Anda di halaman 1dari 8

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Portal Jurnal Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)

URGENSI PENERAPAN MANAJEMEN KONFLIK DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN

Khoirul Anwar
Fakultas Agama Islam UNISSULA Semarang
khoirul@unissula.ac.id

Abstract
Conflict can be experienced by anyone, and it can happen anywhere, including at school. Students, teachers, or a principal
might face to conflict in a certain period of time. If conflict happened at school is not managed and become
destructive, then it can disturb school organization and educational efficiency and effectiveness. Conflict can be
a serious problem within an organisation, without considering any form of organization and it’s complexity. If
the conflict continuously happen without solution. Therefore, the skills to manage the conflict through conflict
management are needed by every leader, including principal to solve various conflict that happen at school’s
environment. The principal is demanded to master conflict management skills, thus the conflict happened can
get a positive effect to improve the quality of education.The main goal to apply the conflict management within
the school organization is to develope and maintain cooperative colaboration among educational organization
members, such as: principal, teachers, employees, students and even with people beyond school’s community.

Keyword: Conflict, organization, principal and conflict management.

Abstrak
Konflik bisa dialami oleh siapapun dan di manapun, termasuk di sekolah. Peserta didik, guru, atau pun kepala
sekolah dalam waktu-waktu tertentu sangat mungkin dihadapkan dengan konflik. Apabila konflik yang
terjadi di sekolah tidak terkelola dan bersifat destruktif, maka selain dapat mengganggu organisasi sekolah
juga dapat mengganggu terhadap pencapaian efektivitas dan efisiensi pendidikan. Konflik dapat menjadi
masalah yang serius dalam setiap organisasi, tanpa peduli apapun bentuk dan tingkat kompleksitas organisasi
tersebut, jika konflik tersebut dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian. Karena itu keahlian untuk mengelola
konflik melalui manajemen konflik sangat diperlukan bagi setiap pimpinan, termasuk kepala sekolah dalam
menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi di lingkungan sekolah. Kepala sekolah dituntut menguasai
manajemen konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak positif untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Tujuan utama menerapkan managemen konflik dalam organisasi sekolah adalah untuk membangun dan
mempertahankan kerja sama yang kooperatif dengan pihak-pihak yang ada dalam organisasi pendidikan,
yakni kepala sekolah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, bahkandengan pihak luar.

Kata kunci: Konflik, organisasi, kepala sekolah dan manajemen konflik.

JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
31
Volume 1 Nomor 2 Agustus 2018
A. PENDAHULUAN tangan (intervensi) pihak ketiga yang turut berusaha
Organisasi terdiri dari berbagai macam mengatasi konflik yang muncul. Manajemen
komponen yang berbeda dan saling memiliki konflik sangat berpengaruh bagi anggota organisasi.
ketergantungan dalam proses kerjasama untuk Pemimpin organisasi dituntut menguasai manajemen
mencapai tujuan tertentu. Perbedaan yang terdapat konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak
dalam organisasi seringkali menyebabkan terjadinya positif untuk meningkatkan mutu organisasi.
ketidakcocokan yang akhirnya menimbulkan Manajer menghabiskan 20 persen dari waktu
konflik. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya kerja mereka berhadapan dengan konflik. Dalam hal
ketika terjadi suatu organisasi, maka sesungguhnya ini, manajer bisa saja sebagai pihak pertama yang
terdapat banyak kemungkinan timbulnya konflik. langsung terlibat dalam konflik tersebut, dan bisa pula
Setiap organisasi yang melibatkan banyak sebagai mediator atau pihak ketiga, yang perannya tidak
orang, di samping ada kerjasama untuk mencapai lain dari menyelesaikan konflik antar pihak lain yang
tujuan organisasi itu juga tidak jarang terjadi perbedaan mempengaruhi organisasi maupun individual yang terlibat
pandangan, ketidakcocokan dan pertentangan di antara di dalam organisasi yang ditanganinya (Wirawan, 2013)
mereka yang mengarah pada konflik. Di dalam organisasi Sudah menjadi tuntutan alam dalam posisi dan
manapun terdapat konflik, baik yang masih tersembunyi kewajiban sebagai manajer untuk selalu dihadapkan
maupun yang sudah terang-terangan. Dengan demikian pada konflik. Salah satu titik penting dari tugas seorang
konflik merupakan kewajaran dalam suatu organisasi manajer dalam melaksanakan komunikasi yang efektif di
(Efendi, 2015), termasuk dalam organisasi pendidikan. dalam organisasi yang ditanganinya adalah memastikan
Konflik sebenarnya merupakan hal alamiah bahwa arti yang dimaksud dalam instruksi yang diberikan
dalam interaksi dan interelasi sosial antar individu atau akan sama dengan arti yang diterima oleh penerima
antar kelompok. Dahulu konflik dianggap sebagai gejala instruksi demikian pula sebaliknya Hal ini harus menjadi
atau fenomena yang tidak wajar dan berakibat negatif, tujuan seorang manejer dalam semua komunikasi
tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala yang yag dilakukannya dalam menangani sebuah konflik.
wajar yang dapat berakibat negatif maupun positif Dari latar belakang di atas, maka permasalahan
tergantung bagaimana cara mengelolanya. Karena itulah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah tentang
diperlukan upaya untuk mengelola konflik secara serius manajemen konflik, tujuan, model dan urgensinya dalam
agar keberlangsungan suatu organisasi tidak terganggu. menyelesaikan berbagai konflik di lembaga pendidikan :
Kajian mengenai penyebab atau sumber-sumber
konflik dalam organisasi dimaksudkan sebagai dasar B. PEMBAHASAN
pertimbangan bagi pimpinan organisasi khususnya para 1. Pengertian Konflik dan Manajemen Konflik
pemimpin lembaga pendidikan dalam mengendalikan Konflik merupakan sesuatu yang tidak
konflik. Apabila berbagai konflik dikelola secara dapat dihindarkan dalam kehidupan. Bahkan
baik, maka konflik dapat dimanfaatkan sebagai media sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan
untuk mengkritisi kinerja organisasi. Dengan demikian dan bergelut dengan konflik. Demikian halnya
keberadaan konflik tidak perlu dipandang sebagai dengan kehidupan organisasi. Anggota organisasi
peristiwa yang merisaukan bagi pimpinan, tetapi justru senantiasa dihadapkan pada konflik. Perubahan atau
dengan munculnya konflik, organisasi menjadi dinamis. inovasi baru sangat rentan menimbulkan konflik
Mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik (destruktif), apalagi jika tidak disertai pemahaman
bukanlah suatu yang sederhana. Cepat-tidaknya suatu yang memadai terhadap ide-ide yang berkembang.
konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan Konflik secara etimologi berasal dari
keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk bahasa Inggris yaitu conflict, dari bahasa Latin
menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau configure yang berarti saling menjatuhkan atau
tingkat konflik tersebut serta kemampuan campur konflik terjadi karena ada pihak-pihak yang saling
JURNAL

32 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 1 Nomor 2 Agustus 2018


mengejutkan dengan kata lain kekerasan, sindiran, manusia, termasuk perasaan diabaikan, disepelekan,
sikap, pendapat-pendapat, perilaku, tujuan-tujuan, tidak dihargai, ditinggalkan, dan juga perasaan jengkel
dan kebutuhan yang bertentangan (Rusdiana, 2016). karena kelebihan beban kerja. Perasaan-perasaan tersebut
Secara terminologi, ada beberapa pengertian sewaktu-waktu dapat memicu timbulnya kemarahan.
yang dijelaskan para ahli, antara lain: Afzalur Rahim Keadaan tersebut akan mempengaruhi seseorang
menyatakan bahwa konflik dapat didefinisikan dalam melaksanakan kegiatannya secara langsung,
sebagai keadaan interaktif yang termanifestasikan dan dapat menurunkan produktivitas kerja organisasi
dalam sikap ketidakcocokan, pertentangan, atau secara tidak langsung dengan melakukan banyak
perbedaan dengan atau antara entitas sosial seperti kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.
individu-individu, kelompok-kelompok, atau Konflik juga dapat diartikan sebagai
organisasi-organisasi (Efendi, 2015). Sedangkan ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi
Wahjosumidjo (2002) mendefinisikan konflik lebih atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul
simpel yaitu, "Segala macam bentuk hubungan karena mereka harus menggunakan sumber daya yang
antara manusia yang mengandung sifat berlawanan". langka secara bersama-sama atau menjalankan kegiatan
Konflik organisasi adalah ketidak sesuaian bersama-sama dan atau karena mereka mempunyai status,
antara dua atau lebih anggota atau kelompok tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda. Anggota-
organisasi yang timbul karena adanya kenyataan anggota organisasi yang mengalami ketidaksepakatan
bahwa mereka harus membagi sumber-sumber daya tersebut biasanya mencoba menjelaskan duduk
yang terbatas atau kegiatan kerja dan/atau karena persoalannya dari pandangan mereka. Sikap saling
kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan mempertahankan diri sekurang-kurangnya di antara
status, tujuan, nilai, atau persepsi (Rusdiana, 2016). dua kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan
Substantif konflik merupakan perselisihan yang berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga
berkaitan dengan tujuan kelompok, pengalokasian sumber mereka berada dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.
daya dalam suatu organisasi, distribusi kebijaksanaan dan Konflik menimbulkan akibat-akibat atau resiko-
prosedur, dan pembagian jabatan pekerjaan (Mulyasa, resiko tertentu, disamping juga terkadang ada dampak
2012). Konflik sering menimbulkan sikap oposisi positifnya. G.W. Allport sebagaimana dikutip Hanson,
antara kedua belah pihak, sampai kepada tahap yang menyatakan bahwa semakin banyak sarjana sosial yang
menunjukkan pihak-pihak yang terlibat memandang memaparkan bahwa konflik itu sendiri bukan kejahatan,
satu sama lain sebagai penghalang dan pengganggu tetapi lebih merupakan suatu gejala yang memiliki
tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing. pengaruh-pengaruh konstruktif atau destruktif
Konflik dapat diartikan sebagai ketidak tergantung pada manajemennya ( Hanson, 2010).
setujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau Menurut Ross (1993) bahwa manajemen
kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para
karena mereka harus menggunakan sumber daya pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan
yang langka secara bersama-sama atau menjalankan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak
kegiatan bersama-sama dan atau karena mereka mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian
mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan
yang berbeda. Anggota-anggota organisasi yang ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
mengalami ketidaksepakatan tersebut biasanya mencoba Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri
menjelaskan duduk persoalannya dari pandangan mereka. sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan
Setiap kelompok dalam satu organisasi, atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan
dimana di dalamnya terjadi interaksi antara satu keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang
dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk
konflik. Konflik sangat erat kaitannya dengan perasaan pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku
JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
33
Volume 1 Nomor 2 Agustus 2018
dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan atasan dan pihak luar. Beberapa bentuk perilaku
dan penafsiran terhadap konflik (Umam, 2012). manajemen konflik seperti tawar menawar, dan
Manajemen konflik adalah suatu proses pemecahan masalah secara integrative, merupakan
pembuatan rencana dan mengendalikan kondisi pendekatan untuk menangani konflik yang menyangkut
yang tidak sesuai dan terjadi di antara pihak-pihak. seorang manajer dan pihak lain yang bantuannya
yang bertikai. Juga berarti suatu proses membuat dibutuhkan untuk mencapai sasaran pekerjaan.
perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan Berkaitan dengan manajemen konflik,
mengendalikan berbagai usaha anggota dalam organisasi Fisher sebagaimana dikutip Rusdiana (2015:171)
dan menggunakan semua sumber daya dari organisasi menggunakan istilah transformasi konflik secara
untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Manajemen lebih umum dalam menggambarkan situasi dan
konflik sebagai proses pihak yang terlibat konflik tujuan secara keseluruhan, yaitu sebagai berikut :
atau pihak ketiga menyusun strategi konflik dan a. Pencegahan konflik bertujuan untuk
menerapkannya untuk mengendalikan konflik agar mencegah timbulnya konflik yang keras.
menghasilkan resolusi yang diinginkan (Wirawan, 2013). b. Penyelesaian konflik bertujuan untuk mengakhiri
Manajemen konflik merupakan serangkaian perilaku kekerasan melalui persetujuan damai.
aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam c. Pengelolaan konflik bertujuan untuk membatasi dan
suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan
suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang perilaku positif bagi pihak-pihak yang terlibat.
mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah d. Resolusi konflik menangani sebab-sebab konflik
laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana dan berusaha membangun hubungan baru dan tahan
mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan lama di antara kelompok-kelompok yang berkonflik.
interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) e. Transformasi konflik mengatasi sumber-sumber
sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi konflik sosial dan politik yang lebih luas dan berusaha
yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena mengubah kekuatan negative dari peperangan
komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif.
kepercayaan terhadap pihak ketiga (Rusdiana, 2015). Tahapan-tahapan di atas merupakan satu
Manajemen konflik merupakan langkah-langkah kesatuan yang harus dilakukan dalam mengelola konflik
yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka sehingga setiap tahap akan melibatkan tahap sebelumnya,
mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang misalnya pengelolaan konflik akan mencakup
mungkin atau tidak mungkin menghasilkan penyelesaian pencegahan dan penyelesaian konflik (Rusdiana, 2015).
konflik dan ketenangan, hal positif, kreatif, dan bermufakat.
Manajemen konflik merupakan serangkaian 3. Penerapan Manajemen Konflik
aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam Upaya penanganan konflik sangat penting
suatu konflik. Pada prinsipnya, konflik yang timbul dilakukan, hal ini disebabkan karena setiap jenis perubahan
dalam penyelenggaraan satuan pendidikan adalah dalam suatu organisasi cenderung mendatangkan
sebagai suatu yang wajar dan dominan. Selain itu, konflik. Perubahan institusional yang terjadi, baik
konflik merupakan dinamisator organisasi. Pandanglah direncanakan atau tidak, tidak hanya berdampak
bahwa organisasi tanpa konflik bermakna diam, pada perubahan struktur dan personalia, tetapi juga
statis, dan tidak mencapai kemajuan yang diharapkan berdampak pada terciptanya hubungan pribadi dan
organisasional yang berpotensi menimbulkan konflik.
2. Tujuan Manajemen Konflik Di samping itu, jika konflik tidak ditangani
Tujuan utama manjemen konflik adalah secara baik dan tuntas, maka akan mengganggu
untuk membangun dan mempertahankan kerja sama keseimbangan sumberdaya, dan menegangkan
yang kooperatif dengan para bawahan, teman sejawat, hubungan antara orang-orang yang terlibat.
JURNAL

34 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 1 Nomor 2 Agustus 2018


Menghadapi konflik yang tidak terelakkan karena itu, konflik harus dihindari dan dicegah dengan
dalam sebuah organiasi, maka konflik yang timbul cara menemukan sumbernya dan diatasi. Kedua, aliran
ini hendaklah dikelola sehingga dapat menjadi behavioral memandang konflik sebagai sesuatu yang
sebuah alat yang digunakan organisasi dalam proses alamiah, wajar terjadinya dalam organisasi, karena
beradaptasi atas perubahan yang terjadi. Pemimpin tanpa dicipta, konflik mesti terjadi dalam organisasi.
organisasi harus bisa mengambil sikap dengan cepat, Atas dasar itu, konflik tidak selamanya merugikan,
karena jika tidak segera diatasi akan menyebabkan tetapi juga dapat menguntungkan bilamana dikelola
tersendatnya pertumbuhan organisasi itu sendiri. dengan baik. Ketiga, aliran interaksi yang memandang
Untuk menangani konflik ada tiga konflik dalam suatu organisasi seharusnya diciptakan
tahapan dalam mengelola konflik, yaitu: (dirangsang). Pandangan ini dilatarbelakangi oleh
a. Perencanaan analisis konflik. Pada tahap ini dilakukan konsep bahwa "organisasi yang tenang, harmonis, penuh
identifikasi konflik yang terjadi, untuk menentukan kedamaian, maka kondisinya akan menjadi statis, mandek
sumber penyebab dan pihak-pihak yang terlibat (stagnasi) dan tidak inovatif. Akibat selanjutnya organisasi
dalam konflik tersebut. Jika konflik sudah dalam tidak dapat bersaing untuk maju (Soetopo, 2016).
tahap terbuka akan dapat mudah dikenal, tetapi jika Konflik dapat menguntungkan dan juga
masih dalam tahap potensi (tersembunyi) perlu diberi dapat merugikan dalam kehidupan organisasi secara
stimulus akan menjadi terbuka dan dapat dikenal. nyata. Konflik yang menguntungkan disebut konflik
b. Evaluasi konflik. Pada tahap ini dilakukan evaluasi fungsional, sedangkan konflik yang merugikan
apakah konflik tersebut sudah mendekati titik patah, disebut konflik disfungsional. Konflik akan menjadi
sehingga perlu diredam agar tidak menimbulkan fungsional atau bermanfaat apabila kedua belah pihak
dampak negatif. Atau konflik tersebut masih berada yang berkonflik saling menyemangati untuk saling
ada sekitar titik kritis yang justru menimbulkan memperbaiki kesalahan masing-masing, bukannya
dampak positif. Atau justru baru dalam tahap saling menjatuhkan, saling menghalangi pencapaian
tersembunyi, sehingga perlu diberi stimulus agar tujuan, dan saling mementingkan kepentingan sendiri.
mendekati titik kritis dan memberikan dampak positif. Karena hal inilah yang dapat menyebabkan konflik
c. Memecahkan konflik. Pada tahap ini kepala sekolah menjadi disfungsional atau merugikan (Triatna, 2015).
mengambil tindakan untuk mengatasi konflik yang Metode yang sering digunakan untuk
terjadi, termasuk memberi stimulus jika memang konflik menangani konflik adalah pertama dengan mengurangi
masih dalam tahap tersembunyi dan perlu dibuka. konflik; kedua dengan menyelesaikan konflik. Untuk
Konflik merupakan sesuatu yang tidak metode pengurangan konflik salah satu cara yang
dapat dihindarkan dalam kehidupan. Bahkan sering efektif adalah dengan mendinginkan persoalan
sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan terlebih dahulu (cooling thing down). Meskipun
dan bergelut dengan konflik. Demikian halnya demikian cara semacam ini sebenarnya belum
dengan kehidupan organisasi. Anggota organisasi menyentuh persoalan yang sebenarnya. Cara lain
senantiasa dihadapkan pada konflik. Perubahan atau adalah dengan membuat “musuh bersama”, sehingga
inovasi baru sangat rentan menimbulkan konflik para anggota di dalam kelompok tersebut bersatu
(destruktif), apalagi jika tidak disertai pemahaman untuk menghadapi “musuh” tersebut. Cara semacam
yang memadai terhadap ide-ide yang berkembang. ini sebenarnya juga hanya mengalihkan perhatian para
Ada tiga sudut pandang terhadap konflik anggota kelompok yang sedang mengalami konflik. Cara
yang terjadi dalam organisasi, yaitu aliran tradisional, kedua dengan metode penyelesaian konflik. Cara yang
aliran behavioral, dan aliran interaksi. Pertama, aliran ditempuh adalah dengan mendominasi atau menekan,
tradisional menyatakan bahwa konflik dipandang berkompromi dan penyelesaian masalah secara integratif.
sebagai sesuatu yang jelek, tidak menguntungkan, dan 4. Manfaat Manajemen Konflik
selalu menimbulkan kerugian dalam organisasi. Oleh Konflik merupakan hal yang tidak dapat dihindari
JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
35
Volume 1 Nomor 2 Agustus 2018
dan selalu ada dalam kehidupan sosial. Begitu juga halnya Konflik dapat diartikan sebagai suatu
dalam sebuah organisasi, dimana individu-individu yang kondisi dimana seseorang dihadapkan dengan motif,
ada di dalamnya seringkali dihadapkan pada konflik. keyakinan, nilai dan tujuan yang saling bertentangan.
Adanya perubahan atau inovasi dapat menjadi Konflik dapat dialami oleh siapapun dan di manapun,
timbulnya konflik, terlebih jika tidak dibarengi termasuk oleh komunitas di sekolah. Siswa, guru,
dengan pemahaman yang baik terhadap ide-ide baru. atau pun kepala sekolah dalam waktu-waktu tertentu
Tidak semua konflik merugikan organisasi, konflik sangat mungkin dihadapkan dengan konflik.
yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat Dalam dunia pendidikan, dibutuhkan seorang
menguntungkan organisasi sebagai satu kesatuan. kepala sekolah yang mampu menyelesaikan konflik yang
Untuk menata konflik dalam organisasi diperlukan terjadi di lembaganya. Manajemen konflik pendidikan
keterbukaan, kesabaran serta kesadaran semua pihak dapat diartikan sebagai suatu langkah yang diambil oleh
yang terlibat maupun yang berkepentingan dengan kepala sekolah untuk mengelola konflik yang terjadi
konflik yang terjadi dalam organisasi (Subandi, 2016). sehingga tujuan pendidikan dapat terwujud secara optimal
Ada beberapa perusahaan yang sengaja Konflik yang dialami individu di sekolah dapat hadir
merekayasa sehingga menimbulkan konflik. Hal ini dalam berbagai bentuk, bisa dalam bentuk individu
dilakukan karena bagi perusahaan strategi manajemen dengan individu, individu dengan kelompok atau
konflik justru dapat mendongkrak motivasi karyawan kelompok dengan kelompok. Misalnya, seorang guru
dalam berkompetisi, Tapi dalam beberapa kondisi, koflik berhadapan seorang guru, seorang guru berhadapan
tersebut malah menyebabkan perusahaan dan karyawannya dengan sekelompok guru, sekelompok guru tertentu
sulit berkembang secara profesional. Mau tidak mau berhadapan dengan sekelompok guru lainnya., dan
manajemen konflik akan sangat mempengaruhi individu- sejenisnya. Konflik yang terjadi di antara mereka bisa
individu yang ada dalam sebuah organisasi. Karena itu bersifat tertutup, terbuka atau bahkan menjadi konfrontasi.
pemimpin dalam organisasi harus memiliki kemampuan Faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya
manajemen konflik yang memadai, sehingga konflik yang konflik dalam suatu organisasi pendidikan antara lain
muncul akan membawa dampak positif bagi organisasi. adalah: berbagai sumber daya yang langka ditemukan
Pertanyaan yang mungkin timbul di benak kita, di sekolah, perbedaan dalam tujuan antara kepala
mengapa organisasi harus mengembangkan manajemen sekolah dengan guru, saling ketergantungan dalam
konflik?. Manajemen konflik dalam organisasi menjalankan pekerjaan, perbedaan dalam nilai atau
akan memungkinkan organisasi tersebut untuk: persepsi. Selain sebab-sebab di atas, ada juga sebab
a. Evaluasi sistem lain yang mungkin dapat menimbulkan konflik dalam
Perusahaan dan lembaga pendidikan tidak pendidikan misalnya gaya seseorang dalam bekerja,
dapat mengevaluasi efektivitas sistem jika tidak terjadi ketidakjelasan organisasi (terutama lembaga swasta)
konflik dalam organisasi. Konflik yang konstruktif dan masalah-masalah komunikasi yang tidak terarah.
akan membantu perusahaan dan lembaga pendidikan Apabila konflik yang terjadi di sekolah tidak
dalam mengindentifikasi apakah sistem yang sudah terkelola dan bersifat destruktif, maka selain dapat
dilakukan berjalan efektif atau memerlukan perbaikan. mengganggu kesehatan dan kualitas kehidupan seseorang,
b. Mengembangkan kompetensi juga dapat mengganggu terhadap pencapaian efektivitas
Penanganan manajemen konflik dengan tepat dan efisiensi pendidikan di sekolah secara keseluruhan.
yang didukung dengan strategi dan sistem akan membantu Apabila konflik mengarah pada kondisi
organisasi mengembangkan kompetensinya, terlebih destruktif, maka hal ini dapat berdampak pada penurunan
dalam hal kompetensi non teknis. Manajemen konflik efektivitas kerja dalam organisasi, baik secara perorangan
dapat meningkatkan skill organiasi dalam hal penanganan maupun kelompok. Biasanya tiap kelompok berupaya
konflik internal sehingga organisasi menjadi lebih kuat. melakukan berupa penolakan, resistensi terhadap
1. Mananajemen Konflik pada Organisasi Pendidikan perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin
JURNAL

36 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 1 Nomor 2 Agustus 2018


muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi. kebutuhan kedua belah pihak yang terlibat. Dalam
Selain itu fungsi manajemen konflik pendidikan hal ini kedua kelompok setuju untuk bekerjasama.
adalah untuk menghindari konflik, Mengakomodasi Pendekatan kolaboratif untuk manajemen konflik, kami
(memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur berargumentasi, kemungkinan memperkuat tingkat
strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu kepercayaan dan kerjasama antara pemimpin dan pengurus.
tersebut penting bagi orang lain), kompetisi, kompromi Kolaborasi kemungkinan merupakan strategi
atau negosiasi, memecahkan masalah atau kolaborasi. yang berguna khususnya bagi penyelesaian konflik
Pimpinan satuan pendidikan harus memiliki yang melibatkan stakeholder dengan kekuasaan yang
kekuatan dan otoritas sebagai pimpinan pendidikan. berbeda. Model kompromi merupakan pendekatan
Ia harus dapat mendayagunakan kekuatan yang ada cara tengah bagi manajemen konflik, model ini antara
pada dirinya dan mampu memanfaatkan otoritas ketegasan/assertif dan kooperatif dan menjadi efektif
yang ada pada dirinya untuk mengarahkan sikap dan jika kedua belah pihak bersedia berkorban untuk meraih
perilaku bawahan. Dengan demikian konflik yang kesepakatan. Yang terakhir ialah model akomodasi
ada harus dikoordinir agar dinamika yang terjadi yang ditandai oleh ketidaktegasan dan kekooperatifan
benar-benar dapat menjadi sesuatu yang positif dan model ini merupakan kebalikan dari model
untuk menghasilkan perubahan sekaligus mendukung kompetisi. Pada model ini, individu mengalahkan
perkembangan dan pencapaian tujuan pendidikan. kepentingan mereka sehingga dapat mengakomodir
Konflik di sekolah dapat menimbulkan kebutuhan-kebutuhan lawan (Ghaffar, 2011).
dampak positif dan negatif, serta dapat mendorong
inovasi, kreatifitas dan adaptasi. Sekolah yang tidak C. KESIMPULAN
berkembang bisa jadi disebabkan oleh kepala sekolah Berdasarkan hasil pembahasan di atas
yang terlalu mudah merasa puas dengan prestasi maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
yang telah dicapai, sehingga kurang peka terhadap 1. Konflik adalah segala macam bentuk hubungan
perubahan lingkungan, dan tidak ada perbedaan antara manusia yang mengandung sifat berlawanan.
pendapat maupun gagasan baru. Meskipun konflik Sedangkan manajemen konflik merupakan langkah-
sering bermanfaat bagi kemajuan sekolah, tetapi dapat langkah yang diambil para pelaku atau pihak
menurunkan kinerja, menimbulkan ketidakpuasan, ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan
meningkatkan ketegangan dan stres (Mulyasa, 2012). ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak
Model-model manajemen konflik penting mungkin menghasilkan penyelesaian konflik dan
untuk diterapkan dalam mengatasi konflik di sekolah- ketenangan, hal positif, kreatif dan bermufakat.
sekolah. Model-model penanganan konflik yang 2. Tujuan utama manjemen konflik adalah
terkemuka adalah : persaingan, penghindaran, kolaborasi, untuk membangun dan mempertahankan
kompromi dan akomodasi. Model ini dideskripsikan kerja sama yang kooperatif dengan para
sebagai model yang fokus pada kekuasaan dan bawahan, teman sejawat, atasan dan pihak luar.
kemungkinan merupakan pendekatan yang benar. 3. Model-model manajemen konflik penting untuk
Model yang kedua adalah model menghindar, diterapkan dalam mengatasi konflik di sekolah-
model ini merupakan model yang tidak tegas/asertif sekolah. Model-model penanganan konflik yang
dan tidak kooperatif dimana seseorang terlibat dalam terkemuka adalah : persaingan, penghindaran,
pekerjaan tidak untuk kepentingan pribadinya maupun kolaborasi, kompromi dan akomodasi.
untuk mengganggu kelompok lain. Ini merupakan 4. Konflik di sekolah dapat menimbulkan dampak
pendekatan terbaik karena sesuai dengan prinsip. positif dan negatif, serta dapat mendorong
Pendekatan kolaborasi merupakan kebalikan dari inovasi, kreativitas dan adaptasi tergantung
model menghindar dan ditandai oleh sifat tegas/asertif sejauhmana penerapan manajemen konflik dalam
maupun kooperatif. Model ini fokus pada pemuasan mengatasi konflik. Untuk itu, manajemen konflik
JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
37
Volume 1 Nomor 2 Agustus 2018
sangat urgen untuk diterapkan dalam organisasi
pendidikan. Berdasar dari kenyataan tersebut,
kepala sekolah harus memiliki kemampuan
manajemen konflik yang memadai, sehingga
konflik yang muncul di sekolah justru akan
membawa dampak positif bagi kemajuan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Nur, 2015. Islamic Educational


Leadership,Yogyakarta: Kalimedia.
Fahmi, Irham, 2016, Perilaku Organisasi Teori,
Aplikasi, dan Kasus, Bandung: Alfabeta.
Ghaffar, Abdul, 2011, Conflict in Schools: Its
Causes & Management Strategis, Journal of
Managerial Sciences Volume III, number II.
Hanson, Mark, 2010, Educational Administration and
Organizational Behavior, Boston: Allyn and Bacon.
Mulyasa, 2012, Manajemen & Kepemimpinan
Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara.
Rusdiana, 2015, Manajemen
Konflik, Bandung: Pustaka Setia.
------------. 2016. Pengembangan Organisasi
Lembaga Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia.
Soetopo, Hendyat, 2016, Perilaku Organisasi Teori dan
Praktik di Bidang Pendidikan, Bandung: Rosda.
Subandi, Bambang, 2016, Manajemen Organisasi
dalam Hadis Nabi, Yogyakarta: INDeS.
Triatna, Cepi, 2015, Perilaku Organisasi
dalam Pendidikan, Bandung: Rosda.
Umam, Khaerul, 2012, Perilaku
Organisasi, Bandung: Pustaka Setia.
Wahjosumidjo, 2002, Kepemimpinan Kepala
Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wirawan, 2013, Konflik dan Manajemen Konflik Teori,
Aplikasi, dan Penelitian, Jakarta: Salemba Humanika.

JURNAL

38 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 1 Nomor 2 Agustus 2018

Anda mungkin juga menyukai