Anda di halaman 1dari 5

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA

PENEBANGAN DAN PEMOTONGAN KAYU ALAM


Nomor : …../SPKK/IHL-MRT/…./2022

Surat Perjanjian Kontrak Kerja (SPKK) ini dibuat pada hari ini …….. tanggal ………… bulan
………… tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua (…-…-2022), untuk selanjutnya disebut
“Perjanjian”, oleh dan antara :

1. PT. INTRACA HUTANI LESTARI, suatu perseroan terbatas yang didirikan dan tunduk
pada hukum dan perundang-undangan Negara Republik Indonesia berkedudukan di Desa
Rian Rayo dalam hal ini diwakili oleh Adrison, dalam kedudukan sebagai General Manager
dari dan oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas nama Direksi perseroan terbatas PT.
Intraca Hutani Lestari (untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA).

2. ……….., perorangan yang berkedudukan Desa ……, RT/RW ………., Kecamatan ………,
Kabupaten ………….. Provinsi Kalimantan Utara, dalam kedudukannya sebagai Kepala
Pemborong dari dan oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas nama regu penebanganya
(untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA).

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut ”Para Pihak”, yang dengan ini
menerangkan terlebih dahulu bahwa Para Pihak telah sepakat untuk mengadakan Perjanjian
Kontrak Kerja pekerjaan Penebangan untuk Land Clearing di PT. Intraca Hutani Lestari.
Pasal 1
KETENTUAN UMUM

Pihak Pertama memberikan pekerjaan Penebangan Imas dan Pemotongan Kayu Log milik Pihak
Pertama yang selanjutnya disebut pekerjaan kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua menerima
dan menyanggupi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan spesifikasi teknis dan
persyaratan yang ditentukan oleh Pihak Pertama. Tata letak pekerjaan atau lokasi kerja akan
ditetapkan dan diarahkan oleh Pihak Pertama.
Pasal 2
JENIS DAN HARGA PEKERJAAN

Jenis dan harga pekerjaan disepakati oleh kedua belah pihak dan dihitung secara borongan
dengan rincian sebagai berikut :
1. Imas dan penebangan ditetapkan sbb :
a. Harga borongan Imas : Rp. 1.100.000,- /Ha
b. Harga Potong dan Treming Kayu sesuai panjang kayu yang ditetapkan oleh PIHAK
PERTAMA sebelum kayu ditarik di TPn atau sesudah kayu di TPn, dengan Harga
Rp.12.000,-/M3
c. Chainsaw, BBM (bensin, olie) dan Spare part chainsaw ditanggung oleh Pihak Kedua.
2. PPH23 ditanggung oleh PIHAK KEDUA dan dipotong pada Tagihan Pihak Kedua sebesar
4% jika tidak mempunyai NPWP atau 2% jika mempunyai NPWP
3. Apabila Pihak Kedua menggunakan BBM bensin untuk operasional penebangannya dari
Pihak Pertama, maka harga bensin yang ditetapkan per liter sesuai dengan harga yang
ditetapkan oleh Pihak Pertama dan dipotongkan di BAP hasil pekerjaan.

Pasal 3
TARGET DAN JANGKA WAKTU PEKERJAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan perjanjian kerja ini adalah 6 (enam) bulan terhitung dari tanggal
…………… 2022 dan berakhir tanggal ............. 2023.

1
2. Jangka waktu ini dapat diperbaharui setelah Pihak Pertama mengevaluasi prestasi kerja
Pihak Kedua sesuai dengan yang tertuang di dalam Surat Perjanjian Kontrak Kerja.
3. Apabila setelah dievaluasi ternyata kinerja Pihak Kedua tidak memenuhi target yang
ditetapkan Pihak Pertama, maka Pihak Pertama berhak menghentikannya/memutuskan
Perjanjian Kontrak Kerja ini dan dapat menunjuk calon kontraktor lainnya.

Pasal 4
SPESIFIKASI TEKNIS

1. Yang dimaksud dengan Penebangan Kayu Land Clearing adalah menebang dan memotong
kayu milik Pihak Pertama dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Sebelum penebangan dilakukan maka sekitar pohon yang akan ditebang dilakukan
penebasan terlebih dahulu hal ini untuk memudahkan penebangan dan untuk menjaga
keselamatan pekerja tebang.
b. Penebangan pohon dilakukan pada ketinggian 20 cm dari permukaan tanah , pada pohon
berbanir dipotong diatas banir dan menggunakan tehnik takik rebah untuk mengarahkan
rebahnya pohon dan semua Pohon diameter 10 Cm up harus ditebang habis, di potong
bagian ujung kayu bebas cabang, serta cabang pohon yang besar juga di potong. Kecuali
pohon yang dilindungi dan pohon buah.

2. Yang dimaksud dengan pemotongan adalah memotong kayu dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Pemotongan dilakukan pada kayu yang telah bebas cabang dan akar.
b. Kayu bisa di treming pangkal Ujung sebelum ditarik di TPn atau sesudah kayu ditarik ke
TPn.
c. Ukuran panjang sortimen kayu produksi ditetapkan 5,20 M + kelipatan 1,1 M dst
dengan diameter minimal 25 cm up.
d. Bontos kayu harus rapi/rata.
Pasal 5
PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN DAN PEMBUATAN BAPHK

1. Pengukuran Imas
- Pengukuran Imas tebang akan dilakukan oleh bagian planning dan audit PT. Ihl, apabila
pekerjaan sudah dilaporkan selesai, namun apabila setelah di cek pekerjaan dianggap
belum selesai maka harus di service terlebih dahulu
2. Pengukuran Produksi Kayu Bulat
- Pengukuran hasil pekerjaan Pihak Kedua akan dilakukan oleh Scaler Pihak Pertama
apabila telah memenuhi spesifikasi teknis.
- Pengukuran dilakukan di TPn berdasarkan ketentuan Pengukuran Kayu Bulat yang
berlaku di Negara Republik Indonesia.
3. Pembuatan Berita Acara Pembayaran Hasil Pekerjaan (BAPHK)
- Hasil pengukuran Imas tebang dan pengukuran kayu bulat tersebut akan dipergunakan
sebagai dasar pengajuan dan pembuatan Berita Acara Pembayaran Hasil Pekerjaan,
paling lambat 3 hari setelah pengukuran hasil pekerjaan BAPHK diterbitkan.

Pasal 6
TATA CARA PEMBAYARAN

1. Pembayaran akan dibayarkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua sesuai dengan
progress pekerjaan yang dicapai. Pembayaran oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua akan
dilaksanakan dalam waktu selambat-lambatnya 4 (empat) minggu setelah dokumen-
dokumen perhitungan pembayaran diterima oleh Pihak Pertama di kantor Jakarta sbb :

2
1.Invoice/Tagihan
2.BAPHP yang telah di tandatangani oleh Para Pihak
3.Dokumen Penunjang Lainnya

2. Seluruh pajak-pajak yang menjadi kewajiban masing-masing pihak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, tanggung jawab dan wajib dibayar oleh masing-masing Pihak.
3. Pembayaran oleh Pihak Pertama dilakukan melalui Kantor PT. Intraca Hutani Lestari Camp
Rian atau langsung melalui rekening ybs:
a. Atas nama :
b. Nomer rekening :
c. Bank :
d. Cabang :

Pasal 7
PEMUTUSAN PERJANJIAN DAN SANKSI

1. Pihak Pertama mempunyai hak untuk membatalkan atau memutuskan Surat Perjanjian
Kontrak Kerja ini secara sepihak tanpa perlu adanya putusan/penetapan Pengadilan terlebih
dahulu, dan tanpa syarat dan tuntutan apapun dari Pihak Kedua apabila :
a. Pihak Kedua tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai pasal 3 (tiga) dalam
Perjanjian ini tanpa alasan yang dapat diterima oleh Pihak Pertama atau setelah
menerima 3 (tiga) kali peringatan tertulis dari Pihak Pertama.
b. Pihak Kedua memindah tangankan pekerjaan kepada Pihak lain tanpa persetujuan tertulis
dari Pihak Pertama.
c. Pihak Kedua tidak mampu atau tidak mengikuti persyaratan spesifikasi yang telah
ditentukan dan disepakati oleh Pihak Kedua sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
d. Jika Pihak Kedua dengan sengaja mamperlambat pelaksanaan pekerjaan tanpa alasan
yang dapat diterima oleh Pihak Pertama.
e. Pihak Kedua mengalihkan/menyalahgunakan kayu milik Pihak Pertama, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
f. Pihak Kedua memberikan komisi/insentif bagi karyawan Pihak Pertama.

Seluruh biaya dan resiko yang timbul akibat adanya Pemutusan Perjanjian Kontrak Kerja ini
menjadi beban dan tanggung jawab Pihak Kedua

Pasal 8
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pihak Kedua akan menempatkan dirinya atau wakilnya yang berkuasa penuh dalam
melaksanakan pekerjaan ini, sedangkan Pihak Pertama akan diwakili oleh General Manager
atau wakilnya.
2. Pihak Kedua dan karyawan yang menjadi tanggung jawabnya wajib memenuhi ketentuan
ketenagakerjaan atau peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku dan ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan oleh Pihak Pertama.
3. Pihak Kedua menjamin seluruh peralatan penebangan dan pemotongan kayu dalam kondisi
baik dan siap pakai.
4. Pihak Pertama dibebaskan oleh Pihak Kedua dari segala tuntutan/gugatan dari Pihak Ketiga
lainnya sehubungan dengan segala resiko yang timbul akibat pekerjaan yang dilakukan
Pihak Kedua.
5. Pihak Kedua wajib menjaga ketertiban dan keamanan dalam lokasi kerja selama
berlangsungnya pekerjaan.
Pasal 9
PENGADAAN TENAGA KERJA DAN PERALATAN KERJA
3
1. Pihak Kedua wajib menjamin dicukupinya tenaga kerja yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaannya.
2. Pihak Kedua wajib menjamin dicukupinya semua peralatan kerja yang diperlukan untuk
dapat melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan memenuhi syarat-syarat
pelaksanaan sesuai spesfikasi teknis yang disepakati Pihak Kedua.
3. Biaya mobilisasi dan demobilisasi peralatan kerja dan semua pekerjaan Pihak Kedua
menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.
Pasal 10
KECELAKAAN KERJA

1. Segala kecelakaan kerja yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua dan Pihak Kedua diharuskan melindungi pekerja-pekerjanya
dengan Asuransi Kecelakaan sesuai peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
2. Pihak pertama bersedia membantu proses pembuatan Asuransi kecelakaan kerja serta
membayar angsuran setiap bulan dan segala biaya yg dikeluarkan akan dibebankan ke pihak
ke dua, dengan cara pemootongan BAP.
3. Pihak Kedua membebaskan Pihak Pertama dari segala tuntutan atau gugatan berupa apapun
juga, termasuk dari pekerja maupun keluarganya jika terjadi kecelakaan kerja.

Pasal 11
FORCE MAJEURE

1. Yang dimaksud dengan force majeur adalah perang, keadaan moneter, banjir, bencana alam,
gempa bumi, huru hara dan bencana lainnya yang diumumkan oleh Pemerintah sebagai
musibah nasional atau keterlambatan yang bukan disebabkan oleh Pihak Kedua, perang
saudara, pemberontakan revolusi, kerusuhan, pemogokan, huru hara, kekuatan militer atau
pengambilalihan kekuasaan atau perusakan atas perintah pemerintah de jure atau de facto
atau perintah yang berwenang.
2. Apabila terjadi force majeur, maka Pihak yang mengajukan force majeur harus
memberitahukan secara tertulis tentang terjadinya force majeur tersebut dengan melengkapi
secara tertulis data-data yang diperlukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak terjadinya
force majeur. Apabila Pihak yang mengajukan force majeur tidak/lalai memberitahukan hal
tersebut, maka force majeur demi hukum dinggap tidak pernah terjadi. Surat pemberitahuan
tentang telah terjandinya force majeur harus turut ditandatangani oleh Pengawas Pelaksana
pekerjaan dari Pihak Pertama
3. Atas pemberitahuan dari Pihak yang mengajukan force majeur, Pihak lainnya dalam waktu 7
(tujuh) hari sejak menerima pemberitahuan tersebut harus segera memberikan jawabannya
apakah akan menerima atau menolak force majeur tersebut. Apabila dalam waktu 7 (tujuh)
hari pihak lainnya tidak atau lalai memberikan jawabannya, maka force majeur tersebut
dianggap diterima.
4. Dalam hal force majeur diterima, maka pekerjaan ditunda untuk jangka waktu yang
disepakati kemudian oleh kedua belah Pihak.
5. Dalam hal fore majeur ditolak berdasarkan alasan yang sah, maka Pihak yang mengajukan
force majeur harus tetap melaksanakan kewajibannya dalam jangka waktu yang ditentukan
dalam Surat Perjanjian Kerja ini.
Pasal 12
KERAHASIAAN

1. Semua data/informasi, baik lisan maupun tertulis yang terkait dengan pekerjaan serta
informasi lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian ini harus dijaga
kerahasiannnya dari kemungkinan untuk dimanfaatkan oleh Pihak Ketiga lainnya. Para
Pihak sepakat bahwa kewajiban menjaga kerahasiaan ini akan tetap berlaku meskipun
4
Perjanjian ini telah berakhir. Para Pihak harus mendapatkan persetujuan tertulis dari pihak
lainnya apabila akan menyerahkan atau memberikan data/informasi yang terkait dengan
Pekerjaan kepada Pihak Ketiga lainnya.
2. Para Pihak memahami bahwa data/informasi yang diberikan sehubungan dengan Perjanjian
ini memiliki nilai-nilai komersial yang dapat merugikan salah satu Pihak apabila
dipergunakan secara tidak bertanggung jawab oleh Pihak Ketiga lainnya, oleh karena itu
Para Pihak senantiasa berupaya untuk melindungi data/informasi yang diberikan.
3. Kewajiban menjaga kerahasiaan ini berlaku selamanya kecuali diperintahkan oleh peraturan
perundang-undangan, aparat pemerintah atau atas perintah pengadilan untuk membukanya.
4. Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana tercantum dalam pasal ini akan diatur
berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku
PASAL 13
KETENTUAN-KETENTUAN LAINNYA

1. Hal-hal yang belum tercakup ataupun terdapat yang akan dirubah di dalam Surat Perjanjian
Kontrak Kerja ini akan diatur kemudian dengan persetujuan Para Pihak dan akan dibuat
Addendum dan/atau Amandemen yang sah dan tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian
Kontrak Kerja ini.
2. Surat Perjanjian Kontrak Kerja ini berlaku sejak ditandatangani oleh kedua belah pihak.
3. Dalam hal terjadi pembatalan atau pemutusan Perjanjian ini sebagaimana diatur dalam Pasal
7 ayat (1) perjanjian ini, maka Para Pihak setuju dan sepakat untuk mengesampingkan Pasal
1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

Pasal 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Kedua belah pihak akan menghormati dan melaksanakan seluruh isi Surat Perjanjian
Kontrak Kerja ini. Perselisihan yang terjadi akan diselesaikan secara musyawarah.
2. Apabila secara musyawarah perselisihan tidak dapat diselesaikan dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari, maka kedua belah Pihak sepakat bahwa perselisihan akan diselesaikan melalui
pengadilan.
3. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka kedua belah pihak
akan mencari penyelesaian melalui pengadilan dan memilih tempat kedudukan hukum pada
Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di Jakarta.

Demikian Surat Perjanjian Kontrak Kerja ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap dan ditandatangani
oleh kedua belah pihak serta bermaterai yang cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama.

Camp Rian, ................. 2022

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. Intraca Hutani Lestari

Adrison ………………..
General Manager Kepala Pemborong

Anda mungkin juga menyukai