Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUTORIAL

MODUL 1.1

SKENARIO 4

Pengampu :

dr. Rayvita A.N Meagratia, M.Biomed

Disusun oleh: Kelompok 1

1. Ketua : Risa Andriyani (22109011006)

2. Scriber : Aurellia Eldira Boimau (22109011043)

3. Sekretaris : Miracle Aghnia Faustina Ryonni (22109011044)

4. Anggota : Umi Hikmah Amalia (18109011047)

Taftazani Adam Elfrant (22109011001)

Alifah Inas Nur Azizah (22109011002)

Gilang Agung Nugroho (22109011003)

Rifda Salma Fauziyah (22109011004)

Ulfa Widyaningrum (22109011005)

Fahril Pratama (22109011029)

Aurellia Eldira Boimau (22109011043)

Wahyu Hamzah Noer E (22109011049)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmat. Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena
telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun Islam.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan


laporan ini yang merupakan tugas mata kuliah Fakultas Kedokteran skenario kesatu
pada modul 1.3 Penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing dr.
Rayvita A.N Meagratia, M.Biomed dan semua pihak yang turut membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
baik dari isi, struktur penulisan dan gaya bahasa. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan laporan di kemudian hari.

Demikian semoga laporan ini memberikan manfaat. Umumnya pada para


pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
PENDAHULUAN

SKENARIO 1

FILM TENTANG KEHIDUPAN

Seorang mahasiswa menonton sebuah film dokumenter tentang tubuh manusia.


Di film tersebut dijelaskan bahwa untuk tetap bertahan hidup dan beradaptasi dengan
lingkungan, manusia berupaya mempertahankan tubuhnya dalam kondisi
homeostasis. Kondisi tersebut salah satunya dicapai dengan aktivitas lokomotor
melalui sistem organ muskuloskeletal, seperti pada saat bernapas, mengambil
makanan ketika kelaparan, maupun bergerak ketika menghindari adanya ancaman.
Film tersebut juga menunjukkan bahwa jaringan otot tidak hanya dapat dijumpai
menempel pada tulang, tetapi struktur, jenis, fungsi dan cara kerjanya berbeda-beda
sesuai dengan lokasinya. Begitu juga tulang, struktur, jenis, fungsi dan cara kerjanya
pun berbeda-beda.

1.1 Identifikasi Istilah


1. Homeostasis : proses dan mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk
hidup untuk mempertahankan kondisi konstan, agar tubuh dapat berfungsi
dengan normal.
2. Sistem organ muskuloskeletal : system organ yang berfungsi menggerakkan
tubuh, yang terdiri dari jaringan otot, jaringan ikat, jaringan saraf, jaringan
tulang dan sendi.
3. Aktivitas lokomotor : Gerakan atau aktivitas berpindah tempat yang
melibatkan bagian tubuh tertentu, contohnya melompat, berlari, dan berjalan.
4. Tulang : struktur keras dan kaku yang membentuk kerangka manusia, serta
merupakan system gerak pasif dengan fungsi untuk menopang dan memberi
bentuk tubuh.
5. Otot : salah satu bagian tubuh yang bertanggung jawab untuk menggerakkan
tubuh, serta merupakan system gerak aktif yang terdiri dari otot rangka, otot
jantung, dan otot polos.
1.2 Rumusan Masalah
1. Dimana saja otot melekat ?
2. Bagaimana struktur, fungsi, dan cara otot bekerja ?
3. Apa fungsi jaringan otot ?
4. Apa yang menyebabkan tubuh kita mengalami homeostasis ?
5. Apa fungsi tulang ?
1.3 Brainstorming

1. Organ dalam dan pembuluh darah.

2. Cara otot kerja :

 Jantung : tidak sadar dan cepat, tidak mudah Lelah


 Rangka : sadar, mudah Lelah
 Polos : tidak sadar, lambat
Struktur : otot tersusun dari beberapa berkas saraf otot, yang tersusun secara
parallel terhadap otot.
Fungsi otot :
 Polos : memindahkan makanan sepanjang saluran pernapasan
 Rangka : untuk pergerakan atau Gerakan tubuh
 Jantung : untuk membantu kerja jantung
3. Sebagai alat gerak aktif
4. Pada saat kondisi cairan tubuh tidak seimbang dan tubuh harus beradaptasi
dengan lingkungan untuk bertahan hidup dengan cara mengsekresikan cairan.
Contohnya, Ketika suhu panas tubuh berkeringat.
5. – alat gerak pasif
1. Memberi bentuk tubuh
2. Menopang tubuh

1.4 PETA KONSEP


1.5 LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui, dan menjelaskan mekanisme


homeostasis
2. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui, dan menjelaskan struktur,
fungsi, dan cara kerja jaringan otot.
3. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui, dan menjelaskan factor – factor
yang memengaruhi homeostasis.
4. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui, dan menjelaskan hubungan
lokomtor dengan homeostasis.
5. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui, dan menjelaskan struktur dan
cara kerja tulang.
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui, dan menjelaskan mekanisme


homeostasis
jaringan tubuh sangat peka terhadap pengaruh suhu jaringan yang menyimpang
banyak dari suhu 37°C. Oleh karena itulah tubuh berusaha mempertahankan suhu
tubuhnya meskipun suhu lingkungan banyak berubah. Hal ini diperoleh dengan
menjagakeseimbangan antara panas yang hilang dari tubuh dengan panas yang
diperoleh tubuh yang berasal dari perubahan yang terjadi di-dalam tubuh sendiri
yang diterima dari luar. Pembuangan panas terutama lewat kulit dan saluran
pernapasan, yang apabila terdapat kelebihan maka panas dibawah kulit akan
terbuang. Ini dapat berlangsung dengan penghantaran langsung oleh jaringan-
jaringan tubuh maupun bahan cair atau fluida yang ada didalamnya, disamping
yang utama yaitu diangkut oleh aliran darah. Kulit melepaskan panas dengan cara
pemancaran (radiasi), konveksi, ataupun penghantaran (konduksi) bila keadaan
memungkinkan. Konduksi meliputi pemindahan panas secara langsung antara
dua zat yang berbeda suhunya. Panas lebih cenderung bergerak dari daerah yang
bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah. Pada umumnya suhu tubuh
melebihi suhu udara atau air dikelilingnya, jadi biasanya kita mengira bahwa
tubuh mengalami kehilangan panas yang tetap melalui penghantar dingin. Tetapi,
apabila suhu lingkungan melebihi suhu tubuh penghantar dapat menimbulkan
kenaikan panas tubuh. Pemancaran pemindahan panas melalui gerakan zat yang
dipanaskan (misalnya: udara, air) akan sangat mempengaruhi tingkat
penghantaran pertukaran panas tubuh. Sebagai contoh bila udara dingin
diedarkan dengan cepat pada permukaan tubuh, maka kehilangan panas akan
terjadi dalam jumlah yang lebih tinggi daripada jika udara panas tetap menutupi
kulit.

2. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui, dan menjelaskan struktur, fungsi, dan

cara kerja jaringan otot.

STRUKTUR :

3. Sarkolema

4. Sarkoplasma

5. Sarkoplasmatik

6. Sarkosom

7. Miofibril

8. Miofilamen
9. Miofibri yang terbagi menjadi 2 yaitu miofilamen homogen (terdapat

pada otot polos) dan miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung

dan otot rangka)

FUNGSI :
10. OTOT POLOS : melangsungkan gerak diluar kehendak contohnya
gerakan zat/ makanan pada saluran pencernaan, dan juga mengontrol
diameter pembuluh darah dan biji mata.
11. OTOT LURIK : sebagai alat gerak aktif, berkosentrasi secara cepat dan
kuat untu menggerakkan tulang dan tubuh.

12. OTOT JANTUNG :menyebabkan jantung menguncup dan mengembang


sehingga darah dapat dipompa keseluruh tubuh

CARA KERJA :
Mekanisme kontraksi otot
Kontraksi otot secara umum mengikuti urutan proses berikut :

1. Aksi potensial dihantarkan sepanjang saraf dan berakhir pada


membran otot

2. Pada ujung saraf dilepaskan neurotrasnmitter asetilkolin

3. Asetilkolin akan bekerja pada membran serabut otot dan membuka


gate Natrium

4. Masuknya ion Natrium dalam jumlah banyak memulai terjadinya aksi


potensial pada membran otot

5. Aksi potensial dihantarkan sepanjang membran otot sebagaimana


yang terjadi pada membran saraf

6. Aksi potensial yang terjadi di membran otot akhirnya sampai ke


bagian tengah otot yang menstimulasi retikulum sarkoplasma
melepaskan ion Kalsium

7. Ion Kalsium akan berikatan dengan troponin-C, dan ini mengawali


ikatan antara aktin dengan myosin

8. Ikatan antara aktin dan myosin menyebabkan kedua filamen ini saling
menarik ke arah tengah (sliding filament mechanism) dan inilah yang
disebut kontraksi otot
9. Setelah beberapa waktu, ion Kalsium dipompa kembali ke retikulum
sarkoplasma, lalu terjadi pelepasan ikatan antara aktin dan myosin
(relaksasi).

Kontraksi yang terjadi melalui sliding filament mechanism, akibat


terbentuknya cross-bridge yang disusun oleh filamen myosin dan aktin, yang
akan menarik aktin ke arah myosin (tengah). Kekuatan untuk menarik
diperoleh dari ATP yang tersedia di kepala myosin dan akan aktif saat aksi
potensial mencapai bagian otot.

3. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui, dan menjelaskan factor yang


mempengaruhi homeostasis
1. Konsentrasi molekul molekul nutrient. Sel-sel memerlukan pasokan
molekul nutrient seara terus menerus untuk menghasil kan energi.
Energi, sebaliknya dipelukan untuk menunjang berbagai aktivitas sel
baik yang bersifat khusus maupun yang untuk mempertahankan
kehidupan.
2. Konsentrasi o2 dan co2. Sel – sel memerlukan o2 untuk melakukan
reaksi kimia pembentuk energi. CO2 yang dibentuk selama reaksi-
reaksi ini harus dikeluarkan sehingga tidak terbentuk asam yang
meningkatkan keasaman lingkungan internal.
3. Konsentrasi zat sisa. Sebagai reaksi kimia menghasil kan produk-
produk akhir yang menimbulkan efek toksik pada sel tubuh jika
dibiarkan berakumulasi
4. Perubahan PH. Perubahan pada pH (jumlah relative asam)
berpengaruh buruk pada fungsi sel saraf dan merusak aktivitas enzim
semua sel.
5. Konsentrasi garam, air, dan elektrolik lain. Karena konsentrasi relative
garam (NaCl) dan air di cairan ekstrasel mempengaruhi seberapa
banyak air yang masuk atau keluar sel, maka konsentrasi keduanya
diatur secara cermat untuk mempertahankan volume sel. Sel tidak
berfungsi normal jika membengak atau menciut. Elektrolit – elektrolit
lain berperan dalam berbagai fungsi vital lain. Sebagai contoh, denyut
jantung yang teratur bergantung pada konsentrasi kalium (K+) yang
relative konstan di cairan ekstrasel.
6. Volume dan tekanan. Komponen lingkungan internal yang beredar,
yaitu plasma, harus dipertahankan pada volume dan tekanan darah
yang adekuat untuk menjamin distribusi penghubung antara
lingkungan ekternal dan sel yang penting ini ke seluruh tubuh.
7. Suhu. Sel-el tubuh berfungsi optimal dalam kisaran suhu yang sempit.
Jika sel terlalu dingin maka fungsi sel akan terlalu melambat; daan
yang lebih buruk lagi, jika sel terlalu panas maka protein-protein
structural dan enzimatik akan terganggu atau rusak

4. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui, dan menjelaskan hubungan lokomotor


dengan homeostasis

komotor adalah gerakan memindahkan badan dari satu titik ke titik yang lain

menggunakan anggota badan contohnya berlari berjalan dan melompot. Sedangkan

homeostasis adalah proses dan mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk hidup

untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuhnya dapat berfungsi dengan

normal, meskipun terjadi perubahan pada lingkungan di dalam atau di luar tubuh.

Contoh keterkaitan antara lokomotor san homeostasis adalah dalam mempertahankan

suhu tubuh :

 jika berada diruangan dengan suhu ruangan 21 derajat C, tubuh akan

melakukan beberapa tindakan antara lain badan bergetar denga tujuan agar

otot bergerak dan memproduksi lebih banyak panas, rambut (bulu) sekujur

tubuh merinding dengan tujuan untuk menghalangi banyak udara masuk

kedalam tubuh, serta meningkatkan hormone yang bertindak untuk

menghasilkan panas.

 jika melakukan aktivitas berlari maka suhu tubuh akan meningkat, maka suhu

tubuh secara otomatis akan melakukan upaya homeostasis, dan juga

berkeringat agar penguapan

5. Mahasiswa mampu memahami, mengetahui, dan menjelaskan tentang struktur


dan cara kerja tulang
cara kerja:
tulang sebagai alat gerak pasif membutuhkan bantuan persendian agar dapat
bergerak. Pesendian adalah hubungan antar tulang – tulang yang membentuk
system gerak pada manusisa. Sedangkan sendi adalah perhubungan
antartulang sehingga tulang dapat digerakkan. Tulang juga membutuhkan otot
agar bergerak karena otot adalah alat gerak aktif yaitu dengan kontraksi dan
relaksasi, otot menempel pada tulang sehingga dapat bergerak.
Struktur :
 Periostem
 Tulang kompak
 Tulang spons
 Endosteum
 Sumsum tulang

BAB III

PENUTUPAN

1.1 KESIMPULAN
Pada scenario ini dapat disimpulkan bahwa homeostasis adalah proses dan
mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk hidup untuk mempertahankan kondisi
konstan agar tubuh dapat berfungsi dengan normal. Proses homeostasis dibedakan
menjadi lokomotor dan non-lokomotor. Pada factor lokomotor dipengaruhi oleh
system organ musculoskeletal yang terdiri dari otot dan tulang sebagai factor utama.

1.2 DALIL
‫لَقَ ْد َخلَ ْقنَا ٱِإْل ن ٰ َسنَ فِ ٓى َأحْ َس ِن تَ ْق ِو ٍيم‬

Artinya : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang


sebaik-baiknya (Surat At-Tin Ayat 4
DAFTAR PUSTAKA

Ameln, Fred, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Grafika Utama Jaya. Nasution,
Barder Johan, 2019, Hukum Kesehatan, Pertanggungjawaban Dokter, Jakarta,
Rineka Cipta.

IARIYANA, I. G. P. W. (2015). PERANAN KODE ETIK KEDOKTERAN


INDONESIA DALAM PENYELESAIAN KASUS MALPRAKTEK
DOKTER (Doctoral dissertation, Universitas Mataram).

Ilyas, Amir, 2014, Pertanggungjawaban Pidana dalam Malpraktek Medik Di Rumah


Sakit, Rangkang Education, Yogyakarta.

Sibarani, S. (2017). Aspek Perlindungan Hukum Pasien Korban Malpraktik Dilihat


Dari Sudut Pandang Hukum Di Indonesia. Justitia et Pax, 33(1).

Ginting, Vera Pelma Br. dkk. 2017. Penanggulangan Malpraktek yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan. Lampung : Universitas Lampung, Hal 3-9.

Sofyan, A., & Abdullah, H. F. (n.d.). Bagian Hukum Kesehatan , Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin Bahriah Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai