Ni Luh Wayan Kori Agustini, (1503005055), Mahasiswa S1 Reguler
Pagi, E-mail: kori.agt12@gmail.com.
Cok Istri Anom Pemayun, SH.,MH, Dosen Tetap Fakultas Hukum
Universitas Udayana.
Dr. Dewa Gede Rudy, SH.,M.Hum, Dosen Tetap Fakultas Hukum
Universitas Udayana
1
berdasarkan Pasal 1365 dan 1367 KUHPerdata bank wajib
bertanggungjawab dalam bentuk ganti rugi kepada nasabah bank.
Kata Kunci: Tanggungjawab Bank, Nasabah Bank, Kredit Fiktif.
ABSTRACT
Fictitious Credit is an act of fraud in the field of credit carried out by
the internal (employees) bank by way of collusion with the customer
loan applicant. In the file submitted, fictitious credits exist but
customers do not exist, this is because the loan applicant is using a
false identity or identity belongs to customers of other banks. On
that basis the bank's customers would be harmed in the form of
material and immaterial. The purpose of this scientific journal
writing is to find out more about the responsibility of banks to bank
customers whose identities were used without authorization in the
fictitious credit cases. The method used is a normative legal research
approaches and case law approaches. Legal materials used are the
primary legal materials and secondary materials by using
qualitative analysis. The results showed that in accordance to
Articles 1365 and 1367 of the Civil Code, banks shall be responsible
in the form of compensation to bank customers.
Keywords: Bank Responsibility, Bank Customers, Fictitious
Credit.
I. Pendahuluan
1 C.S.T.
Kansil dan Christine S.T. Kansil, 2013, Pokok-Pokok Pengetahuan
Hukum Dagang Indonesia Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, h. 239.
2
Seiring dengan perkembangan zaman, dalam kegiatan
perbankan sering ditemukan beberapa tindakan kecurangan yang
mengakibatkan kerugian bagi bank, nasabah bank, masyarakat,
bahkan negara. Tindakan kecurangan dalam bank biasanya
melibatkan pihak intern (pegawai bank) beserta dengan nasabah
bank yang bersangkutan, tujuannya tidak lain adalah untuk
mencari keuntungan. Tindakan kecurangan dalam kegiatan
perbankan yang cukup sering terjadi adalah tindakan kecurangan
dalam perizinan khususnya pada bidang kredit, tindakan
kecurangan ini sering disebut dengan kredit fiktif. Pembahasan
mengenai “kredit fiktif” memang tidak banyak ditemukan dalam
literatur, akan tetapi istilah kredit fiktif sering dipergunakan
dalam dunia perbankan. Kredit dapat dikatakan fiktif apabila
debitur yang tercatat sebagai peminjam kredit tidak ada atau bisa
juga jaminan yang diajukan dalam peminjaman kredit tidak sesuai
dengan perjanjian kredit, kredit fiktif juga diartikan sebagai
tindakan memalsukan data-data.
3
dalam kredit fiktif, nasabah bank dirugikan baik secara materiil
maupun imateriil. Dengan adanya kasus kredit fiktif menandakan
bahwa bank kurang memberikan pengawasan dalam pemberian
kredit dan prinsip kehati-hatian (prudential principle banking) tidak
diterapkan dengan baik. Seperti yang diketahui prinsip kehati-
hatian (prudential principle banking) merupakan prinsip yang
sangat penting dan wajib dilaksanakan oleh bank, tujuan
diberlakukannya prinsip kehati-hatian (prudential principle
banking) tidak lain agar bank selalu dalam keadaan sehat, dengan
kata lain agar selalu dalam keadaan likuid dan solvent.2
4
1.2. Tujuan Penulisan
3
Amirudin dan H. Zainal Asikin, 2016, Pengantar Metode Penelitian Hukum
Edisi Revisi, PT RajaGrafindo, Jakarta, h. 118.
5
buku literatur, jurnal, dan makalah.4 Pada penelitian ini teknik
analisis bahan hukum yang digunakan adalah analisis kualitatif.
5
Ikatan Bankir Indonesia (IBI) dan Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan
(LSPP), 2014, Mengelola Bank Syariah, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
h.200.
6
kredit fiktif juga ditemukan mengenai pemalsuan jaminan kredit. 6
Akibatnya nasabah yang identitasnya dipakai tanpa izin dalam
kredit fiktif sangat dirugikan baik dalam segi materiil maupun
imateriil.
6Otoritas Jasa Keuangan, 2017, Buku Pahami dan Hindari Tindak Pidana
Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan, Jakarta, h.79.
7
orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu
karena kesalahannya untuk mengganti kerugian tersebut.” Apabila
diuraikan lebih lanjut adapun unsur-unsur dari perbuatan
melawan hukum berdasarkan ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata
adalah:
7 Dani Amalia Arifin, 2016, Kajian Yuridis Tanggung Jawab Perdata Rumah
Sakit Akibat Kelalaian Dalam Pelayanan Kesehatan, Jurnal Idea Hukum
Fakultas Hukum Universitas Jendral Soedirman, Vol 2, No. 1, h. 85-86
9
(lilability without fault) atau bisa juga disebut tanggung resiko atau
tanggung jawab mutlak.
12
Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen yaitu pada Pasal 45 ayat (1) telah diatur
bahwa setiap konsumen yang merasa dirugikan dapat menggugat
pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaiakan
sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui
peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum. Selanjutnya
dalam Pasal 46 huruf (a) konsumen juga memiliki kompetensi
untuk menggugat, karena dalam tersebut telah diatur bahwa
setiap konsumen atau ahli yang waris yang dirugikan dapat
mengajukan gugatan.
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
14
2. Nasabah diharapkan dapat lebih waspada dalam melakukan
transaksi di bank agar kedepannya tidak timbul suatu
permasalahan yang dapat meugikan dirinya.
15
IV. Daftar Pustaka
1. Buku
2. Jurnal
16
Dani Amalia Arifin, 2016, Kajian Yuridis Tanggung Jawab Perdata
Rumah Sakit Akibat Kelalaian Dalam Pelayanan
Kesehatan, Jurnal Idea Hukum Fakultas Hukum
Universitas Jendral Soedirman, Vol 2, No. 1.
3. Peraturan Perundang-Undangan
4. Putusan Pengadilan
17