Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEAMANAN KOMPUTER

“STEGANOGRAFI & WATERMARKING”


Dosen Pengampu : Drs. Faisal Syafar, M. Si, M. Inf. Tech., Ph. D.
Dosen Mitra : Fadhlirrahman Baso, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok II
Sri Erfiana Nur (210209500027)
Muh. Alif Dzulfaqaar. M (210209502113)
Muhammad Alwi (210209501011)
Anggie Angaraini Nanik (210209501063)
Miranda Putri Sekar Ayu (210209501100)
Firmansyah (210209501059)
Aldy Kurniawan Muhlis (210209502043)
Desriani Thalia Pabontong (210209501013)
Shasa Inayah Vega (210209502009)

PTIK B 2021
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayahNya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“STEGANOGRAFI DAN WATERMARKING” yang merupakan tugas mata
kuliah Keamanan Komputer.
Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak/Ibu dosen yang telah membantu
kami baik secara moral maupun materi serta teman-teman seperjuangan yang
telah mendukung sehingga bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan, Aamiin.
Makassar, 5 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................2
2.1 Pengertian Steganografi.........................................................................................2
2.2 Cara Kerja Steganografi........................................................................................3
2.3 Bentuk-bentuk Steganografi..................................................................................3
2.4 Pengertian Watermarking.....................................................................................6
2.5 Perbedaan Steganografi dan watermarking............................................................7
BAB III.............................................................................................................................7
PENUTUP.........................................................................................................................7
1. Kesimpulan...........................................................................................................7
2. Saran.....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................8

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Watermarking adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana
menyembunyikan suatu data pada data digital lainnya (media). Data yang
disembunyikan adalah data yang dapat memberikan informasi kepemilikan
(ownership), copyright, license, atau sejenisnya. Data-data tersebut dapat
berupa teks, citra, audio, dan video. Walaupun beberapa file digital tersebut
sebenarnya juga dapat dijadikan sebagai media penyembunyian untuk data
digital lainnya.
Pada dasarnya, watermarking telah diteliti dengan menggunakan
beragam metode. Berdasarkan cara kerjanya, metode yang digunakan untuk
watermarking dibedakan menjadi dua, yaitu domain spasial dan domain
frekuensi. Pada file citra, domain spasial menghasilkan tingkat robustness
yang lebih rendah dan umumnya tidak kokoh terhadap manipulasi citra jika
dibandingkan dengan domain frekuensi. Hal ini disebabkan karena penyisipan
pada domain spasial dilakukan dengan cara memodifikasi nilai intensitas atau
warna dari piksel tertentu dari citra sedangkan domain frekuensi dilakukan
dengan cara memodifikasi nilai koefesien transformasinya.
Penerapan watermarking pada domain spasial dapat dilakukan
dengan beberapa metode, salah satunya adalah metode masking-filtering,
namun metode ini masih diteliti dalam ranah steganografi saja, cukup sulit
untuk menemukan hasil penelitian metode tersebut pada bidang
watermarking. Rinaldi Munir (2006) mengatakan bahwa watermarking
merupakan aplikasi dari steganografi. Dengan kata lain, jika metode-metode
penyisisipan pesan pada steganografi bisa dilakukan, maka kemungkinan
besar metode-metode yang sama juga dapat diterapkan pada bidang
watermarking.
Metode masking-filtering adalah metode yang dianggap memiliki
tingkat robustness paling baik dari metode spasial lainnya seperti LSB, Fitri
Susanti (2007). Masking-filtering melakukan penyisipan dengan
memanipulasi nilai luminance gambar. Masking berfungsi untuk menandai
piksel yang akan disisipkan watermark, sedangkan filtering melewatkan tanda
yang sudah disisipkan watermark. Namun, metode ini hanya dapat diterapkan
pada citra grayscale dan citra warna 24-bit saja. Hal ini sudah dibuktikan pada
bidang steganografi yang diteliti oleh Evin Wendro Naibaho (2011) yang
meneliti tentang analisa metode masking-filtering pada citra bitmap, dan Fitri
Susanti (2007) meneliti steganografi dengan metode masking-filtering juga
pada file bitmap saja. Pada penelitian ini, citra yang akan di-watermark tidak
hanya pada file bitmap saja, tapi juga citra berformat png dan jpg. Namun,
pada dasarnya penelitian ini hanya fokus pada penerapan metode masking-
2

filtering untuk watermarking citra dengan menguji ketahanan, keamanan,


kualitas citra, recovery dan kapasitas.
Penjelasan yang diterangkan diatas merupakan hal yang
melatarbelakangi penulis melakukan penelitian tugas akhir tentang
watermarking. Penulis akan meneliti tentang penerapan metode masking-
filtering untuk citra watermarking.

B. Rumusan Masalah
Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dalam laporan tugas akhir ini,
maka berikut dijelaskan beberapa hal yang menjadi batasan masalah laporan
ini:
1. Bagaimana Pengertian Steganografi?
2. Bagaimana Kerja Steganografi?
3. Apa Bentuk-bentuk Steganografi?
4. Apa Itu Watermarking?
5. Apa Berbedaan Steganografi dan Watermarking

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui dari Steganografi.
2. Mengetahui cara steganografi.
3. Mengetahui jenis-jenis bentuk steganografi.
4. Untuk mengatahui pengertian watermarking
5. Untuk mengetahui Perbedaan Steganografi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Steganografi
Pengertian Steganografi “steganography” adalah ilmu, teknik atau
seni menyembunyikan pesan rahasia “hiding message” atau tulisan rahasia
“covered writing” sehingga keberadaan pesan tidak terdeteksi orang lain
kecuali pengirim dan penerima pesan tersebut. Steganografi berasal dari bahasa
Yunani yaitu steganos “tersembunyi/menyembunyikan” dan graphy “tulisan”,
sehingga secara lengkap bermakna tulisan yang disembunyikan.
Keamanan suatu informasi pada saat ini tidak akan ada habis-
habisnya dibahas karena telah menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting.
Kebutuhan keamaanan akan semakin meningkat jika informasi tersebut
mengandung nilai-nilai bisnis, privasi, ataupun kepentingan tertentu. Terlebihi
lagi, aksi penyalahgunaan informasi (hacking) dalam dunia maya sekarang
3

semakin banyak, juga seiring perkembangan tekhnologi semakin banyak alat-


alat dan tekhnologi yang digunakan untuk melakukan pencurian informasi.
Semakin marak menyebabkan informasi tersebut harus dilindungin dari
gangguan pihak-pihak yang tidak bekepentingan.
Salah satu cara yang sering digunakan adalah dengan mengenkripsi
informasiinformasi tersebut. Metoede steganografi merupakan metode yang
dapat mengatasi ketidakamanan data pada saat menyebarkan informasi.
Metode Steganografi merupakan suatu metode yang menyisipkan informasi ke
dalam data lainnya dengan tidak merusak data tersebut. Tentu saja dengan
menggunakan steganografi ini tidak akan menimbulkan kecurigaan pihak lain
yang tidak berhak menerima informasi. Dalam steganografi ini, umumnya
pesan yang digunakan adalah pesan dalam bentuk text, gambar, suara, ataupun
video.

2.2 Cara Kerja Steganografi


Untuk menyisipkan data yang ingin disembunyikan membutuhkan
dua unsur. Unsur pertama ialah media penampung seperti citra, suara, video
dan sebagainya yang terlihat tidak mencurigakan untuk menyimpan pesan
rahasia. Unsur kedua adalah pesan yang ingin disembunyikan yaitu media
penampungnya berupa citra yang disebut cover-object dan citra yang telah
disisipi pesan disebut stego-object.
Secara umum, terdapat dua proses didalam steganografi yaitu proses
embedding untuk menyisipkan pesan kedalam cover-object dan proses
decoding untuk ekstraksi pesan dari stego-object. Kedua proses ini mungkin
memerlukan kunci rahasia yang dinamakan stegokey agar hanya pihak yang
berhak saja yang dapat melakukan penyisipan dan ekstraksi pesan.
2.3 Bentuk-bentuk Steganografi
Beberapa bentuk format yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
1. Teks
Menurut sejarah, menyembunyikan pesan di dalam teks merupakan
salah satu metode yang sering digunakan. Pada umumnya metode
yang digunakan adalah menyembunyikan pesan rahasia disetiap
huruf ke-n pada setiap kata di dalam pesan teks yang digunakan
sebagai media penampung. Steganografi dengan menggunakan
teks ini sudah tidak terlalu sering digunakan lagi karena file teks
memiliki jumlah redundasi data yang sangat sedikit.

2.Gambar/citra
4

Penggunaan media gambar adalah yang paling popular untuk


steganografi pada masa sekarang ini. Hal ini karena gambar/citra
memiliki redundansi yang cukup besar, selain itu karena media ini
yang paling sering dipertukarkan di internet.

3. Suara Dan Video


Untuk menyembunyikan informasi didalam file suara atau video
tekniknya hampir sama dengan yang digunakan untuk
menyembunyikan pesan di dalam gambar. Satu teknik yang
berbeda untuk audio steganografi adalah masking. Meskipun
penggunaan steganografi dengan media suara dan video ini cukup
berpotensial seperti pada gambar, namun kapasitas memori yang
lebih besar membuat media suara dan video kurang populer karena
ketidakpraktisannya.

4. Protocol
Protocol steganografi mengacu pada teknik untuk menyisipkan
informasi bersama dengan pesan dan protokol kontrol jaringan
yang digunakan di dalam transmisi sebuah jaringan. Di model
lapisan OSI network terdapat sebuah covert channels dimana
steganografi dapat digunakan. Sebagai contoh dimana pesan dapat
disembunyikan adalah di bagian header dari paket TCP/IP di
beberapa tempat yang bersifat optional atau tidak pernah
digunakan.

Kegunaan Steganografi Seperti perangkat keamanan lainnya,


steganografi dapat digunakan untuk berbagai macam alasan,
beberapa diantaranya untuk alasan yang baik, namun dapat juga
untuk alasan yang tidak baik. Untuk tujuan legitimasi dapat
digunakan pengamanan seperti citra dengan watermarking dengan
alasan untuk perlindungan copyright. Digital watermark (yang juga
dikenal dengan fingerprinting, yang dikhususkan untuk hal-hal
menyangkut copyright) sangat mirip dengan steganografi karena
menggunakan metode penyembunyian dalam arsip, yang muncul
sebagai bagian asli dari arsip tersebut dan tidak mudah dideteksi
oleh kebanyakan orang.

Steganografi juga dapat digunakan sebagai tag-notes untuk


citra online. Terakhir, steganografi juga dapat digunakan untuk
melakukan penyimpanan atas kerahasiaan informasi yang berharga,
untuk menjaga data tersebut dari kemungkinan sabotasi, pencuri,
atau dari pihak yang tidak berwenang. Sayangnya, steganografi
juga dapat digunakan untuk alasan yang ilegal.
5

Sebagai contoh, jika seseorang telah mencuri data, mereka


dapat menyembunyikan arsip curian tersebut ke dalam arsip lain
dan mengirimkannya keluar tanpa menimbulkan kecurigaan
siapapun karena tampak seperti email atau arsip normal. Selain itu,
seseorang dengan hobi menyimpan pornografi, atau lebih parah
lagi, menyimpannya dalam hard disk, mereka dapat
menyembunyikan hobi buruk mereka tersebut melalui
steganografi. Begitu pula dengan masalah terorisme, steganografi
dapat digunakan oleh para teroris untuk menyamarkan komunikasi
mereka dari pihak luar

Kriteria Dan Aspek Dalam Steganografi


Penyembunyian data rahasia ke dalam media digital
mengubah kualitas media tersebut, kriteria yang harus diperhatikan
dalam penyembunyian data diantaranya adalah:
 Fidelity, mutu citra penampung tidak jauh berubah, setelah
penambahan data rahasia, citra hasil steganografi masih
terlihat deng
 Robustness,, data yang disembunyikan harus tahan terhadap
manipulasi yang dilakukan pada citra penampung “seperti”
pengubahan kontras, penajaman, penempatan, penambahan
noise, perbesaran gambar, pemotongan “cropping”, enkripsi
dan sebagainya” bila pada citra dilakukan operasi
pengolahan citra maka data yang disembunyikan tidak
rusak
 Recovery,, data yang disembunyikan harus dapat
diungkapkan kembali “recovery” karena tujuan
steganografi adalah data hiding maka sewaktu-waktu data
rahasia di dalam citra penampung harus dapat diambil
kembali untuk digunakan lebih lanjut.

Sebuah steganografi memiliki tiga aspek yang dapat


menentukan berhasil tidaknya atau baik-tidaknya sebuah
steganografi dalam melakukan pekerjaannya “Ermadi dkk, 2004”
yaitu:
1. Kapasitas “capacity”,, kapasitas merujuk pada jumlah
informasi yang bisa disembunyikan dalam medium cover.
Keamanan adalah ketidakmampuan pengamat untuk
mendeteksi pesan tersembunyi dan ketahanan adalah
jumlah modifikasi medium stego yang bisa bertahan
6

sebelum musuh merusak pesan rahasia yang tersembunyi


tersebut.
2. . Keamanan “security”,, keamanan dari sistem
steganografi klasik mewujudkan kerahasiaan sistem
encoding-nya. Teori informasi memungkinkan kita untuk
lebih spesifik pada apa yang dimaksudkan dengan suatu
sistem yang benar-benar aman
3. Ketahanan “robustness”,, ketahanan mengacu pada data
citra penampang “seperti pengubahan kontras, penajaman,
rotasi, perbesaran gambar, pemotongan dan sebagainya”.
Bila pada citra dilakukan operasi pengolahan citra, maka
data yang disembunyikan tidak rusak.
2.4 Pengertian Watermarking
Salah satu karya intelektual yang dilindungi adalah barang dalam
bentuk digital, seperti software dan produk multimedia seperti teks, musik (dalam
format MP3 atau WAV), gambar/citra (image), dan video digital (VCD). Selama
ini penggandaan atas produk digital tersebut dilakukan secara bebas dan leluasa.
Pemegang hak cipta atas produk digital tersebut tentu dirugikan karena ia tidak
mendapat royalti dari usaha penggandaan tersebut.
Salah satu cara untuk melindungi hak cipta multimedia (gambar/foto,
suara, teks, video) adalah dengan menyisipkan informasi ke dalam data
multimedia tersebut dengan teknik watermarking. Informasi yang disisipkan ke
dalam data multimedia disebut watermark, dan watermark dapat dianggap sebagai
sidik digital (digital signature) atau stempel digital dari pemilik yang sah atas
produk multimedia tersebut.
Pemberian signature dengan teknik watermarking ini dilakukan
sedemikian sehingga informasi yang disisipkan tidak merusak data digital yang
dilindungi. Sehingga, seseorang yang membuka produk multimedia yang sudah
disisipi watermark tidak menyadari kalau di dalam data multimedia tersebut
terkandung label kepemilikan pembuatnya.
Jika ada orang lain yang mengklaim bahwa produk multimedia yang
didapatkannya adalah miliknya, maka pemegang hak cipta atas karya multimedia
tersebut dapat membantahnya dengan mengekstraksi watermark dari dalam data
multimedia yang disengketakan. Watermark yang diekstraksi dibandingkan
dengan watermark pemegang hak cipta. Jika sama, berarti memang dialah
pemegang hak cipta produk multimedia tersebut
Pada dasarnya, teknik watermarking adalah proses menambahkan kode
identifikasi secara permanen ke dalam data digital. Kode identifikasi tersebut
dapat berupa teks, gambar, suara, atau video. Selain tidak merusak data digital
produk yang akan dilindungi, kode yang disisipkan seharusnya memiliki
7

ketahanan (robustness) dari berbagai pemrosesan lanjutan seperti pengubahan,


transformasi geometri, kompresi, enkripsi, dan sebagainya. Sifat robustness
berarti data watermark tidak terhapus akibat pemrosesan lanjutan tersebut

2.5 Perbedaan Steganografi dan watermarking


Perbedaan Steganografi dengan Watermarking.Watermarking
merupakan aplikasi dari steganografi, namun ada perbedaan antara keduanya. Jika
pada steganografi informasi rahasia disembunyikan di dalam media digital dimana
media penampung tidak berarti apa-apa, maka pada watermarking justru media
digital tersebut yang akan dilindungi kepemilikannya dengan pemberian label hak
cipta. Meskipun steganografi dan watermarking tidak sama, namun secara prinsip
proses penyisipan informasi ke dalam data digital tidak jauh berbeda. Data
watermark yang lazim disisipkan ke dalam data digital adalah teks, citra, atau
suara. Watermark berupa teks misalnya pernyataan atau pesan yang
mengindikasikan kepemilikan dokumen (copyright notification). Watermark
berupa teks mengandung kelemahan karena kesalahan satu bit akan menghasilkan
hasil teks yang berbeda pada waktu verifikasi (ektraksi). Watermark berupa suara
atau citra lebih disukai karena kesalahan pada beberapa bit watermark tidak
menghasilkan perubahan yang berarti pada waktu verifikasi. Hasil ekstraksi
watermark yang mengandung kesalahan tersebut masih dapat dipersepsi secara
visual (atau secara pendengaran jika watermark-nya berupa suara). Citra yang
sering digunakan sebagai watermark biasanya logo perusahaan atau lambing

BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan
Keamanan menjadi faktor penting dalam proses pengiriman informasi
melalui jaringan internet. Jika hal tersebut diabaikan, maka informasi
tersebut dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak
berkepentingan. Jika informasi tersebut digunakan untuk tujuan yang tidak
semestinya, maka tentu saja hal ini akan merugikan baik bagi pengirim
maupun penerima informasi. Untuk itu, para ahli teknologi informasi
mengembangkan metode-metode yang dapat menjamin keamanan
tersebut. Steganografi dan Watermarking merupakan teknik pengamanan
informasi. Steganografi tidak akan menyamarkan informasi, kata “jual”
pada proses pengiriman kata tersebut tidak mengalami perubahaan.
Sedangkan Watermarking bekerja dengan menyisipkan sedikit informasi
yang menunjukkan kepemilikan, tujuan, atau data lain, pada media digital
tanpa mempengaruhi kualitasnya.
8

2. Saran
Dalam penulisan makalah ini mungkin ada kesalahan atau
kekurangan dengan keterbatasan materi yang penulis miliki maka kritik
dan saran penulis harapkan dan pembaca guna untuk menambah
pengetahuan bersama. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua

DAFTAR PUSTAKA

Apa itu Cryptography? Pengertian, Tujuan, Jenis & Komponen. (n.d.). Retrieved October
5, 2022, from
https://bitocto.com/octopedia/apa-itu-cryptography/#1_Public_Key_Cryptography
dan Watermarking, S., & Rinaldi Munir, I. (2004). Bahan Kuliah ke-7 IF5054 Kriptografi.
Steganografi dan Watermarking | IT Technologi. (n.d.). Retrieved October 5, 2022, from
https://guritac-tecnologi4.blogspot.com/2010/04/steganografi-dan-
watermarking.html

Anda mungkin juga menyukai