BAB 4
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
A. Penulisan Huruf
1. Penulisan Huruf Kapital
Kaidah penulisan huruf kapital adalah sebagai berikut :
a. Digunakan sebagai unsur pertama kata pada awal kalimat.
Contoh : - Dia mengantuk.
b. Sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh : - Adik bertanya, Kapan kita pulang?
c. Sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan
dan Kitab Suci. Contoh : - Allah, Yang Mahakuasa, Weda, Quran, Alkitab, dll.
d. Sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
diikuti nama orang. Contoh : - Mahaputra Yamin, Sultan Hasanudin, Haji Agus
Salim, dll.
e. Sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh: - Presiden SBY, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo, dll.
f. Sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh : - Amir Hamzah, Dewi
Sartika, Halim Perdanakusuma, dll.
g. Sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Contoh : - bangsa
Indonesia, Suku Sunda, bahasa Inggris, dll.
h. Sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh: - tahun Hijrih, Agustus, bulan Maulid, Jumat, hari Galungan, Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, dll.
i. Sebagai huruf pertama nama geografi. Contoh: - Asia Tenggara, Selat
Lombok,Danau Toba, dll.
j. Sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Contoh: - Republik Indonesia, Majelis
Permusyawaratan, dll.
k. Sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurn yang terdapat pada
nama badan, lembaga pemerintahandan ketatanegaraan, dan dokumen resmi.
Contoh: - Perserikatan Bangsa-Bangsa, Undang-Undang Dasar, Yayasan Ilmu-
Ilmu Sosial, dll.
l. Sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar,
kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi
awal. Contoh: - Bacalah majalah Bahasa dan Sastr, Dia adalah agen surat kabar
Sinar Pembangunan, dll.
m. Sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Contoh:
- Dr. (Doktor), M.A. (Master of Arts), S.E. (Sarjana Ekonomi), dll.
n. Sebagai huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu,
saudara, kakak, adik, dan paman.
o. Sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
2. Penulisan Huruf Miring
a. Untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
tulisan.
b. Untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
c. Untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah
disesuaikan ejaannya.
B. Penulisan Angka
1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Ditulis dengan
angka Arab atau Romawi.
2. Angka dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi, satuan waktu, nilai
uang dan kuantitas.
3. Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar
pada alamat.
4. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
BAB 5
DIKSI (Pilihan Kata)
A. Aspek Kata
Setiap kata terdiri dari dua aspek, yaitu bentuk dan makna. Bentuk merupakan sesuatu
yang dapat diinderai, dilihat, atau didengar. Makna merupakan sesuatu yang dapat
menimbulkan reaksi dalam pikiran karena rangsangan bentuk. Misalnya, ada seseorang
berteriak banjir, dalam pikiran akan timbul reaksi karena mengetahui arti kata tersebut.
Oleh karena itu, pikiran kita akan menyatakan ada gerakan air meluas secara tiba-tiba.
Jadi yang dimaksud bentuk adalah semacam kata banjir, sedangkan maknanya adalah
reaksi yang timbul dalam pikiran.
B. Ketepatan Pemilihan Kata
Pilihan kata yang tidak tepat dapat mengakibatkan gagasan atau ide yang disampaikan
tidak dapat diterima dengan baik oleh pendengar atau pembaca. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan hal-hal berikut :
1. Kata Bermakna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna yang menunjukkan adanya hubungan konsep dengan
kenyataan atau makna sebenarnya. Sedangkan, makna konotatif adalah makna kiasan
atau perumpamaan. Contoh :
a. saudara saya termasuk orang pandai dalam memotivasi orang lain. (makna
denotatif)
_ karena keyakinannya, barang yang hilang itu ditanyakan kepada orang pandai
yang tinggal di sebuah desa. (makna konotatif)
2. Kata Bersinonim
Kata bersinonim adalah kata yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.
Kata-kata yang bersinonim itu, dalam pemakaiannya tidak sepenuhnya dapat saling
menggantikan. Contoh :
a. Dia mampus kemarin malam.
Kata mmpus di atas tidak bisa digunakan untuk subjek manusia, karena terdengar
kurang tepat. Perbaikannya : dia meninggal kemarin malam.
3. Kata Bermakna Umum dan Bermakna Khusus
Kata bermakna umum mencakup kata bermakna khusus. Kata bermakna umum dapat
menjadi kata bermakna khusus jika dibatasi. Contohnya :
a. Dia memiliki kendaraan.
b. Dia memiliki mobil.
c. Dia memiliki sedan.
Kata sedan dirasa lebih khusus daripada mobil. Kata mobil lebih khusus dari kata
kendaraan.
4. Kata yang Mengalami Perubahan Makna
Dalam bahasa Indonesia, terdapat kata yang mengalami penyempitan makna,
perluasan makna, dan perubahan makna.
a. Penyempitan makna
Kata Sarjana semula digunakan untuk menyebut semua cendekiawan. Tapi,
sekarang digunakan untuk cendekiawan yang telah menamatkan pendidikannya di
perguruan tinggi.contoh lainnya yaitu kata pendeta.
b. Perluasan makna
Kata berlayar semula bermakna bergerak di laut menggunakan perahu layar. Tapi,
sekarang maknanya menjadi luas, yaitu bepergian di atas laut, baik memakai
perahu layar atau transportasi lain. Contoh lainnya yaitu kata putri, saudara,
bapak,dll.
C. Kesesuaian Pilihan Kata
Kesesuaian pilihan kata berkaitan dengan pertimbangan pengungkapan gagasan atau ide
dengan memerhatikan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan :
a. Dalam situasi resmi, gunakan kata-kata baku.
b. Dalam situasi umum, gunakan kata-kata umum.
c. Dalam situasi khusus, gunakan kata-kata khusus.
1. Kata Baku dan Takbaku
Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Sedangkan, kata
tidak baku adalah sebaliknya
2. Kata Ilmiah dan Kata Populer
Kata ilmiah adalah kata yang biasa digunakan di lingkungan ilmuwan dan dunia
pendidikan. Sedangkan kata popular adalah kata yang digunakan di kalangan
masyarakat umum. Contohnya :
a. Formasi (kata ilmiah) susunan (kata popular)
b. Solusi (kata ilmiah) jalan keluar (kata popular)
c. Kontradiksi (kata ilmiah) berbeda (kata popular)
BAB 6
KALIMAT EFEKTIF
A. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, informasi, dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi, struktur, dan logikanya. Efektif mengandung
pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat.
Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa
tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai
dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
BAB 8
PENATAAN KALIMAT
A. Kalimat Kontaminasi
Kontaminasi dapat terjadi dalam tataran bentuk kata, susunan kata dan kalimat.
Kekacauan ini terjadi karena dua pikiran yang masing-masing berdiri sendiri dijadikan
satu serangkai baru yang tidak berpadanan. Oleh karena itu, bentukan bahasa yang kacau
ini dapat dikembalikan menjadi dua bentukan yang benar.
Contoh berikut ini dapat dicermati bahwa contoh a merupakan bentukan yang kacau,
sedangkan contoh b dan c adalah perbaikannya.
1. Contoh Kontaminasi Bentukan Kata :
a. Mereka mengenyampingkan pendapat orang tuanya.
b. Mereka menyampingkan pendapat orang tuanya.
c. Mereka mengesampingkan pendapat orang tuanya.
2. Contoh Kontaminasi Sususnan Kata :
a. Dia seringkali membolos.
b. Da sering membolos.
c. Dia berkali-kali membolos.
3. Contoh Kontaminasi Kalimat :
a. Di sekolah murid-murid dilarang tidak boleh merokok
b. Di sekolah murid-murid dilarangg merokok.
c. Di sekolah murid-murid tidak boleh merokok.
B. Kalimat Pleonastis
Suatu kalimat dikatakan pleonastis jika kalimat tersebut mengandung sifat berlebih-
lebihan.
Contoh :
1. Demi untuk kekasihnya, dia mau melakukan apa saja. (tidak baku)
2. Demi kekasihnya, dia mau melakukan apa saja. (baku)
3. Untuk kekasihnya, dia mau melakukan apa saja. (baku)
4. Meraka menabung di Bank BNI (tidak baku)
5. Mereka menabung di BNI (baku)
C. Kalimat Ambigu
Kalimat ambigu adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu makna.
Contoh :
1. SPP mahasiswa baru dinaikkan
Kalimat diatas memiliki makna bahwa SPP mahasiswa, baru dinaikkan. Sedangkan
makna lainnya yaitu SPP mahasiswa baru, dinaikkan.
D. Kalimat Paralel
Yang dimaksud kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-
bentuk bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Jika sebuah ide dalam
sebuah kalimat dinyatakan dengna frase (kelompok kata), maka ide-ide yang sederajat
harus dinyatakan dengan frase. Jika sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan
kata benda, maka ide lain yang sederajat harus dengan kata benda juga. Demikian juga
halnya bila sebuah ide dalam sebuah kalimat dinyatakan dengan kata kerja, maka ide
lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang sama.
Berikut ini contoh yang memperlihatkan ketidaksejajaran bentuk.
2. Kegiatannya meliputi pembelian buku, membuat katalog dan
mengatur peminjaman buku.
Ketidaksejajaran itu ada pada kata pembelian (buku) yang disejajarkan
dengan kata membuat (katalog) dan mengatur (peminjaman buku). Agar
sejajar, ketiga satuan itu dapat dijadikan nomina semua, seperti terlihat
pada kalimat berikut.
3. Kegiatannya meliputi pembelian buku, pembuatan katalog dan
pengaturan peminjaman buku.
4. Kegiatannya meliputi membeli buku, membuat katalog dan mengatur
peminjaman buku.
E. Kalimat Tidak Logis
Kalimat tidak logis adalah kalimat yang idenya tidak dapat diterima oleh akal manusia.
Contoh :
1. Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnyaa sering mondar-mandir di daerah
tersebut.
Dari kalimat diatas, dijelaskan bahwa yang mondar-mandir itu adalah mayat wanita.
Jelas bahwa kalimat tersebut salah nalar.
2. Bapak pemakalah, waktu dan tempat kami persilakan.
Kalimat 2 tersebut tidak logis karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak
dapat dipersilakan. Sehingga dapat diubah menjadi Bapak, kami persilakan untuk
menyampaikan makalah.
3. Untuk menyingkat waktu, kita lanjutkan acara ini.
Ketidaklogisan kalimat 3 terletak pada menyingkat waktu. Waktu tidak dapat
disingkat namun dapat dihemat. . Sehingga dapat diubah menjadi Untuk menghemat
waktu, kita lanjutkan acara ini.
BAB 9
PARAGRAF
A. Pengertin Paragraf
Paragraf atau alinea merupakan rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan
membentuk satu kesatuan pokok bahasan. Paragraf terdiri atas beberapa kalimat yang
saling berkaitan satu sama lain dan mengusung satu pokok pikiran tertentu.
B. Syarat-syarat Paragraf
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraph, yaitu :
1. Kesatuan
Sebuah paragraf hanya mengandung satu tema atau satu gagasan utama. Gagasaan itu
ditunjang oleh gagasan penjelas yang berhubungan dengaan gagasaan utama.
Penyimpangan terhadap gagasan utama akan mengakibatkan unsur kestuan kalimat
terganggu dan dapat menyulitkan pembaca untuk memahaminya.
2. Koherensi
Koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dan klimat yang lain
pembentuk paraagraf tersebut.
3. Kelengkapan atau Kecukupan Pengembangan Paragraf
Suatu paraagraf dikatakan lengkap apabila berisi kalimat-kaiimat penjelas yang cukup
untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama.
C. Jenis-jenis Paraagraf
Berdasarkan jenisnya, paragraph dapat dibedakan menjadi :
1. Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
a. Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan mempunyai paragraf yang membuka atau penghantar pokok
pikiran dalam karangan itu. Sifat dari paragraf ini harus menarik minat dan
perhatian pembaca serta memberikan pokok pikiran dari apa yang akan diuraikan.
b. Paragraf Penghubung
Paragraph penghubung adalah semua paragraph yang terdapat di antara paragraph
pembuka dan paragraph penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulis
terdapat dalam paragraph ini.
c. Paragraph Penutup
Paragraph penutup adalah paragraph yang dimaksudkan untuk mengakhiri
karangan. Dengan kata lain, paragraph ini mengandung kesimpulan pendapat dari
apa yang telah diuraikan dalam paragraph penghubung dan dapat menimbulkan
banyak kesan kepada pembacanya.
2. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
a. Paragraf Deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama.
Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Dengan kata lain, paragraph
deduktif yaitu paragraph yang kalimat utamanya terletak di awal paragraf.
b. Paragraf Induktif
Paragraph ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan, kemudian
ditutup dengan kalimat utama.
c. Paragraf Gabungan atau Campuran
Pada paragraph ini kalimat utama terletak di awal dan di akhir paragraph. Dalam
hal ini kalimat trakhir erisi pengulangan kalimat pertama. Pengulangan ini untuk
mempertegas ide pokok.
d. Paragraf Tanpa Kalimat Utama atau Kalimat Utama pada Seluruh Paragraf
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, berarti pikiran utama tersebar di
seluruh kalimat yang membangun paragraph tersebut. Bentuk ini biasa digunakan
dalam karangan berbentuk deskripsi dan narasi.
e. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraph yang kalimat utamanya terletk di tengah-tengah
paragraph.
3. Paragraf Berdasarkan Bentuk Unit Tulisan/Sifat Isinya
a. Paragraf Narasi
Paragraph yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Paragraph naratif
tidak memiliki kalimat utama.
b. Paragraf Deskripsi
Paragraph yang menceritakan suatu objek sesuai dengan keadaan yang
sebenarrnya sehingga pembaca dapaat melihat, mendengar, merasakn, mencium
secara umajinatif apa yang dijelaskan oleh penulis tentang objek yng dimaksud.
c. Paragraf Argumentasi
Paragraph yang berisi argumentasi-argumentasi yang membuktikan kebenaran
tentang sesuatu. Pada akhir paragraph perlu diberikan kesimpulan. Kesimpulan ini
yang membedakan argumentasi dengan eksposisi.
d. Paragraf Persuasi
Paragraph ini berisi ajakan-ajakan yang bertujuan memengaruhi pembaca untuk
berbuat sesuatu.
e. Paragraph Eksposisi
Paragraph yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan
memberikan informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Dalam
paragraph eksposisi, ada beberapa jeni pengembangan, yaitu :
Eksposisi Definisi
Eksposisi Proses
Eksposisi Klasifikasi
Ekposisi ilustrasi
Eksposisi Perbandingan
Eksposisi Laporan