PENDAHULUAN
Malpraktek (malapraktek) atau malpraktik terdiri dari suku kata mal dan
praktik atau praktek. Mal berasal dari kata Yunani, yang berarti buruk. Praktik
(Kamus Umum Bahasa Indonesia, Purwadarminta, 1976) atau praktik (Kamus
Dewan Bahasa dan Pustaka kementrian Pendidikan Malaysia, 1971) berarti
menjalankan perbuatan yang tersebut dalam teori atau menjalankan pekerjaan
(profesi). Jadi, malpraktik berarti menjalankan pekerjaan yang buruk
kualitasnya.
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa saja contoh kasus malpraktek yang dalam pelayanan kebidanan?
b. Bagaimana pemecahan masalah dalam kasus malpraktek dalam pelayanan
kebidanan?
c. Bagaimana peran bidan dalam penyelesaian kasus malpraktek dalam
pelayanan kebidanan?
d. Apa saja sanksi yang diterima oleh pelaku kasus malpraktek kebidanan?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui apa itu malpraktek dalam pelayanan kebidanan
b. Mengetahui pemecahan masalah kasus malpraktek dalam pelayanan
kebidanan
c. Mengetahui peran bidan dalam kasus malpraktek pelayanan kebidanan
d. Mengetahui sanksi yang diterima pelaku malpraktek dalam pelayanan
kebidanan
1.4 Manfaat
a. Untuk mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
mahasiswa, sehingga dapat menghindsri kasus malpraktek saat bekerja
nanti.
b. Bagi tenaga kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi tenaga kesehatan
khususnya bidan dalam memahami kasus malpraktek dalam pelayanan
kebidanan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tak ada seorang pun ibu yang ingin melahirkan anaknya berakhir dengan
kematian si bayi. Yang lebih menyedihkan, kematian itu karena kelalaian bidan
yang menangani persalinan. Kasus itu terjadi di Kecamatan Kuranji, Padang,
Sumatera Barat (Sumbar). Kala itu, Chori Hariyani, yang sedang hamil tua,
mendatangi Klinik Fitria pada 3 Januari 2009.
Di klinik itu, Chori ditangani oleh bidan Desi Sarli, apoteker Siska Malasari,
dan bidan Cici Kamiarsih. Dalam pemeriksaan itu, bidan Desi memberikan dua
obat gastrul untuk merangsang Chori melahirkan. Obat itu didapati dari Cici.
3
Keesokan harinya, Chori datang lagi ke klinik itu karena merasa akan
melahirkan. Bidan Desi dan Siska lalu menyiapkan persalinan. Tidak berapa
lama, kepala jabang bayi keluar dari mulut rahim, tapi seluruh badan bayi tidak
kunjung keluar. Mendapati hal itu, bidan Desi melapor ke dokter jaga. Proses
melahirkan itu kemudian dirujuk ke RS Marnaini Asri. Di rumah sakit itu, si
bayi bisa dilahirkan, tapi meninggal tidak berapa lama kemudian.
"Desi mengatakan kepada keluarga Chori, 'Tunggu saja, sebentar lagi akan lahir
karena kepala bayi sudah keluar dan rambutnya terlihat tebal'. Padahal
kenyatannya tidak demikian. Justru stamina dan kesehatan Chori dan calon
bayinya berada dalam keadaan genting dan sekarat," ucap majelis dengan suara
bulat. Kesalahan lainnya adalah obat gastrul mengakibatkan ketuban pecah,
4
sehingga air ketuban habis, dan bayi mengalami masalah serius.
5
b.melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak boleh diperbuat oleh
seorang tenaga kesehatan, baik mengingat sumpah jabatannya maupun
mengingat sumpah sebagai tenaga kesehatan;
c. mengabaikan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh tenaga
kesehatan;
d. melanggar sesuatu ketentuan menurut atau berdasarkan undang-
undang ini.
Atas dasar peraturan tersebut baik bidan Desi dan bidan Siska telah mendapat
konsekuaensi yang sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya.
2.5 Peran Bidan Dalam untuk Mencegah Terjadinya Kasus pelanggarn dalam
Kebidanan
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa malptaktek adalah kelalaian
seseorang dalam menangani atau menobati seseorang.
Dalam menangani kasus malpraktek, di Indonesia menggunakan dasar
hukum pidana.
Dalam kasus diatas, terdapat seorang ibu yang akan melahirkan, namun
karena kesalahan yang dilakukan oleh bidan, bayi lahir dengan kondisi
meninggal. Kasus tersebut dibawa ke jalur hukum, dan bidan yang
menangani mendapat sanksi pidana berupa kurungan penjara.
3.2 Saran
a. Bagi Mahasiswa
Sebagai mahasiswa kebidanan, diharapkan mampu mengetahui kasus
kasus pelanggaran dalam pelayanan kebidanan. Sehingga mahasiswa lebih
paham akan tindakan tindakan apa saja yang merupakan pelanggaran, dan
mampu menggunakan ilmunya untuk menjadi bidan yang profesional di
masa mendatang.
b. Bagi tenaga kesehatan
Sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu mengetahui pelaggaran
dalam pelayanan kebidanan, sehingga menjadi lebih berhati hati dan lebih
profesional lagi dalam menjalankan profesinya sebagai tenaga kesehatan.
7
DAFTAR PUSTAKA