan perempuan 87.491 jiwa dengan TPAK penghasilan yang diperoleh sering sangat
49,69% (Badan Pusat Statistik Riau, 2015). membantu bahkan merupakan penunjang
Pertumbuhan penduduk akan utama ekonomi rumah tangga.
sangat­mempengaruhi pertumbuhan Berdasarkan latar belakang yang
angkatan­kerja. Semakin besar jumlah telah diuraikan diatas, maka yang menjadi
pertumbuhan penduduk usia kerja, maka pokok permasalahan dalam penulisan ini
secara otomatis jumlah angkatan kerja adalah tren dan faktor yang mempengaruhi­
akan bertambah. Semakin tinggi TPAK tingkat partisipasi angkatan kerja perem-
semakin baik, karena itu berarti partisipasi puan antar kabupaten di Provinsi Riau.
angkatan kerja semakin meningkat. Bila
peningkatan­angkatan kerja seiring dengan Hubungan Pendidikan dengan Tingkat
bertambahnya partisipasi penduduk yang Partisipasi Angkatan Kerja
bekerja, hal ini dapat berarti peningkatan Pendidikan merupakan tujuan
TPAK diiringi dengan penurunan partisi- pembangunan yang mendasar yang mana
pasi penduduk yang bekerja ini pertanda pendidikan memainkan peran kunci dalam
bahwa pemicu tingginya TPAK adalah me- membentuk kemampuan sebuah negara
ningkatnya penduduk yang mencari peker- dalam menyerap teknologi modern dan
jaan dengan kata lain bertambahnya pen- untuk mengembangkan kapasitas agar
gangguran (Mulyadi, 2003). tercipta pertumbuhan serta pembangunan
Oleh karena itu, tingkat partisipa- yang berkelanjutan. Variabel pendidikan
si angkatan kerja merupakan salah satu dengan tingkat partisipasi angkatan kerja
faktor yang harus diperhitungkan dalam secara bersama-sama memiliki pengaruh
pembangunan nasional. Dalam kehidu- yang signifikan (Todaro & Smith, 2013).
pan manusia selalu mengadakan berma- Pendidikan mempengaruhi TPAK melalui
cam-macam aktivitas. Salah satu aktivitas dua jalur yaitu (Simanjuntak, 2001):
itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan
yang dinamakan kerja. Faktor pendorong 1. Proporsi penduduk yang sedang ber-
penting­yang menyebabkan manusia sekolah umumnya lebih besar pada ke-

78
Tingkat Partisipasi Angkatan....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89

lompok umur muda atau kelompok usia Menurut Simanjuntak (2001) ada
sekolah. dua hal yang mempengaruhi peningkatan
2. Semakin tinggi pendidikan seseorang­, TPAK dengan pertambahan umur yaitu :
nilai waktunya menjadi tambah mahal. 1. Semakin tinggi tingkat umur, semakin
Orang yang menganggap waktunya kecil proposi penduduk yang berseko-
mahal mereka cendrung untuk meng- lah. Dengan kata lain proporsi pen-
gantikan waktu senggangnya untuk duduk yang sedang bersekolah dalam
bekerja. Pengaruh ini terutama lebih kelompok umur muda lebih besar dari
nyata dikalangan wanita, wanita yang pada proporsi penduduk yang sedang
berpendidikan tinggi umumnya tidak bersekolah dalam kelompok umur yang
tinggal dirumah untuk mengurus rumah dewasa. Dengan demikian TPAK pada
tangga, akan tetapi masuk angkatan kelompok umur dewasa lebih besar dari
kerja. pada TPAK pada kelompok umur yang
lebih muda.
Hubungan Usia dengan Tingkat Partisi- 2. Semakin tua seseorang, tanggung
pasi Angkatan Kerja jawabnya terhadap keluarga men-
Hubungan antara usia dengan jadi semakin besar. Banyak penduduk
tingkat partisipasi angkatan kerja yaitu dalam usia muda, terutama yang be-
umur tenaga kerja berkaitan langsung lum kawin menjadi tanggungan orang
dengan kondisi fisik seorang tenaga kerja tuanya­, walaupun bukan sedang ber-
dalam melakukan kegiatanya. Semakin tua sekolah. Sebaliknya orang yang lebih
umur tenaga kerja maka kondisi fisiknya dewasa terutama yang sudah kawin
lebih rendah sehingga akan berpengaruh pada dasarnya harus bekerja, bahkan
pada produktifitas tenaga kerja. untuk banyak orang harus bekerja lebih
Tingkat partisipasi penduduk me- lama.
ningkat seirama dengan perkembangan
umur Namun demikian pada umur tertentu Permintaan dan Penawaran Tenaga
tingkat partisipasi mencapai titik optimal Kerja
kemudian menurun hingga titik terendah, Salah satu masalah yang biasa
terutama pada kelompok umur 60 tahun muncul dalam bidang angkatan kerja
keatas. Berbagai variabel lain diperkirakan adalah ketidak seimbangan akan permin-
merupakan penyebab rendahnya tingkat taan tenaga kerja (demand for labor) dan
partisipasi angkatan kerja. penawaran tenaga kerja (supply of labor),
pada suatu tingkat upah. Ketidaksimbangan

Sumber: Adioetomo, Moertiningsih, & Samosir, 2010


Gambar 1
Analisis Keseimbangan Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

79
Muhammad Hidayat, dkk. MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89

sekolah berpengaruh signifikan terhadap


tersebut­penawaran yang lebih besar dari TPAK laki-laki dan perempuan, penduduk
permintaan terhadap tenaga kerja (excess mengurus rumah tangga tidak signifi-
supply of labor) atau lebih besarnya per- kan terhadap TPAK laki-laki tetapi signifi-
mintaan dibandingkan penawaran tenaga kan terhadap TPAK perempuan (Affandi,
kerja (excess demand for labor) dalam 2009). Selanjutnya, (Riyadi, 2001) dengan­
pasar tenaga kerja(Arfida, 2003). mengunakan regresi linier berganda mem-
Pada gambar 1 grafik A, menun- berikan hasil bahwa secara deskriptif umur,
jukkan keseimbangan­jumlah orang yang pendidikan, status sosial dan daerah asal
menawarkan­tenaganya untuk bekerja sangat mempengaruhi TPAK perempuan.
adalah sama dengan jumlah permintaan
tenaga kerja yang diminta. Keseimbangan Metodologi Penelitian
berada pada titik E atau perpotongan kurva Penelitian ini menggunakan data
demand dan supply. Dalam hal ini menun- sekunder runtun waktu (time series) peri-
jukkan tidak ada orang yang menganggur. ode tahun 2010-2014, yang diperoleh dari
Grafik B menunjukkan ketidakseimbangan­ berbagai laporan dan kompilasi data serta
pasar tenaga kerja. Terlihat adanya kele- bentuk publikasi lainnya, seperti dari Dis-
bihan dari sisi demand dan supply tena- naker, Badan Pusat Statistik dan Badan
ga kerja (Adioetomo, Moertiningsih­, & Perencana Pembangunan Daerah Kabu-
Samosir­, 2010). paten yang ada di Provinsi Riau.
Untuk memberikan gambaran ten-
tang variabel-variabel yang diteliti dalam Definisi Operasional Variabel
penelitian, berikut ini dipaparkan hasil- 1) Tingkat partisipasi angkatan kerja
hasil penelitian terdahulu yang dipan- didefinisikan sebagai perbandingan an-
dang relevan dengan penelitian sebagai tara angkatan kerja dengan jumlah se-
berikut:(Herlina, 2014) menjabarkan hasil luruh penduduk usia kerja.
penelitian tentang “Analisis Faktor-Fak- Secara matematis dapat dirumuskan
tor yang Mempengaruhi TPAK Perem- sebagai berikut :
puan di Kabupaten Siak“ data dianalisis
dengan­mengunakan regresi linier ber-
ganda dengan­hasil penelitian: Pendidikan
dan upah mempunyai pengaruh terha- 2) Jumlah angkatan kerja dipengaruhi
dap TPAK. Sementara itu hasil penelitian oleh jumlah penduduk yang bersekolah
(Cahaya­ , 2014) tentang “Faktor-Faktor dan mengurus rumah tangga. Sema-
yang Mempengaruhi Partisipasi Angkatan kin banyak penduduk yang bersekolah
Kerja Wanita Muda dalam Kegiatan Eko- dan mengurus rumah tangga, maka
nomi Kota Makasar“ dengan menggunak- semakin sedikit jumlah penduduk yang
an regresi linier berganda mengindikasikan tergolong angkatan kerja dan semakin
variabel pendapatan, pendidikan, status rendah tingkat partisipasi angkatan ker-
sekolah dan lingkungan sosial berpenga- ja.
ruh positif dan signifikan terhadap jam ker- Secara matematis dapat dirumuskan
ja partisipasi angkatan kerja wanita muda sebagai berikut :
dalam kegiatan ekonomi Kota Makassar.
Penelitian lain yang dilakukan
dengan­menggunakan regresi linier ber-
ganda menghasilkan bahwa Upah tidak 3) Pendidikan merupakan suatu usaha
berpengaruh signifikan terhadap TPAK la- yang dilakukan secara sadar dan teren-
ki-laki dan perempuan, usia penduduk ber- cana untuk mewujudkan suasana dan
80
Tingkat Partisipasi Angkatan....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89

proses pembelajaran agar peserta didik Analisis Data Panel


secara aktif mampu mengembangkan Data panel (panel pooled data)
potensi yang ada didalam dirinya untuk merupakan gabungan data cross section
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, dan series. Dengan kata lain, data panel
kepribadian yang baik, pengendalian merupakan data dari beberapa individu
diri, berakhlak mulia, kecerdasan,dan sama yang diamati dalam kurun waktu ter-
keterampilan yang diperlukan oleh tentu. Jika kita memiliki T periode waktu (t =
dirinya­dan masyarakat (Undang-un- 1,2,...,T) dan N jumlah individu (i = 1,2,...,N),
dang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, maka dengan data panel kita akan memi-
n.d.). liki total unit observasi sebanyak­NT. Jika
Secara matematis dapat dirumuskan jumlah unit waktu sama untuk setiap indi-
sebagai berikut : vidu, maka data disebut balanced panel.
Jika sebaliknya, yakni jumlah unit waktu
berbeda untuk setiap individu, maka dise-
but unbalanced panel. Dalam penelitian
Analisis Faktor yang Mempengaruhi ini, digunakan data yang bersifat balanced­
TPAK Perempuan panel. Oleh karena data diperoleh dari 10
Untuk menganalisis faktor-faktor kabupaten yang diamati dalam kurun wak-
yang mempengaruhi TPAK perempuan tu 5 tahun maka diperoleh 50 observasi.
antar kabupaten di Provinsi Riau digu- Penggunaan data panel­pada dasarnya
nakan regresi data panel. Fungsi yang merupakan solusi atas ketidaktersediaan
terbentuk menyerupai persamaan regresi data time-series yang cukup panjang un-
dengan TPAK perempuan antar kabupaten­ tuk kepentingan analisis ekonometrika.
diduga dipengaruhi oleh variabel pen- Penggunaan data panel dalam re-
duduk mengurus­rumah tangga (MRT), gresi memiliki beberapa keuntungan, di-
usia penduduk yang bersekolah (MS) antaranya; 1) Estimasi data panel dapat
dan pendidikan (PDDK) tiap kabupaten/ menunjukkan adanya heterogenitas dalam
kota. Variabel-variabel yang memiliki nilai tiap individu. 2) Dengan data panel, data
koefisien regresi terbesar, dianggap memi- lebih informatif dan bervariasi, sehingga
liki peranan­penting dalam mempengaruhi mengurangi kolinearitas antar variabel dan
naik turunnya TPAK perempuan di Provinsi meningkatkan derajat kebebasan (degree
Riau. of freedom), serta lebih efisien. 3) Studi
Adapun bentuk persamaan umum- data panel lebih memuaskan untuk menen-
nya adalah : tukan perubahan dinamis dibandingkan­
TPAK= {MRT,MS,PDDK}...................(1) dengan studi berulang dari cross-section.
4) Data panel mampu mendeteksi dan
Persamaan linier model regresi data panel mengukur efek yang secara sederhana
dapat dirumuskan dalam model berikut: tidak dapat diukur oleh data time series
TPAKit= αit+ β1MRTit+ β2MSit+ atau cross-section. 5) Data panel mem-
β3PDDKit + εit.........................................(2) bantu menganalisis perilaku yang lebih
kompleks. 6) Data panel mampu memi-
Keterangan: (1) TPAK= Tingkat nimalkan bias yang dihasilkan oleh agre-
Partisipasi Angkata Kerja (%); (2) MRT= gasi individu karena unit data yang banyak
Mengurus­Rumah Tangga (%); (3) MS= (Baltagi, 2005).
Usia Masih Sekolah (%); (4) PDDK= Pen-
didikan (%); (5) i= Kabupaten Provinsi Estimasi Regresi Data Panel
Riau; (6) t= Waktu (2010 – 2014); (7) α= Secara umum dengan menggu-
Konstanta; (8) ε =Error Term. nakan data panel kita akan menghasilkan

81
Muhammad Hidayat, dkk. MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89

intersep dan slope koefisien yang ber- memadai karena setiap pengamatan
beda pada setiap perusahaan dan setiap diperlakukan seperti pengamatan yang
periode waktu. Oleh karena itu, di dalam berdiri sendiri.
mengestimasi persamaan (2) akan sangat 2) Fixed Effect Model (FEM)
tergantung dari asumsi yang kita buat ten- Masalah yang timbul pada penggu-
tang intersep, koefisien slope dan variabel naan metode Pooled Least Square
gangguannya. Ada beberapa kemungki- yaitu adanya asumsi bahwa intersep
nan yang akan muncul, yaitu (Gujarati, dan koefisien dari setiap variabel sama
2004): (a) Diasumsikan intersep dan slope pada setiap Kabupaten yang diobser-
adalah tetap sepanjang waktu dan indivi- vasi. Untuk memperhitungkan indi-
du (perusahaan) dan perbedaan intersep vidualitas dari setiap unit cross-section
dan slope dijelaskan oleh variabel gang- dapat dilakukan dengan cara menja-
guan; (b) Diasumsikan slope adalah tetap dikan intersep berbeda pada tiap ka-
tetapi intersep berbeda antar individu; (c) bupaten. Pada metode fixed effect
Diasumsikan­slope tetap tetapi intersep ditambahkan variabel dummy untuk
berbeda baik antar waktu maupun antar in- mengubah intersep, tetapi koefisien-
dividu; (d) Diasumsikan intersep dan slope koefisien lainnya tetap sama bagi
berbeda antar individu; (e) Diasumsikan setiap kabupaten yang diobservasi.
intersep dan slope berbeda antar waktu Berdasarkan asumsi struktur matriks
dan antar individu. varians-kovarians residualnya, pada
Dalam analisis model data panel model fixed effects, ada 3 metode es-
terdapat tiga macam pendekatan yaitu timasi yang dapat digunakan, yak-
Pooled Least Square (PLS), Model Efek ni: 1) Ordinary Least Square (OLS/
Tetap (Fixed Effect Model), dan Model LSDV), jika struktur matriks varians-
Efek Acak (Random Effect Model). Ketiga kovarians residualnya diasumsikan
pendekatan pada model data panel akan bersifat homoskedastik dan tidak ada
dijelaskan berikut ini: cross sectional correlation. 2) Weight-
1) Pooled Least Square (PLS) ed Least Square (WLS), jika struktur
Metode pendekatan kuadrat terke- matriks varians-kovarians residualnya
cil ini pada dasarnya sama dengan diasumsikan­bersifat heteroskedastik
metode ordinary least square (OLS) dan tidak ada cross sectional correla-
hanya saja data yang digunakan bukan tion. 3) Seemingly Uncorrelated Re-
data time series saja atau cross sec- gression (SUR), jika struktur matriks
tion saja tetapi merupakan data panel varians-kovarians residualnya dia-
(campuran antara time series dan cross sumsikan bersifat heteroskedastik
section). Sesuai dengan namanya yaitu dan ada cross sectional correlation.
pooled yang berarti dalam metode ini 3) Random Effect Model (REM)
digunakan­data panel dan least squares Berbeda dengan fixed effects model,
yang berarti metode ini meminimumkan efek spesifik dari masing-masing in-
jumlah error kuadrat. Meminimumkan dividu αi diperlakukan sebagai bagian
error kuadrat dikarenakan error kuad- dari komponen error yang bersifat acak
rat kemungkinan besar jika dijumlahkan dan tidak berkorelasi dengan varia-
akan bernilai nol dan jika error hanya bel penjelas yang teramati (Xit), model
dijumlahkan saja tanpa dikuadratkan seperti­ini dinamakan random effects
maka terjadi “ketidakadilan” karena nilai model (REM). Model ini sering disebut
error yang besar dan yang kecil disama- juga dengan error component model
ratakan. PLS merupakan pendekatan (ECM). Metode OLS tidak bisa digu-
yang sederhana, namun hasilnya tidak nakan untuk mendapatkan estimator

82
Tingkat Partisipasi Angkatan....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89

yang efisien bagi model random effects. kuti distribusi chi-square dengan derajat
Metode yang tepat untuk mengestimasi bebas (df) sebesar 1. Jika LM lebih besar
model random effects adalah Gener- dari chi-square pada tabel dengan signifi-
alized Least Squares (GLS) dengan kansi (alpha tertentu), maka hipotesis null
asumsi homokedastik dan tidak ada akan ditolak, yang berarti model estimasi
cross-sectional correlation. yang tepat untuk regresi data panel adalah
model­ random effects daripada model
Pemilihan Model Dalam Pengolahan pooled least square(Widarjono, 2013).
Data
Secara formal, ada tiga prosedur Hausman Test.
pengujian yang akan digunakan, yaitu uji Uji Hausman adalah pengujian
statistik F yang digunakan untuk memilih statistik sebagai dasar pertimbangan
antara model pooled least square atau dalam memilih apakah menggunakan
fixed effects; uji Langrange Multiplier (LM) FEM atau REM. Uji Hausman dilakukan
yang digunakan untuk memilih antara dengan hipotesis sebagai berikut: H0: REM
model pooled least square atau model ran- dan H1: FEM. Sebagai dasar penolakan H0
dom effects; dan uji Hausman yang digu- maka digunakan Statistik Hausman dan
nakan untuk memilih antara model fixed ef- membandingkannya dengan Chi-Square.
fects atau model random effects (Gujarati, Jika nilai m hasil pengujian lebih besar dari
2004). X2-Tabel, atau nilai Hausman Test lebih
besar dari taraf nyata, maka tidak cukup
Pengujian Signifikansi Model Fixed Ef- bukti untuk melakukan penerimaan terha-
fects dap H0. Sehingga model yang digunakan
Pengujian signifikansi model fixed adalah fixed effect, demikian pula seba-
effects dilakukan dengan uji statistik F. Uji liknya (Widarjono, 2013).
F digunakan untuk mengetahui apakah
teknik regresi data panel dengan fixed ef- Pengujian Hipotesis
fects lebih baik dari model regresi pooled Sebelum dilakukan pengujian hipo-
least square. Hipotesis null (H0) yang digu- tesis (Uji F, Uji T, dan R2), maka terlebih da-
nakan adalah model pooled least square hulu model tersebut diuji agar memenuhi
lebih baik, dengan kata lain tidak terdapat persyaratan BLUE (Best Linear Unbi-
perbedaan antar individu (Widarjono­ , ased Estimator) yaitu menguji­dengan uji
2013). asumsi klasik, yaitu uji autokerasi, uji mul-
tikolinearitas dan uji heteroskesdastositas
Pengujian Signifikansi Model Random (Widarjono, 2013).
Effects
Untuk pengujian signifikansi Hasil dan Pembahasan
model­ random effects dapat digunakan Hasil Analisis Ekonometrika
uji Langrange­ Multiplier (LM). Model ini Hausman Test
didasarkan pada nilai residual dari model Uji hausman bertujuan untuk me-
pooled least square. Hipotesis null (H0) milih apakah menggunakan metode fixed
yang digunakan adalah bahwa varians dari effect atau random effect yang paling baik
efek spesifik individu αi sama dengan nol, untuk digunakan. Dengan asumsi hipotesa
dengan kata lain tidak terdapat adanya H0: merupakan metode random effect dan
efek tidak teramati pada komponen error H1: merupakan metode fixed effect.
model random effects. Dengan kata lain
model pooled least square lebih baik dari
random effects model. LM akan mengi-

83
Muhammad Hidayat, dkk. MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89

Tabel 1
Hasil Hausman Test

Berdasarkan hasil analisis uji penduduk mengurus rumah tangga, usia


Hausman­di atas, didapatkan nilai chi- penduduk yang masih sekolah, dan pen-
square sebesar 9,064557 dengan proba- didikan terhadap tingkat partisipasi angka-
bilitas= 0.0284 < 0,05 maka keputusannya tan kerja perempuan antar kabupaten di
adalah tolak H0 dan H1 terima. Sehingga Provinsi Riau digunakan analisis regresi
berdasarkan uji Hausman model yang te- data panel dengan fixed effectmodel. Ber-
pat untuk menganalisis TPAK perempuan dasarkan hasil penelitian diperoleh garis
diatas adalah model fixed effect dari pada persamaan regresi sebagai berikut:
model random effect.
Tabel 2
Ringkasan Hasil Regresi Fixed Effect Model

Fixed Effect Model


Setelah dilakukan penyeleksian TPAKit = 94,35975 - 1,021922MRT -
model dengan cara sebelumnya maka, un- 0.996198MS + 0,060634PDDK + μit
tuk mengetahui besaran pengaruh jumlah

84
Tingkat Partisipasi Angkatan....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89

Hasil regresi metode fixed effect duduk mengurus rumah tangga, penduduk
menyatakan bahwa variabel pendidikan usia sekolah dan pendidikan mempengaruhi­
bertanda positif dan secara statistik tidak tingkat partisipasi angkatan kerja perem-
signifikan. Sementara variabel penduduk puan kabupaten di Provinsi Riau. Semen-
mengurus rumah tangga dan penduduk tara itu nilai Adjusted R-squared yaitu
usia sekolah bertanda negatif dan secara sebesar 0.964397, yang mana nilai ini
statistik signifikan. Signifikasinya variabel digunakan untuk membandingkan­model
dummy ini menunjukan bahwa intersep apabila ada penambahan variabel be-
antara sepuluh Kabupaten tersebut ber- bas. Nilai Probabilitas dari F-statistik yaitu
beda. Dengan demikian model fixed effect 0,000000 memberikan arti bahwa jumlah
mampu menjelaskan adanya perbedaan penduduk mengurus rumah tangga, pen-
perilaku sepuluh Kabupaten tersebut. duduk usia sekolah dan pendidikan signifi-
kan terhadap tingkat partisipasi angkatan­
Analisis Persamaan Masing-masing kerja secara statistik. Nilai prob (t-stat)
Kabupaten di Provinsi Riau yang kurang dari 0,05 dengan tingkat
Berdasarkan tabel 2, didapatkan keyakinan 5%, sehingga dengan tingkat
informasi nilai TPAK masing-masing ka- keyakinan 5% variabel yang signifikan
bupaten, yang mana apabila diasumsi- mempengaruhi tingkat parisipasi angkatan
kan (Caterisparibus) bahwa variabel lain kerja adalah dan penduduk yang mengu-
(MRT, MS, dan PDDK) bernilai nol, maka rus rumah tangga, penduduk usia sekolah
nilai TPAK kabupaten adalah 94,43%, dan pendidikan.
Kabupaten Indragiri Hilir adalah 94,48%,
Kabupaten Indragiri Hulu adalah 92,53%, Pengaruh Jumlah Penduduk Mengurus
Kabupaten Pelalawan adalah 95,26%, Ka- Rumah Tangga Terhadap TPAK Perem-
bupaten Siak adalah 94,82%, Kabupaten puan
Kampar adalah 94,30%, Kabupaten Rokan Nilai koefisien regresi data panel
Hulu adalah 95,42%, Kabupaten Bengka- TPAK perempuan adalah -1.021922 arti-
lis adalah 95,37%, Kabupaten Rokan Hilir nya apabila terjadi peningkatan perentase
adalah 94,50%, Kabupaten Kepulauan penduduk perempuan mengurus rumah
Meranti adalah 92,47%. Nilai TPAK ter- tangga sebesar 1 satuan maka akan
tinggi mengindikasikan bahwa kabupaten mengurangi tingkat partisipasi angkatan
tersebut memiliki tenaga kerja perempuan kerja perempuan sebesar 1,023%. Nilai t-
yang banyak. statistik -39,55712 dengan nilai probabili-
Berdasarkan hasil analisis diatas tas sebesar 0,0000 < 0,05 tingkat signifi-
dapat disimpulkan Kabupaten dengan kan. Dengan demikian dapat disimpulkan
tingkat partisipasi angkatan kerja tertingi bahwa faktor jumlah penduduk perempuan
adalah Kabupaten Rokan Hulu sebesar mengurus rumah tangga berpengaruh se-
95,42% disusul oleh Kabupaten Pelalawan cara signifikan terhadap turunnya TPAK
sebesar 95,36% dan Kabupaten Bengka- perempuan.
lis sebesar 95,37% sedangkan kabupaten Perbandingan persentase jumlah
dengan tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk antar kabupaten yang mengurus
terendah adalah Kabupaten Kepulauan rumah tangga mengalami perubahan tiap
meranti sebesar 92,46%. tahunnya. Pada tahun 2011 rata-rata pen-
duduk perempuan yang mengurus rumah
Uji Statistik tangga mengalami penurunan kecuali Ka-
Hasil regresi fixed effect model- bupaten Indragiri Hilir, Siak, Kepulauan­
menghasilkan nilai R2 yaitu 0,973116 ini Meranti mengalami peningkatan­sebe-
menujukan bahwa 97,31% jumlah pen- sar 43,41%, 43,39% dan 42,61%. Tahun

85
Muhammad Hidayat, dkk. MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89

2012 penduduk mengurus rumah tangga duduk perempuan usia sekolah sebesar 1
mengalami­peningkatan kecuali Kabupaten­ satuan maka akan mengurangi tingkat par-
Bengkalis turun menjadi 41,32% serta tisipasi angkatan kerja perempuan sebesar
Kepulauan Meranti turun dratis menjadi 0,996%. Nilai probabilitas lebih kecil dari
29,62%. Kabupaten Bengkalis mengalami tingkat keyakinan (0,0000<0,05). Dengan­
peningkatan kembali penduduk mengurus demikian dapat disimpulkan bahwa faktor
rumah tangga pada tahun 2013 menjadi jumlah penduduk perempuan usia sekolah
43,13% dan Kepulauan­Meranti mengikuti berpengaruh secara signifikan terhadap
kenaikan penduduk mengurus rumah tang- naik turunya tingkat partisipasi angkatan
ga menjadi 32,45%. Pada tahun 2014 pen- kerja perempuan.
duduk perempuan yang mengurus rumah Persentase usia penduduk yang
tangga mengalami peningkatan seperti masih bersekolah dari tahun 2010-2014
Kabupaten Kampar, Inhil, Rokan Hilir dan mengalami perbedaan setiap Kabupaten
Rokan Hulu kecuali Kabupaten kepulauan di Provinsi Riau serta setiap tahunnya
meranti turun menjadi 21,65%. masing-masing kabupaten mengalami ke-
Menurut Simanjuntak (2001) sema- naikan dan penurunan. Pada tahun 2011
kin banyak anggota dalam tiap-tiap keluar- kabupaten yang mangalami penurunan
ga yang mengurus rumah tangga semakin usia penduduk yang bersekolah adalah
kecil TPAK (pengaruh negatif). Hasil pene- Kabupaten Kuantan singingi, Siak, Kam-
litian ini menunjukan bahwa hal ini sesuai par, Rokan Hulu, bengkalis, Rokan Hilir,
dengan hasil penelitian dimana jumlah dan Kepulauan Meranti sementara itu Ka-
penduduk mengurus rumah tangga ber- bupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan
pengaruh negatif terhadap TPAK perem- pelalawan mengalami peningkatan dari ta-
puan. Selanjutnya hasil penelitian Affandi hun 2010. Pada tahun 2014 usia penduduk
(2009) yang mengatakan jumlah penduduk yang masih sekolah mengalami peningka-
perempuan usia kerja yang mengurus tan kecuali Kabupaten Kepulauan­Meranti
rumah tangga berpengaruh negatif terha- mengalami penurunan sebesar 5,17%
dap tingkat partisipasi angkatan kerja dan dibandingkan pada tahun 2013 perempuan
sigifikan hal ini karena persentase pen- turun menjadi 5,95% pada tahun 2014
duduk perempuan yang mengurus rumah dibandingklan tahun 2013 sebesar 9,56%.
tangga jauh lebih besar dari pada laki-laki. Hasil penelitian ini sejalan dengan­hasil
Rumah tangga yaitu seseorang atau seke- penelitian Affandi (2009) yang mengatakan
lompok orang yang mendiami sebagian jumlah penduduk perempuan pada usia
atau seluruh bagunan, dan biasanya ting- kerja yang masih bersekolah secara par-
gal bersama serta makan dari satu dapur, sial berpengaruh negatif terhadap tingkat
yang dimaksud makan satu dapur adalah partisipasi angkatan kerja perempuan.
jika pengurusan kebutuhan sehari-hari di- Menurut Simanjuntak (2001) sema-
lakukan bersama-sama menjadi satu. Ang- kin besar jumlah penduduk yang berseko-
gota rumah tangga adalah semua orang lah, semakin kecil TPAK (berpengaruh
yang tinggal dalam satu rumah, baik yang negatif). Hal ini sesuai dengan hasil pene-
berada pada waktu pencacahan maupun litian dimana jumlah penduduk usia seko-
sementara tidak ada. lah berpengaruh negatif terhadap TPAK
perempuan.
Pengaruh Jumlah Penduduk Usia Bersekolah merupakan salah satu
Sekolah Terhadap TPAK Perempuan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa
Nilai koefisien regresi data panel orang untuk membekali diri agar dapat
TPAK perempuan adalah -0,996198 artinya melakukan sesuatu yang bisa bermanfaat
apabila terjadi peningkatan perentase pen- bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan

86
Tingkat Partisipasi Angkatan....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89

bersekolah seseorang banyak mendapat- meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan


kan ilmu dan pengetahuan sehingga dia kesenjangan pembangunan dapat menu-
mampu mengasah skill yang dimilikinya. run (Hidayat, 2014).
Kemampuan yang dimiliki seseorang Menurut Simanjuntak (2001) Sema-
dapat bermanfaat apabila dia bisa melaku- kin tinggi pendidikan seseorang, nilai wak-
kan untuk diri sendiri dan berguna bagi tunya menjadi tambah mahal. Orang yang
orang lain. menganggap waktunya mahal mereka­
cendrung untuk menggantikan waktu
Pengaruh Pendidikan Terhadap TPAK senggangnya­untuk bekerja. Pengaruh­ini
Perempuan terutama lebih nyata dikalangan wanita,
Nilai koefisien regresi data panel wanita yang berpendidikan tinggi umum-
TPAK perempuan adalah 0,060634 artinya nya tidak tinggal dirumah untuk mengurus
apabila terjadi peningkatan perentase pen- rumah tangga, akan tetapi masuk dalam
didikan sebesar 1 satuan maka akan me- angkatan kerja berakibat semakin besar
nambah tingkat partisipasi angkatan kerja TPAK (berpengaruh positif). Hal ini sesuai
perempuan sebesar 0,061%. Nilai proba- dengan hasil penelitian dimana pendidi-
bilitas sebesar 0,0614 > 0,05 tingkat signifi- kan berpengaruh positif terhadap TPAK
kan menyatakan H0 diterima dan H1ditolak, perempuan.
yang artinya pendidikan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat partisi- Penutup
pasi angkatan kerja perempuan. Apabila Berdasarkan hasil pembahasan
dilihat dengan tingkat signifikan 0,1 dengan mengenai analisis faktor-faktor yang mem-
tingkat keyakinan 90% maka hasil yang di- pengaruhi tingkat partisipasi angkatan
peroleh adalah nilai probabilitas 0,0614 < kerja kabupaten di Provinsi Riau diperoleh
0,1 menyatakan H0 ditolak dan H1diterima kesimpulan sebagai berikut : (1) Tingkat
yang artinya pendidikan berpengaruh se- partisipasi angkatan kerja perempuan
cara signifikan terhadap tingkat partisipasi dimasing-masing kabupaten di Provinsi
angkatan kerja perempuan. Riau menunjukan bahwa perempuan lebih
Setiap tahunnya pendidikan di ka- memilih bekerja dibandingkan mengurus
bupaten Provinsi Riau mengalami fluk- rumah tangga dan melanjutkan sekolah
tuatif seperti pada tahun 2013 kabupaten serta pendidikannya. Karena masyarakat
dengan tingkat pendidikan tertinggi adalah yang ada di Kabupaten terutama yang
Kabupaten Kepulauan Meranti pendidikan tinggal didaerah perkotaan lebih memilih
perempuan sebesar 37,22% dibandingkan bekerja agar dapat membantu keluarga.
dengan tahun 2014 Kabupaten Kepulauan Kabupaten dengan tingkat partisipasi
Meranti turun menjadi 35,10%. Pada ta- angkatan­kerja tertinggi yaitu Kabupaten
hun 2013 kabupaten dengan tingkat pen- Rokan Hulu, Kabupaten Bengkalis dan Ka-
didikan terendah adalah Kabupaten Rokan bupaten Pelalawan. Sementara kabupaten
Hulu sebesar 22,42% sementara pada ta- tingkat partisipasi angkatan kerja terendah
hun 2014 mengalami peningkatan menjadi adalah Kabupaten Kepulauan Meranti;
26,37%. Meningkatnya pendidikan ter- (2) Pengaruh penduduk mengurus rumah
tentu akan memperbaiki kualitas sumber tangga, penduduk usia sekolah dan pen-
daya manusia yang akan berdampak pada didikan terhadap tingkat partisipasi ang-
penggunaan modal fisik menjadi lebih­ katan kerja perempuan adalah sebagai
efisien dan tenaga kerja akan menjadi berikut: (a) Jumlah penduduk mengurus
lebih­produktif. Dengan demikian, produk- rumah tangga dan jumlah penduduk usia
tifitas baik modal fisik maupun tenaga ker- sekolah memiliki berpengaruh negatif se-
ja akan meningkat dan pada akhirnya akan cara signifikan terhadap TPAK perempuan

87
Muhammad Hidayat, dkk. MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89

yang artinya dapat menurunkan TPAK; (b) Badan Pusat Statistik Riau. 2015. Riau
Variabel pendidikan memiliki hubungan Dalam Angka. Pekanbaru.
positif terhadap TPAK perempuan tetapi
Baltagi, B. H. 2005. Economic Analysis of
tidak secara signifikan dan apabila dengan
Panel Data. John Willey & Sons. New
tingkat keyakinan 90% maka, pendidikan
York.
berpengaruh positif secara signifikan ter-
hadap TPAK perempuan; (c) Faktor yang Cahaya, D. M. 2014. Faktor-faktor yang
paling dominan yang mempengaruhi TPAK Mempengaruhi Tingkat Partisipasi
perempuan antar kabupaten di Provinsi Angkatan Kerja Wanita Muda Dalam
Riau adalah jumlah penduduk mengurus Kegiatan Ekonomi Kota Makassar.
rumah tangga. University Hassanuddin.
Berdasarkan pembahasan yang Danim, Sudarwan, 2004, Ekonomi Sum-
telah dilakukan dan dikaitkan dengan berdaya Manusia, Lembaga Penerbit
kesimpulan­yang telah didapat maka Pustaka Setia, Bandung.
penulis­mencoba memberikan saran
sebagai­berikut: (1) Angkatan kerja perem- Gujarati, D. 2004. Basic Econometric (4th
puan harus lebih meningkatkan perannya ed.). Mc.Graw Hill companies. New
di segala sektor pembangunan sehingga York.
tenaga kerja tidak hanya lebih layak beker- Herlina. 2014. Faktor-faktor yang Mempen-
ja di sektor informal tetapi harus dapat garuhi Tingkat Partisipasi Angkatan
terjun di sektor formal dan dapat mening- Kerja Perempuan di Kabupaten Siak.
katkan kualitas pendidikan dan skill agar Universitas Riau.
dapat bersaing di pasar kerja; (2) Diharap-
kan kepada pemerintah agar dapat mem- Hidayat, M. 2014. Inequality Across Dis-
perhatikan angkatan kerja baik laki-laki tricts and Cities in the Riau. Economic
maupun perempuan agar mendapatkan Journal of Emerging Markets, 6(2):
pekerjaan dengan layak sesuai dengan 106–118. http://doi.org/10.20885/ejem.
kemapuan dan skill yang mereka miliki vol6.iss2.art4.
serta menyediakan sarana dan prasarana Martini, Dewi Putu. 2012. Partisipasi Tenaga
untuk dunia pendidikan dan penyuluhan Kerja Perempuan dalam Meningkatkan
untuk masyarakat yang kurang mampu, Pendapatan Keluarga. Jurnal Ekonomi
agar mereka mendapatkan hak yang sama Kuantitatif Terapan 5(2): 119.
dengan angkatan kerja lainnya.
Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya
Daftar Pustaka Manusia. Rajawali Pers. Jakarta.
Riyadi, S. 2001. Faktor-faktor yang Mem-
Adioetomo, Moertiningsih, S. dan Samosir pengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan
B. 2010. Dasar-Dasar Demografi. Kerja Wanita Daerah Tingkat 1 Jawa
Salemba Empat. Jakarta. Barat. Universitas Diponegoro.
Affandi, A. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Simanjuntak, P. 2001. Pengantar Ekonomi
Mempengaruhi Perbandingan Tingkat Sumber Daya Manusia. FEUI Press.
Partisipasi Angkatan Kerja Laki-laki Jakarta.
dan Perempuan di Kota Pekanbaru.
Soewartoyo. 2005. Isu Ketenagakerjaan
University of Riau.
dan Pembagunanan Sumber Daya
Arfida, B. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. PPK-LIPI. Jakarta.
Manusia. Ghalia Indonesia. Jakarta.

88
Tingkat Partisipasi Angkatan....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.76-89

Suroto. 1992. Strategi Pembangunan dan


Perencanaan Kesempatan Kerja. Gad-
jah Mada University Press. Yogyakarta.
Todaro, M. dan Smith, S. 2013. Pemban-
gunan Ekonomi (11th ed.). Erlangga.
Jakarta.
Undang-Undang RI No. 13 Tentang Ke-
tenagakerjaan Tahun 2003 bab 1 Pasal
1 dan 28
Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun
2003. (n.d.).
Widarjono, A. 2013. Ekonometrika Pengan-
tar dan Aplikasinya. UPP STIM YKPN.
Yogyakarta.

89

Anda mungkin juga menyukai