Anda di halaman 1dari 3

ARISAN JAMBAN Telah disinggung sebelumnya bahwa kendala masyarakat adalah masalah biaya

dalam pembuatan jamban dan ini tentunya tidak hanya dibantu melalui pemberian dana tetapi juga
melalui pemberdayaan. Karena pemberian subsidi tanpa pemberdayaan tidak akan menimbulkan
perubahan. LAZ Harfa hadir melalui arisan jamban sebagai solusi yang inovatif. Terdapat 4 prinsip
arisan jamban yang disusun oleh LAZ Harfa dengan penentu utama adalah partisipasi masyarakat,
yaitu: Mengalirkan Harapan Kisah Sukses Program Sanitasi LAZ HARFA 90 1. Tanpa subsidi kepada
masyarakat (tanpa pengecualian, termasuk masyarakat termiskin). 2. Tidak menggurui, tidak
memaksa, dan bukan mempromosikan jamban. 3. Masyarakat sebagai pemimpin yang langsung
mengoordinir arisan jamban. 4. Masyarakat terlibat secara total dalam melakukan analisis
permasalahan dan potensi, perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan. Pemilihan
pengurus kelompok arisan jamban ditentukan dengan hasil musyawarah. Struktur dari kelompok
arisan jamban terdiri dari: Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota. Ketua kelompok dipilih untuk
mengkoordinir masyarakat yang menjadi anggota arisan jamban. Anggota arisan jamban terdiri dari
ibu-ibu rumah tangga atau orang dewasa. Masyarakat yang tergabung pada kelompok arisan jamban
wajib memberikan iuran sebesar Rp20.000 setiap bulan kepada pengurus. Ketika arisan dikocok
seluruh anggota akan berkumpul untuk membahas mengenai pengelolaan pembuatan jamban.
Masyarakat diberikan wewenang untuk menjalankan tugasnya masing-masing. Seperti membuat
jadwal pengocokan arisan, pembangunan jamban, serta pelaporan keuangan. Hal itu dikarenakan
agar masyarakat dapat memiliki rasa tanggung jawab dan mandiri tanpa harus bergantung kepada
pendamping saja. Agar masyarakat yang tergabung dalam kelompok arisan jamban disiplin, maka
mereka sepakat untuk membuat aturan Bab 3 Mengalirkan Harapan 91 yang mengikat Adapun
aturan yang mengikat bagi kelompok arisan jamban meliputi: 1. Masyarakat wajib menggunakan
uangnya untuk keperluan membangun jamban. Namun, apabila sudah memiliki jamban maka uang
arisan dapat digunakan untuk keperluan lainnya, 2. Uang arisan yang sudah diterima masyarakat
harus segera dibelanjakan untuk me

Konsep harfa adalah menempatkan field facilitator menetap dan berada di tengah masyarakat
selama 24 jam, dan baru keluar di akhir pekan atau hari libur. “Dengan begitu mereka tahu persis
persoalan apa saja yang ada di masyarakat. Pendampingan yang intens menjadi kunci menghadapi
tantangan di lapangan,” jelas Nenda. Pendampingan “melekat” ini sangatlah adaptif dengan pola
kehidupan masyarakat desa pada umumnya. Para petani tidak mungkin ditemui pagi hari. Mereka
sudah sibuk berladang atau mengolah lahan saat matahari terbit. Jatah waktu kerja mereka tak
mungkin diinterupsi oleh sosialisasi program karena artinya mengurangi jatah makan sehari-hari
mereka. Kondisi agak leluasa bisa terjadi di musim panen. “Temanteman (field facilitator) di
lapangan harus bisa membaca siklus tersebut sambil fokus pada pembangunan sarana air bersih dan
lainnya,” tegas Nenda.

Setiap proses kegiatan yang dilakukan di desa menggunakan pendekatan metode ABCD (Asset Based
Community driven Development). Metode ini sebagai pendekatan berfokus pada kekuatan,
kemampuan, peluang, bakat dan keahlian sebagai landasan pada masyarakat. Hal ini juga
memudahkan masyarakat dan pendamping desa (field facilitator) untuk memetakan setiap aset yang
dimiliki masyarakat. Pemetaan aset individu adalah kegiatan menginventaris pengetahuan
(knowledge), kecerdasan rasa (empathy) dan keterampilan (skill) individu yang dimiliki setiap warga
dalam suatu komunitas. Secara umum, inventarisasi aset perorangan dapat dilakukan berdasarkan
tiga kelompok yang berhubungan dengan hati, tangan dan kepala. Proses pemetaan aset individu
dapat dilakukan dengan: • Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada dalam besaran kelompok. •
Mengumpulkan sejumlah/sebagian warga dari suatu komunitas yang dianggap paling mengetahui
warga yang ada dalam suatu komunitas. Pendekatan atau cara mana yang akan dipilih sangat
tergantung kepada besaran warga dalam suatu kelompok. Mengalirkan Harapan Kisah Inspiratif
Program Sanitasi LAZ HARFA 114 Hasil pemetaan aset perorangan yang disusun berdasarkan
kategori tertentu dijadikan sebagai direktori aset perorangan yang bertujuan untuk memudahkan
pencarian aset yang dibutuhkan dalam pengembangan. Pendekatan lain dalam pengelompokkan
aset suatu keterampilan (skill) perorangan dapat dilihat dari segi: • Skill yang berhubungan dengan
kemasyarakatan. Misalnya, keterampilan dalam memimpin suatu masyarakat, berkomunikasi
dengan berbagai kelompok masyarakat seperti kelompok remaja maupun usia lanjut. • Skill yang
berhubungan dengan kewirausahaan. Misalnya, keterampilan dalam mengolah suatu usaha,
keterampilan permasaran, keterampilan yang berhubungan dengan negosiasi dengan pihak
pemasok (supplier). Dalam memudahkan, digunakanlah metode Pohon Tindakan yang bertujuan
untuk membantu masyarakat membuat daftar impian serta mewujudkan hal-hal yang ingin
direalisasikan melalui penyusunan rencana, menentukan tujuan, memilih prioritas dan menyusun
kegiatan yang akan dilaksanakan. Diharapkan peserta dapat memahami pengertian pohon tindakan
setelah mengikuti pelatihan, mampu menyusun rencana, memilih prioritas, memantau
perkembangan programnya, serta berbagi peran dan tanggung jawab. Pohon tindakan adalah
metode untuk mengidentifikasi program awal yang dapat dikerjakan oleh kelompok dengan aset
mereka sendiri tanpa harus menunggu bantuan dana/keahlian dari lembaga lain seperti yang selama
ini sudah terbangun dogma pembangunan masyarakat dimana hanya menunggu Bab 4 Inspirasi Dari
Program Sanitasi 115 uluran tangan/sumber daya dari pihak lain. Dengan menyalahi asumsi
pembangunan yang konvensional, metode Pohon Tindakan ini berdampak posistif bagi kelompok,
yaitu antara lain pada masyarakat terbangun paradigma “positive thinking”, meningkatnya
penghargaan pada diri sendiri dan rasa percaya diri, membangun solidaritas, dan lain-lain sehingga
komunitas dapat menjaga cita-citanya bersama dan mewujudkan target yang ingin dicapai. Rencana
Aksi pada penerapan metode Pohon Tindakan bertujuan agar masyarakat dapat merencanakan
kegiatan yang telah disusun berdasarkan skala prioritas, dapat mengamati perkembangan
programnya, berbagi peran serta tanggung jawab. Adapun langkah-langkah Rencana Aksi adalah
sebagai berikut: 1. Mengkaji aset dan kesempatan 2. Mengidentifikasi tujuan pada setiap kegiatan 3.
Mengidentifikasi aset yang ada untuk mendukung pencapaian tujuan 4. Melaksanakan kegiatan inti
kelompok untuk diterapkan di lingkungan masing-masing. Program Pembangunan Sarana Air Bers

Kemauan untuk berubah yang datang dari sendiri inilah yang menjadi tujuan utamanya, karena
seringkali bukan materi yang menjadi masalah pokoknya melainkan karena kesadarannya.
Mengingat sebenarnya bantuan pemerintah juga pernah datang berupa wujud fisik Jamban yang
dibangun untuk masyarakat akan tetapi pada akhirnya bantuan itu hanya menjadi tambahan
pemandangan saja, masyarakat masih saja buang air besar di kebun-kebun. Karena memang,
kesadaran itulah yang menjadi modal utama suatu perubahan. Maka, berdasarkan hal itu pula
promosi kesehatan menjadi pintu gerbang pemberdayaan dan akan terus dilakukan hingga
masyarakat benar-benar mandiri. Mandiri dalam berpikir, mandiri dalam memecahkan masalah,
mandiri dalam kesadaran melakukan perubahan, dan mandiri dalam ekonomi. MENGENDALIKAN
KEBIASAA
Dalam memudahkan, digunakanlah metode Pohon Tindakan yang bertujuan untuk membantu
masyarakat membuat daftar impian serta mewujudkan hal-hal yang ingin direalisasikan melalui
penyusunan rencana, menentukan tujuan, memilih prioritas dan menyusun kegiatan yang akan
dilaksanakan. Diharapkan peserta dapat memahami pengertian pohon tindakan setelah mengikuti
pelatihan, mampu menyusun rencana, memilih prioritas, memantau perkembangan programnya,
serta berbagi peran dan tanggung jawab. Pohon tindakan adalah metode untuk mengidentifikasi
program awal yang dapat dikerjakan oleh kelompok dengan aset mereka sendiri tanpa harus
menunggu bantuan dana/keahlian dari lembaga lain seperti yang selama ini sudah terbangun dogma
pembangunan masyarakat dimana hanya menunggu Bab 4 Inspirasi Dari Program Sanitasi 115 uluran
tangan/sumber daya dari pihak lain. Dengan menyalahi asumsi pembangunan yang konvensional,
metode Pohon Tindakan ini berdampak posistif bagi kelompok, yaitu antara lain pada masyarakat
terbangun paradigma “positive thinking”, meningkatnya penghargaan pada diri sendiri dan rasa
percaya diri, membangun solidaritas, dan lain-lain sehingga komunitas dapat menjaga cita-citanya
bersama dan mewujudkan target yang ingin dicapai. Rencana Aksi pada penerapan metode Pohon
Tindakan bertujuan agar masyarakat dapat merencanakan kegiatan yang telah disusun berdasarkan
skala prioritas, dapat mengamati perkembangan programnya, berbagi peran serta tanggung jawab.
Adapun langkah-langkah Rencana Aksi adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji aset dan kesempatan 2.
Mengidentifikasi tujuan pada setiap kegiatan 3. Mengidentifikasi aset yang ada untuk mendukung
pencapaian tujuan 4. Melaksanakan kegiatan inti kelompok untuk diterapkan di lingkungan masing-
masing

Anda mungkin juga menyukai