Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RISKA MIRANDA

NPM : 1911010003

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BUAH PEPAYA TERHADAP


PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L)
DI GAMPONG KRUENG RAYA KECAMATAN MESJID RAYA
KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LAtar Belakang Masalah

Seledri merupakan tanaman setahun yang berbentuk rumput. Tanaman ini berakar
tunggang dengan banyak akar samping yang dangkal. Batangnya pendek karena daunnya
terkumpul pada leher akar seperti wortel. Daunnya mempunyai aroma harum yang spesifik.
Daun tanaman seledri menjari, melekuk-lekuk dan tidak teratur, serta memiliki tangkai yang
panjang. Warna bunganya putih kekuning-kuningan, buahnya panjang berusuk dan keras.
Menurut Amir, (2015:42) "seledri (Apium graveolens L.) Termasuk dalam famili Apiaceae dan
merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digunakan untuk penyedap makanan dan
penghias hidangan". Taofik dan Qurrohman, (2015:43) menyatakan bahwa "Tanaman seledri
banyak mengandung vitamin A, vitamin C, dan zat besi serta zat gizi lainnya yang cukup tinggi.
Dalam 100 g 0,1 g lemak, 4 g karbohidrat, 0,9 g serat, 50 mg kalsium, 1 mg besi, 0,005 mg
riboflavin, 0,003 mg tiamin, 0,4 mg nikotinamid, 15 mg asam askorbat, dan 95 ml air". Dengan
kandungan gizi yang cukup lengkap, seledri merupakan salah satu alternatif bahan pelengkap
makanan dalam suatu masakan yang dapat menambah gizi bagi kita.

Menurut Taofik dan Qurrohman, (2015:45) "bertambahnya jumlah penduduk dari tahun
ke tahun, maka permintaan akan sayuran terus meningkat termasuk didalamnya seledri.
Tingginya permintaan seledri dalam bentuk segar oleh masyarakat Indonesia belum terpenuhi
selain itu sifat tanaman seledri bersifat aditif dalam bahan makanan sehingga dipergunakan
dalam jumlah sedikit tetapi penting dalam beberapa menu masakan di Indonesia". Saat ini
tanaman seledri belum diusahakan secara serius dan lahan yang ada cukup terbatas untuk
perluasan lahan demi meningkatkan hasil. Cara yang tepat untuk meningkatkan hasil tanpa
perluasan lahan adalah dengan intensifikasi lahan yaitu dengan pengaplikasian pupuk organik.
Menurut Harina, (2018:01) "pupuk adalah komoditas vital yang berkaitan erat dengan
upaya pemenuhan kebutuhan pangan dan pengembangan 20% dari keberhasilan peningkatan
produksi pertanian. Di satu sisi, lahan pertanian semakin sempit, tetapi kebutuhan pangan selalu
meningkat. Untuk itu, investasi pupuk merupakan satu hal yang tidak dapat dihindari. Industri
pupuk nasional merupakan industri andalan dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan
produksi pangan terutama beras. Namun, saat ini pemerintah sedang dihadapkan pada berbagai
kendala untuk memproduksi pupuk dengan harga yang terjangkau oleh petani. Hal ini berkaitan
dengan meningkatnya harga dan ketersediaan bahan baku yang harus diimpor, yaitu gas alam
(CH4) sebagai bahan baku urea. Gas alam (CH4) merupakan unsur terbesar, yaitu mencapai 50-
60% dari struktur biaya produksi urea. Kesulitan bahan baku gas alam (CH4) dapat
menyebabkan beberapa industri pupuk tidak dapat beroperasi dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi di Gampong Krueng Raya kecamatan Mesjid Raya


kabupaten Aceh besar, diketahui bahwa kondisi masyarakat di Gampong Krueng Raya saat ini
hampir rata-rata berpenghasilan dari sumber pertanian. Namun dalam pembudidayaan tanaman
pertanian masyarakat Gampong Krueng Raya kecamatan Mesjid Raya kabupaten Aceh Besar
saat ini lebih sering menggunakan pupuk anorganik karena penggunaannya lebih praktis dan
efisien. Tanpa mereka ketahui bahwa penggunaan pupuk kimia yang berlebihan akan
menimbulkan masalah baru seperti tanah cenderung menjadi cepat keras (tidak gembur lagi) dan
tanah menjadi cepat asam yang mengakibatkan organisme penyemburan tanah menjadi banyak
yang mati akibatnya tanah sangat bergantung pupuk tambahan, dampak lain yaitu tanaman
cenderung rentan serangan penyakit. Permasalahan ketergantungan terhadap bahan kimia ini,
akan semakin besar masalah yang ditimbulkan dan tidak akan selesai-selesai dan membuat petani
semakin tergantung pada bahan kimia. Selain itu kendala lain yang ditemukan peneliti adalah
para petani atau masyarakat Gampong Krueng Raya belum mengenal atau belum
mengaplikasikan pupuk anorganik cair yang bisa meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman seledri, karena selama ini hampir dari semua para petani hanya mengaplikasikan pupuk
sesuai dengan apa yang pernah terapkan tanpa bisa mengetahui pengaruh pupuk tersebut
terhadap tanaman.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu adanya solusi yang dapat membantu
masyarakat dalam bidang pertanian yang menyangkut dengan kebutuhan pupuk bagi petani
khususnya masyarakat di Gampongng Raya kecamatan Mesjid Raya kabupaten Aceh Besar,
salah satunya melalui penggunaan pupuk yang efektif dan ramah lingkungan seperti penggunaan
pupuk anorganik.

Pupuk anorganik yang diharapkan dapat membantu mengatasi kendala dalam produksi
pertanian salah satunya yaitu POC (pupuk organik cair). Rahman (2014:54) menyatakan bahwa
"pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, juga dapat
membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman,
mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang".
Menurut Nugroho, (2017:36) "pupuk organik cair adalah ekstrak dari hasil degradasi bahan
organik, dengan mengekstrak limbah organik tersebut kita bisa mengambil seluruh nutrisi yang
terkandung pada limbah organik tersebut". Menurut Setiaji Erfan (2020:1) "pupuk organik cair
memiliki kelebihan dibandingkan dengan pupuk padat yaitu unsur hara yang dikandung lebih
cepat tersedia dan mudah diserap akar tanaman. Sumber bahan baku pupuk organik tersedia
dengan jumlah yang melimpah terutama dalam bentuk limbah, yaitu limbah rumah tangga,
limbah industri, limbah peternakan dan lainnya. Salah satu limbah peternakan yang banyak
dikenal adalah peternakan sapi". Sedangkan menurut Susilo dan Andriani, (2017:523) "limbah
pertanian yang jumlahnya begitu besar masih memiliki potensi untuk dimanfaatkan menjadi
produk yang lebih berguna, diantaranya adalah pembuatan pupuk organik cair. Pupuk organik
cair memiliki potensi pasar yang cukup besar di masa mendatang".

Salah satu bahan alternatif yang bisa digunakan sebagai pupuk organik cair (POC) adalah
buah pepaya. Buah pepaya merupakan salah satu buah yang kaya akan vitamin dan mineral yang
sangat baik untuk tubuh. Sehingga berbagai kreatifitas kuliner dapat tercipta dengan berbahan
dasar buah pepaya. Buah pepaya tentunya sangat mudah didapatkan terutama di pasar yang
berskala tradisional dan harganya juga sangat terjangkau.

Nurmaida (2017:45) dalam penelitian menyatakan bahwa "pemberian pupuk organik cair
limbah pepaya berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan berat
tongkol/plot, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang, panjang tongkol dan berat
tongkol/sampel. Dalam kaitannya dengan produksi diperoleh bahwa pemberian pupuk organik
cair limbah buah pepaya dengan konsentrasi 150 ml/l air merupakan perlakuan dengan produksi
tertinggi, yakni sebesar 4.52 kg/plot". Menurut Wijaya (2019:20) menyatakan bahwa konsentrasi
pupuk organik cair asal buah-buahan yang terbaik tidak ditemukan dalam penelitiannya, namun
konsentrasi 65 ml/l pupuk organik cair dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman
cabai pada tanah gambut.

Sedangkan menurut Lilik dan Mumun (2017:02) dalam penelitiannya menunjukkan


jumlah cabang primer, jumlah daun, bobot basah buah, dan bobot kering buah cabai rawit
Capsicum Frutescens L. Dipengaruhi oleh pemberian POC dari MOL pepaya, akan tetapi tinggi
tanaman tidak dipengaruhi oleh pemberian POC dari MOL pepaya. Hasil terbaik dengan rata-
rata jumlah cabang primer 14 cm, rata-rata jumlah daun 89,5 helai, rata-rata jumlah Puput basah
buah 78, 87 gram, dan rata-rata jumlah bobot kering buah cabai rawit Capsicum Frutescens L.
25, 01 gram didapatkan dari pemberian POC MOL pepaya pada perlakuan dosis 5%.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan hasil penelitian sebelumnya, maka peneliti
tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan mengangkut judul "pengaruh pupuk organik
cair (POC) buah pepaya terhadap pertumbuhan Vegetatif tanaman seledri (Apium
graveolens L) di Gampoeng Krueng Raya kecamatan Mesjid Raya kabupaten Aceh Besar".

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka yang terjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah "apakah ada pengaruh pupuk organik cair (POC) buah
pepaya terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman seledri(Apium graveolens L) di Gampong
Krueng Raya kecamatan Mesjid Raya kabupaten Aceh Besar?"

1.3. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tumpuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair (POC) pepaya
terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman seledri (Apium graveolens) di Gampong krueng Raya
kecamatan Mesjid Raya kabupaten Aceh Besar.

1.4. Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, dan beberapa unsur sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan untuk sarana informasi tentang pemanfaatan ekstrak
buah pepaya menjadi pupuk organik cair yang berguna untuk menyuburkan tanaman
rumahan yaitu tanaman seledri (Apium graveolens).
2. Bagi peneliti
Untuk menambah ilmu dan wawasan dalam bidang pertanian khususnya pengembangan
pengetahuan mengenai pengolahan buah pepaya menjadi pupuk organik cair yang
berguna untuk menyuburkan tanaman.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Sebagai bahan penelitian ilmiah yang dapat digunakan sebagai data dasar penyusunan
skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana S1 pada fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan universitas serambi Mekkah Aceh.

1.5. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah"adanya pengaruh pupuk organik cair (POC)
buah pepaya dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman seledri (Apium graveolens) di
Gampong Krueng Raya kecamatan Mesjid Raya kabupaten Aceh Besar".

Anda mungkin juga menyukai