Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FUNGSI DAN KERJA OTOT

Mata Kuliah: Fisiologi


Dosen Pengampu: Lini Anisfatus Sholihah, S.Gz., M.Sc.

Disusun Oleh:

1. Zuiyin Abdillah Hasan (22051334003)


2. Cattleya Febriliana Pradisa (22051334004)
3. Firda Tri Ayunda Maharani (22051334010)
4. Pitaloka Sinta Devi (22051334026)
5. Devi Mutiara Agustin (22051334027)
6. Arina Sabila Firdausi (22051334031)
7. Dina Fajar Wahyuni (22051334039)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puja dan syukur penulis panjatkan ke yang Maha Esa karena atas ridho
dan limpahan rahmat Nya penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “
FUNGSI DAN KERJA OTOT” ini dengan tepat waktu, terlepas dari segala
kekurangan dan ketidak sempurnaan yang terkandung dalam makalah ini. Untuk itu
sangat penting bagi penulis untuk berterimakasih atas pihak-pihak yang telah
memberikan perannya dalam tersusunya makalah ini. Terutama Dosen Pengampu
Mata Kuliah Fisiologi yaitu, Ibu Lini Anisfatus Sholihah, S.Gz., M.Sc. yang
banyak memberikan masukan dan bimbingannya dalam pembuatan makalah
penulis agar tersusun dengan sistematis dan komperehensif. Oleh karena itu besar
harapan penulis, makalah ini mampu memberikan pengaruh yang baik bagi
pemahaman ilmu baru tentang FUNGSI DAN KERJA OTOT.
Terlepas dari itu semua penulis sangat menyadari adanya kekurangan dalam
makalah ini sehingga penulis memohon maaf sebesar-besarnya dan menerima
dengan hangat segala masukan dan kritikan membangun atas makalah ini.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Surabaya, 11 Februari 2023

Tim Penyusun/ Penulis


A. Fisiologi otot dan organelnya

Otot merupakan jaringan lunak yang terbentuk dari banyak serat elastis di dalamnya,
yang dapat berkontraksi (mengerut) dan relaksasi (mengendur). Keika terjadi kontraksi, otot
akan jadi lebih pendek. Dan sebaliknya, otot akan memanjang saat relaksasi. Ada tiga macam
sel otot dalam tubuh manusia, yaitu otot jantung, otot lurik, dan otot polos.
1. Otot Rangka

Sumber: Tortira and Derrickson (2011)

Jaringan otot rangka melekat kuat pada tulang dan dibantu oleh tendo. Tendo
merupakan jaringan ikat kolagen yang menempel di lapisan perosteum tulang. Dalam otot
rangka, terdapat 3 lapisan paling luar yang disebut epimisium di dalam lapisan ini terdapat
lapisan perimisium yaitu lapisan jaringan ikat yang membungkus satu kelompok serabut
otot tersendiri yang disebut fasikuli. Dalam serat ini jika diperbesar mengandung
komponen yang dapat berkontraksi yang disebut myofibril.
Myofibril adalah unit penting otot rangka sebab mengandung elemen protein
kontraktil yang menyebabkan otot berkontraksi dan terdapat pada sitoplasma sel. Terdapat
ratusan sampai ribuan myofibril pada setiap serabut otot, sementara setiap myofibril terdiri
atas 1500 myosin dan 3000 aktin. Dibawah mikroskop myosin yg merupakan filamen tebal
akan tampak gelap (A-band), sementara aktin yang merupakan filamen tipis terlihat terang
(I-band). Maka dengan itu otaot rangka juga sering disebut sebagai otot lurik, karena
memiliki garis gelap terang. Kemudian, diantara myofibril terdapat komponen sel otot yang
penting, biasa disebut Sarcoplasmic reticulum karena mengandung ion kalsium yang
nantinya ion ini diperlukan untuk kerja dari myofibril. Serta terdapat komponen penting
lainnya yakni mitokondria yang sangat diperlukan sebagai sumber energi untuk kontraksi
otot.

2. Otot Polos

Sumber: Texbook of Medical Physiology


Sumber: Elsever, Guytin & Hall : Textbook of Medical Physiology

Struktur pada otot polos ini hampir sama dengan sel otot rangka, namun bentuk dari
sel otot polos ini berbentuk ‘fusiform’, yaitu bulat pada bagian tengah dan meruncing pada
kedua ujungnya yang di dalam sitoplasmanya sama mengandung protein-protein yang
dapat berkontraksi yakni ada filamen tebal dan filamen tipis.
Otot polos bergerak secara teratur, dan tidak cepat lelahg. Walaupun tidur. Otot masih
mampu bekerja. Otot polos terdapat pada alat-alat dinding tubuh dalam, misalnya pada
dinding usus, dinding pembuluh darah, pembuluh limfe, dinding saluran pencernaan, takea,
cabang tenggorok, pada muskulus siliaris mata, otot polos dalam kulit, saluran kelamin dan
saluran ekskresi (Ville,1984)
Otot polos memiliki dua jenis, yaitu otot polos unit tunggal dan unit ganda. Yang
membedakan hanyalah cara kerja dari sel-sel ototnya. Pada otot polos unit tunggal, semua
selnya bekerja sama secara kolektif atau bersama-sama, sedangkan tiap-tiap sel otot polos
unit ganda bekerja masing-masing.

3. Otot Jantung

Sumber : materi.co.id

Otot jantung disebut juga dengan Myocardium yang terdiri dari kata myo yang artinya
otot dan cardium yang artinya jantung. Otot jantung merupakan otot “istimewa”. Otot ini
bentuknya seperti otot lurik perbedaanya ialah bahwa serabutnya bercabang dan
bersambung satu sama lain dan berciri merah khas. Otot jantung ini akan membuat jantung
berpacu dengan cepat dan lambat (berdetak) tergantung kondisi tubuh.
Otot jantung berbentuk silinder atau bulat memanjang bercabang dan menyatu,
memiliki serabut jantung sepanjang 50 µm sampai 100 µm(satuan mikrometer), dengan
diameter 14 µm. Jumlah serabut otot jantung kurang lebih 1500 fillamen, serabut otot
jantung berupa sarkolema (kulit luar urat yang sangat tipis seperti pembuluh darah dan
terdiri dari myofibril – myofibril (struktur silindris sepanjang sel otot) yang berdampingan.
Otot jantung di temukan hanya pada jangtung (kor), mempunyai kemampuan khusus untuk
mengadakan kontraksi otomatis dan gerakan tanpa tergantung pada ada tidaknya
rangsangan saraf.
B. Fungsi Otot, Aktin, dan Miosin

⮚ Jaringan otot memiliki beragam fungsi penting dalam tubuh manusia, di antaranya:
1. Menjaga postur tubuh

Jaringan otot di tubuh berperan dalam mengatur postur. Untuk mendapatkan postur
yang baik, maka diperlukan adanya kelenturan dan kekuatan yang tepat. Otot leher dan paha
yang kaku serta otot punggung yang lemah, bisa menyebabkan postur tubuh menjadi kurang
baik. Postur tubuh yang kurang baik bisa mengakibatkan nyeri sendi. Dalam anatomi tubuh
manusia, otot bekerja sama dengan rangka atau tulang untuk mempertahankan postur tubuh
yang ideal.

2. Menjaga tubuh tetap stabil

Jaringan otot yang berperan sebagai penyangga agar tubuh tetap stabil adalah
jaringan otot lurik yang berada di area perut hingga punggung. Tidak hanya menjaga
kestabilan tubuh, otot lurik juga berfungsi melindungi tulang belakang. Otot lurik ini mampu
bekerja dengan keras, karena di dalam otot lurik terdapat banyak inti sel. Semakin kuat otot
lurik yang ada pada tubuh, maka tubuh juga akan semakin stabil.

3. Memompa darah

Otot juga berfungsi sebagai pemompa darah. jaringan otot jantung bertugas
memompa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Sementara itu, otot polos yang ada di
pembuluh darah, berperan melancarkan aliran darah sekaligus menjaga tekanan darah.

4. Membantu pernapasan

Diafragma merupakan otot yang berperan penting dalam pernapasan. Ketika otot
diafragma berkontraksi, maka rongga dada akan membesar dan paru-paru akan
mengembang, sehingga tekanan udara yang ada di paru-paru mengecil, yang hal ini
menyebabkan udara masuk ke paru-paru. Kemudian ketika otot diafragma berelaksasi maka
rongga dada akan mengecil dan paru-paru akan mengempis, sehingga tekanan udara di paru-
paru membesar dan menyebabkan udara yang sudah diproses di paru-paru, akan didorong
keluar.

5. Membantu buang air kecil

Ketika buang air kecil, otot polos yang ada di kandung kemih akan berkontraksi agar
urine bisa keluar. Namun Ketika sedang menahan buang air kecil, maka otot tersebut akan
menyesuaikannya dengan berada di posisi relaksasi.

6. Mengatur pencernaan

Otot polos merupakan otot yang terdapat pada saluran pencernaan. Otot ini, terdapat
di mulut serta di organ pencernaan lain seperti pankreas, hati, dan kantong empedu, bahkan
anus. Dalam proses pencernaan, otot polos akan berkontraksi dan ketika makanan melewati
salurannya maka otot akan mengendur. Fungsinya akan membantu sisa makanan keluar
melalui anus, serta membantu terjadinya refleks muntah ketika tubuh dalam keadaan sakit.

7. Menjaga pergerakan mata

Terdapat enam jenis otot lurik di sekitar mata, yang juga berperan dalam menjaga
pergerakan mata. Dengan adanya otot ini memungkinkan kita untuk melihat gambar secara
stabil, dapat melihat sekeliling pandangan, serta mengikuti pergerakan suatu objek. Otot
polos pada mata memiliki fungsi mengubah ukuran iris dan bentuk lensa mata.
8. Membantu proses kehamilan dan persalinan

Seiring pertumbuhan janin, otot polos di area rahim akan melar dan meregang. Saat
wanita melewati proses persalinan, otot polos yang ada di rahim pun akan berkontraksi dan
berelaksasi untuk membantu bayi keluar melalui vagina.

9. Mengatur suhu

Jaringan otot juga berperan dalam mengatur suhu di dalam tubuh. Sebab, otot yang
sedang berkontraksi bisa menghasilkan panas tubuh yang cukup besar. Ketika suhu tubuh
menurun, otot akan bekerja lebih keras untuk menghasilkan panas. Ketika otot bekerja lebih
keras seperti ini tubuh menjadi bergetar atau menggigil, hal ini terjadi untuk menjaga suhu
tubuh tetap stabil.

10. Melindungi organ dalam tubuh

Fungsi lain jaringan otot yakni melindungi organ dalam, dari sisi depan, samping,
maupun belakang. Otot bekerja sama dengan tulang untuk memberikan perlindungan yang
terbaik bagi organ tubuh di dalamnya.

⮚ Aktin

Sumber: Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia

fungsi dari mikrofilamen (filamen aktin):


• Mempertahankan bentuk sel,
• Kontraksi otot,
• Membantu pembelahan sel (pembentukan contractile ring),
• Berfungsi dalam sitoplasmic transport,
• Berperan dalam aktivitas eksositosis dan endositosis.
• Mengikat ATP dan polimerisasi untuk membentuk mikro.

⮚ Miosin

Sumber: Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia

Miosin adalah jenis protein filamen lain yang bekerja di hadapan ion kalsium.
Miosin diketahui mampu menghasilkan kekuatan yang diperlukan selama kontraksi otot.
Hal tersebut juga dikenal sebagai protein motor. Miosin merupakan protein prekursor yang
memainkan peran penting dalam mengubah energi kimia (ATP) menjadi energi mekanik.
Fungsi miosin yakni menggunakan ATP untuk menghasilkan energi sehingga memulai
kontraksi otot dengan memaksa kepalanya ke arah serat aktin. (menarik aktin ketika
kontraksi otot terjadi).

⮚ Perbedaan
Perbedaan Miosin Aktin
Pengertian Miosin adalah protein, yang Aktin adalah protein, yang
dikenal untuk membentuk dikenal untuk membentuk
pita tebal di miofibril. pita tipis di miofibril.
Terdiri dari 1. Miosin membentuk 1. Aktin membentuk filamen
filamen panjang 4,5 um, pendek 2-2,6 um, dan tipis
yang memiliki ketebalan hingga 0,005 um.
0,01 um. 2. Aktin mengandung
2. Miosin mengandung troponin dan tropomyosin
meromyosin (protein). (protein).
Ditemukan di Miosin terdapat pada pita A Aktin terdapat pada band A
sarkomer. dan I.
Jembatan silang Miosin membentuk Actin tidak membentuk
jembatan silang. jembatan silang.
Permukaan Permukaan miosin kasar. Permukaan aktin halus.
Jumlah Miosin jumlahnya kurang, Aktin banyak jumlahnya.
dan mereka adalah satu per
enam filamen aktin.
Geser ke Miosin tidak meluncur pada Geser aktin di zona H pada
saat kontraksi. saat kontraksi.

⮚ Persamaan
● Aktin dan Miosin merupakan filamen protein yang ada di otot.
● Kedua jenis protein ini diperlukan selama otot berkontraksi.
● Pada kontraksi otot ion kalsium diperlukan.

C. Hubungan Saraf dan Otot

Otot yang melakukan Kontraksi Otot disebabkan oleh sistem Saraf. Impuls dari saraf
ditransfer melalui Neuromuscular Junction ke otot dan otot berkontraksi. Berbagai jenis otot
memungkinkan gerakan, menghasilkan panas untuk menjaga suhu tubuh, memindahkan
makanan melalui saluran pencernaan dan mengencangkan jantung. Tugas ini berhubungan
dengan sistem saraf melalui:

• Reseptor di otot memberi otak informasi tentang posisi dan gerakan tubuh.
• Otak mengontrol kontraksi otot rangka.
• Sistem saraf mengatur kecepatan pergerakan makanan melalui saluran pencernaan.

Tidak ada sistem tubuh bekerja yang dalam keadaan tertutup, baik struktur yang
serupa atau sangat berbeda bekerja sama untuk membuat fungsi tubuh manusia dengan
benar. Sistem otot dan sistem saraf, misalnya, saling membantu melakukan tugas motorik
dan sensorik. Otot melindungi jaringan halus dari saraf yang berjalan ke seluruh tubuh dan
juga menyediakan otak dengan informasi yang berharga. Saraf, sementara itu, berfungsi
sebagai penghubung antara otot dan otak mengatur penuh tiap gerakan. Kedua sistem ini
juga penting dalam proses pencernaan, fungsi jantung, dan mempertahankan suhu tubuh
yang tepat.
Mungkin hubungan yang paling jelas antara sistem otot dan sistem saraf melibatkan
peran otot dalam melindungi saraf. Selain gerakan, otot juga memberikan struktur internal
dengan lapisan perlindungan yang kuat dan tahan lama. Saraf berada di antara struktur
internal ini. Selain itu, otot-otot mengulurkan tangan untuk membantu sistem saraf. Hampir
setiap otot diisi dengan reseptor yang memungkinkan berbagai gerakan yang dibuat oleh
tubuh. Ini reseptor sensorik juga mengevaluasi kondisi lingkungan di sekitar otot-otot.
Informasi ini disampaikan kembali ke otak, sehingga instruksi untuk gerakan tubuh yang
akan datang atau posisi dapat direncanakan dengan sesuai.
Terkait dengan fungsi-fungsi ini, sistem otot dan sistem saraf sebagian besar
bertanggung jawab untuk pelaksanaan gerakan tubuh. Sementara saraf sensorik memberikan
otak informasi, saraf motorik yang melekat pada otot berfungsi sebagai penghubung
langsung dengan otak. Ketika otak mengirimkan pesan kimia, impuls ini melakukan
perjalanan melalui saraf motorik ke dalam struktur otot. Hasilnya kontraksi otot,
merangsang gerakan.
Sistem otot dan sistem saraf juga bekerja sama untuk menjaga stabilitas internal atau
dikenal sebagai homeostasis. Menjaga suhu tubuh stabil mungkin salah satu fungsi
homeostatis yang paling penting, dan otot membantu proses ini dengan menggerakkan tubuh
dan menghasilkan panas ketika kondisi menjadi terlalu dingin. Otot biasanya menerima
perintah gerakan ini melalui otak. Seperti disebutkan sebelumnya, reseptor dalam serat saraf
sensorik yang terhubung ke otot-otot akan mengirimkan sinyal memberitahu otak perubahan
suhu besar yang terjadi pada lingkungan. Dalam kasus kondisi dingin yang ekstrim, otak
kemudian akan mengaktifkan sejumlah tanggapan tubuh, termasuk gerakan otot.
Komponen sistem otot dan sistem saraf juga ditemukan dalam saluran pencernaan
dan sistem jantung. Otot-otot ini melapisi organ pencernaan dan membantu memindahkan
makanan dan produk sampingan pencernaan melalui usus dan daerah pencernaan lainnya.
Saat makanan bergerak itu akan dipecah oleh zat disekitarnya. Karena otak mengontrol
pergerakan semua otot, sistem otot dan sistem saraf dengan demikian memainkan peran
penting dalam pencernaan. Mereka berkoordinasi dengan cara yang sama untuk sistem
jantung, karena otot jantung memberikan dasar penting untuk kontraksi jantung.

D. Mekanisme Kontraksi Otot

(Gambar di ambil dari Buku Campbell.2012'; hal. 1123)

1. Asetilkolin (Ach) dilepaskan oleh terminal sinapsis (akson terminal) berdifusi


melintasi celah sinaps dan berikatan dengan protein reseptor pada membran plasma
serat otot. Hal ini akan memicu potensial aksi yang akan merambat sepanjang
membran plasma.
2. Potensial aksi yang merambat tadi, akan menuruni tubulus (perhatikan tanda panah
merah)
3. ketika potensial aksi yang terdapat pada tubulus T melewati Retikulum
sarkoplasmik. Hal ini akan menyebabkan permeabilitas membran sarkoplasmik
berubah sehingga melepaskan ion Ca2+ ke bagian sitosol melalui mekanisme
transpor aktif dengan bantuan protein transpor yang terdapat pada membran RS.
4. Ion Ca2+ akan berikatan dengan kompleks troponin (bulat berwarna ungu)
menyebabkan perubahan konformasi tropomiosin (benang berwarna abu-abu)
sehingga sis pelekatan aktin akan mengarah/terorientasi ke miosin). Sehingga miosin
dapat melekat pada sisi pelekatan aktin.
5. Pelekatan miosin dengan sisi filamen aktin membentuk Cross-bridge (jembatan
silang/kaitan silang).
5.1. Pergerakan kepala miosin saat menggeser filamen aktin membutuhkan hidrolisis
ATP sehingga oto dapat berkontraksi.
6. Ca2+ didalam sitosol akan dipindahkan kembali ke dalam RS dengan mekanisme
transpot aktif. Hal akan menyebabkan berkurangnya akumulasi ion Ca2+ di sitosol
dan memungkinkan otot dalam fase relaksasi karena ion Ca2+ tidak berikatan
dengan troponin.

E. Tipe Serabut Otot

Serabut otot dibagi menjadi serat tipe I dan serat tipe II.

1. Tipe I (slow twitch oxidative)


Serat otot tipe I disebut serabut kedutan lambat. Tipe I memiliki serabut otot yang
berdiameter kecil dan berwarna merah. Hal ini disebabkan karena serabut otot
mengandung lebih banyak myoglobin, sejenis protein berwarna kemerahan yang
berfungsi mengikat oksigen pada serabut otot. Serabut-serabut otot ini juga
mengandung lebih banyak mitokondria dan suplai pembuluh darah. Oleh karena itu,
serat ini lebih efisien dalam menggunakan oksigen untuk menghasilkan ATP secara
terus menerus dalam waktu yang lama. Kelebihan dari serat otot ini adalah daya
tahan yang tinggi sehingga tidak mudah lelah apabila digunakan dalam waktu
panjang seperti marathon

2. Tipe II
Serat otot tipe II disebut juga dengan serabut kedutan cepat. Serat tipe ini juga dibagi
kembali mejadi IIa dan IIb.
● Serat tipe IIa dikenal sebagai serat kedutan cepat menengah atau serat
oksidatif cepat (fast twitch oxidative) dan merupakan kombinasi dari serat
otot tipe I dan tipe II. Serat otot ini juga berwarna merah sehingga
mengandung myoblobin dan kapiler darah yang cukup banyak. Serat otot ini
memiliki kemampuan menghasilkan ATP secara aerobik dan anaerobik
karena mengandung glycogen.
● Serat tipe IIb (fast twitch glycolytic) merupakan serat dengan diamater
terbesar dan memiliki kemampuan kontraksi paling kuat. Kandungan
myoblobin, kapiler darah, dan mitokondrianya yang lebih rendah
menyebabkan otot berwarna lebih putih. Otot ini berperan pada aktivitas
anaerobik seperti angkat beban. Meskipun kekuatannya besar, serat otot ini
lebih cepat mengalami kelalahan.

Proporsi serat otot Tipe I dan Tipe II pada tubuh manusia berbeda-beda. faktor
utama yang mempengaruhi komposisi tipe serabut otot ini adalah genetik. Namun
dapat direkayasa komposisi alaminya dengan melakukan suatu jenis olahraga.

F. Perbedaan Serabut Otot Tipe I dan II

Perbedaan kedua tipe ini mempengaruhi bagaimana otot berespon pada aktivitas fisik
dan sifat unit dalam kemampuannya untuk berkontraksi. Perbedaan itu diantaranya :

1. Jumlah kandungan mitokondria, suplai pembuluh darah, dan myoglobin.

Serabut otot tipe 1, mengandung banyak mitokondria, dan suplai pembuluh darah
yang dapat secara efisien dalam menggunakan oksigen untuk menghasilkan energi (proses
metabolisme aerobik). Hal ini membuat tubuh tidak mudah kelelahan apabila digunakan
beraktivitas dalam waktu yang lama. Mioglobin yang lebih banyak juga terkumpul di dalam
serabut tipe ini menyebabkan warna serabut ini menjadi lebih merah, karena mengandung
pigmen mioglobin (seperti hemoglobin) di dalamnya. Untuk itu serabut otot tipe 1 ini sering
disebut dengan otot merah.

Sedangkan pada tipe 2a kandungan mitokondria, suplai pembuluh darah, dan


myoglobinnya cukup banyak, sehingga serabut otot ini memiliki kemampuan menghasilkan
ATP secara aerobik dan juga anaerobik karena mengandung glycogen. Dan memiliki warna
serat yang kemerah-merahan. Pada serabut otor 2b kandungan mitokondria suplai pembuluh
darah dan myoglobinnya lebih sedikit, sehingga menyebabkan tubuh lebih cepat mengalami
kelelahan . Hal ini disebabkan tidak adanya oksigen yang mengakibatkan terjadi
pembentukan energi secara anaerobik. Myoglobin yang sedikit membuat serabut otot ini
berwarna putih, sehingga tipe ini biasa disebut otot putih.

2 .Pembentukan miosin ATPase

Miosin ATPase adalah enzim yang memecah ATP sehingga menghasilkan energi
untuk kontraksi otot. Pada serabut otot tipe 1 mempunyai bentukan miosin ATPase yang
lambat. Lamanya proses hidrolisis ATP oleh enzim ATPase pada miosin mengakibatkan
siklus kontraksi ototnya terjadi lambat. Kontraksi terjadi dalam 100-200 milidetik dan butuh
waktu yang lebih lama untuk mencapai kekuatan puncak.

Sedangkan pada serabut otot tipe 2 mempunyai bentukan miosin yang cepat.
Kecepatan hidrolisis ATP dari enzim ATPase pada miosin mencapai 3-5 kali lebih cepat
dari tipe 1, sehingga siklus kontraksi ototnya terjadi lebih cepat.

3. Ukuran diameter serabutnya

Diameter serabut otot tipe 1 lebih kecil , sedangkan tipe 2 lebih besar untuk kekuatan
kontraksi yang besar.

4. Ukuran motor unit

Motor unit adalah unit fungsional dari sistem neuromuskuler. Motor unit merupakan
sebuah a- motor neuron dengan serabut serabut otot yang dilayaninnya. a-motor neuron
yang akan menentukan serabut otot tipe 1 atau tipe 2.

Pada tipe 1, sel body a-motor neuronnya lebih kecil dan hanya melayani sekelompok
serabut otot yang kurang dari 300 buah, sedangkan serabut otot tipe 2, sel bodynya lebih
besar dan melayani 300 atau lebih serabut otot.

Dari perbedaan ukuran tersebut mengakibatkan ketika a-motor neuron menstimulasi


serabut otot tipe 1, hanya sedikit serabut otot yang akan berkontraksi dibandingkan serabut
otot tipe 2. Maka dari itu, serabut otot tipe 2 lebih cepat mencapai puncak kecepatan dan
kekuatan ( Scott,Stevens, Binder-Macleod,2001).
Karateristik Serabut Otot Tipe I Serabut Otot Tipe IIa Serabut Otot Tipe IIb

Warna Serat Otot Merah Merah Putih

Kandungan Banyak Cukup banyak Sedikit


mitokondria

Kandungan Banyak Cukup banyak Sedikit


kapiler darah

Kandungan Banyak Cukup banyak Sedikit


myoglobin

Daya tahan Tinggi Sedang Rendah


terhadap
kelelahan

Aktivitas myosin Rendah Tinggi Tinggi


ATPase

Kontraksi otot Lambat Cepat Cepat

Diameter Serabut Kecil Sedang Besar

Ukuran motor Kecil Sedang Besar


unit

Jenis olahraga Aerobik Aerobik-Anaerobik Anaerobik


Daftar Pustaka

ApaContoh. 2023. Bagaimana hubungan sistem otot dan saraf. Tersedia di:
https://apacontoh.com/sains/bagaimana-hubungan-sistem-otot-dan-saraf.html. Diakses pada:
Februari 2023
Campbell, dkk. 2012. Biology 10th Edition. New York: Pearson Publishing
Diniari, Embun Bening. 2020. Mengenal Mekanisme Kerja Otot.
https://www.ruangguru.com/blog/biologi-kelas-11-mengenal-mekanisme-kerja-
otot#:~:text=Miosin%20adalah%20protein%20pembentuk%20filamen,aktin%20ketika%20
kontraksi%20otot%20terjadi. Diakses pada Februari 2023
Dolores, Juanita.2008.Otot Lambat, Otot Cepat dan Perbedaannya.Tersedia
dihttps://www.academia.edu/36119269/OTOT_LAMBAT_OTOT_CEPAT_DAN_PERBE
DAANNYA_Abstrak#:~:text=Serabut%20otot%20tipe%20I%20mempunyai,mempunyai%
20kemampuan%20anaerobik%20yang%20baik. Diakses pada 10 Februari 2023.
Dr. I G N Mayun, PHK. 2017. PERAN INTERMEDIATE FILAMENT DALAM DIAGNOSIS
KANKER. Tersedia di:
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/15025/1/a34b5c1735162ee5f37f8e5a2b477318.pdf. Diakses
pada: Februari 2023
Ermita I, I. I. (2018). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Indonesia: Elsevier (Singapore) Pte.
Ltd.
Howell, Judy. 2021. Perbedaan Antara Serat Otot Tipe 1 dan Tipe 2. Tersedia di:
https://id.strephonsays.com/type-1-and-type-2-muscle-fibers-1686. Diakses pada: Februari
2023
Irnaningtyas, Istiadi Y. (2016). Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 yang
Disempurnakan Edisi Revisi. Erlangga: Jakarta.Diakses pada Februari 2023
Kresnoadi. 2022. Otot: Pengertian, Fungsi, Jenis & Cara Kerjanya. Tersedia di:
https://www.ruangguru.com/blog/otot. Diakses pada Februari 2023
Mustadi, I. (2017). Klasifikasi Sinyal EMG Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan dan Discrete
Wavelet Transform. Klasifikasi Sinyal EMG Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan, 223.
Ongko, Jansen. Perbedaan Serat Otot Putih dan Merah. Tersedia di:
https://apki.or.id/perbedaan-serat-otot-putih-dan-merah/. Diakses pada: Februari 2023
Universitas Medan Area. 2022. Ketahui Struktur dan Fungsi Jaringan Otot Manusia. Tersedia di:
https://pji.uma.ac.id/index.php/2022/09/14/ketahui-struktur-dan-fungsi-jaringan-otot-
manusia/.Diakses pada Februari 2023
Adzhar, arsyad. (2015). Mekanisme Kontraksi Otot Secara Fisiologis. Tersedia di :
http://adzhar-arsyad.blogspot.com/2015/03/mekanisme-kontraksi-otot-secara.html. Diakses
pada Februari 2023
Wangko, S. (2014). Jaringan Otot Rangka. Jurnal Biomedik, 27-32.

Anda mungkin juga menyukai