Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH BOLA VOLY

PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN


KESEHATAN.

Disusun Oleh:
Erlita Vhelisya Ghinaya
XI TB 1

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena


dengan rahmat dan karunia Nya, masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa Kami ucapkan terima kasih
kepada Guru dan teman-teman yang telah memberikan dukungan serta
memberiakan petunjuk dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih


banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun. Dan semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Amin…

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A.LATAR BELAKANG......................................................................... 1
B.TUJUAN.............................................................................................. 1
C.MANFAAT.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A.SEJARAH BOLA VOLY.................................................................... 3
B.SARANA DAN PRASARANA PERMAINAN BOLA VOLI…… 6
C.TEKNIK DASAR BOLA VOLY........................................................ 7
D.PERATURAN-PERATURAN............................................................ 14
E.PENILAIAN......................................................................................... 16
F.WASIT DALAM BOLA VOLY.......................................................... 17

BAB III PENUTUP...................................................................................... 21


A.KESIMPULAN.................................................................................... 21
B.SARAN................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan
yang hanya di kaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa
akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life
skill. Dengan di terbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang
komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan dasar bola voli merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-
nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritualsosial), serta pembiasaan pola hidup sehat
yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis
yang seimbang.
Melihat dari perkembangan Bola voli di dunia yang kian merebak selayak dan
seyogya nya pula kita sebagai generasi bangsa harus mengetahui beberapa olah raga yang
sekarang menjadi salah satu tumpuan Indonesia yaitu diantara sekian banyak olahraga yang
diminati di Indonesia dan Bola voli bahkan sudah mendemam ke seluruh plosok dan tidak
ketinggalan di pedesaan. Untuk itu kita harus menanamkan pada peserta didik kita mengenai
Pentingnya ilmu Bola voli serta sejarah singkat Bola Voli.
B. TUJUAN
Mata Kuliah Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan


pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas
jasmani dan olahraga yang terpilih.yaitu salah satunya Olahraga Bola voli
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.di bidang
bola voli.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar dalam Bermain Bola voli

1
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, Terutama di bidang
Bola voli.              
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya
diri dan demokratis dalam Beramain Bola voli.
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
C. MANFAAT
Makalah ini sangat bermanfaat bagi para pembaca sekalian dan dapat dipergunakan
sebagai bahan acuan dalam memberi pengajaran kepada para peserta didik sekaligus dapat
membangun Indonesia yang tangguh dibidang ke Olahragaan terutama dibidang olahraga
Bola Voli.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH BOLA VOLI


1. Sejarah Perkembangan Bola Voli di Daerah Asalnya
William G. Morgan (New York, 1870–1942) adalah tokoh asal Amerika Serikat
yang dikenal sebagai pencipta olahraga bola voli.
Morgan muda kuliah di Springfield College yang dikelola YMCA (Young Men’s
Christian Association). Di sana ia bertemu dengan James Naismith yang pada tahun 1891
menciptakan olahraga bola basket. Setelah lulus, pada tahun 1895 ia mulai bekerja sebagai
Direktur Pendidikan Jasmani di YMCA di Massachusetts. Di sana ia menciptakan permainan
bernama Mintoinette yang dirancang tidak seberat basket agar cocok dimainkan orang-orang
yang lebih tua. 9 Februari 1895 menjadi hari kelahiran permainan ini.Dirancang berdasarkan
olahraga lain asal Jerman bernama faustball, permainan yang ini kemudian berganti nama
menjadi volleyball (bola voli).
Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket yang
lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November 1939),
Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette. Sama halnya dengan
James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya sebagai seorang
instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield
College of YMCA, menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya
olahraga permainan basketball oleh James Naismith.
Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang
diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan. Tepatnya, permainan
Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan
menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan
(handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah
tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola
basket.
Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada tahun
1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School.
Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional

3
Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of
Physical Education of the International Committe of YMCA) mengundang dan meminta
Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus
yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut
juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut,
Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang.
Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah
permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa.
Dan menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak
pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut.
Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak
melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).
Demonstrasi pertandingan yang dibawakan oleh kedua tim, serta penjelasan yang
telah disampaikan oleh Morgan-pun telah membawa sebuah perubahan pada
Mintonette.Perubahan pertama yang terjadi pada permainan tersebut terjadi pada namanya.
Atas saran dari Profesor Alfred T. Halstead yang juga menyaksikan dan memperhatikan
demonstrasi serta penjelasan Morgan, nama Mintonette-pun berubah menjadi Volleyball
(bola voli). Pemilihan nama Volleyball sebagai pengganti Mintonette-pun tidak dilakukan
dengan tanpa pertimbangan. Nama Volleyball dipilih berdasarkan gerakan-gerakan utama
yang terdapat pada permainan tersebut, yaitu gerakan memukul bola sebelum bola tersebut
jatuh ke tanah (volley).
Pada awalnya, nama Volleyball-pun dieja secara terpisah (dua kata), yaitu “Volley
Ball”. Kemudian pada tahun 1952, Komite Administratif USVBA (United States Volleyball
Association) memilih untuk mengeja nama tersebut dalam satu kata, yaitu “Volleyball”.
USVBA adalah persatuan olahraga bola voli yang terdapat di Amerika Serikat. Asosiasi ini
pertama kali didirikan pada tahun 1928, dan pada saat ini USVBA lebih dikenal dengan nama
USAV (USA Voleyball). Setelah demonstrasi tersebut, komite YMCA berjanji untuk
mempelajari peraturan-peraturan permainan yang telah ditulis dan diserahkan ke Morgan.
Beberapa peraturan yang pertama kali ditulis oleh Morgan adalah penggunaan net setinggi 6
feet 6 inch (ukuran ini disesuaikan dengan tinggi rata-rata orang Amerika yang pada abad ke-
19 tersebut ternyata lebih pendek), lapangan berukuran 7.6 x 15.2 m2, dan dimainkan oleh
beberapa orang pemain. Dalam peraturan lama tersebut, permainan terbagi atas sembilan
babak. Pada setiap babak, masing-masing tim memperoleh kesempatan untuk melakukan
servis (memukul bola di awal permainan/pukulan bola pertama). Selain itu, dalam peraturan
4
yang pertama kali dibuat tersebut tidak terdapat batasan kontak antara pemain dengan bola,
sebelum bola tersebut dapat dipukul dan berpindah ke wilayah lawan. Jika pemain melakukan
kesalahan ketika melakukan servis, maka ia masih diijinkan untuk melakukan servis yang
kedua. Sedangkan pemukulan bola ke arah net akan dianggap sebagai sebuah pelanggaran
dan berakibat kehilangan skor, kecuali pada saat melakukan servis yang pertama. Karena
setelah servis pertama, masih terdapat kesempatan untuk melakukan servis yang kedua.
Akhirnya, merekapun memodifikasi dan menerbitkan peraturan tersebut pada bulan Juli 1896
2. Sejarah Perkembangan Bola Voli di Indonesia
Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1982 pada zaman penjajahan
Belanda.Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan dari Negeri Belanda untuk
mengembangkan olahraga umumnya dan bola voli khususnya.Di samping guru-guru
pendidikan jasmani, tentara Belanda banyak andilnya dalam pengembangan permainan bola
voli di Indonesia, terutama dengan bermain di asrama-asrama, dilapangan terbuka dan
mengadakan pertandingan antar kompeni-kompeni Belandasendiri.
Permainan bola voli di Indonesia sangat pesat di seluruh lapisan mayarakat, sehingga
timbul klub-klub di kota besar di seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah maka pada tanggal
22 januari 1955 PBVSI (persatuan bola voli seluruh indonesia) didirikan di Jakarta
bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama.
PBVSI sejak itu aktif mengembangkan kegiatan-kegiatan baik ke dalm maupun ke
luar negeri sampai sekarang. Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol saat
menjelang Asian Games IV 1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik untuk pria maupun
untukwanitanya. Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II 1951 di Jakarta dan
POM I di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun 1962 perkembangan bnola voli seperti jamur
tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub bola voli di seluruh pelosok tanah air.Hal ini
terbukti pula dengan data-data peserta pertandingan dalam kejuaran nasional. PON dan pesta-
pesta olahraga lain, di mana angka menunjukkan peningkatan jumlahnya. Boleh dikatakan
sampai saat ini permainan bola voli di Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak bola
dan bulu tangkis.Untuk pertama kalinya dalam sejarah perbolavolian Indonesia, PBVSI telah
dapat mengirimkan tim bola voli yunior Indonesia ke kejuaraan Dunia di Athena Yunani
yang berlangsung dari tanggal 3-12 september 1989. tim bola voli yunior putra Indonesia ini
dilatih oleh Yano Hadian dengan dibantu oleh trainer Kanwar, serta pelatih dari Jepang
Hideto Nishioka, sedangkan pelatih fisik diserahkan kepada Engkos Kosasih dari bidang
kepelatihan PKON (pusat kesehatan olahraga nasional) KANTOR MENPORA. Dalam
kejuaraan dunia bola voli putra tersebut, sebagai juaranya adalah :  
5
1. UniSovyet
2. Jepang
3. Brazil
4. Bulagaria
5. Kuba
6. Yunani
7. Polandia

Sedangkan Indonesia sendiri baru dapat menduduki urutan ke 15.Dalam periode di


bawah pimpinan ketua Umum PBVSI Jendral (Pol) Drs. MochamadSanusi, perbolavolian
makinmeningkat baik dari jumlahnya perkumpulan yang ada maupun dari lancarnya system
kompetisi yang berlangsung,; sampai dengan kegiatan yang dilakukan baik di dalam maupun
di luar.
B. SARANA DAN PRASARAN PERMAINAN BOLA VOLI

1. Gambar lapangan bola voli


a. Ukuran lapangan bola voli
 Panjang Lapangan : 18 m
 Lebar Lapangan : 9 m
 Lebar Garis : 5 cm
b. Net/ Jaring
 Panjang Net : 9,5 m
 Lebar Net : 1 m
 Mata Jaring : 10 cm
 Tinggi tiang Putera : 2,43 m
 Tinggi tiang Puteri : 2,24 m
 Antene rood line : 10 cm
 Tinggi/panjang antene : 1,80 m
 Garis tengah diameter : 1 cm
c. Bola
 Keliling : 65-67 cm
 Berat bola : 250-280 gram
 Tekanan udara : 0,48-0,52 kg/cm

6
 Jalur bola : 12-18 jalur
C. TEKNIK DASAR BOLA VOLI
1. Macam- macam dan Pelaksanaan Teknik Passing
a. Passing Bawah
Cara pelaksanaannya :
 Pemain melakukan sikap siap.
 Kedua tangan rapat dan dijulurkan lurus kedepan, kedua lengan membuat
sudut 45º dengan badan.
 Sikap tubuh semakin merendah dengan menurunkan sudut lutut  dari 135º
menjadi 45º.
 Tungkai mulai dijulurkan keatas agak kedepan, bola mengenai lengan bawah
yang terjulur lurus. Tungkai dijulurkan sampai berjingkat dan tangan tidak
boleh melewati bahu.
 Kembali kepada sikap siap.
Macam-macam passing bawah :
1) Pass Bawah dua Tangan
2) Pass Bawah Satu Tangan
3) Pass Bawah Bergulir Kesamping
4) Pass Bawah Setengah Bergulir Kebelakang
5) Pass Bawah Meluncur Kedepan
b. Passing Atas
Cara pelaksanaannya :
Pada dasarnya pass atas adalah bola tangkap diatas, sentuhkan kekening
dan lontarkan kembali keatas, tetapi karena proses gerakan tersebut dilakukan
dengan sangat cepat, maka bola terlihat seperti dipantulkan.
 Pemain melakukan sikap siap.
 Badan dijulurkan keatas dengan meluruskan tungkai, bersamaan dengan
menjulurkan kedua tangan keatas, sikap jari seperti hendak merangkum bola.
 Tungkai ditekuk kembali sampai lutut membuat sudut 135º, posisi lengan
ditekuk didepan muka diatas kening dan bola disentuh oleh ujung jari² tangan.
 Tungkai dijulurkan kembali sampai berjingkat dan  bola dilambungkan
kedepan atas dengan jari dan bantuan lengan yang digerakkan sampai lurus
keatas.

7
 Kembali kepada sikap siap.
Macam-macam passing atas :
1) Pass Atas Normal
2) Pass Atas Setengah Bergulir Kebelakang
3) Pass Atas Bergulir Kesamping
4) Pass Atas Meloncat
2. Macam- macam dan Pelaksanaan Teknik Servis
a. Underhand Service
Pemain berdiri menghadap net, kaki kiri didepan kaki kanan, lengan kiri
dijulurkan kedepan dan memegang bola (ini untuk pemain tangan kanan, bagi pemain
tangan kiri sebaliknya). Bola dilempar rendah keatas , berat badan bertumpu pada
kaki sebelah belakang, lengan yang bebas digerakkan kebelakang dan diayunkan
kedepan dan memukul bola. Sementara berat badan dipindahkan kekaki sebelah
depan.
Bola dipukul dengan telapak tangan terbuka, pergelangan tangan kaku dan
kuat. Gerakan terakhir adalah memindahkan kaki yang dibelakang kedepan.
Macam-macam Underhand Service
1) Back Spin Underhand Serve : Bola berputar kebelakang.
2) Top Spin (Cutting) Underhand Serve: Bola berputar keatas.
3) Inside Spin Underhand Serve : Bola berputar kedalam.
4) Outside Spin Underhand Serve : Bola berputar keluar
b. Overhead Service
Pemain berdiri dengan kaki kiri berada lebih kedepan dan kedua lutut agak
ditekuk Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola, tangan kiri menyangga
bola sedangkan yang kanan memegang bagian atas bola.
Bola dilambungkan dengan tangan kiri keatas sampai ketinggian ± 1m diatas
kepala didepan bahu, dan telapak tangan kanan segera ditarik kebelakang atas kepala
dengan telapak menghadap kedepan, berat badan dipindahkan kekaki sebelah
belakang.
Setelah tangan berada dibelakang atas kepala dan bola berada sejangkauan
tangan pemukul, maka bola segera dipukul dengan telapak tangan, lengan harus tetap
lurus dan seluruh tubuh ikut bergerak.

8
Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan pergelangan tangan, berat badan
dipindahkan kekaki sebelah depan. Gerakan lengan terus dilanjutkan sampai melewati
paha yang lainnya.
Macam-macam Overhead Service
1) Top Spin Overhead Serve : Bola berputar keatas.
2) Inside Spin Overhead Serve : Bola berputar kedalam.
3) Outside Spin Overhead Serve : Bola berputar keluar.
4) Drive Overhead Serve : Bola berputar keatas.
c. Floating Service
1) Frontal Floating Service : Bola mengapung kekiri & kekanan.
Bola dipegang setinggi kepala, lengan hampir lurus. Lengan yang
memukul ada dalam posisi lurus atau tertekuk sedikit, ditarik kebelakang sebelum
melempar bola.
Bola dilempar rendah, bagian atas tubuh tidak bergerak, pergelangan
tangan harus tetap kaku. Bagian tengah bola dipukul dengan bagian bawah telapak
tangan atau dengan tangan digenggam. Bola dipukul disebelah depan tubuh
pemain dan tidak ada gerakan lanjutan.
2) Side Floating Service : Bola mengapung kearah vertical.
Pemain berdiri dengan kedua kaki menghadap sisi lapangan. Bola
dipegang dengan lengan menjulur kira² setinggi kepala. Lengan pemukul diayun
kebelakang agak kesisi. Berat badan ditempatkan dikaki belakang, dengan kedua
lutut ditekuk sedikit.
Lengan diangkat dengan gerakan melingkar, bola dilempar rendah.
Lengan  dijulurkan dan bagian tengah badan bola dipukul dengan tangan
tergenggam, sewaktu bola itu melambung tinggi didepan tubuh pemain. Bagian
tubuh berputar sedemikian rupa sampai menghadap net, berat badan dipindahkan
kekaki sebelah depan.
Kontak dengan bola singkat sekali, lengan dan tangan yang digunakan
memukul berhenti sebentar sesudah mengadakan kontak dengan bola, kemudian
gerakan diteruskan sedemikian rupa sehingga lengan terayun kebawah melewati
kaki yang satunya.
d. Jump Service

9
Jump Serve merupakan salah satu senjata ampuh untuk mengacaukan
serangan kombinasi lawan, sebuah team memerlukan minimal 2 s/d 3 orang jump
server yang dapat mengacaukan irama permainan lawan.
Keuntungan menggunakan jump serve adalah :
 Dapat menjatuhkan mental lawan
 Mempersulit lawan untuk membangun serangan
 Memudahkan blocker untuk melakukan bendungan
 Memudahkan kerja defender
Teknik Jump Serve :
 Awalan ±4 langkah, hal ini untuk mendapatkan power yang cukup.
 Lompat pada langkah ke 4 diluar garis belakang dan jatuh didalam lapangan.
 Lemparan tidak dari belakang tetapi dari samping badan agar dapat terlihat
dan mudah mengontrol putaran bola kedepan.
 Ayunan tangan sama seperti melakukan Spike Bola Tinggi (Open Spike).
 Step ketiga baru bola dilempar keatas, setelah melakukan step sekali lagi,
server meloncat dan memukul bola.
 Gerakan harus harmonis dan berkesinambungan dan konsisten seperti gerakan
spike, tidak terpatah-patah.
3. Macam- macam dan Pelaksanaan Teknik Smash
Proses melakukan smash dapat dibagi menjadi : Awalan, Tolakan, Meloncat,
Memukul Bola dan Mendarat.
 Awalan
Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan individu
(tergantung smasher normal atau smasher kidal). Langkahkan kaki satu langkah
kedepan (pemain yang baik, dapat mengambil ancang² sebanyak 2 sampai 4 langkah),
kedua lengan mulai bergerak kebelakang, berat badan berangsur² merendah untuk
membantu tolakan.
 Tolakan
Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir sejajar dan
salah satu kaki agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak kedepan dan sebagai
persiapan meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua lengan kebelakang atas sebatas
kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut ±110º, badan siap untuk
meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang didepan.

10
 Meloncat
Mulailah meloncat dengan tumit & jari kaki menghentak lantai dan
mengayunkan kedua lengan kedepan atas saat kedua kaki mendorong naik keatas.
Telapak kaki, pergelangan tangan, pinggul dan batang tubuh digerakkan serasi
merupakan rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan eksplosif dan loncatan vertikal.
 Memukul Bola
Jarak bola didepan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan lengan
kebelakang kepala dan dengan cepat lecutkan kedepan sejangkauan lengan terpanjang
dan tertinggi terhadap bola. Pukul bola secepat dan setinggi mungkin, perkenaan bola
dengan telapak tangan tepat diatas tengah bola bagian atas. Pergelangan tangan aktif
menghentak kedepan dengan telapak tangan & jari menutup bola. Setelah perkenaan
bola lengan pemukul membuat gerakan lanjutan kearah garis tengah badan dengan
diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan lengan, telapak tangan, badan,
tangan yang tidak memukul dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk menjaga
keseimbangan saat berada diudara. Pukulan yang benar akan menghasilkan bola keras
& cepat turun kelantai.
 Mendarat
Mendarat dengan kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk
meredam perkenaan kaki dengan lantai, mendarat dengan jari² kaki (telapak kaki
bagian depan) dan sikap badan condong kedepan. Usahakan tempat mendarat kedua
kaki hampir sama dengan tempat saat meloncat.
Macam-macam Smash.
a. Open
Pemukul melakukan gerak awalan setelah bola lepas dari tangan pengumpan,
bola dipukul dipuncak loncatan dan jangkauan lengan yang tertinggi.
b. Semi
Setelah bola lepas dipasing kearah pengumpan, pemukul harus mulai bergerak
perlahan kedepan dengan langkah tetap menuju kearah pengumpan. Begitu
pengumpan menyajikan bola dengan ketinggian 1m  ditepi atas net maka secepatnya
pemukul meloncat keatas dan memukul bola. Disini kecepatan gerak harus lebih cepat
dari pada smash dengan bola Open
c. Quick

11
Begitu melihat bola pasing ke pengumpan, maka pemukul melakukan awalan
secepat mungkin, dengan langkah yang panjang. Timing meloncat sebelum bola
diumpan dengan jarak satu jangkauan lengan pemukul dengan bola yang akan
diumpan. Pemukul melayang dengan tangan siap memukul, pengumpan menyajikan
bola tepat didepan tangan pemukul. Lakukan pukulan dengan secepat²nya, gerakan
pergelangan tangan yang cepat sangat baik hasilnya. Loncatan smasher vertikal,
jagalah keseimbangan badan pada saat melayang.
d. Straight
Smasher sebelum melakukan gerakan awalan, terlebih dahulu bergerak kearah
luar lapangan mendekati tiang net, smasher melakukan awalan bergerak arah paralel 
dengan jaring. Begitu bola sampai dibatas tepi jaring dengan ketinggian optimal bola,
segeralah melompat dan langsung memukul secepatnya. Proses menjalankan teknik
ini lebih cepat dibandingkan smash dengan bola semi.
e. Drive
Smash ini biasanya digunakan oleh pemain untuk bola jauh dari net, saat
meloncat smasher agak dekat dibawah bola, berbeda dengan saat meloncat pada
smash normal. Bola yang akan di smash terletak diatas kanan bahu lengan pemukul.
Gerak lecutan tangan dari depan atas badan diputarkan kearah yang berlawanan
dengan arah jarum jam, telapak tangan membentuk cekungan seperti sendok.
Cambukan keras, perkenaan bola dibagian belakang kearah bagian muka dengan
telapak tangan, aktifkan gerakan pergelangan tangan . Gerakan cambukan harus
dibantu oleh otot² perut, samping dan bahu. Akibat cambukan kurve jalan bola akan
panjang dan putaran bola menjauhi net, bola bergerak dengan cepat dan tajam.
f. Dummy
Pemain melakukan gerakan sama dengan pada waktu hendak melakukan
smash, tetapi pada waktu kontak dengan bola, bola tidak dipukul melainkan disentuh
saja dengan jari tangan. Lengan pemukul tetap bergerak dan dengan gerakan jari
pemukul mengarahkan bola ketempat yang tidak terjaga ditempat lawan. Bola dapat
dilambungkan pendek atau panjang tergantung pada situasi.
g. Bola 3 meter
Smash ini adalah serangan yang dilakukan dari belakang garis serang,
pemukul yang berfungsi sebagai pemain belakang pada saat tolakan tidak boleh
menginjak atau melewati garis serang, tetapi pada saat mendarat boleh saja jatuh
didalam garis serang.
12
h. Kijang
Biasanya umpan bola back, pemukul melakukan langkah panjang dan naik
dengan tolakan loncatan menggunakan satu kaki, pemukul tangan kanan menolak
dengan kaki kiri.
i. Double Step
Smash dengan menggunakan gerak tipu, disini pemukul melakukan dua kali
gerakan untuk melakukan tolakan meloncat. Tolakan pertama hanya berupa tipuan
untuk mengecoh block, baru pada tolakan kedua pemukul meloncat dan melakukan
serangan.
j. Step L
Smash ini hampir sama dengan smash normal, tetapi gerakan awalan berbeda.
Pemukul melangkah kedepan, kemudian melakukan langkah kesamping sebelum
tolakan, baru kemudian melompat naik untuk melakukan serangan.
4. Jenis - Jenis Block Untuk Pertahanan
a. Block Bola Open
Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike,  posisi tangan
berada didepan dada. Blocker melompat setelah spiker lawan melakukan lompatan,
sebelum melompat posisi badan direndahkan dengan menekuk lutut sehingga
membentuk sudut ± 100º, kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan
arah lompatan vertical.
b. Block Bola Semi
Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike,  posisi kedua
tangan dinaikkan berada diatas depan kepala. Blocker tetap melompat setelah spiker
lawan melakukan lompatan, sebelum melompat posisi badan direndahkan dengan
menekuk lutut sehingga membentuk sudut ± 110º, kemudian blocker melompat
setinggi mungkin dengan arah lompatan vertical.
c. Block Bola Quick
Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike,  posisi kedua
tangan diluruskan. Blocker melompat bersamaan dengan spiker lawan, sebelum
melompat posisi badan direndahkan dengan menekuk lutut tidak terlalu dalam
(sudut lutut ± 135º), kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan arah
lompatan vertical.
Yang perlu mendapat perhatian dari seorang b
locker adalah :
13
 Perhatikan gaya pasing receiver lawan, kemana bola itu diarahkan
 Perhatikan terus jalannya bola dan perhatikan pula gaya pengumpan lawan
terutama mata dan gerakaannya, jangan bergerak sebelum bola lepas dari tangan
pengumpan..
 Lihat body language spiker lawan, kearah mana spiker itu bergerak.
 Posisi tangan atau jari waktu bergerak tidak boleh berada dibawah pinggang, agar
gerak tangan cepat mencapai titik block.
 Side step (Block 2 step)  dilakukan untuk block jarak dekat, sedangkan Cross step
(Block 3 step) digunakan untuk block jarak yang cukup jauh.
 Blocker harus dilatih dengan melompat beberapa kali disatu tempat,
agar mempunyai reaksi yang baik, bergerak secara cepat dan pandai membaca
gerak.
D. PERATURAN-PERATURAN
1. Lapangan
Olahraga permainan bola voli dimainkan pada sebuah lapangan yang berbentuk
persegi panjang. Seiring dengan terus berkembangnya permainan bola voli, maka standar-
standar ukuran internasional dan sarana pendukung pada lapangan bola voli-pun telah
ditetapkan. Standar ukuran panjang lapangan bola voli adalah 18 meter, sedangkan ukuran
lebarnya adalah 9 meter. Panjangan lapangan tersebut kemudian dibagi dua dan dipisahkan
dengan sebuah net yang dipasang pada dua buah tiang. Net tersebut dipasang pada ketinggian
2.43 meter atau 2.24 meter. Pada setiap ujung atas tiang biasanya akan dipasang sebuah
antena.
Antena ini akan menjadi pembatas gerakan bola yang menyamping atau melebar. Net
yang memiliki lebar satu meter tersebut dipasang melebar di tengah lapangan. Ukuran 2.43
meter biasa digunakan dalam pertandingan bola voli putra, sedangkan pada kelas putri
biasanya menggunakan net dengan ketinggian 2.24 meter. Meskipun demikian, pada
kompetisi-kompetisi kelas yunior maupun veteran biasanya tinggi net bervariasi. Untuk
kompetisi kelas tersebut, tinggi net biasanya dapat disesuaikan kembali.
Dalam lapangan bola voli dikenal istilah garis “3 meter” dari net. Garis tersebut
berfungsi sebagai batas wilayah penyerangan (attack line). Garis 3 meter tersebut kemudian
membagi lapangan menjadi dua bagian, yaitu barisan belakang (back row), dan barisan depan
(front row). Kemudian, pada masing-masing bagian itu (back row dan front row) masih
dibagi lagi menjadi 6 area atau 6 titik. Pada keenam area atau titik itulah yang merupakan

14
posisi para pemain bola voli. Area “1” merupakan posisi pemain yang akan melakukan servis
berikutnya. Setiap pergantian giliran untuk melakukan servis, para pemain harus berputar
searah dengan putaran jarum jam untuk mendapatkan giliran melakukan servis. Dengan
melakukan putaran searah dengan putaran jarum jam, maka pemain pada posisi pertama akan
digantikan oleh pemain yang sebelumnya menempati posisi kedua. Sedangkan pemain yang
awalnya menempati posisi 1 akan bergeser ke posisi 6, begitu seterusnya.
Dalam aturan lapangan bola voli terdapat istilah zona bebas (free zone). Zona bebas
ini merupakan area yang mengelilingi area tim. Para pemain dapat memasuki dan bermain di
dalam zona bebas yang memiliki lebar minimal 3 meter tersebut dengan bebas, setelah salah
seorang pemain melakukan servis. Batas-batas area tim ditunjukkan dengan menggunakan
garis-garis yang tergambar dilapangan. Sedangkan area penyerangan berada di dalam area
tersebut. Garis-garis area tim tersebut juga menentukan apakah bola yang jatuh akan
dinyatakan “masuk” atau “keluar”. Apabila bola yang jatuh masih menyentuh garis area tim,
maka bola tersebut dinyatakan “masuk”, dan tim lawan akan memperoleh nilai. Namun, jika
bola jatuh di luar garis area tim tanpa menyentuh garis area tim, maka bola dinyatakan
“keluar”
2. Bentuk-Bentuk Pelanggaran
Pukulan ketiga pada bola harus dapat mengarah dan melewati net ke area lawan. Jika
setelah dipukul sebanyak tiga kali namun bola masih belum berpindah ke area lawan, maka
hal ini di anggap sebagai sebuah pelanggaran. Setiap pemain hanya diizinkan menyentuh bola
sebanyak satu kali, sebelum dioper ke pemain lain. Jika seorang pemain menyentuh bola
lebih dari sekali sebelum bola tersebut dioper ke pemain lain (secara sengaja maupun tidak),
maka hal ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran. Menyentuh bola ketika melakukan block
tidak dihitung sebagai pukulan, maka pemain yang menyentuh bola ketika melakukan block
tersebut masih diizinkan secara langsung untuk menyentuh atau memukul bola yang terlontar
dari block-nya.
Pelanggaran yang lain adalah penggunaan waktu lebih dari 8 detik ketika melakukan
servis. Jika pemain memegang, mengangkat, atau membawa bola (menyentuh bola dalam
waktu yang lama, bukan memukulnya), maka hal ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran.
Spike yang dilakukan oleh pemain pada baris belakang, sementara bola berada tepat di atas
net akan dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Hal ini dapat dilakukan jika pemain
tersebut melompat dari belakang garis penyerangan (garis 3 meter), dalam hal ini pemain
diperbolehkan untuk mendarat di depan garis penyerangan. Memukul bola yang masih
terdapat di area lawan dinyatakan sebagai sebuah kesalahan. Menyentuh net dengan salah
15
satu bagian tubuh ( kecuali rambut), ketika permainan sedang berlangsung akan dinyatakan
sebagai pelanggaran. Pelanggaran yang lain adalah ketika bola mendarat (jatuh) di luar area
tim yang sama, yaitu tim yang terakhir menyentuh bola tersebut.
Jika dalam sebuah tim tidak ada yang menerima, menahan, atau mengendalikan bola
yang dioper dari pihak lawan, maka hal tersebut dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran.
Kejadian semacam ini, biasanya terjadi akibat adanya sebuah kesalahpahaman antar pemain
yang sama-sama berada di dekat lokasi jatuhnya bola.
Pelanggaran yang terkadang juga dilakukan oleh seorang pemain voli adalah
melakukan block atau spike pada bola yang belum melewati net secara sempurna, ketika tim
lawan melakukan servis.
Tindakan lain yang dianggap sebagai sebuah kesalahan adalah ketika pemain pada
baris belakang bergabung melakukan block dengan pemain pada baris depan.
Jika pemain depan dari tim server melompat, melakukan gerakan block, atau saling
berdiri berdekatan ketika salah seorang pemain dari timnya melakukan servis dengan tujuan
untuk menghalangi pandangan tim lawan, maka hal ini juga dinyatakan sebagai sebuah
pelanggaran. Tim tersebut akan mendapat peringatan dari pihak wasit.
Pelanggaran yang lain adalah posisi kaki pemain yang berada di dalam garis
lapangan, atau menginjak garis belakang lapangan ketika melakukan servis (sebelum bola
melewati net).
Seorang libero hanya dapat bermain di baris belakang. Jika ia melakukan block atau
spike pada bola yang berada tepat di atas net, maka hal tersebut akan dinyatakan sebagai
sebuah pelanggaran.
Kesalahan posisi pemain ketika melakukan servis akan dinyatakan sebagai sebuah
pelanggaran. Namun, setelah servis dilakukan maka pemain dapat mengatur posisi mereka
berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan.
Adanya perkelahian secara fisik di antara pemain satu tim maupun dengan pemain
dari tim lawan akan dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran
E. PENILAIAN
Salah satu tim akan memperoleh nilai secara otomatis jika bola jatuh di dalam garis
area lawan atau ketika tim lawan melakukan sebuah kesalahan. Dalam peraturan ini tidak
meperhitungkan tim manakah yang sebelumnya melakukan servis. Setelah itu, bola akan
berpindah ke tangan lawan, dan tim lawanlah yang selanjutnya akan melakukan servis
berikutnya.

16
Jika servis sebelumnya dilakukan oleh tim yang memperoleh nilai, maka servis yang
selanjutnya masih akan dilakukan oleh pemain yang sama, yang sebelumnya melakukan
servis. Posisi pemain harus berputar searah dengan putaran jarum jam jika servis yang
sebelumnya tidak dilakukan oleh tim yang memperoleh poin. Dengan demikian, servis akan
dilakukan oleh pemain yang sebelumnya menempati area 1.
Pertandingan pada setiap set akan berakhir ketika salah satu tim memperoleh poin 25.
2 poin tambahan akan diberikan ketika kedua tim memperoleh poin yang sama yaitu pada
poin 24. Biasanya, pertandingan akan dilangsungkan dalam 5 set. Pada set pertama hingga set
ke-4 akan dimainkan hingga 25 poin. Sedangkan pada set ke-5, permainan hanya akan
dimainkan hingga 15 poin. Tambahan 2 poin akan diberikan jika kedua tim mendapatkan
poin yang sama, yaitu pada poin 14.
Terkadang, sistem penilaian pada setiap turnamen atau pertandingan berbeda. Pada
pertandingan tingkat SMU dan profesional biasanya hanya dilangsungkan hingga 3 set,
dengan total poin hingga 30 poin Peraturan penggunaan 25 poin baru mulai diberlakukan
pada tahun 1999. Sebelumnya, permainan hanya dilangsungkan hingga 15 poin pada setiap
set. Selain itu, tim yang memperoleh poin hanyalah tim yang sebelumnya melakukan servis.
Ketika tim server melakukan kesalahan, maka tim lawan tidak akan memperolah poin
tambahan. Kesalahan tersebut hanya akan menyebabkan pindah bola saja (tim lawan yang
akan melakukan servis selanjutnya). Dan ketika serangan salah satu tim dinyatakan “masuk”,
tim tersebut tetap tidak akan memperoleh tambahan jika servis yang sebelumnya tidak
dilakukan oleh tim itu juga. Serangan yang dinyatakan “masuk” tersebut juga hanya akan
mengakibatkan pindah bola saja. Tim tersebut hanya memperoleh kesempatan untuk
melakukan servis yang selanjutnya. Perubahan peraturan tersebut dilakukan oleh FIVB pada
tahun 1999, dan mulai ditetapkan secara resmi pada tahun 2000.
F. WASIT DALAM BOLA VOLI
1. Pedoman Umum Perwasitan Bolavoli 
a. Memimpin suatu pertandingan agar dapat berjalan lancar tanpa mengalami
gangguan apapun.
b. Dapat menafsirkan peraturan dengan tepat dan selalu konsisten dalam mengambil
keputusan.
c. Harus adil dan objektif - sesuai peraturan yang sudah disahkan PBVSI.
d. Putusan tidak berdasarkan ramalam atau prasangka, tetapi merupakan kejadian
yang nyata atau fakta benar-benar nyata terlihat wasit.

17
e. Tempat sedekat mungkin dan lebih tinggi dari net. Posisi dapat mengamati medan
dan seluruh pemain dengan baik dan jelas.
2. Syarat Menjadi Wasit Bolavoli 
a. Berbadan sehat dan mempunyai fisik normal.
b. Mempunyai bakat menjadi seorang wasit.
c. Senang terhadap permainan bolavoli.
d. Serendah-rendahnya lulusan SLTP.
e. Berumur 20 - 40 tahun.
f. Berdedikasi tinggi
g. Anggota satu perkumpulan bolavoli.
h. Berstatus amatir.
3. Jenjang Wasit Bolavoli  
a. Wasit perkumpulan
b. Wasit cabang wilayah
c. Wasit daerah/Pemda tingkat A dan B
d. Wasit nasional tingkat A, B, dan C
e. Wasit kandidat international
4. Perlengkapan Wasit 
Pakaian Seragam :
a. Celana putih/hitam
b. Kaos putih polos atau hitam garis-garis putih pakai krah
c. Sepatu karet putih
d. Badge wasit sesuai klasifikasi:
      kuning untuk cabang - dikeluarkan cabang
      putih untuk Pemda - dikeluarkan Pemda
      hijau untuk nasional - dikeluarkan PBVSI Pusat, dan
biru - untuk internasional - dikeluarkan IVBF
5. Komposisi Wasit  
a. Seorang wasit pertama (referee)
b. Seorang wasit kedua (umpire)
c. Seorang pencatat (scorer)
d. 4 atau 2 orang hakim garis (linesmen)
6. Tugas, Kewajiban dan Wewenang Wasit  Tugas Wasit  
a. Memimpin pertandingan agar berjalan lancar.
18
b. Meningkatkan: keterampilan, kemampuan dan pengetahuan tentang perwasitan
bolavoli.
c. Menyebarluaskan peraturan pertandingan di masyarakat.
d. Meningkatkan mutu perwasitan di masyarakat khususnya di Indonesia pada
umumnya.
7. Kewajiban dan Wewenang Wasit  
a. Wajib memimpin pertandingan bolavoli baik di tingkat cabang, daerah, nasional
maupun tingkat internasional.
b. Tidak berhak memimpin pertandingan di atas sertifikat yang dimilikinya.
8. Prosedur Mewasiti 
a. Wasit 1 dan 2 yang diperbolehkan meniup peluit selama pertandingan.
b. Wasit 1 memberi tanda memulai permainan (service).
c. Wasit 1 dan 2 : tanda bola mati setelah yakin ada pelanggarannya, tanda bola mati
bertujuan untuk menunjukkan menyetujui atau menolak permohonan regu.
d. Wasit 1 : memberi peringatan, menjatuhkan hukuman.
e. Begitu wasit meniup peluit sudah harus dapat menunjukkan:
      Sifat kesalahan dan isyarat tangan yang resmi.
      Pemain yang bersalah
      Giliran service, sekaligus menunjuk regu yang mendapat poin.
Isyarat dilakukan hanya seketika. Isyarat dilakukan dengan tangan untuk menunjuk
satu kesalahan. Yang melakukan kesalahan ditunjuk. Menunjukkan giliran service,
sekaligus memberi tanda poin dari kesalahan yang dibuat satu regu.
9. Kekuasaan Wasit 1
a. Memimpin pertandingan dari awal sampai akhir pertandingan.
b. Mempunyai kekuasaan penuh, termasuk upaya yang tidak tercantum dalam
peraturan.
c. Kekuasaannya mutlak - dapat mengganti salah seorang petugasnya bila dianggap
tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.
d. Menentukan lapangan baik/buruk sebelum pertandingan.
e. Wasit 1 dan 2 harus mengawasi bola, apakah bola tersebut telah memenuhi
persyaratan sewaktu permainan berlangsung.
10. Tanggung Jawab Wasit 1 
 Sebelum pertandingan :

19
a. Memeriksa sarana/prasarana pertandingan.
b. Melakukan tos.
c. Mengawali pemanasan.
 Selama pertandingan :
a. Mempunyai wewenang menentukan kesalahan: kesalahan pukulan servis, posisi
regu, block, sentuhan pada net, menyentuh bola, di atas net beserta pita
horizontalnya, simultan/bersamaan.
b. Jangan membiarkan suatu perdebatan atas pengajuan kapten.
c. Jika kapten tidak sepaham dalam penafsiran, dicatat di lembar score sheet, wasit 1
harus memberi pencatatan protes di akhir pertandingan.
 Sesudah pertandingan.
a. Menandatangani score sheet.
b. Langsung menuju ke ruang wasit.
11. Tugas Wasit 2
a. Mengawasi posisi pemain selamaset itu berlangsung, pemindahan tempa waktu set
penentuan.
b. Mengawasi tindak tanduk anggota masing-masing regu yang duduk di bangku
cadangan, kalau ada sesuatu harus dilaporkan ke wasit 1.
c. Mencegah pemain cadangan melakukan pemanasan di area pertandingan.
d. Mengawasi jumlah time out dan pergantian pemain.
e. Menolak penghentian yang tidak layak; mengabulkan permohonan yang sah serta
mengawasi waktunya.
f. Menunjukkan kesalahan lain tanpa meniup peluit, tetapi tidak boleh menekan
wasit 1.
g. Menentukan diperlukan atau tidak pengeringan permukaan lapangan.

20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah
penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran pendidikan jasmani dan
kesehatan ini, peserta didik mampu mempraktikkan teknik-teknik dasar dalam olahraga
dengan baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, kejujuran, keberanian, menghargai
lawan, kerja keras, dan menerima kekalahan serta dapat mengaplikasikan cara hidup yang
sehat dan bersih.

B. SARAN-SARAN
Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segala saran-saran dan
kritikan bagi para pembaca yang kami hormati guna untuk membangun pada masa yang akan
datang untuk menjadi yang lebih baik dalam membenarkan alur-alur yang semestinya kurang
memuaskan bagi tugas yang kami laksanakan.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://arrozaqi.wordpress.com/2010/06/27/makalah-bola-voli/

http://kesehatan.myhendra.web.id/2010/12/makalah-olahraga-volley.html

Kleinmann, Theo & Kruber, Dieter. 1990. Bola Volley Pembinaan Teknik, Taktik dan
Kondisi Pengantar untuk Pelatih/Pendidik. Jakarta : PT. Gramedia

22

Anda mungkin juga menyukai