Anda di halaman 1dari 57

BAB I

FUNGSI, KEDUDUKAN DAN RAGAM BAHASA

Bahasa indonesia dijadikan mata kuliah pengembangan kepribadian(MPK)Disetiap


perguruan tinggi dengan tujuan agar para mahasiswa menjadi ilmuwan dan profesional yang
memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa indonesia. Tujuan khusus kuliah bahasa
indonesia diperguruan tinggi adalah agar para mahasiswa,calon sarjana,terampil
menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar,secara lisan dan terutama secara
tertulis sebagai sarana pengungkapan gagasan ilmiah.
Tujuan jangka pendek dan bersifat mendesak untuk keperluan mahasiswa pada akhir
kuliah bahasa indonesia adalah
a) Agar mahasiwa mamusun sebuah karya ilmiah sederhana dalam bentuk dan isi
yang baik dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
b) Agar mahasiswa dapat melakukan tugas-tugas (karangan ilmiah sederhana)dari
dosen-dosen lain dengan menerapkan dasar-dasar yang diperoleh dari kuliah
bahasa indonesia.
Tujuan jangka panjangnya adalah agar para mahasiswa sanggup mengisi skripsi
sebagai persyaratan mengikuti ujian sarjana. Demikian juga,setelah lulus mahasiswa terampil
menyusun kertas kerja,laporan penelitian,dan karya ilmiah yang lain.

1.1 Fungsi bahasa


Betapa pentingnya bahasa bagi manusia kiranya tidak perlu diragukan lagi.Hal itu
tidak saja dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-
hari,tetapi juga dapat dibuktikan dengan banyaknya perhatian para ilmuan dan praktisi
terhadap bahasa. Bahasa sebagai obyek ilmu bukan monopoli para ahli bahasa.Para ilmuan
dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai obyek studi karena mereka memerlukan
bahasa sekurang kurangnya sebagai alat bantu untuk mengkomunikasikan berbagai
hal.Politisi mempelajari bahasa agar dapat menemukan ciri kata atau kalimat dan gaya bahasa
yang dapat menyentuh hati nurani orang-orang disekitarnya sehingga dapat mempengaruhi
mereka.Para ahli ilmu jiwa ( psikolog dan psikiater ) mempelajari bahasa agar dapat
menemukan kata –kata atau kalinmat yang dapat berperan dalam penyembuhan pasiennya.
Gambaran di atas mengindikasikan betapa bahasa diperlukan oleh manusia untuk
memjalankan aktivitas hidupnya. Dalam literatur bahasa,para ahli merumuskan funsi bahasa
bagi setiap orang ada empat yakni :
1. sebagai alat/media komunikasi
2. sebagai alat ekspresi diri
3. sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
4. sebagai alat kontrol sosial
5. Kalau kita cermati ada satu lagi fungsi bahasa yaitu sebagai alat untuk berpikir

1.2 Kedudukan Bahasa Indonesia


Betapa strategisnya kedudukan bahasa Indonesia dalam ikrar ke tiga Sumpah Pemuda
tahun 1928 yang berbunyi:”Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia”dan UUD 1945 pasal 36 menyatakan bahwa” bahasa negara adalah bahasa
Indonesia”dan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36 menyatakan bahwa “bahasa negara
adalah bahasa Indonesia”.Ikrar Sumpah Pemuda 1928 menegaskan bahwa bahasa Indonesia
adalah bahasa nasional dan bahasa kebangsaan,sedanngkan hakikat bahasa negara dalam
UUD 1945 tidak lain menegaskan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam
sistem pemerintahan negara RI.
1
Kedudukan bahasa Indonesia dalam seminar politi berfungsi sebagai berikut :
1. Lambang kebangsaan Nasional
2. Lambang identitas Nasional
3. Alat pemersatu bangsa
4. Alat perhubungan antar budaya
Sebagai fungsi pertama yaitu lambang kebanggaan nasional,bahasa Indonesia harus
mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebanggaan kita.Atas dasar
kebanggaan ini,bahasa Indonesia kita pelihara dan kita kebangkan.Sebagai fungsi kedua yaitu
lambang identitas nasional,bahasa Indonesia kita junjung tinggi disamping bendera dan
lambang Negara kita.Di dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia tentulah harus
memiliki identitas.Bahasa Indonesia dapat memiliki identitas hanya apabila masyarakat
pemakai membina dan mengebangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur –unsur
bahasa lain,terutama bahasa asing seperti bahasa Inggris,yang tidak benar-benar
diperlukan.Funsi ketiga bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional
adalah sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai suku bangsa yang
memiliki latar belakang sosial budaya dan bahasa daerah yang berbeda-beda ke dalam satu
kesatuan kebangsaan yang bulat.Fungsi keempat bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
adalah sebagai alat perhubungan antar warga,antar daerah,dan antar suku bangsa.Berkat
adanya bahasa nasional kita dapat berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga
kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakanng sosial budaya dan bahasa dapat
dihindari.

Dalambahasa Negara,bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut :


(1) Bahasa resmi kenegaraan, Sebagai fungsi pertama,selaku bahasa resmi
kenegaraan,bahasa Indonesia dipakai segala upacara,peristiwa,dan kegiatan
kenegaraan,baik dalam bentuk lisan maupun tulis.Penulisann dokumen,keputusan
serta pidato kenegaran.
(2) Bahas pengantar resmi dilembaga pendidikan, Fungsi kedua dalam kedudukannya
sebagai bahasa Negara Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga-
lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak sampai di perguruan tinggi di seluruh
Indonesia,dan sekolah-sekolah Indonesia di luar negeri.
(3) Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pembangunan, Fungsi ke tiga
dalam kedudukannya sebagai bahasa negara,bahasa Indonesia merupakan bahasa
perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan nasional.
(4) Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan nasional serta pemanfaatan iptek,
Fungsi ke empat di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara bahasa Indonesia
merupakan alat pembangunan kebudayaan nasional,ilmu pengetahuan,dan teknologi.

1.3 Ragam Bahasa

Ragam bahasa sangat banyak jumlahnya karena penggunaan bahasa sebagai


alat komunikasi tidak terlepas dari latar budaya penutur yang berbeda-beda.Ragam
lisan tentu berbeda dengan ragam tulis.Kedua ragam utama itu dibedakan menjadi
ragam baku dan tak baku.

2
Berbagai Ragam Bahasa Terpenting
1 Berdasarkan cara berkomunikasi a. Ragam lisan
b. Ragam Tulisan
2 Berdasarkan cara pandang penutur a. Ragam dielek
b. Ragam terpelajar
c. Ragam resmi
d. Ragam takresmi
3 Berdasarkan topik pembicaraan a. Ragam hukum
b. Ragam bisnis
c. Ragam sastra
d. Ragam kedokteran

Perbedaan ragam lisan dengan ragm tulis


Ada beberapa ragam bahasa Indonesia diantaranya :
(1) Ragam lisan menghendaki adanya lawan bicara yang siap mendengar apa yang
diucapakan oleh seseorang,sedangkan ragam tulis tidak selalu memerlukan “lawan
bicra”yang siap membaca apa yang dituliskan oleh seseorang.
(2) Ragam lisan sangat terikat pada situasi,kondisi,ruang dan waktu,sedangkan ragam
tulis tidak terikat oleh situasi,kondisi,ruang dan waktu.
(3) Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendah dan panjang pendeknya suara,sedangkan
ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca,huruf kapital atau huruf kecil,dan huruf
tegak atau miring.

Keungggulan dan kelemahan berkomunikasi secara lisan dan tertulis

1. Secara Lisan Keunggulan Kelemahan


1. Berlangsung cepat 1. Tidak selalu
2. Sering berlangsung tampa alat mempunyai bukti
bantu autentik
3. Kesalahan dapat langsung 2. Dasar hukumnya
dikoreksi lemah
4. Dapat dibantu dengan gerak tubuh 3. Sulit disajikan secara
dan mimik wajah matang/bersih
4. Muda dimanipulasi
2. Secara Keunggulan Kelemahan
Tertulis 1. Mempunyai bukti autentik 1. Berlangsung lambat
2. Dasar hukumnya kuat 2. Selalu memakai alat
3. Dapat disajikan lebih matang bantu
4. Lebih sulit dimanipulasi 3. Kesalahan tidak dapat
langsung dikoreksi
4. Tidak dapat dibantu
dengan gerak tubuh
dan mimik

a. Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku

Pada dasarnya, ragam tulis dengan ragam lisan terdiri pula atas ragam baku
dan ragam tidak baku.

3
1. Ragam Baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagaian
besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya.
2. Ragam Tidak Baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan di
tandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.

Untuk mengetahui lebih mendalam tentang bahasa indonesia baku di bawah ini
disebutkan beberapa cirinya.
1. Pemakaian prefiks me- dan ber- secara eksplisit dan konsisten
Bahasa Indonesia Baku
- Kelaparan menyerang penduduk kampung itu
Bahasa Indonesia Nonbaku

- Kelaparan serang penduduk kampung itu

2. Pemakaian konjunsi bahwa dan karena secara eksplisif dan konsisten


Bahasa Indonesia Baku
- Ia tahu bahwa anaknya lulus
- Ia tidak mengikuti kuliah karena kerusakan kendaraan
Bahasa Indonesia Nonbaku
- Ia tahu anaknya lulus
- Ia tidak mengikuti kuliah kerusakan kendaraan
3. Pemakaian unsur-unsur berikut berbeda dari unsur-unsur yang memadai bahasa
indonesia baku.

Contoh :

Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Nonbaku


1. Anda, saudara 1. Situ
2. Dengan 2. Sama
3. Diberi, memberi 3. Dikasih, kasih
4. Hari ini 4. Ini hari
5. Begini, begitu 5. Gini, gitu
6. Mengapa 6. Ngapain
7. Bagaimana 7. Gimana
8. Tidak 8. Nggak
9. Dimengerti 9. Dimengertiin

4. Pemakaian ejaan yang resmi berlaku (EYD)

Contoh :
Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Nonbaku
1. Mesti 1. Musti
4
2. Mungkin 2. Mangkin
3. Panitia 3. Panitiya
4. Teladan 4. Tauladan
5. Tradisional 5. Tradisional
6. Sistem 6. Sistim

5. Pemakaian peristilahan baku

Contoh :
Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Nonbaku
1. Acak 1. Random
2. Sahih 2. Valid
3. Tataran 3. Level
4. Masukan 4. Input
5. Keluaran 5. Output
6. Kawasan 6. Area

6. Pemakaian kaidah yang baku

Contoh :
Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Nonbaku
1. Hal itu sudah kita pahami 1. Hal itu sudah dipahami oleh
2. Pengendara sepeda kita
2. Baik sepeda diharap turun

BAB II
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

1.2 Pendahuluan
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaida pelambangan bunyi
bahasa,penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa.Batasan tersebut menunjukan
5
pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.Mengeja adalah kegiatan melafalkan
huruf,suku kata,atau kata,sedangkan ejaan adalah sistem aturan yang jauh lebih luas dari
sekedar masalah pelafalan.Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi pemakai bahasa
demi keteraturan dan keseragaman bentuk,terutama dalam bahasa tulis.Selama ini menurut
sejarahnya, bahasa indonesia telah mengalami 3 kali perubahan pemakaian ejaan. Berikut ini
deskripsi secara garis besar perkembangan ejaan bahasa indonesia.
1. Ejaan Ophuijsen yang berlaku sejak tahun 1901. ejaan ini sebagai hasil kerja sama Prof.
Ch. Van Ophuijsen dengan bantuan Engku Nawawi dan Moh. Thaib Sultan Ibrahim.
Hasil rumusan mereka dihimpun dalam buku kitap melajoe
2. Ejaan soewandi atau ejaan republik, yaitu ejaan yang diresmikan oleh menteri
pendidikan dan kebudayaan dijabat oleh soewandi sehingga ejaan yang sebenarnya
ejaan republik yang lebih dikenal dengan ejaan soewandi.
3. Ejaan yang disempurnakan (EYD) yaitu ejaan yang diresmikan pemakaiannya oleh
Presiden RI pada tanggal 17 Agustus 1972. proses penyusunan EYD terutama
dilakukan oleh tim dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dalam buku Pedoman Umum ejaan yang disempurnakan.

2.2 Ruang Lingkup EYD


Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek,yaitu (1) pemakaian huruf,(2) penulisan
huruf,(3) penulisan kata,(4) penulisan unsur sarapan,(5) pemakain tanda
baca.Pemakain huruf membicarakan bagian-bagian dasar dari suatu bahasa Yaitu (1)
abjad,(2) vokal,(3) konsonan,(4) pemenggalan, (5) Nama diri.
1. Penulisan huruf membicarakan beberap a perubahan huruf dari ejaan sebelumnya
yang meliputi (1) huruf kapital,(2) huruf mirinng.
2. Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan
jenisnya berupa,(1) kata dasar,(2) kata turunan,(3) kata ulang,(4)gabungan kata,
(6) kata depan,(7) kata sandang,(8) partikel (9) singkatan dan akronim,(10) angka
dan lambang bilangan
3. Penulisan unsur sarapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur
sarapan,terutama kosa kata yang berasal dari bahasa asing.
4. Pemakaian tanda baca ( pungtuasi ) membicarakan tehnik penerapan kelima
belas tanda baca dalam penulisan dengan kaidahnya masing-masing.

Tanda baca memiliki beberapa fungsi yang harus kamu ketahui yaitu :

1. Mengatur jeda saat seseorang membaca kalimat.


2. Mengatur intonasi ketika seseorang membaca kalimat.
3. Memberikan penegasan pada kalimat.
4. Menggambarkan struktur kata atau kalimat pada sebuah tulisan.
5. Menunjukkan adanya tata kata pada sebuah tulisan
TANDA BACA
Tanda Baca adalah simbol yang tidak saling berhubungan dengan suara, kata dan
frasa terhadap suatu bahasa, tanda baca berperan untuk menunjukan struktur dan organisasi
dari tulisan serta intonasi dan juga jeda yang dapat diamati saat pembacaan. aturan tanda baca
sangat berbeda antar bahasa, waktu, likasi dan terus berkembang. beberapa aspek tanda baca
adalah gaya spesifik yang tergantung pada pilihan penulis.
FUNGSI TANDA BACA

6
Berikut dibawah ini merupakan penjabaran tentang fungsi tanda baca :

1. Untuk mengatur jeda saat seseorang membaca sebuah kalimat


2. Guna mengatur intonasi dengan membaca kalimat
3. Guna memberikan penegasan kalimat (seperti kalimat tanya, kalimat perintah, dll.
4. Guna menggambarkan kata atau kalimat dalam sebuah tulisan.
5. Untuk menunjukkan tata kata yang ada dalam suatu artikel atau tulisan.

Jenis-jenis Tanda Baca


Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, ada 15 macam tanda baca
yang selalu ada pada sebuah tulisan. Cara penulisannya juga diatur pada buku Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), tidak lagi berdasarkan ejaan terdahulu yaitu EYD.
Apa saja tanda baca tersebut?

No Tanda Fungsi Contoh


1 1. Untuk mengakhiri sebuah kalimat yang 1. Bola itu berbentuk bundar.
bukan pertanyaan atau seruan 2. Rara tiba pukul 15. 30.
2. Diletakan pada akhir sinkatan gelar,
Titik jabatan, pangkat dan sapaan
(.) 3. Pada singkatan kata atau ungkapan yang
sudah sangat umum

2 1. Memisahkan unsur-unsur dalam suatu 1. Rini, Riri, dan Reni bermain lompat
pemerincian atau pembilang, tali
2. Memisahkan anak kalimat dari induk 2. Ibu membuat kue nastar, kue putri
Koma kalimat apabila anak kalimat tersebut salju dan kue lidah kucing
(,) mendahului induk kalimat,
3. Memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dakam kalimat, dll.

3 1. Mengapit tambahan keterangan atau 1. Badan penyelidik usaha-usaha


penjelasan persiapan kemerdekaan indonesia
2. Mengapit keterangan atau penjelasan atau biasa disebut ( BPUPKI)
yang bukan bagian pokok pembicaraan 2. Dilaksanakan sesuai dengan GBHN
Tanda Kurung
3. Mengapit angka atau huruf yang (Garis Besar Haluan Negara)
(())
memerinci satu seri keterangan

4 1. Mengapit petikan yang 1. Dia bilang padaku ‘jangan kau


tersusun di dalam petikan ganggu dia’, seketika itu aku ingin
Tanda Petik lain mengingatkannya kembali.”
Tunggal 2. Mengapit terjemahan atau UjarDidi.
(‘ ‘) penjelasan kata atau 2. Handsome berarti ‘ganteng’
ungkapan asing

5 1. Mengapit petikan lagsung yang berasal 1. Dia dikenal dengan julukan “si
dari pembicaraan, naskah atau bahan Panjang Tangan”
tertulis lain 2. Pasal 36 UUD 1945 berbunyi,
2. Mengapit judul syair, karangan, bab “Bahasa negara adalah Bahasa
Tanda Petik
buku apabila dipakai dalam kalimat Indonesia.”
Dua (” “)
3. Mengapit istilah kalimat yang kurang
dikenal

6 Tanda seru dipakai sesudah 1. Tolong ambilkan buku itu!


ungkapan atau pernyataan berupa 2. Ayo segera selesaikan tugasmu!
seruan atau perintah atau yang
menggambarkan kesungguhan,
Tanda Seru
ketidakpercayaan, atau rasa emosi
(!) yang kuat.

7
7 1. Untuk menandakan akhir kalimat 1. Kapan kamu akan pergi liburan?
pada kalimat pertanyaan 2. Siapa Idolamu?
2. Tanda tanya yang dipakai dan
diletakan didalam tanda kurung
menyatakan bahwa kalimat yang
Tanda Tanya dimaksud disangsikan atau kurang
(?) dapat dibuktikan kebenarannya.

8 1. Sebagai pembatas penyisipan kata 1. 23-08-199


atau kalimat yang memberikan 2. Bella menjadi peringkat ke-2 di
penjelasan di luar bangun kalimat kelasnya.
2. Untuk memberi penegasan
Tanda Hubung
terdapatnya keterangan aposisi atau
(-)
keterangan yang lain menjadikan
kalimat lebih jelas
3. Dipakai di antara dua bilangan atau
kata dengan arti “sampai dengan”
atau “sampai ke”

9 1. Sebagai pembatas penyisipan kata 1. Riki mulai bekerja di perusahaan itu


atau kalimat yang memberikan mulai Januari 2016 – Maret 2017
penjelasan di luar bangun kalimat 2. Pernikahan Lena dan rahman sudah
2. Untuk memberi penegasan berlangsung 15 tahun sejak 2001-
Tanda Pisah
terdapatnya keterangan aposisi atau 2015
(–) keterangan yang lain menjadikan
kalimat lebih jelas
3. Dipakai di antara dua bilangan atau
kata dengan arti “sampai dengan”
atau “sampai ke”

10 Tanda Titik 1. Dipakai untuk setelah kata atau 1. Nama: Aulia Bella
Dua (:) ungkatap yang membutuhkan 2. Fakultas Dakwah UIN Lampung
pemerian. memiliki 4 jurusan: Bimbingan
2. Dipakai di antara jilid atau nomor Konseling, Manajemen Dakwah,
dan halaman, diantara surat dan Pengembangan Masyarakat Islam,
ayat dalam kitab suci, di antara Komunikasi Penyiaran Islam
juudl dan anak judul sebuah
karangan, dan juga nama kota dan
penerbit buku acuan dalam
karangan.
3. Dipakai dalam teks drama setelah
kata yang menggambarkan pelaku
dalam percakapan.
4. Dipakai diakhir pernyataan lengkap
apabila diikuti rangkaian atau
pemerian.

11 1. Menjadi pemisah di bagian kalimat 1. Dina mencuci baju; Dini mencuci


yang sejenis dan setara. piring; Dinda mengepel lantai.
2. Menjadi pengganti kata 2. Desi sibuk bernyanyi; ibu sibuk
penghubung untuk memisahkan bekerja di dapur; adik bermain bol
Tanda Titik
kalimat setara dalam kalimat
Koma
majemuk.
(;)

12 Pemakaian tanda elipsis yakni 1. Aku ingin….liburan, bagaimana


dipakai dalam kalimat atau dialog kalau kita berangkat minggu ini.
yang terputus-putus dan untuk 2. ….kemudian dia akan pulang ke

8
Tanda Elipsis memberikan petunjuk bahwa dalam rumahnya.
(…) suatu kalimat atau naskah terdapat
bagian yang dihilangkan.

13 1. fungsinya adalah penanda adanya Penurunan hasil produksi pada tahun


bagian yang dikoreksi dari suatu 2010 terjadi sekitar 70% dari tahun
kalimat. sebelumnya (Grafik peningkatan ditulis
2. Mengapit sebuah huruf, kata, atau pada bab 8 [buka halaman 390]).
Tanda Kurung kelompok kata sebagai suatu
Siku atau koreksi atau tambahan pada kalimat
Kurawal ([ ]) atau salah satu bagian kalimat yang
ditulis orang lain. Umumnya pada
tanda tersebut digunakan untuk
dapat menyatakan bahwa terdapat
kesalahan dalam naskah asli.
3. Mengapit suatu keterangan dalam
sebuah kalimat penjelas yang sudah
betanda kurung.

14 Garis Miring 1. Tanda garis miring dipakai dalam 1. Motor itu melaju kecepatan 100
(/) penomoran kode surat Km/jam
2. Tanda garis miring dipakai sebagai 2. No. 17/PK/2018 Jalan Merdeka
pengganti kata dan, atau, per atau III/10 Masa Bakti 2018/2019 Tahun
nomor alamat Ajaran 2018/2019.

15 Tanda Baca Secara umum, tanda penyingkat dipakai 1. UUD ’45 (’45 menunjukkan tahun
Penyingkat untuk menggambarkan penghilangan 1945)
(Apsotrof) (‘) bagian kata atau bagian angka tahun. 2. Walau ke ujung dunia kau ‘kan ku
cari (‘kan menunjukkan kata akan)

2.2.1 Pemenggalan Kata

Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut :

1. Jika di tengah kata ada vokal yang beruntun,pemenggalannya dilakukan diantara


kedua vokal itu.mis.di-a, do-a,ta-at
2. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang beruntun,pemenggalaqnnya
dilakukan di antara kedua huruf konsonan tersebut.Mis.ta-bu,ka-wan,ca-tur
3. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan,pemenggalan
dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu. Mis.ap-ril,swa-ta,makh-luk
4. Jika di tengah kata ada tiga buah atau lebih huruf konsonan,pemenggalan
dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang
kedua.Misalnya ab-sor–bsi,k0n–klu–si,ins-tru-ksi.
5. Imbuhan berupa awalan dan akhiran termasuk awalan yang mengalami perubahan
bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata yang
diimbuhinya,dapat dipennggal.Misalnya mem-ba-ha-gia-kan,per-bu-ruh-an,ba-ca-
lah.
6. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari unsur dan salah satu unsur itu dapat
bergabung dengan unsur lain,pemegalannya dapat dilakukan (1) di antara unsur-
unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dgn kaidah pemegalan kata
butir 1. Mis. bio-data,atau bi-da-ta,intro-speksi atau in-tro-spek-si.

2.2.3 Huruf Kapital dan Huruf Miring


9
a.Huruf Kapital atau Huruf Besar
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat. Mis. “Siapa datang tadi malam?”
2. Huruf kapital sebagai huruf pertama petikan langsung.
Mis.Adik bertanya,”Kapan kita ke Taman Safari ?”
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan dan kitab suci,termasuk kata ganti Tuhan.
Mis. “Allah Yang Mahakuasa,Islam,Kristen,Alkitab,Quran,Injil”
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan,keturunan,dan dan keagamaan diikuti nama orang.
Mis. “Haji Agus Salim,Imam Syafii,Nabi Ibrahim,Raden Wijaya “

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai penggati nama
orang,nama istansi,atau nama tempat.
Mis. “Presiden Megawati,Menteri Pertanian,Profesor Supomo,Sekretaris Jendral
Deplu,Gubernur Bali. “
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang tidak diikuti nama orang,nama istansi,atau nama tempat.Mis.Siapa
gubernur yang baru dilantik?,Adik saya bercita-cita menjadi presiden.Kapten
Amir telah naik pangkat menjadi mayor.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Mis.”Albar Maulana,Muhamad Rayhan,Kemala Hayati.”
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Mis. “mesin disel,10 watt,2 ampere,5 volt.”
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,suku - bangsa,dan
bahasa.Perlu diingat,pada posisi tengah kalimat,yang dituliskan dengan huruf
kapital hanya huruf pertama nama bangsa,nama suku,dan nama bahasa.sedangkan
huruf pertama kata bangsa,suku dan bahasa dituliskan dengan huruf kecil.
Mis. “ Dalam hal ini bangsa Indonesia yang…..
…. Tempat kurikulum suku Melayu sejak…
…. Memakai Bahasa Spanyol sebagai…… “
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa suku, dan
bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Mis. “ keinggris-inggrisan, menjawakan bahasa Indonesia “
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai
sebagai nama.
Mis. tahun Saka, bulan November, hari Jumat, hari Natal, perang
Diponegoro”
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah
yang tidak dipakai sebagai nama

10
Mis. ”Perlombaan persenjataan nuklir membawa resiko pecahnya perang
dunia “
9. Huruf kapital dipakai sebgai huruf pertama nama khas dalam geografi
Mis. “ Teluk Jakarta, Gunung Semeru, Danau Toba, Selat Sunda”
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang menjadi
unsur nama diri.
Mis. “ Mereka mendaki gunung yang tinggi”
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang menjadi
unsur nama diri.
Mis. “ garam inggris, gula jawa, soto madura”.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua semua unsur nama negara,
nama resmi badan/ lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan serta nama
dokumentasi resmi.
Mis. Departemen Pendidikan Nasional RI,
Majelis Permusyarawatan Rakyat,
Peraturan Pemerintah, Nomor 26, Tahun 2001
Undang – Undang Dasar 1945
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumentasi
resmi.
Mis. “ Dia menjadi pegawai di salah satu departemen.
Menurut undang- undang , perbuatan ini melanggar hukum”
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama badan / lembaga.
Mis. “Perserikatan Bangsa – Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial”
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
kata ulang sempurna) di dalam penulisan buku, majalah dan judul karangan,
kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, dalam, yang, untuk yang tidak terletak pada
posisi awal.
Mis.” Idrus menulis buku Dari Avi Maria ke Jalan Lain Ke Roma. Bacalah
majalah Bahasa dan Sastra. Dia agen surat kabar Suara Pembaruan.Ia menulis
makalah “ Fungsi Persuasif dalam Bahasa Iklan Media Elektronik”
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, paman yang dipakai dalam penyapaan
dan pengacuan.
Mis. “ Kapan Bapak berangkat?” tanya Nining. Para ibu mengunjungi Ibu
Hasan. Surat Saudara sudah saya terima.”
11
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan.
Mis.” Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya
sudah berkeluarga.”
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama, gelar,
pangkat, dan sapaan.
Mis. Dr.(doktor), M.M. (magister manajemen), Jend. (jenderal), Sdr.
(saudara)
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Mis. Apakah kegemaran Anda?. Usulan Anda telah kami terima
b. Huruf Miring
(1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah
dan surat kabar yang di kutip dalam tulisan.
Mis. Majalah Prisma, tabloid Nova, surat kabar Kompas
(2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkususkan
huruf , bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Mis. Huruf pertama kata Allah ialah a
Dia bukan menipu , melainkan ditipu
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital
Buatlah kalimat dengan berpangku tangan
(3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Mis. Nama ilmiah padi ialah oriza sativa
(4) Huruf tebal di gunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan aatu ketikan
yang akan di cetak tebal, diberi garis bawah ganda. Huruf tebal ini berfungsi
untuk menandai kata-kata yang di anggap penting, atau perlu mendapat perhatian,
seperti: judul dan sub judul dalam karangan, nama (judul) tabel, atau kata yang
menuntut perhatian khusus
2.2.4 Penulisan Kata
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai kesatuan .Mis.Kantor pos sangat
ramai.Buku itu saya sudah baca.Adik naik sepeda baru.(Ketiga kalimat itu
dibangun dengan gabungan kata dasar)
B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan,sispan,akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Mis.
Bergerigi , ketetapan , sentuhan, gemetar, mempertanyakan, terhapus.

12
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.Mis.diberi tahu,beri
tahukan,bertanda tangan,tanda tangani.
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus,unsur gabungan kata itu ditulis
serangkaoi.Mis.memberitahukan,ditandatangani.
4. Jika salah satu unsur gabungan kita hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu di tulis serangkai .
Mis.albusana,antar kota,biokimia,catur tunggal,dasawarsa.
Jika bentuk terikat diiikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital,di antara kedua
unsur kata itu dituliskan tanda hubung ( -) Mis.non-Asia,neo-Nazi.
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Mis.anak-anak,buku-buku,berjalan-jalan,dibesar-besarkan,gerak-gerik,

D. Gabungan Kata

1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,termasuk istilah khusus,unsur-


unsurnya ditulis terpisah.Mis.data besar,kerja sama,kerta apai cepat luar
biasa,meja tulis,orang tua, rumah sakit umum,terima kasih,mata kuliah.
2. Gabungan kata termasuk istilah khusus,yang mungkin menimbulkan salah
pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan perhatian unsur
yang berkaitan.Mis.alat pandang –dengar( audio visual aid),anak-istri
saya(keluarga) buku sejarah-baru(sejaranya yang baru.
3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat padu
sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata. Mis. acapkali, apabila, bagaimana,
barangkali, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti.
E. Kata Ganti ku,kau,mu,dan nya
Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk singkat kata aku dan engkau,ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya.Mis.aku bawa(kubawa),aku
ambil(kuambil)
F. Kata depan di, ke dan dari
Kata depan di,ke,dan dari ditulis berpisah dari kata yang
mengikutinya ,kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap satu kata
seperti kepada,dan daripada.
G. Kata Sandang si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Mis.si kecil,si pemalu,sang diktator,sang kecil.
H. Partikel

13
1. Partikel-lah dan – kah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.Mis.Bacalah peraturan ini sampai tuntas.Siapakah tokoh yang
menemukan radium?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata mendahuluinya.Mis.Apa pun yang
dikatakannya,aku tetap tak percaya.Hendah makan pun lauknya sudah habis.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’,dan’tiap’ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
mendahului atau mengikutinya.Mis.Mereka masuk ruangan satu per satu(satu
demi satu).Harga kain itu Rp 2000,00 per meter (‘tiap meter’)
I. Singkatan dan Akronim
1. Singkatan adalah bentuk yang dipendekan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih.Adapun aturan penulisannya,sebagai berikut:
a. Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik.Mis.nomor disingkat
no. disingakat hlm.
b. Bila menyingkat dua kata dipakai dua titik Mis.atas nama disingkata a.n.
c. Bila menyingkat tiga kata atu lebih pada akhir singkatannya
2. Partikel per yang berarti ‘demi’, dan ’tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat
yang mendahului atau mengikutinya.Mis.Mereka masuk ruangan satu per satu
(satu demi satu).Harga kain itu Rp 2000,00 per meter (‘tiap meter’)
Mis.Kami memiliki dua puluh unit komputer.Di lemari itu tersimpan 805
eksempalar majalah.
Bukan: Kami memiliki 20 (dua puluh) unit komputer. Di lemari itu tersimpan
805 (delapan ratus lima) eksampalar majalah.
2.2.5 Penulisan Unsur Sarapan
Dalam perkembangannya,bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai
bahasa lain baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti
Sansekerta,Arab,Portugis,atau Inggris.Berdasarkan taraf intelegensinya, unsur
pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi dalam dua golongan besar.
Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa indonesia,
seperti reshuffle,shuttle cock, I’exploitation de I’homme par I’home. Unsur-unsur
ini dipakai dalam konteks bahasa indonesia , tetapi pengucapannya masih
mengikuti cara asing.
Kedua,unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya
diubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya masih dapat dengan bentuk
asalnya.
2.6 Pemakaian tanda baca
A. Tanda titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Mis.
Ayahku tinggal di Aceh.
2. Tanda titik dipakai dibelakang angka huruf atau huruf pengkodean suatu judul
bab dan subbab.Mis.
A. Uraian umum
B. Ilustrasi
1. Gambar

14
2. Tabel
3. Grafik
3. Tanda titik di pakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menujukkan waktu. Mis. 12.1o.20 (jam 12, 10 menit, 20 detik)
4. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah. Mis. Ia lahir pada tahun 1965 di Bandung. Lihat
halaman 2345 dan seterusnya. Nomor gironya 5645678
5. Tanda titik dipakai di antara nama penulis. Judul tulisan yang berakhir dengan
tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Mis.
Lawrence,Marry S. Wrting as a Thinking Process. Ann Arbor : University Of
Michigan Press, 1974.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Mis.
Calon mahasiswa yang mendaftar mencapai 20.590 orang. Koleksi buku di
perpustakaanku sebanyak 2.799 judul.
7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul misalnya judul buku, karangan lain ,
kepala ilistrasi atau tabel.Mis. Catur Untuk Semua Umur (tanpa titik)
8. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengiriman dan tangal surat atau
(2) nama dan alamat penerima surat.Mis.Jakarta,11 Januari 2001 (tanpa titik)
Yth.Bpk.Alwi Hasan (tanpa titik)

Jalan Arif Rahman Hakim No.26 ( tanpa titik)

Palembang 12241 ( tanpa titik )

Sumatra Selatan ( tanpa titik)

B. Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsu-unsur dalam suat perincian atau


pembilangan.Mis.Reni pembeli permen,roti,dan air minoral.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.Mis.Saya
ingin datang,tetapi hari hujan.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat mendahului induk kalimatnya.Mis.Kalau hujan tidak redah,saya tidak
akan pergi,Karena sakit,kake tidak hadir.
4. Tanda koma harus dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat pada bawal kalimat,seperti oleh karena itu ,jadi,meskipun
begitu,akan tetapi.
Mis.Meskipun begitu,kita tetap harus berjaga-jaga.Jadi,masalanya tidak semuda
itu.
Seperti oleh karena itu,jadi,lagi pula,meskipun begitu,akan tetapi.Mis.Meskipun
begitu,kita tetap harus berjaga-jaga.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti,o,ya,wah,aduh,kasihan,dari
kata yang lain yang terdapat dalam kalimat.Mis.O,begitu.Wah,bagus,ya!
6. Tanda koma dipakai untu memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.Mis.Kata ibu,”Saya berbahagia sekali.”Saya berbahagia sekali,”kata
ibu,”karena kamu berhasil.”
7. Tanda koma di pakai di antara (i) nama dan alamat,(ii) bagian-bagian alamat (iii)
tempat dan tanggal,dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang di tulis
berurutan.

15
Mis surat ini di kirimkan kepada Dekan Fakultas kedokteran.Universitas
Imdonesia,Jalan Raya Salemba 6,Jakarta Pusat
C. Tanda Titik Koma
(1) Tanda titik koma di pakai untuk memisakan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara
Mis Hari makin siang daganganya belum juga terjual
(2) Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat setara di dalam kalimat majemuk.Mis.Ayah mencuri mobil; ibu sibuk
mengetik makalah;adik menghafal nama-nama menteri;saya sendiri asik
menonton siaran langsun pertandingan sepak bola.
D. Tanda titik Dua (:)
(1) T anda titik dua dapat di pakai pada akhir suatu pernyataan lengkap diikuti
perincian.
Mis Kami memerlukan alat tulis : pensil, penghapus, penggaris dan kertas.
(2) Tanda titik dua di pakai sesudah kata atau ungkapan atau pemberian
Mis. Ketua : Nawangwulan. Sekretaris: S. Hamdan

E . Tanda Hubung (-)


1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian
garis. Mis. Di samping ada program lama ada juga prog-ram yang baru
2. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Mis. Kijang-Kijang berlari-lari
F. Tanda Pisah (-)
(1) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di
luar bangun kalimat. Mis hasil pertandingan itu –sungguh di luar dugaan-ternyata
imbang.
(2) Tanda pisah dipakai di antara dua nama tempat atau tanggal dengan arti ’sampa
ke’atau’sampai dengan’.
Mis. Jakarta-Bogor tanggal 10-November 1996
G. Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.Mis.Kapan Anda Diwisuda?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.Mis.Kios sebanyak
200(?) terbakar.Putri Pukes dilahirkan pada tahun 1899(?)
H. Tanda Elipsis (…)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.Mis.Jika demikian…
ya,apa boleh buat.

16
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naska ada bagian
yang dihilangkan. Mis. Sebab-sebab kolusi di…akan diteliti lebih lanjut.
I. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah.
Mis. Jangan nyalakan lampu!
J. Tanda Kurung ((…))
1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Mis. Penyunting penyelia sudah selesai menyunting KBBI ( Kamus Besar Bahasa
Indonesia)
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang merinci satu
urutan keterangan. Mis. Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b)
modal.

K. Tanda Kurung Siku ([…] )


Tanda kurung siku dipakai untu mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naska atau bahan tertulis lain.
Mis. Persamaan kedua proses ini ( perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II
[lihat halaman 35-38] buku pertama) perlu dibentangkan di sini.
L. Tanda Petik (“…”)
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naska atau bahan tertulis lain.
Mis.”Saya belum siap,”kata Sandra” tunggu sebentar”
M. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
Tanda petk tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
Mis.Tanya Deni,”Kau dengar bunyi ‘kret-kret’tadi?”
N. Tanda Garis Miring ( /)
Tanda garis miring dipakai sebagai penggati kata atau dan tiap
Mis. dikirimkan lewat darat/laut=dikirim lewat darat atau laut
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata dan tanda ini banyak
digunakan dalam ragam sastra
Mis. Malam ‘lah tiba(‘lah=telah ). Anita ‘kan kusurati (‘kan=akan)
Kan kucari dari akan ku cari ’lah tiba dari telah tiba.

17
PENULISAN UNSUR SERAPAN
Berikut ini di daftarkan sebagaian kata asing yang diserap kedalam bahasa
indonesia, yang sering digunakan oleh pemakai bahasa
Kata asing penyerapan yang benar penyerapan yang salah

Risk resiko risiko


System sistim sistem
Effective efektip efektif
Techniek tehnologi teknologi
Echelon esselon eselon
Method metoda metode
Charisma` harisma karisma
Frequency frekwensi frekuensi
Kuitantie kwitansi kuitansi
Description diskripsi deskripsi
Februari pebruari februari
November nopember november
Contingent kontingent kontingen
Psychology psikology psikologi
Survey survei survai

18
BABI I I
DIKSI ATAU PILIHAN KATA
3.1 Pengertian diksi
Diksi ialah pilihan kata maksudnya kiita memiliki kata yang tepaat untuk
menanyakan sesuatu. Pilihan kata merupakan suatu unsur sangat penting baik dalam dunia
karang mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat
tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dappat lari dari kamus. Kamus
memberikan suatu ketetapan pada kita tentang pemakaian kata kata. Dalam hal ini. Makna
kata yang tepatlah di perlukan.Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan
dengan tepat apa yang ingin di sampaikanya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu,
pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata kata itu
3.2 Makna denotatif dan konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam wajar secara eksplisit.makna wajar ini yang
sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang di kandung sebuah kata
yang secara objektif. Sering juga makna denotatif di sebut makna konsetual contoh kata
makan bermakna memasukan sesuatu kedalam mulut, di kunya dan di telan. Kata
membanting tulang makna denotatif adalah pekerjaan membanting sebuah tulang
mengandung makna bekerja keras yang merupakan sebuah kata kiasan
Makna konotatif adalah makna asosiatif makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial,sikap,pribad dan kriteria tambahan yang di kenakan pada sebuah makna
konseptual. Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil

19
mangaju kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga jamban
(konotatif)
3.3 Kata Umum Dan Khusus
Contoh kata bermakna umum adalh bunga. Kata bunga memiliki acuan yang lebih
luas dari pada mawar. Bunga bukan hanya mawar melainkan juga
ros,melati,dahlia,anggrek,dan cempaka sebaliknya melati pasti sejenis bunga,kata bunga
yang memiliki acuan yang lebih luas di sebut kata umum,sedangkan kata
dahlia,cempaka,melati atau ros memiliki acuan yang lebih khusus dan di sebut kata khusus.
Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat
Misalnya ;

Salah Benar
Antara… dengan.. Antara,.. dan…
Tidak.,… melainkan… Tidak…. Tetapi…
Baik… ataupun… Baik… maupun…
Bukan… tetapi… Bukan,,.. melainkan...

3.4 Gaya bahasa


Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata.
Kalimat,paragraf,atau wacana menjadi efektif jika di ekspresikan dengan gaya bahasa yang
tepat. Gaya bahasa mempengaruhi terbentuknya
suasana,kejujuran,kesopanan,kemenarikan,tingkat keresmian, atau gaya percakapan. Gaya
resmi misalnya, dapat membwa pembaca/pendengar kedalam suasan serius dan penuh
perhatian. Suasan tidak resmi mengarahkan pembaca/pendengar kedalam situasi rileks tetapi
efektif. Gaya percakapan mebwa suasan kedalam realitas.
3.5 Kesesuain kata
Selain ketetapan kata, pengguna bahasa harus pula memperhatikan kesesuian kata
agar tidak merusak makna, suasa dan situasi yang hendak di timbulkan atau suasana yang
sedang berlangsung. Syarat kesesuaian kata adalah sebagai berikut.
a. Menggunakan ragam buku secara cermat dan tidak mempercampuradukan
penggunaanya dengan kata kata yang tidak baku yang hanya di gunakan dalam
pergaulan misalnya; hakikat (baku), hakekat (tidak baku), konduite (baku).
Kondite (tidak baku)
b. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat,
misalnya; kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar)
tunasusila (lebih halis)
c. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan
cermat, misaln; sesua bagi (salah) sesuai dengan (benar), bukan hanya melainkan
juga (salah) bukan hanya tetapi juga (benar)
d. Menggunakan kata dengan nuansa tertntu, misalnya; berjalan lambat, mengesot
dan merangkak,merah darah, merah putih
e. Menggunakan kata ilmiah untuk menggunakan kata ilmiah, dan komunikasih
nonilmiah (surat-menyurat, diskusi umum ) menggunakan kata populer misalnya;
20
argumentasih (ilmiah), pembuktian (populer), psikologi (ilmiah), ilmu jiwa
(populer)
f. Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis,
misalnya; baca, tulis, kerja (bahasa tulis) menulis, menuliskan, membaca,
membacakan, bekerja, mengerjakan, dikerjakan (bahasa tulis)
3.6 Hakikat makna
Bahasa berkembang sesuai tuntutan masyarakat pemakainya. Pengembangan biksi
terjadi pada kata. Namun, hal ini berpengaruh pada penyusunan kalimat, paragraf, dan
wacana. Pengembangan tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi.
Komunikasi kreatif berdampak pada perkembangan diksi, berupa penambahan atau
pengurangan kuantitas maupun kualitasnya. Selain itu bahasa berkembang sesuai dengan
kualitas pemikiran pemakainya. Perkembangan dapat menimbulkan perubahan yang
mencakup : perluasan, penyempitan, pembatasan, pelemahan, pengaburan dan pergeseran
makna.
Faktor penyebab perubahan makna aadalah sebagai berikut :
1. Kebahasaan.
Perubahan makna yang ditimbulkan oleh faktor kebahasaan meliputi
perubahan intonasi, frasa, bentuk kata dan bentuk kalimat.
a) Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan oleh perubahan
nada, irama, dan tekanan, kalimat berita ia makan. Makna berubah jika
intonasikalimat diubah, misalnya : Ia makan? Ia makan! Ia maakaan.
Perbedaan kalimat berikut ini diakibatkan oleh perubahan intonasi.
Contoh :
Paman teman saya belum menikah.
Paman,teman saya belum menikah.
Paman, teman saya, belum menikah.
Paman, teman, saya, belum menikah.
b) Perubahan sruktur frasa : kaleng susu (kaleng bekas tempat susu), Susu kaleng
(susu yang dikemas dalam kaleng), dokter anak (dokter spesialis penyakit anak),
anak dokter (anak yang dilahirkan oleh orang tua yang menjadi dokter).
c) Perubahan bentuk kata adalah perubahan makna yang ditimbulkan oleh
perubahan bentuk. Misalnya, tua (tidak mudah) jika ditambah awalan ke-
menjadi ketua , makna berubah menjadi pemimpin. Sayang (Cinta) berbeda
dengan penyayang (orang yang mencintai) memukul (orang yang memukul)
berbeda dengan yang dipukul (orang yang dikenai pukulan)
d) Kalimat akan berubah makna jika strukturnya berubah.
Contoh :
1. Ibu Rina menyerahkan laporan itu lantas dibacanya.
2. Karena sudah diketahui sebelumnya, satpam segera meringkus pencuri itu.
Kalimat pertama : salah bentuk kata sehingga menimbulkan makna Ibu Rina
dibaca setelah menyerahkan surat itu (aneh bukan?). Kesalahan terjadi pada
kesejajaran bentuk kata meyerahkan dan diserahkan seharusnya meyerahkan
dibentuk pasif menjadi diserahkan.
Contoh :
(1a) Setelah diserahkan oleh Ibu Rina laporan itu dibaca oleh penerimanya.
(1b) Setelah diserahkan oleh Ibu Rina laporaan itu Ia baca.
Kalimat kedua, salah kesejajaran bentuk kata diketahuiseharusnya mengetahui.
(2a) Karena sudah mengetahui sebelumnya, satpam segera meringkus pencuri itu.
21
(2b) Pencuri itu segera diringkus oleh satpam karena sudah diketahui sebelum-
nya.
2. Kesejarahan.
Kata perempuan paada jaman penjajahan jepang, digunakan untuk menyebut
perempuan penghibur. Orang menggantinya dengan kata wanita. Kini setelah orang
melupakan peristiwa tersebut menggunakannya kembali, dengan pertimbangan kata
perempuan lebih mulia dibanding kata wanita.
Perhatikan penggunaan kata bercetak miringpada masa lalu dan bandingkan
dengan pemakaian kata masa sekarang.
Prestasi orang tiu berbobot (sekarang berkualitas).
Prestasi kerjanya mengagumkan (sekarang kinerja).
Ia karyawan yang pintar (sekarang cerdas).
1. Kesosialan
Masalah sosial berpengaruh terhadap perubahan makna. Kata gerembolan yang
pada mulanya bermakna orang berkumpul atau kerumun. Kemudian, kata itu
tidak di gunakan karna berkonotasi dengan pemborontak, perampok, dan
sebagainya.
Contoh :
Petani kaya disebut petani berdasi.
Militer disebut baju hijau.
Guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa.

2. kejiawaan
Perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulakan oleh pertimbangan : 1.
Rasa takut 2. Kehalusan ekspresi, 3. Kesopanaan. Misalnya, pada masa orde baru,
orang takut (khawatir) banyak hutang ( komersial) merupakan kinerja buruk bagi
pemerintah , kata tersebut di ganti dengan bantuan atau pinjaman. Padahal ,
utang (komersial) dan bantuanberbeda makna . utang harus dikembalikan
bersama bunganya, sedang bantuan tidak menuntut pengembalian . demikian pula
kata dirumahkan untuk menganti dipecat. Kata korupsi diganti dengan
menyalah gunakan jabatan, di penjara (ditahan) di ganti dengan di amankan.
Pemakaian kata-kata tersebut dimaksudkan orang agar tidak menimbulkan
masalah kejiwaan , misalnya menderita, tidak takut, atau tidak menentang
secara pisikologis.
3. Bahasa Asing
Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya kata tempat orang
terhormat diganti dengan VIP. Kata symposium pada mulanya bermakna orang
yang minum-minum di restoran dan kadang-kadang ada acara dangsa yang
diselingi dengan diskusi . dewasa ini kata symposium sudah lebih dititikberatkan
pada acara diskusi yang membahas berbagai masalah dalam bidang ilmu tertentu.
Contoh :
Jalur khusus bus disebut busway
Kereta api satu rel disebut monorai
Penuh warna, kalerful dari kata colourfull
4. Kata Baru
Kreatifitas pemakai bahasa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya.
Kebutuhan tersebut memerlukan bahasa sebagai alat ekspresi dan komunikasi.
Kreatifitas baru dihadapkan pada kelangkaan makna leksikal, yang mendasari
bentuk unflesi suatu kata, atau istilah baru yang mendukung pemikiran.
Kebutuhan tersebut mendorong untuk meciptakan istilah baru bagi konsep baru
yang ditemukannya. Misalnya: chip microsoftword, server
download,cd,dvd,chetting,infokus,website,megapixel,vendor,hacker crecker,
22
vutur, antirex, flesh drive, pashword, dan sebagainya. Dalam bahasa indonesia
terdapat kata-kata asing yang di indonesiakan. Ada yang dipertahankan karena
internasioanlnya, dan ada kata asing yang cukup dengan penyesuaian ejaannya.

BAB IV
KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA
Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting tidak lain
karena melalui kalimatlah sesorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Santun
bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya
tidak) dan frasa atau kelompok kata (mis tidak tau) kedua bentuk itu, kata dan frasa tidak
dapat mengungkapkan suatu maksud dengan jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan
sebagai kalimat. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlu struktur dasar suatu kalimat.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik
turun, dan keras lembut, diselah jedah, dan diakhiri dengan intonasih akhir. Dalam wujud
tulosan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
(.),tanda tanya (?), tanda seru (!)
5.1 Unsur kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku tata bahasa indonesia lama
lazim disebut jabatan kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap
dan keterangan. Kalimat bahasa indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur
yakni subjek dan predikat. Fungsi unsur lain objek, pelangkap, dan keterangan dalam suatu
kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
5.2 Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu, melakukan (tindakan) apa atau
dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku). Selain itu melakukan tindakan atau perbuatan
subjek (S), sesuatu yang dinyatakan oleh predikat dapat pula mengenai sifat, situasi, status,
ciri atau jati diri subjek. Predikat berupa kata atau frasa sebagian besar ferba atau adjektifa
tetapi dapat juga nominal atau frasa nominal.
23
Contoh;
1) Ibu sedang tidur siang
2) Putrinya cantik jelita
3) Kota, jakarta dalam keadaan aman

Kata-kata yang dicetak miring dalam kalimat 1-3 adalah predikat kelompok kata
sedang tidur siang pada kalimat satu memeritahukan ibu melakukan apa, cantik jelata pada
kalimat dua memberitahukan bagaimana putrinya, dalam keadaan aman pada kalimat tiga
memberitahukan situasi kota jakarta.
5.3 subjek
Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukan pelaku, sosok (benda),sesuatu hal,
atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis
kata/frasa benda (nominal) klausa atau frasa verba
Contoh;
1) Meja direktur besar
2) Ayahkusedang melukis
3) Yang berbaju batik itu dosen saya
Kata-kata yang dicetak miring adalah subjek
5.4 Objek
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Objek pada umumnya diisi
dengan nominal, frasa nominal atau klausa. Letak objek selalu di belakang predikat yang
berupa ferba fransitif, yaitu verba yang menuntut wajibnya objek.
Contoh;
1) Nurul menimbang barang
2) Arsitek merancang bangunan
3) Juru masak menggoreng ikan
Verba transitif menimbang,merancang, menggoreng pada contoh di atas adalah P
yang menuntut untuk dilengkapi, unsur yang akan melengkapi P bagi ketiga
kalimat itulah yang dinamakan objek.
5.5 Pelengkap
Pelengkap (Pel) yaitu komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.Letak Pel
umumnya dilengkapi P yang berupa verba.posisi peserta itu juga ditempati oleh O, dan jenis
kata yang mengisih Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nominal,frasa nominal,atau
klausa. Namun antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Contoh;
1) Ketua MPR membacakan pancasilah
2) Banyak orsospol berlandasan pancasila
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi dengan nomina
pancasila, jika hendak di pastikan, ternyata yang bisa hanya kalomat (a) yang
menampatkan pancasilah sebagai O . ubalah kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah;
Pancasilah (S) dibacakan oleh ketuaMPR (O)
24
Pesisi pancasilah sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa di pindakan kedepan menjadi S
dalam kalimat pasif contoh;
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol
5.6 keterangan
Keterangn (ket) adalah bagian kalimat yang menrangkan berbagai hal tentang bagian
kalimat yang lainya, unsur ket dapat berfungsih menerangkan S,O,P dan pel posisinya
bersifat menasukan dapat di awal, di tenga atau di akir kalimat. Pengisi ket adalah frasa
nominal,frasa,preposisional,adverbia atau klausa.
Bagan kalimat dasar

Fungsi/tipe Subjek Predikat Objek Pelengkap Keterangan


1,S-P Orang itu Sedang tidur _ _ _
2,S-P-O Ayahnya Membeli Mobil _ _
baru
3,S-P-Pel beliau menjadi _ Ketua
keperasi
4,S- P-Ket Kami Tinggi _ _ Di jakarta
5,S-O-Pel Dia Mengirimi Ibun Uang _
ya
6,S-P-O-Ket Pak raden Menyimpan Uan _ Di bank
g
7,S-P-O-Pet-Ket annisa mengirini ekny
tasbih Minggu lalu
a

5.7 jenis kalimat menurut jumlahnya klausanya


Menurut jumlahnya klausa, pembentukanya, kalimat dapat di bedakan menjadi dua
macam yaitu; kalimat tunggal dan kalimat majemuk.Kalimat tunggal adalah kalimat yang
terdiri atas satu klausa-klausa pembentuk kalimat tunggal yang mengandung satu unsur
S,P,O,Pel dan Ket karena unsur pembentuk yang sera tunggal itulah kalimatnya dinamakan
kalimat tunggal.Berdasarkan jenisnya kata/frasa P-nya, kalimat tunggal dapat dipilih lagi
menjadi empat macam, dan kalimat-kalimat tunggal itu diberi nama sesuai dengan P-
nyamasing-masing seperti yang tampak pada conto dibawa ini
a. Kami (S) mahasiswa indonesia (P), ( kalimat nominal )
b. Jawaban anak itu (S) sangat tepat (P) (kalimat adjektifa)
c. Sapi-sapi (S) sedang merumput (P) (kalimat ferbal)
d. Rumah orang kaya itu (S) ada delapan (P) (kalimat numeral)
5.8 kalimat majemuk
Kalimat majemuka adalah kalimat yang merupakan gabungan-gabungan dua dua atau
lebih kalimat tunggal karena kalimat tunggal hanya terdiri atas klausa, berarti kalimat
majemuk mengandung lebih dari satu kalusa. Perhatikan contoh dibawa ini.
a) Seorang menejer harus mempunyaiwawasan yang luas
SI PI OI
dan harus menjunjung tinggi etika profesi

25
P2
b) Anak-anak bermainlayang-layangdi halaman kampus
SI PI OI Ket
. ketika para dosen,karyawan dan mahasiswamenikmatihari libur.
S2 P2 O2
Dengan mencermati contoh-contoh itu jelaskan itu jelaslah bahwa kalimat majemuk
setidaknya mempunyai P lebih dari satu, sedfangkan S yang sebenarnya ganda, dapat tidak
tampak ganda seperti conto (a) yakni seorang menejer.
Contoh (a) menghasilkan suatu klimat majemuk setara penanda yang memisahkan
kalimat majemuk setara antara lain, adalah kata penghubung (konjungsi) dan ada pun contoh
(b) menghasilkan kalimat majemu yang disebut kalimat majemuk bertingkat karena kalimat
yang kedua merupakan hasil perliasan kalimat pertama. Penanda yang memisahkan keduah
klausa dalam kalimat majemuk tak setara antara lain adalah kata penghubung kertika.
5.9 jenis kalimat menurut fungsinya
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat diperici menjadi kalimat pernyataan, kalimat
pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua jens kalimat itu dapat disajikan
dalam bentuk positif dan negatif. Dalam bahasan lisan, intonasi yang khas menjelaskan kapan
kita berhadapan dengan salah satu jenis. Itu dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan
bermacam-macam tanda baca.
A. Kalimat pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu demgan lengkap
pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya (biasanya,intonasi
menurun;tanda baca titik)
Misalnya :
Positif
1.Presiden SBY mengadakan kunjungan keluar negeri.
2.Indonesia menggunakan sistem anggaran yang berimbang.
Negatif
1.Tidak semua masabah bank memperoleh kredit lemah
2.Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yangmemuaskan
tentang bisnis kondominium di kota-kota besar.
Silakan Anda buat lima buah contoh lainnya!
B. Kalimat pertanyaan (interogatif)
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi
(jawaban) yang diharapkan.(Biasannya intonasi menurun;tanda baca tanda tanya).Pertanyaan
sering menggunakan kata tanya seperti bagaimana,dimana,mengapa,berapa,dan kapan.
Misalnnya.

26
Positif
1) Kapan saudara berangkat ke singapura?
2) Mengapa dia gagal dalam ujian?

Negatif
1) Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang disepakati ?
2) Mengapa tidak semua fakir miskin di negara kita dapat dijamin pengihidupanya oleh
negara ?
Coba anda buat lima buah contoh lainya.

C. Kalimat perintah dan permintaan (imperatif)


Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin ”menyuruh” atau ”melarang” orang
berbuat sesuatu (biasanya, intonasih menurun ; tanda baca titik atau tanda seru) misalnya:
Positif
1) Maukah kamu di suruh mengantarkan buku ini pak sahluddin!
2) Tolong buatkan dahulu rencana pembiayaanya.
Negatif
1) Sebaiknya kita tidak berfikiran sempit tentang hak asasi manusia.
2) Janganlah kita enggan mengeluarkan zakat jika sudah tergolong orang mampu.
Coba anda buat limah buah contoh lainya!

D. Kalimat seruan
Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan ”yang kuat” atau
yang mendadak. (biasany, ditandai oleh menaiknya suara pada kalimat lisan dan di
pakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis).

Misalnya:
Positif
1) Bukan main, cantiknya.
2) Nah, ini dia yang kita tunggu.
Negatif
1) Aduh, pekerjaan rumah sya tidak terbawa.
2) Wah, target KONI di sea games XXIII tahun 2005 di manila tidak tercapai.
Silakan anda buat lima buah conto lainnya!.
5.10kalimat efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengan atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikirkan
pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasih sehingga
kejelasan kalimat itu dapat terjamin.Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas yaitu

27
kesepadanan struktur keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan
pernalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
A. Kesepadanan
Yang termaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan
struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh satuan gagasan
yang kompak dan kepadanan pikiran yang baik.
1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.

Contoh
a. Bagi semuah mahasiswa perguruan tinggi ini harus mempunyai uang kuliah
(salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (benar)
2) Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Soal itu saya kurang jelas

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut


a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen
b. Soal itu bagi saya kurang jelas.
3) Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakanya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepada motor
Suzuki.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah
kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung
intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut.
a. Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acar partama.
atau
kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
b. Kakaknya membeli sepedah motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor
Suzuki.
Atau
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda
motor Suzuki.
4) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh
a. Bahasa indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut.
a. Bahasa indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.
28
B. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan
nomina, kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba.
Contoh:
a) Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes
b) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecetan tembok,
memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.

Kalimat a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang


mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan
kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara penyejajarkan kedua bentuk
itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikan secara lues.
Kalimat b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat
tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecetan,memasang, pengujian, dan
pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat nominal,
sebagai berikut

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecetan tembok,


pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.
C. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekan atau penegasan atau penonjolan itu.
Ada berbagai cara untu membentuk penekana dalam kalimat.

1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara itu dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanaanya ialah presiden mengharpkan
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya
Penekanannya:.harapan presiden
Jadi, penekana kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2) Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkankepada anak-anak terlantar
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
3) Melakukan pengulangan kata atau (repetisi)

Contoh:
Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka
4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
29
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5) Menggunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang harus bertanggumg jawab.

D. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah
kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap
kata yang memang tidak di perlukan, sejauh tidak menyalahi kaida tata bahasa.
Contoh:
a. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ketempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah
a. Karena tidak diundang, dia tidak datang ketempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang
berbentuk jamak
Contoh:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
Para tamu-tamu para tamu
Beberapa orang-orang beberapa orang
Para hadirin hadirin
E. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata yang. Perhatikan kata berikut.
a) Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Kalimat a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau
perguruan tinggi!
b) Dia menerima uang sebanyak dua pulu lima ribuaan
Kalimat b) kalimat makna ganda yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah
atau dua puluh lima rupiah

F. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu
sehingga informasih yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.kalimat yang
padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berfikir yang tidak simetris.
Contoh:
a. Mereka membicarakan dari pada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya :
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
Ada dua macam kalimat pasif yaitu kalimat pasif biasa dan kalimat pasif persona.

30
Contoh:
Saya mencari udang (SPO aktif)
Udang itu dicari oleh saya (pasif biasa)
Udang itu saya cari (pasif persona)
Mereka telah mendatangi DPR (aktif)
DPR telah didatangi oleh merake (pasif biasa)
DPR telah mereka datangi (pasif persona)
G. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan adalah bahwa ide kalimat itu dapat diterima
oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
a. Waktu dan tempat kami persilahkan.
b. Untuk mempersinggkat waktu, kita teruskan acara ini.
c. Semoga dimaklumi
d. Pekerjaan itu dia tidak cocok
Seharusnya:
a. Bapak mentri kami persilahkan.
b. Untuk menghemat waktu kita teruskan acara ini.
c. Semoga bapak dapat memakluminya.
d. Pekerjaan itu bagi dia tidak cocok.

31
BAB V
PARAGRAF
Paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan, biasanya mengandung satu ide
pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru atau biasa kita sebut alinea. Alinea atau
paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan dari
beberapa kalimat. .
6.1 fungsi paragraf
Penulisan paragraf mempunyai beberapa fungsi.menurut Wiyanto (2011:16-18)
fungsih paragraf dapat dilihat dari sudut penulis dan pembaca.
a. Dari sudut penulis
1) Paragraf menjadi wadah untuk mengkapkan sebuah pikiran penulis. Pikiran
penulis disampaikan secara bertahap, yaitu setiap pokok pikiran ditulis dalam
sebuah paragraf. Bila berpinda ke pokok pikiran lain, penulis menyampaikan
melalui paragraf baru.
2) Penulis dapat menyampaikan buah pikiranya secara teratur dan runtu. Dengan
wadah berupah paragraf-paragraf itu, penulis dapat memisahkan tiap-tiap unit
pikiranya dan tidak akan campur aduk dengan unit pikirannya yang lain. Dengan
demikian, alur jalan pikirannya akan semakin jelas.
3) Penulis dapat berheti sejenak pada akhir paragraf, lalu dapat melanjutkan menulis
pokok pikiran selanjutnya
4) Dalam keseluruhan tulisan/karangan, paragraf dapat dimanfaatkan sebagai
pengantar, transisi, atau kesimpulan. Sebagai pengantar, paragraf dapat
mengarahkan pikiran pembaca ke masalah yang akan dibahas. Sebagai transisi,
pragraf berfungsih membelokan pikiran pembaca dari satu masalah ke masalah
lainnya. Selanjutnya, paragraf juga sering di gunakan untuk menyimpulkan
pokok-pokok pikiran yang telah diuraikan.
b. Dari sudut pembaca
1) Pembaca dapat menangkap pokok piiran penulis dengan mudah
2) Memudahkan pembaca menikmati tulisan. Lambat laun pembaca dapat
menghabiskan tulisan dalam satu buku.
3) Pembaca dapat mengikuti alur pikiran penulis.
6.2 Syarat-syarat paragraf
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu ketentuan paragraf dan
kepaduan paragraf.
a. Kesatuan paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu,
kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak
ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu
b. Kepaduan paragraf.

32
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan
melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar kalimat. Urutan yang logis
akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu.

Pengait paragraf

Ungkapan pengait antarkalimat dapat berupa ungkapan pengubung/transisi

Beberapa kata transisi

1. Hubungan Tambahan : Lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula,


disamping itu, berikutnya, demikian pula,
begitu pula, lagi pula
2. Hubungan Pertentangan : Akan tetapi, namun, bagaimanapun,
walupun, demikian, sebaliknya, meskipun
begitu, lain halnya.
3. Hubungan Perbandingan : Sama dengan itu, dalam hal yang demikian,
sehunungan dengan itu.
4. Hubungan akibat : Oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh
karena itu, maka, oleh sebab itu.
5. Hubungan tujuan : Untuk itu, untuk maksud itu
6. Hubungan singkatan : Singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada
umumnya, dengan kata lain, sebagai
simpulan.
7. Hubungan waktu : Sementara itu, segera setelah itu, beberapa
saat kemudian.
8. Hubungan tempat : Berdekatan dengan itu.

6.3 Pembagian paragraf menurut jenisnya .


Dalam sebuah karangan (komposisi) terdapat tiga macam paragraf yaitu:
1) Paragraf pembuka
Paragraf ini berfungsi mengutarakan satu aspek pokok pembicaraan dalam
karangan. Sebagai awal sebuah karangan paragraf pembuka harus mampu
menjalankan fungsi
a. Menghantar pokok pembicaraan.
b. Menarik minat dan perhatian pembaca.
c. Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan

Setelah memiliki ketiga fungsi tesebut di atas dapat dikatakan para pragraf
pembuka memegang peranan yang sangat penting di dalam sebuah karangan
paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menawan pemaca untuk itu,
bentuk-bentuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka,
yaitu:
a. Kutipan, bahasa, anekdol
b. Uraian mengenai pentingnya mengenai pokok pembicaraan
c. Suatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang
33
d. Uraian tentang pengalam pribadi
e. Uraian mengenai maksud dan tujuan penulis
f. Sebuah pernyataan

2) Paragraf pengembang
Paragraf ini bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatau karangan yang
sebelumnya telah dirumuskan di dalam paragraf pembuka. Contoh-contoh dan
instrusi, inti permasalahn, dan uraian pembahasan adalah isi sebuah paragraf
pengembang, paragraf pengembang di dalam karangan dapat difungsikan untuk
a. Menguraiakan inti persoalan
b. Memberi ilistrasih atau contoh
c. Menjelaskan hal yang diuraikan pada paragraf berikutnya
d. Meringkas paragraf berikitnya
e. Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.

3) Paragraf penutup
Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau simpulan
seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud
penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk
mengahiri karangan atau bagian karangan, penyajianya harus memperhatikan hal
berikit ini.
a. Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang
b. Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai
cerminan intim seluru uraian
c. Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini dapat
menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya

6.4 jenis paragraf menurut sifat isinya

Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat digolongkan atas lima macam yaitu:
a. Paragraf persuasif, bersifat mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi
pembaca, paragraf ini banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama advertorial
yang belakangan ini marak mengisi lembaran koran dan majalah, serta lembar
promosih lainya.
b. Paragraf argumentatif bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap
suatu hal atau objek. Biasanya paragraf ini menggunakan perkembangan analisis
c. Paragraf naratif bersifat menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita
seperti dalam novel, cerpen, atau hikayat.
d. Paragraf deskriptif bersifat melukiskan atau menggambarkan sesuatu bahasa
cerita dengan kata lain deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap
oleh pancaindra.
e. Paragraf ekspositorif bersifat memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.
Penyampaianya dapat menggunakan perkembangan analisis kronolis atau
keruangan.

34
6.5 Jenis alinea menurut posisi kalimat

Berdasarkan posisi kalimat topik, alinea dapat di bedakan atas empat macam yaitu (a)
alinea deduktif, (b) alinea induktif, (c) alinea deduktif induktif dan (d) alinea penuh kalimat
topik.

a. Paragraf deduktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal paragraf dan berbentuk
paragraf yang bersifat deduktif, yaitu cara penguraian yang menyajikan pokok
permasalahan lebih dahulu, lalu menyusun uraian yang terinci mengennai
permasalahan atau gagasan alinea (urutan umum –khusus)
b. Paragraf induktif
bila kalimat pokok di tempatkan pada akhir paragraf akan berbentuk induktif,
yaitu cara penguraian yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah
diakhiri dengan pokok pembicaraan (urutan khusu-umum). Penyjian paragraf
deduktif, tetapi paragrafnya akan terasa lebih argumentative.
c. Paragraf deduktif induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf
terbentuklah paragraf campuran. Kalimat pada akhir paragraf lebih bersifat
mengulang atau menegaskan, kembali gagasan utama yang terdapat pada awal
paragraf
d. Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak
satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.kondisi demikian yang satu
dan yang lainnya sama-sama penting.paragraf semacam ini seringdijumpai dalam
uraian-uraian yang bersifat deskrptif dan naratif.

35
BAB VI

MENULIS KARYA ILMIAH


4.1 Makalah
Salah satu tujuan pokok penulisan makala adalah untuk menyakinkan pembaca bahwa
topik yang di tulis dengan di lengkapi penalaran logis dan pengorganisasian yang sistematis
memang perlu untuk di ketahui dan di perhatikan. Makala yang merupakan salah satu jenis
karangan ilmiah memiliki ciri atau karakter sebagai berikut. Secara umum, ciri-ciri makala
terletak pada sifat keilmihannya. Artinya sebagai karangan ilmiah, makalah memiliki sifat
objektif, tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematis, dan logis. Berdasarkan krtteria itu,
baik ttidaknya suatu makala dapat di amati dari segi signifikansi masalah atau topik yang di
bahas, kejelasan tujuan pembahasan, kelogisan pembahasan, dan kejalasan pengorganisasian
pembahasanya.
Berdasarkan sifat penalaran yang di gunakan, makala dapat di bedakan menjadi 3
macam yakni makalah deduktif merupakan makalah yang penulisanya didasarkan pada kajian
teoretis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas sedangkan makala campuran
merupakan makalah yang penulisanya di dasarkan pada kajian teoretis yang di gabungkan
dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang di bahas dalam pelaksaanya, jenis
makalh pertama (makalah deduktif) merupakan jenis makalah yang paling bayak di gunakan.
Secara garis besar sstem matika penulisan makalah terdiri atas 3 bagian yakni;
a. bagian awal terdiri dari halaman sampul, daftar isi, daftar tabel, dan gambar (jika
ada)
b. Bagian inti terdiri dari pendahuluan, latar belakang penulisan makala, masalah
atau topik bahasan, tujuan penulisan makalah, teks utama, penutup
c. Bagian akhir terdiri dari daftar rujukan, lampiran (jika ada)
Tujuan penulisan makalah
Perumusan tujuan penulisan makal yang di maksudkan bikan unruk memenuhi tugas
yang di berikan oleh seseorang dan sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah pada apa yang
ingin di capay dengan penulisan makala tersebut. Perumusan tujuan penulisan makala
memiliki fungsi ganda ; bagi penulis makalah dan bagi pembaca makala. Bagi penulis ,
rumusan tujuan penulisan makalah dapat mengarahkan kegiatan yang harus di lakukan
selanjutnya dalam menulis makalah, khusunya dalam pengumpulan bahan penulisan. Bagi
pembaca makalah, perumusan tujuan penulisan makalah memberikan informasih tentang apa
yang di sampaiakan dalam makalah tersebut. Oleh karena itu, rumusan tujuan yang di susun
haruslah dapat memberikan gambaran tentang cara menguraikan atau membahas topik yang
telah di tentukan. Dengan demikian, rumusan tujuan bisa berfungsih sebagai pembatasan
ruang lingkup makalah tersebut. Rumusan tujuan ini dapat berupah kalomat kompleks atau di
jabarkan dalam bentuk rinci. Contah; makalah ini dimaksudkan untuk membahas sejumlah
kekliruan yang acap kali di beuat oleh mahaiswa dalam melakukan observasih pada kegiatan
PPL.
4.2. Rangkuman
Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau meringkas suatu
tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan
secara proporsional anatar bagian yang di rangkum dengan rangkumanya (Djuharn, 2001).

36
Rangkuman dapat pulah di artikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok
pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokonya saja. Rangkuman
sering di sebut juga ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan pada
tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang (pendapat)
pengarang tetap di perhatikan dan di pertahankan.
4.3. Ikhtisar
Ikhtisar adalah tulisan ringkas yang berisi pokok persoalan dalam sebuah bacaan.
Dalam pembuatan ikhtisar, penulis dapat langsung mengungkapkan persoalan dari suatu
bahan bacaan atau pembicaraan yang akan diikhtisarkan. Penulis dapat membuat catatan atau
memberi tanda tertentu pada bagian-bagian penting dalam bacaan yang akan diikhtisarkan
ketika membaca. Dalam membuat ikhtisar urutan isi tidak perlu di persoalkan dan bahas di
susun dengan gaya bahasa yang mudah sehinggga dapat di pahami oleh pembacanya. Dalam
membuat ikhtisar dapat pula di lakukan dengan cara menyesuaikan bahasaiktisar dengan
pembaca atau yang akan memahami ikhtisar tersebut, penulisan dapat pula memberikan
penafsiran isi bacaan sesuai dengan kajian ilmu yang di dalamnya, namun tetap
mempertahankan pokok persoalan yang di ungkapkan
Langkah-langkah menulis rangkuman dan ikhtisar.
Untuk dapat menghasilkan sebuah rangkuman sebuah rangkuman yang baik, seorang
penulis pemula perlu mempertahankan empat hal pokok, yaitu;
a. Mampu membaca dengan baik bacaan yang akan di rangkum
b. Mampu memahami isi secara utuh terhadap bacaan yang akan di rangkum
c. Mampu menemukan ide-ide pokok ataupun kalimat topik dalam bacaan yang
akan di rangkum,
d. Mampu menyusun kembali ide-ide, maupun kalimat topik yang telah di temukan
menjadi sebuah tulisan utuh

Dalam rangka mencapai hal di atas langkah-langkah yang harus di tempuh bagi
seorang penulis rangkuman adalah sebagai berikut;
1) perangkum harus membaca uraian asli pengarang sampai tuntas agar memperoleh
gambaran atau kesan umum dan sudut pandang pengarangpembacaan hendaklah
di lakukan secara seksama dan di ulang sampai dua atau tiga kali untuk dapat
memahami isi bacaan secara utuh.
2) Perangkum membaca kembali bacaan yang akan di rangkum dengan membuat
catatan pikiran utama atau menandai pikiran utama setiap uraian untuk setiap
bagian atau setiap paragrap.
3) Dengan perpedoman hasil catatan, perangkum mulai membuat rangkumn dan
menyusun kalimat-kalimat yang bertolak dari hasil catatan dengan menggunakan
bahasa perangkum sendiri. Hanya saja, apabila perangkum merasa ada yang
kurang enak, perangkum dapat membuka kembali bacaan yang akan di rangkum.
4) Perangkum perlu membaca kembali hasil rangkuman dan mengadakan perbaikan
apabila di rasa ada kalimat yang kurang koheren
5) Perangkum perlu menulis kembali hasil rangkumannya berdasarkan hasil
perbaikan dan memastikan bahwa rangkuman yang di hasilkan lebih pendek di
banding dengan bacaan yang di rangkum.

Perbedaan Antara Ikhtisar, Abstrak, dan Ringkasan


Halyang juga harus mendapatkan perhatian dari penulis rangkuman adalah tidak
memberikan penafsiran baru terhadap suatu pengertian yang diuraikan oleh pengarang asli.
37
Selain itu, perangkum tidak boleh memasukan hasil pemikiranya sendiri ke dalam rangkuman
sebab akan mengaburkan pengertian gagasan yang di ungkapkan oleh pengarang asli.
a. ikhtisar
Ikhtisar adalah rangkuman gagasan yang dianggap penting oleh penyusun
ikhtisar yang digali dari sebuah teks. Penyusun ikhtisar dapat langsung
mengemukakan inti atau pokok permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan
atau perhatianya.
Ciri ikhtisar
a) merupakan tulisan baru yang mengandung sebagian gagasan dari teks.
b) Tidak mengandung hal baru, pikirkan, atau opini penyusun ikhtisar, baik yang
dimasukan secara sadar maupun tidak sadar.
c) Menggunakan kata-kata dari penyusun sendiri.
b. Abstrak
Abstrak dan ikhtisar merupakan dua kata yang bermakna sama. Dalam kamus
besar bahasa indonesia tercantum bahwa kata abstrak berarti ’ringkasan’ inti
ikhtisar (karangan, laporan) sedangkan kata ikhtisar berarti ’pandangan’ secara
ringkas (yang penting-penting saja) ringkasan. Istilah abstrak berasal dari bahasa
ingris, sedangkan istilah ikhtisar berasal dari bahasa arab. Jadi kedua istilah itu
berpadanan. Akan tetapi, di indonesiah istilah ikhtisar di bedakan dari istilah
abstak. Ikhtisar merupakan rangkuman gagaan yang berlaku dalam laras umum,
sedankan abstrak merupakan rangkuman atau ikhtisar yang berlaku dalam laras
ilmiah. Oleh karena itu, berlaku format tertentu bagi abstrak baik untuk jurnal
maupun untuk karya ilmiah.
c. Ringkasan
Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam
bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan.
Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel
fungsih sebuah ringkasan adalah memahami atau mengetahui sebuah buku atau
karangan. Dengan membuat ringkasan, kita mempelajari cara seseorang
menyusun pikiranya dalam gagasan-gagasan yang di atur dari gagasan yang besar
menuju gagasan penunjang. Melalui ringkasan kita dapat menangkap pokok
pikiran dan tujuan penulis

Cara Membuat Ringkasan.


1) Membaca Naskah Asli
2) Mencatat Gagasan Utama
3) Mengadakan Reproduksi
d. Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh
mahasiswa Program Sarjana (s1) pada akhir studinya. Karya ilmiah ini
merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi mereka
yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan, hasil kajian pustaka, atau hasil
kerja pengembangan (proyek)Skripsi hasil penelitian lapangan adalah jenis
penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan,
pendekatan yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian
ynng pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. pendekatan ini
berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli , maupun pemahaman
peneliti berdasarkan pengalamnya, kemudian dikembangkan menjadi permasalah-
permasalahan beserta pemecahan-pemecahanya yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran (verifikasih) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan
38
gejalah secara holostik –kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami
dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan
induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih di tonjolkan dalam penelitian
kiualitatif. Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya.
Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasa yang
bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukan ciri-ciri naturalistik yang penuh
keotentikan.

Loporan penelitian yang ditulis dalam skripsi terutama di tujukan untuk


dikonsumsi oleh masyarakat akademi. Laporan untuk masyarakat akademik
cenderung bersifat teknis, berisi tentang apa yang diteliti secara lengkap,
mengapa hal itu di teliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh,
dan kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan objektif. Format
laporan cenderung baku, mengikuti ketentuan dari perguruan tinggi atau suatu
kelompok masyarakat akademik.
Berdasarkan pemikiran di atas, isi dan sistematika skripsi sebagai hasil laporan
penelitian kuantitatif, dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu; bagian awal,
bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing dapat dirinci sebagai berikut ini
a. Bagian awal.
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah;
Halaman sampul
Lembor logo

Halaman judul
lembar persetujuan
a) Lembar persetujuan pembimbing
b) Lembar persetujuan penguji
Abstrak
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar tabel
Daftar gambar
Daftar lampiran
Daftar lainya

b. Bagian inti
Bagian ini berisi inti isi skripsi, yang meliputi;
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Hipotesis penelitian (jika ada)
Kegunaan penelitian
Asumsi penelitian
Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian
Defenisi istilah atau defenisi oprasional (jika diperlukan)

BAB II KAHAN PUSTAKA


..........................................

BAB III METODE PENELITIAN


Rancangan penelitian
39
Populasih dan sampel
Instrumen penelitian
Pengumpulan data
Analisis data

BAB IV HASIL PENELITIAN


Deskripsi data
Pengujian hipotesis

BAB V PEMBAHASAN
........................................

BAB VI PENUTUP
Simpulan
Saran

c. Bagian akhir
Pada bagian akhir, memuat;
Daftar rujukan
Lampiran-lampiran
Riwayat hidup

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur-unsur bagian-


bagian yangtelah disebutkan di atas, berikut ini di uraikan isi yang terkandung
dalam unsur tersebut.

Abstrak
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan hurup besar, semetris di batas
atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan jarak
dua spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan; nama akhir diikuti koma,
nama awal, nama tengah (jika ada) diakhiri. Judul digarisbawahi atau dicetak
miring dan diketik dengan hurup kecil (kecuali huruf-huruf pertama dari setiap
kata dan diakhiri dengan titik. Kata skripsi ditulis setelah judul dan di akhiri
dengan koma, diikiti dengan nama jurusan (tidak boleh disingkata), nama
lembaga, dan diakhiri dengan titik.
Dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari skripsi yang mencngkup
latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang
diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran yang diajukan (kalau ada)
Teks di dalam abstrak diketik dengan spasih tunggal (satu spasi) dan panjangnya
tidak boleh dari dua halaman.

Latar belakang
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatar
belakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan
secara ringkas mengenai teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan
diskusi ilmiah maupun pengalaman atau pengamatan pribadi yang terkait erat
dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian masalah yang dipilih
untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih koko.

Daftar pustaka.

40
Bahan pustaka yang dimasukan dalam daftar pustaka harus suda disebutkan
dalam teks. Artinya bahan pustaka yang hanya dipakai sebagai bahan bacaan
tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukan dalam daftar rujukan. Sebaliknya
semuah bahan pustaka yang disebutkan dalam skrpsi harus dicantumkan dalam
daftar rujukan.
Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang berisi bahan-
bahan pustaka yang dipakaai oleh penulis, baik yang dirujuk maupun yang tidak
dirujuk dalam teks. Untuk skrpsi dan artikel, daftar bahan pustaka yang ditulis
hanya yang dirujuk dalam teks, sehingga istilah yang dipakai adalah daftar
rujukan bukan daftar pustaka.

41
BAB VII

MEMBACA UNTUK MENULIS

A. Hakikat Membaca Untuk Menulis

Aktivitas membaca dapat memberikan tiga manfaat utama jika seseorang ingin
menulis .Pertama ,membaca dapat memperluas wawasan terhadap suatu yang ingin dituli.
Membaca dapat membuka pemahaman seseorang yang ingin menulis sesuatu jika konsep
yang ingin ditulisnya merupakan hal baru. Membaca pula dapat memperkaya pemahaman
seseorang terhadap konsep yang telah diketahui sebelumnya.Kedua,membaca dapat
membantu calon penulis untuk mengikuti gaya penulisan pakar-pakar yang sudah ada
sebelumnya. Setiap penulis tentu mempunyai gaya masing-masing dalam menuliskan
pikiranya.semakin banyak membaca, seorang calon penulis akan semakin paham tentang
keberagaman menulis.Ketiga, membaca dapat memberikan inspirasi baru untuk menulis.
Seorang yang rajin membaca akan menemukan banyak inspirasiuntuk menulis. Dalam hal
ini, membaca mampu melatih kekritisan pikiran seseorang sehingga mudah melihat celah
celah baru untuk dijadikan bahan dasr dasar tulisanya.

B. Membaca tulisan /Artikel Ilmiah

Artikel ilmiah adalah jenis tulisan ilmiah yang bersumber dari hasil penelitian atau kajian
ilmiah dengan dasar teori yang jelas, atau berupa hasil pemikiran kritis terhadap teori bidang
ilmutertentu, dan umumnya dimuat dalam sebuah jurnal ilmiah.Berdasarkan pengertian
tersebut, ciri utama artikel ilmiah dapat dilihat berdasarkan subtansi, Sistematika dan media .
Pertama,subtansi artikel ilmiah berupa hasil penelitian dengan dasar teori yang jelas, atau
berupa hasil pemikiran kritis terhadap teori bidang ilmu.Kedua, Sistematika utamnya
sederhana, karena hanya memut ,latar belakang yang terintegrasi dengan dasar teori kajian,
metode penelitian, pembahasan temuan penelitian dan penutup.Ketiga, artikel ilmiah
umumnya dimuat dalam jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah adalah wadah atau media koleksi
tulisan /artikel ilmiah yang dalam suatu bidang ilmu yang sama. Lazimnya jurnal ilmiah
diterbitkan berkal, setahun sekali, setahun dua kali, atau setahun tiga kali dengan
menggunakan ISSN. Menurut Dwiloka dan Riana (2005:87)artikel ilmiah dibagi menjadi dua
jenis, yaitu artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian.

a. Artikel hasil penelitian


1. Ciri Artikel Hasil Penelitian
Laporan dalam bentuk artikel ilmiah dibedakan dengan laporan teknis dalam
tiga segi, yakni bahan, sistematika dan prosedur penulisan. Ciri pokok pertama
yang menbedakan artikel hasil penelitian dengan laporan penelitian teknis resmi
adalah bahan yang ditulis. Artikel hasil penelitian untuk jurnal yang berisi hal –hal
yang sangat penting saja. Bagian yang dianggap paling penting untuk disajikan
dalam artikel hasil penelitian adalah temuan penelitian,pembahasan hasil hasil
temuan dan kesimpulanya. Ciri pokok kedua yang membedakan artikel hasil
penelitian dengan laporan penelitian resmi adalah sistematika yang dipakai dalam
laporan penelitian teknis resmi adalah sistematika penulisan yang dipakai dalam
laporan penelitian teknis resmi, kajian pustaka lazimnya disajikan dalam di bagian
kedua (BAB II), yakni setelah bagian yang membahas masalah, pentingnya
penelitian, hipotesis (jika ada), dan tujuan penelitian. Dalam artikel hasil
penelitian ,kajian pustaka merupakan bagian awal dari artikel (tanpa subjudul
42
kajian pustaka) yang berfungsi sebagai bagian penting dari latar belakang.Kajian
yang sekaligus berfungsi sebagai pembahasan latar belakang. Kajian pustaka yang
sekaligus berfungsi sebagai pembahasan latar belakangmasalah penelitian ditutup
dengan rumusan tujuan penelitian.
Setelah itu berturut-turut di sajikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur
penelitian, hasil dan temuan penelitian ,pembahasan hasil,kesimpulan dan saran.
Ciri pokok ketiga adalah prosedur penulisan artikel hasil penelitian. Ada tiga
prosedur penulisan artikel hasil penelitian.

Pertama, artikel hasil penelitian yang dapat ditulis sebelum laporan penelitian
teknis resmi secra lengkap dibuat. Tujuanya untuk menjaring masukan – masukan
dari pihak pembaca (masyarakat akademik) sebelum peneliti menyelesaikan
tulisan lengkapnya dalam bentuk laporan penelitian teknis resmi. Masukan yang
diperoleh dari pihak pembaca diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas hasil-
hasil temuan penelitianya.

Kedua, artikel hasil penelitian unuk jurnal di tulis setelah laporanpenelitian


teknis resmi selesai di susun. Prosedur yang kedua ini berlaku karena pada
umunya menulis laporan penelitian teknis resmi merupakan kewajiban,sedangkan
penulisan artikelnya hanya bersifat anjuran saja.

Alternatif ketiga, artikel hasil penelitian yang di terbitkan dalam jurnal


merupakan satu-satunya tulisan yang dibuat oleh peneliti. Alternatif ketiga ini
lazim dilakukan peneliti yang mendanai penelitianyasendiri.Bagi peneliti
swadana, artikel hasil penelitian dalam jurnal merupakan forum komunikasi yang
paling efektif dan efisien.

2. Isi dan sistematika


Penulisan artikel merupakan sistematika tanpa angaka maupun abjad. Berikut
ini disajikan uraian tentang isi artikel hasil penelitian secara umum yang berlaku
untuk hasil penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Judul
Judul artikel hendaknya informati,lengkap,tidak terlalu panjang atau terlalu
pendek,yaitu antara 5-10 kata. Judul artikel memuat variabel–variabel yang diteliti
atau kata kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti.
Nama penulis
Nama penulis ditulis tanpa disertai gelar kesarjanaan atau gelar lain
apapun .Nama lengkap dengan gelar akademik di tulis disebelah bawah halaman
pertama.Nama lengkap tempat kerja peneliti juga ditulis sebagai catatan kaki
dihalaman pertama. Jika lebih dari tiga peneliti, hanya nama peneliti utama saja
yang dicantumkan dibawah judul, nama peneliti lain ditulis dalam catatan kaki.
Abstrak dan kata-kata kunci
Abstrak berisi pernyataan ringkas padat tentang ide-ide yang paling penting.
Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian,prosedur penelitian, (untuk
penelitian kualitatif termasuk dekskripsi tentangaspek subjek yang diteliti),dan
ringkasan hasil penelitian(bila dianggap perlu,juga simpulan dan
implikasi).Tekanan di berikan pada hasil penelitian, hal-hal seperti
hipotesis,pembahasan, dansaran tidak perlu disajiakan. Panjang abstrak 50-57 kata
dan ditulis dalam satu paragraph. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dengan
menggunakan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri
menjorok masuk lima ketukan).
Kata – kata kunci adalah kata-kata pokok yang menggambarkan masalah –
masalah yang diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan
43
dalam karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata sistem informasi
ilmiyah. Dengan katat –kata kunci kita bisa menemukan judul judul penelitian
beserta abstraknya dengan muda.

PENDAHULUAN
Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis lansung setelah abstrak. Bagian ini
menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan,yakni(1)
latarbelakang atau rasyonal penelitian, (2) maslah dan wawasan rencana
pemecahan masalah dan (3)rumusan tujuan penelitian (dan harapan tentang
manfaat penelitian).
Metode penelitian
Materi pokok bagian ini adalah bagaimana data dikumpulkan, siapa sumber
datanya,dan bagaimana data dianalisis. Apbila uraian in disajikan dalam sub
bagian,maka sub bagian itu antara lain keterangan tentang populasi dan sampel
(atau subjek), instrumen pengumpulan data, rancangan penelitian(teruma jika
dipakai rancangan yang cukup kompleks,seperti rancangan eksperimental),dan
teknik analisi data.
HASIL
Bagian hasil adalah bagian utama artikel ilmiah dan oleh karena itu biasanya
merupakan bagian terpanjang.bagaimana in menyajikan hasil-hasil analisis
data,yang dilaporkan adalaha hasil bersih.proses analisi data (sperti perhitungan
statistic)tidak perlu disajikan.proses pengujian hipotesis pun tidak perlu
disajikan ,termasuk perbandingan koefisien yang ditemukan dalam analisis
dengan koefisien dalam table statistic. Yang dilaporkan hasil analisis dan hasil
pengujian hipotesis.
Hasil analisis boleh disajikan dengan bentuk table atau grafik. Table maupun
grafik harus diberi komentar atau di bahas.pembhasan tidak harus dilakukan
pertabel atau grafik.tabel atau grafik digunakan untuk memperjelas penyajian hasil
secara verbal.
Pembahasan
Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah.tujuan
pembahasan adalah (a)menjawab masalah penelitian, atau menunjukan bagaimana
tujuan penelitian itu dicapai,(b)menafsirkan temuan-temuan,(c)mengintegrasikan
temuan penelitian kedalam kumpulan pengetahuan yang suda mapan,dan
(d)menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang sudah ada.
Simpulan dan saran
Simpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil
dan pembahasan.berdasarkan uraian pada kedua bagian tersbut, dikembangkan
pokok-pkok pikiran yang merupakan esensi darai uraian tersebut. Simpulan
disajikan dalam bentuk esey, bukan dalam bentuk numerical.saran disusun
berdasarkan simpulan yang telah ditarik.saran –saran bisa mengacu kepada
tindakan praktis, atau pengembangan teoritis,dan penelitian lanjut. Bangian saran
bisa berdiri sendiri. Bagaian simpulan dan saran dapat pula disebut bagian
penutup.
Dafatar pustaka.
Daftara pustaka harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikandalam
batang tubuh artikel ilmiah.bahan pustaka yang dimsuskan dalam daftar pustaka
harus sudh disebutkan dalam batang tubuh artikel. Semua pusataka yang
disebutkan dalam batang tubuh harus disajikan dalam daftar pustaka.

b. Artikel non penelitian


Istislah artikel non penelitian mengacu kepada semua jenis artikel ilmiah yang
bukan merupakan laporan hasil penelitia. Artikel yang termasuk dalam kategori
44
artikel non penelitian anatara alain berupa artikel yanag menebalah suatu
teori,konsep,atau prinsip; mengembangkan suatu model, mendeskripsikan fakta atau
fenomena tertentu, menilai suatu produk, dan masih banyak jenis yang lain.mengingat
beragamnya jenis artikel ini, maka cara penyajianya didalam jurnal sangat bervariasi

1. Isi dan sistematika


Penulisan artikel menggunakan sitematika tanapa angka atau abajd. Sebuah
artikel non penelitian berisi hal-hal yang sangat esensial,karena biasanya jumlah
halaman yang disediankan tidak banayak(anatara 10-20 halaman).unsusr pokok
yang harus ada dalam artikel non penelitian dan sistematikanya adalah (1)judul
artikel,(2)nama penulis,(3)abstrak,(4)pendahuluan,(5)bagian inti,(6)penutup, dan
(7)dafatar pustaka.
Judul
Judul artikel berfungsi sebagai label yang mencerminkan secra tepat inti isi
yang terkandung dalam artikel. Untuk itu, pemilihan kata yang dipakai dalam
judul artikel hendaknya dilakuakan secara cermat. Disamping aspek ktepatanya,
pemilihan kata-kata untuk judul perlu juga mempertimbangkan pengaruh terhadap
daya Tarik judul bagi pembaca. Judul artikel sebaiknya terdiri ats lima sampai
dengan lima belas kata.
Nama Penulis
Nama artikel setidaknya di tulis dengan dan disertai dengan jenis keahlian
yang dimiliki serta mama lembaga(program studi,jurusan). Akan tetappi, gelar
akademik,jebnis keahlian dan nama lembaga ditulis sebagai catatan kaki.
Jika artikel ditulis oeleh sebuah tim, maka semua anggota tim dicantumkan,
kecuali jumlah anggotanya lebih dari tiga orang.untuk hal yang disebutkan
terakhhir in, yang dicantumkan hanaya nama penulis utama saja. Nama penulis
lainya ditempatkan dalam ctatan kaki.
Abstrak dan kata-kata kunci
Abstrak berisi pernyataan ringkas padat tentang ide-ide yang paling penting.
Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur penelitian, (untuk
penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang aspek subjek yang diteliti),dan
ringkasan hasil penelitian (bila dianggap perlu, juga simpulan dan implikasi).
Tekanan diberikan pada hasil penelitian, hal-hal lain seperti hipotesis,
pembahasan,dan saran tidak disajikan panajang abstrak 50-75 kata dan ditulis
dalam satu paragaraf. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dengan menggunakan
format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kirimenjorok masuk
lima ketukan). Kata –kata kunci adalah kata-kata pokok yang memnggambarkan
maslah –masalah yang diteliti atau istilah – istilah yang merupakan dasar
pemikiran gagasan dalam karangan asli,berupa kata tunggal atau gabungan kata.
Jumlah kata kunci sekitar lima buah. Kata – kata kunci diperlukan untuk
komputerisasi sistem informasi ilmiah.dengan kata-kata kunci kita bisa
menemukan judul judul penelitian beserta abstraknya dengan mudah. Berbeda
dengan isi pendahuluan didalam artikel laporan hasil penelitian,bagian
pendahuluan dalam artikel nonpenelitian berisi uraian yang mengantarkan
pembaca kepada topik utama yang akan dibahas. Oleh karena itu,isi bagian
pendahuluan menguraikan hal-hal yang mampu menarik pembaca sehingga
mereka “tergiring”untuk mendalami bagian selanjutnya. Selain itu,bagian
pendahuluan hendakny diakhiri dengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-
hal pokok yang akan dibahas. Bagian pendahuluan tidak diberi judul.

Bagian inti
Judul, subjudul,da nisi bagian inti sebuah artikel nonpenelitian sangat
bervariasi,bergantung pada topik yang dibahas. Hal yang oerlu mendapatkan
45
perhatian pada bagian intiadalah pengorganisasian isinya.uraian yang lebih rinci
mengenai cara pengorganisasian isi dibahas pada paparan berikutnya

Penutup
Istilah penutup digunakan sebagai subjudul bagian akhir dari sebuah artikel
nonpenelitian., jika isinya hanaya berupa catatan akhir atau yang sejenisnya.jika
uraian pada bagian akhir berisi simpulan hasil pembahasan pada bagian
sebelumnya, perlu dimasukan subjudul simpulan. Kebanyakan artikel
nonpenelitian membutuhkan simpulan. Ada beberapa artikel nonpenelitian yang
dilengkampi dengan saran sebaiknya saran ditempatkan pada subjudul tersendiri.

Daftar pustaka
Bahan pustaka yang dimasukan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan
dalam batang tubuh artikel. Daftar rujukan harus lengkap, mencakup semua bahan
pustaka yang telah disebutkan dalam batang tubuh artikel. Tata cara penulisan
daftar rujukan dibahas pada bagian teknik penulisan
2. Perngorganisasian isi
Pengorganisasian isi mengacu pada cara penataan urutan isi yang akan
dipaparkan dalam artikel. Isi yang dimaksud dapat berupa fakta,konsep, prosedur,
dan prinsip. Tipe isi yang berbeda memerlukan penataan urutan yang berbeda
tergantung pada struktur isinya. Berikut ini adalah langkah yang perlu dilewati
untuk menghasilkan pengorganisasian isi artikel yang baik, yakni (1)
mengidentifikasikan isi yang akan dideskripsikan dalam artikel, (2) menetapakan
struktur isi,(3) menata isi kedalam strukturnya, (4) menata uraian isi dan (5)
menedeskripsiskan isi mengitkuti urutan yang telah ditetapkan.
C. Mengakses informasi melalui internet
Secara umum, untuk mengakses informasi melalui www.google.com dapat mengikuti
langkah-langakah berikut ini:
1. Aktifkan internet pada note book atau computer anda dengan Local Area
Network(LAN) atau hotspot/wifi.
2. Msukan alamat website www.google.com dibagian pojok kiri atas, kemudian
tekan tombol “enter” pada keyboard computer sehingga akan muncul tampilan
dari website www.google.com .
3. Tuliskan berbagai informasi yang ingin diakses pada kolom yang disiapkan.
4. Setelah itu, klik “search”atau “cari” diluar kolom, atau dengan cara cukup
menekan tombol”eneter” pada keyboard computer.
5. Website www.google.com akan menampilkan berbagai informasi yang
dibutuhkan berdasarkan kalimat atau kata - kata kunci(keywords) yang masukan
diawal tadi
Membuka berbagai informasi yang cocok sesuai kebutuhan anda masing-masing

46
BAB VIII
DISKUSI DAN PRESENTASI

8.1 Berbicara dalam diskusi kelompok

Aktivitas berbicar dapat dilakukan dalam situasi formal dan nonformal berbicara dalam
situasi yang formal sangat membutuhkan persiapan dan menuntut keterampilan. Kemampuan
ini tidak dapat hanya dicapai begitu saja, tetapi menuntut bimbingan dan latihan yang
intensif.Untuk dapat berbicara dengan baik dalam situasi formal, pada bab ini akan di
kemukakan dua bentuk keterampilan berbicara yakni: (1) keterampilan berbicara dalm
dikusih kelompok, dan (2) keterampilan dalam presentasi.

a. Pengertian
Istilah ”diskusi” sangat akrab dengan kehidupan anda sebagai mahasiswa pada saat
anda mengikuti perkuliahan, anda diminta untuk berdiskusih materi perkuliahan. Pada saat-
saat tertentu anda dan teman-teman dapat mendiskusikan berbagai macam tugas yang
diberikan oleh dosen.Diskusi pada umumnya dapat diartikan sebagai suatu proses bahan lisan
dalam bentuk tanya jawab, selain itu, diskusi dapat dimaknai suatu cara untuk memecahkan
masalah denngan proses berpikir kelompok (tarigan, 1983 : 36), secara lebih khusus lagi,
diskusih juga dapat dimaknai pembicaraan antara dua atau beberapa orang dengan tujuan
untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, atau keputusan bersama mengenai suatu
masalah. Selain itu diskusi juga dapat dimaknai pertemuan ilmiah untuk membahas suatu
masalah (Kridalaksana,ed,1996).
Suatu diskusi akan berhasil baik apabila memenuhi beberapa kriteria berikut ini.
(a) Pemimpin dan peserta memiliki tujuan dan diskusi bersama.
(b) Pemimpin diskusih memiliki kemampuan dan kecakapan dalam memimpin diskusi.
(c) Pemimpin diskusih memiliki kesabaran dan tidak memiliki emosional.
(d) Pemimpin diskusi adalah orang yang tegas dan beribawa.
(e) Pemimpin diskusi dapat memberi kebebasan kepada para peserta diskusi untuk
mengeluarkan pendapat.
(f) Peserta memahami permasalahan yang akan didiskusikan.
(g) Peserta memiliki rasa tanggung jawab untuk kelencaran diskusi dan memiliki sikap
tenggang rasa serta saling menghormati.
b. Ketentuan-ketentuan dan diskusi kelompok
Suksesnya sebuah diskusi sangat bergantung pada pemimpin diskusi pemimpin
diskusih bukanlah seperti pemimpin biasa yang lazim tetapi i bertindak sebagai seorang
penuntun kelompoknya. Tugas seorang pemimpin diskusi adalah:
a. Menjelaskan tujuan
b. Menjamin kelangsungan diskusi secara teratur
c. Memberikan stimula anjuran/ ajakan
d. Menyimpulkan dan merumuskan setiap pembicaraan

e. Menyiapkan laporan

Dalam diskusi ditentukan hal-hal sebgai beriku:

1. Mempunyai perhatian penuh terhadap topik diskusi


2. Mempunyai pengetahuan yang luas
3. Tidak memihak
4. Dapat memberikan pengarahan
47
5. Harus bersifat demokratis
6. Harus mempunyai pandangan yang tajam tentang topik
7. Dapat merangsang diskusi jika terjadi kemacetan
8. Menghindri sifat mengeritik
9. Dapat memperingatkan peserta jika menyimpang dari pokok persoalan
10. Membatasi peserta yang terlalu banyak bicara dan memberikan sugesti (Arsjad,
1988; tarigan 1983)

c. Manfaat diskusi kelompok


Sebagai media permulahan, untuk menumbuhkan keberanian dapat dilakukan
bermacam-macam kegiatan berbicara. Misalnya: orang-orang tidak resmi
dilakukan antara 2 atau 3 orang, dan masalah yang dipicahkan masalah yang
ringan saja. Cara lain sebgi latihan permulaan yang berdebat. Dalam berdebat
yang bersangkutan sebelumnya mempunyai argumen tentang suatu asalah. Tetu
terdapat dua pihak yang saling berbedah pendirian. Fungsih debat disini ialah
membantu proses pengambilan keputusan dengan menyediakan generasi yang
meyakinkan. Latihan kemampuan berbicara permulaan ini juga dapat dilakukan
dengan tanggung jawab.

d. Jenis diskusi kelompok


Jenis-jenis diskusi kelompok antara lain
a. Kelompok tidak resmi
1) Kelompok studi
Kelompok studi merupakan bentuk diskusih yang sering terjadi pada mahasiswa
perguruan tinggi. Ini merupakan penampilan khusus oleh seseorang yang
berwewenang yang diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan dan komentar dari
anggota pendengar.
2) Kelompok pembentuk kebijakan
Untuk menetukan sesuatu kebijaksanaan dalam hal ini pendapat para anggota
biasanya merupakan orang-orang yang ahli, ditampung dan disingkronisasikan.
3) Komite
Komite dapat dipilih oleh organisasi oleh ditunuk oleh ketua, komite biasanya
diklasifikasikan sebagai komite khusus atau komite tetap fungsih komite khusus
adalah menyelenggarakan beberapa tugas khusus.
4) Kelompok resmi
(a) Konferensi
Konferensi adalah bentuk kelompok diskusih resmi kadang-kadang mengacu
pada diskusi pengambilan tindakan karena berusaha membuat suatu keputusan
dan bertindak berdasarkan keputusan tersebu.
(b) Diskusi panel
Panel adalah kelompok yang terdiri atas 3 sampai 6 orang ahli yang ditunjukan
untuk mengemukakan pandangannya dari berbagai segi mengenai suatu masalah.
(c) Simposium
Simposium adalah suatu variasi dari panel. Dalam simposium 3 orang atau
lebih yang dianggap ahli dengan pandangan-pandangan yang berbeda mengenai
suatu pokok pembicaraan (Arsjad, 1988, tarigan, 1983).

48
8.2 Presentase

a. Pengertian Presentasi
Salah satu cara untuk menyampaikan ide,pikiran,gagasan kepada para
peserta,agar mereka memahami apa yang kita komunikasikan yakni melalui
presentasi.Presentasi adalah ’kegiatan’ memaparkan atau menyajikan sesuatu
kepada seseorang /kelompok denga tujuan untuk memperoleh tanggapan dari
peserta.Hanya dengan melakukan presentasi yang benar,aikan tercipta suatu
komunkasi yang efektif;hanya dengan komunikasi yang efektif,apa yang ingin
kita sampaikan kepada orang lain akan dapat mudah direrima akan di mengerti.
b. Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum presentasi
Langkah-langkah yang harus diikuti sebelum melakukan presentasi adalah
sebagai berikut (Santosa,dkk.2005:18-23).

1) Tetapkan tujuan presentasi


Tujuan merupakan sasaran yang bersifat realistis yang harus dicapai dalam
presentasi.Tujuan suatu presentasi yang baik besisi hal-hal berikut ini.
a) Menjawab pertanyaan”Mengapa saya menyampaikan presentasi ini”?
b) Mengatakan hasil yang diinginkan dari presentasi yang dilakukan.
c) Mengidentifikasi kandungan materi yang harus di presentasikan.
d) Lingkupnya harus realistis.
e) Sesuai dengan latar belakang dan pengetahuan peserta.
f) Realistis terhadap sasaran yang ingin dicapai.

2) Analisis peserta yang hadir


Analisis tentang pendidikan dan maksud peserta akan mambantu menentukan
limgkup materi yang akan disampaikan untuk pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.Analisis peserta dapat dilihat dari hal-hal berikut:
1. Identifikasi tujuan untuk peserta.Dengan mendapatkan gambaran tentang apa
yg ingin kita capai,kita akan memperoleh sifat-sifat khusus peserta yang kita
perlukan.
2. Analisis khusus terhadap peserta.Dengan mengetahui kekhususan peserta,kita
dapat menetukan lingkupmateri yang akan diberikan.
3. Analisis umum terhadapDengan menganalisis peserta secara umum,kita akan
mendapatkan pemahaman tentang keseliruhan pendekatan yang paling sesuai
untuk mencapai tujuan yang ingin kita capai.
4. Informasi dan teknik. Memuaskan perhatian pada jenis format dan pendekatan
tertentu yang mungkin berpengaruh positif terhadap peserta tertentu.

3) Siapakan rencana awal


Yang dimaksudkan dengan rencana awal adalah kerangka dasar yang berisi:
1. Gagasan atau konsep dasar materi yang akan dipresentasikan.
2. Identifikasi jenis-jenis informasi nyata atau faktual dari setiap gagasan pokok
untuk meningkatkan pemahaman peserta.

4) Memilih Materi
Dalam meyeleksi materi,harus diperhatikan pertanyaan berikut ini.
1. Apa tujuan presentasi yang akan kita lakukan?
2. Siapa pesertannya?
3. Berapa lama wakyu yang tersedia atau diperlukan?
4. Apa yang harus tercakup,dan apa yang dapat ditabung?
5. Seberapa jauh peserta telah mengetahui?
6. Seberapa rinci materi yang diperlukan?
49
7. Apa yang harus dikatakan jika tujuan harus dicapai?
8. Apa cara terbaik yang harus dipakai untuk mengatakan atau menyampaikan?
9. Apa materi yang tidak perlu disampaikan,tetapi diperlukan untuk menjawab
pertanyaan pada saat sesi tanya jawab?
10. Periksalah semua materi dengan menggunakan tes pertanyaan ”mengapa”.
”Mengapa materi harus digunakan?”
Sigkatnya,dalam menyeleksi,kita harus mempertimbangkan tujuannya,dan
kemudian membuang hal-hal yang tidak sesuai.

5) Menyusun presentasi
Dalam menyusun presentasi perlu dibuat susuanan presentasi yang terdiri atas
bagian pendahuluan,bagian isi utama,dan bagiankesimpulan/ringkasan.
1. Bagian pendahuluan;kenalkan pokok pembcaraan dan tujuannya; nyatakan gagasannya
sejelas mungkin yang bergunnnnnnnna untuk memberikan ilustrasi.anda juga bisa
menggunakan humor_humor,cerita,atau kutipan-kutipan.
2. Pada bagian isi,jelaskan susunan presentasi.gunakan ilustrasi-ilustrasi,contoh-
contoh,perbandingan-perbandinga,atau pembuktian sesuai dengan yang dibutuhkan.
3. Pada bagian ringkasan atau kesimpula,ulangi dengan singkat konsep-konsep pokok
yang baru saja disajikan.secararingkas,struktur pelaksanaan suatu presentasi adalah
seperti berikut.
1) Katakan/jelaskan kepada mereka apa yang akan anda jelaskan!(pendahuluan)
2) Katakan /jelaskan kepada mereka(isi utama)
3)Katakan/jelaskan kepada mereka apa yang telah anda jelaskan kepada
mereka(ringkasan/kesimpula).

6) persiapan terakhir/gladi presentase

Persiapan atau latihan terakhir merupakan suatu proses prethinking berlatih


sendiri apa yang harus di lakukan dan akan di lakukan di depan peserta :

a. Mengetahui garis besar isi materi


b. Menjadikan terbiasa dengan bagian-bagian yang akan di presentasikan,
perlengkapan,alat-alat bantu,dan sebagainya.
c. Membayangkan diri sendiri seakan-akan melakukan presentasi yang sebenarnya.
d. Menguji diri sendiri untuk melihat apakah kata-kata kunci akan memudahkan kita
ingat tentang suatu point atau hal yang khusus.
e. Mengingat bebrapa poin untuk menghafal hal-hal, seperti (1) pernyataan pertama
dan terakhir, (2) kutipan-kutipan.

7.) Melakukan latihan

Dalam berlatih anda disarankan untuk memperhatikan hal-hal berikut :

a. Gunakan volume suara yang agak keras


b. Gunakan tape recorder
c. Berlatilah dengan keras sebelum dikritik.
d. Gunakanlah alat bantu visual (visual aids)

50
c. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Proses Presentasi

Pada sebuah forum seperti Presentasi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya sebagai berikut :
1. Memulai presentasi dari hal yang umum ke hal yang bersifat spesifik dan
mengembangkannya ke tingkat klimaks
2. Fokuskan presentasi pada peserta dan hasil yang ingin di capai.
3. Sesuaikan dengan waktu yang telah ditetapkan
4. Sampaikan isi materi dengan jelas.
5. Mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif
6. Perhatikan suara dan keadaan ruang presentasi
7. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan pertanyaan dan
tanggapan mereka terhadap materi yang di presentasikan
8. Gunakan bahasa tubuh yang tepat
9. Berusaha mengatasi perasaan guggup
10. Bersikap terbuka dan selalu berfikir positif terhadap semua opini yang muncul
dari peserta.
11. Menjelaskan masalah-masalah yang penting dan sulit.
12. Menanggapi dan menjawab pertanyaan peserta.

8.3. Keterampilan yang harus dimiliki oleh presenter

Santosa, dkk. (2005:45-54) mengemukakan keterampilan yang harus dimiliki


oleh presenter yakni :

1.Keterampilan Fisik

Badan Anda merupakan kendraan bagi pesan Anda. Oleh karena itu, setiap gerakan
yang Anda lakukan mendukung gambaran keseluruhan yang dilihat oleh audiens.
Keterampilan fisik yang bisa Anda lakukan adalah sebagai berikut :

(a) Pertahankan cara berdiri yang seimbang, kedua kaki tidak terlalu rapat atau
terlalu renggang.
(b) Jaga tangan tetap di samping bila tidak sedang menunjuk
(c) Gerak isarat sering digunakan untuk menekankan pesan Anda, seperti pada
percakapan, tetapi jangan melambai.
(d) Jalan keliling kelas diperkenankan hanya bila Anda mempunyai suatu tujuan,
misalnya mengubah suasana atau kecepatan, untuk menarik perhatian kepada atau
dari alat bantu visual Anda.
(e) Tersenyumlah dan rileks
(f) Berdirilah, jangan duduk kecuali jika situasi dan audiens memang memerlukan.
(g) Bergerak/berpindahlah, tetapi jangan terlalu cepat/sering
Jangan Anda lakukan hal-hal berikut ini :
1. Jalan berlenggang dalam ruang.
2. Menjilat-jilat bibir.
3. Berdiri tercengang pada sesuatu.
4. Bermain-main dengan pena, spidol,atau petunjuk (pointer) sambil bicara
5. Menyilangkan tangan di depan atau di belakang badan Anda
6. Berdekap atau memasukan tangan ke dalam saku.

51
2.Keterampilan Menggunakan Suara

Keterampilan penggunaan suara berikut ini perlu diperhatikan :

1. Proyeksikan suara Anda


2. Variasikan tinggi rendah suara Anda dan perhatikan nada suara/imfleksi
3. Hindari suara yang monoton
4. Hindari penggunaan bukan kata, misalnya ”em”,”e”, dan sejenisnya
5. Hindari menggunakan ucapan-ucapan, seperti ”OK”, ”dan”, seperti, ”jadi”,seperti
yang saya katakan”,”paham?” dan sejenisnya.
6. Pastikan suara Anda, terdengar oleh semua.
7. Gunakan gaya percakapan.
8. Jangan membaca teks bacaan yang panjang
9. Ulangi kata-kata dan frasa-frasa utama
10. Hindari jargon-jargon atau terminologi teknikal yang berlebihan
11. Menimalkan pengunaan suara rendah

3.Keterampilan Menggunakan Isyarat/Bahasa Tubuh

a. sikap tenang
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pembicara tenang tampil
penuh percaya diri :
(1.)Cara berpakaian harus sesuai dengan keadaan (resmi atau tak resmi), bersih dan
nyaman
(2.)Cara berjalan ke posisi pembicara di dalam ruangan harus dengan sikap tenang,
tidak terburu-buru.
(3.)Tangan dapat melakukan sesuatu yang menurut kita nyaman dan alami.
(4.)Postur tubuh harus dalam keadaan rileks, namun tetap rapi walaupun dalam posisi
duduk, berdiri, ataupun berjalan, dan tidak kaku.

b. Gerakan Tubuh

Gerakan tubuh yang baik dan tepat dapat :

(1) Menghilangkan atau mengurangi ketegangan pikiran


(2) Mengalihkan perhatian peserta dari alat bantu visual kepada kita
(3) Menghentikan pengaruh hipnotis tubuh yang diam pada peserta
(4) Mengubah keadaan (mood) presentasi

c. Gerak / Isyarat

Beberapa jenis gerak/isyarat :

(1.) Gerak tangan melebar (sweeping) menggambarkan pengcakupan suatu bidang


yang luas, yang mencakup seluruh peserta.
(2.) Gerakan tangan vertikal dan memotong menekankan hal-hal yang pasti :
membagi suatu gagasan ke dalam beberapa subbagian.
(3.) Telapak tangan menghadap peserta menggambarkan keinginan untuk
mengatakan ”berhenti/stop” , menolak suatu gagasan atau ide.
(4.) Telapak tangan menghadap ke atas menandakan penerimaan terhadap sesuatu,
sifat keterbukaan, atau partisipasi.
(5.) Variasikan gerak yang kita gunakan,jangan terlalu berlebihan dalam
menggunakan satu jenis gerak.

52
d. Ekspresi Wajah

Setiap ekspresi wajah seharusnya ditunjukkan dengan cara yang hidup,


bervariasi, dan sesuai dengan keadaan. Ekspresi bermacam-macam : serius,
senyum, tertawa, berharap, dan ragu-ragu.

Tindakan-tindakan berikut dapat membantu kita dalam mengatasi rasa gugup :

1. Tarik nafas yang dalam


2. Proyeksikan suara Anda
3. Sebelum memulai presentasi, pandanglah wajah-wajah yang bersahabat tetapi
jangan terlalu lama
4. Jika memungkinkan, berbicaralah dengan peserta sebelum memulai presentasi
5. Tersenyumlah
6. Yakinkan peserta merasa bahwa Anda tampil rileks dan senang berada di tengah-
tengah mereka.
7. Persiapkan isi pembicaraan yang akan Anda sampaikan, termasuk situasi
pembicraan Anda.

e. Cara Menanggapi Partisipasi Peserta dalam Bertanya

Presenter harus cukup cerdas dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang


dilontarkan oleh peserta. Cara-cara efektif yang dapat dilakukan untuk
menanggapi pertanyaan-pertanyaan peserta antara lain sebagai berikut ini :

1. Perhatikan sepenuhnya dan catatlah setiap pertanyaan yang diajukan oleh peserta
2. Pahami dengan baik pertanyaan peserta
3. Ucapkan terima kasih dan sampaikan bahwa pertanyaan mereka bagus
4. Jika ada pertanyaan yang tidak jelas diminta untuk dapat diulangi oleh peserta
5. Jika ada pertanyaan yang menyimpang, dapat dikatakan ”mohon maaf, topik yang
kita bahas sekarang adalah......, mungkin pertanyaan yang diajukan nanti
disampaikan pada presentasi berikutnya.
6. Jika ada pertanyaan dari peserta yang selalu mengajak berdebat dalam satu pokok
sebagai usaha untuk memojokkan pembicara, maka sebaiknya dijawab dengan
sopan dan bijaksana
7. Mengakui dengan jujur jika ada pertanyaan yang tidak dapat dijawab atau
lemparkan pada orang lain yang dapat menjawab
8. Sebelum menjawab pertanyaan, ulangi secara singkat pertanyaan tersebut untuk
menekankan hal-hal penting dan menujukkan bahwa kita mengerti maksud
pertanyaan tersebut.
9. Jawablah setiap pertanyaan secara serius, jelas dan singkat.

53
BAB IX
PIDATO

9.1 Hakikat Pidato

Pidato merupakan salah satu ragam berbicara yang digunakan dalam forum-forum.
Seseorang yang akan berpidato di depan halayak, harus memiliki kemampuan berbicara
untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran, dan perasaannya kepada orang lain dengan baik.
Orang yang berhasil mengemukakan ide,gagasan,pikirannya dengan baik itu,pada umumnya
mendapat perhatian dari pendengar.Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan
berbahasa lisan. Oleh sebab itu berpidato memerlukan dan mementingkan ekspresi gagasan
dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek
nonbahasa,seperti ekspresi wajah,kontak pandang dan intonansi suara.

9.2 Kriteria Berpidato

Pidato yang baik ditandai oleh beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut
a) Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung
b) Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar
c) Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara
d) Isinya jelas
e) Isinya benar dan objektif
f) Bahasa yang dipakai mudah dipahami
g) Bahasanya disampaikan secara santun, rendah hati dan bersahabat

9.3 Langkah-Langkah Menyusun Pidato

Untuk dapat berpidato yang baik, materi pidato perlu dipersiapkan terlebih
dahulu. Persiapan yang baik akan memungkinkan gagasan,dan informasi tertata
secara logis dan sistimatis,diksinya tepat,struktur kalimatnya baik,dan
maknanyapun jelas. Menurut Arsyad (1993:56-63) ada tujuh langkah yang perlu
diperhatikan dalam mempersiapkan pidato yang baik yaitu :
1. Menentukan topik dan tujuan
2. Menganalisis pendengar dan situasi
3. Memilih dan menyempitkan topik
4. Mengumpulkan bahan
5. Membuat kerangka uraian
6. Menguraikan secara mendetail
7. Melatih dengan suara nyaring

1. Menentukan Topik dan Tujuan

a) Menentukan Topik
Topik pembicaraan berkaitan dengan pokok masalah yang dibicarakan,sedangkan
tujuan pembicaraan berhubungan dengan maksud yang diingkan dari pendengar.
Persyratan topik yang baik adalah sebagai berikut :
a.) Kemenarikan ; topik yang dipilih hendaknya menarik perhatian baik bagi
pembicara sendiri maupun pendengar
b.) Kemanfaatan ; topik yang dipilih hendaknya bermanfaat bagi pendengar
c.) Keterkuasaan ; topik yang dipilih hendaknya sudah diketahui oleh pembicara

54
d.) Ketersediaan bahan ; topik yang dipilih hendaknya tersedia bahan rujukan untuk
memperoleh lebih banyak keterangan atau informasi untuk melengkapinya
e.) Kesesuaian ; topik yang di bahas hendaknya disesuaikan dengan tingkat
kemampuan pendengar dan dapat diselesaikan dalam waktu yang disediakan.
b.) Tujuan Pembicaraan
Pidato yang baik harus memiliki tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang
hendaknya dicapai. Tujuan pembicaraan berkaitan dengan tanggapan yang di
harapakan dari para pendengar. Tujuan tersebut dinyatakan dalam satu dua pokok
pikiran dengan rumusan yang singkat, jelas, padat, sehingga mudah diingat.
Tujuan penyampaian suatu uraian secara umum dapat di bedakan atas:
1) Mendorong ; membangkitkan kegairahan, semangat, emosi, dan inspirasi
(persuasif)
2) Meyakinkan ; mempengaruhi sikap mental, keyakinan, pendapat, intelektual
pendengar dengan mengemukakan argumen (persuasif)
3) Bertindak/berbuat ; mengkehendaki adanya tindakan/perbuatan tertentu berupa
persetujuan atau ketidaksetujuan dari pendengar (persuasif)
4) Memberitahukan ; menghendaki pengertian yang tepat mengenai suatu informasi
(instruktif)
5) Menyenangkan ; menggugah perasaan, minat, rasa gembira, atau menghibur para
pendengarnya (rekreatif)

2. Menganalisis Situasi dan Pendengar

a) Menganalisis Situasi
Pentingnya analisis situasi, agar pembicara dapat menyesuaikan uraiannya
dengan pendengar. Dalam menganalisis situasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Maksud pendengar datang mengikuti uraian
2. Kegiatan apa (formal atau nonformal)
3. Kapan (agenda acaranya pada waktu pagi, siang, sore atau malam hari)
4. Tempat pelaksanaan pidato (di ruangan atau di alam terbuka )

b) Menganlisis Pendengar
Pada saat menulis teks pidato,kita perlu mengetahui terlebih dahulu, pidato itu
akan disampaikan kepada siapa :
a. Jumlah pendengar
b. Usia
c. Pekerjaan
d. Pendidikan, pengetahuan pendengar mengenai topik yang digunakan
e. Minat dan keinginan pendengar
f. Bahasa yang dikuasai pendengar
Semua faktor tersebut sangat penting karena isi pidato harus disesuaikan dengan
keadaan pendengar.

55
3. Memilih dan Menyempitkan Topik

Topik yang dipilih jangan terlalu luas dan terlalu sempit. Kalau terlalu luas maka
harus disempitkan atau dibatasi, disesuaikan dengan waktu yang disediakan.

4. Mengumpulkan Bahan

Bahan dapat diperoleh dari buku, majalah, dan surat kabar. Selain itu bahan dpat
pula diperoleh dari wawancara, hasil observasi, penelitian, dan angket.

5. Membuat Kerangka Uraian

Kerangka uraian sebagai terperinci dan tersusun baik. Dalam kerangka tersebut
persoalan atau topik yang akan dibahas menjadi beberapa bagian atau
sub/subtopik.

6. Menguraikan Secara Mendetail

Uraian atau naskah disusun berdasarkan kerangka yang telah dibuat sebelumnya.
Bagian-bagian teks pidato pada umumnya terdiri atas :
a) Pendahuluan/pembukaan pidato
Bagian pendahuluan berisi ucapan salam, sapaan kepada hadirin, ucapan syukur,
dan orientasi mengenai apa yang di uraikan
b) Isi pidato
Bagian isi pidato berisi hal-hal penting yang merupakan inti pidato.
Uraian terhadap bagian-bagian yang penting tersebut harus diikuti dengan detail-
detail, penjelasan, contoh-contoh, ilustrasi yang merupakan perincian yang perlu
diketahui pendengarnya.
c) Penutup Pidato
Pidato diakhiri dengan penyampaian simpulan, ajakan/saran, permohonan maaf,
ucapan terima kasih.
d) Salam Penutup
Arsyad (1993:55) mengemukakan secara garis besar sistematika berpidato adalah
sebagai berikut :
1. Mengucapkan salam pembuka dan menyapa hadirin.
2. Menyampaikan pendahuluan yang biasanya dilahirkan dalam bentuk
ucapan terima kasih, atau ungkapan kegembiraan, atau rasa syukur.
3. Menyampaikan isi pidato, yang diucapkan dengan jelas dengan
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dengan gaya bahsa
yang menarik.
4. Menyampaikan kesimpulan dari isi pidato, supaya mudah diingat oleh
pendengar.
5. Menyampaikan harapan yang berisi angjuran atau ajakan kepada
pendengar untuk melaksanakan isi pidato.
6. Menyampaikan slam penutup.

56
7. Melatih dengan Suara Nyaring

Setelah naskah pidato disusun, pembicara perlu melakukan latihan membaca


naskah dengan suara nyaring. Hal ini dimadsukan agar pembicara lancar dan
dapat memahami serta menghayati isi naskah secara keseluruhan. Selain itu
pembicara dapat melatih hal-hal yang bersifat nonkebahasaan seperti : ekspresi,
gerak-gerik, pandangan mata, intonasi, gaya berbicara, yang semuanya itu untuk
mendukung kelancaran dan keberhasilan pidato.

9.4 Syarat-syarat Pembicara dalam Penyajian Pidato

Beberapa syarat pembicara dalam menyajikan pidato antara lain :

a. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas, sehingga si pembicara dapat


menguasai materi dengan baik.
b. Memiliki kosa kata yang cukup, sehingga si pembicara mampu mengungkapkan
pidato dengan lancar dan meyakinkan.
c. Memiliki keberanian/percaya diri ; tidak gugp ketika melihat pendengar yang
banyak. Oleh karena itu, pembicara harus berani berdiri mengambil posisi
berpidato yang tepat.
d. Memiliki etika/moral yang baik.
e. Penampilan ; sebelum pembicara tampil berpidato, sebaiknya menjaga
penampilan berupa kerapian dan kesesuaian pakaian, ramah, sopan, semangat,
supaya pendengarnyapun bersemangat dan tetap mengikuti pidato sampai selesai.
f. Pembicara hendaknya sehat jasmani dan rohani, sehingga penampilannya dapat
bersemangat, gagah dan simpatik.
Berpidato dihadapn umum merupakan suatu kehormatan, berhasil atau
tidaknya pidato ini juga di tentukan oleh tata krama dalam berpidato. Tata krama
ini tentu disesuaikan dengan forum yang dihadapi, misalnya dihadapan masa,
dihadapan wanita, dihadapan orang-orang terkemuka, dihdapan sesama golongan,
dihadapan pelajar, dihapadan pemeluk suatu agama, atau dihadapan rakyat desa,
dan lain-lain (Arsyad,1993:54-55).

57

Anda mungkin juga menyukai