Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KASUS MALPRAKTIK SEORANG PERAWAT


SALAH DALAM MENYUNTIKKAN OBAT KEPADA BAYI
Dosen Pengampuh : Fadli Yasser Arafad Juanda S.H.,M.H
Mata Kuliah : Hukum Kesehatan

OLEH KELOMPOK 4
ALBER AHYAR
RIDWAN INDRANI
ARMIN ASTATI
IRVAN SRIMASYITA
HAKAM WIWIN WULANDARI

PROGRAM STUDI SI HUKUM


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan kesehatan sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang sangat sederhana ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah Hukum Kesehatan, kasus malpraktik yang berjudul “Seorang Perawat Salah Dalam
Menyuntikkan Obat Kepada Bayi”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus sepenuh hati memberikan doa, saran, kritik, serta dukungan sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran dari berbagai pihak.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................


DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................
A. Latar Belakang ................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................
C. Tujuan ..............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................
A. Definisi Malpraktik .........................................................................................................
B. Uraian Kasus ...................................................................................................................
C. Kasus Dilihat Dari Aspek Pidana ..................................................................................
D. Kasus Dilihat Dari Aspek Perdata ................................................................................
E. Solusi atau Pembenaran Tindakan Pada Kasus ..........................................................
BAB III PENUTUP .....................................................................................................................
A. Kesimpulan ......................................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Malpraktik dapat diartikan sebagai suatu tindakan kelalaian atau kesalahan bertindak yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan saat menggunakan ilmu pengetahuan dan
keterampilannya yang dipergunakan dengan tujuan mengobati pasien. Permasalahan
mengenai tindakan malpraktik terutama dalam pelayanan kesehatan mulai menjadi topik
pembicaraan yang ramai diperdebatkan. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya
pengaduan kasus-kasus malpraktik dari masyarakat yang dilakukan baik oleh pihak tenaga
kesehatan maupun pihak rumah sakit yang dianggap telah merugikan kesehatan pasien saat
melakukan perawatan.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik


kedokteran, pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sejalan dengan yang
dimaksud dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia. Tahun
1945. Dengan adanya kepastian hukum yang sudah tertulis, diharapkan dapat memberikan
keadilan hukum bagi pasien yang merasa dirugikan dari adanya tindakan malpraktik.
Bahkan, untuk memberikan jaminan kepastian hukum yang lebih kuat, penegakan hukum
dari tindakan malpraktik medis dan petugas kesehatan juga diatur dalam UU No. 36 Tahun
209 tentang Kesehatan dan UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.

Apabila terjadi kesalahan dalam menjalankan praktik sebagai profesi tenaga kesehatan, hal
tersebut dapat membawa diri seorang tenaga kesehatan terhadap pertanggungjawaban
hukum pidana yang sesuai dengan akibat sorta kerugian yang timbul akibat tindakan yang
telah dilakukannya. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dan kesadaran yang lebih
dalam diri tenaga kesehatan sebelum melakukan tindakannya sebagai pelayan kesehatan
dalam merawat pasien

B. Rumusan Masalah
Bagaimana tindakan malpraktik atau kelalaian yang dilakukan seorang tenaga kesehatan
yakni perawat dalam memberikan atau menyuntikkan obat kepada seorang bayi.

C. Tujuan
1. Untuk memaparkan bukti pelanggaran kewajiban seorang tenaga kesehatan yakni
perawat salah dalam menyuntikkan obat kepada pasien.
2. Untuk menjelaskan dampak malpraktik yang dilakukan oleh seorang tenaga
kesehatan yakni perawat salah dalam menyuntikkan obat kepada pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Malpraktik
Malpraktik terdiri dari dua suku kata yaitu Mal dan Praktik. Kata Mal berasal dari bahasa
Yunani yang berarti “buruk”, sedangkan kata “Praktik” menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia memiliki arti “menjalankan perbuatan” yang terdapat dalam teori atau
menjalankan pekerjaan atau profesi. Jadi, Malpraktik berarti menjalankan suatu perbuatan
yang salah, tidak tepat, atau buruk kualitasnya. Berdasarkan Coughlin’s Law Dictionary,
Malpraktik merupakan sikap dan tindakan profesional yang salah dari seseorang yang
berprofesi seperti ahli hukum, akuntan, dokter, dokter gigi, dokter hewan dan
sebagainya. Malpraktik dapat disebabkan karena perilaku acuh tak acuh, ketidak
pedulian, kurangnya keterampilan atau kewaspadaan dalam melaksanakan tugas
profesionalnya, kesalahan yang disengaja atau praktik yang tidak etis. Berdasarkan
pengertian tersebut, malpraktik dapat terjadi pada semua profesi baik perawat, dokter,
atau profesi yang lain (Nusawakan, 2019) Menurut M.jusuf Hanafiah dan Amri unsur-
unsur malpraktik yaitu:
1. Terdapat unsur kesalahan/kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dalam menjalankan profesinya;
2. Terdapat perbuatan yang tidak sesuai dengan standar prosedur operasional;
3. Terdapat luka berat atau kematian, yang mengakibatkan pasien cacat atau
meninggal dunia.
4. Terdapat hubungan kausalitas, seperti luka berat yang dialami pasien diakibatkan
oleh perbuatan dokter yang tidak sesuai dengan standar pelayanan medis.

Berikut contoh-contoh malpraktik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan:


1. kain kasa di dalam rahim pasien
2. Meninggalkan kateter di dalam perut pasien
3. Menunda persalinan yang menyebabkan janin meninggal di dalam rahim ibu
4. Menjahit luka operasi dengan asal-asalan sehingga pasien mengalami infeksi berat
5. Tidak mengikuti standar profesi dan standar prosedur operasional

B. Uraian Kasus
Salah satu kasus malpraktik yang terjadi di tahun ini adalah bayi berusia 1 bulan
meninggal saat mendapa, perawatan di RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
Bersumber dari kompas.com dan suara sulsel.id, diduga bayi meninggal setelah
disuntik dengan obat yang tertukar dengan pasien lain. Bayi tersebut adalah anak dari
Mustainna Mansyur, warga Desa Tamanyeleng, Kecamatan Baraombong, Kabupaten
Gowa. Bayi tersebut meninggal satu jam setelah disuntik oleh perawat. Atas kematian
bayinya, Mustainna mengajukan protes kepada pihak rumah sakit.
Menurutnya setelah disuntik, badan bayinya membiru. Mustainna beranggapan bahwa
setelah dirawat di RSUP Wahidin, anaknya mendapatkan suntikan dari seorang oknum
perawat yang sedang magang. Saat dikonfirmasi, Plt Direktur Medik, Keperawatan dan
Penunjang RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, Dr. Dr. Nu'man As Daud
membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan bayi tersebut diduga meninggal tidak
wajar.
Menurutnya bayi tersebut akan dioperasi setelah lima hari dirawat di RSUP Wahidin
Sudirohusodo. Pasien juga sudah 2 kali dijadwalkan operasi oleh dokter anestesi. Namun
karena kondisinya tidak memungkinkan, operasi ditunda. Nu'man mengatakan
ditemukan hernia di bagian paha dan perut pasien. Selain itu pasien punya riwayat
kejang dan demam sebelum masuk rumah sakit. Ia juga menyebut pasien kerap batuk dan
menderita pneumonia. Terkait kasus kematian bayi, pihak RS membuat tim investigasi
yang akan melakukan audit untuk mengetahui pasti penyebab kematian bayi.

Terkait dugaan, obat yang disuntikkan ke bayi tersebut tertukar dengan pasien anak
lainnya, Nu'man angkat bicara. Ia menjelaskan bahwa di ruang perawatan anak memang
banyak anak yang dirawat, jika memang obat yang disuntikkan tertukar, maka akan ada 2
anak yang meninggal, tetapi ini hanya satu dan anak-anak yang lain sedang dirawat dengan
kondisi yang masih baik. Nu'man menegaskan, jika tim RCA akan melakukan audit hingga
ke akar-akarnya. Mulai pemeriksan hingga pemberianobat ada Standar Operasional
Prosedur (SOP). Apabila terjadi kelalaian dalam SOP, tentunyaaka ditindak lanjuti.

C. Kasus Dilihat Dari Apek Pidana


Dari kasus malpraktek tersebut yakni seorang perawat salah dalam menyuntikkan obat
kepada bayi bahwa terdapat dua aspek yang dikategorikan sebagai aspek pidana adalah :
1. Kasus tersebut merupakan perbuatan tercela
2. Dilakukan dengan sikap batin yang salah (mens rea) yang berupa kesengajaan
(intensional), kecerobohan (recklessness), atau kealpaan (negligence).

Pertanggungjawaban menurut hukum untuk tindak criminal malpractice adalahbersifat


pribadi/personal dan oleh karena itu tidak dapat dialihkan kepada orang lainatau rumah
sakit/fasilitas kesehatan. Pada hakikatnya walaupun dikatakan criminalmalpractice, harus
dipahami bahwa tidak semua malpractice adalah tindak kriminal.
D. Kasus Dilihat dari Aspek perdata
Seorang tenaga kesehatan pada kasus tersebut yaknik malparktik seorang perawat salah
dalam menyuntikkan obat kepada bayi, dikategorikan melakukan civil malpractice karena
tindakan tenaga kesehatan tersebut tidak menjalankan kewajiban atau tidak memberikan
prestasinya sebagaimana yang telah disepakati (ingkar janji).
Tindakan oleh tenaga kesehatan yang dapat disebut sebagai civil malpractice atau di jika
dikaitkan dengan aspek perdata meliputi:
a. Tidak menjalankan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan.
b. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi
terlambatmelakukannya.
c. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi
tidaksempurna.
d. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan.

Pertanggung jawaban civil malpractice dapat bersifat individual atau korporasi


dan juga dapat dialihkan kepada orang lain menurut principle of vicarious
liability. Prinsip tersebut memungkinkan rumah sakit/fasilitas kesehatan untuk
dimintai pertanggungjawaban atas kesalahan yang dilakukan oleh pegawainya
(tenaga kesehatan) dalam rangka tenaga kesehatan tersebut memenuhi dan
melaksanakan tugas maupun kewajibannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Malpraktik merupakan tindakan yang bertentangan dengan etika, disiplin serta hukum dan
tidak melaksanakan standar-standar dan pedoman yang dibuat oleh organisasi
profesinya dan pemerintah, yang dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja karena
kelalaian. Bentuk malpraktik dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu pertama,
bertentangan dengan etik (ethical malpractice), kedua, bertentangan dengan disiplin
disebut (disipline malpractice), ketiga, bertentangan dengan hukum
(yuridismalpractice).
Kemudian bertentangan dengan konstitusi hukum dibagi tiga yaitu hukum perdata (civil
malpractice), hukum pidana (criminal malpractice) dan hukum administrasi
(administration malpractice). Pertanggungjawaban malpraktik oleh tenaga kesehatan
harus sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan yaitu pertanggungjawaban secara etik,
disiplin maupun hukum dengan pertanggungjawaban tunggal dapat kumulatif.
Kasus malpraktik kesalahan penyuntikan pada pasien hal ini merupakan kesalahan
fatal yang tidak seharusnya terjadi , sebagai tenaga kesehatan sangat perlu kehati-hatian ,
ketelitian serta kewaspadaan saat bertugas dengan memperhatikan S.O.P (standard
operating procedure) agar tidak menimbulkan masalah yang tidak diinginkan.

B. Saran
Bagi dokter dan tenaga kesehatan diharapkan sebelum melakukan tindakan medik
hendaknya harus menginformasikan mengenai persetujuan tindakan kedokterankepada
pasien maupun kepada keluarganya. Dalam melakukan pelayanan kesehatan hendaknya
lebih berhati-hati lagi dengan menjunjung tinggi profesionalisme yangakan diberikan
kepada pasien supaya tidak terjadinya korban dari malpraktik medikyang sebelumnya
sering terjadi
DAFTAR PUSTAKA

Amir, N., & Purnama, D. (2021). Perbuatan Perawat yang Melakukan Kesalahan
dalamTindakan Medis.

Kertha Wicaksana, 15(1): 26-36.Ginting, X. Z. (2022). RSUP Wahidin Akui Bayi


Danendra Jadi Korban Salah SuntikPerawat Magang. detik.com. RSUP Wahidin
Akui Bayi Danendra Jadi Korban SalahSuntik Perawat Magang (detik.com)

Nusawakan, D. (2019). Peran Advokasi Organisasi PPNI (Persatuan Perawat


NasionalIndonesia) dalam Dugaan Tindak Pidana Malpraktik Keperawatan. Pasapua
HealthJournal, 1(2), 61-62.

Pally, H. S., Tendean, J., Rumondor, K., & Sumilat, R. (2022). Tinjauan Hukum
TerhadapPenanggulangan Tindak Pidana Malpraktek Menurut Sistem Hukum di
Indonesia. LexCrimen, 11(5).

Widjaja, G., & Aini, M. H. (2022). Mediasi Dalam Kasus Malpraktik Medis
(Kedokteran).Jurnal Cakrawala Ilmiah, 1(6), 1393-1412

Anda mungkin juga menyukai