2
Berbagai Ragam Bahasa Terpenting
1 Berdasarkan cara berkomunikasi a. Ragam lisan
b. Ragam Tulisan
2 Berdasarkan cara pandang penutur a. Ragam dielek
b. Ragam terpelajar
c. Ragam resmi
d. Ragam takresmi
3 Berdasarkan topik pembicaraan a. Ragam hukum
b. Ragam bisnis
c. Ragam sastra
d. Ragam kedokteran
Pada dasarnya, ragam tulis dengan ragam lisan terdiri pula atas ragam baku
dan ragam tidak baku.
3
1. Ragam Baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagaian
besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya.
2. Ragam Tidak Baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan di
tandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
Untuk mengetahui lebih mendalam tentang bahasa indonesia baku di bawah ini
disebutkan beberapa cirinya.
1. Pemakaian prefiks me- dan ber- secara eksplisit dan konsisten
Bahasa Indonesia Baku
- Kelaparan menyerang penduduk kampung itu
Bahasa Indonesia Nonbaku
Contoh :
Contoh :
Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Nonbaku
1. Mesti 1. Musti
4
2. Mungkin 2. Mangkin
3. Panitia 3. Panitiya
4. Teladan 4. Tauladan
5. Tradisional 5. Tradisional
6. Sistem 6. Sistim
Contoh :
Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Nonbaku
1. Acak 1. Random
2. Sahih 2. Valid
3. Tataran 3. Level
4. Masukan 4. Input
5. Keluaran 5. Output
6. Kawasan 6. Area
Contoh :
Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Nonbaku
1. Hal itu sudah kita pahami 1. Hal itu sudah dipahami oleh
2. Pengendara sepeda kita
2. Baik sepeda diharap turun
BAB II
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
1.2 Pendahuluan
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaida pelambangan bunyi
bahasa,penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa.Batasan tersebut menunjukan
5
pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.Mengeja adalah kegiatan melafalkan
huruf,suku kata,atau kata,sedangkan ejaan adalah sistem aturan yang jauh lebih luas dari
sekedar masalah pelafalan.Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi pemakai bahasa
demi keteraturan dan keseragaman bentuk,terutama dalam bahasa tulis.Selama ini menurut
sejarahnya, bahasa indonesia telah mengalami 3 kali perubahan pemakaian ejaan. Berikut ini
deskripsi secara garis besar perkembangan ejaan bahasa indonesia.
1. Ejaan Ophuijsen yang berlaku sejak tahun 1901. ejaan ini sebagai hasil kerja sama Prof.
Ch. Van Ophuijsen dengan bantuan Engku Nawawi dan Moh. Thaib Sultan Ibrahim.
Hasil rumusan mereka dihimpun dalam buku kitap melajoe
2. Ejaan soewandi atau ejaan republik, yaitu ejaan yang diresmikan oleh menteri
pendidikan dan kebudayaan dijabat oleh soewandi sehingga ejaan yang sebenarnya
ejaan republik yang lebih dikenal dengan ejaan soewandi.
3. Ejaan yang disempurnakan (EYD) yaitu ejaan yang diresmikan pemakaiannya oleh
Presiden RI pada tanggal 17 Agustus 1972. proses penyusunan EYD terutama
dilakukan oleh tim dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dalam buku Pedoman Umum ejaan yang disempurnakan.
Tanda baca memiliki beberapa fungsi yang harus kamu ketahui yaitu :
6
Berikut dibawah ini merupakan penjabaran tentang fungsi tanda baca :
2 1. Memisahkan unsur-unsur dalam suatu 1. Rini, Riri, dan Reni bermain lompat
pemerincian atau pembilang, tali
2. Memisahkan anak kalimat dari induk 2. Ibu membuat kue nastar, kue putri
Koma kalimat apabila anak kalimat tersebut salju dan kue lidah kucing
(,) mendahului induk kalimat,
3. Memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dakam kalimat, dll.
5 1. Mengapit petikan lagsung yang berasal 1. Dia dikenal dengan julukan “si
dari pembicaraan, naskah atau bahan Panjang Tangan”
tertulis lain 2. Pasal 36 UUD 1945 berbunyi,
2. Mengapit judul syair, karangan, bab “Bahasa negara adalah Bahasa
Tanda Petik
buku apabila dipakai dalam kalimat Indonesia.”
Dua (” “)
3. Mengapit istilah kalimat yang kurang
dikenal
7
7 1. Untuk menandakan akhir kalimat 1. Kapan kamu akan pergi liburan?
pada kalimat pertanyaan 2. Siapa Idolamu?
2. Tanda tanya yang dipakai dan
diletakan didalam tanda kurung
menyatakan bahwa kalimat yang
Tanda Tanya dimaksud disangsikan atau kurang
(?) dapat dibuktikan kebenarannya.
10 Tanda Titik 1. Dipakai untuk setelah kata atau 1. Nama: Aulia Bella
Dua (:) ungkatap yang membutuhkan 2. Fakultas Dakwah UIN Lampung
pemerian. memiliki 4 jurusan: Bimbingan
2. Dipakai di antara jilid atau nomor Konseling, Manajemen Dakwah,
dan halaman, diantara surat dan Pengembangan Masyarakat Islam,
ayat dalam kitab suci, di antara Komunikasi Penyiaran Islam
juudl dan anak judul sebuah
karangan, dan juga nama kota dan
penerbit buku acuan dalam
karangan.
3. Dipakai dalam teks drama setelah
kata yang menggambarkan pelaku
dalam percakapan.
4. Dipakai diakhir pernyataan lengkap
apabila diikuti rangkaian atau
pemerian.
8
Tanda Elipsis memberikan petunjuk bahwa dalam rumahnya.
(…) suatu kalimat atau naskah terdapat
bagian yang dihilangkan.
14 Garis Miring 1. Tanda garis miring dipakai dalam 1. Motor itu melaju kecepatan 100
(/) penomoran kode surat Km/jam
2. Tanda garis miring dipakai sebagai 2. No. 17/PK/2018 Jalan Merdeka
pengganti kata dan, atau, per atau III/10 Masa Bakti 2018/2019 Tahun
nomor alamat Ajaran 2018/2019.
15 Tanda Baca Secara umum, tanda penyingkat dipakai 1. UUD ’45 (’45 menunjukkan tahun
Penyingkat untuk menggambarkan penghilangan 1945)
(Apsotrof) (‘) bagian kata atau bagian angka tahun. 2. Walau ke ujung dunia kau ‘kan ku
cari (‘kan menunjukkan kata akan)
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai penggati nama
orang,nama istansi,atau nama tempat.
Mis. “Presiden Megawati,Menteri Pertanian,Profesor Supomo,Sekretaris Jendral
Deplu,Gubernur Bali. “
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang tidak diikuti nama orang,nama istansi,atau nama tempat.Mis.Siapa
gubernur yang baru dilantik?,Adik saya bercita-cita menjadi presiden.Kapten
Amir telah naik pangkat menjadi mayor.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Mis.”Albar Maulana,Muhamad Rayhan,Kemala Hayati.”
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Mis. “mesin disel,10 watt,2 ampere,5 volt.”
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,suku - bangsa,dan
bahasa.Perlu diingat,pada posisi tengah kalimat,yang dituliskan dengan huruf
kapital hanya huruf pertama nama bangsa,nama suku,dan nama bahasa.sedangkan
huruf pertama kata bangsa,suku dan bahasa dituliskan dengan huruf kecil.
Mis. “ Dalam hal ini bangsa Indonesia yang…..
…. Tempat kurikulum suku Melayu sejak…
…. Memakai Bahasa Spanyol sebagai…… “
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa suku, dan
bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Mis. “ keinggris-inggrisan, menjawakan bahasa Indonesia “
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai
sebagai nama.
Mis. tahun Saka, bulan November, hari Jumat, hari Natal, perang
Diponegoro”
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah
yang tidak dipakai sebagai nama
10
Mis. ”Perlombaan persenjataan nuklir membawa resiko pecahnya perang
dunia “
9. Huruf kapital dipakai sebgai huruf pertama nama khas dalam geografi
Mis. “ Teluk Jakarta, Gunung Semeru, Danau Toba, Selat Sunda”
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang menjadi
unsur nama diri.
Mis. “ Mereka mendaki gunung yang tinggi”
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang menjadi
unsur nama diri.
Mis. “ garam inggris, gula jawa, soto madura”.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua semua unsur nama negara,
nama resmi badan/ lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan serta nama
dokumentasi resmi.
Mis. Departemen Pendidikan Nasional RI,
Majelis Permusyarawatan Rakyat,
Peraturan Pemerintah, Nomor 26, Tahun 2001
Undang – Undang Dasar 1945
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumentasi
resmi.
Mis. “ Dia menjadi pegawai di salah satu departemen.
Menurut undang- undang , perbuatan ini melanggar hukum”
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama badan / lembaga.
Mis. “Perserikatan Bangsa – Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial”
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
kata ulang sempurna) di dalam penulisan buku, majalah dan judul karangan,
kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, dalam, yang, untuk yang tidak terletak pada
posisi awal.
Mis.” Idrus menulis buku Dari Avi Maria ke Jalan Lain Ke Roma. Bacalah
majalah Bahasa dan Sastra. Dia agen surat kabar Suara Pembaruan.Ia menulis
makalah “ Fungsi Persuasif dalam Bahasa Iklan Media Elektronik”
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, paman yang dipakai dalam penyapaan
dan pengacuan.
Mis. “ Kapan Bapak berangkat?” tanya Nining. Para ibu mengunjungi Ibu
Hasan. Surat Saudara sudah saya terima.”
11
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan.
Mis.” Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya
sudah berkeluarga.”
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama, gelar,
pangkat, dan sapaan.
Mis. Dr.(doktor), M.M. (magister manajemen), Jend. (jenderal), Sdr.
(saudara)
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Mis. Apakah kegemaran Anda?. Usulan Anda telah kami terima
b. Huruf Miring
(1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah
dan surat kabar yang di kutip dalam tulisan.
Mis. Majalah Prisma, tabloid Nova, surat kabar Kompas
(2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkususkan
huruf , bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Mis. Huruf pertama kata Allah ialah a
Dia bukan menipu , melainkan ditipu
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital
Buatlah kalimat dengan berpangku tangan
(3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Mis. Nama ilmiah padi ialah oriza sativa
(4) Huruf tebal di gunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan aatu ketikan
yang akan di cetak tebal, diberi garis bawah ganda. Huruf tebal ini berfungsi
untuk menandai kata-kata yang di anggap penting, atau perlu mendapat perhatian,
seperti: judul dan sub judul dalam karangan, nama (judul) tabel, atau kata yang
menuntut perhatian khusus
2.2.4 Penulisan Kata
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai kesatuan .Mis.Kantor pos sangat
ramai.Buku itu saya sudah baca.Adik naik sepeda baru.(Ketiga kalimat itu
dibangun dengan gabungan kata dasar)
B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan,sispan,akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Mis.
Bergerigi , ketetapan , sentuhan, gemetar, mempertanyakan, terhapus.
12
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.Mis.diberi tahu,beri
tahukan,bertanda tangan,tanda tangani.
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus,unsur gabungan kata itu ditulis
serangkaoi.Mis.memberitahukan,ditandatangani.
4. Jika salah satu unsur gabungan kita hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu di tulis serangkai .
Mis.albusana,antar kota,biokimia,catur tunggal,dasawarsa.
Jika bentuk terikat diiikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital,di antara kedua
unsur kata itu dituliskan tanda hubung ( -) Mis.non-Asia,neo-Nazi.
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Mis.anak-anak,buku-buku,berjalan-jalan,dibesar-besarkan,gerak-gerik,
D. Gabungan Kata
13
1. Partikel-lah dan – kah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.Mis.Bacalah peraturan ini sampai tuntas.Siapakah tokoh yang
menemukan radium?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata mendahuluinya.Mis.Apa pun yang
dikatakannya,aku tetap tak percaya.Hendah makan pun lauknya sudah habis.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’,dan’tiap’ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
mendahului atau mengikutinya.Mis.Mereka masuk ruangan satu per satu(satu
demi satu).Harga kain itu Rp 2000,00 per meter (‘tiap meter’)
I. Singkatan dan Akronim
1. Singkatan adalah bentuk yang dipendekan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih.Adapun aturan penulisannya,sebagai berikut:
a. Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik.Mis.nomor disingkat
no. disingakat hlm.
b. Bila menyingkat dua kata dipakai dua titik Mis.atas nama disingkata a.n.
c. Bila menyingkat tiga kata atu lebih pada akhir singkatannya
2. Partikel per yang berarti ‘demi’, dan ’tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat
yang mendahului atau mengikutinya.Mis.Mereka masuk ruangan satu per satu
(satu demi satu).Harga kain itu Rp 2000,00 per meter (‘tiap meter’)
Mis.Kami memiliki dua puluh unit komputer.Di lemari itu tersimpan 805
eksempalar majalah.
Bukan: Kami memiliki 20 (dua puluh) unit komputer. Di lemari itu tersimpan
805 (delapan ratus lima) eksampalar majalah.
2.2.5 Penulisan Unsur Sarapan
Dalam perkembangannya,bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai
bahasa lain baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti
Sansekerta,Arab,Portugis,atau Inggris.Berdasarkan taraf intelegensinya, unsur
pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi dalam dua golongan besar.
Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa indonesia,
seperti reshuffle,shuttle cock, I’exploitation de I’homme par I’home. Unsur-unsur
ini dipakai dalam konteks bahasa indonesia , tetapi pengucapannya masih
mengikuti cara asing.
Kedua,unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya
diubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya masih dapat dengan bentuk
asalnya.
2.6 Pemakaian tanda baca
A. Tanda titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Mis.
Ayahku tinggal di Aceh.
2. Tanda titik dipakai dibelakang angka huruf atau huruf pengkodean suatu judul
bab dan subbab.Mis.
A. Uraian umum
B. Ilustrasi
1. Gambar
14
2. Tabel
3. Grafik
3. Tanda titik di pakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menujukkan waktu. Mis. 12.1o.20 (jam 12, 10 menit, 20 detik)
4. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah. Mis. Ia lahir pada tahun 1965 di Bandung. Lihat
halaman 2345 dan seterusnya. Nomor gironya 5645678
5. Tanda titik dipakai di antara nama penulis. Judul tulisan yang berakhir dengan
tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Mis.
Lawrence,Marry S. Wrting as a Thinking Process. Ann Arbor : University Of
Michigan Press, 1974.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Mis.
Calon mahasiswa yang mendaftar mencapai 20.590 orang. Koleksi buku di
perpustakaanku sebanyak 2.799 judul.
7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul misalnya judul buku, karangan lain ,
kepala ilistrasi atau tabel.Mis. Catur Untuk Semua Umur (tanpa titik)
8. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengiriman dan tangal surat atau
(2) nama dan alamat penerima surat.Mis.Jakarta,11 Januari 2001 (tanpa titik)
Yth.Bpk.Alwi Hasan (tanpa titik)
15
Mis surat ini di kirimkan kepada Dekan Fakultas kedokteran.Universitas
Imdonesia,Jalan Raya Salemba 6,Jakarta Pusat
C. Tanda Titik Koma
(1) Tanda titik koma di pakai untuk memisakan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara
Mis Hari makin siang daganganya belum juga terjual
(2) Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat setara di dalam kalimat majemuk.Mis.Ayah mencuri mobil; ibu sibuk
mengetik makalah;adik menghafal nama-nama menteri;saya sendiri asik
menonton siaran langsun pertandingan sepak bola.
D. Tanda titik Dua (:)
(1) T anda titik dua dapat di pakai pada akhir suatu pernyataan lengkap diikuti
perincian.
Mis Kami memerlukan alat tulis : pensil, penghapus, penggaris dan kertas.
(2) Tanda titik dua di pakai sesudah kata atau ungkapan atau pemberian
Mis. Ketua : Nawangwulan. Sekretaris: S. Hamdan
16
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naska ada bagian
yang dihilangkan. Mis. Sebab-sebab kolusi di…akan diteliti lebih lanjut.
I. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah.
Mis. Jangan nyalakan lampu!
J. Tanda Kurung ((…))
1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Mis. Penyunting penyelia sudah selesai menyunting KBBI ( Kamus Besar Bahasa
Indonesia)
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang merinci satu
urutan keterangan. Mis. Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b)
modal.
17
PENULISAN UNSUR SERAPAN
Berikut ini di daftarkan sebagaian kata asing yang diserap kedalam bahasa
indonesia, yang sering digunakan oleh pemakai bahasa
Kata asing penyerapan yang benar penyerapan yang salah
18
BABI I I
DIKSI ATAU PILIHAN KATA
3.1 Pengertian diksi
Diksi ialah pilihan kata maksudnya kiita memiliki kata yang tepaat untuk
menanyakan sesuatu. Pilihan kata merupakan suatu unsur sangat penting baik dalam dunia
karang mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat
tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dappat lari dari kamus. Kamus
memberikan suatu ketetapan pada kita tentang pemakaian kata kata. Dalam hal ini. Makna
kata yang tepatlah di perlukan.Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan
dengan tepat apa yang ingin di sampaikanya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu,
pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata kata itu
3.2 Makna denotatif dan konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam wajar secara eksplisit.makna wajar ini yang
sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang di kandung sebuah kata
yang secara objektif. Sering juga makna denotatif di sebut makna konsetual contoh kata
makan bermakna memasukan sesuatu kedalam mulut, di kunya dan di telan. Kata
membanting tulang makna denotatif adalah pekerjaan membanting sebuah tulang
mengandung makna bekerja keras yang merupakan sebuah kata kiasan
Makna konotatif adalah makna asosiatif makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial,sikap,pribad dan kriteria tambahan yang di kenakan pada sebuah makna
konseptual. Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil
19
mangaju kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga jamban
(konotatif)
3.3 Kata Umum Dan Khusus
Contoh kata bermakna umum adalh bunga. Kata bunga memiliki acuan yang lebih
luas dari pada mawar. Bunga bukan hanya mawar melainkan juga
ros,melati,dahlia,anggrek,dan cempaka sebaliknya melati pasti sejenis bunga,kata bunga
yang memiliki acuan yang lebih luas di sebut kata umum,sedangkan kata
dahlia,cempaka,melati atau ros memiliki acuan yang lebih khusus dan di sebut kata khusus.
Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat
Misalnya ;
Salah Benar
Antara… dengan.. Antara,.. dan…
Tidak.,… melainkan… Tidak…. Tetapi…
Baik… ataupun… Baik… maupun…
Bukan… tetapi… Bukan,,.. melainkan...
2. kejiawaan
Perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulakan oleh pertimbangan : 1.
Rasa takut 2. Kehalusan ekspresi, 3. Kesopanaan. Misalnya, pada masa orde baru,
orang takut (khawatir) banyak hutang ( komersial) merupakan kinerja buruk bagi
pemerintah , kata tersebut di ganti dengan bantuan atau pinjaman. Padahal ,
utang (komersial) dan bantuanberbeda makna . utang harus dikembalikan
bersama bunganya, sedang bantuan tidak menuntut pengembalian . demikian pula
kata dirumahkan untuk menganti dipecat. Kata korupsi diganti dengan
menyalah gunakan jabatan, di penjara (ditahan) di ganti dengan di amankan.
Pemakaian kata-kata tersebut dimaksudkan orang agar tidak menimbulkan
masalah kejiwaan , misalnya menderita, tidak takut, atau tidak menentang
secara pisikologis.
3. Bahasa Asing
Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya kata tempat orang
terhormat diganti dengan VIP. Kata symposium pada mulanya bermakna orang
yang minum-minum di restoran dan kadang-kadang ada acara dangsa yang
diselingi dengan diskusi . dewasa ini kata symposium sudah lebih dititikberatkan
pada acara diskusi yang membahas berbagai masalah dalam bidang ilmu tertentu.
Contoh :
Jalur khusus bus disebut busway
Kereta api satu rel disebut monorai
Penuh warna, kalerful dari kata colourfull
4. Kata Baru
Kreatifitas pemakai bahasa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya.
Kebutuhan tersebut memerlukan bahasa sebagai alat ekspresi dan komunikasi.
Kreatifitas baru dihadapkan pada kelangkaan makna leksikal, yang mendasari
bentuk unflesi suatu kata, atau istilah baru yang mendukung pemikiran.
Kebutuhan tersebut mendorong untuk meciptakan istilah baru bagi konsep baru
yang ditemukannya. Misalnya: chip microsoftword, server
download,cd,dvd,chetting,infokus,website,megapixel,vendor,hacker crecker,
22
vutur, antirex, flesh drive, pashword, dan sebagainya. Dalam bahasa indonesia
terdapat kata-kata asing yang di indonesiakan. Ada yang dipertahankan karena
internasioanlnya, dan ada kata asing yang cukup dengan penyesuaian ejaannya.
BAB IV
KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA
Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting tidak lain
karena melalui kalimatlah sesorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Santun
bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya
tidak) dan frasa atau kelompok kata (mis tidak tau) kedua bentuk itu, kata dan frasa tidak
dapat mengungkapkan suatu maksud dengan jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan
sebagai kalimat. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlu struktur dasar suatu kalimat.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik
turun, dan keras lembut, diselah jedah, dan diakhiri dengan intonasih akhir. Dalam wujud
tulosan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
(.),tanda tanya (?), tanda seru (!)
5.1 Unsur kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku tata bahasa indonesia lama
lazim disebut jabatan kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap
dan keterangan. Kalimat bahasa indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur
yakni subjek dan predikat. Fungsi unsur lain objek, pelangkap, dan keterangan dalam suatu
kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
5.2 Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu, melakukan (tindakan) apa atau
dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku). Selain itu melakukan tindakan atau perbuatan
subjek (S), sesuatu yang dinyatakan oleh predikat dapat pula mengenai sifat, situasi, status,
ciri atau jati diri subjek. Predikat berupa kata atau frasa sebagian besar ferba atau adjektifa
tetapi dapat juga nominal atau frasa nominal.
23
Contoh;
1) Ibu sedang tidur siang
2) Putrinya cantik jelita
3) Kota, jakarta dalam keadaan aman
Kata-kata yang dicetak miring dalam kalimat 1-3 adalah predikat kelompok kata
sedang tidur siang pada kalimat satu memeritahukan ibu melakukan apa, cantik jelata pada
kalimat dua memberitahukan bagaimana putrinya, dalam keadaan aman pada kalimat tiga
memberitahukan situasi kota jakarta.
5.3 subjek
Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukan pelaku, sosok (benda),sesuatu hal,
atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis
kata/frasa benda (nominal) klausa atau frasa verba
Contoh;
1) Meja direktur besar
2) Ayahkusedang melukis
3) Yang berbaju batik itu dosen saya
Kata-kata yang dicetak miring adalah subjek
5.4 Objek
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Objek pada umumnya diisi
dengan nominal, frasa nominal atau klausa. Letak objek selalu di belakang predikat yang
berupa ferba fransitif, yaitu verba yang menuntut wajibnya objek.
Contoh;
1) Nurul menimbang barang
2) Arsitek merancang bangunan
3) Juru masak menggoreng ikan
Verba transitif menimbang,merancang, menggoreng pada contoh di atas adalah P
yang menuntut untuk dilengkapi, unsur yang akan melengkapi P bagi ketiga
kalimat itulah yang dinamakan objek.
5.5 Pelengkap
Pelengkap (Pel) yaitu komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.Letak Pel
umumnya dilengkapi P yang berupa verba.posisi peserta itu juga ditempati oleh O, dan jenis
kata yang mengisih Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nominal,frasa nominal,atau
klausa. Namun antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Contoh;
1) Ketua MPR membacakan pancasilah
2) Banyak orsospol berlandasan pancasila
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi dengan nomina
pancasila, jika hendak di pastikan, ternyata yang bisa hanya kalomat (a) yang
menampatkan pancasilah sebagai O . ubalah kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah;
Pancasilah (S) dibacakan oleh ketuaMPR (O)
24
Pesisi pancasilah sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa di pindakan kedepan menjadi S
dalam kalimat pasif contoh;
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol
5.6 keterangan
Keterangn (ket) adalah bagian kalimat yang menrangkan berbagai hal tentang bagian
kalimat yang lainya, unsur ket dapat berfungsih menerangkan S,O,P dan pel posisinya
bersifat menasukan dapat di awal, di tenga atau di akir kalimat. Pengisi ket adalah frasa
nominal,frasa,preposisional,adverbia atau klausa.
Bagan kalimat dasar
25
P2
b) Anak-anak bermainlayang-layangdi halaman kampus
SI PI OI Ket
. ketika para dosen,karyawan dan mahasiswamenikmatihari libur.
S2 P2 O2
Dengan mencermati contoh-contoh itu jelaskan itu jelaslah bahwa kalimat majemuk
setidaknya mempunyai P lebih dari satu, sedfangkan S yang sebenarnya ganda, dapat tidak
tampak ganda seperti conto (a) yakni seorang menejer.
Contoh (a) menghasilkan suatu klimat majemuk setara penanda yang memisahkan
kalimat majemuk setara antara lain, adalah kata penghubung (konjungsi) dan ada pun contoh
(b) menghasilkan kalimat majemu yang disebut kalimat majemuk bertingkat karena kalimat
yang kedua merupakan hasil perliasan kalimat pertama. Penanda yang memisahkan keduah
klausa dalam kalimat majemuk tak setara antara lain adalah kata penghubung kertika.
5.9 jenis kalimat menurut fungsinya
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat diperici menjadi kalimat pernyataan, kalimat
pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua jens kalimat itu dapat disajikan
dalam bentuk positif dan negatif. Dalam bahasan lisan, intonasi yang khas menjelaskan kapan
kita berhadapan dengan salah satu jenis. Itu dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan
bermacam-macam tanda baca.
A. Kalimat pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu demgan lengkap
pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya (biasanya,intonasi
menurun;tanda baca titik)
Misalnya :
Positif
1.Presiden SBY mengadakan kunjungan keluar negeri.
2.Indonesia menggunakan sistem anggaran yang berimbang.
Negatif
1.Tidak semua masabah bank memperoleh kredit lemah
2.Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yangmemuaskan
tentang bisnis kondominium di kota-kota besar.
Silakan Anda buat lima buah contoh lainnya!
B. Kalimat pertanyaan (interogatif)
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi
(jawaban) yang diharapkan.(Biasannya intonasi menurun;tanda baca tanda tanya).Pertanyaan
sering menggunakan kata tanya seperti bagaimana,dimana,mengapa,berapa,dan kapan.
Misalnnya.
26
Positif
1) Kapan saudara berangkat ke singapura?
2) Mengapa dia gagal dalam ujian?
Negatif
1) Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang disepakati ?
2) Mengapa tidak semua fakir miskin di negara kita dapat dijamin pengihidupanya oleh
negara ?
Coba anda buat lima buah contoh lainya.
D. Kalimat seruan
Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan ”yang kuat” atau
yang mendadak. (biasany, ditandai oleh menaiknya suara pada kalimat lisan dan di
pakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis).
Misalnya:
Positif
1) Bukan main, cantiknya.
2) Nah, ini dia yang kita tunggu.
Negatif
1) Aduh, pekerjaan rumah sya tidak terbawa.
2) Wah, target KONI di sea games XXIII tahun 2005 di manila tidak tercapai.
Silakan anda buat lima buah conto lainnya!.
5.10kalimat efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengan atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikirkan
pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasih sehingga
kejelasan kalimat itu dapat terjamin.Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas yaitu
27
kesepadanan struktur keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan
pernalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
A. Kesepadanan
Yang termaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan
struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh satuan gagasan
yang kompak dan kepadanan pikiran yang baik.
1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Contoh
a. Bagi semuah mahasiswa perguruan tinggi ini harus mempunyai uang kuliah
(salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (benar)
2) Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Soal itu saya kurang jelas
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah
kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung
intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut.
a. Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acar partama.
atau
kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
b. Kakaknya membeli sepedah motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor
Suzuki.
Atau
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda
motor Suzuki.
4) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh
a. Bahasa indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut.
a. Bahasa indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.
28
B. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan
nomina, kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba.
Contoh:
a) Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes
b) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecetan tembok,
memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.
1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara itu dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanaanya ialah presiden mengharpkan
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya
Penekanannya:.harapan presiden
Jadi, penekana kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2) Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkankepada anak-anak terlantar
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
3) Melakukan pengulangan kata atau (repetisi)
Contoh:
Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka
4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
29
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5) Menggunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang harus bertanggumg jawab.
D. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah
kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap
kata yang memang tidak di perlukan, sejauh tidak menyalahi kaida tata bahasa.
Contoh:
a. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ketempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah
a. Karena tidak diundang, dia tidak datang ketempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang
berbentuk jamak
Contoh:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
Para tamu-tamu para tamu
Beberapa orang-orang beberapa orang
Para hadirin hadirin
E. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata yang. Perhatikan kata berikut.
a) Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Kalimat a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau
perguruan tinggi!
b) Dia menerima uang sebanyak dua pulu lima ribuaan
Kalimat b) kalimat makna ganda yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah
atau dua puluh lima rupiah
F. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu
sehingga informasih yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.kalimat yang
padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berfikir yang tidak simetris.
Contoh:
a. Mereka membicarakan dari pada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya :
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
Ada dua macam kalimat pasif yaitu kalimat pasif biasa dan kalimat pasif persona.
30
Contoh:
Saya mencari udang (SPO aktif)
Udang itu dicari oleh saya (pasif biasa)
Udang itu saya cari (pasif persona)
Mereka telah mendatangi DPR (aktif)
DPR telah didatangi oleh merake (pasif biasa)
DPR telah mereka datangi (pasif persona)
G. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan adalah bahwa ide kalimat itu dapat diterima
oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
a. Waktu dan tempat kami persilahkan.
b. Untuk mempersinggkat waktu, kita teruskan acara ini.
c. Semoga dimaklumi
d. Pekerjaan itu dia tidak cocok
Seharusnya:
a. Bapak mentri kami persilahkan.
b. Untuk menghemat waktu kita teruskan acara ini.
c. Semoga bapak dapat memakluminya.
d. Pekerjaan itu bagi dia tidak cocok.
31
BAB V
PARAGRAF
Paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan, biasanya mengandung satu ide
pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru atau biasa kita sebut alinea. Alinea atau
paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan dari
beberapa kalimat. .
6.1 fungsi paragraf
Penulisan paragraf mempunyai beberapa fungsi.menurut Wiyanto (2011:16-18)
fungsih paragraf dapat dilihat dari sudut penulis dan pembaca.
a. Dari sudut penulis
1) Paragraf menjadi wadah untuk mengkapkan sebuah pikiran penulis. Pikiran
penulis disampaikan secara bertahap, yaitu setiap pokok pikiran ditulis dalam
sebuah paragraf. Bila berpinda ke pokok pikiran lain, penulis menyampaikan
melalui paragraf baru.
2) Penulis dapat menyampaikan buah pikiranya secara teratur dan runtu. Dengan
wadah berupah paragraf-paragraf itu, penulis dapat memisahkan tiap-tiap unit
pikiranya dan tidak akan campur aduk dengan unit pikirannya yang lain. Dengan
demikian, alur jalan pikirannya akan semakin jelas.
3) Penulis dapat berheti sejenak pada akhir paragraf, lalu dapat melanjutkan menulis
pokok pikiran selanjutnya
4) Dalam keseluruhan tulisan/karangan, paragraf dapat dimanfaatkan sebagai
pengantar, transisi, atau kesimpulan. Sebagai pengantar, paragraf dapat
mengarahkan pikiran pembaca ke masalah yang akan dibahas. Sebagai transisi,
pragraf berfungsih membelokan pikiran pembaca dari satu masalah ke masalah
lainnya. Selanjutnya, paragraf juga sering di gunakan untuk menyimpulkan
pokok-pokok pikiran yang telah diuraikan.
b. Dari sudut pembaca
1) Pembaca dapat menangkap pokok piiran penulis dengan mudah
2) Memudahkan pembaca menikmati tulisan. Lambat laun pembaca dapat
menghabiskan tulisan dalam satu buku.
3) Pembaca dapat mengikuti alur pikiran penulis.
6.2 Syarat-syarat paragraf
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu ketentuan paragraf dan
kepaduan paragraf.
a. Kesatuan paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu,
kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak
ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu
b. Kepaduan paragraf.
32
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan
melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar kalimat. Urutan yang logis
akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu.
Pengait paragraf
Setelah memiliki ketiga fungsi tesebut di atas dapat dikatakan para pragraf
pembuka memegang peranan yang sangat penting di dalam sebuah karangan
paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menawan pemaca untuk itu,
bentuk-bentuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka,
yaitu:
a. Kutipan, bahasa, anekdol
b. Uraian mengenai pentingnya mengenai pokok pembicaraan
c. Suatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang
33
d. Uraian tentang pengalam pribadi
e. Uraian mengenai maksud dan tujuan penulis
f. Sebuah pernyataan
2) Paragraf pengembang
Paragraf ini bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatau karangan yang
sebelumnya telah dirumuskan di dalam paragraf pembuka. Contoh-contoh dan
instrusi, inti permasalahn, dan uraian pembahasan adalah isi sebuah paragraf
pengembang, paragraf pengembang di dalam karangan dapat difungsikan untuk
a. Menguraiakan inti persoalan
b. Memberi ilistrasih atau contoh
c. Menjelaskan hal yang diuraikan pada paragraf berikutnya
d. Meringkas paragraf berikitnya
e. Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.
3) Paragraf penutup
Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau simpulan
seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud
penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk
mengahiri karangan atau bagian karangan, penyajianya harus memperhatikan hal
berikit ini.
a. Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang
b. Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai
cerminan intim seluru uraian
c. Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini dapat
menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya
Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat digolongkan atas lima macam yaitu:
a. Paragraf persuasif, bersifat mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi
pembaca, paragraf ini banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama advertorial
yang belakangan ini marak mengisi lembaran koran dan majalah, serta lembar
promosih lainya.
b. Paragraf argumentatif bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap
suatu hal atau objek. Biasanya paragraf ini menggunakan perkembangan analisis
c. Paragraf naratif bersifat menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita
seperti dalam novel, cerpen, atau hikayat.
d. Paragraf deskriptif bersifat melukiskan atau menggambarkan sesuatu bahasa
cerita dengan kata lain deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap
oleh pancaindra.
e. Paragraf ekspositorif bersifat memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.
Penyampaianya dapat menggunakan perkembangan analisis kronolis atau
keruangan.
34
6.5 Jenis alinea menurut posisi kalimat
Berdasarkan posisi kalimat topik, alinea dapat di bedakan atas empat macam yaitu (a)
alinea deduktif, (b) alinea induktif, (c) alinea deduktif induktif dan (d) alinea penuh kalimat
topik.
a. Paragraf deduktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal paragraf dan berbentuk
paragraf yang bersifat deduktif, yaitu cara penguraian yang menyajikan pokok
permasalahan lebih dahulu, lalu menyusun uraian yang terinci mengennai
permasalahan atau gagasan alinea (urutan umum –khusus)
b. Paragraf induktif
bila kalimat pokok di tempatkan pada akhir paragraf akan berbentuk induktif,
yaitu cara penguraian yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah
diakhiri dengan pokok pembicaraan (urutan khusu-umum). Penyjian paragraf
deduktif, tetapi paragrafnya akan terasa lebih argumentative.
c. Paragraf deduktif induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf
terbentuklah paragraf campuran. Kalimat pada akhir paragraf lebih bersifat
mengulang atau menegaskan, kembali gagasan utama yang terdapat pada awal
paragraf
d. Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak
satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.kondisi demikian yang satu
dan yang lainnya sama-sama penting.paragraf semacam ini seringdijumpai dalam
uraian-uraian yang bersifat deskrptif dan naratif.
35
BAB VI
36
Rangkuman dapat pulah di artikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok
pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokonya saja. Rangkuman
sering di sebut juga ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan pada
tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang (pendapat)
pengarang tetap di perhatikan dan di pertahankan.
4.3. Ikhtisar
Ikhtisar adalah tulisan ringkas yang berisi pokok persoalan dalam sebuah bacaan.
Dalam pembuatan ikhtisar, penulis dapat langsung mengungkapkan persoalan dari suatu
bahan bacaan atau pembicaraan yang akan diikhtisarkan. Penulis dapat membuat catatan atau
memberi tanda tertentu pada bagian-bagian penting dalam bacaan yang akan diikhtisarkan
ketika membaca. Dalam membuat ikhtisar urutan isi tidak perlu di persoalkan dan bahas di
susun dengan gaya bahasa yang mudah sehinggga dapat di pahami oleh pembacanya. Dalam
membuat ikhtisar dapat pula di lakukan dengan cara menyesuaikan bahasaiktisar dengan
pembaca atau yang akan memahami ikhtisar tersebut, penulisan dapat pula memberikan
penafsiran isi bacaan sesuai dengan kajian ilmu yang di dalamnya, namun tetap
mempertahankan pokok persoalan yang di ungkapkan
Langkah-langkah menulis rangkuman dan ikhtisar.
Untuk dapat menghasilkan sebuah rangkuman sebuah rangkuman yang baik, seorang
penulis pemula perlu mempertahankan empat hal pokok, yaitu;
a. Mampu membaca dengan baik bacaan yang akan di rangkum
b. Mampu memahami isi secara utuh terhadap bacaan yang akan di rangkum
c. Mampu menemukan ide-ide pokok ataupun kalimat topik dalam bacaan yang
akan di rangkum,
d. Mampu menyusun kembali ide-ide, maupun kalimat topik yang telah di temukan
menjadi sebuah tulisan utuh
Dalam rangka mencapai hal di atas langkah-langkah yang harus di tempuh bagi
seorang penulis rangkuman adalah sebagai berikut;
1) perangkum harus membaca uraian asli pengarang sampai tuntas agar memperoleh
gambaran atau kesan umum dan sudut pandang pengarangpembacaan hendaklah
di lakukan secara seksama dan di ulang sampai dua atau tiga kali untuk dapat
memahami isi bacaan secara utuh.
2) Perangkum membaca kembali bacaan yang akan di rangkum dengan membuat
catatan pikiran utama atau menandai pikiran utama setiap uraian untuk setiap
bagian atau setiap paragrap.
3) Dengan perpedoman hasil catatan, perangkum mulai membuat rangkumn dan
menyusun kalimat-kalimat yang bertolak dari hasil catatan dengan menggunakan
bahasa perangkum sendiri. Hanya saja, apabila perangkum merasa ada yang
kurang enak, perangkum dapat membuka kembali bacaan yang akan di rangkum.
4) Perangkum perlu membaca kembali hasil rangkuman dan mengadakan perbaikan
apabila di rasa ada kalimat yang kurang koheren
5) Perangkum perlu menulis kembali hasil rangkumannya berdasarkan hasil
perbaikan dan memastikan bahwa rangkuman yang di hasilkan lebih pendek di
banding dengan bacaan yang di rangkum.
Halaman judul
lembar persetujuan
a) Lembar persetujuan pembimbing
b) Lembar persetujuan penguji
Abstrak
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar tabel
Daftar gambar
Daftar lampiran
Daftar lainya
b. Bagian inti
Bagian ini berisi inti isi skripsi, yang meliputi;
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Hipotesis penelitian (jika ada)
Kegunaan penelitian
Asumsi penelitian
Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian
Defenisi istilah atau defenisi oprasional (jika diperlukan)
BAB V PEMBAHASAN
........................................
BAB VI PENUTUP
Simpulan
Saran
c. Bagian akhir
Pada bagian akhir, memuat;
Daftar rujukan
Lampiran-lampiran
Riwayat hidup
Abstrak
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan hurup besar, semetris di batas
atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan jarak
dua spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan; nama akhir diikuti koma,
nama awal, nama tengah (jika ada) diakhiri. Judul digarisbawahi atau dicetak
miring dan diketik dengan hurup kecil (kecuali huruf-huruf pertama dari setiap
kata dan diakhiri dengan titik. Kata skripsi ditulis setelah judul dan di akhiri
dengan koma, diikiti dengan nama jurusan (tidak boleh disingkata), nama
lembaga, dan diakhiri dengan titik.
Dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari skripsi yang mencngkup
latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang
diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran yang diajukan (kalau ada)
Teks di dalam abstrak diketik dengan spasih tunggal (satu spasi) dan panjangnya
tidak boleh dari dua halaman.
Latar belakang
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatar
belakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan
secara ringkas mengenai teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan
diskusi ilmiah maupun pengalaman atau pengamatan pribadi yang terkait erat
dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian masalah yang dipilih
untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih koko.
Daftar pustaka.
40
Bahan pustaka yang dimasukan dalam daftar pustaka harus suda disebutkan
dalam teks. Artinya bahan pustaka yang hanya dipakai sebagai bahan bacaan
tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukan dalam daftar rujukan. Sebaliknya
semuah bahan pustaka yang disebutkan dalam skrpsi harus dicantumkan dalam
daftar rujukan.
Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang berisi bahan-
bahan pustaka yang dipakaai oleh penulis, baik yang dirujuk maupun yang tidak
dirujuk dalam teks. Untuk skrpsi dan artikel, daftar bahan pustaka yang ditulis
hanya yang dirujuk dalam teks, sehingga istilah yang dipakai adalah daftar
rujukan bukan daftar pustaka.
41
BAB VII
Aktivitas membaca dapat memberikan tiga manfaat utama jika seseorang ingin
menulis .Pertama ,membaca dapat memperluas wawasan terhadap suatu yang ingin dituli.
Membaca dapat membuka pemahaman seseorang yang ingin menulis sesuatu jika konsep
yang ingin ditulisnya merupakan hal baru. Membaca pula dapat memperkaya pemahaman
seseorang terhadap konsep yang telah diketahui sebelumnya.Kedua,membaca dapat
membantu calon penulis untuk mengikuti gaya penulisan pakar-pakar yang sudah ada
sebelumnya. Setiap penulis tentu mempunyai gaya masing-masing dalam menuliskan
pikiranya.semakin banyak membaca, seorang calon penulis akan semakin paham tentang
keberagaman menulis.Ketiga, membaca dapat memberikan inspirasi baru untuk menulis.
Seorang yang rajin membaca akan menemukan banyak inspirasiuntuk menulis. Dalam hal
ini, membaca mampu melatih kekritisan pikiran seseorang sehingga mudah melihat celah
celah baru untuk dijadikan bahan dasr dasar tulisanya.
Artikel ilmiah adalah jenis tulisan ilmiah yang bersumber dari hasil penelitian atau kajian
ilmiah dengan dasar teori yang jelas, atau berupa hasil pemikiran kritis terhadap teori bidang
ilmutertentu, dan umumnya dimuat dalam sebuah jurnal ilmiah.Berdasarkan pengertian
tersebut, ciri utama artikel ilmiah dapat dilihat berdasarkan subtansi, Sistematika dan media .
Pertama,subtansi artikel ilmiah berupa hasil penelitian dengan dasar teori yang jelas, atau
berupa hasil pemikiran kritis terhadap teori bidang ilmu.Kedua, Sistematika utamnya
sederhana, karena hanya memut ,latar belakang yang terintegrasi dengan dasar teori kajian,
metode penelitian, pembahasan temuan penelitian dan penutup.Ketiga, artikel ilmiah
umumnya dimuat dalam jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah adalah wadah atau media koleksi
tulisan /artikel ilmiah yang dalam suatu bidang ilmu yang sama. Lazimnya jurnal ilmiah
diterbitkan berkal, setahun sekali, setahun dua kali, atau setahun tiga kali dengan
menggunakan ISSN. Menurut Dwiloka dan Riana (2005:87)artikel ilmiah dibagi menjadi dua
jenis, yaitu artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian.
Pertama, artikel hasil penelitian yang dapat ditulis sebelum laporan penelitian
teknis resmi secra lengkap dibuat. Tujuanya untuk menjaring masukan – masukan
dari pihak pembaca (masyarakat akademik) sebelum peneliti menyelesaikan
tulisan lengkapnya dalam bentuk laporan penelitian teknis resmi. Masukan yang
diperoleh dari pihak pembaca diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas hasil-
hasil temuan penelitianya.
PENDAHULUAN
Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis lansung setelah abstrak. Bagian ini
menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan,yakni(1)
latarbelakang atau rasyonal penelitian, (2) maslah dan wawasan rencana
pemecahan masalah dan (3)rumusan tujuan penelitian (dan harapan tentang
manfaat penelitian).
Metode penelitian
Materi pokok bagian ini adalah bagaimana data dikumpulkan, siapa sumber
datanya,dan bagaimana data dianalisis. Apbila uraian in disajikan dalam sub
bagian,maka sub bagian itu antara lain keterangan tentang populasi dan sampel
(atau subjek), instrumen pengumpulan data, rancangan penelitian(teruma jika
dipakai rancangan yang cukup kompleks,seperti rancangan eksperimental),dan
teknik analisi data.
HASIL
Bagian hasil adalah bagian utama artikel ilmiah dan oleh karena itu biasanya
merupakan bagian terpanjang.bagaimana in menyajikan hasil-hasil analisis
data,yang dilaporkan adalaha hasil bersih.proses analisi data (sperti perhitungan
statistic)tidak perlu disajikan.proses pengujian hipotesis pun tidak perlu
disajikan ,termasuk perbandingan koefisien yang ditemukan dalam analisis
dengan koefisien dalam table statistic. Yang dilaporkan hasil analisis dan hasil
pengujian hipotesis.
Hasil analisis boleh disajikan dengan bentuk table atau grafik. Table maupun
grafik harus diberi komentar atau di bahas.pembhasan tidak harus dilakukan
pertabel atau grafik.tabel atau grafik digunakan untuk memperjelas penyajian hasil
secara verbal.
Pembahasan
Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah.tujuan
pembahasan adalah (a)menjawab masalah penelitian, atau menunjukan bagaimana
tujuan penelitian itu dicapai,(b)menafsirkan temuan-temuan,(c)mengintegrasikan
temuan penelitian kedalam kumpulan pengetahuan yang suda mapan,dan
(d)menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang sudah ada.
Simpulan dan saran
Simpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil
dan pembahasan.berdasarkan uraian pada kedua bagian tersbut, dikembangkan
pokok-pkok pikiran yang merupakan esensi darai uraian tersebut. Simpulan
disajikan dalam bentuk esey, bukan dalam bentuk numerical.saran disusun
berdasarkan simpulan yang telah ditarik.saran –saran bisa mengacu kepada
tindakan praktis, atau pengembangan teoritis,dan penelitian lanjut. Bangian saran
bisa berdiri sendiri. Bagaian simpulan dan saran dapat pula disebut bagian
penutup.
Dafatar pustaka.
Daftara pustaka harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikandalam
batang tubuh artikel ilmiah.bahan pustaka yang dimsuskan dalam daftar pustaka
harus sudh disebutkan dalam batang tubuh artikel. Semua pusataka yang
disebutkan dalam batang tubuh harus disajikan dalam daftar pustaka.
Bagian inti
Judul, subjudul,da nisi bagian inti sebuah artikel nonpenelitian sangat
bervariasi,bergantung pada topik yang dibahas. Hal yang oerlu mendapatkan
45
perhatian pada bagian intiadalah pengorganisasian isinya.uraian yang lebih rinci
mengenai cara pengorganisasian isi dibahas pada paparan berikutnya
Penutup
Istilah penutup digunakan sebagai subjudul bagian akhir dari sebuah artikel
nonpenelitian., jika isinya hanaya berupa catatan akhir atau yang sejenisnya.jika
uraian pada bagian akhir berisi simpulan hasil pembahasan pada bagian
sebelumnya, perlu dimasukan subjudul simpulan. Kebanyakan artikel
nonpenelitian membutuhkan simpulan. Ada beberapa artikel nonpenelitian yang
dilengkampi dengan saran sebaiknya saran ditempatkan pada subjudul tersendiri.
Daftar pustaka
Bahan pustaka yang dimasukan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan
dalam batang tubuh artikel. Daftar rujukan harus lengkap, mencakup semua bahan
pustaka yang telah disebutkan dalam batang tubuh artikel. Tata cara penulisan
daftar rujukan dibahas pada bagian teknik penulisan
2. Perngorganisasian isi
Pengorganisasian isi mengacu pada cara penataan urutan isi yang akan
dipaparkan dalam artikel. Isi yang dimaksud dapat berupa fakta,konsep, prosedur,
dan prinsip. Tipe isi yang berbeda memerlukan penataan urutan yang berbeda
tergantung pada struktur isinya. Berikut ini adalah langkah yang perlu dilewati
untuk menghasilkan pengorganisasian isi artikel yang baik, yakni (1)
mengidentifikasikan isi yang akan dideskripsikan dalam artikel, (2) menetapakan
struktur isi,(3) menata isi kedalam strukturnya, (4) menata uraian isi dan (5)
menedeskripsiskan isi mengitkuti urutan yang telah ditetapkan.
C. Mengakses informasi melalui internet
Secara umum, untuk mengakses informasi melalui www.google.com dapat mengikuti
langkah-langakah berikut ini:
1. Aktifkan internet pada note book atau computer anda dengan Local Area
Network(LAN) atau hotspot/wifi.
2. Msukan alamat website www.google.com dibagian pojok kiri atas, kemudian
tekan tombol “enter” pada keyboard computer sehingga akan muncul tampilan
dari website www.google.com .
3. Tuliskan berbagai informasi yang ingin diakses pada kolom yang disiapkan.
4. Setelah itu, klik “search”atau “cari” diluar kolom, atau dengan cara cukup
menekan tombol”eneter” pada keyboard computer.
5. Website www.google.com akan menampilkan berbagai informasi yang
dibutuhkan berdasarkan kalimat atau kata - kata kunci(keywords) yang masukan
diawal tadi
Membuka berbagai informasi yang cocok sesuai kebutuhan anda masing-masing
46
BAB VIII
DISKUSI DAN PRESENTASI
Aktivitas berbicar dapat dilakukan dalam situasi formal dan nonformal berbicara dalam
situasi yang formal sangat membutuhkan persiapan dan menuntut keterampilan. Kemampuan
ini tidak dapat hanya dicapai begitu saja, tetapi menuntut bimbingan dan latihan yang
intensif.Untuk dapat berbicara dengan baik dalam situasi formal, pada bab ini akan di
kemukakan dua bentuk keterampilan berbicara yakni: (1) keterampilan berbicara dalm
dikusih kelompok, dan (2) keterampilan dalam presentasi.
a. Pengertian
Istilah ”diskusi” sangat akrab dengan kehidupan anda sebagai mahasiswa pada saat
anda mengikuti perkuliahan, anda diminta untuk berdiskusih materi perkuliahan. Pada saat-
saat tertentu anda dan teman-teman dapat mendiskusikan berbagai macam tugas yang
diberikan oleh dosen.Diskusi pada umumnya dapat diartikan sebagai suatu proses bahan lisan
dalam bentuk tanya jawab, selain itu, diskusi dapat dimaknai suatu cara untuk memecahkan
masalah denngan proses berpikir kelompok (tarigan, 1983 : 36), secara lebih khusus lagi,
diskusih juga dapat dimaknai pembicaraan antara dua atau beberapa orang dengan tujuan
untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, atau keputusan bersama mengenai suatu
masalah. Selain itu diskusi juga dapat dimaknai pertemuan ilmiah untuk membahas suatu
masalah (Kridalaksana,ed,1996).
Suatu diskusi akan berhasil baik apabila memenuhi beberapa kriteria berikut ini.
(a) Pemimpin dan peserta memiliki tujuan dan diskusi bersama.
(b) Pemimpin diskusih memiliki kemampuan dan kecakapan dalam memimpin diskusi.
(c) Pemimpin diskusih memiliki kesabaran dan tidak memiliki emosional.
(d) Pemimpin diskusi adalah orang yang tegas dan beribawa.
(e) Pemimpin diskusi dapat memberi kebebasan kepada para peserta diskusi untuk
mengeluarkan pendapat.
(f) Peserta memahami permasalahan yang akan didiskusikan.
(g) Peserta memiliki rasa tanggung jawab untuk kelencaran diskusi dan memiliki sikap
tenggang rasa serta saling menghormati.
b. Ketentuan-ketentuan dan diskusi kelompok
Suksesnya sebuah diskusi sangat bergantung pada pemimpin diskusi pemimpin
diskusih bukanlah seperti pemimpin biasa yang lazim tetapi i bertindak sebagai seorang
penuntun kelompoknya. Tugas seorang pemimpin diskusi adalah:
a. Menjelaskan tujuan
b. Menjamin kelangsungan diskusi secara teratur
c. Memberikan stimula anjuran/ ajakan
d. Menyimpulkan dan merumuskan setiap pembicaraan
e. Menyiapkan laporan
48
8.2 Presentase
a. Pengertian Presentasi
Salah satu cara untuk menyampaikan ide,pikiran,gagasan kepada para
peserta,agar mereka memahami apa yang kita komunikasikan yakni melalui
presentasi.Presentasi adalah ’kegiatan’ memaparkan atau menyajikan sesuatu
kepada seseorang /kelompok denga tujuan untuk memperoleh tanggapan dari
peserta.Hanya dengan melakukan presentasi yang benar,aikan tercipta suatu
komunkasi yang efektif;hanya dengan komunikasi yang efektif,apa yang ingin
kita sampaikan kepada orang lain akan dapat mudah direrima akan di mengerti.
b. Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum presentasi
Langkah-langkah yang harus diikuti sebelum melakukan presentasi adalah
sebagai berikut (Santosa,dkk.2005:18-23).
4) Memilih Materi
Dalam meyeleksi materi,harus diperhatikan pertanyaan berikut ini.
1. Apa tujuan presentasi yang akan kita lakukan?
2. Siapa pesertannya?
3. Berapa lama wakyu yang tersedia atau diperlukan?
4. Apa yang harus tercakup,dan apa yang dapat ditabung?
5. Seberapa jauh peserta telah mengetahui?
6. Seberapa rinci materi yang diperlukan?
49
7. Apa yang harus dikatakan jika tujuan harus dicapai?
8. Apa cara terbaik yang harus dipakai untuk mengatakan atau menyampaikan?
9. Apa materi yang tidak perlu disampaikan,tetapi diperlukan untuk menjawab
pertanyaan pada saat sesi tanya jawab?
10. Periksalah semua materi dengan menggunakan tes pertanyaan ”mengapa”.
”Mengapa materi harus digunakan?”
Sigkatnya,dalam menyeleksi,kita harus mempertimbangkan tujuannya,dan
kemudian membuang hal-hal yang tidak sesuai.
5) Menyusun presentasi
Dalam menyusun presentasi perlu dibuat susuanan presentasi yang terdiri atas
bagian pendahuluan,bagian isi utama,dan bagiankesimpulan/ringkasan.
1. Bagian pendahuluan;kenalkan pokok pembcaraan dan tujuannya; nyatakan gagasannya
sejelas mungkin yang bergunnnnnnnna untuk memberikan ilustrasi.anda juga bisa
menggunakan humor_humor,cerita,atau kutipan-kutipan.
2. Pada bagian isi,jelaskan susunan presentasi.gunakan ilustrasi-ilustrasi,contoh-
contoh,perbandingan-perbandinga,atau pembuktian sesuai dengan yang dibutuhkan.
3. Pada bagian ringkasan atau kesimpula,ulangi dengan singkat konsep-konsep pokok
yang baru saja disajikan.secararingkas,struktur pelaksanaan suatu presentasi adalah
seperti berikut.
1) Katakan/jelaskan kepada mereka apa yang akan anda jelaskan!(pendahuluan)
2) Katakan /jelaskan kepada mereka(isi utama)
3)Katakan/jelaskan kepada mereka apa yang telah anda jelaskan kepada
mereka(ringkasan/kesimpula).
50
c. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Proses Presentasi
Pada sebuah forum seperti Presentasi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya sebagai berikut :
1. Memulai presentasi dari hal yang umum ke hal yang bersifat spesifik dan
mengembangkannya ke tingkat klimaks
2. Fokuskan presentasi pada peserta dan hasil yang ingin di capai.
3. Sesuaikan dengan waktu yang telah ditetapkan
4. Sampaikan isi materi dengan jelas.
5. Mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif
6. Perhatikan suara dan keadaan ruang presentasi
7. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan pertanyaan dan
tanggapan mereka terhadap materi yang di presentasikan
8. Gunakan bahasa tubuh yang tepat
9. Berusaha mengatasi perasaan guggup
10. Bersikap terbuka dan selalu berfikir positif terhadap semua opini yang muncul
dari peserta.
11. Menjelaskan masalah-masalah yang penting dan sulit.
12. Menanggapi dan menjawab pertanyaan peserta.
1.Keterampilan Fisik
Badan Anda merupakan kendraan bagi pesan Anda. Oleh karena itu, setiap gerakan
yang Anda lakukan mendukung gambaran keseluruhan yang dilihat oleh audiens.
Keterampilan fisik yang bisa Anda lakukan adalah sebagai berikut :
(a) Pertahankan cara berdiri yang seimbang, kedua kaki tidak terlalu rapat atau
terlalu renggang.
(b) Jaga tangan tetap di samping bila tidak sedang menunjuk
(c) Gerak isarat sering digunakan untuk menekankan pesan Anda, seperti pada
percakapan, tetapi jangan melambai.
(d) Jalan keliling kelas diperkenankan hanya bila Anda mempunyai suatu tujuan,
misalnya mengubah suasana atau kecepatan, untuk menarik perhatian kepada atau
dari alat bantu visual Anda.
(e) Tersenyumlah dan rileks
(f) Berdirilah, jangan duduk kecuali jika situasi dan audiens memang memerlukan.
(g) Bergerak/berpindahlah, tetapi jangan terlalu cepat/sering
Jangan Anda lakukan hal-hal berikut ini :
1. Jalan berlenggang dalam ruang.
2. Menjilat-jilat bibir.
3. Berdiri tercengang pada sesuatu.
4. Bermain-main dengan pena, spidol,atau petunjuk (pointer) sambil bicara
5. Menyilangkan tangan di depan atau di belakang badan Anda
6. Berdekap atau memasukan tangan ke dalam saku.
51
2.Keterampilan Menggunakan Suara
a. sikap tenang
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pembicara tenang tampil
penuh percaya diri :
(1.)Cara berpakaian harus sesuai dengan keadaan (resmi atau tak resmi), bersih dan
nyaman
(2.)Cara berjalan ke posisi pembicara di dalam ruangan harus dengan sikap tenang,
tidak terburu-buru.
(3.)Tangan dapat melakukan sesuatu yang menurut kita nyaman dan alami.
(4.)Postur tubuh harus dalam keadaan rileks, namun tetap rapi walaupun dalam posisi
duduk, berdiri, ataupun berjalan, dan tidak kaku.
b. Gerakan Tubuh
c. Gerak / Isyarat
52
d. Ekspresi Wajah
1. Perhatikan sepenuhnya dan catatlah setiap pertanyaan yang diajukan oleh peserta
2. Pahami dengan baik pertanyaan peserta
3. Ucapkan terima kasih dan sampaikan bahwa pertanyaan mereka bagus
4. Jika ada pertanyaan yang tidak jelas diminta untuk dapat diulangi oleh peserta
5. Jika ada pertanyaan yang menyimpang, dapat dikatakan ”mohon maaf, topik yang
kita bahas sekarang adalah......, mungkin pertanyaan yang diajukan nanti
disampaikan pada presentasi berikutnya.
6. Jika ada pertanyaan dari peserta yang selalu mengajak berdebat dalam satu pokok
sebagai usaha untuk memojokkan pembicara, maka sebaiknya dijawab dengan
sopan dan bijaksana
7. Mengakui dengan jujur jika ada pertanyaan yang tidak dapat dijawab atau
lemparkan pada orang lain yang dapat menjawab
8. Sebelum menjawab pertanyaan, ulangi secara singkat pertanyaan tersebut untuk
menekankan hal-hal penting dan menujukkan bahwa kita mengerti maksud
pertanyaan tersebut.
9. Jawablah setiap pertanyaan secara serius, jelas dan singkat.
53
BAB IX
PIDATO
Pidato merupakan salah satu ragam berbicara yang digunakan dalam forum-forum.
Seseorang yang akan berpidato di depan halayak, harus memiliki kemampuan berbicara
untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran, dan perasaannya kepada orang lain dengan baik.
Orang yang berhasil mengemukakan ide,gagasan,pikirannya dengan baik itu,pada umumnya
mendapat perhatian dari pendengar.Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan
berbahasa lisan. Oleh sebab itu berpidato memerlukan dan mementingkan ekspresi gagasan
dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek
nonbahasa,seperti ekspresi wajah,kontak pandang dan intonansi suara.
Pidato yang baik ditandai oleh beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut
a) Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung
b) Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar
c) Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara
d) Isinya jelas
e) Isinya benar dan objektif
f) Bahasa yang dipakai mudah dipahami
g) Bahasanya disampaikan secara santun, rendah hati dan bersahabat
Untuk dapat berpidato yang baik, materi pidato perlu dipersiapkan terlebih
dahulu. Persiapan yang baik akan memungkinkan gagasan,dan informasi tertata
secara logis dan sistimatis,diksinya tepat,struktur kalimatnya baik,dan
maknanyapun jelas. Menurut Arsyad (1993:56-63) ada tujuh langkah yang perlu
diperhatikan dalam mempersiapkan pidato yang baik yaitu :
1. Menentukan topik dan tujuan
2. Menganalisis pendengar dan situasi
3. Memilih dan menyempitkan topik
4. Mengumpulkan bahan
5. Membuat kerangka uraian
6. Menguraikan secara mendetail
7. Melatih dengan suara nyaring
a) Menentukan Topik
Topik pembicaraan berkaitan dengan pokok masalah yang dibicarakan,sedangkan
tujuan pembicaraan berhubungan dengan maksud yang diingkan dari pendengar.
Persyratan topik yang baik adalah sebagai berikut :
a.) Kemenarikan ; topik yang dipilih hendaknya menarik perhatian baik bagi
pembicara sendiri maupun pendengar
b.) Kemanfaatan ; topik yang dipilih hendaknya bermanfaat bagi pendengar
c.) Keterkuasaan ; topik yang dipilih hendaknya sudah diketahui oleh pembicara
54
d.) Ketersediaan bahan ; topik yang dipilih hendaknya tersedia bahan rujukan untuk
memperoleh lebih banyak keterangan atau informasi untuk melengkapinya
e.) Kesesuaian ; topik yang di bahas hendaknya disesuaikan dengan tingkat
kemampuan pendengar dan dapat diselesaikan dalam waktu yang disediakan.
b.) Tujuan Pembicaraan
Pidato yang baik harus memiliki tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang
hendaknya dicapai. Tujuan pembicaraan berkaitan dengan tanggapan yang di
harapakan dari para pendengar. Tujuan tersebut dinyatakan dalam satu dua pokok
pikiran dengan rumusan yang singkat, jelas, padat, sehingga mudah diingat.
Tujuan penyampaian suatu uraian secara umum dapat di bedakan atas:
1) Mendorong ; membangkitkan kegairahan, semangat, emosi, dan inspirasi
(persuasif)
2) Meyakinkan ; mempengaruhi sikap mental, keyakinan, pendapat, intelektual
pendengar dengan mengemukakan argumen (persuasif)
3) Bertindak/berbuat ; mengkehendaki adanya tindakan/perbuatan tertentu berupa
persetujuan atau ketidaksetujuan dari pendengar (persuasif)
4) Memberitahukan ; menghendaki pengertian yang tepat mengenai suatu informasi
(instruktif)
5) Menyenangkan ; menggugah perasaan, minat, rasa gembira, atau menghibur para
pendengarnya (rekreatif)
a) Menganalisis Situasi
Pentingnya analisis situasi, agar pembicara dapat menyesuaikan uraiannya
dengan pendengar. Dalam menganalisis situasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Maksud pendengar datang mengikuti uraian
2. Kegiatan apa (formal atau nonformal)
3. Kapan (agenda acaranya pada waktu pagi, siang, sore atau malam hari)
4. Tempat pelaksanaan pidato (di ruangan atau di alam terbuka )
b) Menganlisis Pendengar
Pada saat menulis teks pidato,kita perlu mengetahui terlebih dahulu, pidato itu
akan disampaikan kepada siapa :
a. Jumlah pendengar
b. Usia
c. Pekerjaan
d. Pendidikan, pengetahuan pendengar mengenai topik yang digunakan
e. Minat dan keinginan pendengar
f. Bahasa yang dikuasai pendengar
Semua faktor tersebut sangat penting karena isi pidato harus disesuaikan dengan
keadaan pendengar.
55
3. Memilih dan Menyempitkan Topik
Topik yang dipilih jangan terlalu luas dan terlalu sempit. Kalau terlalu luas maka
harus disempitkan atau dibatasi, disesuaikan dengan waktu yang disediakan.
4. Mengumpulkan Bahan
Bahan dapat diperoleh dari buku, majalah, dan surat kabar. Selain itu bahan dpat
pula diperoleh dari wawancara, hasil observasi, penelitian, dan angket.
Kerangka uraian sebagai terperinci dan tersusun baik. Dalam kerangka tersebut
persoalan atau topik yang akan dibahas menjadi beberapa bagian atau
sub/subtopik.
Uraian atau naskah disusun berdasarkan kerangka yang telah dibuat sebelumnya.
Bagian-bagian teks pidato pada umumnya terdiri atas :
a) Pendahuluan/pembukaan pidato
Bagian pendahuluan berisi ucapan salam, sapaan kepada hadirin, ucapan syukur,
dan orientasi mengenai apa yang di uraikan
b) Isi pidato
Bagian isi pidato berisi hal-hal penting yang merupakan inti pidato.
Uraian terhadap bagian-bagian yang penting tersebut harus diikuti dengan detail-
detail, penjelasan, contoh-contoh, ilustrasi yang merupakan perincian yang perlu
diketahui pendengarnya.
c) Penutup Pidato
Pidato diakhiri dengan penyampaian simpulan, ajakan/saran, permohonan maaf,
ucapan terima kasih.
d) Salam Penutup
Arsyad (1993:55) mengemukakan secara garis besar sistematika berpidato adalah
sebagai berikut :
1. Mengucapkan salam pembuka dan menyapa hadirin.
2. Menyampaikan pendahuluan yang biasanya dilahirkan dalam bentuk
ucapan terima kasih, atau ungkapan kegembiraan, atau rasa syukur.
3. Menyampaikan isi pidato, yang diucapkan dengan jelas dengan
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dengan gaya bahsa
yang menarik.
4. Menyampaikan kesimpulan dari isi pidato, supaya mudah diingat oleh
pendengar.
5. Menyampaikan harapan yang berisi angjuran atau ajakan kepada
pendengar untuk melaksanakan isi pidato.
6. Menyampaikan slam penutup.
56
7. Melatih dengan Suara Nyaring
57