Anda di halaman 1dari 13

KLIPING

ANALISIS KASUS MALPRAKTEK

OLEH :

DESTI AYU (154012012006)

DOSEN PENGAMPU : YESSY OCTA FRISTIKA, SST., M.Kes

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya, kliping ini dapat saya selesaikan tepat waktu. Penulisan dan pembuatan
kliping ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah. Adapun pembahasan
saya dalam makalah ini mengenai Malpraktek yang dilakukan tenaga Kesehatan.
Harapan saya, kliping ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menjadi referensi
khususnya bagi saya dalam mengarungi masa depan. Saya sadar bahwa kliping ini
jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun sangat saya
harapkan untuk memperbaiki karya tulis saya selanjutnya.

Palembang, 14 Juni 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang .................................................................................... 1


1. 2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1. 3 Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Malpraktek ........................................................................ 3


2. 2 Jenis-jenis Malpraktek ........................................................................ 4
2. 3 Menganalisis kasus Malpraktek .......................................................... 5

BAB III PENUTUP

3. 1 Kesimpulan ......................................................................................... 9
3. 2 Saran .................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Sedangkan
pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.

Bidan sebagai anggota profesi yang mengabdikan ilmunya untuk kepentingan


umum, mempunyai kebebasan dan kemandirian yang berorientasi kepada nilai-
nilai kemanusiaan sesuai dengan kode etik kebidanan. Kode etik kebidanan ini
bertujuan untuk mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien, menjamin
bahwa profesi kebidanan harus senantiasa dilaksanakan dengan niat yang luhur
dan dengan cara yang benar. Seorang bidan sebelum melakukan prakteknya atau
pelayanan medis telah melakukan pendidikan dan pelatihan yang cukup panjang.
Sehingga masyarakat khususnya pasien banyak sekali digantungkan harapan
hidup dan/atau kesembuhan dari pasien serta keluarganya yang sedang menderita
sakit.

Pada peraturan Perundang-Undangan Indonesia yang sekarang berlaku tidak


ditemukan pengertian mengenai malpraktek. Akan tetapi makna atau pengertian
malpraktek justru didapati dalam Pasal 11 ayat 1 huruf b UU No. 6 Tahun 1963
tentang Tenaga Kesehatan (UU Tenaga Kesehatan) yang berbunyi
seperti,“melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak boleh diperbuat oleh
seorang tenaga kesehatan, baik mengingat sumpah jabatannya maupun mengingat
sumpah sebagai tenaga kesehatan”. Namun telah dinyatakan dihapus oleh UU No.
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Oleh karena itu secara perundang-undangan,
ketentuan Pasal 11 ayat 1b UU Tenaga Kesehatan dapat dijadikan acuan makna
malpraktek yang mengidentifikasikan malpraktek dengan melalaikan kewajiban,
berarti tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan.

1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Malpraktek ?
2. Apa saja jenis-jenis dari Malpraktek ?
3. Menganalisis kasus Malpraktek.

1
1. 3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Malpraktek.
2. Mengetahui jenis-jenis Malpraktek.
3. Bias menganalisis kasus Malpraktek.
4. Mengetahui cara penyelesaian dari kasus Malpraktek.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Malpraktek

Dalam masyarakat ketika seseorang mengalami penderitaan kesehatan


sebagai akibat dari pihak tenaga medis (kesehatan) seperti dokter, bidan ataupun
petugas kesehatan lainnya timbul kecenderungan menyebut dengan istilah telah
terjadi “malpraktek”, atau disambung dengan ikutan kata “medik”, menjadilah
sebutan istilah “malpraktik medik”. Berbicara mengenai malpraktik atau
malpractice berasal dari kata “mal” yang berarti “buruk” Sedangkan kata
“practice” berarti suatu tindakan atau praktik. Dengan demikian secara harfiah
dapat diartikan sebagai suatu tindakan medik “buruk”.

Menurut Fuady (2005), malpraktik adalah kelalaian seorang dokter untuk


mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu yang lazim dipergunakan dalam
mengobati pasien atau orang yang terluka menurut ukuran di lingkungan yang
sama, yang dimaksud kelalaian di sini adalah sikap kurang hati-hati, yaitu tidak
melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati melakukannya dengan
wajar, tapi sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati tidak
akan melakukannya dalam situasi tersebut. Pada peraturan Perundang-Undangan
Indonesia yang sekarang berlaku tidak ditemukan pengertian mengenai
malpraktek. Akan tetapi makna atau pengertian malpraktek justru didapati dalam
Pasal 11 ayat 1 huruf b UU No. 6 Tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan (UU
Tenaga Kesehatan) yang berbunyi seperti,“melakukan sesuatu hal yang
seharusnya tidak boleh diperbuat oleh seorang tenaga kesehatan, baik mengingat
sumpah jabatannya maupun mengingat sumpah sebagai tenaga kesehatan”.
Namun telah dinyatakan dihapus oleh UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Oleh karena itu secara perundang-undangan, ketentuan Pasal 11 ayat 1b UU
Tenaga Kesehatan dapat dijadikan acuan makna malpraktek yang
mengidentifikasikan malpraktek dengan melalaikan kewajiban, berarti tidak
melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa malpraktik atau malpraktek adalah sebuah


tindakan atas dasar kelalaian atau kesalahan seorang tenaga dalam menjalankan
profesi, praktek, pengetahuan dan keterampilannya yang biasa digunakan dalam
mengobati pasien sehingga menyebabkan kerusakan atau kerugian bagi kesehatan
atau kehidupan pasien karena tidak sesuai dengan standar profesi medik serta
menggunakan keahlian untuk kepentingan pribadi.

3
2. 2 Jenis-jenis Malpraktek

Menurut Isfandyarie (2005), ditinjau dari etika profesi dan hukum, malpraktik
dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu; malpraktik etik (ethical malpractice)
dan malpraktik yuridis (yuridical malpractice). Adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut:

A. Malpraktik Etik
Malpraktik etik yaitu tenaga kesehatan melakukan tindakan yang bertentangan
dengan etika profesinya sebagai tenaga kesehatan. Misalnya seorang bidan
yang melakukan tindakan yang bertentangan dengan etika kebidanan. Etika
kebidanan yang dituangkan dalam Kode Etik Bidan merupakan seperangkat
standar etis, prinsip, aturan atau norma yang berlaku untuk seluruh bidan.
B. Malpraktik Yuridis
Malpraktik yuridis dibagi menjadi menjadi tiga bentuk, yaitu :
a) Malpraktik Perdata (Civil Malpractice) : Malpraktik perdata terjadi
apabila terdapat hal-hal yang menyebabkan tidak terpenuhinya isi perjanjian
(wanprestasi) didalam transaksi terapeutik oleh tenaga kesehatan, atau
terjadinya perbuatan melanggar hukum (onrechtmatige daad), sehingga
menimbulkan kerugian kepada pasien. Dalam malpraktik perdata yang
dijadikan ukuran dalam melpraktik yang disebabkan oleh kelalaian adalah
kelalaian yang bersifat ringan (culpa levis). Karena apabila yang terjadi
adalah kelalaian berat (culpa lata) maka seharusnya perbuatan tersebut
termasuk dalam malpraktik pidana. Contoh dari malpraktik perdata,
misalnya seorang dokter yang melakukan operasi ternyata meninggalkan
sisa perban didalam tubuh si pasien. Setelah diketahui bahwa ada perban
yang tertinggal kemudian dilakukan operasi kedua untuk mengambil perban
yang tertinggal tersebut. Dalam hal ini kesalahan yang dilakukan oleh
dokter dapat diperbaiki dan tidak menimbulkan akibat negatif yang
berkepanjangan terhadap pasien.
b) Malpraktik Pidana : Malpraktik pidana terjadi apabila pasien meninggal
dunia atau mengalami cacat akibat tenaga kesehatan kurang hati-hati. Atau
kurang cermat dalam melakukan upaya perawatan terhadap pasien yang
meninggal dunia atau cacat tersebut. Malpraktik pidana ada tiga bentuk
yaitu: Malpraktik pidana karena kesengajaan/intensional (Tenaga medis
tidak melakukan pertolongan pada kasus gawat padahal diketahui bahwa
tidak ada orang lain yang bisa menolong, serta memberikan surat keterangan
yang tidak benar), Malpraktik pidana karena kecerobohan/recklessness
(Misalnya melakukan tindakan yang tidak legeartis atau tidak sesuai dengan
standar profesi serta melakukan tindakan tanpa disertai persetujuan tindakan
medis. Contoh: Kurang hati-hatinya perawat dalam memasang infus yang

4
menyebabkan tangan pasien membengkak karena terinfeksi) dan
Malpraktik pidana karena kealpaan/negligence (misalnya terjadi cacat
atau kematian pada pasien sebagai akibat tindakan tenaga kesehatan yang
kurang hati-hati. Contoh: seorang bayi berumur 3 bulan yang jarinya
terpotong pada saat perawat akan melepas bidai yang dipergunakan untuk
memfiksasi infus).
c) Malpraktik Administratif : Malpraktik administratif terjadi apabila tenaga
kesehatan melakukan pelanggaran terhadap hukum administrasi negara yang
berlaku, misalnya menjalankan praktek bidan tanpa lisensi atau izin praktek,
melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan lisensi atau izinnya,
menjalankan praktek dengan izin yang sudah kadaluwarsa, dan menjalankan
praktek tanpa membuat catatan medik.

2. 3 Menganalisis kasus Malpraktek

5
6
Konflik Moral :

Pemilik salon “US” dan rekannya “AT” yang seorang bidan dilaporkan kepolisi
karena adanya kerugian yang dialami oleh klien baik fisik maupun finansial.
Setelah diperiksa diketahui bahwa tempat salon tersebut tidak memiliki lisensi
baik izin usaha maupun praktek kesehatan. Bahkan obat ditempat tersebut dibeli
secara illegal, serta yang melakukan perawatan gigi disalon tersebut harusnya
dilakukan oleh ahli gigi tapi dilakukan oleh “US” yang merupakan seorang
sarjanah pendidikan. “US” bertindak seakan-akan seorang dokter gigi dan “AT”
yang seorang bidan berpraktek selayaknya dokter spesialis kulit untuk melakukan
injeksi cairan untuk perawatan kulit.

Issue Moral :

Dimata masyarakat “US” dan “AT” (bidan) melakukan tindakan illegal, sangat
tidak professional dan merugikan masyarakat yang berkunjung ketempat atau
salon tersebut, contoh kerugian masyarakat untuk fisik dan kesehatan klien yang
melakukan perawatan disalon tersebut mengalami pembengkakan dan luka pada
bagian yang dilakukan tindakan. Serta masyarakat menilai bidan dan rekannya
hanya mementingkan uang (kepentingan pribadi) dan tidak memikirkan kesehatan
klien.

Delima Moral :

1. Bidan dan rekannya tidak melakukan praktek kecantikan seperti perawatan


kulit dan gigi secara illegal namun bidan dan rekannya tidak akan
dimasukkan penjara dan tidak dapat keuntungan berupa uang atau.

2. Bidan dan rekannya melakukan praktek kecantikan secara illegal akan


memdapat untung yang besar terutama bagian uang tapi harus siap setiap
saat jika di laporkan ke lembaga yang berwenang seperti polisi dan
mendekam dipenjara.

Penyebab terjadinya Kasus :

Bidan dan rekannya membuka salon kecantikan secara illegal dan melakukan
tindakan atau malpraktek seperti seorang dokter spesialis yang menyebabkan klien
mengalami kerugian pada kesehatannya.

Tanggapan agar tidak terjadi kasus Malpraktek seperti kasus diatas :

Menurut saya seharusnya seorang bidan sangat tidak boleh melakukan tindakan
seperti kasus diatas karena sangat bertentangan dengan nilai-nilai dan kode etik
kebidanan. Apalagi bidan dalam kasus ini bertindak seakan-akan seperti seorang

7
dokter spesialis kulit. Padahal seorang bidan tidak memiliki wewenang untuk
melakukan tindakan dalam perawatan kecantikan kulit seperti injeksi cairan
pemutih kulit. Ada baiknya bidan melakukan pekerja lain yang sesuai dengan
profesinya dan selalu mementingkan keselamatan pasien dibandingkan
kepentingan pribadi. Selalu ingat akan sumpah profesi untuk melayani pasien
dengan benar dan baik serta senantiasa mengingat akan Allah karena apa yang
dilakukan didunia ini pasti akan dimintai pertanggungjawabannya diakhirat.

8
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan

Malpraktik atau malpraktek adalah sebuah tindakan atas dasar kelalaian atau
kesalahan seorang tenaga dalam menjalankan profesi, praktek, pengetahuan dan
keterampilannya yang biasa digunakan dalam mengobati pasien sehingga
menyebabkan kerusakan atau kerugian bagi kesehatan atau kehidupan pasien
karena tidak sesuai dengan standar profesi medik serta menggunakan keahlian
untuk kepentingan pribadi.
Bidan dalam kasus ini bertindak sangat melanggar nilai-nilai dan kode etik
dalam kebidanan yang dimana melakukan tindakan secara illegal dan
pembohongan public yang sangat merugikan bagi klien dan masyarakat sekitar.
Tindakan bidan dalam kasus ini merupakan malpraktek berat yang mengakibatkan
bidan diponis 3 tahun penjara sesuai dengan Peraturan Perundang-undang
Indonesia dalam Pasal 11 ayat 1 huruf b UU No. 6 Tahun 1963 tentang Tenaga
Kesehatan (UU Tenaga Kesehatan). Oleh sebab itu sebaiknya kita sebagi tenaga
kesehatan harus menjalankan kewajiban sesuai dengan profesi kita,
mementingkan klien terlebih dahulu dibandingkan kepentingan pribadi dan selalu
mematuhi peraturan pemerintah.

3. 2 Saran

Lakukanlah pekerjaan sesuai dengan bidang profesi kita yang tidak melangar
kode etik dan nilai-nilai dalam profesi contoh seperti profesi bidan lakukan
pelayanan yang sesuai bidangnya dengan selalu mementingkan pasien terlebih
dahulu dan mengesampingkan kepentingan pribadi. Melakukan pekerjaan secara
professional dan jujur. Karena jika kita melakukan kesalah sudah pasti akan
menghancurkan nama baik dan merusak kepercayaan baik dari masyarakat
maupun keluarga.

Demikian tugas ini saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca/pelajar.
Apabila ada saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar tugas ini
maupun tugas selanjutnya dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan
datang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Riadi Muchlisin, 2020. Malpraktik (Pengertian, Unsur, Jenis dan Ketentuan


Hukum Pidana). https://www.kajianpustaka.com/2020/05/malpraktik-
pengertian-unsur-jenis-dan-ketentuan-hukum-pidana.html (diakses 14 juni
2021)

Ridlo Muhamad, 2019. Akhir Kisah Bidan Nekat Buka Praktik Kecantikan.
https://www.liputan6.com/regional/read/3907442/akhir-kisah-bidan-nekat-
buka-praktik-kecantikan (diakses 13 juni 2021)

S. Soetrisno, S.H.., M.H., 2010. Malpraktek Medik Dan Mediasi Sebagai


Alternatif Penyelesaian Sengketa, Penerbit PT Telaga Ilmu
Indonesia:Tangerang

10

Anda mungkin juga menyukai