Anda di halaman 1dari 4

Akuntansi Syariah – 28/8/2021 – Resume Webinar

Apakah double entry jalan menuju kapitalisme?

Materi 1 – Debit Kredit media indikasi Kapitalisme Baru – Prof Indra Bastian

Kapitalisme Baru berubah luar biasa ketika ada Silicon Valley. Silicon Valley mengawali bahwa negara
tanpa batas, akses tanpa batas dan merupakan suatu titik yang menyuwet dunia ekonomi baru. Silicon
Valley merubah kapitalisme tradisional. Kapitalisme sekarang kapitalisme cognitive, perhisapan bukan
lagi sebagai sumber daya ekonomi tapi juga sumber daya sosial. Penghisapan bukan hanya semata-mata
transaksi yang terjadi tetapi juga karena sebagaimana adanya masyarakat (sumber daya sosial), yang
tidak berbentuk fisik atau materi. Seperti pengetahuan, daya pikir, daya kreatif serta daya
emosional/rasa [affective labour] untuk diuangkan.

Secara singkat, perkembangan kapitalisme ini sering di sebut era “post Fordist” atau pasca-Fordisme, di
mana “Fordisme” mengacu kepada jenis kapitalisme industry/manufaktur konvensional. Inti kapitalisme
baru ini adalah teknologi informasi, internet dan jaringan sosial dunia maya. “Who get work and how
much” negoisasi orang Indonesia yang masih tradisional berhadapan dengan negara-negara yang sudah
bermain di dalam bidang-bidang tersebut.

Pada dasarnya kita mengenal debit dan kredit sebagai sebutan formal dalam pembukuan dan akuntansi.
“Debit” dan “kredit memiliki dua kegunaan yaitu sebagai jenis perubahan dan indikator saldo.

Akuntansi sejak awal sudah memasuki tahapan memberikan fasilitas untuk mencatat dan melakukan
akses. Akun berwujud (tangible account) adalah akun yang ada wujud fisiknya. Contoh akun berwujud;
aset, kas, aset tak lancer. Akun tak berwujud (intangible account) adalah akun yang tak berwujud fisik.
Contoh akun tak berwujud; Ekuitas (kepemilikan), pengakuan/goodwill, nilai tambah (transaksi yang ada
berbagi keuntungan), kerugian.

Uang kita dibatasi untuk menjaga keseimbangan monetary. Supaya makro dan teknologinya bagus.
Inflasi terjadi kalau barangnya tidak ada. Nilai kas tergantung pada kepandaian kita didalam
menyediakan bahan yang mau dibeli dan mencocokan jumlah uang.

Kanalisasi Moneter (1)

- Dengan analisa sumber hutang


- Skala nasional (pemerintah, swasta) dan international (pemerintah, swasta)
- Penelusuran perjanjian dan komitmen agen perjanjian (adakah bagi hasil? Adakah perjanjian lain
yang harus diberikan? Apakah negosiasi dan transaksi internasional masih menguntungkan?)

Kanalisasi Moneter (2)

- Dengan analisa runtutan kepemilikan pada akun ekuitas


- Skala nasional dan internasional
- Penelusuran pengaruh dan intervensi

Bentuk Kapitalisme Baru

1. Yang lama dan tersistem:


Kekalahan daya beli mata uang negara miskin, bawah dan menengah.
Yang baru:
Mata uang kripto dan bitcoin.

2. Yang lama dan tersistem


Hutang tak terbayar diganti dengan konsensi akses maupun tanah.
Yang baru:
Hak pengolahan tambah
Penyimpanan data warga di database asing
Akses multi media ke pelbagai daerah di sebuah negara

Materi 2 – Double-entry bookkeeping (bukan hanya jalan kapitalisme, tetapi agenda kolonialisme
akuntansi) – Aji Dedi Mulawarman

Di jaman revolusi industri awal spirit kapitalisme, menumbuhkan bisnis dikerangka oleh double entry
bookkiping. Pertarungan ekonomi politik dan inovasi teknologi. Yamey mengatakan Technical Approach
(alat dan praktik bagi pencatatan dan laporan bisnis). Max Weber, Sombart mengatakan Ideological
Approach (legitimasi revolusi industri dan alienasi agama tradisional). Awalnya beberapa catatan jaman
di pacioli sangat religius.
Logika dasar double entry bookkeeping dibagi menjadi dua:
1. Model klasifikasi (based on entry concept)
Aset = Liabilitas + Ekuitas
2. Model casual (based on T-account)

Double-Entry Bookkeeping dengan kekuatan accrual concept meneguhkan kapitalisme lewat logika
matematis Debet dan Kredit. Substansi debit dan kredit, ada akumulasi aset yang harus dijaga,
terkendali, tetapi juga harus meningkat dari waktu ke waktu melalui keseibangan debit kredit. Dengan
meningkatnya aset maka akan terjadi peningkatan ekuitas yang dihitung melalui matching concept
(meningkatkan penjualan dan mengurangi beban akan memberikan dampak maksimal laba).

Asset=Liabilitas + Ekuitas menggunakan mekanisme Debet = Kredit munculah Income = Revenues–


Expenses. Jadi titik temu income ada pada accrual dan double-entry. Double-Entry Bookeeping dengan
konsekuensi logis masuk ke entity theory orientasi income untuk going concern. Accrual Principle
dengan konsekuensi logis masuk ke matching concept dasar pencatatan income untuk going concern.
Mekanismenya menggunakan artikulasi laporan keuangan mulai dari posisi awal, bagaimana aset itu
harus tumbuh, laporan laba rugi harus ditingkatkan, maka revenuenya harus maksimal ekspense harus
rendah. Untuk posisi neraca akhir agar asetnya meningkat.

Desain double-entry bookkeeping dalam struktur laporan keuangan; Income Statement, Balance Sheet,
Relasi Balance Sheet dengan Cashflow Statement, Relasi Equity dan Statement of Retained Earnings.
Income statement seperti laporan kasta, kasta terendah ada di HPP, menengah expense. Neraca
relasinya dengan laporan arus kas aset (corporate) = liability (creditor) – equity(investor). Baik income,
liability, cash maupun earnings adalah akun-akun yang dipersiapkan bagi limited holders, yaitu
manajemen, pemilik, investor, pemegang saham dan kreditor. Menjadi wajar praksis Double-Entery
Bookkeeping dalam struktur laporan keuangan dan praksis penjualannya kemudian merupakan jalan
bagi desain akuntansi untuk limited holders.
Masalahnya ada yang hilang yaitu jalan relasi kesucian sains, matematika, seni dan akuntansi. Seyyed
Hossein Nasr menyebutnya sebagai Scientia Sacra. Jarang sekali didiskusikan bahwa double-entry
sebenarnya wajib mengedepankan religiusitas. Angka itu tak hanya material saja, tetapi ada ekspresi
spiritual. Angka berbasis pada Al-Khwarizmi (algoritma), Ketika akuntansi sudah bisa menguasai
algoritma, ketika 4.0, internet dan sistem informasi juga mempunyai basis algoritma tapi itu material.
Maka itulah yang menjadi dasar kolonialisme pengetahuan. Akuntansi Syariah tidak memiliki sistem dan
model pencatatan sesuai kapitalisme melainkan memilliki sistem dan bentuknya sendiri, yaitu antithesis
Double-Entry Bookkeeping. FORDEBI membuat antitesis Double-Entry Bookkeeping dengan prinsip-
prinsip laporannya:

A. Dasar Pengakuan (dan Pengukuran) berbasis Maslahah


B. Akad-akad dalam transaksi RSS
C. Basis Kas
D. Single-entry bookkeeping (karena kalau tidak itu akan menjadi alat kendali untuk kapitalisme
muncul)
E. Informasi kuantitatif dan kualitatif

Bentuk laporan antitesis Double-Entry Bookkeeping:

1. Laporan Falah Penerimaan


2. Laporan Falah Pengeluaran
3. Laporan Falah Pembiayaan
4. Laporan Waqat
5. Laporan Zakat
6. Catatan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
7. Pengungkapan Tambahan (Rekonsiliasi Fiskal, Laba rugi)

Double-Entry Bookkeeping merupakan bagian dari kolonialisme sains akuntansi. Joseph A. Schumpeter
menjelaskan rasionalisme dan behavior yang akan menjadi dasar dari akuntansi. Mengapa kapitalisme
masuk di ruang-ruang akuntansi. Mulai dari teori, asumsi filosofi sains, realitas, scientific method,
kontstruksi temuan dan ontology-epistemologi-aksiologi/human nature argumentasinya adalah
universal, objektif dan otonom. Itulah yang menjadi dasar akuntansi.

Kolonialisme teknologi seperti perang. Perang juga berperan penting bagi akuntansi untuk kuasa. Tidak
hanya perang beneran, tetapi ada juga perang dagang. Jika nanti ada perubahan mata uang, maka
pertarungannya menjadi sengit. Bisa jadi terjadi perang dunia ketiga. Jurnal Akuntansi Multipa-radigma,
menyebutkan bahwa perang itu penting bagi akuntansi lewat Double-Entry Bookkeeping. Imperialisme
Amerika juga merupakan bagian dari proses akuntansi lewat kecerdasan rasional mekanistik. Habis
perang terbitlah pembangunan. Logika Double-Entry Bookkeeping berorientasi pertumbuhan dan pasar
semuanya terkontruksi misalnya melalui APBN. Kata kunci penjajahan Double-Entry Bookkeeping, maka
konsep hutang penting dalam akuntansi. Double-entry kata kuncinya adalah kendali ekonomi makro.

Dampak lanjut Double-Entry di Indonesia, Double-Entry Bookkeeping karena oligarki (politik) demokrasi
kemudia laba (ekonomi) korporatokrasi akan menghancurkan de-nyiur-isasi, delegitimasi tembakau,
garam nasional, plastikisasi, deforestasi masif, tambang, laut, wisata, dll. Kompleksitas hancurnya
budaya, agama, dan kebangsaan karena pusat masalah di mana kerusakan lingkungan hanya merupakan
konsekuensi logis.

Micro colonial strategy menggunakan behavioral management accounting, lewat jalan berpikir anjing.
Jika Double-Entry Bookkeeping mereka akan memberi respon positif. Tetapi ketika dimunculkan laba
responnya negatif. Ketika laba ditemukan dengan Double-Entry Bookkeeping maka anjing akan keluar air
liurnya. Bukan hanya itu, kita juga di penjara dengan conceptual framework/IFRS. Selain itu juga seperti
Bobo Doll dimana tahap ekstensi melalui praktik meniru dan menjalankan kesadaran baru.

Kesimpulannya dalah dari akuntansi yang masih punya agama kemudian berproses menjadi sekuler.
Kemudian IFRS sudah bebas Tuhan, nanti akuntansi 4.0 adalah manusia yang bebas Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai