Anda di halaman 1dari 4

MODIFIKASI PENGAJARAN PENJAS ABK TUNANETRA PADA

OLAHRAGA SEPAK BOLA DENGAN TEKNIK MENGAJAR


DEMONSTRASI

KELOMPOK 1
1. IRFAN
2. BARI’UN ARIP MUNANDAR
3. INDI ASTRINA 200301500024
4. ARFAN
5. IHWANUL TEGUH
6. MUHAMMAD IHSAN
7. ANDI SALSA BILA
8. RICKY IRAWAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN KESEHATAN
2021/2022
LAPORAN KEGIATAN KULIAH ( KEGIATAN MODIFIKASI ABK TUNANETRA )
PENDAHULUAN

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) merupakan pelajaran yang harus
diajarkan di sekolah dan pelajaran PJKR sendiri memiliki peranan sangat penting, yaitu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman
belajar melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar
sepanjang hayat.

Selain di sekolah regular, pembelajaran PJKR sendiri juga di ajarkan di Sekolah Luar Biasa
dengan kegiatan belajar yang dimodifikasi baik dari pelaksanaannya, alat dan bentuk
kegiatannya. Istilah yang digunakan adalah pembelajaran pendidikan Jasmani Adaptif.
Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu sistem penyampaian layanan yang bersifat
menyeluruh (comprehensif) dan dirancang untuk mengetahui, menemukan dan memecahkan
masalah dalam ranah psikomotor. Secara mendasar pendidikan jasmani adaptif adalah sama
dengan pendidikan jasmani biasa. Oleh sebab itu sangat perlu adanya kegiatan pendidikan
jasmani adaptif untuk dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa.

Beranjak dari pentingnya kegiatan pembelajaran jasmani adaptif ini, perlu rasanya guru-guru
olahraga di Sekolah Luar Biasa dibekali pembelajaran pendidikan jasmani adaptif, karena
tidak semua guru olahraga berada di Sekolah Luar Biasa.

Pendidikan jasmani adaptif, merupakan Pendidikan melalui aktivitas jasmani yang


disesuaikan atau dimodifikasi yang memungkinkan individu dengandimodifikasi yang
memungkinkan individu dengan kebutuhan khusus (kurang mampu) dapat berpartisipasi atau
memperoleh kesempatan beraktivitas dengan aman dan berhasil dengan baik (sesuai dengan
keterbatasannya) serta memperoleh kepuasan. Kami selaku mahasiswa PJKR UNM FIKK
melakukan “MODIFIKASI PENGAJARAN PENJAS ABK TUNANETRA PADA
OLAHRAGA SEPAK BOLA DENGAN TEKNIK MENGAJAR DEMONSTRASI” yang di
harapkan memberikan inspirasi bagi para siswa dan siswi

TUJUAN KEGIATAN
1. Meningkatkan daya minat tuna netra untuk bermain sepak bola
2. Memberi kesempatan siswa mempelajari dan berpartisipasi dalam olahraga sepak bola
1. Pengertian tuna netra

Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang
mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya.
keadaan fisik anak tunanetra tidak berbeda dengan anak sebaya lainnya. Perbedaan
nyata, diantaranya mereka hanya terdapat pada organ penglihatannya. Gejala
ketunanetraan yang dapat diamati dari segi fisik antara lain: mata juling, sering
berkedip, menyipitkan mata, kelopak mata merah, gerakan mata tak beraturan dan
cepat, mata selalu berair, dan sebagainya.
beberapa gejala tingkah laku pada anak yang mengalami gangguan penglihatan dini
antara lain; berkedip lebih banyak dari biasanya, menyipitkan mata, tidak dapat
melihat benda-benda yang agak jauh. Adanya keluhan-keluhan antara lain: mata gatal,
panas, pusing, kabur, atau penglihatan ganda.
tidak berbeda jauh dengan anak normal. Kecenderungan IQ anak tunanetra ada pada
batas atas sampai batas bawah. Kadang kala ada keluarga yang belum siap menerima
anggota keluarga yang mengalami tunanetra sehingga menimbulkan
ketegangangelisah di antara keluarga. Seorang tunanetra biasanya mengalami
hambatan kepribadian seperti curiga terhadap orang lain, perasaan mudah
tersinggung, dan ketergantungan yang berlebihan.

2. Metode pengajaran
Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran tunanetra pada olahraga
sepakbola yaitu menggunakan metode pengajaran demonstrasi , Adapun yang
dimaksud metode pengajaran demonstrasi di sini yaitu metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang disajikan. Berdasarkan penjelasan anak tunanetra
membutuhkan indera pendengaran, peraba dan penciuamnya untuk mendeteksi dan
menggambarkan arah, sumber, dan informasi mengenai ukuran dan kualitas ruangan,
tetapi agar lebih efektif dalam pembelajarannya guru harus memberikan gambaran
mengenai bentuk, posisi, dan ukuran. Dan penerapan metode pembelajaran yang tepat
juga berpengaruh dalam proses belajar anak tunanetra. Guru Dalam memberikan
pengajaran, kegiatannya perlu disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa ABK
dengan cara yang terencana, bertahap, dan berkelanjutan.
3. Hasil

Gambar 1.
Pada gambar ini kami menjelaskan aturan dan urutan-urutan kegiatan yang akan
dilaksanakan secara langsung.

Gambar 2
Pada gambar ini kami memberikan metode mengajar dengan cara memperagakan
barang baik secara langsung maupun materi yang sedang disajikan.

Anda mungkin juga menyukai