Anda di halaman 1dari 3

NAMA : KADEK WISMAYANTI

NIM : 19089153090

S1 KEBIDANAN

1. Kasus I

Seorang bidan melakukan pelayanan di PMB nya terhadap perempuan usia 35 tahun
dengan kondisi hamil TM 2. perempuan tersebut lupa membawa buku KIA. Berdasarkan
hasil anamnesa kondisi pasien dalam keadaan normal. Namun dilihat dari ciri fisik
pasien, pasien bisa digolongkan sebagai ODHA. Namun pasien tidak memberikan
kejelasan apapun, dimana pasien menyatakan jika hasil tes PPIA di puskesmas A negatif.
Keseokan harinya bidan melakukan pemeriksaan terhadap rekam medis pasien di
Puskesmas A dimana terdapat hasil jika hasil tes PPIA reaktif. Kemudian bidan
melakukan penyebaran informasi terkait kondisi pasien dgn memfoto RM (secara full)
tersebut dengan tujuan memperingati sejawat agar berhati-hati dan menyuruh pasien ke
rumah sakit jika bertemu dgn pasien tersebut.

Jawaban :

a. Konflik etik dan penyimpangan yang terjadi pada kasus I adalah


 Dari pihak Pasien : pasien menyembunyikan kebenaran kondisi pasien
yang berakibat fatal pada petugas nakes.
 Dari pihak Bidan : bidan menyebarkan identitas pasien dan riwayat
penyakit pasien yang merukan privasi dari pasien tersebut.
b. Tindakan Bidan tidak dibenarkan karena melanggar kode etik kebidanan yaitu
Kode Etik Bab 2 butir 3 ( setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan
yang dapat dan atau dipercaya kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan
atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan pasien.
Selain itu Menurut UU Kebidanan Bidan sudah melanggar pasal 62 tentang Hak
Pasien ( Pasien berhak atas privacy dan kerahasiaan penyakit)
Dan pasal 61 tentang kewajiban bidan ( bidan wajib merahasiakan tentang data
pasien)
c. Dalam Kasus ini pasien sudah memberikan informasi yang tidak benar kepada
petugas, dimana hal ini akan berdampak kepada petugas yang menangani pasien
tersebut dan sangat beresiko. Selain ibu pasien juga sudah melakukan pelanggaran
tentang kewajibannya sebagai pasien untuk memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang dideritanya kepada Bidan yang merawat.
d. Penyelesaian masalah Etiknya yaitu
1) Dengan mengkaji permasalahan tersebut terlebih dahulu :
alasan bidan melakukan penyebaran identitas dan riwayat penyakit pasien
adalah untuk menemukan pasien agar teman- teman sejawat mengetahui
kondisi pasien tersebut dan berhati-hati dalam menangani pasien tersebut
serta langsung merujuknya ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih
lanjut.
Namun menurut Kode Etik Kebidanan, bidan tersebut sudah
melanggarnya Hal ini bertentangan dengan :
 Kode Etik Bab 2 butir 3 ( setiap bidan harus menjamin kerahasiaan
keterangan yang dapat dan atau dipercaya kepadanya, kecuali bila
diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan
kepentingan pasien.
 Menurut UU Kebidanan Bidan sudah melanggar pasal 62 tentang
Hak Pasien ( Pasien berhak atas privacy dan kerahasiaan penyakit)
 Menurut UU Kebidanan Bidan sudah melanggar pasal 61 tentang
kewajiban bidan ( bidan wajib merahasiakan tentang data pasien)
Dari pihak pasien, pasien juga tidak melaksanakan kewajibannya sebagai
pasien yaitu memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang
penyakit yang dideritanya kepada Bidan yang merawat.
2) Penyimpangan yang terjadi menyangkut Etika Profesi serta masalah hak
dan kewajiban baik Bidan maupun Pasien.
3) Kasus ini akan di tangani oleh MPEB (Majelis Pertimbangan Etika Bidan)
dimana secara internal berperan memberikan saran, pendapat, dan buah
pikiran tentang masalah pelik yang sedang dihadapi khususnya yang
menyangkut pelaksanaan kode etik bidan dan pembela anggota melalui
organisasi.
2. Kasus II
Seorang bidan melakukan pertolongan persalinan. Saat persalinan berlangsung, bayi lahir
normal namun kondisi ibu mengalami perdarahan hebat. Pasien harus dirujuk namun
keluarga pasien tidak mengijinkan dan bidan yang disuruh untuk menangani nya. Selang
satu jam kemudian pasien meninggal.
a) Konflik etik dan penyimpangan yang terjadi adalah terjadi keterlambatan didalam
penanganan pasien akibat keluarga pasien menolak untuk dilakukan rujukan yang
berakibat fatal pada pasien. Dimana bidan berhak untuk merujuk pasien dengan
penyulit kepada nakes yang lebih mampu dan ahli.
b) Tidakan bidan seharusnya merujuk pasien tanpa menghiraukan keinginan
keluarga karena pasien dalam keadaan gawat darurat yang mengancam nyawa
pasien, dimana kita lebih mementingkan kebutuhan pasien daripada keinginan
keluarga.
c) Pasien dalam keadaan gawat darurat biasanya hanya mengikuti persetujuan dari
pihak keluarga, dimana pasien dimana dalam hal ini diwakilkan oleh keluarga
seharusnya menaati instruksi yang diberikan oleh petugas sesuai dengan
kebutuhan pasien itu sendiri.
d) Penyelesaian masalah etik tersebut adalah
1) Dengan mengkaji permasalahan tersebut terlebih dahulu
2) Penyimpangan yang terjadi menyangkut Etika Profesi serta masalah hak
dan kewajiban baik Bidan maupun Pasien.
3) Kasus ini akan di tangani oleh MPEB (Majelis Pertimbangan Etika Bidan)
dimana secara internal berperan memberikan saran, pendapat, dan buah
pikiran tentang masalah pelik yang sedang dihadapi khususnya yang
menyangkut pelaksanaan kode etik bidan dan pembela anggota melalui
organisasi.

Anda mungkin juga menyukai