Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MEKANIKA STATISTIK

MEKANIKA STATISTIK BLACK HOLE

KELOMPOK 2:
PUTI BERKAH AZURAH (1610442021)
M. HAMIDI (1920442001)
AHMAD NEDIS (1920442002)
AYU AFIFAH AL-FARZAQ (1920442003)

PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

makalah yang berjudul ”Mekanika Statistik Black Hole” dalam rangka

menyelesaikan tugas mata kuliah Geodinamkika. Shalawat serta salam tak lupa

penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita semua

kepada jalan kebenaran yaitu ISLAM.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak agar kekurangan tersebut dapat diperbaiki dimasa

mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak, baik itu

bagi penulis maupun bagi pembaca.

Padang, Februari 2020

DAFTAR ISI

2
halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................3
1.2 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah............................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................5
2.1 Mekanika Statistik..........................................................................5
2.1.1 Pengertian Mekanika Statistik.............................................5
2.1.2 Jenis – Jenis Ensembel.........................................................6
2.1.3 Penggunaan Mekanika Statistik dalam Fenomena Fisika....7
2.2 Black Hole......................................................................................7
2.2.1 Pengertian Black hole..........................................................7
2.2.2 Jenis – Jenis Black Hole......................................................8
2.3 Mekanika Statistik pada Black Hole............................................11
2.3.1 Balck Hole Schwarzschild.................................................11
2.3.2 Black Hole Reissner – Nordstrom.....................................11
2.3.3 Black Hole Dilaton............................................................14
2.3.4 Kuantum yang koheren dengan Peluruhan Black Hole.....14
BAB III PENUTUP........................................................................................14
1.1 Kesimpulan...................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................15

3
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Saat ini sudah diketahui bahwa area horizon pada peristiwa lubang hitam

telah memiliki interpretasi yang berhubungan dengan entropi termodinamika dan

bahwa lubang hitam yang saling berkaitan. Pada keadaan termodinamika ini suhu

disebut suhu Hawking. Lubang hitam kemudian harus menguap secara termal,

dengan proses penguapan berakhir ketika lubang hitam mencapai itu batas

ekstrim. Keadaan ini bisa dilihat dengan sejumlah keadaan kritis tertentu,

umumnya dalam keadaan hilangnya koherensi kuantum dalam proses peluruhan

lubang hitam. Penafsiran fenomena lubang hitam di atas seperti proses peluruhan

(penguapan) tampaknya menyiratkan bahwa termodinamika lebih mendasar

daripada mekanika kuantum dalam masalah ini, dan bahwa keadaan murni diubah

menjadi keadaan campuran. Keadaan ini memiliki menimbulkan kekhawatiran di

antara para peneliti di bidang ini.

Meskipun masalah seperti itu, awalnya muncul pada pertengahan tahun

tujuh puluhan, ketertarikan telah terjadi sehubungan dengan penemuan bahwa

lubang hitam dapat membawa rambut kuantum. Rambut kuantum adalah efek

umum untuk memodifikasi hubungan Hawking untuk suhu pada massa dan

entropi. Diharapkan lubang hitam akan membawa cukup banyak rambut kuantum,

cukup untuk benar-benar mengurangi atribut termal hingga nol dan dengan

demikian menghasilkan pemulihan hubungan kuantum.

4
Biasanya, string membawa cukup banyak rambut kuantum (ingat

kegembiraan string besar-besaran) dan upaya telah dilakukan untuk membuat

koneksi antara string dan lubang hitam. Degenerasi status string pada tingkat

massa m diketahui sebagai fungsi massa yang tumbuh secara eksponensial.

biasanya, diberikan sebagai.

I.2 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu penerapan mekanika

statistik pada fenomena pada black hole, dengan basatan masalah sebagai berikut:

1. Mekanika statistik yang digunakan pada black hole Schwarzschild, black hole

Reissner – Nordstrom, dan balck hole Dilaton.

2.

I.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah:

1.

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Mekanika Statistik

2.1.1 Pengertian Mekanika Statistik

Mekanika statistic adalah aplikasi teori probabilitas yang memasukkan

konsep matemtika untuk menangani populasi dengan skala besar ke bidalam

mekanika dengan gerak yang dikenai suatu gaya . Bidang ini memberikan

kerangka untuk menghubungkan sifat mikroskopik atom dan molekul inividu

dengan sifat makroskopis suatu objek dan menjelaskan termodinamika sebagai

produk alami dari statistika dan mekanika pada tingkat miksroskopis. Hal ini

dikarenakan mekanika statiistik dapat digunakan untuk membuat prediksi

makroskopis berdasarkan sifat mikroskopis suatu system terdomdinamika. Dalam

mekanika statistika, entropi dipandang sebagai fungsi distribusi system pada

kondisi mikro (Wikipedia, 2020)

Mekanika statistic memiliki perumusan yang berdasarkan pada deskripsi

dari system fisik oleh sebuah ensembel yang mewakili semua konfigurasi yang

mungkin dari system dan probabilitas untuk membentuk konfigurasi masing –

6
masing. Ensemble merupakan super assembli yang anggotanya adalah assembli –

assembli yang terdidi dari system – system tertentu (Abdullah, 2017).

2.1.2 Jenis – Jenis Ensembel

Ensembel dapat dibedakan menjadi 3 jenis ensemble berdasarkan sifat

dinging assembli – assembli penyusun ensemble tersebut.

A. Ensembel Kanonik

Ensembel kanonik adalah assembli – assembli penyusun ensemble

yang memiliki dinding yang tidak dapat ditembus oleh system tetapi dapat

ditembus oleh energy system tersebut. Jumlah sistem dalam semua assembli

sama banyaknya tetaoi energy yang dimiliki assembli dapat berbeda – beda.

Namun, jumlah total assembli dalam ensemble dan jumlah total energy yang

dimiliki ensemble adalah konstan.

B. Ensembel Grand Kanonik

Ensembel grand kanonik adalah assembli – assembli penyusun

ensemble yang memiliki dinding yang dapat ditembus oleh system maupun

energy assembeli. Pada ensembel ini jumlah sistem maupun energy yang

dimiliki satu assembli dapat berbeda – beda dengan yang dimiliki assembli

lainna. Namun, jumlah total assembli dalam ensemble dan jumlah total energy

yang dimiliki ensemble adalah konstan.

C. Ensembel Mikrokanonik

Ensembel mikrokanonik adalah assembli – assembli penyusun

ensemble yang tidak dapat ditembus oleh sistem maupun energy dan jumlah

energy maupun jumlah sistem dalam tiap assembli semua sama.

7
2.1.3 Penggunaan Mekanika Statistik dalam Fenomena Fisika

2.2 Black Hole

2.2.1 Pengertian Black hole

Black Hole atau lubang hitam merupakan salah satu fenomena di luar

angkasa yang merupakan pemusatan massad dari pelengkungan ruang dan waktu

dengan gravitasi yang sangat kuat. Fenomena ini menyebabkan semua benda yang

berada disekitarnya bisa terserap, bahkan cahaya sekalipun. Black hole biasanya

digambarkan dengan lubang berwarna hitam pekat, tetapi sebenarnya bentuk

nyata dari black hole bukanlah berupa lubang.

Gambar 1. Black hole yang terpantau oleh teleskop NASA (NASA, 2019)

2.2.2 Teori terbentuknya Black Hole

1. Teori Relativitas Umum

Teori ini menyatakan bahwa lubang hitam terbentuk dari bintang raksasa

yang tekanan gravitasinya sangat kuat sehingga menarik energi dan materi di

8
dekatnya. Energi dan Materi itu akan musnah setelah ditelan oleh lubang hitam.

2. Teori Fisika Kuantum

Teori Fisika Kuantum mengatakan bahwa energi dan materi yang terserap

ke lubang hitam tidak akan musnah, , melainkan akan disimpan dalam waktu yang

lama. Kemudian ketika lubang hitam itu mati, maka materi dan energi yang

pernah diserap akan dilepaskan kembali secara tercerai berai.

3. Teori Evolusi Bintang

Teori evolusi bintang menyatakan bahwa lubang hitam berasal dari suatu

bintang biru dengan suhu permukaan melebihi 25.000 derajat celcius, pembakaran

hidrogen yang berlangsung sekitar 10 juta tahun pada bintang ini akan

membuatnya menjadi bintang biru raksasa. Seiring berjalannya waktu bintang itu

akan menjadi dingin dan menjadi bintang merah raksasa, dalam tahap ini tarikan

gravitasi bintang merah ini membuatnya mengalami ledakan dahsyat. Ledakan

dahsyat dapat membuat bintang ini menjadi black hole.

2.2.3 Jenis – Jenis Black Hole

Ada beberapa jenis bleck hole yang telah teridentifikasi oleh para ilmuan

astronomi, beberapa jenis tersebut adalah:

A. Miniature Black Hole

Jenis Lubang Hitam ialah sebuah Lubang Hitam yang sangat mini.

Miniature Lubang Hitam tidak pernah ditemukan sekalipun oleh para ilmuwan,

tetapi ilmuwan memperkirakan bahwa Lubang Hitam yang massanya jauh sangat

mini dari matahari ini berada di suatu lokasi. Miniature Lubang Hitam tercipta

9
tidak lama sesudah penciptaan tata surya menurut teori Big Bang, sekitar 13

milyar tahun yang lalu.

Gambar 2. Mini black hole dari observasi sinar – X Chandra NASA (Nasa, 2012)

B. Stellar Black Hole

Stellar Lubang Hitam ialah jenis Lubang Hitam yang tercipta dari bintang

yang besar massanya lebih dari 20 kali massa matahari. Jenis Lubang Hitam ini

terdapat di palka antar bintang ataupun insterstellar.

10
Gambar 2. Stellar black hole dari observasi sinar – X Chandra NASA (Nasa, 2012)

C. Supermassive Black Hole

Supermassive Lubang Hitam ialah jenis Lubang Hitam yang mempunyai

bentuk dan daya yang dahysat dan umumnya terletak di inti galaksi. Saking

dahsyatnya, massa Lubang Hitam tersebut dapat sampai miliaran kali massa

matahari. Galaksi tata surya mempunyai satu Lubang Hitam supermassive di

intinya.

11
Gambar 4. Supermassive black hole dari observasi teleskop huble NASA (Nasa, 2012)

2.3 Mekanika Statistik pada Black Hole

Saat ini sudah diketahui bahwa area horizon pada peristiwa lubang hitam

telah memiliki interpretasi yang berhubungan dengan entropi termodinamika dan

bahwa lubang hitam yang saling berkaitan. Pada keadaan termodinamika ini suhu

disebut suhu Hawking. Lubang hitam kemudian harus menguap secara termal,

dengan proses penguapan berakhir ketika lubang hitam mencapai itu batas

ekstrim. Keadaan ini bisa dilihat dengan sejumlah keadaan kritis tertentu,

umumnya dalam keadaan hilangnya hubungan kuantum dalam proses peluruhan

lubang hitam. Penafsiran fenomena lubang hitam di atas seperti proses peluruhan

(penguapan) tampaknya menyiratkan bahwa termodinamika lebih mendasar

daripada mekanika kuantum dalam masalah ini, dan bahwa keadaan murni diubah

12
menjadi keadaan campuran. Keadaan ini memiliki menimbulkan kekhawatiran di

antara para peneliti di bidang ini.

Meskipun masalah seperti itu, awalnya muncul pada pertengahan tahun

tujuh puluhan, ketertarikan telah terjadi sehubungan dengan penemuan bahwa

lubang hitam dapat membawa rambut kuantum. Rambut kuantum adalah efek

umum untuk memodifikasi hubungan Hawking untuk suhu pada massa dan

entropi. Diharapkan lubang hitam akan membawa cukup banyak rambut kuantum,

cukup untuk benar-benar mengurangi atribut termal hingga nol dan dengan

demikian menghasilkan pemulihan hubungan kuantum.

Biasanya, string membawa cukup banyak rambut kuantum (ingat

kegembiraan string besar-besaran) dan upaya telah dilakukan untuk membuat

koneksi antara string dan lubang hitam. Degenerasi status string pada tingkat

massa m diketahui sebagai fungsi massa yang tumbuh secara eksponensial.

biasanya, diberikan sebagai.

ρ string (m)=c m∝ e β Hm

Dimana c ,∝ , β Hm adalah konstanta model terikat invers dari Temperatur Hagedon

Hag.

2.3.1 Balck Hole Schwarzschild

Mekanika statistik dari gas lubang hitam Schwarzschild dengan degenerasi

yang diberikan oleh Persamaan berikut:


2
4 πm
ρ Schw =c e

Asumsikan jika keadaan keseimbangan dapat dicapai pada skala waktu

kurang dari waktu hidup lubang hitam dalam gas. Ini berarti mengabaikan tingkat

13
peluruhannya, sehingga bisa menggunakan pendekatan gas ideal. Argumen

sederhana untuk menetapkan tidak adanya deskripsi ensembel kanonik dari gas

lubang hitam dengan degenerasi yang diberikan oleh Persamaan di atas.

Mengingat bentuk Persamaan degenerasi string:


∝ βHm
ρ string (m)=c m e

, diketahui bahwa ensembel kanonik rusak kapan pun faktor eksponensial

dalam Persamaan. (1.1) menang atas faktor Boltzmann e− βmdalam jumlah statistik

(integral lebih dari massa). Untuk string ini terjadi pada suhu di atas suhu

Hagedorn Q1. Namun untuk lubang hitam faktor eksponensial selalu

mendominasi dan fungsi partisi kanonik menyimpang untuk semua suhu.

Seseorang kemudian dapat mengharapkan perbedaan besar, yang menunjukkan

naik sebagai fluktuasi tak terbatas dalam ensembel termal, dalam distribusi energi

di antara komponen gas. Inilah sebenarnya yang terjadi.

2.3.2 Black Hole Reissner – Nordstrom

The Reissner-Nordstrom Black Hole adalah lubang hitam yang diisi oleh
muatan individual identik Q, dimana muatan individu ini dianggap jauh lebih
kecil dari total energi sistem E. Rapat keadaan dari kasus ini adalah:

[ ]
s (E− (n−1) m0 ,Q ) ( n−1 )s (m 0 ,Q )
n
cV 1e e
Ωn (E , V , Q)
(2 π) n !
3

Persamaan diatas merupakan persamaan untuk E yang tinggi. Dimana s(m,Q)


merupakan entropi Hawking dari sebuah lubang hitam Reissner-Nordstrom
dengan massa m.

[ √ ]
2
2
2 Q
s ( m, Q )=π m 1+ 1− 2
m
Parameter β di rumuskan sebagai berikut:

14
[ √ ]( )
2
2 2 −1
ds Q Q Sehingga diperoleh
β Hawking ( m, Q )= =2 π m 1+ 1− 2 x 1− 2 2
dm m m

degenerasi keadaan lubang hitam sebagai berikut:

ρ RN ( m, Q )=c exp s (m ,Q)

Sebuah lubang hitam Reissner – Nordstrom yang ekstrim akan memenuhi m=Q

sehungga nilai m0=Q . Konfigurasi N ( E , V , Q) yang paling mungkin adalah

konfigurasi yang memaksimalkan rapat keadaan sehingga dapat dituliskan sebagai

ψ (N +1) cV s (Q , Q )−Q (E − ( N−1) Q , Q)


berikut: e = e Hawking

3
(2 π )

Karena E ≫ ( N −1 ) Q

e
ψ (N +1)
ln
[ ]
cV
(2 π )
3
2
−8 πQE +O(Q )

cV −8 πQE
Untuk keadaan banyak N persamaan diatas akan menjadi: N ≅ 3
e
(2 π )

Namun kondisi di atas tidak dapat terjadi pada energi tinggi. Konfigurasi yang
paling memungkinkan pada energi tinggi adalah konfigurasi dengan nilai N yang
sekecil mungkin. Konfigurasi kesetimbangan dari gas pada lubang hitam
Reissner-Nordstrom kemudian dijelaskan oleh kondisi berikut.

Q β Hawking ( Ec ,Q ) =s (Q , Q ) +ln
[ ] cV
(2 π )
3
−ψ (2)

Hanya berlaku untuk N=1 , dengan Ec adalah titik ionisasi yang besarnya adalah
sebagai beriktu:

Ec
1
8 πQ {[ ] }
ln
cV
(2 π)
3
−ψ ( 2)

Untuk muatan yang bernilai kecil. Dengan penyederhanaan sedemikian rupa,


maka Suhu Hawking dari lubang hitam akan diperoleh menjadi:
β ( E ,V , Q )=β Hawking (E−( N−1 ) Q , Q)

15
Dengan nilai total entropi gas keadaan akan diperoleh:

s ( E ,V , Q ) ≅ ln Ω N ( E ,V , Q )=Nln
[ ]
cV
( 2 π )3
−ln Γ ( N + 1 )+ s ¿

Dengan memasukkan nilai N=1 dan E=Ec pada persamaan di atas maka akan

diperoleh:

V =V c ≡(2 π )3

Dengan memasukkan nilai tersebut maka akan diperoleh:

1
Ec { ln c−ψ (2) }
8 πQ

Dan nilai β akan menjadi:

β ≅ 8 πE +8 πQ 1−
[ cV −8 πQE
(2 π ) 3
e
]2
+O(Q )

Pada kasus ini kalor jenis muatan dapat diperoleh besarannya:

( ) [ ( )]
−1
2 dβ 2 cV −8 πQE 2
C v =β =−8 π E + 2QE 1− e +O(Q )
dE ( 2 π )3

Dengan demikian, untuk lubang hitam yang terisi (dengan muatan), seperti lubang

hitam Schwardzchild, tidak dapat mencapai kesetimbangan termal dengan

lingkungannya.

2.3.3 Black Hole Dilaton

Black hole dilaton agak mirip dengan black hole Reissner-Nordstrom

dengan kompleksitas tambahan dari efek kopling bidang dilaton. Analisis

mikrokanonikal gas black hole dilaton identik dengan kasus black hole Reissner-

Nordstrom gas. Entropi Hawking dan suhu pada gas black hole dilaton

ditunjukkan oleh persamaan:

16
[√ ]
( )
2
2 2a
2 2 2 2
2 (1−a )Q (1−a )Q 1 +a
2

s ( m, Q )=π m 1+ 1− 1−

( √ )
2
m (1−a2 )Q2
2
m 1+ 1−
m2

dan persamaan fungsi temperaturnya adalah

[√ ]
( )
2
a −1
2 2 2 2
(1−a )Q (1−a ) Q
2
a +1
β Hawking ( m, Q )=4 π m2 1 + 1− 1−

( √ )
m2 (1−a2 )Q2
m2 1+ 1−
m2

Dengan persamaan degenerasi:

ρ ( m ,Q )=c exp [ s( m, Q) ]

untuk kasus a=0, menunjukkan terjadinya pengurangan pada black hole Reissner

– Nordstrom. Kondisi ekstrim black hole dilaton yang mempunyai massa

ditunjukkan oleh:

2 Q2
m=
1+ a2

Untuk Q yang kecil, persamaannya sama dengan kasus R-N, dimana:

Ec √ 1+a2
8 πQ {[ ] }
ln
cV
(2π)
3
−ψ (2)

Untuk N besar rapat massa dari keadaan Ω paling besar saat:


−8 πQE

(√
( N −1 ) Q
)
1
cV
e (1+ a )
2 2

N≅ 3
≪ E ≪ Ec
(2 π ) 1+a
2

Total entropi dari gas keadaan adalah:

s ( E ,V , Q ) ≅ ln Ω N =Nln
[ ] cV
( 2 π )3
−ln Γ ( N +1 )+ s ¿

Sehingga didapatkan temperatur mikrokanoniknya:

17
∂ S E−
( ( N−1 ) Q
√ 1+a2
,Q
)
dS ∂ S ∂ N ∂ S
β ( E ,V , Q )= = +
dE ∂ N ∂ E ∂ E
=
∂E

Hawking
( E−
( N −1 ) Q
√1+a 2
,Q
)
Untuk N besar dapat diaproksimasikan persamaan menjadi:

[ ]
−8 πQE

( √ )( √ Q2 ( N−1 ) Q
)
1
8π Q cV ( ) 2 2

β ≅ 8 πE + 1− e 1 +a + O ≪ E ≪ Ec
√1+a 2
(2 π)3
1+ a 2
1+ a2

Sehingga didapatkan miksokanonik panasnya sebagai berikut:

[ ] [ ] [ ]
−1 −1

( ) ( ) ( )
−1 −1

2 ∂β ∂β ∂N
2 ∂β ∂ ∂s ∂ N
2 ∂β Q ∂N
C v =−β =−β + =−β + =−β 2 1−
dE ∂ E ∂N ∂ E ∂ E ∂ E ∂N ∂ E ∂E √ 1+a ∂ E
2

Dan didapatkan hasil akhir:

( )[ ]
−1
( N−1 ) Q Q ∂N
C v (E , V ,Q)=( C v ) Hawking E− , Q x 1−
√ 1+ a2 √ 1+ a ∂ E
2

Tanda panas spesifik mikrokanonikal ditentukan oleh panas spesifik

Hawking. Diketahui bahwa, untuk a<1, lubang hitam dilaton memiliki Hawking

spesifik panas positif ketika mendekati batas ekstrim, sedangkan untuk a> 1 panas

spesifik nya negative. Ini mungkin masalah yang menarik untuk dianalisis

implikasi dari properti tersebut dari sudut pandang proses fisik awal dari Alam

Semesta

2.3.4 Kuantum yang koheren dengan Peluruhan Black Hole

Pada bagian ini akan membahasa fakta tentang black hole yang koheren

dengan kuantum saat terjadinya peristiwa peluruhan dan penghamburan. Secara

parallel jumlah resonansi sebagai pusat energi massa yaitu:

N n (m) ρ string ( m ) ,m → ∞

18
Dimana N n (m) merupakan nomor dari n body channel dari pusat massa energy

yang secara eksplisit dapat dirumuskan sebagai berikut untuk kasus n=2.
m−m0 m−m2
1
N n ( m )=
2!
∫ d m 2 ρ(m¿¿ 2) ∫ d m1 ρ(m¿¿ 1)¿ ¿
m0 m0

Pada situasi yang sama yang terjadi dalam evaluasi densitas suatu keadaan dengan

n lubang hitam, di mana sebagian besar energi dilakukan oleh satu lubang hitam

dan n−1 lainnya dibagi sisa-sisa kecil. Maka dapat dirumuskan:


2
c 4 πm c
2

N2 (m)≅ e = ρ Schw ( m ) , m→ ∞
2 2

Persamaan ini dapat diperluas untuk sistem ke n, sehingga sangat masuk

akal untuk berpendapat bahwa lubang hitam (black hole Schwarzschild) memiliki

aplitudo pancaran yang dualisme dengan amplitude pancaran string. Hasil di atas

tampaknya mendukung dugaan sebelumnya bahwa lubang hitam memiliki kelas

teori string tertentu.

19
BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Gas lubang hitam Schwarzschild (netral) secara alami mematuhi kondisi

bootstrap, yang terkait dengan fakta bahwa lubang hitam Schwarzschild

yang ekstrem tidak memiliki massa. Ditemukan koreksi kuantum ke

degenerasi keadaan memainkan aturan penting dalam memilih jumlah

lubang hitam yang paling mungkin dalam gas. Kesetimbangan konfigurasi

adalah konfigurasi yang sebagian besar energinya digunakan dibawa oleh

20
lubang hitam tunggal, situasi yang agak analog dengan string. Untuk

lubang hitam yang diisi seperti ReissnerNordstrom atau generalisasi

dilatonanya, bootstrap kondisi secara umum tidak disadari, terutama

karena kasus ekstrim bukan tanpa massa. Namun, untuk model seperti itu

ada "titik ionisasi" energi tinggi di mana gas tidak mematuhi sepele

kondisi bootstrap. Seperti itu titik "kritis" gas terdiri dari lubang hitam

supermasif tunggal yang ukurannya sesuai urutan Planck volume

2. Algoritma Grover dapat digunakan untuk melakukan pencarian terhadap

probabilistic suatu keadaan dengan menerapkan control dalam algoritma

tersebut.

21
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia, 2020, Mekanika Statistika, http://www.wikipedia.org, diakses 3 Maret


2020.

National Aeronautics and Space Administration, 2019, Black Hole History Image,
http://www.nasa.gov, diakses 3 Maret 2020.

Abdullah, M., 2017, Mekanika Statistik, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Paramita, Prihandini, R. A., dan Sulaeman, M. K., 2010, Algoritma Pencarian


dalam Daftar Tak Terurut pada Komputasi Kuantum (Algoritma Grover),
Makalah, Jurusan Teknik Informasika, ITB, Bogor.

22

Anda mungkin juga menyukai