Septivani - Kasus Kelolaan
Septivani - Kasus Kelolaan
B. Riwayat Keperawatan
C. Pemeriksaan Fisik
b. Kuku
Inspeksi : Kuku tampak kotor dan pendek, bentuk normal dan simetris,
tidak ada tanda infeksi
Palpasi : CRT <3detik
4)Kepala
Inspeksi : Bentuk bulat dan simetris, tidak ada lesi, rambut berwarna
hitam sedikit putih,
Palpasi : tidak ada pembengkakan, tekstur rambut kasar, tidak ada nyeri
tekan, tidak terdapat lesi
5) Wajah
Inspeksi : warna kulit sawo matang, bentuk bulat, wajah tidak simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan edema
6) Mata
Inspeksi : bentuk bulat, konjungtiva ananemis, sklera anikterik
Pupil : bulat, isokor 2++/2++
7) Telinga
Inspeksi : Bentuk dan ukuran normal, bentuk simetris, ukuran normal,
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
8) Hidung dan sinus
Inspeksi : Bentuk normal, simetris, tidak ada lesi, tidak ada sekret, tidak
ada tanda-tanda infeksi
Inspeksi : tidak ada lesi dan stomatitis, gigi lengkap, tidak ada penggunaan
gigi palsu, mukosa bibir kering
10) Leher
Inspeksi : warna sawo matang, terlihat simetris, tidak ada benjolan
Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid
b. Kardiovaskuler
Perkusi : Redup
5 3
5 3
Skala kekuatan otot :
Nilai 0: bila tidak terlihat kontrkasi, keadaan lumpuh total.
Nilai 2: ada pergerakan pada sendi tetapi tidak mampu melawan gravitasi.
Hasil :
b. Pengkajian Reflek
1. Refleks Bisep
Fleksikan lengan klien pada bagian siku sampai 45 derajat, dengan posisi
tangan pronasi (menghadap ke bawah)
Letakkan ibu jari pemeriksa pada fossa antekkubital di dasar tendon bisep
dan jari jari lain diatas tendon bisep
Pukul ibu jari anda dengan reflek harmmer, kaji refleks
Hasil : Positif
2. Refleks Trisep
Letakkan lengan tangan bawah pasien diatas tangan pemeriksa
Tempatkan lengan bawah diantara fleksi dan ekstensi
Meminta pasien untuk merilekkan lengan
Raba terisep untuk memastikan otot tidak teggang
Pukul tendon pada fossa olekrani, kaji reflek
Hasil : Positif
I. Pemeriksaan Penunjang
Radiologi
1. Citicolin 2x500mg
2. Atorvastatin tablet 20mg
3. Ratinide 2x1amp
4. Aspilet 1x80mg
5. Paracetamol 500mg
K. Analisa Data
Data Subjektif:
- Keluarga pasien Perfusi jaringan serebral Infark pada serebral
mengatakan, pasien lemas tidak efektif
pada bagian ekstremitas
kiri dan terjatuh
- Pasien mengatakan sakit
kepala
- Keluarga pasien
mengatakan pasien
memiliki riwayat
hipertensi dan tidak rutin
minum obat
- Keluarga pasien
mengatakan, pasien
memiliki kebiasaan
merokok 1 bungkus
rokok/hari.
- Keluarga pasien
mengatakan tidak pernah
mengalami penyakit
stroke sebelumnya
Data objektif :
TD : 170/80 mmHg
Nadi : 108x/menit
RR : 23x/menit
Suhu : 36,3°C
- Terdapat gangguan
pada nervus IX, X dan
XII
- Pasien tampak gelisah
- MAP : 113,6 mmHg
Data Subjektif : Gangguan menelan Gangguan saraf kranialis
- Keluarga pasien
mengatakan, ketika
ingin diberi minum
pasien tersedak
Data Objektif :
- Screening disfagia :
positif
- Batuk pada saat setelah
minum
- Pasien tersedak ketika
diberi minum
- Terpasang NGT
Data objektif:
- Aktivitas nampak
dibantu oleh keluarga
- Nilai kekuatan otot
pada ekstremitas kiri
pasien menurun :
5 3
5 3
L. Perencanaan
2.
Gangguan menelan b.d Tujuan : Setelah Observasi
Observasi
gangguan saraf kranialis dilakukan 1. Intervensi nutrisi/ pilihan
tindakan 1. Monitor batuk dan kemampuan rute makan ditentukan oleh
keperawatan menelan faktor-faktor ini.
selama 2 x 24
Terapeutik
jam gangguan 1. Menggunakan gravitasi untuk
1. Letakkan pasien pada posisi
menelan teratasi memudahkan proses menelan
duduk/ tegak selama dan
dengan Dan menurunkan resiko
setelah makan
Kriteria Hasil : terjadinya aspirasi.
2. Anjurkan pasien menggunakan
2. Menguatkan otot fasiel dan otot
1. Reflek
sedotan untuk meminum cairan.
menelan dan menurunkan
menelan
resiko terjadinya aspirasi.
meningkat
2. Usaha
menelan Kolaborasi
1. Memberikan cairan pengganti
meningkat 1. Pemasangan NGT
dan juga makanan jika pasien
3. Frekuensi tidak mampu untuk
tersedak memasukkan segala sesuatu
menurun melalui mulut.
4. Batuk
menurun
Observasi
Observasi
Gangguan mobilitas fisik 1. Untuk mengetahui berapa skala
Tujuan : Setelah
3. 1. Identifikasi adanya nyeri atau
b.d Gangguan nyeri dan keluhan Pasien
dilakukan
keluhan fisik lainnya
neuromuskular (Stroke) 2. Untuk mengetahui toleransi
tindakan
2. Identifikasi toleransi fisik
keperawatan melakukan pergerakan fisik saat bergerak
selama 2 x 24 3. Monitor parastesi 3. Untuk mengetahui Bagian
jam gangguan tubuh yang Mengalami
mobilitas fisik Parastesia
teratasi dengan
Kriteria Hasil : Terapeutik Terapeutik
1. Kekuatan 1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi 1. Memberikan bantuan kepada
otot dengan alat bantu ( mis; duduk pasien saat akan melakukan
meningkat diatas tempat tidur mobilisasi dan mengurangi
2. Pergerakan resiko jatuh/ sakit saat
ekstremitas berpindah
meningkat 2. Fasilitasi melakukan 2. Meningkatkan status mobilitas
3. Rentak gerak pergerakan fisik pasien
(ROM) 3. Libatkan keluarga untuk 3. Keluarga dapat secara mandiri
meningkat membantu pasien dalam membantu pasien melakukan
4. Kelemahan meningkatkan pergerakan latihan pergerakan
fisik
menurun
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur 1. Untuk memberikan Informasi
mobilisasi kepada Keluarga
M. Catatan Keperawatan
Rabu, 15/06/22 Gangguan menelan b.d gangguan 1. Memberikan diit cair kepada pasien melalui selang NGT
09.00 saraf kranialis Ds : -
Do : Nutrisi pasien terpenuhi
Rabu, 15/06/22 Gangguan mobilitas fisik b.d 1. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
11.00 Gangguan neuromuskular Ds : Pasien mengatakan, “Tangan dan kaki kiri mengalami
(Stroke) kelemahan”
Do : Pasien terlihat kesulitan mengangkat tangan dan kaki kiri
Rabu, 15/06/22 2. Melakukan ROM aktif dan pasif pada kedua anggota
11.30 ekstermitas pasien yang lemah yaitu dengan cara melatih dan
menggerakkan anggota gerak yang lemah pertama pada tangan
dengan menggerakkan jari – jari tangan dan pergelangan tangan
serta mengangkat tangan pasien sejajar dengan kepala dengan
hitungan 10 kali
Ds : Pasien mengatakan tangan dan kakinya masih lemah
Do : -
Kamis, Perfusi jaringan serebral tidak 1. Memonitor tanda-tanda vital
16/06/22 08.30 efektif b.d infark pada serebral Ds : -
Do :
TD : 160/90 mmHg
N : 50x/menit
Rr : 22x/menit Septi
S : 36°C
Kamis, Gangguan menelan b.d gangguan 1. Memberikan diit cair kepada pasien melalui selang NGT
16/06/22 11.00 saraf kranialis Ds : -
Do : Nutrisi pasien terpenuhi
5 3
5 3
5 3
5 3
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
0
5b Nilai lengan kanan
6 Motorik tungkai. Anjurkan pasien tidur terlentang dan 0 = mampu mengangkat tungkai 30° minimal
mengangkat tungkai 30° 5 detik
1= tungkai jatuh ke tempat tidur pada akhir
detik ke-5 secara perlahan
2= tungkai jatuh sebelum 5 detik tetapi ada
usaha melawan gravitasi
3 = tidak mampu melawan gravitasi
4 = tidak ada gerakan
1
6a nilai tungkai kiri
0
6a nilai tingkai kanan
7 Ataksia anggota badan. menggunakan test unjuk jari 0 = tidak ada ataksia 0
hidung 1 = ataksia pada satu ekstremitas
2 = ataksia pada dua atau lebih ekstremitas
8 Sensorik. Lakukan tes pada seluruh tubuh; tungkai. 0 = normal 0
lengan, badan, dan wajah. Pasien afasia diberi nilai 1, 1 = gangguan sensori ringan hingga sedang.
Pasien stupor atau koma diberi nilai 2 Ada gangguan sensori terhadap nyeri tetapi
masih merasa bila disentuh
2 = gangguan sensori berat atau total
9 Kemampuan berbahasa. Anjurkan pasien untuk 0 = normal 0
menjelaskan suatu gambar atau membaca suatu tulisan. 1 = afasia ringan hingga sedang
Bila pasien mengalami kebutaan, letakan suatu benda 2 = afasia berat
ditangan pasien dan anjurkan untuk menjelaskan benda 3 = mute, afasia global, coma
tersebut
10 Disartia 0 = normal 1
1 = disartia ringan
2 = disartia berat
11 Neglect atau inatensi 0 = tidak ada neglect 0
1 = tidak ada tensi pada salah satu modalitas
berikut; visual, tactile, auditory, spatial, or
personal inattention
2 = Tidak ada atensi pada lebih dari satu
modalitas
TOTAL NILAI 5
Keterangan :
Skor < 5 : defisit neurologis ringan
Skor 6 -14 : defisit neurologis sedang/cukup berat
Skor 15-24 : defisit neurologis berat
Skor >25 : defisit neurologis sangat berat
a. Pengkajian Risiko Luka Dekubitus (Skala Norton)