Anda di halaman 1dari 20

3/25/2020

Jurus Sehat
Ruminansia
drh. Muhammad Sulthan Rasyid Rifai

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts

• Tubuh diselimuti rambut (bukan bulu)


• Menyusui (mamalia)
• Herbivora (pemakan tumbuhan)
• Memamah biak (nggayemi)
• Memiliki 4 lambung
• Berjalan dengan 2 kuku
• Tidak memiliki gigi seri atas

1
3/25/2020

2
3/25/2020

Sakit : tidak sehat


kondisi tubuh tidak normal
ada fungsi organ yang terganggu

Dokter Hewan : BUKAN DUKUN


harus melihat dan memeriksa kondisi
hewan secara langsung
peternak membantu dokter hewan dengan memberi anamnesa atau
keterangan mengenai hewan yang sakit

Ciri-ciri hewan sakit


• Lemas : terduduk, berbaring, kepala diturunkan
• Tidak nafsu makan : tidak segera makan, atau pakan masih utuh
• Diare : kotoran encer, cek bagian bawah anus dan paha
• Dehidrasi : kekurangan cairan, cek turgor kulit dengan dicubit
• Kurus : kekurangan nutrisi, akibat tidak makan atau karena parasite
• Luka : terdapat luka, cek bagian tubuh dan kandang apakah ada
darah, nanah, dll
• Bagian tubuh : Ada kebengkakan, kembung, benjolan, dll
tidak normal

3
3/25/2020

•Penyakit Pencernaan
•Penyakit Metabolisme
•Penyakit Otot dan Alat Gerak
•Penyakit Kulit dan Mata

•Kembung Gas (Tympani)


•Kembung Impaksi (Impaksio)
•Diare
•Cacingan

4
3/25/2020

Penumpukan gas pada rumen sehingga


menyebabkan rumen menjadi tegang

• Gejala : Lemas, tidak nafsu makan, kepala tertunduk


• Perhatikan : Perut sebelah kiri menegang berisi gas
• Penyebab : Terlalu banyak legum, pakan terlalu basah, tidak
dilayukan, bakteri rumen tidak seimbang
• Pertolongan pertama : berikan minyak goreng atau obat kembung.
Biarkan hewan berjalan/diumbar. Jika tidak membaik hubungi dokter
hewan.
• Pencegahan : Hindari pakan basah, legume, serta limbah2 pertanian,
berikan probiotik

5
3/25/2020

Penumpukan makanan di dalam rumen


yang tidak atau terlalu lama masuk ke
saluran pencernaan selanjutnya.

• Gejala : Lemas, tidak nafsu makan, kepala tertunduk


• Perhatikan : Perut sebelah kiri menegang berisi makanan
• Penyebab : Terlalu banyak serat, kurang kalsium
• Pertolongan pertama : berikan minyak goreng atau obat kembung.
Jika tidak membaik hubungi dokter hewan.
• Pencegahan : Hindari pakan tinggi serat, berikan suplemen kalsium
secara rutin.

6
3/25/2020

Peningkatan frekuensi defekasi/buang kotoran dengan konsistensi feses yang encer.


Bukanlah suatu penyakit, tapi gejala penyakit tertentu

• Gejala : Lemas, dehidrasi, feses lunak hingga cair


• Perhatikan : Sekitar anus dan paha sebelah belakang
• Penyebab : Sangat banyak, dapat berasal dari pakan, susu, bakteri,
virus, cacing, protozoa, toxin, dan agen infeksius lainnya
• Pertolongan pertama : Berikan pisang muda/kluthuk, daun jambu
biji, atau arang. Berikan juga oralit untuk mengatasi dehidrasi.
• Pencegahan : Bersihkan kandang secara berkala, pastikan pakan dan
air minum bersih agen infeksius, berikan pakan yang konsisten.

7
3/25/2020

Infeksi cacing baik cacing pita ataupun cacing gilig ke dalam tubuh
hewan yang menjadi parasit pada tubuh hewan

• Gejala : Kurus, rambut kusam dan berdiri, terkadang diare


• Perhatikan : Pisahkan hewan yang terlihat sakit dengan hewan yang
sehat, dapat menular melalui feses
• Penyebab : Cacing gilig dan cacing pita, terutama areal persawahan
• Pertolongan pertama : Berikan obat cacing untuk hewan yang baru
dating, jangan diberikan untuk hewan bunting
• Pencegahan : Berikan obat cacing secara rutin, selalu bersihkan
kandang secara berkala, serta pisahkan hewan yang sakit dengan yang
sehat

8
3/25/2020

•Keracunan
•Rumen Acidosis
•Hipokalsemia

Adanya bahan toksik atau beracun yang masuk ke dalam tubuh


hewan sehingga menyebabkan gangguan fungsi di dalam tubuh
hewan hingga menyebabkan kematian.

• Gejala : Tidak mau makan, lemas, nafas cepat, hingga kejang-kejang.


Beberapa kasus tidak menunjukkan gejala klinis.
• Perhatikan : Sering tidak terdeteksi. Amati pakan yang mungkin
beracun, adanya hewan berbisa.
• Penyebab : Bahan pakan yang seringkali tidak lazim dan tidak
diketahui efeknya, bisa ular, serangga yang termakan, dll.
• Pertolongan pertama : Berikan air kelapa muda untuk membantu
menetralisir racun, dan seledri untuk meredakan efek racun-racun
tertentu.
• Pencegahan : Berikan pakan yang konsisten dan sebaiknya jangan
diberikan pakan yang tidak lazim. Hindarkan dari ular atau hewan
berbisa lainnya.

9
3/25/2020

Berubahnya pH rumen hewan menjadi lebih asam daripada


seharusnya sehingga dapat mematikan bakteri-bakteri baik di
dalam rumen serta menyebabkan terlepasnya endotoksin.

• Gejala : Lemas, tidak mau makan, terjadi kepincangan, dehidrasi,


diare.
• Perhatikan : Seringkali tidak diperhatikan peternak, terutama bagi
peternak yang fokus kepada peningkatan produksi. Ada kepincangan
tanpa sebab yang jelas, kuku kaki mengalami perlukaan hingga
berbau busuk.
• Penyebab : Konsentrat terlalu banyak daripada hijauan.
• Pertolongan pertama : Berikan oralit untuk membantu mengatasi
dehidrasi, dan soda kue untuk membantu menetralkan pH rumen.
• Pencegahan : Ubah pola pakan dengan perbandingan hijauan dan
konsentrat yang sesuai. Jangan terlalu banyak memberikan
konsentrat.

10
3/25/2020

Kurangnya kadar kalsium didalam darah hewan. Kalsium membantu


kerja sebagian besar organ tubuh hewan. Kekurangan kalsium dapat
mengganggu fungsi organ dan metabolisme tubuh hewan.

• Gejala : Lemas, tidak mau makan, sering terjatuh, mudah terjadi


prolaps saat melahirkan, nafas cepat, dan pada kasus lebih parah
tubuh hewan terduduk dan membentuk huruf “S”.
• Perhatikan : Amati, nafas lebih cepat dari biasanya padahal tidak
melakukan kegiatan yang menghabiskan energi. Seringkali hewan
terjatuh. Pada hewan menyusui, susu dapat terus menetes
• Penyebab : Kurang asupan kalsium dalam pakan.
• Pertolongan pertama : Segera panggil dokter hewan untuk diperiksa.
• Pencegahan : Berikan asupan kalsium tambahan, dapat berupa
mineral blok atau premix mineral kompleks.

11
3/25/2020

•Abses
•Myiasis
•Arthritis

12
3/25/2020

Bengkak yang terisi oleh nanah, dapat terjadi mulai di kulit, otot/daging, hingga ke
dalam jaringan tubuh lain.

• Gejala : Jarang diketahui di awal, seringnya terlihat saat sudah


membengkak besar hingga terjadi kepincangan.
• Perhatikan : Kebengkakan biasanya pada bagian-bagian tubuh yang
terlihat, konsistensinya lunak, dan biasanya berontak jika dipegang
• Penyebab : Infeksi bakteri purulenta, bersifat anaerob dan terbawa pada
benda yang melukai hewan. Benda-benda ini lalu menghasilkan luka
tertutup atau tidak mengeluarkan darah.
• Pertolongan pertama : Lakukan dengan menyobek bagian yang diyakini
bengkak akibat abses dengan pisau atau jarum berukuran besar yang
dibakar atau diberi alkohol terlebih dahulu. Nanah kemudian dikeluarkan
sampai habis dan luka segera diberi iodine dan semprotan anti parasit.
• Pencegahan : Perhatikan kebersihan kandang dan hindari penggunaan
benda-benda tajam yang dapat melukai hewan.

13
3/25/2020

Investasi dari larva/belatung lalat pada otot, kulit, atau jaringan tubuh
hewan.

• Gejala : Terdapat luka yang biasanya tidak terlalu besar, jika dibuka berisi larva
lalat/belatung yang masih hidup dan berbau busuk.
• Perhatikan : Jika tercium bau busuk di kandang maka ada indikasi salah satu atau
lebih ternak mengalami myasis. Amati ternak satu per satu jika ada bentukan
luka. Larva lalat biasanya ada di dalam luka di bawah kulit/otot hewan.
• Penyebab : Luka yang dihinggapi oleh lalat lalu meletakkan telur di sekitar atau di
dalam luka tersebut. Telur kemudian menetas dan larva memakan jaringan di
sekitar luka.
• Pertolongan pertama : Belatung harus diambil hingga tuntas, dapat dibunuh
dengan air tembakau atau bensin yang dialirkan ke luka. Setelah belatung habis,
berikan semprotan anti parasit atau segera panggil dokter hewan untuk disuntik
obat anti parasit.
• Pencegahan : Selalu amati jika terdapat luka pada tubuh hewan dan segera
semprot dengan anti parasit. Jaga kebersihan kandang agar lalat tidak banyak
berada di sekitar kandang.

14
3/25/2020

Peradangan pada bagian persendian, terutama persendian kaki sehingga


mengalami kepincangan. Peradangan ini bisa bersifat infeksius atau non-
infeksius.

• Gejala : Adanya kebengkakan atau kepincangan pada kaki hewan saat


berjalan, cara jalan hewan menjadi tidak normal.
• Perhatikan : Amati ternak yang mengalami kepincangan, terduduk, atau
kesulitan berdiri. Raba dan tekan pada bagian kaki-kakinya. Jika
memberontak saat ditekan, terutama pada bagian persendian, maka ada
indikasi arthritis.
• Penyebab : Kasus infeksius disebabkan oleh bakteri yang menyerang
persendian. Pada kasus non-infeksius disebabkan oleh trauma akibat
terjatuh, terpeleset, dll.
• Pertolongan pertama : Kompres bagian yang sakit atau bengkak dengan air
hangat secara rutin, atau panggil dokter hewan bila perlu.
• Pencegahan : Desain kandang perlu diperhatikan agar hewan tidak mudah
terpeleset. Berikan alas berupa ban bekas yang dibuat melebar untuk
desain kandang yang licin. Selalu jaga kebersihan kandang.

15
3/25/2020

•Scabies/Gudik
•Jamuran/Ring worm
•Orf/Kutil
•Keratitis/Pink Eye

Penyakit kulit akibat tungau, menyebabkan kulit bersisik seperti gudikan, dapat
menular ke manusia jika tidak ditangani secara bersih atau aseptis.

• Gejala : Adanya bentukan seperti kulit yang bersisik, rambut rontok, tidak
mau makan, hewan sering menggaruk-garuk ke kandang.
• Perhatikan : Kulit yang bersisik ini mirip dengan borok pada kasus
jamuran/ringworm. Scabies biasanya terlihat pada bagian telinga, wajah,
hingga kaki. Jangan sentuh hewan secara langsung.
• Penyebab : Tungau/kutu kecil yang menginfeksi bagian bawah kulit, dapat
juga muncul melalui penularan sesama hewan seperti kucing, anjing, dll
yang juga terinfeksi
• Pertolongan pertama : Pisahkan hewan yang sehat dengan yang sakit.
Berikan seledri untuk mengurangi gatal-gatal. Hewan harus dimandikan
atau hubungi dokter hewan agar diberikan injeksi anti parasit.
• Pencegahan : Jaga kebersihan kandang, pisahkan hewan yang sakit dengan
yang sehat, dan jauhkan dari hewan yang berpotensi menulari scabies
seperti kucing dan anjing.

16
3/25/2020

Infeksi jamur pada kulit ternak, menimbulkan semacam borok yang terfokus
membentuk lingkaran dan dapat menular ke manusia.

• Gejala : Terdapat borok membentuk lingkaran atau tidak beraturan,


biasanya di punggung atau badan, tidak mau makan, menggaruk-garuk di
kandang.
• Perhatikan : Cukur rambut hewan agar dapat terlihat jelas borok yang ada
di tubuh. Sebaiknya jangan menyentuh hewan secara langsung.
• Penyebab : Jamur yang dapat menginfeksi kulit. Penyakit ini biasanya
ditularkan dari sesama hewan, atau dari hewan lain.
• Pertolongan pertama : Pisahkan hewan yang sehat dengan yang sakit.
Berikan seledri untuk mengurangi gatal-gatal. Hewan harus dimandikan
dan diberi salep jamur dua kali sehari (myconazole, kalpanax, dll).
• Pencegahan : Jaga kebersihan kandang, pisahkan hewan yang sakit dengan
yang sehat, dan jauhkan dari hewan yang berpotensi menulari jamuran
seperti kucing dan anjing.

17
3/25/2020

Adanya kutil pada tubuh hewan, biasanya muncul di daerah kepala, kaki, dan sedikit
ada di badan dan dapat menular pada hewan lain yang sehat, dapat mengurangi
kualitas penampilan hewan.

• Gejala : Adanya benjolan-benjolan kecil di sekitar mulut, hidung, mata,


kaki, dan bagian-bagian lainnya. Benjolan ini menyerupai kutil namun ada
banyak.
• Perhatikan : Kutil ini menular ke hewan lain yang sejenis, namun tidak
menular ke manusia.
• Penyebab : Kutil ini disebabkan oleh infeksi semacam virus cacar dan
diperparah dengan keadaan hewan dengan imunitas rendah.
• Pertolongan pertama : Gunakan kapas yang diberi iodine, lalu bagian kutil
ditarik menggunakan kapas beriodine tersebut. Cabut kutil dan bersihkan
hingga keluar darah segar atau hingga terbentuk luka baru. Berikan iodine
pada luka baru tersebut.
• Pencegahan : Segera pisahkan hewan yang sakit dan yang sehat.
Perhatikan lingkungan kandang. Sebaiknya amati dengan baik secara
keseluruhan sebelum membeli hewan.

18
3/25/2020

Penyakit mata akibat adanya infeksi bakteri. Bagian mata yang


terinfeksi antara lain kornea, konjungtiva, hingga kelopak mata.
Istilah pink eye merujuk pada kebengkakan pada mata berwarna
pink akibat infeksi penyakit ini.
• Gejala : Mata terlihat berkabut, berwarna abu-abu pada bagian kornea, keluar
banyak kotoran mata/belek dan kebengkakan pada mata yang terinfeksi.
• Perhatikan : Dapat menyebabkan kebutaan pada hewan. Tidak menyebabkan
penurunan produksi yang signifikan, namun dapat mengurangi penampilan dari
hewan, dan tidak dapat digunakan untuk kurban.
• Penyebab : Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi mata dari
lingkungan, atau tertular dari sesama hewan yang terinfeksi.
• Pertolongan pertama : Gunakan air rebusan sirih pekat, teteskan air rebusan ke
mata yang terinfeksi dua kali sehari hingga mata mulai membaik. Dapat juga
menggunakan obat tetes mata khusus hewan yang dapat dibeli di toko
peternakan. Berikan dua kali sehari hingga sembuh.
• Pencegahan : Perhatikan kebersihan lingkungan kandang, dan pisahkan hewan
yang sakit dengan yang sehat.

19
3/25/2020

20

Anda mungkin juga menyukai