Anda di halaman 1dari 2

Nama mahasiswa : m aziz firduas

NIM : 20200310100215

MATKUL : pendidikan pancasila

RANGKUMAN 30S PKI

Peristiwa G30S PKI atau biasa disebut dengan Gerakan 30 September merupakan salah satu peristiwa
pemberontakan komunis yang terjadi pada bulan September, pasca beberapa tahun Indonesia merdeka.

Peristiwa G30S PKI terjadi di malam hari tepatnya pada tanggal 30 September tahun 1965. Dalam
sebuah kudeta, setidaknya ada 7 perwira tinggi militer yang terbunuh dalam peristiwa tersebut.

TNI Angkatan Darat dianggap oleh PKI sebagai penghalang utama untuk mewujudkan cita-citanya, yaitu
menjadikan Indonesia sebagai negara komunis. Oleh karena itu, PKI merencanakan suatu tindakan untuk
menghabisi para perwira Angkatan Darat yang menghalangi cita-citanya.

Pada tanggal 30 September 1965 dini hari sekelompok militer yang menamakan diri Gerakan 30
September yang dipimpin oleh Letkol Untung melakukan tindakan penculikan dan pembunuhan
terhdapa sejumlah perwira tinggi Angkatan Darat. Para perwira Angkatan Darat yang menjadi korban
dari peristiwa G 30 S/PKI adalah:

a.      Letjen Achmad Yani


b.      Mayjen M. T. Haryono
c.       Mayjen R. Suprapto
d.      Mayjen S. Parman
e.      Brigjen Sutoyo Siswomiharjo
f.        Brigjen D. I. Panjaitan
g.      Lettu Pierre Tendean

Dalam peristiwa tersebut KSAB Jenderal A.H. Nasution menjadi sasaran G 30 S/PKI berhasil meloloskan
diri, tetapi ajudannya Lettu Piere Tendean ditangkap dan putrinya Ade Irma Suryani tertembak.

Dalam pemberontakan tersebut, PKI menguasai dua sarana komunikasi, yaiut RRI dan kantor
Telekomunikasi. PKI selanjutnya menyiarkan pengumuman tentang Gerakan 30 September yaitu:

a.      PKI telah melakukan gerakan yang ditujukan kepada perwira tinggi anggota dewan Jenderal yang
akan melakukan kudeta terhadap pemerintah.
b.      Mengeluarkan dekrit pembentukan Dewan Revolusi
c.       Mendemisioner Kabinet Dwikora
d.      Menghapus pangkat jenderal dan pangkat tertinggi dalam ABRI dan menggantinya dengan Letnan
Kolonel.

Selain di Jakarta, PKI juga melancarkan pemberontakan di Jawa Tengah dan Yogyakarta. PKI melakukan
pembunuhan terhadap Kolonel Katamso (Komandan Korem 072/Yogyakarta) dan Letkol Sugiyono
(Kepala Staf Korem 072/Yogyakarta).
Kedua perwira tersebut dibunuh karena keduanya secara tegas menolak berhubungan dengan Dewan
Revolusi

>Berakhirnya Peristiwa G 30 S PKI

G 30 S PKI bisa berakhir pada jam 7 malam, pasukan pimpinan Soeharto berhasil mengambil alih atas
semua fasilitas yang sebelumnya pernah dikuasai oleh G 30 S PKI.

Jam 9 malam Soeharto bersama dengan Nasution mengumumkan bahwa sekarang ia tengah mengambil
alih tentara yang pernah dikuasai oleh PKI dan akan tetap berusaha untuk menghancurkan pasukan
kontra-revolusioner demi melindungi posisi Soekarno.

Soeharto melayangkan kembali sebuah ultimatum yang kali ini ditujukan khusus kepada pasukan di
Halim. Tak berapa lama kemudian, Soekarno meninggalkan halim perdana kusuma untuk segra menuju
ke istana presiden lainnya yang ada di Bogor.

Ketujuh jasad orang yang terbunuh dan terbuang di Lubang Buaya pada tanggal 3 Oktober berhasil
ditemukan dan dikuburkan secara layak pada tanggal 5 Oktober.

G 30 S PKI bisa berakhir pada jam 7 malam, pasukan pimpinan Soeharto berhasil mengambil alih atas
semua fasilitas yang sebelumnya pernah dikuasai oleh G 30 S PKI.

Jam 9 malam Soeharto bersama dengan Nasution mengumumkan bahwa sekarang ia tengah mengambil
alih tentara yang pernah dikuasai oleh PKI dan akan tetap berusaha untuk menghancurkan pasukan
kontra-revolusioner demi melindungi posisi Soekarno.

Soeharto melayangkan kembali sebuah ultimatum yang kali ini ditujukan khusus kepada pasukan di
Halim. Tak berapa lama kemudian, Soekarno meninggalkan halim perdana kusuma untuk segra menuju
ke istana presiden lainnya yang ada di Bogor.

Ketujuh jasad orang yang terbunuh dan terbuang di Lubang Buaya pada tanggal 3 Oktober berhasil
ditemukan dan dikuburkan secara layak pada tanggal 5 Oktober.

Anda mungkin juga menyukai