Anda di halaman 1dari 5

Review Artikel

Pengaruh Pemberian Limbah Cair Tahu Terhadap Pertumbuhan


Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

Nurrisma Alzufri1, Putri Dwiyana2


1,2
Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jl. Perjuangan By Pass, Kota
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah cair tahu terhadap
pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode studi literature dari beberapa artikel yang relevan. Data hasil penelitian
berupa data pengaruh limbah cair tahu terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum
frutescens L.) yang didapatkan dari beberapa sumber artikel yang relevan. Hasil penelitian yang
didapatkan yaitu limbah cair tahu memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman
cabai rawit. Limbah cair tahu ini mempengaruhi perubahan tinggi tanaman cabai rawit (Capsicum
frutescens L ), jumlah daun, jumlah cabang produktif, diameter batang, jumlah buah serta berat
buah dan berpengaruh nyata terhadap munculnya bunga. Pemanfaatan limbah cair tahu sebagai
pupuk organik cair ini perlu terus dilakukan karena selain bermanfaat bagi tanaman, efek limbah
cair tahu yang dapat mencemari lingkungan ini dapat terus berkurang.

Kata Kunci: Pengaruh, Limbah Cair Tahu, Tanaman Cabai Rawit

Pendahuluan
Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan tanaman yang berasal dari family
Solanaceae. Tanaman cabai rawit ini berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di
Indonesia, cabai rawit banyak digunakan oleh masyarakat sebagai tambahan bumbu
pelengkap masakan yang biasa dipakai (Azhari, 2021). Selain itu, cabai rawit juga dapat
dikonsumsi secara langsung oleh masyarakat. Pemanfaatan cabai rawit tersebut terus
meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya
industri yang membutuhkan bahan baku dari cabai rawit.
Usaha menaikkan produktivitas tanaman cabai rawit salah satunya dilakukan dengan
cara pemberian pupuk. Sektor pertanian saat ini masih banyak menggunakan pupuk
anorganik buatan (pupuk kimia). Harga pupuk anorganik masih tinggi dan sulit dijangkau
petani. Tingginya harga pupuk tersebut menyebabkan biaya pengeluaran juga menjadi tinggi.
Biaya pengeluaran yang terlalu tinggi berdampak pada harga jual cabai rawit. Hal ini
menyebabkan rendahnya keuntungan petani karena berkurangnya daya beli masyarakat.
Pemberian pupuk anorganik berlebih secara terus menerus berdampak pada kerusakan fisik,
kimia, dan biologi tanah. Penggunaan pupuk anorganik berlebih akan mengganggu
keseimbangan jumlah zat hara dalam tanah yang berakibat pada metabolisme tumbuhan.
Tumbuhan akan mengalami berbagai macam penyakit akibat dari kelebihan maupun
kekurangan zat hara tertentu. Dampak lain penggunaan pupuk anorganik berlebih adalah
berkurangnya populasi mikroorganisme tanah yang menguntungkan. Akibatnya, tanah
menjadi kurang subur karena berkurangnya mikroorganisme pengurai (Amalia, 2018).
Solusi agar produktivitas cabai bisa meningkat maka digunakan pupuk organik cair
dari limbah cair tahu. Limbah cair tahu dapat dijadikan sebagai alternatif baru yang dapat
digunakan sebagai pupuk karena di dalam limbah cair tahu tersebut memiliki berbagai nutrisi
yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan tanaman. Limbah cair tahu mengandung
beberapa unsur hara seperti P2O5 5,54%, N 1,24%, K2O 1,34% dan C- organik 5,803% yang
merupakan unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman untuk proses pertumbuhan
tanaman. Kandungan hara yang terdapat dalam limbah cair tahu setelah difermentasi dapat
langsung diserap oleh tanaman (Farhana dan Wijaya, 2021).
Pemanfaatan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair masih harus terus
dilakukan. Hal itu selain berdampak baik bagi tanaman, juga dapat mengurangi tingkat
pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
limbah cair tahu terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.).

Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan yaitu dengan metode penelitian studi literature dari
beberapa artikel yang relevan dengan penelitian. Metode studi literature adalah serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat,
serta mengolah bahan penelitian (Zed, 2008).

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dengan metode kajian literature dari beberapa artikel,
limbah cair tahu dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum
frutescens L.). Limbah cair tahu ini berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman,
jumlah daun, jumlah cabang produktif, diameter batang, jumlah buah serta berat buah dan
berpengaruh nyata terhadap munculnya bunga.
Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Cabai rawit umumnya dikonsumsi oleh masyarakat
dalam kondisi segar atau belum dimasak. Agar terjamin keamanan bagi kesehatan maka
diperlukan cabai rawit yang bebas dari bahan-bahan kimia, terutama logam berat. Kesadaran
masyarakat terhadap kelestarian lingkungan dan kesehatan berdampak terhadap
meningkatnya permintaan produk pertanian organic (Wati dan Purwaningsih, 2022). Salah
satu produk pertanian organic adalah tanaman yang diberi pupuk dengan menggunakan
pupuk organic cair. Pupuk organic cair yang dapat diberikan pada tanaman salah satunya
yaitu limbah cair tahu (Putri, et al., 2022).
Limbah cair tahu adalah limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu. Tahu
merupakan salah satu produk pangan dari hasil olahan kacang kedelai yang dibuat dengan
cara pengentalan protein dari kacang kedelai. Indonesia adalah salah satu negara yang
menjadikan tahu sebagai lauk yang mengandung protein cukup tinggi. Dalam proses
pengolahannya, industri tahu ini dapat menghasilkan limbah, baik itu limbah yang berbentuk
padat berupa ampas kedelai ataupun limbah yang berbentuk cair. Limbah padat dari ampas
tahu ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pakan ternak mereka, sedangkan
limbah cair dari hasil pengolahan tahu dibuang ke perairan sekitar industri tahu tersebut
(Farhana dan Wijaya, 2021). Pembuangan limbah cair tahu ke perairan sekitar industry tahu
dapat menyebabkan pencemaran air. Hal itu karena kadar polutan organic yang dimiliki
limbah cair tahu sangat tinggi. Polutan organic yang dibuang dapat menimbulkan bau tidak
sedap yang berasal dari bau hydrogen sulfide dan ammonia akibat pemecahan protein dan zat
organic lainnya (Putra, et al., 2022). Selain mengandung polutan organic yang dapat
mencemari lingkungan, limbah cair tahu ini juga mengandung zat – zat organic (Faisal, et al.,
2016).
Limbah cair yang didapatkan dari proses pembuatan tahu sangat besar. Hal itu karena
pada setiap proses tahapan pembuatan tahu menggunakan air, dimulai dari proses pencucian
kacang kedelai, tahap perendaman, tahap pemasakan, serta pada tahap terakhir sebelum tahu
dicetak terdapat juga proses pembuangan cairan. Jika dilihat dari berbagai kandungan yang
terdapat didalam limbah cair tahu ini, maka limbah cair yang dihasilkan dari tahu ini
memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi pupuk cair. Limbah cair tahu dapat dijadikan
sebagai alternatif baru yang dapat di gunakan sebagai pupuk karena di dalam limbah cair tahu
tersebut memiliki berbagai nutrisi yang di butuhkan untuk proses pertumbuhan tanaman.
Kandungan hara yang terdapat dalam limbah cair tahu sebelum dan sesudah dibuat pupuk
cair memenuhi standar pupuk cair. Limbah cair tahu mengandung beberapa unsur hara seperti
P2O5 5,54%, N 1,24%, K2O 1,34% dan C-organik 5,803% yang merupakan unsur hara
esensial yang dibutuhkan oleh tanaman untuk proses pertumbuhan. Kandungan hara yang
terdapat dalam limbah cair tahu setelah difermentasi dapat langsung diserap oleh tanaman
(Farhana dan Wijaya, 2021). Selain itu, dalam limbah cair tahu ini juga terdapat zat-zat
karbohidrat, protein, lemak, dan unsur hara lainnya seperti N, P, K, Ca, Mg, dan Fe (Saenab,
et al., 2018).
Limbah cair tahu dibuat dalam beberapa proses. Proses yang pertama yaitu menyiapkan
limbah cair tahu yang sudah didinginkan menggunakan ember/jerigen sebanyak 5 liter, EM4
150ml/3 sendok makan (sdm), dan gula pasir 150 gr/5-7 sdm, air kelapa 2 liter dan air
secukupnya, kemudian proses selanjutnya yaitu bahan – bahan yang sudah disiapkan
dicampur dan difermentasi selama 14 hari (Suhairin, et al., 2020).
Pemanfaatan limbah cair tahu sebagai pupuk organic cair terbukti efektif dalam
meningkatkan pertumbuhan tanaman, salah satunya adalah pada tanaman cabai rawit
(Capsicum frutescens L.). Pemberian pupuk dari limbah cair tahu ini mempengaruhi tinggi
tanaman, jumlah daun yang bertambah, berpengaruh nyata terhadap munculnya bunga,
jumlah cabang produktif, diameter batang, dan jumlah buah yang muncul (Supriansyah, et al.,
2021).
Pemberian pupuk organic cair limbah cair tahu dapat menyebabkan adanya perbedaan
jumlah helai daun cabai rawit (Capsicum frutescens L.) sebelum dan sesudah pemberian
pupuk cair limbah cair tahu. Hal itu disebabkan oleh penyusunan jumlah daun yang
ditentukan dari beberapa jumlah dan ukuran sel, dan juga dapat dipengaruhi dari unsur hara
yang diserap oleh akar dan digunakan menjadi bahan makanan. Selain itu juga,
perkembangan dan peningkatan jumlah helai daun serta ukuran daun merupakan aktivitas
jaringan meristematik dapat dipengaruhi dari persediaan air dan unsur hara, karena air dan
unsur hara yang terlarut kemudian di bawa ke bagian atas tanaman dan sisanya akan
digunakan untuk proses peningkatan tekanan turgor sel daun (Farhana dan Wijaya, 2021).

Kesimpulan
Limbah cair tahu merupakan limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu. Dalam
limbah cair tahu terkandung karbohidrat, protein, lemak, dan unsur hara lainnya seperti N, P,
K, Ca, Mg, Fe, P2O5 5,54%, N 1,24%, K2O 1,34% dan C-organik 5,803%. Kandungan zat
organic dan unsur hara tersebut baik untuk tanaman, sehingga limbah cair tahu ini dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organic cair. Pemanfaatan limbah cair tahu sebagai pupuk
organic cair berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun yang bertambah,
berpengaruh nyata terhadap munculnya bunga, jumlah cabang produktif, diameter batang,
dan jumlah buah yang muncul.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, W., Hayati, N., & Kusrinah. (2018). Perbandingan Pemberian Variasi Konsentrasi
Pupuk dari Limbah Cair Tahu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.). Al – Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, 1 (1),
18-26.
Azhari, N. F., Muharam, & Rahmi, H. (2021). Pengaruh Pemberian Kombinasi Fermentasi
Air Cucian Beras dan Limbah Cair Tahu pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai
Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Pelita F1. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan,
7 (3), 18-25.
Faisal, M., Gani, A., Mulana, F., & Daimon, H. (2016). Treatment and Utilization of
Industrial Tofu Waste in Indonesia. Asian Journal of Chemistry, 28 (3), 501-507.
Farhana, D., & Wijaya, Y. R. P. (2021). Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Sebagai Pupuk
Organik Cair Untuk Berbagai Tanaman Di Kampung Lengkong, Kota Langsa.
Prosiding Seminar Nasional Peningkatan Mutu Pendidikan, 2 (1), 83-87.
Putra, C. A., Rachmadi, D., Widodo, R. A. R., & Devanty, S. A. (2022). Pengolahan Limbah
Cair Industri Tahu Menjadi Pupuk Organik Cair Di Kelurahan Pakunden Kota Blitar. I-
Com: Indonesian Community Journal, 2 (2), 195-202.
Putri, Y, E., Nggina, A. S., Tanul, T, T., Alus, A. H., & Rofita, D. (2022). Pemanfaatan
Limbah Cair Tahu Menjadi Pupuk Organik Cair (POC) di Ruteng, Kecamatan Langke
Rembong Kabupaten Manggarai. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 4 (5), 145-149.
Saenab, S., Al Muhdar, M. H. I., Rohman, F., & Arifin, A. N. (2018). Pemanfaatan Limbah
Cair Industri Tahu Sebagai Pupuk Organik Cair (POC) Guna Mendukung Program
Lorong Garden (Longgar) Kota Makassar. Prosiding Seminar Nasional
Megabiodiversitas Indonesia, 31-38.
Suhairin, Muanah, & Dewi, E. S. (2020). Pengolahan Limbah Cair Tahu Menjadi Pupuk
Organik Cair Di Lombok Tengah NTB. Jurnal Pengabdian Kemasyarakatan
Berkemajuan, 4 (1), 374-377.
Supriansyah, Lasmini S. A., & Hadid, A. (2021). Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai
Rawit (Capsicum frutescens L.) Pada Pemberian Limbah Cair Industri Tahu Dan Pupuk
Fosfor. Jurnal Agrotekbis, 9 (4), 1024-1033.
Wati, F. L., & Purwaningsih, O. (2022). Respon Pertumbuhan Cabai Rawit (Capsicum
Frutessen L.) Varietas Trisula Akibat Pemberian POC Limbah Tahu. Jurnal Pertanian
Agros, 24 (1), 133-139.

Anda mungkin juga menyukai