OLEH :
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3. 1 Kesimpulan ......................................................................................... 9
3. 2 Saran .................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Sedangkan
pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Malpraktek ?
2. Apa saja jenis-jenis dari Malpraktek ?
3. Menganalisis kasus Malpraktek.
1
1. 3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Malpraktek.
2. Mengetahui jenis-jenis Malpraktek.
3. Bias menganalisis kasus Malpraktek.
4. Mengetahui cara penyelesaian dari kasus Malpraktek.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Malpraktek
3
2. 2 Jenis-jenis Malpraktek
Menurut Isfandyarie (2005), ditinjau dari etika profesi dan hukum, malpraktik
dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu; malpraktik etik (ethical malpractice)
dan malpraktik yuridis (yuridical malpractice). Adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut:
A. Malpraktik Etik
Malpraktik etik yaitu tenaga kesehatan melakukan tindakan yang bertentangan
dengan etika profesinya sebagai tenaga kesehatan. Misalnya seorang bidan
yang melakukan tindakan yang bertentangan dengan etika kebidanan. Etika
kebidanan yang dituangkan dalam Kode Etik Bidan merupakan seperangkat
standar etis, prinsip, aturan atau norma yang berlaku untuk seluruh bidan.
B. Malpraktik Yuridis
Malpraktik yuridis dibagi menjadi menjadi tiga bentuk, yaitu :
a) Malpraktik Perdata (Civil Malpractice) : Malpraktik perdata terjadi
apabila terdapat hal-hal yang menyebabkan tidak terpenuhinya isi perjanjian
(wanprestasi) didalam transaksi terapeutik oleh tenaga kesehatan, atau
terjadinya perbuatan melanggar hukum (onrechtmatige daad), sehingga
menimbulkan kerugian kepada pasien. Dalam malpraktik perdata yang
dijadikan ukuran dalam melpraktik yang disebabkan oleh kelalaian adalah
kelalaian yang bersifat ringan (culpa levis). Karena apabila yang terjadi
adalah kelalaian berat (culpa lata) maka seharusnya perbuatan tersebut
termasuk dalam malpraktik pidana. Contoh dari malpraktik perdata,
misalnya seorang dokter yang melakukan operasi ternyata meninggalkan
sisa perban didalam tubuh si pasien. Setelah diketahui bahwa ada perban
yang tertinggal kemudian dilakukan operasi kedua untuk mengambil perban
yang tertinggal tersebut. Dalam hal ini kesalahan yang dilakukan oleh
dokter dapat diperbaiki dan tidak menimbulkan akibat negatif yang
berkepanjangan terhadap pasien.
b) Malpraktik Pidana : Malpraktik pidana terjadi apabila pasien meninggal
dunia atau mengalami cacat akibat tenaga kesehatan kurang hati-hati. Atau
kurang cermat dalam melakukan upaya perawatan terhadap pasien yang
meninggal dunia atau cacat tersebut. Malpraktik pidana ada tiga bentuk
yaitu: Malpraktik pidana karena kesengajaan/intensional (Tenaga medis
tidak melakukan pertolongan pada kasus gawat padahal diketahui bahwa
tidak ada orang lain yang bisa menolong, serta memberikan surat keterangan
yang tidak benar), Malpraktik pidana karena kecerobohan/recklessness
(Misalnya melakukan tindakan yang tidak legeartis atau tidak sesuai dengan
standar profesi serta melakukan tindakan tanpa disertai persetujuan tindakan
medis. Contoh: Kurang hati-hatinya perawat dalam memasang infus yang
4
menyebabkan tangan pasien membengkak karena terinfeksi) dan
Malpraktik pidana karena kealpaan/negligence (misalnya terjadi cacat
atau kematian pada pasien sebagai akibat tindakan tenaga kesehatan yang
kurang hati-hati. Contoh: seorang bayi berumur 3 bulan yang jarinya
terpotong pada saat perawat akan melepas bidai yang dipergunakan untuk
memfiksasi infus).
c) Malpraktik Administratif : Malpraktik administratif terjadi apabila tenaga
kesehatan melakukan pelanggaran terhadap hukum administrasi negara yang
berlaku, misalnya menjalankan praktek bidan tanpa lisensi atau izin praktek,
melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan lisensi atau izinnya,
menjalankan praktek dengan izin yang sudah kadaluwarsa, dan menjalankan
praktek tanpa membuat catatan medik.
5
6
Konflik Moral :
Pemilik salon “US” dan rekannya “AT” yang seorang bidan dilaporkan kepolisi
karena adanya kerugian yang dialami oleh klien baik fisik maupun finansial.
Setelah diperiksa diketahui bahwa tempat salon tersebut tidak memiliki lisensi
baik izin usaha maupun praktek kesehatan. Bahkan obat ditempat tersebut dibeli
secara illegal, serta yang melakukan perawatan gigi disalon tersebut harusnya
dilakukan oleh ahli gigi tapi dilakukan oleh “US” yang merupakan seorang
sarjanah pendidikan. “US” bertindak seakan-akan seorang dokter gigi dan “AT”
yang seorang bidan berpraktek selayaknya dokter spesialis kulit untuk melakukan
injeksi cairan untuk perawatan kulit.
Issue Moral :
Dimata masyarakat “US” dan “AT” (bidan) melakukan tindakan illegal, sangat
tidak professional dan merugikan masyarakat yang berkunjung ketempat atau
salon tersebut, contoh kerugian masyarakat untuk fisik dan kesehatan klien yang
melakukan perawatan disalon tersebut mengalami pembengkakan dan luka pada
bagian yang dilakukan tindakan. Serta masyarakat menilai bidan dan rekannya
hanya mementingkan uang (kepentingan pribadi) dan tidak memikirkan kesehatan
klien.
Delima Moral :
Bidan dan rekannya membuka salon kecantikan secara illegal dan melakukan
tindakan atau malpraktek seperti seorang dokter spesialis yang menyebabkan klien
mengalami kerugian pada kesehatannya.
Menurut saya seharusnya seorang bidan sangat tidak boleh melakukan tindakan
seperti kasus diatas karena sangat bertentangan dengan nilai-nilai dan kode etik
kebidanan. Apalagi bidan dalam kasus ini bertindak seakan-akan seperti seorang
7
dokter spesialis kulit. Padahal seorang bidan tidak memiliki wewenang untuk
melakukan tindakan dalam perawatan kecantikan kulit seperti injeksi cairan
pemutih kulit. Ada baiknya bidan melakukan pekerja lain yang sesuai dengan
profesinya dan selalu mementingkan keselamatan pasien dibandingkan
kepentingan pribadi. Selalu ingat akan sumpah profesi untuk melayani pasien
dengan benar dan baik serta senantiasa mengingat akan Allah karena apa yang
dilakukan didunia ini pasti akan dimintai pertanggungjawabannya diakhirat.
8
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Malpraktik atau malpraktek adalah sebuah tindakan atas dasar kelalaian atau
kesalahan seorang tenaga dalam menjalankan profesi, praktek, pengetahuan dan
keterampilannya yang biasa digunakan dalam mengobati pasien sehingga
menyebabkan kerusakan atau kerugian bagi kesehatan atau kehidupan pasien
karena tidak sesuai dengan standar profesi medik serta menggunakan keahlian
untuk kepentingan pribadi.
Bidan dalam kasus ini bertindak sangat melanggar nilai-nilai dan kode etik
dalam kebidanan yang dimana melakukan tindakan secara illegal dan
pembohongan public yang sangat merugikan bagi klien dan masyarakat sekitar.
Tindakan bidan dalam kasus ini merupakan malpraktek berat yang mengakibatkan
bidan diponis 3 tahun penjara sesuai dengan Peraturan Perundang-undang
Indonesia dalam Pasal 11 ayat 1 huruf b UU No. 6 Tahun 1963 tentang Tenaga
Kesehatan (UU Tenaga Kesehatan). Oleh sebab itu sebaiknya kita sebagi tenaga
kesehatan harus menjalankan kewajiban sesuai dengan profesi kita,
mementingkan klien terlebih dahulu dibandingkan kepentingan pribadi dan selalu
mematuhi peraturan pemerintah.
3. 2 Saran
Lakukanlah pekerjaan sesuai dengan bidang profesi kita yang tidak melangar
kode etik dan nilai-nilai dalam profesi contoh seperti profesi bidan lakukan
pelayanan yang sesuai bidangnya dengan selalu mementingkan pasien terlebih
dahulu dan mengesampingkan kepentingan pribadi. Melakukan pekerjaan secara
professional dan jujur. Karena jika kita melakukan kesalah sudah pasti akan
menghancurkan nama baik dan merusak kepercayaan baik dari masyarakat
maupun keluarga.
Demikian tugas ini saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca/pelajar.
Apabila ada saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar tugas ini
maupun tugas selanjutnya dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan
datang.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ridlo Muhamad, 2019. Akhir Kisah Bidan Nekat Buka Praktik Kecantikan.
https://www.liputan6.com/regional/read/3907442/akhir-kisah-bidan-nekat-
buka-praktik-kecantikan (diakses 13 juni 2021)
10