Anda di halaman 1dari 7

5 KARAKTER ORANG

BERTAQWA DAN KEUTAMAANNYA

Kini kita memasuki bulan Syawal setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan
yang tujuan utamanya adalah membentuk taqwa. Karenanya, khutbah Jumat Bulan Syawal ini
mengambil tema 5 Karakter Orang Bertaqwa dan Keutamaannya.
Seperti kita hafal dari Surat Al-Baqarah ayat 183, tujuan utama puasa adalah la’allakum
tattaqun. Agar kita semua menjadi orang yang bertaqwa. Seperti apakah orang yang bertaqwa?
Khutbah ini berusaha membahasnya beserta keutamaan taqwa.

َ‫ َمنْ يَ ْه ِد ِه هَّللا ُ فَال‬. ‫ت َأ ْع َمالِنَا‬ ِ ‫سيَِّئا‬ َ ْ‫سنَا َو ِمن‬ ِ ُ‫ش ُرو ِر َأ ْنف‬
ُ ْ‫وذ بِاهَّلل ِ ِمن‬ ُ ‫ستَ ْغفِ ُرهُ َونَ ُع‬ ْ َ‫ِإنَّ ا ْل َح ْم َد هَّلِل ِ نَ ْح َم ُدهُ َون‬
ْ َ‫ستَ ِعينُهُ َون‬
ُ‫سولُه‬ ُ ‫ش َه ُد َأنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬ ْ ‫ش ِري َك لَهُ َوَأ‬ َ َ‫ش َه ُد َأنْ الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا ُ َو ْح َدهُ ال‬
ْ ‫ َوَأ‬. ُ‫ى لَه‬ َ ‫ضلِ ْل فَالَ هَا ِد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َمنْ ي‬ ِ ‫ُم‬
‫سا ٍن ِإلَى يَ ْو ِم ال ِّد ْي ِن‬ َ ‫ص َحابِ ِه َو َمنْ تَبِ َع ُه ْم بِِإ ْح‬ ْ ‫سلِّ ْم َوبَا ِركْ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َألِ ِه َوَأ‬ َ ‫ص ِّل َو‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.
َ‫سلِ ُمون‬ ْ ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُنَّ ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم‬ َّ ‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬
‫س ا ًء‬ َ ِ‫ث ِم ْن ُه َم ا ِر َج ااًل َكثِ ي ًرا َون‬ َّ َ‫ق ِم ْن َه ا ز َْو َج َه ا َوب‬ َ َ‫س َوا ِح َد ٍة َو َخل‬ ٍ ‫اس اتَّقُ وا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِمنْ نَ ْف‬ُ َّ‫يَا َأيُّ َها الن‬
‫سا َءلُونَ بِ ِه َواَأْل ْر َحا َم ِإنَّ هَّللا َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ َ َ‫َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي ت‬
ُ‫س ولَه‬ ُ ‫صلِ ْح لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذنُ وبَ ُك ْم َو َمنْ يُ ِط ِع هَّللا َ َو َر‬ ْ ُ‫س ِديدًا ي‬ َ ‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْواًل‬
‫فَقَ ْد فَا َز فَ ْوزًا ع َِظي ًما‬
Jamaah Jum’at hafidhakumullah,
Hari ini kita telah memasuki bulan Syawal setelah sebulan penuh di bulan Ramadhan berpuasa
yang tujuannya adalah membentuk taqwa. Sebagaimana firman-Nya:

َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِمنْ قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ َ ِ‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ َآ َمنُوا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬
َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertaqwa. (QS.
Al Baqarah: 183)

Apa itu taqwa? Para ulama biasa mendefinisikan singkat tetapi lengkap. Taqwa adalah
mengerjakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan karakter orang bertaqwa dalam banyak ayat Al-
Qur’an. Di antaranya dalam Surat Ali Imran ayat 133-135. Rangkaian ayat ini menjelaskan lima
karakter orang bertaqwa. Kita bisa bermuhasabah apakah lima karakter ini ada dalam diri kita,
sekaligus menjadi alat ukur apakah puasa Ramadhan kita berhasil atau tidak.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َّ ‫ الَّ ِذينَ يُ ْنفِقُ ونَ فِي‬. َ‫ض ُأ ِع دَّتْ لِ ْل ُمتَّقِين‬


‫الس َّرا ِء‬ ُ ‫الس َم َواتُ َواَأْل ْر‬ َّ ‫ض َها‬ ُ ‫سا ِرعُوا ِإلَى َم ْغفِ َر ٍة ِمنْ َربِّ ُك ْم َو َجنَّ ٍة ع َْر‬ َ ‫َو‬
‫ش ةً َأ ْو ظَلَ ُم وا‬ ِ َ‫ َوالَّ ِذينَ ِإ َذا فَ َعلُ وا ف‬. َ‫س نِين‬
َ ‫اح‬ ِ ‫س َوهَّللا ُ يُ ِح ُّب ا ْل ُم ْح‬
ِ ‫َن النَّا‬ِ ‫اظ ِمينَ ا ْل َغ ْي ظَ َوا ْل َع افِينَ ع‬ ِ ‫الض َّرا ِء َوا ْل َك‬
َّ ‫َو‬
َ‫ص ُّروا َعلَى َما فَ َعلُوا َو ُه ْم يَ ْعلَ ُمون‬ ِ ُ‫وب ِإاَّل هَّللا ُ َولَ ْم ي‬
َ ُ‫الذن‬ ُّ ‫ستَ ْغفَ ُروا ِل ُذنُوبِ ِه ْم َو َمنْ يَ ْغفِ ُر‬ َ ُ‫َأ ْنف‬
ْ ‫س ُه ْم َذ َك ُروا هَّللا َ فَا‬
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang
yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran: 133-135)

1. Gemar berinfaq

Karakter pertama orang bertaqwa adalah gemar berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun
sempit.

‫ض َّرا ِء‬ َّ ‫الَّ ِذينَ يُ ْنفِقُونَ فِي ال‬


َّ ‫س َّرا ِء َوال‬
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit
… (QS. Ali Imran: 134)

Bulan Ramadhan yang memiliki nama lain syahrul infaq telah melatih kita untuk banyak
berinfaq. Rasulullah juga mencontohkan, beliau yang sangat dermawan menjadi jauh lebih
dermawan pada bulan Ramadhan.
Infaq dan sedekah yang telah terlatih di bulan Ramadhan itu, hendaknya menjadi karakter
kita karena itulah karakter orang bertaqwa; berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit.
Berinfaq baik dalam keadaan kaya atau miskin. Berinfaq baik di tanggal muda maupun tanggal
tua. Tentu besarannya disesuaikan dengan kemampuan.
Para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum telah mencontohkan gemar berinfaq dalam segala
kondisi. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumumkan Perang Tabuk, dan
waktu itu kondisinya paceklik, para sahabat berbondong-bondong untuk berinfaq.
Umar Al Faruq radhiyallahu ‘anhu datang membawa harta yang banyak. Beliau
menginfakkan harta itu untuk jihad fi sabilillah yakni Perang Tabuk. Ketika ditanya Rasulullah,
“Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?” Umar menjawab, “Aku menginfakkan separuh
hartaku dan untuk keluargaku masih ada separuh hartaku.”
Setelah itu datang Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Beliau menginfakkan harta yang lebih
banyak daripada infaq Umar. “Ya Rasulullah, aku infakkan seluruh hartaku.” Ketika ditanya
Rasulullah, apa yang ia tinggalkan untuk keluarganya, Abu Bakar menjawab, “Aku tinggalkan
untuk mereka, Allah dan Rasul-Nya.”
Umar yang awalnya ingin mengungguli amal Abu Bakar, saat itu tersadar, “Aku tidak
pernah bisa mengungguli Abu Bakar.”
Selain Abu Bakar dan Umar, para sahabat lainnya juga berbondong-bondong untuk
berinfaq. Ada pula sahabat yang karena keterbatasan ekonomi, hanya berinfaq segenggam
kurma.
Orang-orang munafik mengejek, “Allah tidak membutuhkan infaq yang sangat sedikit
seperti itu.” Namun Rasulullah justru memuji sahabat yang infaq meskipun segenggam kurma
karena kemampuannya memang hanya sebesar itu.
Dan tidak ada ceritanya Umar jatuh miskin setelah menginfakkan separuh hartanya. Juga
tidak ada ceritanya Abu Bakar jatuh bangkrut setelah menginfakkan seluruh hartanya. Yang
ada, justru kekayaan mereka di kemudian hari bertambah dan semakin berkah. Persis seperti
sabda Nabi:

‫ص َدقَةٌ ِمنْ َما ٍل‬ َ َ‫َما نَق‬


َ ْ‫صت‬
Sedekah tidak mengurangi harta. (HR. Muslim)

Maka mari kita miliki karakter orang bertaqwa ini. Jangan menunggu kaya baru sedekah,
sedekahlah! Insya Allah kita akan dijadikan kaya oleh Allah.

2. Menahan marah
Karakter orang bertaqwa yang kedua adalah menahan marah, mampu mengelola emosi.

َ‫اظ ِمينَ ا ْل َغ ْيظ‬


ِ ‫َوا ْل َك‬
… dan orang-orang yang menahan amarahnya … (QS. Ali Imran: 134)

Puasa Ramadhan telah mendidik kita untuk mampu mengelola emosi dengan baik. Puasa
Ramadhan telah mendidik kita untuk bersabar, menahan diri dan tidak marah. Bahkan sekalipun
ada orang-orang yang memprovokasi atau mengajak kita berkelahi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

َ ‫ َوِإ ِن ا ْم ُرٌؤ قَاتَلَهُ َأ ْو شَاتَ َمهُ فَ ْليَقُ ْل ِإنِّى‬، ‫ فَالَ يَ ْرفُ ْث َوالَ يَ ْج َه ْل‬، ٌ‫صيَا ُم ُجنَّة‬
‫صاِئ ٌم‬ ِّ ‫ال‬

Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan
mengumpat. Jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan:
aku sedang berpuasa. (Muttafaq ’alaih)
Marah sering kali membuat orang hilang akal sehat, kata-kata tidak terkontrol, keputusan
tidak bijak dan emosi tak terkendali. Puasa Ramadhan telah melatih kita untuk bisa menahan
marah dan hendaknya itu terus menjadi karakter kita.
Secara medis, banyak penyakit yang muncul akibat dipicu oleh kemarahan. Mulai dari
darah tinggi, kolestreol, hingga diabet. Sebab marah memicu hormon kortisol.
Rasulullah menyebutkan bahwa orang-orang yang mampu mengelola emosinya, mampu
menahan marah, itulah orang-orang yang sejatinya benar-benar kuat.

‫ب‬
ِ ‫ض‬ َ ‫ش ِدي ُد الَّ ِذى يَ ْملِ ُك نَ ْف‬
َ ‫سهُ ِع ْن َد ا ْل َغ‬ َّ ‫ ِإنَّ َما ال‬، ‫الص َر َع ِة‬
ُّ ِ‫ش ِدي ُد ب‬ َ ‫لَ ْي‬
َّ ‫س ال‬
Orang yang kuat bukanlah orang (menang dalam) gulat, tetapi orang kuat (yang
sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah. (HR. Bukhari dan
Muslim)

3. Memafkan manusia
Karakter orang bertaqwa yang ketiga adalah adalah suka memaafkan.

ِ ‫َوا ْل َعافِينَ َع ِن النَّا‬


‫س‬
… dan memaafkan manusia … (QS. Ali Imran: 134)

Tak hanya mampu menahan marah, orang bertaqwa juga pandai memaafkan kesalahan
orang lain. Dan memaafkan tidak akan menurunkan harga diri seseorang, ia justru menambah
kemuliaan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

‫َو َما َزا َد هَّللا ُ َع ْبدًا بِ َع ْف ٍو ِإالَّ ِع ًّزا‬


Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan
semakin memuliakan dirinya. (HR. Muslim)

Memaafkan juga membuat hati lapang, penuh kedamaian dan mudah bahagia.
Sebaliknya, tidak memaafkan alias mendendam akan memicu hormon kortisol yang
mengakibatkan berbagai penyakit termasuk jantung, kanker dan stroke.

4. Suka berbuat baik


Karakter keempat dari orang bertaqwa adalah suka berbuat baik; ia menjadi muhsinin.

ِ ‫َوهَّللا ُ يُ ِح ُّب ا ْل ُم ْح‬


َ‫سنِين‬
Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik (QS. Ali Imran: 134)
Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Tafsir Al Munir bahwa muhsinin adalah
orang yang membalas kejelekan dengan kebaikan.
Orang mencela kita, kita tidak marah, justru memaafkannya dan menyambung
silaturahmi  dengannya, ini adalah contoh muhsinin. Ada orang menyakiti kita, kita justru
memaafkan dan menolongnya saat membutuhkan, juga contoh muhsinin.
Ramadhan telah mendidik kita untuk berbuat baik kepada siapa pun. Dan sudah
seharusnya karakter itu kita teruskan sepanjang tahun karena itulah karakter orang bertaqwa.

5. Segera bertaubat
Karakter kelima dari orang bertaqwa adalah segera ingat Allah dan bertaubat kepada-Nya
ketika melakukan dosa dan kemaksiatan.

‫ص ُّروا‬ ِ ُ‫وب ِإاَّل هَّللا ُ َولَ ْم ي‬ ُّ ‫ستَ ْغفَ ُروا لِ ُذنُوبِ ِه ْم َو َمنْ يَ ْغفِ ُر‬
َ ُ‫الذن‬ َ ُ‫شةً َأ ْو ظَلَ ُموا َأ ْنف‬
ْ ‫س ُه ْم َذ َك ُروا هَّللا َ فَا‬ ِ َ‫َوالَّ ِذينَ ِإ َذا فَ َعلُوا ف‬
َ ‫اح‬
َ‫َعلَى َما فَ َعلُوا َو ُه ْم يَ ْعلَ ُمون‬

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa
lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran: 135)

Tidak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa kecuali Rasulullah yang ma’shum.
Setiap orang bisa salah, setiap orang bisa terperosok ke dalam dosa, setiap orang bisa berbuat
maksiat. Yang paling penting adalah segera bertaubat; ingat Allah, memohon ampun
kepadaNya dan tidak mengulanginya lagi.
Demikianlah karakter kelima dari orang bertaqwa, sekaligus mengakhiri khutbah pertama
dari khutbah Jumat bulan Syawal ini.

ْ ‫َأقُ ْو ُل قَ ْو ِل َه َذا َوا‬


‫ستَ ْغفِ ُر ْوهَّللا َ ا ْل َع ِظ ْي ِم ِإنَّهُ ه َُو ا ْل َغفُو ُر ال َّر ِحي ُم‬

Khutbah Kedua

َ‫ش َه ُد أنْ ال إلَه‬ ْ ‫ َأ‬. َ‫ش ِر ُكون‬ ْ ‫ق لِيُ ْظ ِه َرهُ َعلَى الدِّي ِن ُكلِّ ِه َولَ ْو َك ِرهَ ا ْل ُم‬
ِّ ‫سولَهُ بِا ْل ُهدَى َو ِدي ِن ا ْل َح‬ َ ‫ا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي َأ ْر‬
ُ ‫س َل َر‬
‫سلِّ ْم َوبَا ِركْ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َألِ ِه‬ َ ‫ص ِّل َو‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫سولُه‬
ُ ‫ور‬َ ‫ وأشه ُد أنَّ ُم َح َّمدًا ع ْبدُه‬،ُ‫ش ِريكَ لَه‬ َ ‫إال هللاُ َو ْح َدهُ ال‬
‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ِّد ْي ِن‬ َ ‫ص َحابِ ِه َو َمنْ تَبِ َع ُه ْم بِِإ ْح‬
ٍ ‫س‬ ْ ‫َوَأ‬
ْ ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُنَّ ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم‬
َ‫سلِ ُمون‬ َّ ‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬
ٌ ‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو ْلتَ ْنظُ ْر نَ ْف‬
َ‫س َما قَ َّد َمتْ لِ َغ ٍد َواتَّقُوا هَّللا َ ِإنَّ هَّللا َ َخبِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬
Jamaah Jum’at hafidhakumullah,
Ketika kita bertaqwa kepada Allah, di antaranya dengan memenuhi lima karakter tadi, Allah
menjanjikan banyak keutamaan kepada kita, antara lain:

1. Bimbingan
Allah akan membimbing kita untuk bisa membedakan yang benar dan yang salah lalu
mengikuti kebenaran tersebut.

‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ َآ َمنُوا ِإنْ تَتَّقُوا هَّللا َ يَ ْج َع ْل لَ ُك ْم فُ ْرقَانًا‬
Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan
kepadamu Furqaan. (QS. Al-Anfal: 29)

2. Ampunan
Orang yang bertaqwa akan mendapatkan ampunan dari segala dosa. Sebagaimana
lanjutan ayat tersebut:

ْ َ‫سيَِّئاتِ ُك ْم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم َوهَّللا ُ ُذو ا ْلف‬


ِ ‫ض ِل ا ْل َع ِظ‬
‫يم‬ َ ‫َويُ َكفِّ ْر َع ْن ُك ْم‬
Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-
dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Al-Anfal: 29)

3. Solusi dan rezeki


Allah menjamin solusi orang yang bertaqwa atas permasalahan yang dia hadapi. Juga
menjamin rezeki, bahkan dari arah tak terduga.

‫ب‬
ُ ‫س‬ ُ ‫ َويَ ْر ُز ْقهُ ِمنْ َح ْي‬. ‫ق هَّللا َ يَ ْج َع ْل لَهُ َم ْخ َر ًجا‬
ِ َ‫ث اَل يَ ْحت‬ ِ َّ‫َو َمنْ يَت‬
… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya …  (QS. Ath-Thalaq:
2-3)

4. Masuk surga
Ini keutamaan yang paling kita nantikan. Allah memasukkan orang bertaqwa ke dalam
surga-Nya. Sebagaimana ayat yang telah kita dengarkan bersama di khutbah pertama:

َ‫ض ُأ ِعدَّتْ ِل ْل ُمتَّقِين‬


ُ ‫س َم َواتُ َواَأْل ْر‬ ُ ‫سا ِرعُوا ِإلَى َم ْغفِ َر ٍة ِمنْ َربِّ ُك ْم َو َجنَّ ٍة ع َْر‬
َّ ‫ض َها ال‬ َ ‫َو‬
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (QS. Ali Imran: 133)
‫سلِّ ُموا تَ ْ‬
‫سلِي ًما‬ ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا َأ ُّي َها الَّ ِذينَ َآ َمنُوا َ‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫ِإنَّ هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ يُ َ‬
‫َلى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َوعَل َى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنـ َّ َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد اَللَّ ُه َّم با َ ِركْ‬
‫صلَّيْتَ ع َ‬ ‫َلى ُم َح َّم ٍد َوعَل َى آ ِل ُم َح َّم ٍد َكما َ َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ص ِّل ع َ‬
‫َلى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َوعَل َى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنـ َّ َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َكما َ با َ َر ْكتَ ع َ‬
‫َلى ِ‬
‫عَل َى ُم َح َّم ٍد َوع َ‬
‫ب‬ ‫س ِم ْي ٌع قَ ِر ْي ٌ‬
‫ب ُم ِج ْي ُ‬ ‫ت‪ِ ،‬إنَّ َك َ‬‫ت‪ ،‬اَأل ْحيَا ِء ِم ْن ُه ْم َواَأل ْم َوا ِ‬‫سلِ َما ِ‬ ‫سلِ ِميْنَ َوا ْل ُم ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْر لِ ْل ُمْؤ ِمنِيْنَ َوا ْل ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت‪َ ،‬وا ْل ُم ْ‬
‫ان َواَل ت َْج َع ْل ِفي قُلُوبِنَا ِغاًّل ِللَّ ِذينَ َآ َمنُوا َربَّنَا ِإنَّ َك َر ُءوفٌ‬ ‫سبَقُونَا بِاِإْل ي َم ِ‬‫ال ُّدعَا ِء‪َ .‬ربَّنَا ا ْغفِ ْر لَنَا َوِإِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َ‬
‫َر ِحي ٌم ‪َ .‬ربَّنَا اَل تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد ِإ ْذ َه َد ْيتَنَا َوه َْب لَنَا ِمنْ لَ ُد ْن َك َر ْح َمةً ِإنَّ َك َأ ْنتَ ا ْل َوه ُ‬
‫َّاب‬
‫س ْر ش َْو َكةَ الظَّالِ ِمينَ ‪،‬‬ ‫صفُ ْوفَ ُه ْم‪َ ،‬وَأ ْج ِم ْع َكلِ َمتَ ُه ْم َعلَى َ‬
‫الحقِّ‪َ ،‬وا ْك ِ‬ ‫سلِ ِميْنَ ‪َ ،‬و َو ِّح ِد اللَّ ُه َّم ُ‬ ‫اللَّ ُه َّم َأ ِع َّز اِإل ْ‬
‫سالَ َم َوا ْل ُم ْ‬
‫ض‪،‬‬ ‫ت اَأل ْر ِ‬ ‫س َماء َوَأ ْخ ِر ْج لَنَا ِمنْ َخ ْي َرا ِ‬ ‫سالَ َم َواَأل ْمنَ لِ ِعبا ِد َك َأ ْج َم ِعينَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم َأ ْن ِز ْل َعلَ ْينَا ِمنْ بَ َر َكا ِ‬
‫ت ال َّ‬ ‫ب ال َّ‬ ‫َوا ْكتُ ِ‬
‫سنَةً َوفي اآل ِخ َر ِة‬ ‫َوبَا ِركْ لَنَا في ثِ َما ِرنَا َو ُز ُر ْو ِعنَا و ُك ِّل َأر َزاقِنَا يَا َذا ا ْل َجالَ ِل َواِإل ْك َر ِام ‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا في ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫اب النَّا ِر‬ ‫سنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫َح َ‬
‫ان َوِإ ْيتَا ِء ِذي القُ ْربَى َويَ ْن َهى َع ِن ا ْلفَ ْحشَا ِء َوا ْل ُم ْن َك ِر َوا ْلبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬
‫س ِ‬‫ِعبَا َد هللاِ ‪ِ:‬إنَّ هللاَ يَْأ ُم ُر بِا ْل َعد ِْل َواِإل ْح َ‬
‫تَ َذ َّك ُر ْونَ‬

Anda mungkin juga menyukai