Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KELOMPOK 3

Nama Anggota :
1. Feby Valenta (211540112) 6. Neneng Fadila (211540127)
2. Ivana Laira (211540117) 7. Rianti Aprieriasya (211540128)
3. Meliyanti (211540123) 8. Riska Pradini ( 211540129)
4. Nabila Salsya A(211540124)9. Silvia Monica (211540132)
5. Nafilah Andini (211540125) 10. Sri Handika A(211540134)
11. Tira Anjani R (211540136) 12. Tisyach Arwandani R (211540137)
13. Yesi Devika (211540140). 14. Mutia Damayanti (211540123)

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan


Dosen Pengampu : Eka Safitri Yanti ,M. Kes
Tahun Ajaran 2021/ 2022
POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah, swt . karena berkat karunia dan
ridho-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Hasil Diskusi
Asuhan Kebidanan kelompok 3 “ yang telah Ibu Eka Safitri Yanti , M.Kes berikan,
selaku dosen pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan dengan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu saya mencari dari sumber- sumber di media social yang
akan saya letakkan di bagian daftar pustaka sebagai bukti atas relevansi dan
akuratnya informasi yang saya berikan di dalam makalah ini.
Adanya keterbatasan pengetahuan dan wawasan saya atas kurangnya informasi
dalam makalah ini, saya menerima kritik dan saran dari para pembaca, sehingga
saya dapat meningkatkan pengetahuan tentang materi yang dibahas dalam
makalah ini. Sekian saya ucapkan terimakasih.

Sungailiat , 26 January 2022

Penulis

DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………………………….. 1
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….… 3
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………... 4
BAB 2 PEMBAHASAN ……………………………………………………………… 5
BAB 3 PENUTUP …………………………………………………………………….. 8

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sebagai calon bidan yang ahli dan professional dalam melayani klien, sudah menjadi
kewajiban kita untuk mengetahui lebih dahulu apa saja wewenang yang boleh kita
lakukan dan wewenang yang seharusnya ditangani oleh seorang dokter SpOG sehingga
kita harus meninjau agar tindakan kita tidak menyalahi PERMENKES yang berlaku.

Akhir- Akhir ini sering kita menemukan dalam pemberitaan media massa adanya
peningkatan dugaan kasus malpraktek dan kelalaian medis di Indonesia, terutama yang
berkenaan dengan kesalahan diagnosis bidan yang berdampak buruk terhadap
pasiennya. Media massa marak memberitahukan tentang kasus gugatan / tuntutan
hokum (pendeta dan atau pidana ) kepada bidan, dokter dan atau tenaga medis lain,
dan atau manajemen Rumah Sakit yang diajukan masyarakat konsumen jasa medis yang
menjadi korban dari tindakan malpraktik atau kelalain medis.

Lepas dari fenomena tersebut, ada yang mempertanyakan apakah kasus- kasus itu
terkategori malpraktik medic ataukah sekedar kelalaian (human eror) dari sang bidan /
dokter.

B. Rumusan Masalah
1. Macam – macam Malpraktek dalam asuhan kebidanan
2. Pasal yang mengatur tentang Malpraktek dalam asuhan kebidanan
3. Contoh Malpraktek dalam asuhan kebidanan
4. Sanksi Tertulis dan Sanksi Tidak Tertulis menegenai Malpraktek Asuhan Kebidanan

C. Tujuan
 Agar mengetahui apa saja macam – macam Malpraktek dalam Asuhan
Kebidanan
 Mengetahui apa saja pasal yang mengatur tentang Malpraktik dalam Asuhan
Kebidanan
 Contoh kasus Malpraktek dan sanksi yang akan di terima jika melakukan
malpraktek tersebut.

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Malpraktek Dalam Asuhan Kebidanan

Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak selalu berkonotasi
yuridis. Secara harfiah “ mal “ mempunyai artinya salah. Sedangkan “ praktek
“mempunyai arti pelaksanaan atau tindakan . Sehingga malpraktek adalah tindakan
yang salah . Meskipun arti harfiahnya demikian tetapi kebanyakan istilah tersebut
dipertemukan untuk menyatakan adanya tindakan yang salah dalam rangka
pelaksanaan suatu profesi.

Sedangkan definisi Malpraktek dalam kesehatan adalah kelalaian dari seorang dokter
atau bidan untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan program ilmu pengetahuan
dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau
orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama. (Valentin v.La Society de
Bienfaisence Muttuelle de Los Angelos, Clifornia, 1956).

B. Macam- macam Malpraktek dalam Asuhan Kebidanan

Ada 3 macam Malpraktek hokum atau yuridical malpractice yaitu Criminal Malpractric ,
Civil Malpractic , dan Admininstrative Malpractic .
1. Criminal Malpractic : yang termasuk dalam kategori ini adalah
a. Perbuatan yang tercela
b. Dilakukan dengan batin yang disengaja yaitu kelalaian,
kecerobohan atau kealpaan.
c. Menyebabkan si klien luka, cacat atau meninggal.
Penanggung jawaban dalam Criminal Malpractic bersifat individual dan tidak bias
dialihkan kepada Rumah Sakit atau Sarana Kesehatan.
2. Civil Malpractic : Apabila seorang tenaga kesehatan tidak melaksanakan tugasnya
atau tidak memberika prestasinya atas yang telah disepakati sebelumnya.
a. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib
dilakukan.
b. Terlambat melakukan tindakan yang seharusnya di lakukan
c. Tidak sempurna dalam melakukan sebuah tindakan.
d. Melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan tapi tetap
dilakukan .
Penanggung jawaban civil malpractice bersifat individual atau koorporasi dan dapat
dialihkan kepada pihak rumah sakit karena kesalahan tenaga kesehatan sedang menjalankan
tugas dan kewajibannya.
3. Administrative Malpractic : kesalahan yang berhubungan dengan administrasi, dan
pemerintah memiliki pasal yang mengatur tentang Police Power.

C. Pasal yang mengatur tentang Malpraktik Dalam Asuhan Kebidanan


 PMK No . 28 tahun 2014 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan
 UU No. 4 Tahun 2019 tentang kebidanan
 Pasal 1- pasal 20 tentang pendidikan kebidanan
 UU Kesehatan pasal 5 ayat (2)
 Permenkes RI tentang Pelanggaran Praktik Bidan pada pasal 10 point (d)

D. Contoh Kasus Malpraktik dalam Asuhan Kebidanan


Seorang Ibu Primigravida dibantu oleh seorang bidan untuk bersalin. Proses persalinan
telah lama yaitu lebih dari 24 Jam bayi belum juga keluar dan keadaan ibu nya sudah
lemas dan kelelahan karena sudah terlalu lama mengejan. Bidan tersebut tetap
bersikukuh untuk menolong persalinan Ibu tersebut karena takut kehilangan komisi ,
walaupun asisten bidan itu mengingatkan agar segera di rujuk saja. Setelah bayi keluar
terjadi lah pendarahan pada ibu, baru kemudian bidan merujuk ibu. Namun ketika di
perjalanan ke RS ibu tersebut sudah meninggal dan keluarga pun menuntut Bidan
tersebut .

Analisis :
Ibu tersebut sudah mengalami partus lebih dari 24 jam seharusnya bidan mengetahui
penyebab partus lama, apakah ada malpresentasi pada janini, emosi ibu yang tidak
stabil, atau panggul kecil sehingga bidan dapat bertindak secepatnya untuk
menyelamatkan nyawa ibu dan bayi, bukan mementing komisi yang membahayakan
nyawa bayi dan ibu. Pendarahan itu disebabkan karena Antonia uteri akibat partus yang
terlalu lama. Antonia uteri hanya dapat bertahan selama 2jam saja setelah post partum.
Dalam kasus tertentu justru bidan dengan sengaja melakukannya demi uang, serta
dalam satu sisi pasien juga tidak mengetahui hak hak apa yang dapat diperoleh pasien
tentang kondisi kesehatannya . Criminal Malapractice yang bersifat negligence (lalai)
misalnya kurang hati- hati melakukan proses kelahiran
1. Pasal- pasal 359 sampai dengan 361 KUHP, pasal- pasal karena lalai dan
menyebabkan kematian atau luka luka berat. Pasal 359 KUHP, karena kelalaian
menyebabkan orang mati : Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan mati nya
orang lain, diancam dengan pidana paling lama lima tahun atau hukuman paling
lama 1 tahun.
2. Pasal 1365 KUHS setaip perbuatan melanggar hokum yang mengakibatkan kerugian
bagi orang lain, mewajibkan orang yang merugikan karena kesalahannya
mengakibatkan kerugian tersebut.
3. Cara membuktikan kelalaiannya adalah Dereliction of Duty (penyimpangan dari
kewajiban ), Menurut Standart Profesinya, maka bidan tersebut dapat di
persalahkan. Kepala dinas kesehatan akan mencabut SIPB setelah mendengar
beberapa saran dan keputusan dari MPEB dan IBI.
4. MPEB akan melakukan siding dari kasus ini dan yang menjadi saksi adalah asisten
bidan tersebut. MPEB akan mendengarkan kronologi dari bidan dan asisten bidan,
maka MPEB akan memutuskan apa yang seharusnya bidan tersebut terima akibat
kesalahannya. Sanksi yang diterima bisa pula merugikan bidan dengan pencopotan
SIPB bidan tersebut sebagai keputusan final.

BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
Malpraktek adalah kesalahan dalam melakukan praktek, malpraktek ada 3 jenis yaitu
criminal malpratic, civil malpractice, dan administrative malpractice. Kesalahan fatal
yang dapat merugikan orang lain bahkan menyebabkan kematian pada orang lain, maka
bidan yang bertugas akan bertanggung jawab penuh atas perbuatan yang dia lakukan
selama menjalankan tugas . sanksi paling berat dalam malpraktik ini adalah pencabutan
SIPB dan denda yang akan diberika MPEB kepada bidan yang melakukan malpraktik
tersebut. Sehingga hal seperti itu tidak akan terulang lagi di fasilitas kesehatan di
Indonesia.

B. DAFTAR PUSTAKA
http;//deaanadaputri31.blogspot.com/2016/04/nilai-profesional-dan-nilai-luhur-
profesi.html?m=1
c2306541946e8011d4032c38cbbbd0c9.pdf (unud.ac.id)
http;//id.scribd.com/document/358481810/Penyimpangan-Kode-Etik-Bidan

Anda mungkin juga menyukai