Minggu 1 Pengantar
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Tujuan Pengajaran Mata Kuliah BI Pentingnya Bahasa Fungsi Bahasa Secara Umum Tujuan Pembinaan Bahasa Indonesia Sikap Bahasa Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia Ragam Bahasa
2. Pentingnya Bahasa
Akhir-akhir ini peran bahasa sebagai alat komunikasi dan sebagai alat berpikir dirasakan sangat penting. Selain ahli-ahli bahasa, semua ahli yang bergerak dibidang iptek yang lain semakin memperdalam dirinya dalam bidang praktek dan teori bahasa. Semua orang menyadari interaksi dan segala macam kegiatan akan lumpuh tanpa bahasa. Begitu pula melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan, dan diturunkan kepada generasi berikutnya.
5. Sikap Bahasa
Penggunaan bahasa merupakan faktor penting dalam kehidupan akademik. Bahasa tidak saja digunakan sebagai alat komunikasi, tetapi juga digunakan sebagai alat berpikir dan bernalar. Dalam hal ini penggunaan bahasa yang baik dan benar sangat diperlukan. Di samping itu, logika-logika bahasa juga sangat penting sehingga tidak muncul kalimat-kalimat yang ambigu atau kalimat yang kurang logis. Semboyan Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan Benar mendapat tanggapan positif dari bangsa Indonesia. Hal ini berarti perlu adanya pembinaan bahasa Indonesia secara berkesinambungan.
Sikap Positif
Tidak tertutup kemungkinan adanya pengaruh bahasa asing atau bahasa daerah. Pengruh positif, yaitu pengaruh yg. memperkaya bahasa Indonesia, baik mutu maupun kelengkapannya. Pengaruh negatif : yaitu pemakaian yang bukan didasarkan atas keperluan, melainkan untuk memberi kedudukan sosial tertentu.
7. Ragam Bahasa
Ragam bahasa atau register adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya atau penggunaannya. Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, hubungan pembicara, lawan bicara, yang dibicarakan, dan medium pembicaraan (Kamus Linguistik) Dialek adalah variasi bahasa menurut penuturnya atau pemakainya.
Ragam Lisan
1) Perlu orang kedua 2) Fungsi gramatikal (S, P, O) tidak selalu dinyatakan 3) Terikat situasi, kodisi, ruang, dan waktu. 4) Tinggi rendah dan panjang pendek suara sangat penting. 5) Penggunaan lafal atau pengucapan.
Ragam Tulis
1) Tidak harus ada orang kedua 2) S, P harus selalu muncul 3) Tidak terikat pada situasi, kondisi, ruang, dan waktu 4) Dilengkapi dengan ejaan dan tanda baca
nabrak bila tak sanggup tak perlu lanjutkan dilegalisir sudah kasi tahu bikin buat pameran entar
menabrak apabila tidak sanggup tidak perlu dilanjutkan dilegalisasi sudah diberi tahu membuat untuk pameran nanti
Kemantapan Dinamis
Mantap berarti sesuai dengan kaidah bahasa. pe- + rasa perasa pe- + raba peraba pe- + rajin perajin /*pengrajin me-+sukses+-kan menyukseskan/*mensukseskan lepas tangan, lepas pantai, lepas landas Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. langganan bermakna ganda orang yang berlangganan, toko tempat berlangganan Tokonya disebut langganan, orang yang berlangganan disebut pelanggan.
Cendekia
Bahasa Indonesia mampu sebagai wahana pengungkapan proses pemikiran yang rumit dalam bidang Ipoleksosbud. Hal ini dimaksudkan BI dipakai di tempat-tempat resmi. Frase : dua puluh tiga per empat (tidak cendekia karena bermakna ganda),yaitu 23/4, 20 Sebaiknya ditulis: dua-puluh-tiga per empat (23/4), dua puluh tiga-per empat (20 )
Seragam
Bagam baku bersifat seragam karena pada dasarnya proses pembakuan adalah proses penyeragaman bahasa. Pelayan kapal terbang dianjurkan untuk memakai istilah pramugara dan pramugari dan steward dan stewardes. Akan tetapi, yang dipilih oleh masyarakat adalah pramugara dan pramugari.
Format Lurus
----------------------------------------------------------------------------------Kepala Surat ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Nomor Surat: Tanggal Lampiran : Hal : Yth. .. (Alamat yang dituju) Salam Pembuka, .. (paragraf Pembuka) . (paragraf Isi) . (Paragraf Penutup) Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Penanda Tangan Nama Jabatan Tembusan Inisial
Bagian-Bagian Surat
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) Kepala surat atau kop surat, Tanggal surat, Nomor surat, Lampiran surat, Hal surat, Alamat yang dituju, Salam pembuka, Paragraf pembuka surat, Paragraf isi surat, Paragraf penutup surat, Salam penutup, Tanda tangan, Nama jelas penanda tangan, Jabatan penanda tangan, Tembusan, dan inisial
Tanggal Surat
Contoh yang Salah Jakarta, 14-9-2009 Jakarta, 15 Sept. 09
Contoh yang Benar Jakarta, 14 September 2009 (tanpa kepala surat) 15 September 2009 (memakai kepala surat)
(Nama bulan jangan disingkat atau ditulis dengan angka)
Nomor Surat
Contoh yang Salah Nomor: 21 07/F8/U1.5/2009.No. : 2212/A/C/IX/2009. Contoh yang Benar Nomor: 2107/F8/U1.5/2009 No. : 2212/A/C/IX/2009
Nomor dapat ditulis lengkap atau No., tanda titik dan tanda hubung dibelakang 2009 tidak perlu dicantumkan
Lampiran Surat
Contoh yang Salah Lampiran : satu berkas.Lamp. : 2 (dua) eksemplar.Contoh yang Benar Lampiran : Satu berkas Lamp. : Dua eksemplar Huruf awal satu atau dua harus ditulis dengan huruf kapital yang lainnya huruf kecil semua. Pada akhir lampiran tidak perlu ada tanda apa pun. Kata lampiran tidak perlu dicantumkan jika tidak ada yang dilampirkan.
Hal Surat
Contoh yang Salah Prihal : Penentuan petugas pameran dalam rangka bulan bahasa yang akan diselenggarakan tanggal 28 Oktober2 November 2009
Alamat Surat
Contoh yang Salah Kepada Yth. Bapak Kepala Pusat Bahasa. Jln. Daksinapati Barat IV Rawamangun, Jakarta Timur,Contoh yang Benar Yth. Kepala Pusat Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun Jakarta Timur Yth. Bapak Darwinto Yth. Ir. Mariani Yth. Kapten Sumijo Kata kepada tidak perlu karena kata tsb. berfungsi penghubung intrakalimat arah
Salam Pembuka
Contoh yang Salah Dengan hormat Dengan hormat! Contoh yang Benar Dengan hormat, (D kapital, h kecil) Saudara Ahmad yang terhormat, Bapak Ahmad yang terhormat,
Isi Surat
Paragraf Pembuka Paragraf pembuka adalah pengantar isi surat untuk mengajak pembaca kepada pokok surat yang sebenarnya. Contoh yang Salah Bersama surat ini kami mengundang Bapak menghadiri rapat Contoh yang Benar Kami mengharapkan kehadiran Bapak dalam rapat Dengan ini perkenankanlah kami melaporkan kepada Bapak tentang Sehubungan dengan surat kami tanggal 5 Agustus 2009 No. 425/F/2009 , dengan ini kami mohon agar
Paragraf Penutup
Paragraf Penutup berfungsi sebagai penegasan isi surat dan juga mengakhiri pembicaraan dalam surat. Bagian ini juga mengandung harapan atau ucapan terima kasih kepada penerima surat. Contoh Paragraf Penutup 1) Atas perhatian Saudara, saya ucapkan terima kasih. 2) Atas perhatian dan kerja sama Saudara selama ini, saya ucapkan terima kasih. 3) Demikian laporan kami, semoga mendapat perhatian Saudara. 4) Kami harap kerja sama kita dapat kita tingkatkan terus. 5) Harapan kami, semoga kerja sama kita dapat kita tingkatkan terus. 6) Sambil menunggu kabar lebih lanjut, kami ucapkan terima kasih. 7) Mudah-mudahan jawaban kami bermanfaat bagi Anda.
Salam Penutup
Benar Salam takzim, Salam kami, Hormat kami, Wasalam, salah Salam Takzim, Salam Kami, Hormat Kami, Wassalam,
Tembusan
Salah Disampaikan kepada Yth.: 1. Bapak Direktur Keuangan (sebagai laporan) 2. Bapak Direktur Oprasional (sebagai undangan) 3. Arsip/Pertinggal Benar 1. Direktur Keuangan 2. Direktur Oprasional
Inisial
Inisial disebut juga sandi, yaitu kode pengenal yang berupa singkatan nama pengonsep dan singkatan nama pengetik surat. Inisial berguna untuk mengetahui siapa pengonsep dan pengetik jika terjadi kesalahan mudah dihubungi. Inisial: SR/GT SR: Singkatan nama pengonsep (Siti Rayati) GT: Singkatan nama pengetik (Gatot)
Benar
Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja Propinsi u.b. tanda tangan Nama Jelas Kepala bagian personalia
.
Salah
a.n. Gubernur Kepala Derah Tk. I Propinsi Pembantu Gubernur Wilayah I U.B. tanda taangan Nama Jelas Bupati.
Benar
a.n. Gubernur Kepala Derah Tk. I Propinsi Pembantu Gubernur Wilayah I u.b. tanda taangan Nama Jelas Bupati.
Dengan ini kami menugaskan Paramardhika untuk menyelesaikan pengomputeran data pegawai di bagian ini pada bulan Juli 2013. (Salah) Dengan ini kami menugasi Parmardhika untuk menyelesaikan pengomputeran data pegawai di bagian ini pada bulan Juli 2013. (Benar) Dengan ini kami menugaskan penyelesaian pengomputeran data pegawai di bagian ini kepada Paramardhika pada bulan Juli 2013. (Benar)
3. Ungkapan penghubung
Ungkapan Penghubung Intrakalimat baik maupun antaradan seperti, misalnya misalnya demikian, serta seperti dan lain-lain Penghubung antarkalimat seperti oleh karena itu, namun, akan tetapi, jadi, lagi pula, meskipun begitu.
7. Ungkapan Ideomatik
Yang termasuk ungkapan ideomatik antara lain sesuai dengan bertemu dengan berhububgan dengan sehubungan dengan bertalian dengan bersamaan dengan sejalan dengan seirama dengan tidak ubahnya seperti berbicara tentang bertiskusi tentang berkenaan dengan bermusyawarah tentang disediakan untuk terbuat dari terjadi dari luput dari terdiri atas tidak berbeda dengan disebabkan oleh
Penyusunan Kalimat
Salah 1. Menurut rencana, dalam rapat itu akan dihadiri Kepala Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan Diklat Keuangan. 2. Membalas surat Bapak tanggal 16 September 2009 No. 217/R/2009, saya beritahukan bahwa 3. Bersama surat ini saya ingin memberitahukan bahwa 4. Atas kerja samanya, kami ucapkan terima kasih. 5. Atas kehadirannya, saya haturkan beribu-ribu terima kasih.
Benar 1a) Menurut rencana, rapat itu akan dihadiri Kepala Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan Diklat Keuangan. 1b) Menurut rencana, dalam rapat itu akan hadir Kepala Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan Diklat Keuangan. 2a)Sehubungan dengan surat Bapak tanggal 16 September 2009, No. 217/R/2009, saya beritahukan bahwa 3a) Dengan ini saya ingin memberitahukan bahwa 4a) Atas kerja sama Bapak, kami ucapkan terima kasih. 5a) Atas kehadiran Saudara, saya ucapkan terima kasih.
*6) sebelum dan sesudahnya, kami ucapkan terima kasih. 6a) Sambil menunggu kabar balasan Bapak, kami ucapkan terima kasih *7) Dengan ini saya lampirkan surat keterangan dokter. 7a) Bersama ini saya lampirkan surat keterangan dokter. *8) Demikian harap maklum (tidak ada S). *Mohon periksa adanya (siapa yang dipriksa) 8a) Demikian laporan kami, harap Bapak mengetahuinya. 8b) Demikian harapan kami, mudah-mudahan Bapak dapat mengabulkannya. 8c) Demikian permohonan saya, semoga Bapak dapat mempertimbangkannya. 8d) Harapan kami, mudah-mudahan kerja sama kita yang sangat menyenangkan ini dapat kita bina terus.
Penyusunan Paragraf
Setiap gagasan disusun dalam satu paragraf sehingga gagasan itu mudah dipahami oleh penerima surat. Setiap paragraf memenuhi syarat kesatuan dan kepaduan. Contoh: *Buku-buku keagamaan kiriman Bapak telah saaya terima dengan baik. Di dalamnya ada satu judul buku yang sebenarnya tidak saya pesan. Buku yang saya minta ternyata tidak ada dalam kiriman itu. Buku itu tertukar.
*Bersama ini saya kembalikan buku yang saya . tidak pesan, dan saya mohon Bapak segera mengirimkan buku yang saya pesan, yaitu Asas-asas Sosiologi Ilahi. Buku-buku keagamaan kiriman Bapak telah saya terima dengan baik. Namun, di dalamnya ada satu judul buku yang sebenarnya tidak saya pesan. Sebaliknya, buku yang saya minta tidak ada dalam kiriman itu. Mungkin buku itu tertukar ketika Bapak mengepaknya. Oleh sebab itu, bersama ini saya kembalikan buku yang tidak saya pesan, dan saya mohon Bapak segera mengirimkan buku yang saya pesan, yaitu Asas-asas Sosiologi Ilahi.
b.
a.
Sehubungan dengan surat Saudara tanggal 10 Juli 2013, Nomor ..., tentang Penyuluhan Tata Persuratan Dinas, kami bermaksud mengadakan kegiatan tersebut pada tanggal 16 Juli 2013.
Kami beri tahukan bahwa dalam rangka meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk pegawai kami, terutama pembuatan surat dinas, kami mohon agar Saudara dapat mengirimkan tenaga pengajar bahasa Indonesia.
b.
Tugas ini harap dilaksanakan dengan sebaikbaiknya dan atas perhatian Saudara (Bapak atau Ibu), kami ucapkan terima kasih.
Wasalam, a.n. Kepala Pusat Bahasa, Kepala Bagian Tata Usaha Dra. NIP
Wasalam, a.n. Kepala Pusat Bahasa, Kepala Bagian Tata Usaha u.b. Kepala Subbag Kepegawaian
Nama NIP
Rektor
Prof. Dr. Rahadyan, S.H., M.A. NIP 131791295 Tembusan: 1. Dra. Devi Junitasari 2. Drs. Purwanto 3. Sdr. Lutfi, S.H.
Inisial (Sandi) Inisial merupakan tanda pengenal yang berupa singkatan nama pengonsep dan pengetik surat. Inisial berguna untuk mengetahui siapa pengonsep dan pengetik surat.
Contoh: RAE/SA
RAE inisial pengonsep SA inisial pengetik
2. Faktor-faktor yang menaikkan produksi ikan adalah sebagai berikut: a. benih ikannya yang baik; b. air kolam yang tidak kotor; c. pakan yang bermutu tinggi.
3. Faktor-faktor yang menaikkan produksi ikan adalah sebagai berikut. a. Benih ikannya baik. b. Air kolam tidak kotor. c. Pakan ikan harus bermutu tinggi.
4. Faktor-faktor yang menaikkan produksi ikan adalah a. benih ikannya yang baik, b. air kolam yang tidak kotor, dan c. pakan ikan yang harus bermutu tinggi. 5. Faktor-faktor yang menaikkan produksi ikan ada empat, yaitu a. benih ikannya baik, b. air kolam tidak kotor, dan c. pakan ikan harus bermutu tinggi. 6. Majalah yang dapat dipilih menjadi percontoh harus memiliki kriteria berikut. a. Majalah itu harus memuat cerita pendek. b. Majalah itu telah terbit lebih dari lima tahun. c. Penerbitnya berlokasi di Jakarta. d. Jumlah tiras lebih dari 500.000 eksemplar.
Syarat-syarat untuk dapat melamar menjadi pegawai negeri sipil, antara lain, adalah sebagai berikut: 1. berwarga negara Indonesia; 2. berusia antara 18 tahun dan 40 tahun; 3. tidak pernah dihukum; 4. berkelakuan baik; 5. berbadan sehat.
Nota Dinas
Nota dinas adalah jenis surat dinas yang berisi pokok persoalan secara singkat. Nota dinas dapat ditulis oleh atasan untuk bawahan, dan dapat juga sebaliknya. Nota dinas bersifat intern (selingkung). Sebenarnya isi nota dinas sama dengan surat dinas biasa, hanya lebih singkat. Oleh karena itu, nota dinas memiliki nomor surat, seperti surat dinas biasa.
b) c) d)
e)
Format Memo
Memo atau memorandum adalah jenis surat dinas yang berisi catatan singkat tentang pokok persoalan. Memo ditulis oleh atasan untuk pejabat yang setingkat atau untuk bawahan dan dapat juga ditulis oleh bawahan untuk atasan. Memo bersifat informal dan tingkat keresmiannya rendah. Memo tidak menggunakan nomor surat. Walaupun begitu, informasi yang ditulis dalam memo tetap mengandungsifat kedinasan. Seperti nota dinas, memo juga bersifat intern (selingkung).
Format Memo
bersifat intern(selingkung) -----------------------------------------------------------------------------------------------------Kepala Surat ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------MEMO Kepada : Dari : Hal : tanda tangan (dengan atau tanpa nama jelas)
Penjelasan Memo
a) Pencantuman nama dan lambang unit instansi/organisasi serta unsur-unsur alamat pada kepala memo sama seperti pada kepala surat dinas biasa. b) Kata MEMO dicetak dengan huruf kapital semua dua kait di bawah garis kepala nota dinas secara simetris. c) Pada tempat alamat dicantumkan kata Kepada, Dari, dan Hal yang diawali huruf kapitaldan diikuti titik dua (: ), Oleh karena itu, kata yth. tidak diperlukan. d) Pada akhir memo dicantumkan tanda tangan pemberi memo dengan atau tanpa nama jelas.
pakaian .
. disebut dokumen Formulir yang telah diisi (bukti transaksi) Bukti transaksi digunakan sebagai dasar dalam mencatat transaksi bisnis dalam suatu kesatuan usaha. Pencatatan dilakukan dengan tertib untuk menghasilkan laporan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Manfaat formulir
1) Mempermudah kita untuk mendapatkan data yang akurat 2) Merekam data transaksi bisnis perusahaan 3) Dapat melihat siapa yg bertanggung jawab atas suatu transaksi tertentu. 4) Dapat mengurangi kesalahan dengan cara menyatakan kejadian dalam bentuk tertulis 5) Suatu cara untuk menyampaikan informasi pokok dari satu orang ke orang lain dalam organisasi 6) Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis 7) Sebagai bukti dikemudian hari 8) Dapat melihat siapa yg bertanggung jawab atas suatu transaksi tertentu 9) Dapat mengurangi kesalahan dengan cara menyatakan kejadian dalam bentuk tertulis
1. Tidak pernah kehabisan formulir 2. Tidak pernah ketinggalan zaman karena formulir elektronik mudah disesuaikan dgn. perubahan kebutuhan perusahaan. 3. Pengendalian penggunaan formulir dapat dilakukan dengan lebih baik 4. Pengisian formulir menjadi lebih cepat 5. Data dapat langsung diolah menjadi informasi
Contoh Formulir
a)formulir yang dibuat dan disimpan di perusahaan: kartu absen karyawan,
kartu gaji karyawan, surat permintaan pembelian, bukti permintaan, bukti pengeluaran barang, dll. b) formulir yang dibuat dan dikirim ke luar perusahaan: faktur penjualan tunai, faktur pajak, surat penawaran harga, dan bukti kas keluar. c) formulir yang diterima dari pihak luar perusahaan: faktur pembelian dan rekening koran Bank. d)formulir untuk meminta dilakukannya tindakan: bagian personalia telah menyusun daftar gaji, selanjutnya menerbitkan formulir untuk mencairkan gaji karyawan kepada unit organisasi lainnya seperti bagian keuangan atau bagian pengeluaran kas. e)formulir untuk mencatat kejadian/tindakan yang terjadi: bagian personalia mengisi formulir ringkasan jam kerja karyawan.
No.
Nama
Tempat Lahir
Keterangan
b. Nonformal/Penataran/Kursus 1. .. di .. 2. .. di .. 3. .. di .. 4. .. di ..
Daftar riwayat hidup ini saya isi dengan sesungguhnya. Jika saya memberikan keterangan yang tidak benar atau palsu, saya bersedia dituntut di depan pengadilan. ., 20 ..
Nama Terang
SURAT KESEDIAAN Yang bertanda tangan di bawah ini nama : Ir. Harnadi Taib, M.Sc. tempat/tanggal lahir : Lhokseumawe, 15 April 1948 pekerjaan : Staf Ahli BPPT alamat : Jl. Gintung II/14, Ciputat, Jakarta Selatan Menyatakan bersedia/tidak bersedia +) menyajikan makalah pada Seminar Limbah Industri tanggal 2 s.d. 5 Mei 1991, di Pusat Peningkatan sumber Daya Manusia, Jalan Rawabuaya V/14, Menteng, Jakarta Pusat.
Jakarta, 20 April 1991 tanda tangan Ir. Harnadi Taib, M.Sc. +) Coret yang tidak perlu
Tujuan Rapat
4.
Mengetahui,
.. Kepala Biro
. Pencatat
RINGKASAN
Mengetahui
.. Penyaji Makalah
.. Pencatat
4.
5.
6. 7.
8.
Lamanya Perjalanan Dinas a. Tanggal Berangkat : b. Tanggal Kembali : Maksud dan Tujuan Perjalanan Dinas .. .. Instansi yang Membiayai Perjalanan Dinas .. Kesan dan Catatan .. .. .. .. .. Pelaksanaan Tugas Perjalanan Dinas
Tanggal
Mengetahui
.. Kepala
Hal-hal Umum
a. b. c. d. Pengertian Laporan Teknis Tujuan Laporan Teknis Tindak Lanjut Laporan Teknis Unsur yang tercakup dalam Laporan Teknis
a. b. c. d. Pelapor Penerima Laporan Bahan yang Dilaporkan Sarana Komunikasi
Laporan teknis mengandung data objektif. Data . sifat ilmiah, tetapi sifat objektif ini juga mengandung praktisnya lebih menonjol. Data praktis ini dapat dijadikan bahan laporan penelitian ilmiah. Baik laporan ilmiah maupun laporan teknis dapat disusun oleh perseorangan, tim, badan, atau instansi. Dengan demikian, laporan teknis adalah suatu pemberitahuan tentang tanggung jawab yang dipercayakan, dari si pelapor (perseorangan, tim, badan, atau instansi) kepada si penerima laporan (perseorangan, tim, badan, atau instansi) tentang teknis penyelenggaraan suatu kegiatan)
Ringkas
Ringkas artinya
Hanya mengungkapkan hal-hal pokok yang bertalian dengan tugasnya sehingga penerima laporan segera mengetahui permasalahannya dan dapat segera membuat kebijakan yang relevan. Hanya pengalaman yang menyangkut kedinasan yang perlu dilaporkan.
Hal lain tentang suka-duka dan liku-liku dalam tugasnya tidak perlu dilaporkan cukup diketahui diri sendiri.
Lengkap
Walaupun ringkas laporan harus lengkap tidak boleh menghilangkan hal-hal pokok yang sebenarnya memperkuat simpulan. Bahkan, agar laporan jelas, selain data dan informasi pokok, pelapor dapat menambahkan ilustrasi, seperti denah, grafik, tabel, gambar, dan lampiran data. Laporan akan lebih lengkap lagi jika dilengkapi dengan biografi atau sumber kepustakaan.
Logis
Laporan disebut logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri alasanalasannya yang masuk akal. Contoh: Jika ada laporan dari Kalimantan, misalnya, mengatakan harga tanah per meter sama dengan di Jakarta untuk rencana pendirian kantor cabang, jelas laporan itu tidak logis.
Sistematis
Sistematis artinya: jika keterangan-keterangan yang ditulisnya disusun ditulis dalam satuan-satuan yang berurutan dan saling berhubungan. Tidak ada penyajian keterangan yang tumpang tindih atau berulang-ulang.
Lugas
Lugas artinya: Keterangan yang diuraikannya disajikan dalam bahasa yang langsung menunjuk pada persoalan tidak berbunga-bunga. Walaupun ejaan, pilihan kata, kalimat, dan paragrafnya sudah baik, tetapi informasi yang dikemukakan bertele-tele, penerima laporan akan merasa bosan membacanya.
Memberikan Keterangan
Laporan teknis bermaksud memberikan keterangan kepada atasan atau pihak yang harus mengetahui suatu kegiatan. Keterangan jenis ini ada dua macam,yaitu laporan berkala dan laporan khusus yang bersifat insidental. Laporan berkala berisi keterangan yang menyangkut perkembangan atau kemajuan kegiatan rutin dari suatu saat ke saat yang lain, baik kegiatan perseorangan maupun kegiatan kelompok. Laporan berkala bisa berkala harian, mingguan, bulanan, triwulanan, tahunan, atau lima tahunan. Laporan khusus dapat berupa penyampaian hasil percobaan, pemeriksaan, atau hal-hal yang berhubungan dengan jalannya suatu kegiatan. Misalnya, dalam suatu kegiatan dana yang kurang, tenaga yang tidak cukup, atau fasilitas yang tidak memadai. Berdasarkan laporan ini, diharapkan agar pimpinan mengambil inisiatif pemecahannya.
PRAKATA PIDATO/ARAHAN DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Hasil yang Diharapkan 1.4 Pelaksana 1.5 Penahapan dan Jadwal
BAB II URAIAN KEGIATAN . 2.1 . 2.2. 2.3 2.3.1 . 2.3.2.. 2.4 BAB III SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan 4.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
6.2.2 Penyajian Materi 6.2.3 Penatar 6.2.4 Petatar 6.2.5 Tahap Penutupan VII LAMPIRAN 1. Surat Keputusan Kepanitiaan 2. Rancangan Kegiatan 3. Surat-surat Persiapan 4. Formulir 5. Edaran Pers 6. Analisa Biodata Peserta Penataran 7. Laporan Ketua Panitia pada Penutupan 8. Kesan dan Pesan Peserta 9. Contoh Piagam 10. Daftar Nama Peserta 11. Lembar Evaluasi
Contoh Kerangka Laporan Teknis 2 PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA TRIWULAN I TAHUN 1991 DI KABUPATEN SUKAJADI PRAKATA DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Tenaga 1.4 Sarana BAB II PELAKSANAAN KELUARGA BERENCANA 2.1 Penyuluhan dan Motivasi 2.1.1 Melalui PKK RT/RW 2.1.2 Melalui Organisasi Wanita Kita Tingkatkan Kabupaten 2.1.3 Melalui Majelis Taklim Kaum Ibu 2.1.4 Melalui Remaja Karang Taruna
2.2 Oprasi Laju Bahtra 2.2.1 Pemasangan IUD 2.2.2 Oprasi Tubektomi dan Vasektomi 2.2.3 Pemberian Kontrasepsi non-AKOR 2.3 Lomba KB 2.3.1 Tingkat Kelurahan 2.3.2 Tingkat Kecamatan 2.3.3 Tingkat Kabupaten BAB III EVALUASI DAN HAMBATAN BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
Latihan
1. Apa perbedaan dan persamaan antara laporan ilmiah dan laporan teknis 2. Jelaskan tujuan laporan teknis 3. Jelaskan apa tindak lanjut laporan teknis 4. Unsur-unsur apa saja yang tercakup dalam laporan teknis. Jelaskan tiap-tiap unsur itu! 5. Laporan teknis harus ringkas, lengkap, logis, sistematis, dan lugas. Jelaskan apa maksudnya! 6. Jelaskan apa manfaat laporan teknis
Menurut Sarananya
a) Laporan lisan Laporan Lisan biasa dilakukan untuk suatu keadaan darurat yang harus segera diketahui oleh pimpinan atau pemberi tugas. Laporan lisan juga biasa dilakukan untuk melaporkan suatu kegiatan, seperti pidato ketua panitia. b) Laporan tertulis ( surat, formulir, ilustrasi, risalah/artikel, laporan berbentuk naskah). Laporan tertulis biasanya dibuat secara final dan ditujukan kepada atasan mengenai pelaksanaan tugas dan hasil-hasil yang dicapai. Laporan tertulis biasanya diketik di atas kertas HVS kuarto dan diberi sampul, lalu dibuat beberapa rangkap. Ada Janis laporan tertulis yang biasanya dipergunakan, terutama di dunia ilmiah atau perguruan tinggi, yaitu laporan hasil penelitian.
Menurut Keresmiannya
Laporan formal Laporan nonformal
Menurut Waktunya
1. 2. 3. 4. 5. Laporan harian Laporan mingguan Laporan bulanan Laporan tahunan Laporan lima tahunan
Laporan Harian
Perusahan konveksi meminta laporan harian hasil kerjanya. Laporan harian berisi:
Prestasi yang dicapai Hambatan Kemacetan pada hari itu
Laporan ini penting diketahui oleh pimpinan untuk menentukan langkah hari berikutnya.
Laporan Mingguan
Di bidang industri setiap akhir minggu merekapitulasi produknya. Laporan ini penting diketahui oleh pimpinannya untuk mengambil langkah selanjutnya. Bentuk laporan mingguan mungkin cukup dengan surat, formulir, diagram, atau grafik.
Laporan Bulanan
Laporan bulanan lazim dilakukan oleh suatu proyek. Laporan bulanan berisi:
Kegiatan yang dilakukan selama bulan yang bersangkutan. Hasil yang dicapai Hambatan yang dialami Rencana kegiatan bulan berikutnya
Bentuk laporan bulanan juga mungkin cukup dengan surat, formulir, diagram, atau grafik.
Laporan Tahunan
Umumnya kegiatan proyek atau kegiatan suatu instansi dilakukan selama satu tahun anggaran. Jika proyek tersebut belum rampung, dianjurkan lagi rencana perpanjangan kegiatan untuk tahun berikutnya. Begitulah seterusnya. Setiap akhir tahun anggaran, pelaksana kegiatan mempertanggungjawabkan tugas tersebut kepada atasannya.
Menurut Bentuknya
1) 2) 3) 4) 5) Formulir Ilustrasi Artikel atau risalah Surat Laporan bentuk naskah
Formulir
a) b) c) d) e) f) g) h) Formulir daftar riwayat hidup Formulir kesediaan menyajikan makalah Formulir risalah rapat Formulir laporan seminar Formulir laporan perjalan dinas Formulir daftar barang inventaris Formulir laporan kegiatan Formulir laporan proyek dll.
Mengetahui
.. Kepala
Ilustrasi
Ilustrasi adalah bentuk laporan yang tidak banyak menggunakan kata. Walaupun begitu, ilustrasi dapat memberikan informasi yang jelas dan lengkap. Ilustrasi merupakan pelengkap laporan yang berbentuk naskah. Dengan dicantumkannya berbagai ilustrasi dalam laporan, segala tahap kegiataan dan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan akan tergambar jelas. Dengan demikian, laporan teknis akan lebih berbicara bagi pembacanya. Potret, bagan, denah, peta, tabel, grafik, kurva, dan diagram tergolong bentuk ilustrasi. Ilustrasi lebih detail akan diuraikan dalam Laporan Bentuk Naskah
Surat
Laporan pelaksanaan suatu kegiatan dapat juga dituangkan dalam bentuk surat. Hal ini ditempuh agar si pelapor dapat menginformasikan kegiatannya dengan cepat dan si penerima laporan dapat segera mengetahui perkembangan kegiatan tersebut sehingga ia dapat segera mengambil langkahlangkah yang diperlukan.
Latihan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Jelaskan jenis laporan menurut sarananya! Jelaskan jenis laporan menurut keresmiannya! Jelaskan jenis laporan menurut waktunya! Jelaskan jenis laporan menurut bentuknya! Jelaskan apa isi laporan secara umum! Sebutkan jenis-jenis laporan tertulis! Jelaskan apa itu ilustrasi dan berikan contoh! Apa itu risalah dan jelaskan apa isinya! Apa yang dimaksud dengan laporan bentuk surat?
Tahap Penyusunan
Dalam penyususnan laporan teknis sekurang-kurangnya ada lima langkah, yaitu (1) persiapan, (2) pengumpulan bahan, (3) pengorganisasian, (4) pengetikan, dan (5) penyerahan laporan. 1) Dalam tahap persiapan dilakukan kegiahatan a) menentukan jadwal laporan teknis; b) membuat kerangka naskah laporan teknis. 2) Dalam tahap pengumpulan bahan dilakukan kegiatan a) menyiapkan data/berkas kegiatan b) mencari informasi yang relevan, baik dari sumber tertulis maupun sumber lisan; c) menyiapkan alat tulis yang akan digunakan. 3) Dalam tahap pengorganisasian dilakukan kegiatan a) mengelompokkan data/bahan; b) mengonsep naskah laporan; c) memeriksa dan menyunting naskah laporan.
Perwajahan
Untuk laporan teknis sebaiknya digunakan kertas HVS yang berukuran kuarto (21,5 x 28 cm) Format laporan teknis a. margin/pias (pinggir kertas yang kosong) bagian atas 4 cm; b. pias bawah 3 cm; c. pias kiri 4 cm; dan d. pias kanan 2,5 cm. Halaman Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Uraian Masalah, Bab 3 Simpulan/Penutup dan Daftar Pustaka harus ditulis dengan huruf kapital, dan dimulai kira-kira 7 cm dari atas, dan ditulis di tengah-tengah dan simetris.
Sistematika
Sistematika laporan teknis adalah urutan penyajian laporan teknis. Dalam laporan teknis sekurang-kurangnya terdapat a) bagian awal, b) bagian tubuh, dan c) bagian akhir. a) Bagian Awal Dalam bagian ini terdapat komponen-komponen: 1) kulit luar laporan teknis; 2) halaman judul; 3) kata pengantar/prakata; 4) daftar isi; 5) daftar tabel; 6) daftar gambar, grafik, diagram (jika ada); 7) laporan panitia; dan 8) sambutan-sambutan.
b) Bagian Tubuh Dalam bagian ini terdapat tiga komponen, yaitu: 1) pendahuluan; 2) pembahasan/uraian; 3) simpulan/penutup. c) Bagian Akhir Dalam bagian akhir laporan teknis dapat dicantumkan daftar pustaka, indeks, dan lampiran.
BAB II URAIAN KEGIATAN . 2.1 . 2.2. 2.3 2.3.1 . 2.3.2.. 2.4 BAB III SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan 4.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
6.2.2 Penyajian Materi 6.2.3 Penatar 6.2.4 Petatar 6.2.5 Tahap Penutupan VII LAMPIRAN 1. Surat Keputusan Kepanitiaan 2. Rancangan Kegiatan 3. Surat-surat Persiapan 4. Formulir 5. Edaran Pers 6. Analisa Biodata Peserta Penataran 7. Laporan Ketua Panitia pada Penutupan 8. Kesan dan Pesan Peserta 9. Contoh Piagam 10. Daftar Nama Peserta 11. Lembar Evaluasi
Contoh kerangka laporan teknis di atas memperlihatkan bahwa laporan teknis hanyalah menggambarkan jalannya kegiatan tahap demi tahap. Segala tahap yang dilaluinya dilaporkan agar penerima laporan dapat mengikuti kegiatan itu dengan mata hatinya. Walaupun si penugas tidak ikut terlibat secara langsung dalam kegiatan itu, ia akan turut merasakan pahit dan manisnya kegiatan, duka dan sukanya, hambatannya atau kelancarannya.
Penulisan Bab dan Subbab Setiap bab ditulis dengan huruf kapital semua. Termasuk juga penulisan prakata, daftar isi, laporan panitia, sambutan, tahap kegiatan, dan lampiran. Subbab dan sub-babbab ditulis dengan huruf awal kapital setiap kata, sedangkan huruf lainnya huruf kecil. Selain itu, subbab dan sub-babbab harus digarisbawahi.
2.3 2.3.1 2.3.1.1 2.3.1.2 a. b. 1) 2) a) b) (1) (2) (a) (b) BAB III 3.1 3.2
BAB II ANALISIS/PEMBAHASAN 2.1 . 2.2 . 2.3 . 2.3.1 . 2.3.2 . 2.4 . 2.4.1 . 2.4.2 . BAB III SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Simpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN INDEKS
Di dalam latar belakang dijelaskan mengapa masalah .masalah apa yang akan tersebut perlu diteliti dan dibahas. Di dalam tujuan dibahas tujuan bagi kehidupan manusia umumnya dan bagi pengembangan ilmu itu sendiri. Segala analisis dalam karangan ilmiah harus berangkat dari kerangka teori tertentu secara konsisten. Data-data yang dikumpulkan harus jelas dan tegas dan ada batas-batasnya. Metode dan teknik yang digunakan harus dijelaskan secara rinci.
Ilustrasi
Seperti sudah dijelaskan di atas ilustrasi akan menjadikan laporan teknis lebih berbicara. Termasuk ke dalam ilustrasi yang dapat memperjelas laporan adalah potret, bagan, denah, tabel, grafik, skema, gambar, dan daftar. (lihat hal. 4652)
Kutipan
Pengertian
Kutipan adalah penjelasan yang berisikan penjelasan, pendapat, dan rumus yang diambil dari buku, majalah, atau surat kabar yang dibaca dalam menunjang tersajinya laporan teknis. Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seorang yang terkenal baik terdapat dalam buku-buku atau majalah-majalah.
Jenis Kutipan
a. Kutipan langsung: pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. b. Kutipan tak langsung: pinjaman pendapat seorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari atau ikhtisar dari pendapat tersebut.
Kutipan langsung
1) Kutipan langsung tidak lebih dari empat baris (a) integrasi dengan teks (b) jarak dua spasi (c) diapit tanda kutip (d) sesudah kutipan selesai diberi nomor penunjukan atau dalam kurung ditulis nama, tahun, dan nomor halaman. 2) Kutipan langsung lebih dari empat baris (a) pisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi (b) jarak antarkutipan 1 spasi (c) boleh/tidak diapit tanda kutip (d) seluruh kutipan dimasukkan 5-7 ketikan, jika alinea baru basukkan lagi 5-7 ketikan (e) sesudah kutipan selesai diberi nomor penunjukan atau dalam kurung ditulis nama, tahun, dan nomor halaman.
Catatan
(1) kutipan jangan terlalu panjang sampai satu halaman (2) kutipan diambil seperlunya saja supaya tidak mengganggu uraian (3) kutipan panjang lebih baik dimasukkan dalam apendik atau lampiran.
Prinsip-Prinsip Mengutip
Jangan mengadakan perubahan waktu mengutip langsung baik-baik kata-kata maupun teknik dari teks aslinya. Jika terpaksa ada perubahan beri keterangan dalam tanda kurung segi empat *+ Misalnya [huruf miring dari saya, penulis]. Bila ada kesalahan, penulis tidak boleh memperbaiki kesalahan kata, ejaan, tata bahasa atau kesalahan lainnya. Penulis diperkenankan memperbaiki atau catatan atas kesalahan tersebut ditempatkan dalam tanda kurung segi empat *sic+ penulis tidak bertangggung jawab atas kesalahan itu Menghilangkan bagian kutipan dengan catatan tidak menyebabkan perubahan makna aslinya dan penghilangan menggunakan tiga titik berspasi (. . . ).
Contoh-Contoh Kutipan
a) Satu orang pengarang Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1985: 213), pendanaan kegiatan perlu mempertimbangkan Dalam bidang bela diri pun diperlukan suatu pemain yang berintelegensi tinggi karena segala gerak manusia itu tidak terlepas dari kendali intelegensi (Al-Hadir, 1954: 421). b) Dua orang pengarang, dalam kurung dituliskan kedua nama pengarang itu. Seperti diketahui, tenaga mesin dapat mengatasi sekian tenaga manusia. Oleh sebab itu, masalah ketenagakerjaan menjadi masalah yang serius pula (Bachtiar dan Ibrahim, 1970: 18). c) Pengarang lebih dari dua orang, yang disebutkan hanya pengarang pertama dengan memberikan dkk. di belakang nama itu. Selanjutnya, pemanfaatan limbah industri dapat menghemat (Jusuf dkk., 1984: 62)
Catatan Kaki
Catatan kaki adalah catatan yang diletakkan di ujung halaman sebelah bawah. Catatan kaki ini digunakan untuk merujuk sesuatu yang bukan sumber tertulis. Yang dapat dicantumkan sebagai catatan kaki adalah keterangan tambahan, keterangan wawancara, pidato, dan yang sejenis dengan itu. Bagian yang akan diterangkan diberi nomor 1, 2, 3, dan seterusnya di belakangnya. Nomor tersebut dinaikkan setengah sepasi tanpa jarak ketuk. Antara akhir teks dan catatan kaki itu diberi garis sepuluh ketuk. Contoh Ekonomi Tasikmalaya sangat bergantung pada hasil sawah1. oleh karena itu, pemerintah harus menciptakan suatu produksi yang dapat menghasilkan cara hidup seperti itu. Misalnya, pada akhir tahun 1985 Masyarakat Tasikmalaya sudah mulai mengalihkan kehidupannya pada berkebun dan berladang2. 1) Pidato Bupati Tasikmalaya dalam 2) Tanaman yang digalakkan di Tasikmalaya adalah
Daftar Pustaka
Daftar pustaka diletakkan dalam halaman tersendiri. Daftar pustaka diisi dengan nama buku, majalah, surat kabar, antologi yang dipergunakan dalam menyusun laporan teknis. Daftar pustaka disusun secara alfabetis terhadap nama pengarang. Jika tidak ada pengarang yang dicantumkan nama lembaga yang menerbitkan buku itu. A. Buku jika sumber acuan pustaka itu buku, cara menulisnya adalah nama pengarang, tahun terbit, judul buku, tempat terbit (kota), dan nama penerbit. Sobur, Ali. 1990. Benda-Benda di Luar Bumi. Jakarta: Akademika Press. Abdi (Editor). 1991. Jasa Koprasi. Jakarta: Jembatan. Saleh, Ahmad dkk. 1991. Budaya dan Cara Melapor. Jakarta: Akademika Press
Darusman, Marzuki dan Lin Sumarni. 1990. Membaca dalam Hati. Jakarta: Akademika Press.
B. Majalah Saadah. 1991. Masalah Keluarga Berencana. Dalam Gadis (Mei, IX). Jakarta. C. Surat Kabar Sudomo. 1991. Mereka Ada yang Menggerakkan. Dalam Media Indonesia, 1 Juli 1991. D. Antologi Riyanto, Karim. 1985. Interior Mutakhir dan Prospeknya. Dalam Singarimbun (Editor). Teknologi Arsitek dan Lansekap. Medan: Putra Deli.
Penulisan Lampiran
Pada akhir laporan teknis dapat dicantumkan lampiran. Lampiran ini hanya keterangan pelengkap berupa data, tabel, gambar, bagan, peta, instrumen. Surat perintah jalan atau surat penugasan dapat pula dijadikan lampiran.
Penulisan Indeks
Penulisan indeks tidak menjadi keharusan. Andaikata laporan teknis hendak diterbitkan, indeks dapat dibuat. Indeks merupakan daftar kata-kata atau istilah-istilah yang terdapat dalam karya tulis itu. Indeks ditulis secara alfabet. Manfaat Indeks adalah agar pembaca dapat dengan cepat mencari kata atau istilah-istilah yang diperlukan dalam laporan teknis tersebut.
INDEKS
A Abel, theodore, 3 Abstrak, 70 adiduniawi, 22 agitasi, 142 amoralitas antiseptik, 13 B Becker, Carl, 13 Becker, Howard, 16 Bell, Daniel, 30, 31 C Chamblis, Rollin, 14, 16 Cicero, 83, 85 Copernicus, 23
Paragraf
Syarat-syarat paragraf 1. Kesatuan
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran.
2. Kepaduan Hubungan yang baik antara kalimat topik dengan kalimat penjelas, kalimat penjelas satu dengan kalimat penjelas lainnya.
Cotoh-contoh Paragraf
1) Pengulangan Peningkatan kesadaran etik dan moral masyarakat merupakan tantangan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Kesadaran etik dan moral itulah yang melandasi ketaatan masyarakat terhadap hukum. 2) Kata ganti Primakov tiba di denpasar Senin malam lalu. Ia hendak mengadakan pembicaraan dengan Gubernur Bali Mangku Pastika. 3) Kata transisi Pengusaha Indonesia hendaknya bersiap-siap menyongsong peluang usaha pasca-Perang Teluk untuk mmperbaiki infrastruktur yang rusak selama perang. Oleh karena itu, perlu dibentuk semacam satuan tugas (tast force) untuk mengantisifasi hal itu.
2. Kata ganti yang lain Misalnya : itu, ini, hal ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, di sini, dan sebagainya.
(1) KKN segera teratasi. (2) Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya kasus KKN yang terungkap dan pelakunya dihukum. (3) Dapat dipastikan bahwa hal ini segera berdampak pada penegakan hukum dan keadilan. (4) Jika pemerintah berhasil mengatasi KKN ini, kesejahtraan dan kemakmuran rakyat akan terus meningkat.
PEMBAGIAN PARAGRAF
1. Paragraf deduktif
Paragraf yang letak kalimat topiknya pada awal paragraf.
2. Paragraf induktif
Paragraf yang letak kalimat topiknya pada akhir paragraf.
(1)Menabung merupakan bagian dari pendidikan yang sangat penting bagi anak sekolah. (2)Mereka dididik berhemat sejak kecil supaya kelak tidak hidup berboros-boros. (3) Menabung di Tabanas adalah cara menyimpan uang yang paling aman sebab menabung dalam celengan di rumah mudah diambil. (4) Pelajar yang rajin menabung tentu kelak akan merasakan manfaatnya.
Pembentukan Kata
Pilihan kata juga mempertimbangkan bentukan kata yang benar. Beberapa Kaidah bentukan kata. 1) me- + kata dasar berawal dengan konsonan p, t, k, s, konsonan tsb. akan luluh. me- + saring menyaring me- + pukul memukul me- + tari menari me- + kupas mengupas
2) me- + kata dasar bersuku satu , me- berubah menjadi mengme- + tik mengetik me- + las mengelas me- + pel mengepet me- + cor mengecor
3) Konsonan rangkap pada awal kata tidak luluh me- + kritik mengkritik me- + proses memproses me- + klasifikasi mengklasifikasi me- + syukur + -i mensyukuri
Ungkapan Ideomatik
Beberapa contoh: sehubungan dengan sesuai dengan berhubungan dengan bertepatan dengan sejalan dengan terdiri atas terjadi dari disebabkan oleh berbicara tentang bergantung pada
.
4) dari dan daripada a) Saya mendapat tugas dari atasan saya. b) Gelang itu terbuat dari perak. c) Ia datang dari Bandung. d) Dari kecil ia sudah tampak kecerdasannya. e) Ruang anggrek lebih luas daripada ruang mawar.
Contoh 3 *Naskah (manusrip) hasil penelahan seorang pengarang dikembalikan oleh suatu Penerbit disebabkan karena tidak adanya sistem penulisan yang dipakai dalam naskah tersebut. Contoh 4 *Dengan ketidakmampuannya orang tua dalam hal memenuhi kebutuhannya sehari-hari, anak-anak karena tidak mengenyam akan suatu pendidikan yang layak. Contoh 5 *Hal itu sesuai pendapat yang menyatakan bahasa itu sebenarnya berupa ujaran atau bahasa lisan. Contoh 6 * Perbedaan-perbedaan itu disebabkan karena adanya perbedaan mengenai segi pandangan, latar belakang pendidikan kepentingan jabatan yang diduduki, dan lain sebagainya.
Contoh 7 * Setiap hari Minggu kesibukan di lingkungan RT tersebut adalah: a. Bapak-Bapak membabat rumput di pinggir jalan. b. Ibu-Ibu menyediakan makanan. c. Anak-anak membuang sampah ke tempat yang sudah disediakan. Contoh 8 *Syarat-syarat untuk dapat melamar menjadi pegawai negeri sipil,antara lain sebagai berikut: 1. Warga negara Indonesia. 2. Berusia antara 18 dan 40 tahun. 3. Tidak pernah dihukum. 4. Berkelakun baik. 5. Berbadan sehat.
Perbaikannya
Contoh 1a Telah diuraikan di atas bahwa Biro Keuangan itu merupakan suatu organisasi yang terdapat di setiap departemen yang mempunyai banyak unsur penting, yaitu (1) sekelompok orang, (2) kerja sama antarpetugas, dan (3) tujuan tertentu. Contoh 2a Namun, penguasaan bahasa tulis juga mempunyai peranan yang sangat penting mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang lebih banyak dikomunikasikan dengan bahasa tulis. Oleh karena itu, agar dapat menggunakan bahasa lisan dan tulisan dengan baik dan benar, murid harus menguasai kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Contoh 3a Naskah (manuskrip) hasil penelaahan seorang penulis dikembalikan oleh suatu penerbit disebabkan oleh/karena tidak adanya sistem penulisan yang dipakai dalam naskah tersebut. Contoh 4a Karena orang tua mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, akhirnya anak-anak tidak mengenyam pendidikan yang layak. Contoh 5a Hal itu sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa bahasa itu sebenarnya berupa ujaran atau bahasa lisan. Contoh 6a Perbedaan-perbedaan itu terjadi karena adanya perbedaan segi pandangan, latar belakang pendidikan, kepentingan jabatan yang diduduki, dan sebagainya.
Contoh 7a Setiap Minggu kesibukan di lingkungan RT tersebut adalah a. bapak-bapak membabat rumput di pinggir jalan; b. ibu-ibu menyediakan makanan; dan c. anak-anak membuang sampah ke tempat yang sudah disediakan. Contoh 8a Syarat-syarat untuk dapat melamar menjadi pegawai negeri sipil, antara lain, sebagai berikut: 1. warga negara Indonesia, 2. berusia antara 18 dan 40 tahun, 3. tidak pernah dihukum, 4. berkelakun baik, dan 5. berbadan sehat.
Contoh 7b Setiap Minggu kesibukan di lingkungan RT tersebut adalah sebagai berikut. a. Bapak-bapak membabat rumput di pinggir jalan. b. Ibu-ibu menyediakan makanan. c. Anak-anak membuang sampah ke tempat yang sudah disediakan.
Contoh 8b (rinciannya berupa kalimat, setelah berikut tanda titik) Syarat-syarat untuk dapat melamar menjadi pegawai negeri sipil, antara lain, sebagai berikut. 1. Pelamar adalah warga negara Indonesia. 2. Pelamar harus berumur antara 18 dan 40 tahun. 3. Pelamar tidak pernah dihukum. 4. Yang bersangkutan harus berkelakun baik. 5. Yang bersangkutan harus berbadan sehat.
Minggu 11/12
Pidato
1. Definisi Pidato 11. Bahasa pidato 2. Fungsi Pidato 12. Penampilan dalam berpidato 3. Metode Pidato 13. Cara Berpidato yang Baik 4. Hakekat Pidato 14. Etika Berpidato 5. Membaca Teks Pidato 15. Sikap Saat Pidato 6. Tujuan Pidato 7. Jenis Pidato 8. Langkah-langkah Berpidato 9. Persiapan Pidato 10. Kerangka Susunan Pidato
Definisi Pidato
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi, dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan. Pidato adalah salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia. Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari pembicara kepada orang lain (audience) dengan cara lisan.
Pidato bisa juga diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni membujuk/mempengaruhi. Berpidato termasuk seni menggunakan bahasa dengan efektif (retorika).
Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di depan banyak anak buahnya atau khalayak ramai.
Pidato yang baik dapat memberikan kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Dalam berpidato, penampilan, gaya bahasa, dan ekspresi kita hendaknya diperhatikan serta kita harus percaya diri menyampaikan isi dari pidato kita, agar orang yang melihat pidato kita pun tertarik dan terpengaruh oleh pidato yang kita sampaikan.
Contoh pidato: pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato sambutan acara atau event, pidato pembangkit semangat, pidato wisuda, pidato kepemimpinan, pidato keagamaan, orasi, dan sebagainya.
Fungsi Pidato
Mempermudah komunikasi antar atasan dan bawahan. Mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi. Menciptakan suatu keadaan yang kondusif dimana hanya perlu 1 orang saja yang melakukan orasi/pidato tersebut. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela. Memberi suatu pemahaman atau informasi kepada orang lain. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur. Mempermudah komunikasi dari pemimpin atau pejabat negara guna terciptanya keadaan yang demokratis. Menenangkan massa atau khalayak ramai.
Metode Pidato
Impromptu yaitu metode berpidato yang serta merta tanpa adanya persiapan Memoriter yaitu metode berpidato dengan menghapalkan naskah pidato terlebih dahulu. Naskah yaitu metode berpidato dengan membacakan teks/naskah pidato. Ekstemporan yaitu metode berpidato dengan terlebih dahulu menyiapkan garis-garis besar konsep pidato yang akan disampaikan.
Hakekat pidato
1. Pidato pada hakekatnya adalah penyampaian ide atau gagasan secara lisan kepada audien. 2. Pidato adalah memberi informasi secara langsung baik melalui tutor langsung, media cetak, maupun media elektronik. .
Tujuan Pidato
Pidato umumnya bertujuan : 1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela. 2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain. 3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.
4.
5.
6.
Langkah-langkah Berpidato
Menentukan Topik. dapat berupa topik bebas atau terikat dengan syarat baru, relevan, dan menarik Mengumpulkan data atau opini disertai sumber asal data Membuat kerangka karangan Mengembangkan karangan dapat berupa narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, ataupun argumentasi
Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini : 1. Wawasan pendengar pidato secara umum 2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan 3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti. 4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara. 5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
Bahasa lisan mengandung sejumlah besar istilah referensi sendiri, ungkapan, istilah yang kuantitatif semu (misalnya banyak, sangat, berbagai, sejumlah), lebih banyak mengandung pernyataan yang menyatukan pembicara sebagai bagian dari pengamatan, dan lebih banyak menggunakan kata benda daripada kata keterangan. Sebagaian besar gaya berbicara ini harus dipertahankan di dalam pembicaran di depan umum, namun harus diberikan polesan gaya yang diperkirakan cocok untuk keperluan bericara dan paling efektif dalam mengomunikasikan maksud kepada khalayak pendengar.
Berikut ini pedoman dalam menyusun pidato dalam rangka menghasilkan gaya lisan yang memperhatikan kesempurnaan dan persuasif: 1. kita bicarakan dahulu bagaimana memilih kata untuk mencapai gaya pidato yang efektif. 2. kita akan mengupas beberapa saran dalam menyusunm gaya kalimat yang memberikan kejelasan dan penguatan.
PILIHAN KATA
Dalam berpidato hendaklah memilih kata dengan seksama yang lebih menguraikan, lebih gamblang, lebih sesuai, lebih personal, dan lebih menguatkan. Uraian dalam gaya bericara harus merupakan tujuan utama dalam berpidato. Berikut pedoman untuk membuat pembicaran yang lebih jelas. yang ringkas, contoh warnanya biru, pukul 21.00 malam hari gunakan istilah dan angka spesifik, contoh lebih baik katakan kucing daripada makhluk hidup gunakan ungkapan yang memandu contoh pendapat saya berikutnya adalah , coba kita perhatikan bagaimana cara. gunakan istilah pendek, populer, dan umum, contoh lebih baik mengatakan menggali daripada mengorek keterangan gunakan ulangan dan ringkasan internal yang gamblang
gunakan kata kerja aktif, contoh lebih baik manajemen menemui kita besok daripada manajemen akan berada di sini besok. gunakan teknik berpidato, perhatikan aliterasi, hiperbola, metafora, metonimi, personifikasi, pertanyan retorik, dan simile gunakan indera, rangsang indera perasaan khalayak indera penglihatan, dalam menguraikan obyek ciptakan bayangan seolaholah khalayak melihatnya mulai visualisasi tinggi, berat, warna, berntuk, besaran indera pendengaran, rangsang khalayak untuk menguraikan bunyi, misal angin mendesis, teriakan guru indera perasa, gunakan istilah yang merangsang perasaan pendengar, misal halusnya kulit bayi yang baru lahir, kasarnya kertas ampelas kesesuaian, mengikuti pedoman untuk membantu memilih bahasa yang sesuai berbicara pada formalitas yang sesuai, misalnya ucapkan takkan daripada tidak akan
hindari kata asing, jargon, kata teknis, dan singkatan. Memang beberapa singkatan tak asing bagi pendengar, namun harus hati-hati karena tidak semua pendengar paham. Oleh sebab itu, penggunaan singkatan harus diikuti oleh penjelasan artinya. Hindari ungkapan vulgar, tidak boleh menyinggung perasaan pendengar hindari istilah dan ungkapan yang ofensif (menyakitkan hati), misal lebih baik menyebut pemain drama daripada dramawan gaya personal, lebih baik pembicara yang bericara dengan mereka daripada berbicara kepada mereka gunakan kata ganti orang, misal lebih baik ia, saya, anda daripada seseorang pertanyaan langsung ke khalayak, mengajak pendengar untuk menjadi bagian acara dari pembicaraan ciptakan kesiapan, lebih baik mengatakan Anda akan menyukai membaca daripada Setiap orang akan menyukai membaca
penguatan, dengan mengendalikan perhatian, pikiran dan perasaan khalayak, dengan bahasa yang menguatkan hilangkan yang melemahkan, misalnya rasanya, menurut pendapat saya hindari kata umum dan klise, misalkan saya tidak mengetahui seni modern, tetapi saya tahu apa yang saya sukai atau ungkapan klise seperti manis seperti madu mainkan intensitas suara dengan derajat inetnsitas gaya yang berbeda-beda untuk menciptakan suasana yang mendalam Hindari menggunakan kata-kata yang tidak perlu seperti: apa itu . Apa namanya ehm you know dll. Jangan mengucapkan kata maaf jika Anda salah mengucapkan, cukup anda ulangi sekali lagi kalimat tersebut dengan benar.
PEMBENTUKAN KALIMAT
Pidato yang efektif memerlukan perhatian khusus dalam pembentukan kalimat. Berikut ini beberapa pedomannya. pilih kalimat pendek pilih kalimat langsung, misalnya lebih baik mengatakan Kita tidak usah menerima rancangan saya tunjukkan kepada Anda tiga alasan daripada Saya ingin memberitahu Anda mengenai tiga alasan mengapa kita tidak perlu menerima rancangan pilih kalimat aktif, lebih baik mengatakan Manajemen menyetujui proposal itu daripada Proposalnya disetujui oleh manajemen
gunakan kalimat yang positif, lebih baik mengatakan kami menolak proposal itu daripada kami tidak menerima proposal itu variasi jenis dan panjang kalimat.Kalimat harus pendek, langsung, aktif, dan positif memang benar, namun terlalu banyak kalimat yang jenis dan panjangnya sama akan terasa membosankan. Gunakan variasi dalam pembentukan kalimat dengan tetap memperhatikan pedoman umum di atas.
b. tempo bicara yang terlalu cepat. c. suara yang monoton tidak ada tinggi rendah d. terlalu banyak bunyi-bunyian yang mengganggu sebagai tanda bahwa orang tidak menguasai bahan misalnya eh, e, u.. Dll. e. penggunaan dan penerapan kata-kata asing yang salah.
Cara Berpidato yang Baik 1.Berpakaian dengan sopan 2.Berbahasa dengan baik 3.Bahan pidato harus baik 4.Penampilan atau performance harus baik
Sikap Berdiri
Sikap berdiri yang kurang baik adalah:
Berdiri dengan kaki sebelah. Berdiri dengan kaki terlalu rapat Berdiri dengan kaki yang terlalu terbuka Berdiri loyo atau kaku Berdiri dengan kurang seimbang. Bersandar pada mimbar. Menggoyang-goyangkan badan yang tidak perlu. Berdiri dengan tidak tenang. Berdiri terlalu santai atau rileks
Mimic Wajah
Mimik wajah yang kurang baik:
Tertawa yang dibuat-buat. Dahi selalu erkerut. Tersenyum terus-menerus Tersenyum tetapi tidak ada yang lucu. Muka selalu masam. Sikap gugup.
Sebelum pidato:
Memperhatikan pakaian Sikap simpatik Sikap tenang. Sikap hormat.
Saat pidato
Percaya pada diri sendiri. Sikap tenang Menghirup nafas panjang sebelum berpidato,tetapi tidak boleh terlihat oleh audien Tataplah audien pada bagian atas matanya.
Sesudah Pidato
Mengucapkan salam akhir Turun dari mimbar dgn. sikap tenang dan tertib Wajah cerah dengan sedikit senyum Memberi hormat.
Memengaruhi public juga dapat dilakukan dengan memberikan humor, anekdot, beritahukan sebuah cerita, berikan sampel, ajukan pertanyaan,nyatakan statistik yang mengagetkan, dan gesture yang menarik perhatian audiens. Informasi yang disampaikan oleh seorang pembicara bisa tetap dikenang, atau segera dilupakan. Ini tergantung pada relevansi isu yang disampaikan kepada para pendengar, dan implementasi informasi itu.
Memulai dengan pernyataan yang mengejutkan Mengajukan pertanyaan yang provokatif Menyatakan kutipan Menceritakan pengalaman pribadi Mengisahkan cerita faktual, fiktif, atau situasi hipotesis Menyatakan teori atau prinsip-prinsip yang diakui kebenarannya Membuat humor
Pengertian
Dalam pengertian luas protokoler adalah seluruh hal yang mengatur pelaksanaan suatu kegiatan baik dalam kedinasan/kantor maupun masyarakat.
Sejarah Protokoler
Secara estimologis istilah protokol dalam bahasa Inggris protocol, bahasa Perancis protocole, bahasa Latin protocoll(um) dan bahasa Yunani protocollon. Dalam kamus Bahasa Inggris Oxford, "Protocol is the code of ceremonial forms or courtesies used in official dealings, as between heads of state or diplomats."
Awalnya, istilah protokol berarti halaman pertama yang dilekatkan pada sebuah manuskrip atau naskah. Sejalan dengan perkembangan jaman, pengertiannya berkembang semakin luas tidak hanya sekedar halaman pertama dari suatu naskah, melainkan keselurahan naskah yang isinya terdiri dari catatan, dokumen persetujuan, perjanjian, dan lain-lain dalam lingkup secara nasional maupun internasional. Perkembangan selanjutnya, protokol berarti kebiasan-kebiasan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan formalitas, tata urutan dan etiket diplomatik. Aturan-aturan protokoler ini menjadi acuan institusi pemerintahan dan berlaku secara universal. Masalah protokoler ditujukan pada keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan dan pada hal-hal yang mengatur seluruh manusia yang terlibat dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Suatu kegiatan apapun pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari hasil kerja tahapan-tahapan sebelumnya. Tahapan-tahapan tersebut diperlukan untuk menunjang suksenya puncak acara.
Dalam Rapat Kerja Nasional-Rakernas Protokol tanggal 7-9 Maret 2004 di Jakarta disepakati keprotokolan adalah Norma-norma atau aturanaturan atau kebiasaan yang dianut atau diyakini dalam kehidupan bernegara, berbangsa, pemerintah dan masyarakat. Keprotokolan di Indonesia diatur dalam Undangundang nomor 8 tahun 1987, ialah serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan atau masyarakat.
b. Jenis kegiatan yang bersifat Universitas/ Perguruan tinggi 1) Upacara Dies Natalies 2) Upacara wisuda sarjana 3) Upacara pengukuhan guru besar 4) Upacara promosi Doktor/ Doktor Honoris Causa
Aktivitas Protokoler Aktivitasnya terdiri atas 5 hal yaitu a. Tata ruang, b. Tata upacara, c. Tata Tempat, d. Tata Busana, e. Tata Warkat.
Tata ruang
Tata ruang adalah pengatur ruang atau tempat yang akan dipergunakan sebagai tempat aktivitas. Ruang harus dipersiapkan sesuai dengan ketentuan, tergantung dari jenis aktivitas. 1) Perangkat keras, adalah berbagai macam perlengkapan yang diperlukan untuk maksud suatu kegiatan berupa meja, kursi/sofa, sound system/ public address, dekorasi, permadani, bendera, taman dan lain sebagainya 2) Perangkat lunak, antara lain personil yang terlibat dalam rangka pelaksanaan suatu kegiatan seperti, penerima tamu, pemandu acara, petugas keamanan, petugas konsumsi dan sebagainya.
Perangkat Lunak
Perangkat lunak, terdiri dari personil yang bertugas sebagai pelaksana di lapangan, termasuk pemandu acara/pembawa acara, penerima tamu, konsumsi, keamanan dan sebagainya Khusus Pemandu Acara (MC), dapat dijelaskan sebagai berikut: a)Sebagai pemandu acara ia akan melaksanakan tugas sebagai MC (1). Sikap yang tegas dan berdisiplin tinggi (2). Volume suara yang konstan dan mantap (3). Kemampuan menguasai bahasa secara baik, bahasa Indonesia maupun bahasa asing. (4). Kepekaan terhadap situasi, dalam arti mampu menguasai keadaan dan mampu mengambil keputusan (5). Sifat yang tidak mudah tersinggung (6). Berkepribadian
b) Pemandu acara adalah kemudi dari seluruh pelaksanaan kegiatan acara, oleh sebab itu harus trampil dengan cepat tanggap membaca situasi. c) Harus dapat menempatkan diri cukup sopan dan simpatik d) Mengetahui tempat posisi berdiri yang tepat (men guasai arena kegiatan) e) Pandai mengatur volume suara f) Tidak dibenarkan pemandu acara mengulas (memberikan komentar) pidato seseorang g) Mampu menguasai massa
Tata upacara
Tata upacara adalah tata urutan kegiatan, yaitu bagaimana suatu acara harus disusun sesuai dengan jenis aktivitasnya. Untuk keperluan itu harus diperhatikan: 1) jenis kegiatan; 2) bahasa pengantar yang dipergunakan; 3) materi aktivitas. Dalam tata upacara, supaya direncanakan siapa yang akan terlibat dalam kegiatan upacara, personil penyelenggara dan alat penunjang lain. Pengisi acara, misal dalam memberikan sambutan, diperhatikan jenjang jabatan mereka yang akan memberikan sambutan. Kesediaan mereka yang menyambut, jauh sebelumnya sudah dihubungi. Untuk kelancaran suatu "upacara" diperlukan seorang "stage manajer" yang bertugas menjadi penghubung antara pembawa acara dan pelaksana upacara.
3)
Aturan tempat duduk Urutan tempat duduk diatur menurut aturan sebagai berikut: a) Yang didahulukan adalah tempat duduk yang paling tinggi b) Berikutnya diatur secara berurutan berdasarkan letak tempat sebelah yang utama, sebelah kanan merupakan urutan nomor tiga, sebelah kiri urutan nomor dua. 4) Aturan urutan memasuki kendaraan Tata urutan memasuki kenderaan, bagi undangan resmi atau kenegaraan memerlukan perhatian dan penanganan khusus bahkan perencanaan yang matang. Tipe kenderaan juga mempengaruhi pengaturan itu. Peranan pengemudi, ia juga harus mengenal pengetahuan protokoler, termasuk penampilannya. Beberapa cara bagaimana memasuki pesawat udara, kapal laut, kenderaan mobil atau kereta api sebagai berikut: a) Pesawat udara : Seorang dengan urutan pertama akan masuk pesawat udara yang paling akhir, sedangkan kalau menuruni pesawat, orang yang utama akan turun lebih dahulu.
b) Kapal laut: orang yang utama, naik terlebih dahulu dan akan turun akan turun lebih dahulu c) Kenderaan mobil atau kereta: orang yang paling utama baik sewaktu naik maupun sewaktu turun akan mendahului yang lain. Namun demikian apabila letak kendaraan tidak dapat diatur sedemikian rupa karena keadaan, hal tersebut merupakan suatu perkecualian. d) Letak kenderaan hendaknya dihadapkan ke kiri, artinya arah kenderaan akan menuju, berada di sebelah kiri kita. e) Yang utama duduk di tempat duduk sebelah kanan, sedang berikutnya di sebelah kiri. f) Bila sampai ke tempat tujuan dan akan turun, hendaknya kenderaan dihadapkan ke sebelah kanan, sehingga memudahkan yang utama dapat turun lebih dahulu.
g) Jika penumpang mobil tiga orang dan duduk di belakang, maka orang yang paling terhormat duduk disebelah kanan, orang kedua duduk paling kiri, dan orang ketiga duduk di tengah. h) Jika mobil dimungkinkan diduduki oleh lebih dari 5 atau 6 orang, karena ada tambahan bak di tengah, maka bak yang paling tengah diduduki oleh orang yang paling rendah kedudukannya, yang lebih tinggi menduduki di sebelah kanan kirinya.
Tata Busana
Tata busana disini ialah pakaian yang harus dikenakan pada suatu aktivitas protokoler, baik oleh para pejabat undangan ataupun pelaksana kegiatan. Tata busana harus ditentukan atau dicantumkan pada surat undangan yang dikirimkan baik formal maupun informal. Jenis tata busana yang perlu diketahui: 1) Pakaian Sipil Lengkap (PSL) 2) Pakaian Sipil Harian (PSH) 3) Pakaian Dinas Lapangan (PDL) 4) Pakaian Dinas Harian (PDH) 5) Pakaian Dinas Upacara I, II, II, (PDU) untuk kalangan militer. 6) Pakaian Resmi Jabatan (untuk pejabat tertentu) 7) Pakaian Nasional atau pakaian resmi organisasi (Dharma Wanita, Korpri) 8) Toga (Untuk Perguruan Tinggi/lnstitut)
TataWarkat
Pengaturan mengenai undangan yang akan dikirim untuk suatu kegiatan. Hal yang perlu diperhatikan ialah: 1) Daftar nama tamu yang akan diundang hendaknya sudah disiapkan sesuai dengan jenis/keperluan kegiatan. 2) Jumlah undangan disesuaikan dengan kapasitas tempat, kepentingan serta tercapainya tujuan kegiatan sendiri. 3) Bentuk undangan sedapat mungkin dibakukan untuk setiap jenis kegiatan, baik mengenai format, isi, dan sebagainya. 4) Menulis nama orang yang diundang hendaknya secara benar dan jelas baik mengenai nama, pangkat, jabatan, dan alamatnya. 5) Dalam undangan perlu dijelaskan undangan diperuntukkan beserta istri/suami atau tidak. Tidak dibenarkan dalam undangan resmi disebutkan undangan berlaku untuk beberapa orang.
6) Mencantumkan kode undangan pada sampul undangan untuk mempermudah penempatan duduknya. 7) Mencantumkan ketentuan mengenai pakaian yang dikenakan. 8) Menentukan batas waktu penerimaan tamu. 9) Catatan dalam undangan agar memberitahukan kehadirannya atau ketidak hadirannya (RSVP yang merupakan singkatan: Respondez sil vous plaiz) 10) Undangan dikirim dalam waktu relatif tidak terlalu lama dengan waktu pelaksanaan kegiatan (seminggu sebelumnya hendaknya sudah terkirim).
2.
PENYELENGGARAAN SEMINAR
Tahapan penyelenggaraan seminar : 1. Tahap orientasi 2. Tahap persiapan 3. Tahap pelaksanaan 4. Tahap penutupan 1. Tahap orientasi, yang perlu dipertimbangkan adalah : a. Latar belakang diadakannya suatu kegiatan b. Tujuan diadakannya suatu kegiatan c. Manfaat yang akan diperoleh dari suatu kegiatan yang diadakan d. Kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi jikan suatu kegiatan tersebut diadakan
2. Tahap persiapan, langkah-langkahnya adalah : a.Pembentukan panitia, melalui pembentukan formatur atau musyawarah langsung. b.Rapat-rapat panitia, diperlukan untuk mengetahui persiapan persiapan pelaksanaan kegiatan agar nantinya kegiatan pokok dapat berjalan lancer sesuai dengan yang diharapkan. c.Anggaran dana, membuat daftar periksa anggaran yang memuat informasi prediksi pengeluaran yang akan dikeluarkan. 3. Tahap pelaksanaan Memastikan penggunaan ruangan/gedung yang akan dipakai, memperhatikan kapasitasnya. fasilitas2 dan letak yang strategis dilihat dari prediksi asal peserta, kenderaan umum, dan juga penataan ruangan.
4. Tahap penutupan Bentuk kegiatan tahap akhir adalah rapat pertanggungjawaban atas seluruh tanggung jawab masing-masing personal/seksi sesuai dengan bagian yang menjadi tugasnya. Setelah semua pekerjaan dianggap selesai maka dilakukan pembubaran panitia, biasanya dilakukan oleh pejabat tertinggi dalam kepanitiaan.
DAFTAR PUSTAKA
Haryati, Sri. Keprotokolan di Indonesia, Pengertian dan Istilah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004. Olii, Helena. Pengetahuan Protokol. Jakarta: Fikom UMB, 2007. Wiryandari, Rosita. Sejarah dan Fungsi Keprotokolan. Jakarta: Fikom UMB, 2007 www.panca .wordpress.com/2006/07/17/sejarahkata-protokol. www.unpad.ac.id. Anbarini, Ratih. Protokol berperan penting dalam pencitraan oragnaisasi.
Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan Keprotokollan Mengenaii Tata Tempat,, Tata Upacara dan Tata Penghormatan (Lembaran Negara Republliik Indonesiia Tahun 2000 Nomor 54,, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952)
Pengertian
Protokol berasal dari kata Protos dan Kolla. Protos = lembar pertama Kolla = melekatkan Protokol adalah suatu rule of politeness yang berisi aturan, hukum atau perjanjian yang telah disepakati bersama dalam hubungan diplomatik antar negara Prottokol adalah serangkaian aturan dalam acara kenegaran atau acara resmi yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan sehubungan dengan penghormatan kepada seseorang sesuai dgn jabatan dan/atau kedudukannya dalam Negara, Pemerintah atau masyarakat
Menghadiri Perayaan/Acara
Sebaiknya hadir 15 menit sebelum acara dimulai Duduk sesuai nomor atau deretan yang sudah ditentukan. Kalau sudah duduk tidak usah mondar mandir untuk menyapa relasi Menahan diri untuk tidak menguap, kantuk atau melirik kesana kemari. Tidak mengobrol saat acara berlangsung. Pastikan bahwa fisik cukup sehat dan kuat untuk menghadiri acara tersebut.
Saat Audensi
Datang setengah jam lebih awal. Mengisi buku tamu yang disediakan Bila harus memakai tanda tamu yang ditukar dengan kartu identitas, kita patuhi peraturan tersebut. Tidak ribut dan menarik perhatian orang lain saat menunggu. Dilarang keras merokok. Masuk ke ruangan dengan dipimpin ketua rombongan Ketua berdiri di dekat pejabat untuk memperkenalkan anggota. Saat diajak berbicara ketua rombongan akan berbicara terlebih dahulu. Ketua harus membahas isi pembicaraan dan menutupnya dengan baik dan jangan lupa memberikesempatan pada anggota.
Usai Audensi
Bila ada jumpa pers, perlu disediakan materi untuk dibagi-bagikan pada wartawan. Segera membuat ucapan terimakasih kepada pejabat yang telah menerima, dan sebaiknya menyerahkan surat tsb dua hari setelah acara audensi selesai kepada petugas protokol Jangan lupa mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang membantu terlaksananya audensi
Pengertian Telepon
Telepon berasal dari bahasa Yunani yaitu terdiri dari dua buah kata yaitu tele yang berarti jauh, dan phone berarti bunyi. Telepon merupakan pesawat atau alat penerima getaran bunyi dari jarak jauh. Pengertian telepon dalam kehidupan sehari-hari mengandung pengertian mikrofon dan telepon. Mikrofon berfungsi sebagai pengirim suara (yang menghadap mulut), sedangkan telepon berfungsi yang menerima suara (yang menempel pada telinga)
-- radio telepon nirkabel; -- seluler telepon mandiri yg menggunakan baterai, tanpa kabel, dan menerima suara melalui sinyal: sekarang sedang dipasarkan -paling kecil dan paling ringan di dunia; -- tidur telepon yg tidak diaktifkan sehingga hanya membayar biaya pemasangan; bertelepon (v) 1 ada (mempunyai) pesawat telepon; 2 sedang berbicara dng. perantaraan pesawat telepon; menelepon (v) bercakap-cakap (memanggil) melalui pesawat telepon: ia ~ suaminya yg masih ada di kantornya
Pada umumnya, telepon digunakan agar mempermudah hubungan atau komunikasi, walaupun tempatnya berjauhan. Kita tidak perlu datang dan bertatap muka secara langsung. Apabila menggunakan pesawat telepon, kita hanya mendengar suaranya. Meskipun demikian, dalam berkomunikasi melalui telepon harus memerhatikan santun berbahasa agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengirim telepon dan penerima telepon. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan dalam bertelepon hendaknya bahasa yang efektif,sopan, baik, dan benar. Untuk itu, Anda perlu memerhatikan tata cara bertelepon secara benar.
Pemakaian telepon yang efektif akan membantu keberhasilan dalam menjalin relasi bisnis. Namun perlu diingat bahwa pembicaraan melalui telepon bukan komunikasi tatap muka sehingga lawan bicara tidak dapat melihat cara nonverbal seperti mimik, ekspresi wajah, gerakan bagian tubuh dan sebagainya. Untuk itu orang yang berkomunikasi melalui telepon harus berusaha untuk berbicara dengan suara yang jelas, tenang, dan menyenangkan.
3) PMBX (Private Manual Branch Excharge) Jenis pesawat ini tidak memungkinkan kita dapat berhubungan langsung tanpa melalui operator. Untuk menelepon, penelpon harus terlebih dahulu melalui operator, penelepon harus menekan nomor yang telah ditentukan. Setelah menyambung, penelepon baru dapat berhubungan langsung dengan nomor telepon luar yang dikehendaki, umumnya menggunakan ekstensi 4) PABX (Private Automatic Branch Excharge) Pesawat ini memungkinkan kita dapat berhubungan langsung tanpa melalui operator. Penelpon dapat berhubungan langsung ke luar dengan cara memutar nomor khusus untuk memperoleh saluran keluar. Setelah itu, penelepon baru memutar nomor telepon yang dikehendaki. Operator dapat pula dihubungi bila diperlukan dengan cara memutar nomor (kode) yang telah ditentukan.
5) Switchboard (papan sambungan) Switchboard yaitu alat komunikasi yang terdiri dari papan panel yang lebar, yang di dalamnya terdapat saklar-saklar dan instrumen lain yang berfungsi untuk menyampaikan informasi dari tempat satu ke tempat lain. Saat ini Swithboard masih digunakan untuk keperluan intern kantor yaitu untuk menambah sambungan telepon agar komunikasi setiap bagian dengan bagian lain tetap berjalan dengan lancar. 6) Loudspeaking telephone (pengeras suara telepone) Alat ini digunakan untuk memperbesar atau memperkeras volume suara telepon.Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan alat ini adalah kita dapat: a. meningkatkan kemampuan kerja. b. meningkatkan efisiensi waktu. c. menerima telepon tanpa harus meninggalkan pekerjaan yang ada. 7) Telephone answering machine (mesin penjawab telepon) Yaitu suatu alat yang dapat merekam/menjawab setiap pesan (berita) yang masuk.
4) Hubungan internasional (overseas call), yaitu hubungan telepon langsung berjarak jauh dari seseorang atau organisasi di suatu negara dengan orang lain atau organisasi negara yang lain. Permintaan hubungan telepon internasional dapat dilakukan dengan menekan atau memutar terlebih dahulu nomor 001 atau 008. Setelah itu, menekan atau memutar kode Negara, kode wilayah, baru kemudian nomor telepon yang dituju. Dalam melakukan hubungan internasional, sekretaris harus memperhatikan perbedaan waktu antarnegara, agar tidak menyalahi etiket bertelepon. Untuk melakukan hubungan di atas, penelepon bergantung pada jenis pesawat telepon. Sekarang di Indonesia telah menerapkan sistem SLJJ (sambungan langsung jarak jauh) untuk hubungan interlokal dan sistem SLI (sambungan langsung internasional) untuk hubungan internasional.
3) Hubungan Langsung dengan SMS Hubungan langsung jarak jauh, bahkan melintas batas negara dengan menggunakan layanan pesan pendek, yang bisa secara tertulis atau melalui suara(voice). Layanan telepon jenis SMS ini banyak digemari karena biayanya yang murah dan cepat, sekaligus tertulis sehingga bisa langsung mengingatkan pesan tanpa harus dituliskan lagi pada buku catatan sekretaris.
Rangkuman
1. 2. Melalui pesawat telepon orang dapat saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah meskipun mereka berada di tempat yang berlainan dan berjauhan. Hubungan telepon adalah cara mengadakan hubungan langsung jarak jauh untuk menyampaikan dan menerima pembicaraan melalui alat elektronik dari satu pihak kepada pihak lain. Ada empat macam hubungan telepon yaitu hubungan intern, hubungan lokal, hubungan interlokal, hubungan internasional. Ada beberapa jenis pesawat telepon yaitu interkom, pesawat telepon, PMBX (Private Manual Branch Excharge), PABX (Private Automatic Branch Excharge), switchboard(papan sambungan), loudspeaking telephone (pengeras suara telepone), telephone answering machine (mesin penjawab telepon) Ditinjau dari peletakannya, terdapat 4 (empat) jenis telepon yakni telepon meja, telepon dinding, telepon mobil-pesawat-kapal, dan telepon genggam (handphone atau mobile phone). Ada dua macam cara kerja melakukan telepon, yaitu hubungan melalui operator, dan hubungan langsung, serta menggunakan SMS (layanan pesan singkat).
3.
4.
5.
Etiket Bertelepon
Banyak orang menyamakan begitu saja kata etika dan etiket padahal keduanya memiliki pengertian berbeda. Etika adalah cabang filsafat yang membahas tingkah laku manusia berdasarkan kaidah baik-buruk, benar-salah, tepattidak. Sedangkan etiket (bahasa Perancis Etiquette) adalah tata krama, sopan santun, atau tata pergaulan. Kalau etika membahas apa yang benar, salah, jujur, adil dan lain-lain, sementara etiket apa yang sopan dan pantas. Etiket diterapkan, misalnya dalam percakapan, bertamu, berkunjung, makan-minum, melayani atau menerima tamu, bertelepon dan seterusnya.
Tidak salah jika ada kesan pertama orang luar terhadap perusahaan atau kantor dapat berasal dari cara pembicaraan di telepon. Dengan hanya mendengar suara, apa yang dikatakan, dan bagaimana cara menyatakannya di telepon, orang luar sering memakai hasil komunikasi itu sebagai dasar untuk menarik simpulan tentang pribadi penerima telepon dan perusahaan. Penampilan yang menarik tidak akan tampak dalam hubungan telepon, akan tetapi kepribadian seseorang jelas tercermin melalui bagaimana mereka menyampaikan sesuatu yang harus dikatakan. Walaupun orang tidak bisa melihat perilaku penerima telepon, tetapi jalan pikiran penerima telepon dapat dirasakan melalui pembicaraan yang dilakukannya seketika dia menjawab telepon. Untuk itu penerima telepon harus selalu bersikap ramah dan memberikan kesan bahwa ini benar-benar ingin membantu.
Jangan sekali-kali beranggapan bahwa orang yang menelepon ini tidak melihat siapa yang menerima telepon, lalu penerima telepon berbicara kurang sopan. Berhati-hatilah agar nada kesal jangan sampai terdengar oleh penerima telepon. Ia boleh saja tidak senang, tegas, atau tidak sabar, tetapi janganlah ini sampai diketahui lawan bicara. Setiap pegawai harus menganggap pelayanan telepon merupakan bagian dari tugas sehari-hari dan harus dengan senang hati menanganinya. Di kantor, suara penerima telepon mewakili suara pimpinan dan organisasi/perusahaan.Oleh karena itu, sikapnya di telepon harus mencerminkan pimpinan dan perusahaan. Sering kali orang yang menelepon menarik kesimpulan tentang pimpinan dan perusahaan berdasarkan reaksi yang diperolehnya waktu menelepon. Perusahaan sudah mengeluarkan uang banyak sekali untuk mendapatkan gambaran yang baik di mata umum. Tetapi, satu kali pelayanan telepon tidak memuaskan, gambaran baik itu bisa rusak dan menghancurkan seluruh usaha yang sudah dilakukan.
Sebaliknya, sikap yang baik dalam melakukan pelayanan telepon dapat memberikan gambaran yang baik mengenai perusahaan. Bagi penerima telepon sendiri, hubungan baik yang dibina dengan orang yang belum pernah ditemui akan sangat besar manfaatnya. Sikap wajar dan ramah dalam menelepon mungkin lebih penting daripada sikap dalam kontak langsung (bertemu muka). Bersikaplah wajar dan ramah dalam pembicaraan telepon, tunjukkanlah ketulusan dan kemauan untuk mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang yang berbicara di telepon, tanpa harus memotongnya pembicaraan penelpon sebelum ada nada sela yang memberikan kesempatan kita untuk menjawabnya. Memang kita tidak berhadapan langsung dengan orang yang kita ajak bicara akan tetapi etiket dalam bertelepon tidak boleh diabaikan.
3. Jangan menggunakan pesawat telepon di tempat kerja untuk kepentingan pribadi atau terlalu lama berbicara dengan si penelpon. Sekretaris yang pada umumnya wanita, sering tergoda dengan hobi ngerumpi. Dalam hal ini kita harus mampu menempatkan diri kita sebagai petugas kantor. Sebaiknya dihindari percakapan melalui telepon apabila tidak begitu perlu. Namun, apabila memang ada kepentingan pribadi yang begitu mendesak untuk dibicarakan kita dapat menggunakan hubungan telepon dengan bijaksana. Artinya, bicara seperlunya tanpa menggangu tugas kita. 4. Berusahalah mendengarkan lawan bicara kita, jangan melamun atau bersikap tidak tertuju pada pembicaraan. Kadang-kadang kita meminta penelpon mengulangi pembicaraan dengan ungkapan, apa, bisa diulang? Sungguh hal yang tidak sopan bila kita mengungkapkan hal demikian. Oleh karena itu, konsentrasikan pikiran sejenak pada percakapan tersebut. 5. Jangan mengucapkan kata-kata yang menyinggung perasaan, sebaliknya bicaralah dengan sikap yang menyenangkan. Mungkin kita mendapat perlakuan yang kurang enak dari percakapan melalui telepon, tetapi sebaiknya kita dapat menahan diri untuk tidak mengucapkan kata-kata kasar, bahkan sampai menyinggung perasaan penelpon. Bagaimanapun juga, seorang sekretaris harus tetap ramah dan sopan di dalam percakapan lewat telepon.
6. Berusahalah untuk menanggapi maksud pembicara dengan cepat dan memberi kesan bahwa orang yang kita ajak bicara diperhatikan seperti layaknya kita berhadapan langsung dengannya. 7. Berbicaralah dengan tempo yang sedang, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Bila kita berbicara terlalu cepat, orang yang berkomunikasi dengan kita sering tidak memahami isi pembicaraan kita. Tetapi bila kita berbicara terlalu lambat, orang akan cepat bosan karena harus menunggu terlalu lama untuk memahami maksud pembicaraan kita. Namun juga jangan berbicara dengan suara terlalu keras dan perhatikan volume suara, ucapkan dengan kata yang jelas, lancar, dan kecepatan yang normal. 8. Apabila kita menelepon, kita harus siap menyebut nama dan jabatan orang yang akan dituju, di samping pokok pembicaraannya. Jangan sampai sesudah menghubungi nomor tertentu, kemudian kita bertanya, saya harus berbicara dengan siapa ya? 9. Apabila kita menelpon seseorang, kita dapat menanyakan apakah saat ini memang waktu yang tepat untuk berbicara. Barangkali saat ini orang yang kita tuju sedang sibuk, sehingga kita terpaksa mengganggu di sela-sela kesibukannya.
gangguan kepada pekerja. Bicaralah seperlunya sesuai dengan maksud pembicaraan, dan jangan bicara di telepon tidak boleh sambil makan atau berdecak. 11. Catat poin pesan-pesan yang disampaikan. 12. Mintalah nomor teleponnya, sekaligus mintalah maaf jika membuat kesalahan-kesalahan sewaktu dalam pembicaraan telepon. 13. Mengakiri pembicaraan dengan tepat. Jangan lupa mengucapkan kata terima kasih (thank you) dan kembali (you are welcome), dan mengucapkan salam Selamat pagi atau Selamat Siang ketika mengakiri pembicaraan. 14. Meletakkan gagang telepon dengan pelan.
5. Gunakan Smiling Voice selama pembicaraan berlangsung, bahkan sejak pertama mengucapakan salam. Bagaimana sich membuat suara kita enak & empuk didengar dan selalu seperti tersenyum..?ya kuncinya tersenyumlah selama berbicara dan buat nada suara kita berada pada posisi suara rendah (jangan melengking) dan menggunakan suara perut 6. Selama pembicaraan jaga kecepatan bicara kita (pitch control) agar tidak terlalu cepat dan terlalu lambat 7.Simak baik-baik pesan atau kalimat yang diucapkan lawan bicara. Jangan memotong pembicaraan. Bila perlu mencatat, siapkan selalu alat tulis di dekat kita 8.Apabila tidak mengerti, tidak ada salahnya kita melontarkan pertanyaan 9. Simpulkan hal-hal penting sepanjang pembicaraan sebelum mengakhiri pembicaraan 10.Akhiri pembicaraan dengan pertanyaan apakah ada lagi yang bisa saya bantu? atau ada hal-hal penting yang terlewat untuk disampaikan. Bila tidak maka ucapkan terima kasih dan jangan lupa ucapkan kembali salam 11.Yang menghubungi atau menelpon adalah yang meletakkan / menutup gagang telepon terlebih dahulu. Hal ini untuk menghindarkan adanya hal penting yang mungkin belum disampaikan sepanjang pembicaraan dan telepon keburu ditutup atau berkesan kita mentup/membanting telepon padahal lawan biacara belum selesai berbicara.
Etika Bertelepon
1.
2.
3.
4.
Ceklah dengan baik nomor telepon yang akan anda hubungi agar anda tidak mengganggu orang yang sedang tidur atau mengganggu orang yang sedang sakit atau merisaukan orang lain. Pilihlah waktu yang tepat untuk berhubungan via telepon, karena setiap orang mempunyai kesibukan dan keperluan, mereka juga mempunyai waktu tidur dan istirahat, waktu makan dan bekerja. Jangan memperpanjang pembicaraan tanpa alasan, karena khawatir orang yang sedang dihubungi itu sedang mempunyai pekerjaan penting atau mempunyai janji dengan orang lain. Hendaknya wanita tidak memperindah suara disaat berbicara (via telepon) dan tidak berbicara melantur dengan laki-laki. Allah berfirman yang artinya, "maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik".(Al- Ahzab:32). Maka hendaknya wanita berhatihati, jangan berbicara diluar kebiasaan dan tidak melantur berbicara dengan lawan jenisnya via telepon, apalagi memperpanjang pembicaraan, memperindah suara, memperlembut dan lain sebagainya.
5. Hendaknya penelpon memulai pembicaraannya dengan ucapan salam karena dia adalah orang yang datang, maka dari itu ia harus memulai pembicaraan dengan salam dan juga menutupnya dengan salam. 6. Tidak memakai telepon orang lain kecuali atas seizin pemiliknya, dan itu pun bila terpaksa. 7. Tidak merekam pembicaraan lawan bicara kecuali seizin darinya, apapun pembicaraannya. Karena hal tersebut merupakan tindakkan penghianatan dan mengungkap pembicaraan orang lain, dan inilah tipu muslihat dan apabila rekaman itu kamu sebar-luaskan mala itu berarti lebih fatal lagi dan merupakan penodaan terhadap amanah. Dan termasuk di dalam hal ini juga adalah merekam pembicaraan orang lain dan apa yang terjadi di antara mereka. Maka, ini haram hukumnya, tidak boleh dikerjakan!. 8. Tidak menggunakan telepon untuk keperluan yang negatif, karena telepon pada hakikatnya adalah nikmat dari Allah yang dia berikan kepada kita untuk kita gunakan demi memenuhi keperluan kita. Mala tidak selayaknya jika kita menjadikannya sebagai bencana, menggunakannya untuk mencari-cari kejelekkan dan kesalahan orang lain dan mencemari kehormatan mereka, dan menyeret kaum wanita ke jurang kenistaan.
Langkah-langkah bertelepon Agar dalam bertelepon menjadi lancar, kita harus dapat bertelepon dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengucapkan salam; b. Menyebutkan identitas diri dan tujuan bertelepon; c. Berbicaralah seefektif mungkin; d. Akhiri pembicaaan dengan sopan, seperti ucapan terima kasih dan salam.
Cara menggunakan telepon Untuk dapat mempergunakan telepon, cara yang dapat digunakan adalah: a. Mengangkat ganggang telepon; b. Menekan nomor telepon; c. Melakukan percakapan sesuai langkah-langkah di atas; d. Meletakkan ganggang telepon pada posisi semula.
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam melakukan komunikasi melalui pesawat telepon
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Memakai bahasa informal, terutama kepada orang yang belum akrab atau belum tahu siapa orang yang berbicara di telepon. Berbicara dengan orang lain selagi berbicara di telepon. Berbicara sambil makan sesuatu atau mengunyah permen. Berbicara terlalu banyak basa-basi. Berbicara dengan nada kasar atau membentak. Berbicara dengan nada memerintah. Penelpon dibiarkan menunggu terlalu lama, tanpa penjelasan, hanya bunyi musik yang diperdengarkan. Penelpon ditransfer berkali-kali atau ditransfer ke alamat yang salah. Nada dan intonasi terkesan malas atau tak ramah. Jangan menganggap bahwa panggilan telepon merupakan gangguan. Suara jangan terlalu keras dan perhatikan volume suara, ucapkan dengan kata yang jelas, lancar dan kecepatan yang normal.
Menerima Telepon
Langkah-langkah dan Teknik Menerima Telepon a. Teknik Mengangkat Telepon Setiap kali telepon berdering, harus segera diangkat, jangan sampai dering telepon berbunyi lebih dari 3 (tiga) kali, sebab akan mengganggu suasana kerja. Karena letak ruang sekretaris berdekatan dengan ruang pimpinan, dering telepon yang terus-menerus pasti akan mengganggu konsentrasi pimpinan. Oleh karena itu, kita harus bergerak cepat bila telepon berdering, walaupun sedang sibuk sekalipun, kita tidak dapat mengabaikan. Sikap dalam menerima telepon, yakni ketika telepon berdering, angkat gagang telepon dengan segera dan gunakan tangan kiri, tangan kanan siap dengan alat tulis.
b. Menyiapkan Buku Catatan Siapkan buku catatan dan alat tulis untuk mencatat hal-hal yang penting. Sekretaris harus dapat bekerja secara efektif dan efisien dengan menggunakan kedua tangannya, tangan kiri memegang gagang telepon, tangan kanan mencatat pesan yang disampaikan. c. Memberi Salam Kepada Penelpon Berilah salam sesuai dengan waktu kepada penelpon, kemudian menyebutkan identitas perusahaan tempat kita bekerja (nama kantor atau nomor telepon dan nama penerima telepon). Bila penelpon lebih dulu mengucapkan salam dan kemudian menyeutkan identitas perusahaan dan dirinya. Tidak cukup hanya menyapanya dengan bapak, ibu, atau saudara, kemudian kita lanjutkan identitas diri dan perusahaan.Tidak cukup kita menyapanya dengan bapak, ibu atau saudara; tetapi dengan sebutan namanya, misalnya Bapak Djoko.Jika penelpon tidak menunjukkan identitas dirinya, kita dapat mengajukan dengan pertanyaan, misalnya Maaf dapatkah saya mengetahui dengan siapa saya berbicara?; atau maaf, bolehkah saya mengetahui nama Bapak/Ibu/Saudara?; tetapi jangan sampai kita bertanya seperti anak kecil misalnya, ini siapa sih. Walaupun percakapan dilakukan melalui telepon, tutur kata harus diperhatikan agar tidak menyinggung perasaan penelpon.
d) Membuka Pembicaraan Jika penelpon ingin berbicara dengan pimpinan dan pimpinan kita ada ditempat kerja, penelpon dimohon untuk menunggu sebentar karena kita harus menstranfer hubungan tersebut ke telepon pimpinan. Jika ternyata pimpinan sedang tidak mau diganggu, maka dengan bijaksana kita dapat mengatakan bahwa pimpinan sedang tidak berada di tempat kerja atau yang lain. Biasanya hal ini terpaksa dilakukan apabila pimpinan sedang mengadakan rapat, kita dapat segera menginformasikan keberadaan pimpinan, misalnya dengan mengatakan, Maaf, Bapak pimpinan sedang mengadakan rapat, apakah Bapak/Ibu ingin meninggalkan pesan yang dapat saya sampaikan kepada beliau? Percakapan serupa dapat juga dilakukan, apabila pimpinan sedang dinas keluar. Pada saat menjawab penelpon, sekretaris tidak perlu memberikan jawaban yang mendetail, tetapi cukup menginformasikan hal-hal yang inti saja. Di sini, sekretaris ditantang untuk menjawab secara diplomatis setiap pembicaraan. Misalnya, jika pimpinan sedang menelpon seseorang, agar penelpon tidak terlalu lama menunggu, katakana bahwa pimpinan sedang on line atau sedang melakukan pembicaraan dengan telepon lain
Anda tidak perlu mengatakan pimpinan sedang bercakap-cakap dengan Bapak Soeryanto dari Unesa. Jika kebetulan pimpinan tidak berada di tempat, anda dapat juga mengajukan pertanyaan, apakah berkenan dihubungkan dengan wakil pimpinan. Tetapi Hindari penggunaan kata halo karena kurang sopan. Kata halo hanya digunakan apabila menyambung pembicaraan yang terputus atau ada gangguan. Contoh: Selamat pagi, PT DANA PERTAMA, di sini, atau Selamat siang, di sini PT DANA PERTAMA, atau Selamat sore, PT DANA PERTAMA, Fina bicara Apabila telepon itu datang dari dalam instansi sendiri, penerima telepon dapat menjawab sebagai berikut. Selamat siang, dengan Septiani di sini atau Pesawat 213, selamat siang atau Administrasi Perkantoran. Septiani di sini. Jika penelepon tidak menyebutkan identitasnya, penerima telepon dapat bertanya: Bolehkah saya mengetahui siapa yang sedang bicara? Bolehkah saya mengetahui dengan siapa saya bicara? Hindari pertanyaan seperti berikut. Siapa ini?, atau siapa sih ini? atau Anda siapa? atau Siapa yang bicara
e. Hubungkan segera Penelepon dengan yang Dicari Yakinkan siapa orang yang akan dihubungi/dicari karena penelepon akan sangat kecewa bila yang dihubungi tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Sebagai contoh: Yang ingin dihubungi Ardi, bukan Andi. Yang ingin dihubungi Halimah, bukan Fatimah. Sebaiknya penerima telepon mempunyai urutan alfabet untuk memudahkan dalam mengeja nama maupun kata-kata yang kurang jelas. e. Menciptakan Kesan yang Baik 1. Penelpon ingin berbicara langsung dengan atasan perusahaan, jawablah dengan lembut atau sopan. Dapatkah Bapak/Ibu menunggu sebentar? Ya. Pak/Bu, apakah dapat menunggu? Hindari ucapan: Tunggu yah atau Bentar yah. 2. Apabila penelepon bersedia menunggu sebelum disambungkan kepada yang dituju, ucapan: Terima kasih atas kesabaran menunggu Bapak/Ibu. Sekarang Bapak/Ibu dapat berbicara dengan Bapak/Ibu .
3. Jika orang yang dicari atau diajak bicara oleh si penelepon sedang keluar, penerima telepon harus: Memberikan keterangan kepada penelepon tentang ketidakhadiran orang yang dicari secara singkat, tetapi tetap sopan, hati-hati, dan menyenangkan. Contoh ucapan yang baik: Bapak/Ibu . Sedang keluar, dapatkah saya membantu Anda? Bapak/Ibu . Sedang keluar, dapatkah Anda menelepon kembali? Bapak/Ibu . Sedang keluar, dapatkah Anda meninggalkan pesan? Berusaha untuk mendapatkan keterangan selengkapnya tentang identitas penelepon.
4. Kadang-kadang penerima telepon harus menjawab telepon dengan kondisi atau keadaan yang bukan sebenarnya tentang kegiatan dan keadaan pimpinan. Hal ini karena kondisi mengharuskan. Oleh karena itu, penerima telepon harus dapat menjawab dengan bijaksana. Sebagai contoh: Keadaan Sebenarnya Jawaban yang Bijaksana Pimpinan sedang mengadakan rapat dengan para relasi Bapak Pimpinan sedang tidak di tempat sekarang, tetapi beliau akan kembali segera Bapak Pimpinan sedang di ruang Bapak dan telepon dapat disambung ke sana Bapak Pimpinan sedang keluar ruangan mungkin di bagian lain. Adakah yang bisa dibantu? Bapak Pimpinan pulang karena sakit. Bapak Pimpinan sedang tidak di kantor untuk satu atau dua hari ini. Bapak Pimpinan sedang menelepon. Bapak Pimpinan sedang dengan telepon lain Bapak Pimpinan sedang seminar. Bapak Pimpinan sedang mengikuti seminar.
5. Ketika penelepon berbicara, penerima telepon harus mendengarkan baik-baik dan jangan mengganggu pimpinan. Di sela-sela pembicaraan, penerima telepon sebaiknya memberikan respon dengan katakata: Ya Tentu Ya, saya tahu Benar, dan sebagainya 6. Jika penelepon salah sambung, penerima telepon berbicara: Maaf Anda telah salah sambung, di sini 7431265 (identitas penerima telepon).
Mencatat Pesan
Apabila telepon tidak dapat disambungkan kepada yang dituju, penerima telepon harus: a. Mencatat segala sesuatu yang diperlukan; b. Memberikan keterangan yang jelas dan lengkap; c. Menanyakan kepada penelepon nama dan nomor teleponnya, hal ini penting bila penerima telepon atau pimpinan ingin menelepon kembali; d. Menghindari kesalahan-kesalahan isi pesan dari si penelepon dengan cara menyebutkan kembali pesan tersebut; e. Sampaikan pesan tersebut kepada yang berhak menerima; Untuk itu, penerima telepon harus selalu menyiapkan formulir atau lembar pesan (block note) dan alat tulis di sekitar tempat telepon. Catatan Pesan Telepon Tanggal
Salam Penutup
Jika telah menyelesaikan pembicaraan dengan penelepon, penerima telepon sebaiknya mengucapkan Selamat pagi atau siang atau sore dan jangan meletakkan gagang telepon mendahului penelpon, tunggu sampai gagang telepon diletakkan atau telepon ditutup selama dua atau tiga detik oleh penelepon.
Latihan Bertelepon
Dodi : Halo, selamat pagi. Ibu Ratna : Selamat pagi. Dodi : Benarkah ini nomor 8977878, rumah Ibu Ratna? Ini dari Dodi. Ibu Ratna : Benar, Dodi. Apakah Ibu bisa membantu? Dodi : Maaf, Bu. Hari ini saya tidak masuk sekolah. Saya sakit, Bu. Saya mohon izin dulu dan surat izinnya saya titipkan Lulu. Ibu Ratna : Ya, baik. Beristirahatlah yang cukup supaya lekas sembuh. Dodi : Terima kasih, Bu. Saya rasa cukup sekian dulu. Selamat pagi. Ibu Ratna : Terima kasih kembali. Selamat pagi.
Pengertian Diskusi
Diskusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; 1990) memiliki arti "pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah". Biasanya dalam diskusi para peserta mencari penyelesaian suatu masalah, minimal mereka mengajukan usul atau ide yang mungkin bisa menyelesaikan masalah yang mereka diskusikan. berdiskusi v mengadakan diskusi; bertukar pikiran: mereka ~ mengenai ketahanan nasional; mendiskusikan v membicarakan sesuatu dl diskusi: para peserta seminar sedang ~ masalah pembinaan generasi muda source: kbbi3 Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.
Macam-macam Diskusi
1. Seminar 2. Sarasehan/Simposium 3. Lokakarya/Sanggar Kerja 4. Santiaji 5. Muktamar 6. Konferensi 7. Diskusi Panel 8. Diskusi Kelompok
1. Seminar
Pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat mengenai suatu hal[1]. Seminar bisa diartikan sebuah bentuk pengajaran akademis (pembahasan masalah secara ilmiah). Baik diberikan di sebuah universitas, oleh organisasi tertentu atau diberikan oleh profesional. Kata seminar itu sendiri berasal dari kata Latin yaitu seminarum, yang artinya tanah tempat menanam benih. Seminar biasanya fokus pada sebuah suatu topik tertentu yang khusus (sama seperti training), di mana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif. Namun, seminar seringkali dilaksanakan dalam bentuk dialog dengan moderator, atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang formal. Kadang kala ada sesion debat dan ada kala berbagi pengalaman, walaupun topik yang dibahas adalah masalah sehari-hari. Dalam membahas masalah, tujuannya adalah mencari suatu pemecahan, oleh karena itu suatu seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan yang merupakan hasil pendapat bersama, yang kadang-kadang diikuti dengan resolusi atau rekomendasi.
Pembahasan dalam seminar berpangkal pada makalah atau kertas kerja yang telah disusun sebelumnya oleh beberapa orang pembicara sesuai dengan pokok-pokok bahasan yang diminta oleh sesuatu panitia penyelenggara. Pokok-pokok bahasan yang diminta oleh suatu penitia penyelenggara. Pokok bahasan yang telah ditentukan, akan dibahas secara teoritis dan dibagi menjadi beberapa subpokok bahasan bila masalahnya sangat luas. Pada awal seminar, dapat dibuka dengan suatu pandangan umum oleh orang berwenang (yang ditunjuk panitia) sehingga tujuan seminar terarah. Kemudian hadirin (massa) dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas permasalahan lebih lanjut. Tiap kelompok dapat diserahi tugas membahas suatu sub pokok bahasan untuk dibahas dalam kelompok yang biasanya juga disebut seksi/komisi, di bawah pimpinan seorang ketua komisi (kelompok). Dari hasil-hasil kelompok, disusun suatu perumusan yang merupakan suatu kesimpulan yang dirumuskan oleh suatu tim perumus yang ditunjuk.
Pembahasan dalam seminar memakan waktu yang lebih lama karena sifatnya yang ilmiah. Apabila para pembicara tidak dapat mengendalikan diri biasanya waktu banyak dipergunakan untuk pembahasan yang kurang penting. Oleh karena itu, dibutuhkan pimpinan kelompok yang menguasai persoalan sehingga penyimpangan dari pokok persoalan dapat dicegah. Penyimpangan ini dapat diatasi bila setiap kali ketua sidang menyimpulkan hasil pembicaraan sehingga apa yang akan dibicarakan selanjutnya sudah terarah. Pastinya, jika anda berperan sebagai peserta, anda harus siap menulis apa yang ingin anda tanyakan atau yang belum anda pahami dari apa yang dibahas oleh si pembicara. Karena memang anda harus mendapat sesuatu dan hasil, bukan? Hal ini harus anda lakukan mengingat anda sama sekali tidak akan praktek pada saat acara berlangsung.
2. Sarasehan/Simposium
Pengertian Simposium berdasarkan arti sebagai : 1. Pertemuan dengan beberapa pembicara yang mengemukakan pidato singkat tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama; 2. Kumpulan pendapat tentang sesuatu, terutama yang dihimpun dan diterbitkan; 3. Kumpulan konsep yang diajukan oleh beberapa orang atas permintaan suatu panitia. Secara Umum, Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin. Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat juga terjadi, suatu topik persoalan dibagi atas beberapa aspek, kemudian setiap aspek disoroti tersendiri secara khusus, tidak perlu dari berbagai sudut pandangan.
Pembicara dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (pemrasaran banding), di bawah pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai berbicara. Moderator hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan meneruskan pertanyaan-pertanyaan, sanggahan atau pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat disebar luaskan, terutama dari pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan-pandangan umum yang dianggap perlu saja.
3. Lokakarya/Sanggar Kerja
Lokakarya (Inggris: workshop) adalah suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah lokakarya adalah pertemuan ilmiah yang kecil. Menurut artikata, Lokakarya adalah pertemuan antara para ahli (pakar) untuk membahas masalah praktis atau yg bersangkutan dengan pelaksanaan dalam bidang keahliannya; sanggar kerja; ber-lo-kakar-ya (v) 'melakukan lokakarya'.
4.DISKUSI PANEL
Pengertian Panel merupakan salah satu bentuk diskusi yang sudah direncanakan tentang suatu topik di depan para pengunjung. Diskusi panel dibawakan oleb 3 - 6 orang yang dianggap ahli yang dipimpin oleh seorang moderator. Para panelis berdiskusi sedemikian rupa, sehingga para pengunjung dapat mengikuti pembicaraan mereka. Pengunjung hanya berfungsi sebagai pendengar, oleh karena itu pengunjung yang begitu besar jumlahnya dianggap sebagai kelompok yang diajar oleh suatu regu guru. Tetapi panel tidak boleh hanya sekedar merupakan pengajaran informatif, melainkan harus dapat merangsang cara berpikir massa dengan memberikan berbagai perspektif.
Pelaksanaan panel dimulai dari perkenalan para panelis oleh moderator, kemudian disampaikan persoalan umum kepada para panelis tersebut, untuk didiskusikan. Mereka seharusnya adalah orang-orang yang pandai berbicara dengan lancar dan menarik. Moderator juga memegang penanan dalam diskusi ini, sebagai pengatur jalannya pembicaraan dengan sekali-kali menyimpulkan apa yang dikemukakan oleh para panelis. Perbedaan pendapat tidak menjadi persoalan, karena pada diskusi panel tidak perlu dicapai suatu kesatuan pendapat atau keputusan. Bahkan perbedaan pendapat itulah yang diharapkan dapat memberikan stimulus bagi pendengar untuk dapat berpikir lebih jauh. Pendengar tidak hanya akan menelan pesan yang sudah jadi, melainkan dapat mengikuti proses pemikiran para panelis jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai, pendengar dapat membentuk kelompok-kelompok untuk mendiskusikannya lebih lanjut. Akan tetapi selama diskusi panel, pendengar tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pandangan. Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang moderator[1].
5. KONGRES
Secara umum, apabila kita mendengar kata kongres, pastilah terkait dengan sebuah partai politik. Seperti Kongres Partai Demokrat, Kongres Partai Gerinda, Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan yang lainnya. Sesungguhnya apa kongres itu? Apakah setiap orang bisa memberikan sebuah pengertian yang jelas tentang kongres tersebut? Belum tentu. oleh karena itu, mari coba simak pengertian kata "kongres" berikut.
Menurut artikata, kongres dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. pertemuan besar para wakil organisasi (politik, sosial, profesi) untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan mengenai pelbagai masalah; muktamar; rapat besar; 2. pertemuan wakil-wakil negara untuk membicarakan satu masalah; 3. (politik) dewan legislatif yg terdiri atas senat dan dewan perwakilan di Amerika Serikat, yg pd dasarnya bertugas mengawasi dan mencocokkan kegiatan pemerintah. Jadi jelas, secara umum: Kongres adalah kumpulan orang, terutama untuk tujuan politik.
6. Santiaji Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan singkat menjalang pelaksanaan kegiatan[1]. 7. Muktamar Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama[1]. 8. Konferensi Pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama[1]. 9. Diskusi Kelompok Penyelesaian masalah dengan melibatkan kelompokkelompok kecil[1].
KOMPONEN DISKUSI
1. Pemimpin / Pemandu diskusi /Moderator 2. Notulen 3. Penyaji makalah / referator 4. Peserta / Penyanggah/ Pembanding 5. Peninjau
2. Notulen, yaitu orang yang tugasnya mencatat hal-hal penting yang terjadi dalam diskusi. 3. Penyaji : a. menyiapkan dan membuat makalah yang dilandasi referensi mutakhir b. menyajikan makalah dengan jelas, berurutan, dan meyakinkan c. menjawab pertanyaan dengan objektif berdasarkan fakta d. berusaha agar penanya puas dengan jawabannya 4. Peserta : a. mempelajari masalah yang akan didiskusikan dari berbagai sumber b. mendengarkan dengan penuh perhatian c. tidak bersikap emosional dan berprasangka jelek terhadap pembicara dan peserta lain d. bila mengajukan pertanyaan secara sopan, jelas, mudah dipahami, dan terfokus ke masalah yang dibicarakan e. ikut menjaga kelancaran diskusi f. menerima keputusan diskusi dengan lapang dada 5. Peninjau, yaitu orang yang mengawasi jalannya diskusi.
Prinsip Berdiskusi
1. 2. Diskusi merupakan forum ilmiah untuk bertukar pikiran dan wawasan dalam menyikapi suatu permasalahan yang dihadapi bersama. Diskusi bukan forum untuk berbagi pengalaman (sharing), perasaan (curhat), kepentingan (musyawarah), atau ilmu kepintaran (mengajar). Dalam diskusi, harus terjadi dialog atau komunikasi intelektual dan ilmiah. Dalam hal ini, harus dijauhkan unsur emosional dan mengabaikan kedekatan hubungan personal sehingga terlahir pemikiran pemikiran yang rasional dan objektif. Diskusi merupakan forum resmi, formal, dan terbuka. Oleh karena itu, proses komunikasi menggunakan bahasa nasional yang baku sehingga dapat dipahami semua kalangan dengan baik. Diskusi bukan forum kekeluargaan yang ditujukan pada kelompok terbatas. Diskusi berlangsung dalam situasi yang tertib, teratur, dan terarah serta bertujuan jelas. Oleh karena itu, diperlukan adanya perangkat dan instrumen pendukung seperti ketua/moderator, notulis, dan tata tertib. Proses diskusi dikatakan hidup dan sehat jika seluruh peserta terlibat secara aktif dengan mengikuti tatanan yang ada. Sebaliknya, akan dikatakan tidak sehat jika proses bertukar pikiran didominasi oleh satu atau dua pikiran saja.
3.
4.
Mengajukan Pertanyaan
Di dalam berdiskusi interaksi antar anggota diskusi sangat penting. Dengan berinteraksi sesama anggota diskusi tentu akan menemui jalan yang lebih mudah untuk dicapainya kata mufakat dalam pemecahan suatu masalah. Berinteraksi dapat dilakukan dengan bertanya. Adapun cara mengajukan pertanyaan yang kami anggap tepat dalam berdiskusi antara lain : -Mengemukakan pertanyaan setelah dipersilahkan oleh pemimpin diskusi. -Menyertakan fakta-fakta dalam pertanyaan agar mempunyai landasan yang kuat. -Mengikuti jalannya diskusi. Dengan mengikuti jalannya diskusi kami yakin pertanyaan yang disampaikan tidak akan melenceng dari topik yang dibicarakan. -Menghormati dan memahami pendapat yang disampaikan dari orang lain.
Hakikat Diskusi
Seperti yang telah kita ketahui, diskusi adalah membicarakan suatu masalah oleh para peserta diskusi untuk mendapatkan pemecahan yang paling baik berdasarkan berbagai masukan. Diskusi biasanya dilakukan karena ada suatu masalah yang belum menemukan jalan keluar yang baik. Masalah yang menyebabkan terjadinya suatu diskusi biasanya disebut dengan topik diskusi. Dari suatu topik ini, para anggota dituntut melakukan diskusi secara terarah, sehingga tidak ada saran, kritik, tanggapan, dan pertanyaan yang melenceng dari perbincangan. Di dalam penggolongannya, diskusi dapat dilakukan dengan banyak cara. Cara pertama, yaitu: pertama, seorang atau lebih nara sumber menyampaikan suatu topik yang akan dibahas. Sementara itu, moderator mengatur jalannya tanggapan, sanggahan, masukan, dan pertanyaan. Kedua, yaitu penyampaian materi oleh suatu kelompok kepada kelompok lain dengan menggunakan kertas kerja atau makalah sebagai alat diskusi, sehingga timbul tanya jawab diantara mereka. Jenis diskusi ini banyak digunakan dalam dunia pendidikan.
Ketiga, yaitu seorang atau lebih penceramah yang menyampaikan suatu topik, sementara peranan anggota diskusi adalah meminta kejelasan atas apa yang disampaikan. Rasa kurang nyaman dan keingintahuan yang lebih dari anggota diskusi tentang materi yang dipaparkan akan menimbulkan suatu diskusi yang hidup. Keempat, yaitu pemberian suatu materi oleh pemimpin diskusi kepada para peserta diskusi yang diharapkan menyampaikan berbagai pendapat mengenai materi tersebut. Kesimpulan yang terbentuk dari diskusi ini merupakan benang merah dari keseluruhan pendapat yang nantinya akan dibawa untuk menjadi kerangka pembahasan materi yang lain. Diskusi yang baik merupakan kombinasi antara berbagai pendapat, saran, kritik, tanggapan, maupun pertanyaan yang dilontarkan secara aktif. Melalui diskusi yang aktif, elemen-elemen yang ada dapat saling bertukar pikiran mengenai topik yang dibahas didalam diskusi sehingga tujuan dari diskusi tercapai. Sementara itu, penyampaian pendapat secara sopan dan sikap mau menerima pendapat dari orang lain adalah suatu tuntutan yang harus dilakukan sehingga tidak terjadi konflik pendapat yang dapat mengganggu jalannya diskusi.