KESEHATAN TERNAK
RUMINANSIA
drh. Muhammad Sulthan Rasyid Rifai
drh. Muhammad Sulthan Rasyid Rifai
▪ TTL : Madiun, 13 April 1995
▪ Pendidikan : Institut Pertanian Bogor (IPB) 2019
▪ HP : 0813-2431-3891
▪ Email : sulthanrasyidrifai@gmail.com
▪ Pekerjaan : Staf Seksi PKH Dinas KPP, Penyuluh
bantu peternakan Kota Madiun, dokter
hewan praktek, konsultan peternakan,
penyelia halal
1. Ruminansia dan seluk beluknya
2. Peternakan secara umum
3. Strategi pengamatan kesehatan ternak
4. Body Condition Score
5. Penyakit umum ruminansia dan pertolongan pertamanya
6. Strategi pencegahan dan karantina
7. Kesimpulan
BISNIS
HOBI
BREEDING /
BUDIDAYA
DAIRY /
PERAH
drh. Muhammad Sulthan Rasyid Rifai
- Fokus pada penggemukan
- Hasil akhir dipotong FATTENING /
- Cash dari selisih peningkatan BB
PENGGEMUKAN
- Fokus pada perkembangbiakan
- Hasil berupa bakalan dan/atau
pedet/cempe
BREEDING /
- Cash dari pedet/cempe yang BUDIDAYA
lahir
A amati
T Teliti
I identifikasi
K konsultasi
drh. Muhammad Sulthan Rasyid Rifai
Body Condition
Score
1. Penyakit Pencernaan
2. Penyakit Metabolisme
3. Penyakit Pernapasan
4. Penyakit Otot dan Alat Gerak
5. Penyakit Kulit dan Mata
6. Penyakit Reproduksi
drh. Muhammad Sulthan Rasyid Rifai
Penumpukan gas pada rumen sehingga
menyebabkan rumen menjadi tegang
• Gejala : Tidak mau makan, lemas, nafas cepat, hingga kejang-kejang. Beberapa
kasus tidak menunjukkan gejala klinis.
• Perhatikan : Sering tidak terdeteksi. Amati pakan yang mungkin beracun,
adanya hewan berbisa, serangga di tumbuhan yang termakan.
• Penyebab : Bahan pakan yang seringkali tidak lazim dan tidak diketahui
efeknya, bisa ular, serangga yang termakan, dll.
• Pertolongan pertama : Panggil dokter hewan segera!
• Pencegahan : Berikan pakan yang konsisten dan sebaiknya jangan diberikan
pakan yang tidak lazim. Hindarkan dari ular atau hewan berbisa lainnya.
• Gejala : Mata terlihat berkabut, berwarna abu-abu pada bagian kornea, keluar
banyak kotoran mata/belek dan kebengkakan pada mata yang terinfeksi.
• Perhatikan : Dapat menyebabkan kebutaan pada hewan. Tidak menyebabkan
penurunan produksi yang signifikan, namun dapat mengurangi penampilan dari
hewan, dan tidak dapat digunakan untuk kurban.
• Penyebab : Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi mata dari
lingkungan, atau tertular dari sesama hewan yang terinfeksi, debu atau kotoran
dari pakan.
• Pertolongan pertama : Bisa diberi air daun sirih atau jeruk nipis.
• Pencegahan : Perhatikan kebersihan lingkungan kandang, dan pisahkan hewan
yang sakit dengan yang sehat.
drh. Muhammad Sulthan Rasyid Rifai
drh. Muhammad Sulthan Rasyid Rifai
HOT NEWS!
Penyakit yang menyerang mulut, lidah, hidung, teracak dan kaki bagian
bawah ternak, berbentuk seperti sariawan atau kulit yang melepuh
• Gejala : Induk kesulitan melahirkan, merejan tanpa hasil, lemah dan ambruk
• Perhatikan : Bagian tubuh fetus yang keluar lebih dahulu
• Penyebab : Kurang asupan kalsium dalam pakan, nutrisi kurang, kurang
exercise, fetus terlalu besar
• Pertolongan pertama : Panggil dokter hewan segera!
• Pencegahan : Berikan asupan kalsium tambahan, jaga nutrisi supaya seimbang,
kawinkan indukan dengan pejantan yang selayaknya
• Gejala : Tubuh kaku, demam, kejang, lock jaw, jalan seperti robot, kembung
• Perhatikan : Amati rahang jika tertutup rapat dan tidak bisa membuka
• Penyebab :
• Indukan : Tidak steril pada saat membantu kelahiran
• Anakan : Pusar tidak disterilkan
• Pertolongan pertama : Panggil dokter hewan segera!
• Pencegahan : Jaga kebersihkan kandang, hindari membantu kelahiran ternak
kecuali terpaksa, berikan betadine pada pusar anakan sesaat setelah dilahirkan
▪ Tujuan : Menjaga ternak agar tidak terinfeksi penyakit dari luar, serta
menjaga ternak dari luar agar tidak terinfeksi penyakit dari dalam
MEMISAHKAN HEWAN YANG BARU DATANG ATAU YANG AKAN DIKIRIMKAN AGAR
TIDAK BERISIKO MENULARKAN PENYAKIT
kandang
➢ Terpisah, khusus untuk karantina hewan yang baru datang
➢ Usahakan jarak lebih dari 5 meter atau terpisah secara fisik dari kandang
utama
➢ Lengkapi dengan tempat pakan, minum, peneduh, dan sirkulasi yang baik
dikosongi
KANDANG KARANTINA
➢ Jika terdapat kelainan pada satu atau lebih ternak, lakukan pengamatan
secara mendetail : dilihat dan diraba
➢ Catat segala kelainan yang ada
Hari pertama
➢Seleksi hewan satu-persatu
➢Lakukan screening menyeluruh pada semua hewan yang baru
datang
➢Hasil screening, pisahkan hewan yang terlihat sehat dan yang
terlihat sakit (masih di satu kandang karantina)
➢Berikan energi instan atau ATP dan oralit
➢Gula merah + ragi tape + soda kue
➢Oralit
TATA CARA PELAKSANAAN…
Hari pertama
➢Lakukan pengamatan ATIK secara berkala (minimal 2
kali sehari)
➢Nafsu makan
➢Mata
➢Kotoran
➢Kondisi fisik
➢Perilaku
Hari kedua
➢ Pemberian obat cacing (sebelum pemberian pakan pagi)
➢ Dicukur (domba), dimandikan, dan dijemur
➢ Pemberian vitamin dan jamu (temulawak, jahe, bawang putih)
➢ Ditimbang dan diberi nomor (opsional)
➢ Diamati
Hari ketiga
➢Pemberian obat kutu
➢Pengamatan