1DOFANSPA4
1DOFANSPA4
KELAS : 3TB04
NPM : 22315003
PENDAHULUAN
KLASIFIKASI HOTEL
OTEL 1. BERDASARKAN KELAS
a. Hotel Bintang Satu (*) d. Hotel Bintang Empat (****)
- Jumlah kamar standar minimum 5o kamar
- Jumlah kamar standar minimum 15 kamar
Hotel adalah bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk - Kamar mandi di dalam - Kamar suite minimum 3 kamar
menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas- - Luas kamar standar minimum 20 m2 - Kamar mandi di dalam
fasilitas lain yang diperlukan dan dikelola secara profesional untuk b. Hotel Bintang Dua (**) - Luas kamar standar minimum 24 m2
- Jumlah kamar standar minimum 20 kamar - Luas kamar suite minimum 48 m2
mendapatkan keuntungan ( Rumekso, 2002 : 2 )
- Kamar suite minimum 1 kamar e. Hotel Bintang Lima (*****)
- Kamar mandi di dalam - Jumlah kamar standar minimum 100 kamar
- Luas kamar standar minimum 22 m2 - Kamar suite minimum 4 kamar
Fasilitas yang biasa terdapat di hotel: - Luas kamar suite minimum 44 m2 - Kamar mandi di dalam
c. Hotel Bintang Tiga (***) - Luas kamar standar minimum 26 m2
SEJARAH
1. Kolam Renang - Jumlah kamar standar minimum 30 kamar - Luas kamar suite minimum 52 m2
Kata Hotel mulai dipakai sejak abad ke 18 di - Kamar suite minimum 2 kamar
2. Sauna
London, Inggris. Pada saat itu kata hotel adal - Kamar mandi di dalam
3. Pusat kebugaran (Gym)
ah “ garni “, sebuah rumah besar yang dileng - Luas kamar standar minimum 24 m2
4. WiFi - Luas kamar suite minimum 48 m2
kapi dengan sarana tempat menginap/tingga
5. Spa
l untuk penyewaan secara harian, mingguan
6. Salon 2. BERDASARKAN UKURAN
atau bulanan. Kata hotel sendiri merupakan a. Small Hotel :
7. Bar (lounge)
perkembangan dari bahasa Perancis. Hotel b jumlah kamar di bawah 150 kamar
8. Restoran / Cafe
erasal dari kata latin: “ hostel” dan mulai di b. Medium Hotel
9. Saluran televisi berbayar Medium hotel ini dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu:
kenal di masyarakat pada tahun 1797
10. Ballroom - Average hotel (jumlah kamar antara 150 s.d 299 kamar)
- Above average hotel (jumlah kamar antara 300 s.d 600 kamar)
FUNGSI
AKTIVITAS LINGKUNGAN
Jenis Proyek : HOTEL
Tujuan : Mendesain Hotel untuk
menunjang kebutuhan
pengunjung
Lokasi : Kec. Pinang, Kel Panugrahan
Timur
Luas Lahan : 10.000 m2
KLASIFIKASI PROYEK
Potensi Tapak
Site eksisting
Respon Site
Respon Site Bangunan berada di sisi kanan
bagian tengah site untuk
menghindari jalan utama dengan
Akses Masuk ke dalam kebisingan tingkat tinggi, dan
Site melalui jalan utama agar mempermudah sirkulasi di dalam
Menghindari antrean masuk ke site.
Dalam site, untuk akses keluar Kebisingan Tingkat
Melalui jalur 2 arah di samping site tinggi
Agar lebih fleksibel Kebisingan Tingkat
Rendah
Kebisingan Tingkat
Sedang
Respon Site
Respon Site
Karena pada titik ini site mendapat sinar
Pada bagian depan dan belakang matahari pagi dengan intensitas yang
site dibuat vegetasi berupa bunga besar maka dapat ditempatkan kamar-
dan tanaman lain yang tidak kamar hotel di sekitar area ini
menghalangi view ke dalam site
dan membuat suasana yang Untuk menghindari terik matahari siang,
nyaman bagi tamu hotel, pada area iini diberiakan vegetasi berupa
sementara pada bagian barat site pohon peneduh dan taman
diberikan vegetasi dengan ukuran
yang tinggi untuk menghindari terik
matahari
Respon Site
Respon Site Jalur Drainase dari
Dalam Gedung Pada bagian ini dilakukan galian sedalam
Kurang lebih 10m untuk retaining wall dan
Basement.
Site eksisting
Respon Site
View dari utara ke dalam site; tampak
belakang bangunan, kolam renang dan
taman
View dari barat ke
dalam site ; akses
pintu keluar, ram
menuju basement,
taman dan kolam
renang View dari timur ke dalam site;
tampak samping bangunan, dan
entrance gate
MANAJEMEN
MAKAN • RUANG KANTOR
• LOBBY
• LOUNGE AREA
DATANG PARKIR TOILET ISTIRAHAT PULANG
• MINIMARKET
• TEMPAT PARKIR
BEKERJA
SECURITY
BRIEFING • POS SATPAM
• TEMPAT PARKIR
MENJAGA
DATANG PARKIR ISTIRAHAT GANTI SHIFT
KEAMANAN
MAKAN,
TOILET
Seiring Berkembangnya Jaman, masuknya pengaruh barat, kerap daerah tropis dan telah beradaptasi dengan iklim tropis. Indonesia sebagai jenis kelamin, tingkat
mempengaruhi Para arsitek dalam merancang sehingga hanya kegemukan, tingkat kesehatan,
daerah beriklim tropis memberikan pengaruh yang cukup signifikan
mementingkan estetika dan fasad dan mengesampingkan Fungsi dan jenis makanan dan minuman
terhadap bentuk bangunan rumah tinggal, dalam hal ini khususnya rumah yang dikonsumsi, serta warna
kelayakan bangunan. Hadirnya arsitektur post modern juga kembali tradisional. Kondisi iklim seperti temperatur udara, radiasi matahari, angin,
menumbuhkan cita rasa arsitektur Tradisional di tengah-tengah era kulit. (Szokolay -1980)
kelembaban, serta curah hujan, mempengaruhi disain dari rumah-rumah • Secara keseluruhan, iklim diartikan
masyarakat modern sehingga dapat diterima dalam lingkungan
tradisional. Masyarakat pada jaman dahulu dalam membangun rumahnya sebagai “integrasi dalam suatu
masyarakat. Namun banyak kasus dimana dalam merancang bangunan
berusaha untuk menyesuaikan kondisi iklim yang ada guna mendapatkan waktu mengenai keadaan cuaca”
arsitek kehilangan identitas sehingga lupa tujuan utama bangunan Yaitu (Koenigsberger, 1975:3).
desain rumah yang nyaman dan aman. Disamping itu, arsitektur rumah
menciptakan kenyamanan. Dalam hal ini pertimbangan dan analisis-analisis • Suatu rentang temperatur yang
iklim dan cuaca kerap luput dari penerapan Ke dalam bangunan. tradisional sebagai ungkapan bentuk rumah tinggal karya manusia adalah
merupakan salah satu unsur budaya yang tumbuh dan berkembang menunjukkan kenyamanan relatif
Berdasarkan permasalahan tersebut Perancangan hotel kali ini akan pemakai bangunan pada suatu
menggunakan tema arsitektur tropis dengan paduan tradisional. bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan suatu
kondisi iklim tertentu dan
Arsitektur tropis sering sekali dibicarakan, didiskusikan, diseminarkan dan masyarakat, suku atau bangsa yang unsur-unsur dasarnya tetap bertahan
kelompok manusia tertentu
diperdebatkan oleh mereka yang memiliki keahlian dalam bidang sejarah untuk kurun waktu yang lama dan tetap sesuai denga perkembangan dan (Santoso, 1993: 14)
atau teori arsitektur. Arsitektur tropis seringkali dilihat dari konteks pertumbuhan kebudayaan suatu masyarakat, suku, atau bagsa yang • Bangunan atau kelompok
'budaya'. Padahal kata 'tropis' tidak ada kaitannya dengan budaya atau bersangkutan. bangunan yang berfungsi sebagai
kebudayaan, melainkan berkaitan dengan 'iklim'. Pembahasan arsitektur tempat tinggal dan lebih
tropis harus didekati dari aspek iklim. Mereka yang mendalami persoalan bertahan selama beberapa waktu
iklim dalam arsitekturpersoalan yang cenderung dipelajari oleh disiplin ilmu yang dibedakan berdasar suku
sains bangunan (fisika bangunan)akan dapat memberikan jawaban yang bangsa etnis masyarakat
lebih tepat dan terukur secara kuantitatif. pemakainya (Priyotomo, 1995: 5)
dibuat dari konstruksi baja dan beton(core wall, shear wall dan braced)
serta kaca yang prefabricated dan mempercepat masa konstruksi.
Memperhatikan iklim tropis, ruang-ruang pada sisi barat yang dilindungi
oleh kisi-kisi penahan panas sementara ruangan pada bagian timur
menggunakan kaca-kaca prefabricated. Tujuannya agar sinar matahari
pagi cukup maksimal dan cahaya sore yang panas bisa ditahan oleh kisi-
kisi tersebut.
MENUJU
BASEME
Untuk bagian struktur pendukung bangunan yang
digunakan ialah struktur shearwall dan braced NT
system dengan core di tengah-tengah
bangunan.Shear wall berada pada bagian selatan
dan utara bangunan sementara braced system
berada pada bagian timur bangunan