Anda di halaman 1dari 63

BAB I

FUNGSI, KEDUDUKAN DAN RAGAM BAHASA

Bahasa indonesia dijadikan mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK)


Disetiap perguruan tinggi dengan tujuan agar para mahasiswa menjadi ilmuwan dan
profesional yang memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa indonesia.
Tujuan khusus kuliah bahasa indonesia diperguruan tinggi adalah agar para
mahasiswa,calon sarjana,terampil menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan
benar,secara lisan dan terutama secara tertulis sebagai sarana pengungkapan gagasan
ilmiah.
Tujuan jangka pendek dan bersifat mendesak untuk keperluan mahasiswa pada
akhir kuliah bahasa indonesia adalah
a) Agar mahasiwa mamusun sebuah karya ilmiah sederhana dalam bentuk dan
isi yang baik dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
b) Agar mahasiswa dapat melakukan tugas-tugas (karangan ilmiah
sederhana)dari dosen-dosen lain dengan menerapkan dasar-dasar yang
diperoleh dari kuliah bahasa indonesia.

Tujuan jangka panjangnya adalah agar para mahasiswa sanggup mengisi skripsi
sebagai persyaratan mengikuti ujian sarjana. Demikian juga,setelah lulus mahasiswa
terampil menyusun kertas kerja,laporan penelitian,dan karya ilmiah yang lain.

1.1 Fungsi bahasa

Betapa pentingnya bahasa bagi manusia kiranya tidak perlu diragukan lagi.Hal
itu tidak saja dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan
sehari-hari,tetapi juga dapat dibuktikan dengan banyaknya perhatian para ilmuan dan
praktisi terhadap bahasa. Bahasa sebagai obyek ilmu bukan monopoli para ahli
bahasa.Para ilmuan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai obyek studi
karena mereka memerlukan bahasa sekurang kurangnya sebagai alat bantu untuk
mengkomunikasikan berbagai hal.Politisi mempelajari bahasa agar dapat menemukan
ciri kata atau kalimat dan gaya bahasa yang dapat menyentuh hati nurani orang-orang
disekitarnya sehingga dapat mempengaruhi mereka.Para ahli ilmu jiwa ( psikolog dan
psikiater ) mempelajari bahasa agar dapat menemukan kata –kata atau kalinmat yang
dapat berperan dalam penyembuhan pasiennya.
Gambaran di atas mengindikasikan betapa bahasa diperlukan oleh manusia
untuk memjalankan aktivitas hidupnya. Dalam literatur bahasa,para ahli merumuskan
funsi bahasa bagi setiap orang ada empat yakni :
1. sebagai alat/media komunikasi
2. sebagai alat ekspresi diri
3. sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
4. sebagai alat kontrol sosial
5. Kalau kita cermati ada satu lagi fungsi bahasa yaitu sebagai alat untuk
berpikir
1.2 Kedudukan Bahasa Indonesia
1
Betapa strategisnya kedudukan bahasa Indonesia dalam ikrar ke tiga Sumpah
Pemuda tahun 1928 yang berbunyi:”Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia”dan UUD 1945 pasal 36 menyatakan bahwa”
bahasa negara adalah bahasa Indonesia”dan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36
menyatakan bahwa “bahasa negara adalah bahasa Indonesia”. Ikrar Sumpah Pemuda
1928 menegaskan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa
kebangsaan,sedanngkan hakikat bahasa negara dalam UUD 1945 tidak lain
menegaskan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam sistem pemerintahan
negara RI.
Kedudukan bahasa Indonesia dalam seminar politi berfungsi sebagai berikut :
1. Lambang kebangsaan nacional
2. Lambang identitas nacional
3. Alat pemersatu bangsa
4. Alat perhubungan antar budaya
Sebagai fungsi pertama yaitu lambang kebanggaan nasional,bahasa Indonesia
harus mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebanggaan
kita.Atas dasar kebanggaan ini,bahasa Indonesia kita pelihara dan kita kebangkan.
Sebagai fungsi kedua yaitu lambang identitas nasional,bahasa Indonesia kita junjung
tinggi disamping bendera dan lambang Negara kita.Di dalam melaksanakan fungsi ini
bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitas.Bahasa Indonesia dapat memiliki
identitas hanya apabila masyarakat pemakai membina dan mengebangkannya
sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur –unsur bahasa lain,terutama bahasa asing
seperti bahasa Inggris,yang tidak benar-benar diperlukan. Funsi ketiga bahasa
Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional adalah sebagai alat yang
memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai suku bangsa yang memiliki latar
belakang sosial budaya dan bahasa daerah yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan
kebangsaan yang bulat. Fungsi keempat bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
adalah sebagai alat perhubungan antar warga,antar daerah,dan antar suku
bangsa.Berkat adanya bahasa nasional kita dapat berhubungan satu sama lain
sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakanng
sosial budaya dan bahasa dapat dihindari.
Dalam bahasa Negara,bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut :
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahas pengantar resmi dilembaga pendidikan
1. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pembangunan
2. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan nasional serta
pemanfaatan iptek
Sebagai fungsi pertama,selaku bahasa resmi kenegaraan,bahasa Indonesia
dipakai segala upacara,peristiwa,dan kegiatan kenegaraan,baik dalam bentuk lisan
maupun tulis.Penulisann dokumen,keputusan serta pidato kenegaran.

Fungsi kedua dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara Bahasa Indonesia


merupakan bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai taman kanak-

2
kanak sampai di perguruan tinggi di seluruh Indonesia,dan sekolah-sekolah Indonesia
di luar negeri.
Fungsi ke tiga dalam kedudukannya sebagai bahasa negara,bahasa Indonesia
merupakan bahasa perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan nasional.
Fungsi ke empat di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara bahasa
Indonesia merupakan alat pembangunan kebudayaan nasional,ilmu pengetahuan,dan
teknologi.

1.3 Ragam Bahasa


Ragam bahasa sangat banyak jumlahnya karena penggunaan bahasa sebagai
alat komunikasi tidak terlepas dari latar budaya penutur yang berbeda-beda.Ragam
lisan tentu berbeda dengan ragam tulis.Kedua ragam utama itu dibedakan menjadi
ragam baku dan tak baku.

Berbagai Ragam Bahasa Terpenting


-Berdasarkan cara berkomunikasi-------- a. Ragam Lisan
b. Ragam Tulis

-Berdasarkan cara pandang penutur ------------- a. Ragam Dialek


b. Ragam Terpelajar
c. Ragam Resmi
d. Ragam Takresmi

-Berdasarkan Topik pembicaraan --------------- a. Ragam Hukum


b. Ragam Bisnis
c. Ragam Sastra
d. Ragam Kedokteran
Dsb
Perbedaan ragam lisan dengan ragm tulis
1) Ragam lisan menghendaki adanya lawan bicara yang siap mendengar apa yang
diucapakan oleh seseorang,sedangkan ragam tulis tidak selalu memerlukan “lawan
bicra” yang siap membaca apa yang dituliskan oleh seseorang.

3
2) Ragam lisan sangat terikat pada situasi, kondisi, ruang dan waktu, sedangkan ragam
tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang dan waktu.
3)Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendah dan panjang pendeknya
suara,sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca,huruf kapital atau huruf
kecil,dan huruf tegak atau miring.

keungggulan dan kelemahan berkomunikasi secara lisan dan tertulis


1. Secara lisan

a) Keunggulan
berlangsung cepat
sering berlangsung tanpa alat bantu
kesalahan dapat langsung dikoreksi
dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka

b) Kelemahan
 tidak selalu mempunyai bukti autentik
 dasar hukumnya lemah
 sulit disajikan secara matang/bersih
 muda dimanipulasi
2. Secara tertulis
a. Keunggulan
 mempunyai bukti autentik
 dasar hukumnya kuat
 dapat disajikan lebih matang
 lebih sulit dimanipulasi
b. Kelemahan
o berlangsung lambat
o selalu memakai alat bantu
o kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
o tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik

a. Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku


Pada dasarnya, ragam tulis dengan ragam lisan terdiri pula atas ragam baku
dan ragam tidak baku.

Ragam Baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagaian
besar wrga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya.

4
Ragam Tidak Baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan di tandai
oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.

Untuk mengetahui lebih mendalam tentang bahasa indonesia baku di


bawah ini disebutkan beberapa cirinya.
1.) Pemakaian prefiks me- dan ber- secara eksplisit dan konsisten
Bahasa Indonesia Baku
- Kelaparan menyerang penduduk kampung itu
Bahasa Indonesia Nonbaku
- Kelaparan serang penduduk kampung itu

2.) Pemakaian konjunsi bahwa dan karena secara eksplisif dan konsisten
Bahasa Indonesia Baku
- Ia tahu bahwa anaknya lulus
- Ia tidak mengikuti kuliah karena kerusakan kendaraan
Bahasa Indonesia Nonbaku
- Ia tahu anaknya lulus
- Ia tidak mengikuti kuliah kerusakan kendaraan
3.) Pemakaian unsur-unsur berikut berbeda dari unsur-unsur yang memadai
bahasa indonesia baku.

Contoh :
Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Nonbaku
- Anda, Saudara - situ
- Dengan - sama
- Diberi,memberi - dikasih,kasih
- Hari ini - ini hari
- Begini, begitu - gini,gitu
- Mengapa - ngapain
- Bagaimana - gimana
- Tidak - nggak
- Dimengerti -dimengertiin

4.) Pemakaian ejaan yang resmi berlaku (EYD)


Contoh :
Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Nonbaku
- Mesti - musti
- Mungkin - mangkin
- Panitia - panitya
- Teladan - tauladan
- Tradisional - tradisionil
- Sistem - sistim

5.) Pemakaian peristilahan baku


Contoh :
5
Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Nonbaku
- Acak - random
- Sahih - valid
- Tataran - level
- Masukan - input
- Keluaran - output
- Kawasan - area

6.) Pemakaian kaidah yang baku


Contoh :
Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Nonbaku
- Hal itu sudah kita pahami - hal itu sudah dipahami oleh kita
- Pengendara sepeda diharap turun - baik sepeda diharap turun

6
BAB II
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

1.2 Pendahuluan
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaida pelambangan bunyi
bahasa,penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa.
Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata
mengeja.Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf,suku kata,atau kata,sedangkan
ejaan adalah sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi pemakai bahasa demi keteraturan
dan keseragaman bentuk,terutama dalam bahasa tulis.
Selama ini menurut sejarahnya, bahasa indonesia telah mengalami 3 kali
perubahan pemakaian ejaan. Berikut ini deskripsi secara garis besar perkembangan
ejaan bahasa indonesia.
a. Ejaan Ophuijsen yang berlaku sejak tahun 1901. ejaan ini sebagai hasil kerja sama
Prof. Ch. Van Ophuijsen dengan bantuan Engku Nawawi dan Moh. Thaib Sultan
Ibrahim. Hasil rumusan mereka dihimpun dalam buku kitap melajoe
b. Ejaan soewandi atau ejaan republik, yaitu ejaan yang diresmikan oleh menteri
pendidikan dan kebudayaan dijabat oleh soewandi sehingga ejaan yang sebenarnya
ejaan republik yang lebih dikenal dengan ejaan soewandi.
c. Ejaan yang disempurnakan (EYD) yaitu ejaan yang diresmikan pemakaiannya oleh
Presiden RI pada tanggal 17 Agustus 1972. proses penyusunan EYD terutama
dilakukan oleh tim dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dalam buku Pedoman Umum ejaan yang disempurnakan.

2.2 Ruang Lingkup EYD


Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek,yaitu (1) pemakaian
huruf,(2) penulisan huruf,(3) penulisan kata,(4) penulisan unsur sarapan,(5)
pemakain tanda baca.Pemakain huruf membicarakan bagian-bagian dasar
dari suatu bahasa Yaitu (1) abjad,(2) vokal,(3) konsonan,(4) pemenggalan,
(5) Nama diri.
1. Penulisan huruf membicarakan beberap a perubahan huruf dari ejaan
sebelumnya yang meliputi (1) huruf kapital,(2) huruf mirinng.
2. Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan
jenisnya berupa,(1) kata dasar,(2) kata turunan,(3) kata ulang,(4)gabungan
kata,(6) kata depan,(7) kata sandang,(8) partikel (9) singkatan dan
akronim,(10) angka dan lambang bilangan
3. Penulisan unsur sarapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur
sarapan,terutama kosa kata yang berasal dari bahasa asing.

7
4. Pemakaian tanda baca ( pungtuasi ) membicarakan tehnik penerapan
kelima belas tanda baca dalam penulisan dengan kaidahnya masing-
masing.
Tanda itu adalah
(1)Tanda titik(.) (7) tannda tanya (?) (13) (‘…’)
(1) Tanda koma(,) (8) tanda titik dua (:) (14) (/)
(2)Tanda titik koma (;) (9) tanda seru(!) (15) (‘)
(3)Tanda hubung (-) (10) tanda kurung((…))
(4)Tanda pisah ( _ ) (11) tanda kurung siku […]
(5)Tanda elipsis (…) (12) petik ganda ( “...”)

2.2.1 Pemakaian Huruf


Abjad bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf.Dalam abjad terdapat 5
huruf vocal yaitu a,e,i,o,u dan 21 konsonan. Ada beberapa huruf dalam
abjad bahasa Indonesia melambangkan lebih dari satu fonem:
Didalam bahasa indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan
ai,au,dan oi

Huruf Contoh pemakaian dalam kata


Diftong Diawal Ditengah Diakhir
ai ain syaitan pandai
au aula saudara harimau
oi - boikot amboi

Didalam bahasa indonesia terdapat empat gabungan huruf yang


melambangkan konsonan,yaitu kh,ng,ny dan sy.

Gabungan Contoh pemakaian dalam kata


huruf Diawa
konsonan Ditengah Diakhir
l
kh ksusus akhir tarikh
ng ngilu bangun sanang
ny nyata hanyut -
sy syarat isyarat arasy

2.2.2 Pemenggalan Kata


8
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut :
a. Jika di tengah kata ada vokal yang beruntun,pemenggalannya dilakukan
diantara kedua vokal itu.mis.di-a, do-a,ta-at
b. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang
beruntun,pemenggalaqnnya dilakukan di antara kedua huruf konsonan
tersebut.Mis.ta-bu,ka-wan,ca-tur
c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan,pemenggalan
dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu. Mis.ap-ril,swa-ta,makh-luk
d. Jika di tengah kata ada tiga buah atau lebih huruf konsonan,pemenggalan
dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan
yang kedua.Mis.ab-sor-bsi,k0n-klu-si,ins-tru-ksi.

2. Imbuhan berupa awalan dan akhiran termasuk awalan yang mengalami


perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan
kata yang diimbuhinya,dapat dipennggal.Mis.mem-ba-ha-gia-kan,per-bu-
ruh-an,ba-ca-lah.
3. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari unsur dan salah satu unsur itu dapat
bergabung dengan unsur lain,pemegalannya dapat dilakukan (1) di antara
unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dgn kaidah
pemegalan kata butir 1. Mis. bio-data,atau bi-da-ta,intro-speksi atau in-tro-
spek-si.

2.2.3 Huruf Kapital dan Huruf Miring


a. Huruf Kapital atau Huruf Besar
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat. Mis. “Siapa datang tadi malam?”

2. Huruf kapital sebagai huruf pertama petikan langsung.


Mis.Adik bertanya,”Kapan kita ke Taman Safari ?”

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang berhubungan


dengan nama Tuhan dan kitab suci,termasuk kata ganti Tuhan.
Mis. “Allah Yang Mahakuasa,Islam,Kristen,Alkitab,Quran,Injil”
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan,keturunan,dan dan keagamaan diikuti nama orang.
Mis. “Haji Agus Salim,Imam Syafii,Nabi Ibrahim,Raden Wijaya “

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai penggati nama
orang,nama istansi,atau nama tempat.
Mis. “Presiden Megawati,Menteri Pertanian,Profesor Supomo,Sekretaris
Jendral Deplu,Gubernur Bali. “

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang,nama istansi,atau nama
9
tempat.Mis.Siapa gubernur yang baru dilantik?,Adik saya bercita-cita
menjadi presiden.Kapten Amir telah naik pangkat menjadi mayor.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Mis.”Albar Maulana,Muhamad Rayhan,Kemala Hayati.”

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Mis. “mesin disel,10 watt,2 ampere,5 volt.”
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,suku -
bangsa,dan bahasa. Perlu diingat,pada posisi tengah kalimat,yang dituliskan
dengan huruf kapital hanya huruf pertama nama bangsa,nama suku,dan
nama bahasa.sedangkan huruf pertama kata bangsa,suku dan bahasa
dituliskan dengan huruf kecil.
Mis. “ Dalam hal ini bangsa Indonesia yang…..
…. Tempat kurikulum suku Melayu sejak…
…. Memakai Bahasa Spanyol sebagai…… “
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa suku,
dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Mis. “ keinggris-inggrisan, menjawakan bahasa Indonesia “
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak
dipakai sebagai nama.
Mis. tahun Saka, bulan November, hari Jumat, hari Natal, perang
Diponegoro”
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa
sejarah yang tidak dipakai sebagai nama
Mis. ”Perlombaan persenjataan nuklir membawa resiko pecahnya
perang dunia “
9. Huruf kapital dipakai sebgai huruf pertama nama khas dalam geografi
Mis. “ Teluk Jakarta, Gunung Semeru, Danau Toba, Selat Sunda”
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang
menjadi unsur nama diri.
Mis. “ Mereka mendaki gunung yang tinggi”
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang
menjadi unsur nama diri.
Mis. “ garam inggris, gula jawa, soto madura”.
10
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua semua unsur nama
negara, nama resmi badan/ lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan serta
nama dokumentasi resmi.
Mis. Departemen Pendidikan Nasional RI,
Majelis Permusyarawatan Rakyat,
Peraturan Pemerintah, Nomor 26, Tahun 2001
Undang – Undang Dasar 1945
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama
dokumentasi resmi.
Mis. “ Dia menjadi pegawai di salah satu departemen.
Menurut undang- undang , perbuatan ini melanggar hukum”
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan / lembaga.
Mis. “Perserikatan Bangsa – Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial”
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam penulisan buku, majalah dan judul
karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, dalam, yang, untuk yang
tidak terletak pada posisi awal.
Mis.” Idrus menulis buku Dari Avi Maria ke Jalan Lain Ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra. Dia agen surat kabar Suara
Pembaruan.Ia menulis makalah “ Fungsi Persuasif dalam Bahasa Iklan
Media Elektronik”
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, paman yang dipakai
dalam penyapaan dan pengacuan.
Mis. “ Kapan Bapak berangkat?” tanya Nining. Para ibu mengunjungi
Ibu Hasan. Surat Saudara sudah saya terima.”
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan.
Mis.” Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan
adik saya sudah berkeluarga.”
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama, gelar,
pangkat, dan sapaan.
Mis. Dr.(doktor), M.M. (magister manajemen), Jend. (jenderal),
Sdr.(saudara)
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
11
Mis. Apakah kegemaran Anda?. Usulan Anda telah kami terima
b. Huruf Miring
(1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah dan surat kabar yang di kutip dalam tulisan.
Mis. Majalah Prisma, tabloid Nova, surat kabar Kompas
(2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkususkan huruf , bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Mis. Huruf pertama kata Allah ialah a
Dia bukan menipu , melainkan ditipu
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital
Buatlah kalimat dengan berpangku tangan
(3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama
ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Mis. Nama ilmiah padi ialah oriza sativa
(4) Huruf tebal di gunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan aatu
ketikan yang akan di cetak tebal, diberi garis bawah ganda. Huruf tebal ini
berfungsi untuk menandai kata-kata yang di anggap penting, atau perlu
mendapat perhatian, seperti: judul dan sub judul dalam karangan, nama
(judul) tabel, atau kata yang menuntut perhatian khusus

2.2.4 Penulisan Kata


A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai kesatuan .Mis.Kantor pos
sangat ramai.Buku itu saya sudah baca.Adik naik sepeda baru.(Ketiga
kalimat itu dibangun dengan gabungan kata dasar)
B. Kata Turunan
(1) Imbuhan (awalan,sispan,akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Mis. Bergerigi , ketetapan , sentuhan, gemetar, mempertanyakan, terhapus.
(2) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya.Mis.diberi tahu,beri tahukan,bertanda tangan,tanda tangani.
(3) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus,unsur gabungan kata itu ditulis
serangkaoi.Mis.memberitahukan,ditandatangani.
(4) Jika salah satu unsur gabungan kita hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu di tulis serangkai .
Mis.albusana,antar kota,biokimia,catur tunggal,dasawarsa.
12
Jika bentuk terikat diiikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital,di antara
kedua unsur kata itu dituliskan tanda hubung ( -) Mis.non-Asia,neo-Nazi.

C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
hubung .Mis.anak-anak,buku-buku,berjalan-jalan,dibesar-besarkan,gerak-
gerik,
D. Gabungan Kata

a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,termasuk istilah


khusus,unsur-unsurnya ditulis terpisah.Mis.data besar,kerja sama,kerta apai
cepat luar biasa,meja tulis,orang tua, rumah sakit umum,terima kasih,mata
kuliah.
b. Gabungan kata termasuk istilah khusus,yang mungkin menimbulkan salah
pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan perhatian
unsur yang berkaitan.Mis.alat pandang –dengar( audio visual aid),anak-istri
saya(keluarga) buku sejarah-baru(sejaranya yang baru.
c. Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat
padu sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata. Mis. acapkali, apabila,
bagaimana, barangkali, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada,
darmabakti.
E. Kata Ganti ku,kau,mu,dan nya
Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk singkat kata aku dan
engkau,ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.Mis.aku
bawa(kubawa),aku ambil(kuambil)
F. Kata depan di, ke dan dari
Kata depan di,ke,dan dari ditulis berpisah dari kata yang
mengikutinya ,kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap satu
kata seperti kepada,dan daripada.
G. Kata Sandang si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Mis.si kecil,si pemalu,sang diktator,sang kecil.
H. Partikel
(1) Partikel-lah dan – kah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.Mis.Bacalah peraturan ini sampai tuntas.Siapakah tokoh
yang menemukan radium?
(2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata mendahuluinya.Mis.Apa pun yang
dikatakannya,aku tetap tak percaya.Hendah makan pun lauknya sudah
habis.

13
(3) Partikel per yang berarti ‘demi’,dan’tiap’ditulis terpisah dari bagian kalimat
yang mendahului atau mengikutinya.Mis.Mereka masuk ruangan satu per
satu(satu demi satu).Harga kain itu Rp 2000,00 per meter (‘tiap meter’)
I. Singkatan dan Akronim
(a) Singkatan adalah bentuk yang dipendekan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih.Adapun aturan penulisannya,sebagai berikut:
a,.Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik.Mis.nomor disingkat
no.halamam disingakat hlm.
b.Bila menyingkat dua kata dipakai dua titik Mis.atas nama disingkata a.n.
c.Bila menyingkat tiga kata atu lebih pada akhir singkatannya
(b) Partikel per yang berarti ‘demi’, dan ’tiap’ ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahului atau mengikutinya.Mis.Mereka masuk ruangan
satu per satu (satu demi satu).Harga kain itu Rp 2000,00 per meter (‘tiap
meter’)
Mis.Kami memiliki dua puluh unit komputer.Di lemari itu tersimpan 805
eksempalar majalah.
Bukan: Kami memiliki 20 (dua puluh) unit komputer. Di lemari itu
tersimpan 805 (delapan ratus lima) eksampalar majalah.
2.2.5 Penulisan Unsur Sarapan
Dalam perkembangannya,bahasa Indonesia menyerap unsur dari
berbagai bahasa lain baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing
seperti Sansekerta,Arab,Portugis,atau Inggris.
Berdasarkan taraf intelegensinya, unsur pinjaman dalam bahasa
Indonesia dapat dibagi dalam dua golongan besar.
Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa
indonesia, seperti reshuffle,shuttle cock, I’exploitation de I’homme par
I’home. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa indonesia , tetapi
pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua,unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa indonesia. Dalam hal ini diusahakan
agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya
masih dapat dengan bentuk asalnya.

2.6 Pemakaian tanda baca


A. Tanda titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Mis. Ayahku tinggal di Aceh.
14
2. Tanda titik dipakai dibelakang angka huruf atau huruf pengkodean suatu
judul bab dan subbab.Mis.
A. Uraian umum
B. Ilustrasi
1. Gambar
2. Tabel
3. Grafik
3. Tanda titik di pakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menujukkan waktu. Mis. 12.1o.20 (jam 12, 10 menit, 20 detik)
4. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Mis. Ia lahir pada tahun
1965 di Bandung. Lihat halaman 2345 dan seterusnya. Nomor gironya
5645678
5. Tanda titik dipakai di antara nama penulis. Judul tulisan yang berakhir
dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Mis. Lawrence,Marry S. Wrting as a Thinking Process. Ann Arbor :
University Of Michigan Press, 1974.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Mis. Calon mahasiswa yang mendaftar mencapai 20.590 orang. Koleksi
buku di perpustakaanku sebanyak 2.799 judul.
7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul misalnya judul buku, karangan
lain , kepala ilistrasi atau tabel.Mis. Catur Untuk Semua Umur (tanpa titik)
8. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengiriman dan tangal
surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.Mis.Jakarta,11 Januari 2001
(tanpa titik)
Yth.Bpk.Alwi Hasan (tanpa titik)
Jalan Arif Rahman Hakim No.26 ( tanpa titik)
Palembang 12241 ( tanpa titik )
Sumatra Selatan ( tanpa titik)

B. Tanda Koma (,)


1. Tanda koma dipakai di antara unsu-unsur dalam suat perincian atau
pembilangan.Mis.Reni pembeli permen,roti,dan air minoral.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan.Mis.Saya ingin datang,tetapi hari hujan.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat mendahului induk kalimatnya.Mis.Kalau hujan tidak
redah,saya tidak akan pergi,Karena sakit,kake tidak hadir.
4. Tanda koma harus dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antara kalimat yang terdapat pada bawal kalimat,seperti oleh karena
itu ,jadi,meskipun begitu,akan tetapi.
Mis.Meskipun begitu,kita tetap harus berjaga-jaga.Jadi,masalanya tidak
semuda itu.

15
Seperti oleh karena itu,jadi,lagi pula,meskipun begitu,akan
tetapi.Mis.Meskipun begitu,kita tetap harus berjaga-jaga.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata
seperti,o,ya,wah,aduh,kasihan,dari kata yang lain yang terdapat dalam
kalimat.Mis.O,begitu.Wah,bagus,ya!
6. Tanda koma dipakai untu memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.Mis.Kata ibu,”Saya berbahagia sekali.”Saya berbahagia
sekali,”kata ibu,”karena kamu berhasil.”
7. Tanda koma di pakai di antara (i) nama dan alamat,(ii) bagian-bagian
alamat (iii) tempat dan tanggal,dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang di tulis berurutan.
Mis surat ini di kirimkan kepada Dekan Fakultas
kedokteran.Universitas Imdonesia,Jalan Raya Salemba 6,Jakarta Pusat
C. Tanda Titik Koma
(1) Tanda titik koma di pakai untuk memisakan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara
Mis Hari makin siang daganganya belum juga terjual
(2) Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk.Mis.Ayah mencuri
mobil; ibu sibuk mengetik makalah;adik menghafal nama-nama
menteri;saya sendiri asik menonton siaran langsun pertandingan sepak
bola.
D. Tanda titik Dua (:)
(1) T anda titik dua dapat di pakai pada akhir suatu pernyataan lengkap diikuti
perincian.
Mis Kami memerlukan alat tulis : pensil, penghapus, penggaris dan kertas.
(2) Tanda titik dua di pakai sesudah kata atau ungkapan atau pemberian
Mis. Ketua : Nawangwulan. Sekretaris: S. Hamdan
E . Tanda Hubung (-)
(1) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian garis. Mis. Di samping ada program lama ada juga prog-ram
yang baru
(2) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Mis. Kijang-
Kijang berlari-lari
F. Tanda Pisah (-)
(1) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat. Mis hasil pertandingan itu –sungguh di
luar dugaan-ternyata imbang.

16
(2) Tanda pisah dipakai di antara dua nama tempat atau tanggal dengan arti
’sampa ke’atau’sampai dengan’.
Mis. Jakarta-Bogor tanggal 10-November 1996
G. Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.Mis.Kapan Anda
Diwisuda?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.Mis.Kios sebanyak 200(?) terbakar.Putri Pukes dilahirkan
pada tahun 1899(?)
H. Tanda Elipsis (…)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.Mis.Jika
demikian…ya,apa boleh buat.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naska ada
bagian yang dihilangkan. Mis. Sebab-sebab kolusi di…akan diteliti lebih
lanjut.
I. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah.
Mis. Jangan nyalakan lampu!
J. Tanda Kurung ((…))
1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan. Mis. Penyunting penyelia sudah selesai menyunting KBBI
( Kamus Besar Bahasa Indonesia)
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang merinci
satu urutan keterangan. Mis. Faktor produksi menyangkut masalah (a)
alam, (b) modal.

K. Tanda Kurung Siku ([…] )


Tanda kurung siku dipakai untu mengapit petikan langsung yang berasal
dari pembicaraan dan naska atau bahan tertulis lain.
Mis. Persamaan kedua proses ini ( perbedaannya dibicarakan di dalam Bab
II [lihat halaman 35-38] buku pertama) perlu dibentangkan di sini.
L. Tanda Petik (“…”)
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naska atau bahan tertulis lain.
Mis.”Saya belum siap,”kata Sandra” tunggu sebentar”
17
M. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
Tanda petk tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
Mis.Tanya Deni,”Kau dengar bunyi ‘kret-kret’tadi?”
N. Tanda Garis Miring ( /)
Tanda garis miring dipakai sebagai penggati kata atau dan tiap
Mis. dikirimkan lewat darat/laut=dikirim lewat darat atau laut
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata dan tanda ini
banyak digunakan dalam ragam sastra
Mis. Malam ‘lah tiba(‘lah=telah ). Anita ‘kan kusurati (‘kan=akan)
Kan kucari dari akan ku cari ’lah tiba dari telah tiba.

PENULISAN UNSUR SERAPAN


Berikut ini di daftarkan sebagaian kata asing yang diserap kedalam
bahasa indonesia, yang sering digunakan oleh pemakai bahasa
Kata asing penyerapan yang benar penyerapan yang salah

Risk resiko risiko


System sistim sistem
Effective efektip efektif
Techniek tehnologi teknologi
Echelon esselon eselon
Method metoda metode
Charisma` harisma karisma
Frequency frekwensi frekuensi
Kuitantie kwitansi kuitansi
Description diskripsi deskripsi
Februari pebruari februari
November nopember november
Contingent kontingent kontingen
18
Psychology psikology psikologi
Survey survei survai

19
BAB I I I
DIKSI ATAU PILIHAN KATA
3.1 Pengertian diksi
Diksi ialah pilihan kata maksudnya kiita memiliki kata yang tepaat untuk
menanyakan sesuatu. Pilihan kata merupakan suatu unsur sangat penting baik dalam
dunia karang mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata
yang setepat tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dappat lari dari
kamus. Kamus memberikan suatu ketetapan pada kita tentang pemakaian kata kata.
Dalam hal ini. Makna kata yang tepatlah di perlukan.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin di sampaikanya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata
itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata kata itu
3.2 Makna denotatif dan konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam wajar secara eksplisit.makna wajar ini
yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang di kandung
sebuah kata yang secara objektif. Sering juga makna denotatif di sebut makna
konsetual contoh kata makan bermakna memasukan sesuatu kedalam mulut, di kunya
dan di telan. Kata membanting tulang makna denotatif adalah pekerjaan membanting
sebuah tulang mengandung makna bekerja keras yang merupakan sebuah kata kiasan
Makna konotatif adalah makna asosiatif makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial,sikap,pribad dan kriteria tambahan yang di kenakan pada sebuah makna
konseptual. Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar
kecil mangaju kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga
jamban (konotatif)

3.3 kata umum dan khusus


Contoh kata bermakna umum adalh bunga. Kata bunga memiliki acuan
yang lebih luas dari pada mawar. Bunga bukan hanya mawar melainkan
juga ros,melati,dahlia,anggrek,dan cempaka sebaliknya melati pasti sejenis
bunga,kata bunga yang memiliki acuan yang lebih luas di sebut kata
umum,sedangkan kata dahlia,cempaka,melati atau ros memiliki acuan yang
lebih khusus dan di sebut kata khusus.
Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat
Misalnya ;

Salah Benar
Antara… dengan.. Antara,.. dan…

20
Tidak.,… melainkan… Tidak…. Tetapi…
Baik… ataupun… Baik… maupun…
Bukan… tetapi… Bukan,,.. melainkan...

3.4 gaya bahasa


Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata.
Kalimat,paragraf,atau wacana menjadi efektif jika di ekspresikan dengan
gaya bahasa yang tepat. Gaya bahasa mempengaruhi terbentuknya
suasana,kejujuran,kesopanan,kemenarikan,tingkat keresmian, atau gaya
percakapan. Gaya resmi misalnya, dapat membwa pembaca/pendengar
kedalam suasan serius dan penuh perhatian. Suasan tidak resmi
mengarahkan pembaca/pendengar kedalam situasi rileks tetapi efektif.
Gaya percakapan mebwa suasan kedalam realitas.
3.5 kesesuain kata
Selain ketetapan kata, pengguna bahasa harus pula memperhatikan
kesesuian kata agar tidak merusak makna, suasa dan situasi yang hendak di
timbulkan atau suasana yang sedang berlangsung. Syarat kesesuaian kata
adalah sebagai berikut.
a. Menggunakan ragam buku secara cermat dan tidak mempercampuradukan
penggunaanya dengan kata kata yang tidak baku yang hanya di gunakan
dalam pergaulan misalnya; hakikat (baku), hakekat (tidak baku), konduite
(baku). Kondite (tidak baku)
b. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat,
misalnya; kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur
(kasar) tunasusila (lebih halis)
c. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan
cermat, misaln; sesua bagi (salah) sesuai dengan (benar), bukan hanya
melainkan juga (salah) bukan hanya tetapi juga (benar)
d. Menggunakan kata dengan nuansa tertntu, misalnya; berjalan lambat,
mengesot dan merangkak,merah darah, merah putih
e. Menggunakan kata ilmiah untuk menggunakan kata ilmiah, dan
komunikasih nonilmiah (surat-menyurat, diskusi umum ) menggunakan
kata populer misalnya; argumentasih (ilmiah), pembuktian (populer),
psikologi (ilmiah), ilmu jiwa (populer)
f. Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis,
misalnya; baca, tulis, kerja (bahasa tulis) menulis, menuliskan, membaca,
membacakan, bekerja, mengerjakan, dikerjakan (bahasa tulis)
3.6 Hakikat makna
Bahasa berkembang sesuai tuntutan masyarakat pemakainya.
Pengembangan biksi terjadi pada kata. Namun, hal ini berpengaruh pada
21
penyusunan kalimat, paragraf, dan wacana. Pengembangan tersebut
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi. Komunikasi kreatif
berdampak pada perkembangan diksi, berupa penambahan atau
pengurangan kuantitas maupun kualitasnya. Selain itu bahasa berkembang
sesuai dengan kualitas pemikiran pemakainya. Perkembangan dapat
menimbulkan perubahan yang mencakup : perluasan, penyempitan,
pembatasan, pelemahan, pengaburan dan pergeseran makna.
Faktor penyebab perubahan makna aadalah sebagai berikut :
1. Kebahasaan.
Perubahan makna yang ditimbulkan oleh faktor kebahasaan meliputi
perubahan intonasi, frasa, bentuk kata dan bentuk kalimat.
a) Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan oleh
perubahan nada, irama, dan tekanan, kalimat berita ia makan. Makna
berubah jika intonasi kalimat diubah, misalnya : Ia makan? Ia makan! Ia
maakaan. Perbedaan kalimat berikut ini diakibatkan oleh perubahan
intonasi.
Contoh :
Paman teman saya belum menikah.
Paman,teman saya belum menikah.
Paman, teman saya, belum menikah.
Paman, teman, saya, belum menikah.
b) Perubahan sruktur frasa : kaleng susu (kaleng bekas tempat susu), Susu
kaleng (susu yang dikemas dalam kaleng), dokter anak (dokter spesialis
penyakit anak), anak dokter (anak yang dilahirkan oleh orang tua yang
menjadi dokter).
c) Perubahan bentuk kata adalah perubahan makna yang ditimbulkan oleh
perubahan bentuk. Misalnya, tua (tidak mudah) jika ditambah awalan ke-
menjadi ketua , makna berubah menjadi pemimpin. Sayang (Cinta) berbeda
dengan penyayang (orang yang mencintai) memukul (orang yang
memukul) berbeda dengan yang dipukul (orang yang dikenai pukulan)
d) Kalimat akan berubah makna jika strukturnya berubah.
Contoh :
1. Ibu Rina menyerahkan laporan itu lantas dibacanya.
2. Karena sudah diketahui sebelumnya, satpam segera meringkus pencuri itu.
Kalimat pertama : salah bentuk kata sehingga menimbulkan makna Ibu
Rina dibaca setelah menyerahkan surat itu (aneh bukan?). Kesalahan
terjadi pada kesejajaran bentuk kata meyerahkan dan diserahkan
seharusnya meyerahkan dibentuk pasif menjadi diserahkan.
Contoh :
(1a) Setelah diserahkan oleh Ibu Rina laporan itu dibaca oleh penerimanya.
(1b) Setelah diserahkan oleh Ibu Rina laporaan itu Ia baca.
Kalimat kedua, salah kesejajaran bentuk kata diketahui seharusnya
mengetahui.
(2a) Karena sudah mengetahui sebelumnya, satpam segera meringkus
pencuri itu.
22
(2b) Pencuri itu segera diringkus oleh satpam karena sudah diketahui
sebelum-nya.

2. Kesejarahan.
Kata perempuan paada jaman penjajahan jepang, digunakan untuk
menyebut perempuan penghibur. Orang menggantinya dengan kata wanita.
Kini setelah orang melupakan peristiwa tersebut menggunakannya kembali,
dengan pertimbangan kata perempuan lebih mulia dibanding kata wanita.
Perhatikan penggunaan kata bercetak miring pada masa lalu dan
bandingkan dengan pemakaian kata masa sekarang.
Prestasi orang tiu berbobot (sekarang berkualitas).
Prestasi kerjanya mengagumkan (sekarang kinerja).
Ia karyawan yang pintar (sekarang cerdas).
3. Kesosialan
Masalah sosial berpengaruh terhadap perubahan makna. Kata gerembolan
yang pada mulanya bermakna orang berkumpul atau kerumun. Kemudian,
kata itu tidak di gunakan karna berkonotasi dengan pemborontak,
perampok, dan sebagainya.
Contoh :
Petani kaya disebut petani berdasi.
Militer disebut baju hijau.
Guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa.
4. kejiawaan
perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulakan oleh pertimbangan :
1. Rasa takut 2. Kehalusan ekspresi, 3. Kesopanaan. Misalnya, pada masa
orde baru, orang takut (khawatir) banyak hutang ( komersial) merupakan
kinerja buruk bagi pemerintah , kata tersebut di ganti dengan bantuan atau
pinjaman. Padahal , utang (komersial) dan bantuan berbeda makna .
utang harus dikembalikan bersama bunganya, sedang bantuan tidak
menuntut pengembalian . demikian pula kata dirumahkan untuk menganti
dipecat. Kata korupsi diganti dengan menyalah gunakan jabatan, di
penjara (ditahan) di ganti dengan di amankan. Pemakaian kata-kata
tersebut dimaksudkan orang agar tidak menimbulkan masalah kejiwaan ,
misalnya menderita, tidak takut, atau tidak menentang secara
pisikologis.
5. Bahasa Asing
Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya kata tempat orang
terhormat diganti dengan VIP. Kata symposium pada mulanya bermakna
orang yang minum-minum di restoran dan kadang-kadang ada acara dangsa
yang diselingi dengan diskusi . dewasa ini kata symposium sudah lebih
dititikberatkan pada acara diskusi yang membahas berbagai masalah dalam
bidang ilmu tertentu.
Contoh :
Jalur khusus bus disebut busway
Kereta api satu rel disebut monorai
Penuh warna, kalerful dari kata colourfull
6. Kata Baru
23
Kreatifitas pemakai bahasa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya.
Kebutuhan tersebut memerlukan bahasa sebagai alat ekspresi dan
komunikasi. Kreatifitas baru dihadapkan pada kelangkaan makna leksikal,
yang mendasari bentuk unflesi suatu kata, atau istilah baru yang
mendukung pemikiran. Kebutuhan tersebut mendorong untuk meciptakan
istilah baru bagi konsep baru yang ditemukannya. Misalnya: chip
microsoftword, server download, cd, dvd, chetting, infokus, website,
megapixel, vendor, hacker crecker, vutur, antirex, flesh drive,
pashword, dan sebagainya. Dalam bahasa indonesia terdapat kata-kata
asing yang di indonesiakan. Ada yang dipertahankan karena
internasioanlnya, dan ada kata asing yang cukup dengan penyesuaian
ejaannya.

24
BAB IV
KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA
Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting
tidak lain karena melalui kalimatlah sesorang dapat menyampaikan maksudnya
dengan jelas. Santun bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran
kalimat adalah kata (misalnya tidak) dan frasa atau kelompok kata (mis tidak tau)
kedua bentuk itu, kata dan frasa tidak dapat mengungkapkan suatu maksud dengan
jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan sebagai kalimat. Untuk dapat berkalimat
dengan baik, perlu struktur dasar suatu kalimat.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan,
yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, diselah jedah, dan
diakhiri dengan intonasih akhir. Dalam wujud tulosan berhuruf latin
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
(.),tanda tanya (?), tanda seru (!)

5.1 Unsur kalimat


Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku tata bahasa
indonesia lama lazim disebut jabatan kata dalam kalimat, yaitu subjek (S),
predikat (P), objek (O), pelengkap dan keterangan. Kalimat bahasa
indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur yakni subjek dan
predikat. Fungsi unsur lain objek, pelangkap, dan keterangan dalam suatu
kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.

5.2 Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu, melakukan
(tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku). Selain itu
melakukan tindakan atau perbuatan subjek (S), sesuatu yang dinyatakan
oleh predikat dapat pula mengenai sifat, situasi, status, ciri atau jati diri
subjek. Predikat berupa kata atau frasa sebagian besar ferba atau adjektifa
tetapi dapat juga nominal atau frasa nominal.
Contoh;
1) Ibu sedang tidur siang
2) Putrinya cantik jelita
3) Kota, jakarta dalam keadaan aman

Kata-kata yang dicetak miring dalam kalimat 1-3 adalah predikat kelompok
kata sedang tidur siang pada kalimat satu memeritahukan ibu melakukan
apa, cantik jelata pada kalimat dua memberitahukan bagaimana putrinya,
dalam keadaan aman pada kalimat tiga memberitahukan situasi kota
jakarta.
25
5.3 subjek
Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukan pelaku, sosok
(benda),sesuatu hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal)
klausa atau frasa verba
Contoh;
1) Meja direktur besar
2) Ayahku sedang melukis
3) Yang berbaju batik itu dosen saya
Kata-kata yang dicetak miring adalah subjek
5.4 Objek
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Objek pada
umumnya diisi dengan nominal, frasa nominal atau klausa. Letak objek
selalu di belakang predikat yang berupa ferba fransitif, yaitu verba yang
menuntut wajibnya objek.
Contoh;
1) Nurul menimbang barang
2) Arsitek merancang bangunan
3) Juru masak menggoreng ikan
Verba transitif menimbang,merancang, menggoreng pada contoh di atas
adalah P yang menuntut untuk dilengkapi, unsur yang akan melengkapi P
bagi ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.
5.5 Pelengkap
Pelengkap (Pel) yaitu komplemen adalah bagian kalimat yang
melengkapi P.Letak Pel umumnya dilengkapi P yang berupa verba.posisi
peserta itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisih Pel dan O
juga sama, yaitu dapat berupa nominal,frasa nominal,atau klausa. Namun
antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Contoh;
1) Ketua MPR membacakan pancasilah
2) Banyak orsospol berlandasan pancasila
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi
dengan nomina pancasila, jika hendak di pastikan, ternyata yang bisa hanya
kalomat (a) yang menampatkan pancasilah sebagai O . ubalah kalimat (a)
menjadi kalimat pasif adalah;
Pancasilah (S) dibacakan oleh ketua MPR (O)

26
Pesisi pancasilah sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa di pindakan
kedepan menjadi S dalam kalimat pasif contoh;
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol

5.6 keterangan
Keterangn (ket) adalah bagian kalimat yang menrangkan berbagai hal
tentang bagian kalimat yang lainya, unsur ket dapat berfungsih
menerangkan S,O,P dan pel posisinya bersifat menasukan dapat di awal, di
tenga atau di akir kalimat. Pengisi ket adalah frasa
nominal,frasa,preposisional,adverbia atau klausa.

Bagan kalimat dasar


Fungsi/tipe Subjek Predikat Objek Pelengkap Keteranga
n
1,S-P Orang itu Sedang tidur _ _ _
2,S-P-O Ayahnya Membeli Mobil _ _
baru
3,S-P-Pel beliau menjadi _ Ketua
keperasi
4,S- P-Ket Kami Tinggi _ _ Di jakarta
5,S-O-Pel Dia Mengirimi Ibu
Uang _
nya
6,S-P-O-Ket Pak raden Menyimpan Uan _ Di bank
g
7,S-P-O-Pet-Ket annisa mengirini ekn
tasbih Minggu
ya lalu

5.7 jenis kalimat menurut jumlahnya klausanya


Menurut jumlahnya klausa, pembentukanya, kalimat dapat di bedakan
menjadi dua macam yaitu; kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa-klausa


pembentuk kalimat tunggal yang mengandung satu unsur S,P,O,Pel dan
Ket karena unsur pembentuk yang sera tunggal itulah kalimatnya
dinamakan kalimat tunggal.

27
Berdasarkan jenisnya kata/frasa P-nya, kalimat tunggal dapat dipilih lagi
menjadi empat macam, dan kalimat-kalimat tunggal itu diberi nama sesuai
dengan P-nyamasing-masing seperti yang tampak pada conto dibawa ini
a. Kami (S) mahasiswa indonesia (P), ( kalimat nominal )
b. Jawaban anak itu (S) sangat tepat (P) (kalimat adjektifa)
c. Sapi-sapi (S) sedang merumput (P) (kalimat ferbal)
d. Rumah orang kaya itu (S) ada delapan (P) (kalimat numeral)
5.8 kalimat majemuk
Kalimat majemuka adalah kalimat yang merupakan gabungan-gabungan
dua dua atau lebih kalimat tunggal karena kalimat tunggal hanya terdiri atas
klausa, berarti kalimat majemuk mengandung lebih dari satu kalusa.
Perhatikan contoh dibawa ini.
a) Seorang menejer harus mempunyai wawasan yang luas
SI PI OI
dan harus menjunjung tinggi etika profesi
P2
b) Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus
SI PI OI Ket
. ketika para dosen,karyawan dan mahasiswa menikmati hari libur.
S2 P2 O2
Dengan mencermati contoh-contoh itu jelaskan itu jelaslah bahwa
kalimat majemuk setidaknya mempunyai P lebih dari satu, sedfangkan S
yang sebenarnya ganda, dapat tidak tampak ganda seperti conto (a) yakni
seorang menejer.
Contoh (a) menghasilkan suatu klimat majemuk setara penanda yang
memisahkan kalimat majemuk setara antara lain, adalah kata penghubung
(konjungsi) dan ada pun contoh (b) menghasilkan kalimat majemu yang
disebut kalimat majemuk bertingkat karena kalimat yang kedua merupakan
hasil perliasan kalimat pertama. Penanda yang memisahkan keduah klausa
dalam kalimat majemuk tak setara antara lain adalah kata penghubung
kertika.

5.9 jenis kalimat menurut fungsinya


Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat diperici menjadi kalimat
pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan.
Semua jens kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk positif dan negatif.
Dalam bahasan lisan, intonasi yang khas menjelaskan kapan kita
berhadapan dengan salah satu jenis. Itu dalam bahasa tulisan, perbedaannya
dijelaskan bermacam-macam tanda baca.
28
A. Kalimat pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu
demgan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada
lawan berbahasanya (biasanya,intonasi menurun;tanda baca titik)
Misalnya :
Positif
1.Presiden SBY mengadakan kunjungan keluar negeri.
2.Indonesia menggunakan sistem anggaran yang berimbang.
Negatif
1.Tidak semua masabah bank memperoleh kredit lemah
2.Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi
yangmemuaskan tentang bisnis kondominium di kota-kota besar.
Silakan Anda buat lima buah contoh lainnya!
B. Kalimat pertanyaan (interogatif)
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi
atau reaksi (jawaban) yang diharapkan.(Biasannya intonasi menurun;tanda
baca tanda tanya).Pertanyaan sering menggunakan kata tanya seperti
bagaimana,dimana,mengapa,berapa,dan kapan.
Misalnnya.
Positif
1) Kapan saudara berangkat ke singapura?
2) Mengapa dia gagal dalam ujian?
Negatif
1) Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang disepakati ?
2) Mengapa tidak semua fakir miskin di negara kita dapat dijamin
pengihidupanya oleh negara ?
Coba anda buat lima buah contoh lainya.

C. Kalimat perintah dan permintaan (imperatif)


Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin ”menyuruh” atau
”melarang” orang berbuat sesuatu (biasanya, intonasih menurun ; tanda
baca titik atau tanda seru) misalnya:
Positif
1) Maukah kamu di suruh mengantarkan buku ini pak sahluddin!
2) Tolong buatkan dahulu rencana pembiayaanya.

29
Negatif
1) Sebaiknya kita tidak berfikiran sempit tentang hak asasi manusia.
2) Janganlah kita enggan mengeluarkan zakat jika sudah tergolong orang
mampu.
Coba anda buat limah buah contoh lainya!

D. Kalimat seruan
Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan
”yang kuat” atau yang mendadak. (biasany, ditandai oleh menaiknya suara
pada kalimat lisan dan di pakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat
tulis).

Misalnya:
Positif
1) Bukan main, cantiknya.
2) Nah, ini dia yang kita tunggu.
Negatif
1) Aduh, pekerjaan rumah sya tidak terbawa.
2) Wah, target KONI di sea games XXIII tahun 2005 di manila tidak tercapai.
Silakan anda buat lima buah conto lainnya!.

5.10 kalimat efektif


Kalimat efektif ialah kalimat yang memliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengan atau
pembaca seperti apa yang ada dalam pikirkan pembicara atau penulis.
Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasih sehingga kejelasan
kalimat itu dapat terjamin.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas yaitu kesepadanan
struktur keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan
pernalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
A. Kesepadanan
Yang termaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini
diperlihatkan oleh satuan gagasan yang kompak dan kepadanan pikiran
yang baik.
1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Contoh
a. Bagi semuah mahasiswa perguruan tinggi ini harus mempunyai uang kuliah
(salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(benar)
2) Tidak terdapat subjek yang ganda
30
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Soal itu saya kurang jelas

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut


a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen
b. Soal itu bagi saya kurang jelas.
3) Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
b. Kakanya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepada
motor Suzuki.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama,


ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan
penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat,
sebagai berikut.
a. Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acar
partama.
atau
kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepedah motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda
motor Suzuki.
Atau
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli
sepeda motor Suzuki.

4) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.


Contoh:
a. Bahasa indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut.
a. Bahasa indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

B. Keparalelan

31
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata
yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama
menggunakan nomina, kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk
kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a) Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes
b) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecetan
tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.

Kalimat a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang


mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan
kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara penyejajarkan kedua
bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikan secara lues.
Kalimat b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki
predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecetan, memasang,
pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi
predikat nominal, sebagai berikut

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecetan


tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.

C. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu
perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada
ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekan atau penegasan
atau penonjolan itu. Ada berbagai cara untu membentuk penekana dalam
kalimat.

1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara itu
dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanaanya ialah presiden mengharpkan
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya
Penekanannya:.harapan presiden
Jadi, penekana kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2) Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
32
3) Melakukan pengulangan kata atau (repetisi)

Contoh:
Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka
4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5) Menggunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang harus bertanggumg jawab.

D. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah
hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak
perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak di perlukan, sejauh tidak
menyalahi kaida tata bahasa.
Contoh:
a. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ketempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah
a. Karena tidak diundang, dia tidak datang ketempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata
yang berbentuk jamak
Contoh:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
Para tamu-tamu para tamu
Beberapa orang-orang beberapa orang
Para hadirin hadirin

E. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak
menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata yang. Perhatikan
kata berikut.
a) Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Kalimat a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa
atau perguruan tinggi!
b) Dia menerima uang sebanyak dua pulu lima ribuaan
Kalimat b) kalimat makna ganda yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu
rupiah atau dua puluh lima rupiah
33
F. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam
kalimat itu sehingga informasih yang disampaikannya tidak terpecah-
pecah.kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara
berfikir yang tidak simetris.
Contoh:
a. Mereka membicarakan dari pada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah
adat.
Seharusnya :
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
Ada dua macam kalimat pasif yaitu kalimat pasif biasa dan kalimat pasif
persona.
Contoh:
Saya mencari udang (SPO aktif)
Udang itu dicari oleh saya (pasif biasa)
Udang itu saya cari (pasif persona)
Mereka telah mendatangi DPR (aktif)
DPR telah didatangi oleh merake (pasif biasa)
DPR telah mereka datangi (pasif persona)

G. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan adalah bahwa ide kalimat itu
dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang
berlaku.
Contoh:
a. Waktu dan tempat kami persilahkan.
b. Untuk mempersinggkat waktu, kita teruskan acara ini.
c. Semoga dimaklumi
d. Pekerjaan itu dia tidak cocok

Seharusnya:
a. Bapak mentri kami persilahkan.
b. Untuk menghemat waktu kita teruskan acara ini.
c. Semoga bapak dapat memakluminya.
d. Pekerjaan itu bagi dia tidak cocok.

34
BAB V
PARAGRAF
Paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan, biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru
atau biasa kita sebut alinea. Alinea atau paragraf adalah satuan bentuk
bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan dari beberapa
kalimat. .
35
6.1 fungsi paragraf
Penulisan paragraf mempunyai beberapa fungsi.menurut Wiyanto
(2011:16-18) fungsih paragraf dapat dilihat dari sudut penulis dan
pembaca.
a. Dari sudut penulis
1) Paragraf menjadi wadah untuk mengkapkan sebuah pikiran penulis. Pikiran
penulis disampaikan secara bertahap, yaitu setiap pokok pikiran ditulis
dalam sebuah paragraf. Bila berpinda ke pokok pikiran lain, penulis
menyampaikan melalui paragraf baru.
2) Penulis dapat menyampaikan buah pikiranya secara teratur dan runtu.
Dengan wadah berupah paragraf-paragraf itu, penulis dapat memisahkan
tiap-tiap unit pikiranya dan tidak akan campur aduk dengan unit pikirannya
yang lain. Dengan demikian, alur jalan pikirannya akan semakin jelas.
3) Penulis dapat berheti sejenak pada akhir paragraf, lalu dapat melanjutkan
menulis pokok pikiran selanjutnya
4) Dalam keseluruhan tulisan/karangan, paragraf dapat dimanfaatkan sebagai
pengantar, transisi, atau kesimpulan. Sebagai pengantar, paragraf dapat
mengarahkan pikiran pembaca ke masalah yang akan dibahas. Sebagai
transisi, pragraf berfungsih membelokan pikiran pembaca dari satu masalah
ke masalah lainnya. Selanjutnya, paragraf juga sering di gunakan untuk
menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang telah diuraikan.
b. Dari sudut pembaca
1) Pembaca dapat menangkap pokok piiran penulis dengan mudah
2) Memudahkan pembaca menikmati tulisan. Lambat laun pembaca dapat
menghabiskan tulisan dalam satu buku.
3) Pembaca dapat mengikuti alur pikiran penulis.
6.2 syarat-syarat paragraf
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu ketentuan
paragraf dan kepaduan paragraf.
a. Kesatuan paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu,
kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar
tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu

.
b. Kepaduan paragraf.
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis
dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar kalimat. Urutan
yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu.

Pengait paragraf

Ungkapan pengait antarkalimat dapat berupa ungkapan


pengubung/transisi
36
Beberapa kata transisi
1. Hubungan Tambahan : Lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula,
disamping itu, berikutnya, demikian
pula, begitu pula, lagi pula
2. Hubungan Pertentangan : Akan tetapi, namun, bagaimanapun,
walupun, demikian, sebaliknya,
meskipun begitu, lain halnya.
3. Hubungan Perbandingan : Sama dengan itu, dalam hal yang
demikian, sehunungan dengan itu.
4. Hubungan akibat : Oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh
karena itu, maka, oleh sebab itu.
5. Hubungan tujuan : Untuk itu, untuk maksud itu
6. Hubungan singkatan : Singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada
umumnya, dengan kata lain, sebagai
simpulan.
7. Hubungan waktu : Sementara itu, segera setelah itu,
beberapa saat kemudian.
8. Hubungan tempat : Berdekatan dengan itu.

6.3 pembagian paragraf menurut jenisnya .


Dalam sebuah karangan (komposisi) terdapat tiga macam paragraf yaitu:
1) Paragraf pembuka
Paragraf ini berfungsi mengutarakan satu aspek pokok pembicaraan dalam
karangan. Sebagai awal sebuah karangan paragraf pembuka harus mampu
menjalankan fungsi
a. Menghantar pokok pembicaraan.
b. Menarik minat dan perhatian pembaca.
c. Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh
karangan

Setelah memiliki ketiga fungsi tesebut di atas dapat dikatakan para


pragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting di dalam sebuah
karangan paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menawan
pemaca untuk itu, bentuk-bentuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan
menulis paragraf pembuka, yaitu:
a. Kutipan, bahasa, anekdol
b. Uraian mengenai pentingnya mengenai pokok pembicaraan
c. Suatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang
37
d. Uraian tentang pengalam pribadi
e. Uraian mengenai maksud dan tujuan penulis
f. Sebuah pernyataan

2) Paragraf pengembang
Paragraf ini bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatau
karangan yang sebelumnya telah dirumuskan di dalam paragraf pembuka.
Contoh-contoh dan instrusi, inti permasalahn, dan uraian pembahasan
adalah isi sebuah paragraf pengembang, paragraf pengembang di dalam
karangan dapat difungsikan untuk
a. Menguraiakan inti persoalan
b. Memberi ilistrasih atau contoh
c. Menjelaskan hal yang diuraikan pada paragraf berikutnya
d. Meringkas paragraf berikitnya
e. Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.

3) Paragraf penutup
Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau
simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan
kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup
dimaksudkan untuk mengahiri karangan atau bagian karangan, penyajianya
harus memperhatikan hal berikit ini.
a. Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang
b. Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai
cerminan intim seluru uraian
c. Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini dapat
menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya

6.4 jenis paragraf menurut sifat isinya

Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat digolongkan atas lima macam


yaitu:
a. Paragraf persuasif, bersifat mempromosikan sesuatu dengan cara
mempengaruhi pembaca, paragraf ini banyak dipakai dalam penulisan
iklan, terutama advertorial yang belakangan ini marak mengisi lembaran
koran dan majalah, serta lembar promosih lainya.
b. Paragraf argumentatif bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca
terhadap suatu hal atau objek. Biasanya paragraf ini menggunakan
perkembangan analisis
c. Paragraf naratif bersifat menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk
cerita seperti dalam novel, cerpen, atau hikayat.

38
d. Paragraf deskriptif bersifat melukiskan atau menggambarkan sesuatu
bahasa cerita dengan kata lain deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil
yang tertangkap oleh pancaindra.
e. Paragraf ekspositorif bersifat memaparkan sesuatu fakta atau kejadian
tertentu. Penyampaianya dapat menggunakan perkembangan analisis
kronolis atau keruangan.

6.5 jenis alinea menurut posisi kalimat

Berdasarkan posisi kalimat topik, alinea dapat di bedakan atas empat


macam yaitu (a) alinea deduktif, (b) alinea induktif, (c) alinea deduktif
induktif dan (d) alinea penuh kalimat topik.

a. paragraf deduktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal paragraf dan berbentuk
paragraf yang bersifat deduktif, yaitu cara penguraian yang menyajikan
pokok permasalahan lebih dahulu, lalu menyusun uraian yang terinci
mengennai permasalahan atau gagasan alinea (urutan umum –khusus)
b. paragraf induktif
bila kalimat pokok di tempatkan pada akhir paragraf akan berbentuk
induktif, yaitu cara penguraian yang menyajikan penjelasan terlebih
dahulu, barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan (urutan khusu-umum).
Penyjian paragraf deduktif, tetapi paragrafnya akan terasa lebih
argumentative.
c. Paragraf deduktif induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf
terbentuklah paragraf campuran. Kalimat pada akhir paragraf lebih bersifat
mengulang atau menegaskan, kembali gagasan utama yang terdapat pada
awal paragraf
d. Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga
tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.kondisi demikian
yang satu dan yang lainnya sama-sama penting.paragraf semacam ini
seringdijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskrptif dan naratif.

BAB VI

MENULIS KARYA ILMIAH


4.1 Makalah
Salah satu tujuan pokok penulisan makala adalah untuk menyakinkan pembaca
bahwa topik yang di tulis dengan di lengkapi penalaran logis dan pengorganisasian
yang sistematis memang perlu untuk di ketahui dan di perhatikan. Makala yang

39
merupakan salah satu jenis karangan ilmiah memiliki ciri atau karakter sebagai
berikut. Secara umum, ciri-ciri makala terletak pada sifat keilmihannya. Artinya
sebagai karangan ilmiah, makalah memiliki sifat objektif, tidak memihak, berdasarkan
fakta, sistematis, dan logis. Berdasarkan krtteria itu, baik ttidaknya suatu makala dapat
di amati dari segi signifikansi masalah atau topik yang di bahas, kejelasan tujuan
pembahasan, kelogisan pembahasan, dan kejalasan pengorganisasian pembahasanya.
Berdasarkan sifat penalaran yang di gunakan, makala dapat di bedakan menjadi
3 macam yakni makalah deduktif merupakan makalah yang penulisanya didasarkan
pada kajian teoretis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas sedangkan
makala campuran merupakan makalah yang penulisanya di dasarkan pada kajian
teoretis yang di gabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang di
bahas dalam pelaksaanya, jenis makalh pertama (makalah deduktif) merupakan jenis
makalah yang paling bayak di gunakan.
Secara garis besar sstem matika penulisan makalah terdiri atas 3 bagian
yakni;
a. bagian awal terdiri dari halaman sampul, daftar isi, daftar tabel, dan gambar
(jika ada)
b. Bagian inti terdiri dari pendahuluan, latar belakang penulisan makala,
masalah atau topik bahasan, tujuan penulisan makalah, teks utama, penutup
c. Bagian akhir terdiri dari daftar rujukan, lampiran (jika ada)
Tujuan penulisan makalah
Perumusan tujuan penulisan makal yang di maksudkan bikan unruk memenuhi
tugas yang di berikan oleh seseorang dan sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah
pada apa yang ingin di capay dengan penulisan makala tersebut. Perumusan tujuan
penulisan makala memiliki fungsi ganda ; bagi penulis makalah dan bagi pembaca
makala. Bagi penulis , rumusan tujuan penulisan makalah dapat mengarahkan
kegiatan yang harus di lakukan selanjutnya dalam menulis makalah, khusunya dalam
pengumpulan bahan penulisan. Bagi pembaca makalah, perumusan tujuan penulisan
makalah memberikan informasih tentang apa yang di sampaiakan dalam makalah
tersebut. Oleh karena itu, rumusan tujuan yang di susun haruslah dapat memberikan
gambaran tentang cara menguraikan atau membahas topik yang telah di tentukan.
Dengan demikian, rumusan tujuan bisa berfungsih sebagai pembatasan ruang lingkup
makalah tersebut. Rumusan tujuan ini dapat berupah kalomat kompleks atau di
jabarkan dalam bentuk rinci. Contah; makalah ini dimaksudkan untuk membahas
sejumlah kekliruan yang acap kali di beuat oleh mahaiswa dalam melakukan
observasih pada kegiatan PPL.
4.2. Rangkuman
Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau
meringkas suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih
singkat dengan perbandingan secara proporsional anatar bagian yang di
rangkum dengan rangkumanya (Djuharn, 2001). Rangkuman dapat pulah di
artikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok
pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokonya saja.
Rangkuman sering di sebut juga ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu
40
uraian atau pembicaraan pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian
demi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang tetap di perhatikan
dan di pertahankan.

4.3. Ikhtisar
Ikhtisar adalah tulisan ringkas yang berisi pokok persoalan dalam
sebuah bacaan. Dalam pembuatan ikhtisar, penulis dapat langsung
mengungkapkan persoalan dari suatu bahan bacaan atau pembicaraan yang
akan diikhtisarkan. Penulis dapat membuat catatan atau memberi tanda
tertentu pada bagian-bagian penting dalam bacaan yang akan diikhtisarkan
ketika membaca. Dalam membuat ikhtisar urutan isi tidak perlu di
persoalkan dan bahas di susun dengan gaya bahasa yang mudah sehinggga
dapat di pahami oleh pembacanya. Dalam membuat ikhtisar dapat pula di
lakukan dengan cara menyesuaikan bahasaiktisar dengan pembaca atau
yang akan memahami ikhtisar tersebut, penulisan dapat pula memberikan
penafsiran isi bacaan sesuai dengan kajian ilmu yang di dalamnya, namun
tetap mempertahankan pokok persoalan yang di ungkapkan

Langkah-langkah menulis rangkuman dan ikhtisar.


Untuk dapat menghasilkan sebuah rangkuman sebuah rangkuman yang
baik, seorang penulis pemula perlu mempertahankan empat hal pokok,
yaitu;
a. Mampu membaca dengan baik bacaan yang akan di rangkum
b. Mampu memahami isi secara utuh terhadap bacaan yang akan di rangkum
c. Mampu menemukan ide-ide pokok ataupun kalimat topik dalam bacaan
yang akan di rangkum,
d. Mampu menyusun kembali ide-ide, maupun kalimat topik yang telah di
temukan menjadi sebuah tulisan utuh

Dalam rangka mencapai hal di atas langkah-langkah yang harus di tempuh


bagi seorang penulis rangkuman adalah sebagai berikut;
1) perangkum harus membaca uraian asli pengarang sampai tuntas agar
memperoleh gambaran atau kesan umum dan sudut pandang pengarang
pembacaan hendaklah di lakukan secara seksama dan di ulang sampai dua
atau tiga kali untuk dapat memahami isi bacaan secara utuh.
2) Perangkum membaca kembali bacaan yang akan di rangkum dengan
membuat catatan pikiran utama atau menandai pikiran utama setiap uraian
untuk setiap bagian atau setiap paragrap.
3) Dengan perpedoman hasil catatan, perangkum mulai membuat rangkumn
dan menyusun kalimat-kalimat yang bertolak dari hasil catatan dengan
menggunakan bahasa perangkum sendiri. Hanya saja, apabila perangkum
merasa ada yang kurang enak, perangkum dapat membuka kembali bacaan
yang akan di rangkum.

41
4) Perangkum perlu membaca kembali hasil rangkuman dan mengadakan
perbaikan apabila di rasa ada kalimat yang kurang koheren
5) Perangkum perlu menulis kembali hasil rangkumannya berdasarkan hasil
perbaikan dan memastikan bahwa rangkuman yang di hasilkan lebih
pendek di banding dengan bacaan yang di rangkum.

Perbedaan Antara Ikhtisar, Abstrak, dan Ringkasan


Hal yang juga harus mendapatkan perhatian dari penulis rangkuman
adalah tidak memberikan penafsiran baru terhadap suatu pengertian yang
diuraikan oleh pengarang asli. Selain itu, perangkum tidak boleh
memasukan hasil pemikiranya sendiri ke dalam rangkuman sebab akan
mengaburkan pengertian gagasan yang di ungkapkan oleh pengarang asli.
a. ikhtisar
ikhtisar adalah rangkuman gagasan yang dianggap penting oleh penyusun
ikhtisar yang digali dari sebuah teks. Penyusun ikhtisar dapat langsung
mengemukakan inti atau pokok permasalahan yang berkaitan dengan
kepentingan atau perhatianya.
Ciri ikhtisar
a) merupakan tulisan baru yang mengandung sebagian gagasan dari teks.
b) Tidak mengandung hal baru, pikirkan, atau opini penyusun ikhtisar, baik
yang dimasukan secara sadar maupun tidak sadar.
c) Menggunakan kata-kata dari penyusun sendiri.
b. Abstrak
Abstrak dan ikhtisar merupakan dua kata yang bermakna sama. Dalam
kamus besar bahasa indonesia tercantum bahwa kata abstrak berarti
’ringkasan’ inti ikhtisar (karangan, laporan) sedangkan kata ikhtisar berarti
’pandangan’ secara ringkas (yang penting-penting saja) ringkasan. Istilah
abstrak berasal dari bahasa ingris, sedangkan istilah ikhtisar berasal dari
bahasa arab. Jadi kedua istilah itu berpadanan. Akan tetapi, di indonesiah
istilah ikhtisar di bedakan dari istilah abstak. Ikhtisar merupakan
rangkuman gagaan yang berlaku dalam laras umum, sedankan abstrak
merupakan rangkuman atau ikhtisar yang berlaku dalam laras ilmiah. Oleh
karena itu, berlaku format tertentu bagi abstrak baik untuk jurnal maupun
untuk karya ilmiah.
c. ringkasan
ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam
bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan adalah sari karangan tanpa
hiasan. Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan sebuah buku, bab,
ataupun artikel fungsih sebuah ringkasan adalah memahami atau
mengetahui sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan, kita
mempelajari cara seseorang menyusun pikiranya dalam gagasan-gagasan
yang di atur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang. Melalui
ringkasan kita dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis

Cara Membuat Ringkasan.


1) Membaca Naskah Asli
2) Mencatat Gagasan Utama
42
3) Mengadakan Reproduksi

d. Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh
mahasiswa Program Sarjana (s1) pada akhir studinya. Karya ilmiah ini
merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi
mereka yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan, hasil kajian
pustaka, atau hasil kerja pengembangan (proyek)
Skripsi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang
berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan, pendekatan yang
digunakan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu penelitian kuantitatif
dan penelitian kualitatif.
Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian ynng pada dasarnya
menggunakan pendekatan deduktif-induktif. pendekatan ini berangkat dari
suatu kerangka teori, gagasan para ahli , maupun pemahaman peneliti
berdasarkan pengalamnya, kemudian dikembangkan menjadi permasalah-
permasalahan beserta pemecahan-pemecahanya yang diajukan untuk
memperoleh pembenaran (verifikasih) dalam bentuk dukungan data empiris
di lapangan.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
mengungkapkan gejalah secara holostik –kontekstual melalui pengumpulan
data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen
kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subjek)
lebih di tonjolkan dalam penelitian kiualitatif. Ciri-ciri penelitian kualitatif
mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian
kualitatif disusun dalam bentuk narasa yang bersifat kreatif dan mendalam
serta menunjukan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.

Loporan penelitian yang ditulis dalam skripsi terutama di tujukan untuk


dikonsumsi oleh masyarakat akademi. Laporan untuk masyarakat akademik
cenderung bersifat teknis, berisi tentang apa yang diteliti secara lengkap,
mengapa hal itu di teliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang
diperoleh, dan kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan
objektif. Format laporan cenderung baku, mengikuti ketentuan dari
perguruan tinggi atau suatu kelompok masyarakat akademik.
Berdasarkan pemikiran di atas, isi dan sistematika skripsi sebagai hasil
laporan penelitian kuantitatif, dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu;
bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing dapat dirinci
sebagai berikut ini
a. Bagian awal.
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah;
Halaman sampul
Lembor logo

Halaman judul
lembar persetujuan
43
a) Lembar persetujuan pembimbing
b) Lembar persetujuan penguji
Abstrak
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar tabel
Daftar gambar
Daftar lampiran
Daftar lainya

b. Bagian inti
Bagian ini berisi inti isi skripsi, yang meliputi;
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Hipotesis penelitian (jika ada)
Kegunaan penelitian
Asumsi penelitian
Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian
Defenisi istilah atau defenisi oprasional (jika diperlukan)

BAB II KAHAN PUSTAKA


..........................................

BAB III METODE PENELITIAN


Rancangan penelitian
Populasih dan sampel
Instrumen penelitian
Pengumpulan data
Analisis data

BAB IV HASIL PENELITIAN


Deskripsi data
Pengujian hipotesis

BAB V PEMBAHASAN
........................................

BAB VI PENUTUP
Simpulan
Saran

c. Bagian akhir
Pada bagian akhir, memuat;
Daftar rujukan
Lampiran-lampiran
Riwayat hidup

44
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur-unsur bagian-
bagian yang telah disebutkan di atas, berikut ini di uraikan isi yang
terkandung dalam unsur tersebut.

Abstrak
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan hurup besar, semetris di
batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik
dengan jarak dua spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan; nama
akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika ada) diakhiri. Judul
digarisbawahi atau dicetak miring dan diketik dengan hurup kecil (kecuali
huruf-huruf pertama dari setiap kata dan diakhiri dengan titik. Kata skripsi
ditulis setelah judul dan di akhiri dengan koma, diikiti dengan nama
jurusan (tidak boleh disingkata), nama lembaga, dan diakhiri dengan titik.
Dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari skripsi yang
mencngkup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan,
hasil-hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran yang
diajukan (kalau ada)
Teks di dalam abstrak diketik dengan spasih tunggal (satu spasi) dan
panjangnya tidak boleh dari dua halaman.

Latar belakang
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan
dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang
melatar belakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah
ini dipaparkan secara ringkas mengenai teori, hasil-hasil penelitian,
kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah maupun pengalaman atau
pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti.
Dengan demikian masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan
berpijak yang lebih koko.

Daftar pustaka.

Bahan pustaka yang dimasukan dalam daftar pustaka harus suda


disebutkan dalam teks. Artinya bahan pustaka yang hanya dipakai sebagai
bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukan dalam daftar
rujukan. Sebaliknya semuah bahan pustaka yang disebutkan dalam skrpsi
harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang berisi
bahan-bahan pustaka yang dipakaai oleh penulis, baik yang dirujuk
maupun yang tidak dirujuk dalam teks. Untuk skrpsi dan artikel, daftar
bahan pustaka yang ditulis hanya yang dirujuk dalam teks, sehingga istilah
yang dipakai adalah daftar rujukan bukan daftar pustaka.

45
BAB VII

MEMBACA UNTUK MENULIS


a. Hakikat Membaca Untuk Menulis
Aktivitas membaca dapat memberikan tiga manfaat utama jika seseorang ingin
menulis .

Pertama ,membaca dapat memperluas wawasan terhadap suatu yang ingin dituli. Membaca
dapat membuka pemahaman seseorang yang ingin menulis sesuatu jika konsep yang ingin

46
ditulisnya merupakan hal baru. Membaca pula dapat memperkaya pemahaman seseorang
terhadap konsep yang telah diketahui sebelumnya.

Kedua,membaca dapat membantu calon penulis untuk mengikuti gaya penulisan pakar-pakar
yang sudah ada sebelumnya. Setiap penulis tentu mempunyai gaya masing-masing dalam
menuliskan pikiranya.semakin banyak membaca, seorang calon penulis akan semakin paham
tentang keberagaman menulis.

Ketiga, membaca dapat memberikan inspirasi baru untuk menulis. Seorang yang rajin
membaca akan menemukan banyak inspirasiuntuk menulis. Dalam hal ini, membaca mampu
melatih kekritisan pikiran seseorang sehingga mudah melihat celah celah baru untuk
dijadikan bahan dasr dasar tulisanya.

B. Membaca tulisan /Artikel Ilmiah

Artikel ilmiah adalah jenis tulisan ilmiah yang bersumber dari hasil penelitian atau kajian
ilmiah dengan dasar teori yang jelas, atau berupa hasil pemikiran kritis terhadap teori bidang
ilmutertentu, dan umumnya dimuat dalam sebuah jurnal ilmiah.Berdasarkan pengertian
tersebut, ciri utama artikel ilmiah dapat dilihat berdasarkan subtansi, Sistematika dan media .

Pertama,subtansi artikel ilmiah berupa hasil penelitian dengan dasar teori yang jelas, atau
berupa hasil pemikiran kritis terhadap teori bidang ilmu.

Kedua, Sistematika utamnya sederhana, karena hanya memut ,latar belakang yang
terintegrasi dengan dasar teori kajian, metode penelitian, pembahasan temuan penelitian dan
penutup.

Ketiga, artikel ilmiah umumnya dimuat dalam jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah adalah wadah atau
media koleksi tulisan /artikel ilmiah yang dalam suatu bidang ilmu yang sama. Lazimnya
jurnal ilmiah diterbitkan berkal, setahun sekali, setahun dua kali, atau setahun tiga kali
dengan menggunakan ISSN. Menurut Dwiloka dan Riana (2005:87)artikel ilmiah dibagi
menjadi dua jenis, yaitu artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian.

a. Artikel hasil penelitian


1. Ciri Artikel Hasil Penelitian
Laporan dalam bentuk artikel ilmiah dibedakan dengan laporan teknis dalam tiga
segi, yakni bahan, sistematika dan prosedur penulisan. Ciri pokok pertama yang
menbedakan artikel hasil penelitian dengan laporan penelitian teknis resmi adalah
bahan yang ditulis. Artikel hasil penelitian untuk jurnal yang berisi hal –hal yang
sangat penting saja. Bagian yang dianggap paling penting untuk disajikan dalam
artikel hasil penelitian adalah temuan penelitian,pembahasan hasil hasil temuan
dan kesimpulanya. Ciri pokok kedua yang membedakan artikel hasil penelitian
dengan laporan penelitian resmi adalah sistematika yang dipakai dalam laporan
penelitian teknis resmi adalah sistematika penulisan yang dipakai dalam laporan
penelitian teknis resmi, kajian pustaka lazimnya disajikan dalam di bagian kedua
(BAB II), yakni setelah bagian yang membahas masalah, pentingnya penelitian,
hipotesis (jika ada), dan tujuan penelitian. Dalam artikel hasil penelitian ,kajian
pustaka merupakan bagian awal dari artikel (tanpa subjudul kajian pustaka) yang
berfungsi sebagai bagian penting dari latar belakang.Kajian yang sekaligus
berfungsi sebagai pembahasan latar belakang. Kajian pustaka yang sekaligus
berfungsi sebagai pembahasan latar belakangmasalah penelitian ditutup dengan
rumusan tujuan penelitian.
Setelah itu berturut-turut di sajikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur
penelitian, hasil dan temuan penelitian ,pembahasan hasil,kesimpulan dan saran.
47
Ciri pokok ketiga adalah prosedur penulisan artikel hasil penelitian. Ada tiga
prosedur penulisan artikel hasil penelitian.

Pertama, artikel hasil penelitian yang dapat ditulis sebelum laporan penelitian
teknis resmi secra lengkap dibuat. Tujuanya untuk menjaring masukan – masukan
dari pihak pembaca (masyarakat akademik) sebelum peneliti menyelesaikan
tulisan lengkapnya dalam bentuk laporan penelitian teknis resmi. Masukan yang
diperoleh dari pihak pembaca diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas hasil-
hasil temuan penelitianya.

Kedua, artikel hasil penelitian unuk jurnal di tulis setelah laporanpenelitian teknis
resmi selesai di susun. Prosedur yang kedua ini berlaku karena pada umunya
menulis laporan penelitian teknis resmi merupakan kewajiban,sedangkan
penulisan artikelnya hanya bersifat anjuran saja.

Alternatif ketiga, artikel hasil penelitian yang di terbitkan dalam jurnal merupakan
satu-satunya tulisan yang dibuat oleh peneliti. Alternatif ketiga ini lazim
dilakukan peneliti yang mendanai penelitianyasendiri.Bagi peneliti swadana,
artikel hasil penelitian dalam jurnal merupakan forum komunikasi yang paling
efektif dan efisien.
2. Isi dan sistematika
Penulisan artikel merupakan sistematika tanpa angaka maupun abjad. Berikut ini
disajikan uraian tentang isi artikel hasil penelitian secara umum yang berlaku
untuk hasil penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Judul
Judul artikel hendaknya informati,lengkap,tidak terlalu panjang atau terlalu
pendek,yaitu antara 5-10 kata. Judul artikel memuat variabel–variabel yang diteliti
atau kata kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti.
Nama penulis
Nama penulis ditulis tanpa disertai gelar kesarjanaan atau gelar lain apapun .Nama
lengkap dengan gelar akademik di tulis disebelah bawah halaman pertama.Nama
lengkap tempat kerja peneliti juga ditulis sebagai catatan kaki dihalaman pertama.
Jika lebih dari tiga peneliti, hanya nama peneliti utama saja yang dicantumkan
dibawah judul, nama peneliti lain ditulis dalam catatan kaki.
Abstrak dan kata-kata kunci
Abstrak berisi pernyataan ringkas padat tentang ide-ide yang paling penting.
Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian,prosedur penelitian, (untuk
penelitian kualitatif termasuk dekskripsi tentangaspek subjek yang diteliti),dan
ringkasan hasil penelitian(bila dianggap perlu,juga simpulan dan
implikasi).Tekanan di berikan pada hasil penelitian, hal-hal seperti
hipotesis,pembahasan, dansaran tidak perlu disajiakan. Panjang abstrak 50-57 kata
dan ditulis dalam satu paragraph. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dengan
menggunakan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri
menjorok masuk lima ketukan).
Kata – kata kunci adalah kata-kata pokok yang menggambarkan masalah –
masalah yang diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan
dalam karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata sistem informasi
ilmiyah. Dengan katat –kata kunci kita bisa menemukan judul judul penelitian
beserta abstraknya dengan muda.
PENDAHULUAN
Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis lansung setelah abstrak. Bagian ini
menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan,yakni(1)
latarbelakang atau rasyonal penelitian, (2) maslah dan wawasan rencana
48
pemecahan masalah dan (3)rumusan tujuan penelitian (dan harapan tentang
manfaat penelitian).
Metode penelitian
Materi pokok bagian ini adalah bagaimana data dikumpulkan, siapa sumber
datanya,dan bagaimana data dianalisis. Apbila uraian in disajikan dalam sub
bagian,maka sub bagian itu antara lain keterangan tentang populasi dan sampel
(atau subjek), instrumen pengumpulan data, rancangan penelitian(teruma jika
dipakai rancangan yang cukup kompleks,seperti rancangan eksperimental),dan
teknik analisi data.
HASIL
Bagian hasil adalah bagian utama artikel ilmiah dan oleh karena itu biasanya
merupakan bagian terpanjang.bagaimana in menyajikan hasil-hasil analisis
data,yang dilaporkan adalaha hasil bersih.proses analisi data (sperti perhitungan
statistic)tidak perlu disajikan.proses pengujian hipotesis pun tidak perlu
disajikan ,termasuk perbandingan koefisien yang ditemukan dalam analisis
dengan koefisien dalam table statistic. Yang dilaporkan hasil analisis dan hasil
pengujian hipotesis.
Hasil analisis boleh disajikan dengan bentuk table atau grafik. Table maupun
grafik harus diberi komentar atau di bahas.pembhasan tidak harus dilakukan
pertabel atau grafik.tabel atau grafik digunakan untuk memperjelas penyajian hasil
secara verbal.
Pembahasan
Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah.tujuan
pembahasan adalah (a)menjawab masalah penelitian, atau menunjukan bagaimana
tujuan penelitian itu dicapai,(b)menafsirkan temuan-temuan,(c)mengintegrasikan
temuan penelitian kedalam kumpulan pengetahuan yang suda mapan,dan
(d)menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang sudah ada.
Simpulan dan saran
Simpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan
pembahasan.berdasarkan uraian pada kedua bagian tersbut, dikembangkan pokok-
pkok pikiran yang merupakan esensi darai uraian tersebut. Simpulan disajikan
dalam bentuk esey, bukan dalam bentuk numerical.saran disusun berdasarkan
simpulan yang telah ditarik.saran –saran bisa mengacu kepada tindakan praktis,
atau pengembangan teoritis,dan penelitian lanjut. Bangian saran bisa berdiri
sendiri. Bagaian simpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup.
Dafatar pustaka.
Daftara pustaka harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikandalam
batang tubuh artikel ilmiah.bahan pustaka yang dimsuskan dalam daftar pustaka
harus sudh disebutkan dalam batang tubuh artikel. Semua pusataka yang
disebutkan dalam batang tubuh harus disajikan dalam daftar pustaka.

b. Artikel non penelitian


Istislah artikel non penelitian mengacu kepada semua jenis artikel ilmiah yang bukan
merupakan laporan hasil penelitia. Artikel yang termasuk dalam kategori artikel non
penelitian anatara alain berupa artikel yanag menebalah suatu teori,konsep,atau
prinsip; mengembangkan suatu model, mendeskripsikan fakta atau fenomena tertentu,
menilai suatu produk, dan masih banyak jenis yang lain.mengingat beragamnya jenis
artikel ini, maka cara penyajianya didalam jurnal sangat bervariasi

1. Isi dan sistematika


Penulisan artikel menggunakan sitematika tanapa angka atau abajd. Sebuah artikel
non penelitian berisi hal-hal yang sangat esensial,karena biasanya jumlah halaman
yang disediankan tidak banayak(anatara 10-20 halaman).unsusr pokok yang harus
49
ada dalam artikel non penelitian dan sistematikanya adalah (1)judul artikel,
(2)nama penulis,(3)abstrak,(4)pendahuluan,(5)bagian inti,(6)penutup, dan
(7)dafatar pustaka.
Judul
Judul artikel berfungsi sebagai label yang mencerminkan secra tepat inti isi yang
terkandung dalam artikel. Untuk itu, pemilihan kata yang dipakai dalam judul
artikel hendaknya dilakuakan secara cermat. Disamping aspek ktepatanya,
pemilihan kata-kata untuk judul perlu juga mempertimbangkan pengaruh terhadap
daya Tarik judul bagi pembaca. Judul artikel sebaiknya terdiri ats lima sampai
dengan lima belas kata.
Nama Penulis
Nama artikel setidaknya di tulis dengan dan disertai dengan jenis keahlian yang
dimiliki serta mama lembaga(program studi,jurusan). Akan tetappi, gelar
akademik,jebnis keahlian dan nama lembaga ditulis sebagai catatan kaki.
Jika artikel ditulis oeleh sebuah tim, maka semua anggota tim dicantumkan,
kecuali jumlah anggotanya lebih dari tiga orang.untuk hal yang disebutkan
terakhhir in, yang dicantumkan hanaya nama penulis utama saja. Nama penulis
lainya ditempatkan dalam ctatan kaki.
Abstrak dan kata-kata kunci
Abstrak berisi pernyataan ringkas padat tentang ide-ide yang paling penting.
Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur penelitian, (untuk
penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang aspek subjek yang diteliti),dan
ringkasan hasil penelitian (bila dianggap perlu, juga simpulan dan implikasi).
Tekanan diberikan pada hasil penelitian, hal-hal lain seperti hipotesis,
pembahasan,dan saran tidak disajikan panajang abstrak 50-75 kata dan ditulis
dalam satu paragaraf. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dengan menggunakan
format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kirimenjorok masuk
lima ketukan). Kata –kata kunci adalah kata-kata pokok yang memnggambarkan
maslah –masalah yang diteliti atau istilah – istilah yang merupakan dasar
pemikiran gagasan dalam karangan asli,berupa kata tunggal atau gabungan kata.
Jumlah kata kunci sekitar lima buah. Kata – kata kunci diperlukan untuk
komputerisasi sistem informasi ilmiah.dengan kata-kata kunci kita bisa
menemukan judul judul penelitian beserta abstraknya dengan mudah. Berbeda
dengan isi pendahuluan didalam artikel laporan hasil penelitian,bagian
pendahuluan dalam artikel nonpenelitian berisi uraian yang mengantarkan
pembaca kepada topik utama yang akan dibahas. Oleh karena itu,isi bagian
pendahuluan menguraikan hal-hal yang mampu menarik pembaca sehingga
mereka “tergiring”untuk mendalami bagian selanjutnya. Selain itu,bagian
pendahuluan hendakny diakhiri dengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-
hal pokok yang akan dibahas. Bagian pendahuluan tidak diberi judul.

Bagian inti
Judu, subjudul,da nisi bagian inti sebuah artikel nonpenelitian sangat
bervariasi,bergantung pada topik yang dibahas. Hal yang oerlu mendapatkan
perhatian pada bagian intiadalah pengorganisasian isinya.uraian yang lebih rinci
mengenai cara pengorganisasian isi dibahas pada paparan berikutnya

Penutup
Istilah penutup digunakan sebagai subjudul bagian akhir dari sebuah artikel
nonpenelitian., jika isinya hanaya berupa catatan akhir atau yang sejenisnya.jika
uraian pada bagian akhir berisi simpulan hasil pembahasan pada bagian
sebelumnya, perlu dimasukan subjudul simpulan. Kebanyakan artikel

50
nonpenelitian membutuhkan simpulan. Ada beberapa artikel nonpenelitian yang
dilengkampi dengan saran sebaiknya saran ditempatkan pada subjudul tersendiri.

Daftar pustaka
Bahan pustaka yang dimasukan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan
dalam batang tubuh artikel. Daftar rujukan harus lengkap, mencakup semua bahan
pustaka yang telah disebutkan dalam batang tubuh artikel. Tata cara penulisan
daftar rujukan dibahas pada bagian teknik penulisan

2. Perngorganisasian isi
Pengorganisasian isi mengacu pada cara penataan urutan isi yang akan dipaparkan
dalam artikel. Isi yang dimaksud dapat berupa fakta,konsep, prosedur, dan prinsip.
Tipe isi yang berbeda memerlukan penataan urutan yang berbeda tergantung pada
struktur isinya. Berikut ini adalah langkah yang perlu dilewati untuk
menghasilkan pengorganisasian isi artikel yang baik, yakni (1)
mengidentifikasikan isi yang akan dideskripsikan dalam artikel, (2) menetapakan
struktur isi,(3) menata isi kedalam strukturnya, (4) menata uraian isi dan (5)
menedeskripsiskan isi mengitkuti urutan yang telah ditetapkan.

C. Mengakses informasi melalui internet


Secara umum, untuk mengakses informasi melalui www.google.com dapat mengikuti
langkah-langakah berikut ini:
1. Aktifkan internet pada note book atau computer anda dengan Local Area
Network(LAN) atau hotspot/wifi.
2. Msukan alamat website www.google.com dibagian pojok kiri atas, kemudian
tekan tombol “enter” pada keyboard computer sehingga akan muncul tampilan
dari website www.google.com .
3. Tuliskan berbagai informasi yang ingin diakses pada kolom yang disiapkan.
4. Setelah itu, klik “search”atau “cari” diluar kolom, atau dengan cara cukup
menekan tombol”eneter” pada keyboard computer.
5. Website www.google.com akan menampilkan berbagai informasi yang
dibutuhkan berdasarkan kalimat atau kata - kata kunci(keywords) yang masukan
diawal tadi
Membuka berbagai informasi yang cocok sesuai kebutuhan anda masing-masing

BAB VIII
DISKUSI DAN PRESENTASI

8.1 Berbicara dalam diskusi kelompok


Aktivitas berbicar dapat dilakukan dalam situasi formal dan nonformal
berbicara dalam situasi yang formal sangat membutuhkan persiapan dan

51
menuntut keterampilan. Kemampuan ini tidak dapat hanya dicapai begitu
saja, tetapi menuntut bimbingan dan latihan yang intensif.
Untuk dapat berbicara dengan baik dalam situasi formal, pada bab ini akan
di kemukakan dua bentuk keterampilan berbicara yakni: (1) keterampilan
berbicara dalm dikusih kelompok, dan (2) keterampilan dalam presentasi.

a. Pengertian
Istilah ”diskusi” sangat akrab dengan kehidupan anda sebagai
mahasiswa pada saat anda mengikuti perkuliahan, anda diminta untuk
berdiskusih materi perkuliahan. Pada saat-saat tertentu anda dan teman-
teman dapat mendiskusikan berbagai macam tugas yang diberikan oleh
dosen.
Diskusi pada umumnya dapat diartikan sebagai suatu proses bahan lisan
dalam bentuk tanya jawab, selain itu, diskusi dapat dimaknai suatu cara
untuk memecahkan masalah denngan proses berpikir kelompok (tarigan,
1983 : 36), secara lebih khusus lagi, diskusih juga dapat dimaknai
pembicaraan antara dua atau beberapa orang dengan tujuan untuk
mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, atau keputusan bersama
mengenai suatu masalah. Selain itu diskusi juga dapat dimaknai pertemuan
ilmiah untuk membahas suatu masalah (Kridalaksana,ed,1996).
Suatu diskusi akan berhasil baik apabila memenuhi beberapa kriteria
berikut ini.
(a) Pemimpin dan peserta memiliki tujuan dan diskusi bersama.
(b) Pemimpin diskusih memiliki kemampuan dan kecakapan dalam memimpin
diskusi.
(c) Pemimpin diskusih memiliki kesabaran dan tidak memiliki emosional.
(d) Pemimpin diskusi adalah orang yang tegas dan beribawa.
(e) Pemimpin diskusi dapat memberi kebebasan kepada para peserta diskusi
untuk mengeluarkan pendapat.
(f) Peserta memahami permasalahan yang akan didiskusikan.
(g) Peserta memiliki rasa tanggung jawab untuk kelencaran diskusi dan
memiliki sikap tenggang rasa serta saling menghormati.

b. Ketentuan-ketentuan dan diskusi kelompok


Suksesnya sebuah diskusi sangat bergantung pada pemimpin diskusi
pemimpin diskusih bukanlah seperti pemimpin biasa yang lazim tetapi i
bertindak sebagai seorang penuntun kelompoknya. Tugas seorang
pemimpin diskusi adalah:
a. Menjelaskan tujuan
b. Menjamin kelangsungan diskusi secara teratur
c. Memberikan stimula anjuran/ ajakan
d. Menyimpulkan dan merumuskan setiap pembicaraan

e. Menyiapkan laporan

Dalam diskusi ditentukan hal-hal sebgai beriku:

52
1. Mempunyai perhatian penuh terhadap topik diskusi
2. Mempunyai pengetahuan yang luas
3. Tidak memihak
4. Dapat memberikan pengarahan
5. Harus bersifat demokratis
6. Harus mempunyai pandangan yang tajam tentang topik
7. Dapat merangsang diskusi jika terjadi kemacetan
8. Menghindri sifat mengeritik
9. Dapat memperingatkan peserta jika menyimpang dari pokok persoalan
10. Membatasi peserta yang terlalu banyak bicara dan memberikan sugesti
(Arsjad, 1988; tarigan 1983)

c. Manfaat diskusi kelompok


Sebagai media permulahan, untuk menumbuhkan keberanian dapat
dilakukan bermacam-macam kegiatan berbicara. Misalnya: orang-orang
tidak resmi dilakukan antara 2 atau 3 orang, dan masalah yang dipicahkan
masalah yang ringan saja. Cara lain sebgi latihan permulaan yang berdebat.
Dalam berdebat yang bersangkutan sebelumnya mempunyai argumen
tentang suatu asalah. Tetu terdapat dua pihak yang saling berbedah
pendirian. Fungsih debat disini ialah membantu proses pengambilan
keputusan dengan menyediakan generasi yang meyakinkan. Latihan
kemampuan berbicara permulaan ini juga dapat dilakukan dengan tanggung
jawab.

d. Jenis diskusi kelompok


Jenis-jenis diskusi kelompok antara lain
a. Kelompok tidak resmi
i. Kelompok studi
Kelompok studi merupakan bentuk diskusih yang sering terjadi pada
mahasiswa perguruan tinggi. Ini merupakan penampilan khusus oleh
seseorang yang berwewenang yang diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan
dan komentar dari anggota pendengar.
ii. Kelompok pembentuk kebijakan
Untuk menetukan sesuatu kebijaksanaan dalam hal ini pendapat para
anggota biasanya merupakan orang-orang yang ahli, ditampung dan
disingkronisasikan.
iii. Komite
Komite dapat dipilih oleh organisasi oleh ditunuk oleh ketua, komite
biasanya diklasifikasikan sebagai komite khusus atau komite tetap fungsih
komite khusus adalah menyelenggarakan beberapa tugas khusus.
iv. Kelompok resmi
(a)Konferensi
Konferensi adalah bentuk kelompok diskusih resmi kadang-kadang
mengacu pada diskusi pengambilan tindakan karena berusaha membuat
suatu keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan tersebu.
53
(b)Diskusi panel
Panel adalah kelompok yang terdiri atas 3 sampai 6 orang ahli yang
ditunjukan untuk mengemukakan pandangannya dari berbagai segi
mengenai suatu masalah.
(c)Simposium
Simposium adalah suatu variasi dari panel. Dalam simposium 3 orang
atau lebih yang dianggap ahli dengan pandangan-pandangan yang berbeda
mengenai suatu pokok pembicaraan (Arsjad, 1988, tarigan, 1983).

8.2 Presentase

a. Pengertian Presentasi
Salah satu cara untuk menyampaikan ide,pikiran,gagasan kepada para
peserta,agar mereka memahami apa yang kita komunikasikan yakni melalui
presentasi.Presentasi adalah ’kegiatan’ memaparkan atau menyajikan
sesuatu kepada seseorang /kelompok denga tujuan untuk memperoleh
tanggapan dari peserta.Hanya dengan melakukan presentasi yang
benar,aikan tercipta suatu komunkasi yang efektif;hanya dengan
komunikasi yang efektif,apa yang ingin kita sampaikan kepada orang lain
akan dapat mudah direrima akan di mengerti.
b. Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum presentasi
Langkah-langkah yang harus diikuti sebelum melakukan presentasi adalah
sebagai berikut (Santosa,dkk.2005:18-23).

1) Tetapkan tujuan presentasi


Tujuan merupakan sasaran yang bersifat realistis yang harus dicapai dalam
presentasi.Tujuan suatu presentasi yang baik besisi hal-hal berikut ini.
a) Menjawab pertanyaan”Mengapa saya menyampaikan presentasi ini”?
b) Mengatakan hasil yang diinginkan dari presentasi yang dilakukan.
c) Mengidentifikasi kandungan materi yang harus di presentasikan.
d) Lingkupnya harus realistis.
e) Sesuai dengan latar belakang dan pengetahuan peserta.
f) Realistis terhadap sasaran yang ingin dicapai.

2) Analisis peserta yang hadir


Analisis tentang pendidikan dan maksud peserta akan mambantu
menentukan limgkup materi yang akan disampaikan untuk pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.Analisis peserta dapat dilihat dari hal-hal
berikut:
a) Identifikasi tujuan untuk peserta.
Dengan mendapatkan gambaran tentang apa yg ingin kita capai,kita akan
memperoleh sifat-sifat khusus peserta yang kita perlukan.
b) Analisis khusus terhadap peserta.
Dengan mengetahui kekhususan peserta,kita dapat menetukan
lingkupmateri yang akan diberikan.
c) Analisis umum terhadap
54
Dengan menganalisis peserta secara umum,kita akan mendapatkan
pemahaman tentang keseliruhan pendekatan yang paling sesuai untuk
mencapai tujuan yang ingin kita capai.
d) Informasi dan teknik
Memuaskan perhatian pada jenis format dan pendekatan tertentu yang
mungkin berpengaruh positif terhadap peserta tertentu.

3) Siapakan rencana awal


Yang dimaksudkan dengan rencana awal adalah kerangka dasar yang
berisi:
a) Gagasan atau konsep dasar materi yang akan dipresentasikan.
b) Identifikasi jenis-jenis informasi nyata atau faktual dari setiap gagasan
pokok untuk meningkatkan pemahaman peserta.

4) Memilih Materi
Dalam meyeleksi materi,harus diperhatikan pertanyaan berikut ini.
a) Apa tujuan presentasi yang akan kita lakukan?
b) Siapa pesertannya?
c) Berapa lama wakyu yang tersedia atau diperlukan?
d) Apa yang harus tercakup,dan apa yang dapat ditabung?
e) Seberapa jauh peserta telah mengetahui?
f) Seberapa rinci materi yang diperlukan?
g) Apa yang harus dikatakan jika tujuan harus dicapai?
h) Apa cara terbaik yang harus dipakai untuk mengatakan atau
menyampaikan?
i) Apa materi yang tidak perlu disampaikan,tetapi diperlukan untuk
menjawab pertanyaan pada saat sesi tanya jawab?
j) Periksalah semua materi dengan menggunakan tes pertanyaan ”mengapa”.
”Mengapa materi harus digunakan?”
Sigkatnya,dalam menyeleksi,kita harus mempertimbangkan tujuannya,dan
kemudian membuang hal-hal yang tidak sesuai.

5) Menyusun presentasi
Dalam menyusun presentasi perlu dibuat susuanan presentasi yang terdiri
atas bagian pendahuluan,bagian isi utama,dan bagiankesimpulan/ringkasan.
a) Bagian pendahuluan;kenalkan pokok pembcaraan dan tujuannya; nyatakan
gagasannya sejelas mungkin yang bergunnnnnnnna untuk memberikan
ilustrasi.anda juga bisa menggunakan humor_humor,cerita,atau kutipan-
kutipan.
b) Pada bagian isi,jelaskan susunan presentasi.gunakan ilustrasi-
ilustrasi,contoh-contoh,perbandingan-perbandinga,atau pembuktian sesuai
dengan yang dibutuhkan.
c) Pada bagian ringkasan atau kesimpula,ulangi dengan singkat konsep-
konsep pokok yang baru saja disajikan.secararingkas,struktur pelaksanaan
suatu presentasi adalah seperti berikut.
1) katakan/jelaskan kepada mereka apa yang akan anda jelaskan!
(pendahuluan)
2) katakan /jelaskan kepada mereka(isi utama)

55
3) katakan/jelaskan kepada mereka apa yang telah anda jelaskan kepada
mereka(ringkasan/kesimpula).

6.) persiapan terakhir/gladi presentase

Persiapan atau latihan terakhir merupakan suatu proses


prethinking berlatih sendiri apa yang harus di lakukan dan akan di lakukan
di depan peserta :

a. Mengetahui garis besar isi materi


b. Menjadikan terbiasa dengan bagian-bagian yang akan di presentasikan,
perlengkapan,alat-alat bantu,dan sebagainya.
c. Membayangkan diri sendiri seakan-akan melakukan presentasi yang
sebenarnya.
d. Menguji diri sendiri untuk melihat apakah kata-kata kunci akan
memudahkan kita ingat tentang suatu point atau hal yang khusus.
e. Mengingat bebrapa poin untuk menghafal hal-hal, seperti (1) pernyataan
pertama dan terakhir, (2) kutipan-kutipan.

7.) Melakukan latihan

Dalam berlatih anda disarankan untuk memperhatikan hal-hal


berikut :

a. Gunakan volume suara yang agak keras


b. Gunakan tape recorder
c. Berlatilah dengan keras sebelum dikritik.
d. Gunakanlah alat bantu visual (visual aids)

c. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Proses Presentasi

1) memulai presentasi dari hal yang umum ke hal yang bersifat spesifik dan
mengembangkannya ke tingkat klimaks

2) fokuskan presentasi pada peserta dan hasil yang ingin di capai.

3) sesuaikan dengan waktu yang telah ditetapkan

4) sampaikan isi materi dengan jelas.

5) mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif

6) perhatikan suara dan keadaan ruang presentasi

7) memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan pertanyaan


dan tanggapan mereka terhadap materi yang di presentasikan

8) gunakan bahasa tubuh yang tepat

9) berusaha mengatasi perasaan guggup

56
10) bersikap terbuka dan selalu berfikir positif terhadap semua opini yang
muncul dari peserta.

11) menjelaskan masalah-masalah yang penting dan sulit.

12) menanggapi dan menjawab pertanyaan peserta.

8.3. Keterampilan yang harus dimiliki oleh presenter

Santosa, dkk. (2005:45-54) mengemukakan keterampilan yang harus


dimiliki oleh presenter yakni :

1.Keterampilan Fisik

Badan Anda merupakan kendraan bagi pesan Anda. Oleh karena itu,
setiap gerakan yang Anda lakukan mendukung gambaran keseluruhan yang
dilihat oleh audiens. Keterampilan fisik yang bisa Anda lakukan adalah
sebagai berikut :

(a) Pertahankan cara berdiri yang seimbang, kedua kaki tidak terlalu rapat atau
terlalu renggang.
(b) Jaga tangan tetap di samping bila tidak sedang menunjuk
(c) Gerak isarat sering digunakan untuk menekankan pesan Anda, seperti pada
percakapan, tetapi jangan melambai.
(d) Jalan keliling kelas diperkenankan hanya bila Anda mempunyai suatu
tujuan, misalnya mengubah suasana atau kecepatan, untuk menarik
perhatian kepada atau dari alat bantu visual Anda.
(e) Tersenyumlah dan rileks
(f) Berdirilah, jangan duduk kecuali jika situasi dan audiens memang
memerlukan.
(g) Bergerak/berpindahlah, tetapi jangan terlalu cepat/sering
Jangan Anda lakukan hal-hal berikut ini :
1. Jalan berlenggang dalam ruang.
2. Menjilat-jilat bibir.
3. Berdiri tercengang pada sesuatu.
4. Bermain-main dengan pena, spidol,atau petunjuk (pointer) sambil bicara
5. Menyilangkan tangan di depan atau di belakang badan Anda
6. Berdekap atau memasukan tangan ke dalam saku.

2.Keterampilan Menggunakan Suara

Keterampilan penggunaan suara berikut ini perlu diperhatikan :

(a) Proyeksikan suara Anda


(b) Variasikan tinggi rendah suara Anda dan perhatikan nada suara/imfleksi
(c) Hindari suara yang monoton
(d) Hindari penggunaan bukan kata, misalnya ”em”,”e”, dan sejenisnya
(e) Hindari menggunakan ucapan-ucapan, seperti ”OK”, ”dan”, seperti,
”jadi”,seperti yang saya katakan”,”paham?” dan sejenisnya.
(f) Pastikan suara Anda, terdengar oleh semua.
57
(g) Gunakan gaya percakapan.
(h) Jangan membaca teks bacaan yang panjang
(i) Ulangi kata-kata dan frasa-frasa utama
(j) Hindari jargon-jargon atau terminologi teknikal yang berlebihan
(k) Menimalkan pengunaan suara rendah

3.Keterampilan Menggunakan Isyarat/Bahasa Tubuh

a. sikap tenang
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pembicara tenang
tampil penuh percaya diri :
(1.) Cara berpakaian harus sesuai dengan keadaan (resmi atau tak resmi), bersih
dan nyaman
(2.) Cara berjalan ke posisi pembicara di dalam ruangan harus dengan sikap
tenang, tidak terburu-buru.
(3.) Tangan dapat melakukan sesuatu yang menurut kita nyaman dan alami.
(4.) Postur tubuh harus dalam keadaan rileks, namun tetap rapi walaupun dalam
posisi duduk, berdiri, ataupun berjalan, dan tidak kaku.

b. Gerakan Tubuh

Gerakan tubuh yang baik dan tepat dapat :

(1) Menghilangkan atau mengurangi ketegangan pikiran


(2) Mengalihkan perhatian peserta dari alat bantu visual kepada kita
(3) Menghentikan pengaruh hipnotis tubuh yang diam pada peserta
(4) Mengubah keadaan (mood) presentasi

c. Gerak / Isyarat

Beberapa jenis gerak/isyarat :

(1.) Gerak tangan melebar (sweeping) menggambarkan pengcakupan suatu


bidang yang luas, yang mencakup seluruh peserta.
(2.) Gerakan tangan vertikal dan memotong menekankan hal-hal yang pasti :
membagi suatu gagasan ke dalam beberapa subbagian.
(3.) Telapak tangan menghadap peserta menggambarkan keinginan untuk
mengatakan ”berhenti/stop” , menolak suatu gagasan atau ide.
(4.) Telapak tangan menghadap ke atas menandakan penerimaan terhadap
sesuatu, sifat keterbukaan, atau partisipasi.
(5.) Variasikan gerak yang kita gunakan,jangan terlalu berlebihan dalam
menggunakan satu jenis gerak.

d. Ekspresi Wajah

Setiap ekspresi wajah seharusnya ditunjukkan dengan cara yang hidup,


bervariasi, dan sesuai dengan keadaan. Ekspresi bermacam-macam : serius,
senyum, tertawa, berharap, dan ragu-ragu.

58
Tindakan-tindakan berikut dapat membantu kita dalam mengatasi rasa
gugup :

(1.) Tarik nafas yang dalam


(2.) Proyeksikan suara Anda
(3.) Sebelum memulai presentasi, pandanglah wajah-wajah yang bersahabat
tetapi jangan terlalu lama.
(4.) Jika memungkinkan, berbicaralah dengan peserta sebelum memulai
presentasi
(5.) Tersenyumlah
(6.) Yakinkan peserta merasa bahwa Anda tampil rileks dan senang berada di
tengah-tengah mereka.
(7.) Persiapkan isi pembicaraan yang akan Anda sampaikan, termasuk situasi
pembicraan Anda.

e. Cara Menanggapi Partisipasi Peserta dalam Bertanya

Presenter harus cukup cerdas dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan


yang dilontarkan oleh peserta. Cara-cara efektif yang dapat dilakukan
untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan peserta antara lain sebagai
berikut ini :

1. Perhatikan sepenuhnya dan catatlah setiap pertanyaan yang diajukan oleh


peserta
2. Pahami dengan baik pertanyaan peserta
3. Ucapkan terima kasih dan sampaikan bahwa pertanyaan mereka bagus
4. Jika ada pertanyaan yang tidak jelas diminta untuk dapat diulangi oleh
peserta
5. Jika ada pertanyaan yang menyimpang, dapat dikatakan ”mohon maaf,
topik yang kita bahas sekarang adalah......, mungkin pertanyaan yang
diajukan nanti disampaikan pada presentasi berikutnya.
6. Jika ada pertanyaan dari peserta yang selalu mengajak berdebat dalam satu
pokok sebagai usaha untuk memojokkan pembicara, maka sebaiknya
dijawab dengan sopan dan bijaksana
7. Mengakui dengan jujur jika ada pertanyaan yang tidak dapat dijawab atau
lemparkan pada orang lain yang dapat menjawab
8. Sebelum menjawab pertanyaan, ulangi secara singkat pertanyaan tersebut
untuk menekankan hal-hal penting dan menujukkan bahwa kita mengerti
maksud pertanyaan tersebut.
9. Jawablah setiap pertanyaan secara serius, jelas dan singkat.
BAB IX
PIDATO

9.1 Hakikat Pidato

Pidato merupakan salah satu ragam berbicara yang digunakan dalam


forum-forum. Seseorang yang akan berpidato di depan halayak, harus
59
memiliki kemampuan berbicara untuk menyampaikan ide, gagasan,
pikiran, dan perasaannya kepada orang lain dengan baik. Orang yang
berhasil mengemukakan ide,gagasan,pikirannya dengan baik itu,pada
umumnya mendapat perhatian dari pendengar.

Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Oleh


sebab itu berpidato memerlukan dan mementingkan ekspresi gagasan dan
penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek
nonbahasa,seperti ekspresi wajah,kontak pandang dan intonansi suara.

9.2 Kriteria Berpidato

Pidato yang baik ditandai oleh beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah
sebagai berikut :
a) Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung
b) Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar
c) Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara
d) Isinya jelas
e) Isinya benar dan objektif
f) Bahasa yang dipakai mudah dipahami
g) Bahasanya disampaikan secara santun, rendah hati dan bersahabat

9.3 Langkah-Langkah Menyusun Pidato

Untuk dapat berpidato yang baik, materi pidato perlu dipersiapkan


terlebih dahulu. Persiapan yang baik akan memungkinkan gagasan,dan
informasi tertata secara logis dan sistimatis,diksinya tepat,struktur
kalimatnya baik,dan maknanyapun jelas. Menurut Arsyad (1993:56-63) ada
tujuh langkah yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan pidato yang
baik yaitu :
1. Menentukan topik dan tujuan
2. Menganalisis pendengar dan situasi
3. Memilih dan menyempitkan topik
4. Mengumpulkan bahan
5. Membuat kerangka uraian
6. Menguraikan secara mendetail
7. Melatih dengan suara nyaring

1. Menentukan Topik dan Tujuan

a) Menentukan Topik
Topik pembicaraan berkaitan dengan pokok masalah yang
dibicarakan,sedangkan tujuan pembicaraan berhubungan dengan maksud
yang diingkan dari pendengar. Persyratan topik yang baik adalah sebagai
berikut :

60
a.) Kemenarikan ; topik yang dipilih hendaknya menarik perhatian baik bagi
pembicara sendiri maupun pendengar
b.) Kemanfaatan ; topik yang dipilih hendaknya bermanfaat bagi pendengar
c.) Keterkuasaan ; topik yang dipilih hendaknya sudah diketahui oleh
pembicara
d.) Ketersediaan bahan ; topik yang dipilih hendaknya tersedia bahan rujukan
untuk memperoleh lebih banyak keterangan atau informasi untuk
melengkapinya
e.) Kesesuaian ; topik yang di bahas hendaknya disesuaikan dengan tingkat
kemampuan pendengar dan dapat diselesaikan dalam waktu yang
disediakan.
b.) Tujuan Pembicaraan
Pidato yang baik harus memiliki tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang
hendaknya dicapai. Tujuan pembicaraan berkaitan dengan tanggapan yang
di harapakan dari para pendengar. Tujuan tersebut dinyatakan dalam satu
dua pokok pikiran dengan rumusan yang singkat, jelas, padat, sehingga
mudah diingat. Tujuan penyampaian suatu uraian secara umum dapat di
bedakan atas:
1) Mendorong ; membangkitkan kegairahan, semangat, emosi, dan inspirasi
(persuasif)
2) Meyakinkan ; mempengaruhi sikap mental, keyakinan, pendapat,
intelektual pendengar dengan mengemukakan argumen (persuasif)
3) Bertindak/berbuat ; mengkehendaki adanya tindakan/perbuatan tertentu
berupa persetujuan atau ketidaksetujuan dari pendengar (persuasif)
4) Memberitahukan ; menghendaki pengertian yang tepat mengenai suatu
informasi (instruktif)
5) Menyenangkan ; menggugah perasaan, minat, rasa gembira, atau
menghibur para pendengarnya (rekreatif)

2. Menganalisis Situasi dan Pendengar

a) Menganalisis Situasi
Pentingnya analisis situasi, agar pembicara dapat menyesuaikan uraiannya
dengan pendengar. Dalam menganalisis situasi perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Maksud pendengar datang mengikuti uraian
2. Kegiatan apa (formal atau nonformal)
3. Kapan (agenda acaranya pada waktu pagi, siang, sore atau malam hari)
4. Tempat pelaksanaan pidato (di ruangan atau di alam terbuka )

b) Menganlisis Pendengar
Pada saat menulis teks pidato,kita perlu mengetahui terlebih dahulu, pidato
itu akan disampaikan kepada siapa :
a. Jumlah pendengar
b. Usia
c. Pekerjaan
d. Pendidikan, pengetahuan pendengar mengenai topik yang digunakan
61
e. Minat dan keinginan pendengar
f. Bahasa yang dikuasai pendengar
Semua faktor tersebut sangat penting karena isi pidato harus disesuaikan
dengan keadaan pendengar.]
3. Memilih dan Menyempitkan Topik

Topik yang dipilih jangan terlalu luas dan terlalu sempit. Kalau terlalu luas
maka harus disempitkan atau dibatasi, disesuaikan dengan waktu yang
disediakan.

4. Mengumpulkan Bahan

Bahan dapat diperoleh dari buku, majalah, dan surat kabar. Selain itu bahan
dpat pula diperoleh dari wawancara, hasil observasi, penelitian, dan angket.

5. Membuat Kerangka Uraian

Kerangka uraian sebagai terperinci dan tersusun baik. Dalam kerangka


tersebut persoalan atau topik yang akan dibahas menjadi beberapa bagian
atau sub/subtopik.

6. Menguraikan Secara Mendetail

Uraian atau naskah disusun berdasarkan kerangka yang telah dibuat


sebelumnya. Bagian-bagian teks pidato pada umumnya terdiri atas :
a) Pendahuluan/pembukaan pidato
Bagian pendahuluan berisi ucapan salam, sapaan kepada hadirin, ucapan
syukur, dan orientasi mengenai apa yang di uraikan
b) Isi pidato
Bagian isi pidato berisi hal-hal penting yang merupakan inti pidato.
Uraian terhadap bagian-bagian yang penting tersebut harus diikuti dengan
detail-detail, penjelasan, contoh-contoh, ilustrasi yang merupakan perincian
yang perlu diketahui pendengarnya.
c) Penutup Pidato
Pidato diakhiri dengan penyampaian simpulan, ajakan/saran, permohonan
maaf, ucapan terima kasih.
d) Salam Penutup
Arsyad (1993:55) mengemukakan secara garis besar sistematika berpidato
adalah sebagai berikut :
1. Mengucapkan salam pembuka dan menyapa hadirin.
2. Menyampaikan pendahuluan yang biasanya dilahirkan dalam bentuk
ucapan terima kasih, atau ungkapan kegembiraan, atau rasa syukur.
3. Menyampaikan isi pidato, yang diucapkan dengan jelas dengan
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dengan gaya bahsa
yang menarik.
4. Menyampaikan kesimpulan dari isi pidato, supaya mudah diingat oleh
pendengar.
62
5. Menyampaikan harapan yang berisi angjuran atau ajakan kepada pendengar
untuk melaksanakan isi pidato.
6. Menyampaikan slam penutup.

7. Melatih dengan Suara Nyaring

Setelah naskah pidato disusun, pembicara perlu melakukan latihan


membaca naskah dengan suara nyaring. Hal ini dimadsukan agar
pembicara lancar dan dapat memahami serta menghayati isi naskah secara
keseluruhan. Selain itu pembicara dapat melatih hal-hal yang bersifat
nonkebahasaan seperti : ekspresi, gerak-gerik, pandangan mata, intonasi,
gaya berbicara, yang semuanya itu untuk mendukung kelancaran dan
keberhasilan pidato.
9.4 Syarat-syarat Pembicara dalam Penyajian Pidato
Beberapa syarat pembicara dalam menyajikan pidato antara lain :
a. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas, sehingga si pembicara
dapat menguasai materi dengan baik.
b. Memiliki kosa kata yang cukup, sehingga si pembicara mampu
mengungkapkan pidato dengan lancar dan meyakinkan.
c. Memiliki keberanian/percaya diri ; tidak gugp ketika melihat pendengar
yang banyak. Oleh karena itu, pembicara harus berani berdiri mengambil
posisi berpidato yang tepat.
d. Memiliki etika/moral yang baik.
e. Penampilan ; sebelum pembicara tampil berpidato, sebaiknya menjaga
penampilan berupa kerapian dan kesesuaian pakaian, ramah, sopan,
semangat, supaya pendengarnyapun bersemangat dan tetap mengikuti
pidato sampai selesai.
f. Pembicara hendaknya sehat jasmani dan rohani, sehingga penampilannya
dapat bersemangat, gagah dan simpatik.
Berpidato dihadapn umum merupakan suatu kehormatan, berhasil atau
tidaknya pidato ini juga di tentukan oleh tata krama dalam berpidato. Tata
krama ini tentu disesuaikan dengan forum yang dihadapi, misalnya
dihadapan masa, dihadapan wanita, dihadapan orang-orang terkemuka,
dihdapan sesama golongan, dihadapan pelajar, dihapadan pemeluk suatu
agama, atau dihadapan rakyat desa, dan lain-lain (Arsyad,1993:54-55).

63

Anda mungkin juga menyukai