Disusun Oleh :
Mei 201
SETELAH SUMPAH PEMUDA
a. Butir ketiga Sumpah Pemuda, dianggap hal yang luar biasa. Sebagai negara-negara lain tetangga kita mencoba untuk membuat yang sama
dengan negara kita selalu mengalami kegagalan (India, Filipina, dan Singapura). Pemuda kita merumuskan ikrar semacam itu tanpa
hambatan karena mempunyai kebulatan tekad.
b. Semangat dan jiwa bahasa Melayu sudah bersifat nasional atau bahasa Melayu diganti dengan bahasa Indonesia yang berjiwa semangat
baru.
3. Sebagai Alat Pemersatu Berbagai Masyarakat yang Berbeda-beda Latar Belakang Sosial, Budaya dan Bahasanya
a. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya sebab mereka merasa tidak bersaing dan tidak merasa
lagi di ”jajah” oleh masyarakat suku lain.
b. Dengan memakai bahasa Indonesia tidak menghilangkan identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah.
c. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah tetap tegar dan diharapkan bahasa daerah dapat memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia.
3. Sebagai Alat Perhubungan pada Tingkat Nasional untuk Kepentingan Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan serta
Pemerintahan
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan
dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan untuk media komunikasi massa agar isi atau pesan yang
disampaikan dapat cepat dan tepat diterima oleh orang kedua atau masyarakat.
FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM KEDUDUKANNYA SEBAGAI BAHASA NEGARA ATAU RESMI
Kalimat dalam karangan ilmiah harus berupa paragraph tulis baku. Hendaknya dengan kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang
memenuhi kriteria : jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. Beberapa ketentuan kalimat efektif adalah berikut
ini.
a) Subjek Tidak Didahului Kata Depan
…….. kata depan ………
Kata depan sebelum subjek akan menghilangkan kejelasan gagasan kalimat. Akibatnya subjek kalimat menjadi kabur.
Misalnya :
(1) Untuk Sistem pertanaman ganda yang akan diteliti ialah kedelai yang ditumpangsarikan dengan jagung.
(2) Dengan Penggunaan pupuk secara efisien sangat penting karena harga pupuk terus meningkat dan persediaannya sangat
terbatas.
Agar menjadi kalimat efektif, kalimat harus diubah dengan menghilangkan kata depan untuk dan kata depan dengan
sebelum subjek. Kata depan lain yang tidak boleh mengawali subjek adalah di, dari, dalam, kepada, daripada, sebagai,
mengenai, tentang, dan, menurut.
Kata depan boleh mengawali kalimat jika berfungsi sebagai keterangan. Misalnya :
(3) Sebagai bahan pertimbangan Bapak bersama ini dilampirkan berkas-berkas yang mungkin diperlukan.
(4) Dalam bab ini dibicarakan cara-cara membasmi wereng coklat yang akhir- akhir ini merajalela di negeri kita.
B. Tidak Terdapat Subjek yang Ganda (subjek ada 1)
Subjek ganda dalam kalimat akan mengaburkan informasi yang akan disampaikan. Misalnya:
(5) Penyusunan laporan penelititan ini saya dibantu oleh tenaga-tenaga penyuluh pertanian lapangan.
(5a) Dalam peyusunan laporan penelitian ini saya dibantu oleh tenaga-tenaga penyuluh pertanian lapangan.
G. Subjek Yang Tidak Sama dalam Induk Kalimat dan dalam Anak Kalimat Harus Eksplisit (Tertulis/Tersurat)
Kesalahan menalar dalam kalimat majemuk seperti berikut ini yaitu dengan menghilangkan salah satu subjek padahal subjek-
subjek tersebut tidak boleh dihilangkan. Misalnya :
(12) Karena sering kebanjiran, pemimpin unit tidak menyetujui lokasi itu.
Perbaikannya :
(12a) Karena lokasi itu kebanjiran pemimpin unit tidak menyetujui lokasi itu.
Keterangan :
Lokasi itu : dalam anak kalimat sebagai subjek.
Lokasi itu : dalam induk kalimat Sebagai objek.
Oleh karena itu keduanya tidak boleh dihilangkan.
Bentuk pasif paragraph yang lain : ingin saya jelaskan bukan saya ingin jelaskan, belum kita ketahui bukan kita belum ketahui,
sudah mereka kerjakan bukan mereka sudah kerjakan, belum mereka pikirkan bukan mereka belum pikirkan, pernah saya
jelaskan bukan saya pernah jelaskan.
Paragraf dalam karya ilmiah harus memenuhi 2 syarat yaitu kesatuan dan kepaduan. Kesatuan, jika hanya memiliki satu
topik. Kalimat-kalimat yang tersusun dalam paragraf tidak menyimpang dari topik. Kepaduan, jika kallimat-kalimat yang
membangun paragraph tersebut dirakit secara logis dan diikat dengan pengait paragraph seperti ungkapan penghubung antarkalimat,
kata ganti, dan pengulangan kata-kata kunci. Paragraf yang berangkat dari kalimat utama yang diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas
disebut paragraf deduktif dan sebaliknya disebut paragraf induktif. Paragraf yang berangkat dari kalimat utama yang diikuti
kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan sebuah kalimat penegas disebut paragraf campuran (deduktif-induktif).
Unsur-unsur yang membangun alinea adalah transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
Keterangan :
1. Transisi : penanda hubungan yang menghubungkan antara alinea yang satu dengan alinea yang lain yang berdekatan. Jenis-jenis
transisi ialah :
a. Penanda hubungan kata, misalnya : dan, lagi, serta, lagi pula, dan sebagainya.
b. Penanda hubungan waktu, misalnya : dahulu, kini, sekarang, sebelum, kemudian, setelah, dan sebagainya.
c. Penanda hubungan perbandingan, misalnya : sama, seperti, ibarat, berbeda, dan sebagainya.
d. Penanda hubungan kontras, misalnya : tetapi, biarpun, meskipun, walauoun, dan sebagainya.
e. Penanda urutan jarak, misalnya : sebelah, jauh, dekat, di sini, dan sebagainya.
f. Penanda hubungan sebab-akiba, misalnya : karena, sebab, akibatnya, dan sebagainya.
g. Penanda hubungan pengandaian, misalnya : kesimpulannya, ringkasnnya, secara garis besar, umumnya, dan
sebagainya.
2. Kalimat topik ialah kalimat yang di dalamnya mengandung gagasan pokok pembicaraan.
Ciri kalimat topic : biasanya bersifat umum dan letak kalimat topic di dalam paragraf mungkin diawal paragraf, diakhir paragraf,
dan yang jarang sekali ditemui yakni di tengah paragraf.
3. Kalimat pengembang/penjelas ialah kalimat yang memperjelas pemaparan gagasan pokok yang terdapat di dalam alinea. Susunan
kalimat pengembang ini tidak boleh sembarangan, harus mengikuti kalimat gagasan pokok. Misalnya : pengembangan kalimat
topik yang memerlukan pengembangan secara kronologis (urutan waktu), urutan kalimat pengembangnya dimulai dari urutan masa
lalu, kini, dan masa akan datang. Sebagian besar kalimat-kalimat yang terdapat dalam paragraf termasuk kalimat
pengembang/penjelas.
4. Kalimat penegas : kehadiranya tidak bersifat mutlak. Kalimat tersebut dihadirkan penulis atau pengarang jika merasa perlu
mempertegas gagasan yang telah disampaikan terlebih dahulu. Namun apabila informasi atau gagasan yang disampaikan ini cukup
jelas, kehadiran kalimat penegas itu tidak ditemukan.
Struktur paragraf. Berdasarkan banyaknya unsur dan urutan unsur dapat di kelompokkan menjadi beberapa paragraf berikut
ini.
1. Paragraf yang terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas. Paragraf tersebut tergolong
paragraf campuran (deduktif-induktif).
2. Paragraf yang terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas. Paragraf tersebut tergolong
paragraf campuran (deduktif-induktif).
3. Paragraf yang terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kaliamt penegas. Paragraf tersebut tergolong paragraf campuran
(deduktif-induktif).
4. Paragraf yang terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang. Paragraf tersebut tergolong paragraf
deduktif.
5. Paragraf yang terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, dan kalimat pengembang. Paragraf tersebut tergolong paragraf
deduktif.
6. Paragraf yang terdiri atas kalimat topik dan kalimat pengembang. Paragraf tersebut tergolong paragraf deduktif dan jumlahnya
paling banyak.
7. Paragraf yang terdiri atas kalimat-kalimat pengembang dan kalimat topik tergolong paragraf induktif dan jumlahnya paling banyak.
8. Paragraf yang terdiri atas kalimat pengembang, kalimat topik, dan kalimat pengembang. Paragraf tersebut tergolong paragraf
campuran paling sedikit jumlahnya.
(1) Tingkah lakunya menawan. (2) Tutur katanya sopan. (3) Murah senyum dan jarang marah. (4) Tidak pernah berbohong. (5)
Tidak mau mempercakapkan orang lain. (6) Suka menolong sesame teman. (7) Pantas Anisa gadis pujaan. (8) Tambahan lagi wajah
cantik. (9) Pandai pula berdandan. (10) Tidak sombong. (11) Otaknya cukup encer. (12) Mudah diajak bicara. (13) Cepat
menyesuaikan diri. (14) Pandai pula membawa diri. (15) Ramah terhadap siapa pun.
Paragraf diatas terdiri atas terdiri atas unsur-unsur dengan urutan sebagai berikut :
Urutan
(8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15) = kalimat penjelas
SIKAP BERBAHASA