Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH MR & RI

KIMIA FISIK LARUTAN

HUKUM FARADAY

Disusun Oleh:

1. ROSALYA MARBUN (4193331035)


2. SALMA SYAUQI (4192431003)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan berkah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
memperluas wawasan dan pengetahuan kita tentang mata kuliah Kimia Fisik Larutan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Moondra Zubir, M.Si.,Ph.D selaku
dosen pengampu kami yang telah mendukung dan membekali kami dengan ilmunya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memperluas wawasan kita. Kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari
pembaca kami harapkan suatu saat dapat menjadi referensi untuk kesempurnaan tugas ini bahkan
pada makalah-makalah yang akan datang. Mohon maaf jika ada kesalahan ketik atau judul yang
kurang menyenangkan bagi pembaca. Sebagai penutup, saya mengucapkan terimakasih.

Medan, 10 November 2022


Penulis

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1

C. Tujuan....................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 3

A. Hukum Faraday....................................................................................................... 3

B. Gaya Gerak Listrik Induksi (GGL) Induksi......................................................... 7

C. Merumuskan Gaya Gerak Listrik dalam Hukum Faraday................................. 9


.........................................................................................................................................

D. Penerapan GGL Induksi Hukum Faraday Kimia................................................ 10

BAB III GAGASAN IDE..................................................................................................... 18

BAB IV PENUTUP.............................................................................................................. 18

A. Kesimpulan............................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Michael Faraday (1791-1867),seorang ilmuan berkebangsaan Inggris membuat hipotesis


bahwa medan magnet seharusnya dapat menimbulkan arus listrik.Untuk membuktikan
kebenaran hipotesis faraday melakukan percobaan.Berdasarkan percobaan ditunjukan bahwa
gerakan magnet didalm kumparan menyebabkanjarum galvanometer menyimpang.jika kutub
utara magnet digerakkan mendekati kumparan jarum galvanometer menyimpang
kekanan.Jika magnet diam dalam kumparan jarum tidak menyimpang sedangkan saat
dijauhkan jarum galvanometer menyimpang ke kiri.

Penyimpangan jarum galvanometer tersebut menunjukan bahwa pada kedua ujung


kumparan tersebut terdapat arus listrik.Peristiwa timbulnya arus listrik seperti itulah yang
disebut induksi elektromagnetik.adapun beda potensial yang timbul pada kedua ujung
kumparan dsebut gaya gerak listrik (GGL) induksi. Menurut faraday besar GGL induksi pada
kedua ujung kumparan sebanding dengan laju perubahan fluks magnetic yang dilingkupi
kumparan.Artinya semakin cepat terjadinya perubahan fluks magnetik maka makin besar
pula GGL induksi yang timbul.Adapun juga mesin dalam kelistrikan menggunakan prinsip
hokum faraday dalam kerjanya.mesin listrik memiliki prinsip kerja adanya medan listrik atau
GGL.

B. Rumusan Masalah

Adapun beberapa hal yang menjadikan permasalahan dalam pembahasan meteri Hukum
Faraday

1. Pengertian dan Bunyi Hukum Faraday.


2. Gaya Gerak Listrik Induksi (GGL).
3. Aplikasi Hukum Faraday pada mesin listrik.

1
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami bunyi Hukum Faraday.
2. Mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh medan magnet berdasarkan Hukum
Faraday.
3. Mengetahui mesin-mesin listrik yang meggunakan teori Faraday.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hukum Faraday

Hukum Faraday menjelaskan tentang hubungan proses kimia dengan energi listrik.Proses ini
sudah banyak dikenal diberbagai industri sebagai proses elektrolisis, yaitu proses perpindahan
muatan listrik pada suatu larutan yang menghasilkan proses kimia pada larutan tersebut. Hukum
Faraday ini dirumuskan dengan :

W = e.F

Dengan :

W = massa zat hasil elektrolisis (gram)

E = berat ekuivalen zat hasil elektrolisis

F = jumlah arus listrik dalam satuan Faraday

Michael Faraday melaporkan juga hasil percobaannya tentang muatan listrik melalui gas- gas.
menggunakan alat yang menggunakan tabung gelas dan elektroda diujung-ujungnya. Lempeng
logam yang disebut elektroda ditempatkan diujung tabung gelas yang divakumkan (hampa),
sehingga arus listrik dapat melewati ruang tersebut. Salah satu elektroda disebut katoda,
dihubungkan dengan sumberlistrik negatif dengan tegangan tinggi (beberapa ribu volts), sedang
yang lain disebut anoda (kutub posotif). Dari percobaan Faraday dikembangkan oleh Rontgen
yang memberikan pengaruh sinar katoda pada suatu permukaan menghasilkan suatu jenis radiasi.
Radiasi yang dihasilkan ini yang sekarang dikenal dengan sinar X.

Michael Faraday menerangkan hubungan kuantitatif antara banyaknya arus listrik yang
digunakan pada elektrolisis dengan hasil elektrolisisnya dengan gambar 1.

3
Gambar 1 Mekanisme Hukum Faraday dalam Elektrolisis

Proses elektrolisis dimulai dengan dialirkannya arus listrik dari baterai. Elektron dari kutub
negative mengalir menuju ke katoda. Akibatnya, ion positif Cu2+ dalam lelehan akan tertarik ke
katoda. Cu2+ akan tertarik ke katoda dan menyerap elektron untuk tereduksi menjadi logam Cu
yang netral.

Sementara itu ion negative Cl- dalam lelehan akan tertarik ke anoda. Ion Cl - akan teroksidasi
menjadi logam Cl yang netral dengan melepas elektron. Elektron inilah yang akan diambil oleh
anoda untuk diteruskan kembali ke kutub positif baterai

Jadi reaksi redoks yang terjadi pada sel elektrolisis di atas dapat ditulis sebagai berikut:

4
Hubungan kuantitatif itu disimpulkannya dalam dua hukum sebagai berikut :

1. Hukum Faraday I

Hukum Faraday I menyatakan jika suatu massa zat yang dilarutkan atau diendapkan akan
berbanding lurus dengan muatan yang dilewati dalam sel dan massa ekivalen dari zat tersebut.
Hukum Faraday I berbunyi sebagai berikut, “massa zat yang didapat pada elektroda ketika proses
elektrolisis sebanding dengan jumlah muatan listrik yang mengalir”. Dari bunyi hukum tersebut
dilihat bahwa massa produk yang disimbolkan dengan W, diendapkan atau dilarutkan pada
elektroda akan semakin banyak. Bertambah banyaknya jumlah massa itu beriringan dengan
peningkatan pada muatan listrik yang disimbolkan dengan Q yang digunakan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa W = Q,

t
Rumus hukum Faraday I adalah W = e . i .
F

Keterangan:

 W = massa zat yang dihasilkan dengan ketentuan gram.


 e = ekuivalen.
 i = kuat arus dengan ketentuan ampere.
 t = waktu dengan ketentuan sekon.
 F = tetapan Faraday yakni 96.500 Coulomb/mol.

Contoh Soal

Hitunglah massa tembaga yang dibebaskan apabila dalam reaksi elektro lisis larutan CuSO,
selama 965 detik dialirkan arus listrik sebesar 20 ampere. (Ar Cu = 63,5)

Jawab:

Elektrisis larutan CuSO.

Tembaga diendapkan di katoda dengan reaksi

Katoda : Cu2+ + 2e → Cu

5
t
W=e.i.
F

63.5
20.965.
W= 2 = 6,35 gram
96500

2. Hukum Faraday II

Hukum Faraday II memiliki poin yang sangat menarik, di mana hukum ini berlaku pada dua
sel elektrolisis dengan kepemilikan zat berbeda. Adanya jumlah zet produk elektrolisis yang
berbeda sehingga memunculkan berbanding lurus dengan massa ekuivalen dari zat-zat yang ada
tersebut, dalam memahami hal ini sesuai dengan bunyi hukum Faraday II. Bunyi hukum Faraday
II adalah “massa zat yang dihasilkan dalam suatu elektroda yang muncul selama elektrolisis (W)
berbanding lurus dengan massa ekuivalen (e) dari zat tersebut”. Jika sebagian sel elektrolisis
disusun berdasarkan seri atau arus listrik dalam jumlah yang sama termasuk jumlah muatan
listrik yang sama juga. Sehingga akan memunculkan perbandingan massa zat-zat yang diperoleh
menjadi sama dengan perbandingan massa ekuivalen masing-masing zat.

W 1 e1
Rumus hukum Faraday II adalah =
W 2 e2

 W1 = massa zat 1 (gram)


 W2 = massa zat 2 (gram)
 e1 = ekuivalen zat 1 dan
 e2 = ekuivalen zat 2

Contoh Soal

Suatu arus listrik dialirkan dalam sel elektrolisis yang mengandung ion Cu dan dalam waktu
tertentu mengendapkan 0,3 gram Cu di katoda. Tentukan banyak endapan perak di katoda bila
dalam waktu yang sama dan arus yang sama listrik tersebut dialirkan pada larutan AgCI!

Jawab

6
W 1 e1
=
W 2 e2

108
w1 1
=
0,3 gram 63,5
2

108
w 1= x 0,3 = 1,02 gram
31,75

Penjelasan ini menegaskan jika memang adanya penerapan hukum ini dipakai untuk
memperhitungkan aspek kuantitatif zat-zat yang terlibat dalam reaksi di dalam sel elektrolisis.
Selain itu faraday juga merupakan suatu hukum mengenai induksi elektromagnetik setelah
dilakukannya percobaan mengenai bagaimana medan magnet melakukan induksi terhadap suatu
arus listrik.

Kedua hukum faraday ini sebagai hukum dasar listrik yang menjelaskan mengenai
fenomena induksi elektromagnetik dan hubungan antara perubahan flux dengan tegangan
induksi yang ditimbulkan dalam suatu rangkaian.

Faraday juga menunjukkan bahwa gejala listrik dapat dibangkitkan dari magnet. Dari
kumpulan catatan hasil percobaan yang dilakukan oleh Faraday, suatu formulasi matematis telah
diturunkan untuk menyatakan hukum Faraday, yaitu :

e꞊d λ : dt

Keterangan

 e = menunjukkan tegangan induksi [volt] pada suatu kumparan


 λ = fluksi lingkup yang dicakup oleh kumparan.

Jika kumparan mempunyai Ν lilitan dan setiap lilitan mencakup fluksi magnit sebesar ϕ [weber],
maka fluksi lingkup adalah λ = Ν ϕ [weber-lilitan]

 Percobaan Faraday

7
Sebuah arus listrik dapat mempengaruhi jarum sebuah kompas, Faraday menarik
hipotesis bahwa jika sebuah arus dapat menghasilkan medan magnet, maka sebaliknya sebuah
medan magnet pun dapat menghasilkan arus. Konsep “medan” pada saat itu belum dikenal, dan
sasaran Faraday adalah membuktikan bahwa sebuah arus dapat dihasilkan dari “magnetisme”.

Melilitkan dua kumparan yang terpisah ke ujung –ujung kumparan sebuah inti toroida
besi yang sama, kemudian menyambungkan sebuah galvanometer ke ujung-ujung kumparan
yang satu membentuk rangkaian tertutup pertama dan sebuah baterai ke ujung-ujung kumparan
lainnya membenuk rangkaian tertutup kedua.

Sejenak setelah rangkaian yang tersambung ke baterai ditutup, Faraday memperhatikan


terjadinya penyimpangan sesaat pada jarum galvanometer. Penyimpangan serupa ke arah yang
berlawanan terjadi ketika baterai dilepaskan dari rangkaian. Percobaan ini adalah eksperimen
pertamanya yang melibatkan medan magnet yang berubah arah, dan hal ini diikuti oleh
pembuktian Faraday bahwa sebuah medan magnet bergerak atau sebuah kumparan bergerak juga
akan mengakibatkan simpangan pada jarum galvanometer. Karena arus yang ditimbulkan
disebabkan oleh induksi maka arus tersebut dinamakan sebagai arus induksi. Sedangkan induksi
yang menyebabkan arus induksi disebut induksi elektromagnetik.

Arah arus induksi dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum Lorentz yang berbunyi:

“Arah arus induksi di dalam suatu penghantar selalu demikian sehingga menghasilkan medan
magnet yang menentang perubahan garis gaya atau sebab-sebab yang menimbulkannya”.

Sehingga:

1. Jika kumparan didekati dengan kutub Utara magnet, maka terjadi arus induksi yang
arahnya berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
2. Jika kutub Utara medan magnet dijauhikan dari kumparan, maka arah arus induksinya
sama dengan arah putaran jarum jam.
3. Jika jumlah garis gaya magnet yang masuk ke dalam kumparan berubah-ubah banyaknya,
maka akan terjadi beda potensial antara ujung-ujung kumparan. Beda tegangan yang

8
demikian dinamakan gaya gerak listrik induksi ( GGL induksi) dan arus yang terjadi
disebut arus induksi atau arus imbas.

B. Gaya Gerak Listrik Induksi (GGL)


Sebuah magnet batang yang dililit oleh suatu kawat penghantar, diharapkan pada kawat
penghantar ini timbul arus yang nantinya diukur oleh sebuah Galvanometer. Akan tetapi arus
yang diharapkan tidak terjadi, dan percobaan ini dianggap gagal. Akan tetapi pada tahun 1821
Faraday dan Henry mengamati hal yang lain, bahwa ketika batang magnet mulai dimasukkan ke
dalam lilitan kawat, terjadi arus yang terukur oleh Galvanometer, namun arus tersebut setelah
beberapa saat kemudian hilang. Hal yang sama terjadi ketika batang magnet dikeluarkan dari
lilitan. Sehingga Faraday dan Henry mengambil kesimpulan bahwa perubahan medan
magnetiklah yang menimbulkan arus listrik, bukan hanya medan magnet. Arus listrik bisa
terjadi jika pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL (gaya gerak listrik).GGLyang terjadi di
ujung-ujung kumparan dinamakan GGL induksi. Arus listrik hanya timbul pada saat magnet
bergerak. Jika magnet diam di dalam kumparan, di ujung kumparan tidak terjadi arus listrik.
Fenomena perubahan medan magnet yang menimbulkan arus listrik ini dinamakan Induksi
Elektromagnetik.

Gambar 2. Pada saat awal, tidak ada arus terukur pada Galvanometer
karena tidak ada perubahan

Fluks Magnet yang terjadi pada lilitan kawat.

9
Gambar 3. Ketika magnet mulai didekatkan terjadi penambahan Fluks Magnet pada lilitan
kawat sehingga timbul arus listrik yang menimbulkan medan magnet
melawan arah medan magnet semula.

Faktor yang memengaruhi besar GGL Induksi sebenarnya dapat dilihat pada besar
kecilnya penyimpangan sudut jarum galvanometer.Jika sudut penyimpangan jarum
galvanometer besar, GGL induksi dan arus induksi yang dihasilkan besar
Ada tiga faktor yang memengaruhi GGL induksi, yaitu :
1. Kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan jumlah garis-garis gaya magnet (fluks
magnetik)
2. jumlah lilitan
3. medan magnet

C. Merumuskan GGL Induksi dalam Hukum Faraday


Faraday merumuskan kesimpulan GGL Induksi ini menjadi sebuah perumusan matematis,


Ɛin꞊
dt
yang artinya adalah bahwa Gaya Gerak Listrik yang dihasilkan adalah sama dengan negatif
dari perubahan fluks magnetik terhadap waktu. Fluks magnetik φ adalah banyaknya garis gaya
yang tegak lurus tiap satuan luas A, identik dengan fluks listrik dalam bagian elektrostatik.
Subscript i menunjukkan jumlah lilitan. Tanda negatif berkenaan arah GGL dan induksi
magnetik. Jika fluks magnetik yang masih pada kumparan dari medan magnet bertambah, yang
artinya magnet didekatkan pada kumparan maka arah arus dari GGL induksi sedemikian
sehingga melawan medan magnet.

Gambar 4. Arah arus induksi sedemikian sehingga melawan perubahan

10
fluks magnet penginduksinya.
Demikian juga sebaliknya.Untuk kumparan dengan banyak lilitan N, maka GGL induksinya

adalah :N
dt
dengan

di mana θ adalah sudut antara B dengan A. Jadi GGL induksi terjadi bukan karena adanya
medan magnet (B) atau fluks magnetik, akan tetapi karena perubahan fluks magnetiknya.
Contoh Soal

Tembaga (Cu) mempunyai Ar =63,5. Berapakah massa ekivalen untuk reaksi berikut?

Jawab:

Pada reaksi di atas, perubahan bilangan oksidasinya adalah +2.

Ar 63,5
Jadi, massa ekivalen Cu adalah: ME = = = 31,75
biloks 2

Selanjutnya, jika jumlah listrik sama dialirkan ke dalam dua atau lebih sel elektrolisis dengan
elektrolit yang berbeda, maka perbandingan massa zat yang dibebaskan sama dengan
perbandingan massa ekivalen zat. Perhatikan gambar di atas, terlihat bahwa jika jumlah listrik
yang sama melewati ketiga coulometer, maka massa zat H2, Cu, dan Ag yang dihasilkan akan
berbanding lurus dengan massa ekivalennya.

11
Secara umum, jika terdapat dua macam zat A dan B, maka

D. Penerapan GGL Induksi Hukum Faraday Kimia


Pada GGL Induksi sesuai Hukum Faraday terjadi perubahan bentuk energi gerak menjadi
energi listrik. Induksi digunakan pada pembangkit energi listrik. Pembangkit energi listrik yang

menerapkannya adalah generator dan dinamo. Di dalam generator dan dinamo terdapat
kumparan dan magnet. Kumparan atau magnet yang berputar menyebabkan terjadinya
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam kumparan. Perubahan tersebut menyebabkan
terjadinya GGL induksi pada kumparan. Energi mekanik yang diberikan generator dan dinamo
diubah ke dalam bentuk energi gerak rotasi. Hal itu menyebabkan GGL induksi dihasilkan
secara terus-menerus dengan pola yang berulang secara periodik.
1. Generator
Generator dibedakan menjadi dua, yaitu generator arus searah (DC) dan generator arus
bolak-balik (AC). Baik generator AC dan generator DC memutar kumparan di dalam medan
magnet tetap. Generator AC sering disebut alternator. Arus listrik yang dihasilkan berupa arus
bolak-balik.Ciri generator AC menggunakan cincin ganda. Generator arus DC, arus yang
dihasilkan berupa arus searah. Ciri generator DC menggunakan cincin belah (komutator). Jadi,
generator AC dapat diubah menjadi generator DC dengan cara mengganti cincin ganda dengan
sebuah komutator. Sebuah generator AC kumparan berputar di antara kutub- kutub yang tak
sejenis dari dua magnet yang saling berhadapan. Kedua kutub magnet akan menimbulkan
medan magnet. Kedua ujung kumparan dihubungkan dengan sikat karbon yang terdapat pada
setiap cincin.
Kumparan merupakan bagian generator yang berputar (bergerak) disebut rotor. Magnet

12
tetap merupakan bagian generator yang tidak bergerak disebut stator. Ketika kumparan sejajar
dengan arah medan magnet (membentuk sudut 0°), belum terjadi arus listrik dan tidak terjadi
GGL induksi. Pada saat kumparan berputar perlahan-lahan, arus dan GGL beranjak naik
sampai kumparan membentuk sudut 90°. Saat itu posisi kumparan tegak lurus dengan arah
medan magnet. Pada kedudukan ini kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum.
Selanjutnya, putaran kumparan terus berputar, arus dan GGL makin berkurang. Ketika
kumparan membentuk sudut 180° kedudukan kumparan sejajar dengan arah medan magnet,
maka GGL induksi dan arus induksi menjadi nol.
Putaran kumparan berikutnya arus dan tegangan mulai naik lagi dengan arah yang
berlawanan. Pada saat membentuk sudut 270°, terjadi lagi kumparan berarus tegak lurus
dengan arah medan magnet. Pada kedudukan kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai
maksimum lagi, namun arahnya berbeda. Putaran kumparan selanjutnya, arus dan tegangan
turun perlahan-lahan hingga mencapai nol dan kumparan kembali ke posisi semula hingga
membentuk sudut 360°.

2. Dinamo
Dinamo dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo arus searah (DC) dan dinamo arus bolak-
balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama dengan generator yaitu memutar kumparan di dalam
medan magnet atau memutar magnet di dalam kumparan. Bagian dinamo yang berputar
disebut rotor. Bagian dinamo yang tidak bergerak disebut stator. Perbedaan antara dinamo DC
dengan dinamo AC terletak pada cincin yang digunakan. Pada dinamo arus searah
menggunakan satu cincin yang dibelah menjadi dua yang disebut cincin belah (komutator).
Cincin ini memungkinkan arus listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar dinamo berupa arus
searah walaupun di dalam dinamo sendiri menghasilkan arus bolak-balik. Adapun, pada
dinamo arus bolak-balik menggunakan cincin ganda (dua cincin).

13
Gambar 5. a) Bagan dynamo AC , b) Bagan dynamo DC

Alat pembangkit listrik arus bolak balik yang paling sederhana adalah dinamo sepeda.
Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor adalah roda sepeda. Jika roda berputar,
kumparan atau magnet ikut semakin cepat gerakan roda sepeda, makin cepat magnet atau
kumparan berputar. Makin besar pula GGL induksi dan arus listrik yang dihasilkan. Jika
dihubungkan dengan lampu, nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat
diperbesar dengan cara putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang kuat (besar),
jumlah lilitan diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam kumparan.

E. Aplikasi Hukum Faraday dalam mesin listrik


1. Generator listrik
Generator listrik adalah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber mekanik dengan
menggunakan induksi elektromagnetik. Konsep generator pertama kali ditemukan oleh Michael
Faraday yang berkebangsaan Inggris, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini

Gambar 6. Hukum Faraday

Dari gambar di atas, bila konduktor digerakkan maju mundur antara kutub utara dan kutub
selatan maka jarum galvanometer akan bergerak. Gerakan tersebut menunjukkan adanya gaya
14
listrik yang dihasilkan. Dari gambar di atas dapat juga diamati bahwa:

1. Jarum Galvanometer akan bergerak, bila konduktor/magnet yang bergerak


2. Arah gerak jarum sama dengan arah gerakan konduktor arah kutub-kutubnya
3. Besarnya penyimpangan jarum akan sebanding dengan kecepatan potong.
4. Jarum tidak akan bergerak bila gerakan dihentikan.

 Prinsip Kerja Generator


Bila hanya sebuah konduktor saja yang diputar dalam sebuah medan magnet, maka gaya
listrik yang dihasilkan juga sedikit (kecil). Bila konduktor yang digunakan semakin banyak
maka akan dihasilkan gaya listrik semakin besar. Demikian pula bila konduktor diputar semakin
cepat di dalam medan magnet, maka bertambah besar pula gaya listriknya. Konduktor yang
berbentuk coil (kumparan), jumlah gaya listrik yang terjadi akan semakin besar.Perhatikan
gambar prinsip kerja generator dibawah ini.

Gambar 7. Prinsip Kerja Generator Listrik.

Ada dua jenis generator listrik yang digunakan dalam kehidupan di dunia industry antara lain:
1. Generator arus searah (DC Generator)
2. Generator arus bolak balik (AC Generator).

a. Generator arus searah (DC Generator):


Generator arus searah (DC Generator) adalah alat yang mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik searah (DC).

15
Gambar 8.Generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam/tidak
bergerak, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari
rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor
terdiri dari komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor. Prinsip kerja generator DC
sama dengan generator pada umumnya. Namun, pada generator DC arah arus induksinya tidak
berubah. Hal ini disebabkan cincin yang digunakan pada generator DC berupa cincin belah
(komutator).
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang
akan memendek dan harus diganti secara periodik/berkala. Komutator harus dibersihkan dari
kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator,
gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.

b. Generator AC
Generator AC adalah alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik bolak
balik (AC). Bagian utama generator AC terdiri atas magnet permanen (tetap), kumparan
(solenoida). cincin geser, dan sikat. Pada generator. perubahan garis gaya magnet diperoleh
dengan cara memutar kumparan di dalam medan magnet permanen. Karena dihubungkan
dengan cincin geser, perputaran kumparan menimbulkan GGL induksi AC. OIeh karena itu,
arus induksi yang ditimbulkan berupa arus AC. Adanya arus AC ini ditunjukkan oleh
menyalanya lampu pijar yang disusun seri dengan kedua sikat.
Contoh generator AC yang akan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah
dinamo sepeda. Bagian utama dinamo sepeda adalah sebuah magnet tetap dan kumparan yang
disisipi besi lunak. Jika magnet tetap diputar, perputaran tersebut menimbulkan GGL induksi
pada kumparan. Jika sebuah lampu pijar (lampu sepeda) dipasang pada kabel yang
menghubungkan kedua ujung kumparan. lampu tersebut akan dilalui arus induksi AC.
Akibatnya, lampu tersebut menyala. Nyala lampu akan makin terang jika perputaran magnet

16
tetap makin cepat (laju sepeda makin kencang).

Gambar 9.Generator AC

2. Transformator (trafo)
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan
pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak
sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Gambar 10. Bagian-bagian Transformator.

 Prinsip Kerja Transformator


Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan
primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat
oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-
ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek Gambar 11.Induktansi timbal-balik
(mutual inductance).

17
Gambar 11.Induktansi timbal-balik (mutual inductance).

Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada
kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan
berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah
polaritasnya.
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:
1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah
menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak
daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi
menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak
daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder
adalah:
1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs~ Ns).
2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer.

 Penggunaan Transformator

18
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan
atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio memerlukan tegangan 12 volt
padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan
listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang
memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan
sebagainya.

19
BAB III

GAGASAN IDE

Gagasan ide dalam penelitian yang sangat sederhana dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Magnet memiliki dua buah kutub magnet yaitu kutub utara dan kutub selatan magnet.
Dua kutub sejenis akan tolak-menolak dan dua kutub yang tidak sejenis akan tarik-menarik.
Magnet inilah yang dapat menimbulkan medan magnet. Dalam percobaan sederhana ini
menggunakan sebuah baterai 9 volt dengan menghubungkan lilitan kawat tembaga ke badan
paku untuk melihat arus listrik mengalir terhadap paku untuk menarik peniti. Kawat tembaga
berarus timbul medan magnet. Medan magnet oleh kawat tembaga berarus inilah yang
dinamakan dengan induksi magnet.

2. Metodologi Penelitian

 Alat dan Bahan

Alat Bahan
Baterai 9 Volt Paku
Peniti
Proyektor Baterai
(Penyambung) Kawat Tembaga 70-80 cm

 Prosedur Kerja

Dilakukan dengan 2 percobaan

1. Kawat Tembaga dengan paku lilitan sedikit


2. Kawat Tembaga dengan paku lilitan banyak

Langkah Keja : Kawat tembaga dililitkan kebadan paku, disetiap ujung kawat tembaga di
amplas atau dibakar terlebih dahulu, agar arus dapat melewati kawat tembaga tersebut.

20
Perlakuan 1

Kawat Tembaga yang sudah dililitkan ke badan paku dengan lilitan sedikit.

Langkah Kerja : Hubungkan proyektor baterai dengan baterai 9 volt, lalu hubungkan salah satu
ujung kawat ke konektor baterai dan ujung yang satunya juga. Kemudian uji cobakan lilitan
kawat tembaga sedikit dengan paku terhadap peniti.

Perlakuan 2

Kawat Tembaga yang sudah dililitkan ke badan paku dengan lilitan banyak.

Langkah Kerja : Hubungkan proyektor baterai dengan baterai 9 volt, lalu hubungkan salah satu
ujung kawat ke konektor baterai dan ujung yang satunya juga. Kemudian uji cobakan lilitan
kawat tembaga banyak dengan paku terhadap peniti.

3. Hasil Percobaan

Hasil percobaan yang di dapat dari perlakuan 1 dan perlakuan 2 dapat ditarik kesimpulan
bahwa, ketika lilitan kawat tembaga berkurang maka gaya magnet yang diberikan oleh paku akan
berkurang, sebaliknya, jika kawat tembaga semakin banyak lilitan atau semakinbesar N maka
GGL semakin besar (voltase besar). Jika voltase meningkat maka gaya magnet akan semakin
besar atau semakin besar gaya magnet pada paku untuk menarik peniti dengan kuat.

21
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jika sebuah penghantar memotong garis-garis gaya dari suatu medan magnetik (flux)
yang konstan, maka pada penghantar tersebut akan timbul tegangan induksi. Perubahan flux
medan magnetik didalam suatu rangkaian bahan penghantar, akan menimbulkan tegangan
induksi pada rangkaian tersebut. Hukum induksi Faraday untuk melakukan penelitian kuantitatif
untuk mencari faktor yang mempengaruhi besarnya ggl yang diinduksi.

Gagasan Ide ataupun kegiatan penelitian sederhana yang telah dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu Baterai 9 volt dihubungkan dengan lilitan Kawat Tembaga dengan
Paku yang akan mengahsilkan gaya magnet yang kuat atau gaya magnet yang sedikit pada setiap
perlakuakn yang dibuat.

22
DAFTAR PUSTAKA

Bernad Grad. ( 2002). Basic Electronic Mc Graw Hill Colage New- York

Stepen L. Herman. (2005). Electrical Transformer John Wiley & Sons.Inc New- York

Ardiansyah, A.,A. (2020). Medan Magnet. Jurnal Pendidikan Fisika. 1(2).1-7

23

Anda mungkin juga menyukai