Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan atau biasa disebut SMK merupakan sekolah


khusus yang akan menghasilkan lulusan yang siap untuk bekerja. Untuk
menghasilkan lulusan yang siap bekerja ini, SMK harus benar membuat
perencanaan yang matang dalam mempersiapkan siswa-siswanya. Dalam hal ini
siswa akan dibekali yakni ketermapilan kognitif serta keterampilan psikomotor.
Untuk mendapatkan keterampilan kognitif sekolah bisa dapat memberikan materi
dengan berada dikelas. Sedangkan untuk aspek psikomotor bisa didapatkan
dengan melakukan praktek di bengkel dan indrustri.
Bengkel memiliki peran penting dalam hal mempersiapkan peserta didik
untuk mendapatkan keahlian dibidang yang di pelajari. Bengkel yang baik juga
akan menjadi tempat belajar yang baik pula bagi peserta didik. Untuk bidang
teknik mesin banyak hal yang harus dipelajari dibengkel. Tidak terkecuali ketika
melakukan praktikum kerja bangku.
Dengkel memiliki peran penting dalam hal pembelajaran peserta didik, oleh
karena itu perencaan yang baik untuk pengadaan bengkel juga harus di
rencanakan dengan matang-matang tak terkecuali untuk bengkel kerja bangku.
Dalam perencanaan ini sangat penting untuk dilakukan sebagai wujud kerangka
pikir bengkel tersebut akan seperti apa, baik ketika perencaan dan pengelolaan.
Dengan demikian perencanaan didalam pembuatan suatu bengkel kerja bangku
haruslah direncanakan secara matang agar dalam hal memberikan pelahjaran
maupun ketika praktikum dalam belajar dapat maksimal.

B. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan struktur organisasi bengkel kerja bangku
2. Menjelaskan mesin/peralatan yang dibutuhkan bengkel kerja bangku
3. Menjelaskan ruang bengkel kerja bangku
&. Menjelaskan layout peralatan/mesin bengkel kerja bangku

1
5. Menjelaskan kebutuhan listrik, air, dan pembuangan limbah bengkel kerja
bangku
(. Menjelaskan keselamatan kerja pada bengkel kerja bangku
). Menjelaskan alat-alat keselamatan kerja pada bengkel kerja bangku
*. Menjelaskan tata tertip bengkel kerja bangku

2
5. Menjelaskan kebutuhan listrik, air, dan pembuangan limbah bengkel kerja
bangku
(. Menjelaskan keselamatan kerja pada bengkel kerja bangku
). Menjelaskan alat-alat keselamatan kerja pada bengkel kerja bangku
*. Menjelaskan tata tertip bengkel kerja bangku

2
BAB II
PERENCANAAN BENGKEL KERJA BANGKU

A. Struktur Organisasi Bengkel Kerja Bangku

B. Mesin/Peralatan yang Di$utuhkan Bengkel Kerja Bangku untuk Jumlah


Per Kelas 3( Orang
+o +ama Alat/ Bahan Jumlah
.
1 Meja Bangku *
2 Ragum Biasa 1(
3 Ragum putar 1(
& Mesin /erinda &
5 Bor meja/bangku &
( Bor lantai &
) Bor radial 1
* Mesin pres 1
9 1aron 2

3
10 Meja rata 2
11 Kikir, Bermacam-macam bentuk, ukuran dan kekasaran 32
12 Gergaji tangan 16
13 Tap 8 set
14 Snei 8 set
15 Tangkai tap 8
16 Tangkai snei 8
17 Skrap tangan bermacam bentuk 16
18 Stempel huruf dan angka 2 set
19 Bevel protactor 8
20 Jangka sorong 16
21 Batang penggores 8
22 V Block 8
23 Mistar baja 16
24 Siku 16

C. Ruang Bengkel Kerja Bangku


Berikut merupakan karakteristik ruang bengkel Program Keahlian
Teknik Permesinan menurut Permendiknas No.40 Tahun 2008 tentang Standar
Sarana dan Prasarana untuk SMK/MAK.
1. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran: pekerjaan logam dasar, pengukuran
dan pengujian logam, membubut lurus, bertingkat, tirus, ulir luar dan
dalam, memfrais lurus, bertingkat, roda gigi, menggerinda-alat, dan
pengepasan/pemasangan komponen.
2. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan adalah 288
m² untuk menampung 32 peserta didik yang meliputi: area kerja bangku 64 m²,
ruang pengukuran dan pengujian logam 24 m², area kerja mesin bubut 64 m²,
area kerja mesin frais 32 m², area kerja gerinda 32 m², ruang kerja pengepasan
24 m², ruang penyimpanan dan instruktur 48 m².
Jika suatu ruang praktik hanya dikhususkan untuk pekerjaan kerja
bangku saja, maka deskripsinya adalah sebagai berikut.
1. Area kerja bangku memiliki standar minimum rasio antara luas area kerja
dalam satuan meter persegi dibanding jumlah peserta didik adalah 8 : 1.
2. Dengan kata lain, dengan jumlah siswa 32 orang, maka dibutuhkan area kerja
seluas 256 m² ditambah ruang penyimpanan dan ruang instruktur seluas 48 m².

4
3. Sehingga total luas minimum ruang bengkel kerja bangku untuk menampung
32 orang siswa adalah 32& m7.
&. Lebar minimum area kerja bangku adalah * m7.

D. Layout Bengkel Kerja Bangku


Berikut merupakan rancangan layout bengkel praktik kerja bangku. Luas
bangunan adalah 221 m2. Masing-masing meja kerja berjarak 2 m antara satu
sama lain. Meja rata ditempatkan di dekat meja guru agar guru bisa dengan mudah
mengawasi dan memberikan arahan pada siswa yang sedang memeriksa kerataan
permukaan benda kerja. Mesin bor dan mesin gerinda diletakkan secara selang-
seling dan masing-masing berjarak 1 m antara satu sama lain. 1eletakannya pada
bagian ruangan yang jauh dari pintu ruangan. Ukuran panjang bagian dalam
gudang adalah ( m, agar dapat menyimpan bahan seperti pipa/batangan baja atau
logam lain yang umumnya dijual di pasaran dengan panjang ( m 8panjang
aktualnya kurang dari ( m). Di bagian depan toilet dilengkapi dengan wastafel
agar tidak perlu masuk ke dalam toilet untuk mencuci tangan. Ruang peralatan
juga difungsikan sebagai ruang guru.
A1AR disediakan di empat titik berbeda yang mudah dijangkau di dalam
ruang kerja, serta 1 unit A1AR disediakan di dalam gudang. Tiga buah kotak 13K
disediakan dan diletakkan masing-masing di gudang, di ruang kerja, dan di dalam
ruang peralatan.
Bengkel kerja bangku tersebut dilengkapi dengan jendela kaca dan
3entilasi di sekeliling dinding. Ada tiga buah pintu untuk akses masuk/keluar
ruang kerja dari luar bengkel. Satu pasang daun pintu pintu kupu tarung
sebagai pintu utama, satu pintu berjenis rolling door dengan lebar 3 m sebagai
pintu kedua dan sebagai akses untuk mengeluarkan atau memasukkan
barang-barang berukuran besar agar lebih leluasa. Serta satu buah pintu di
dekat gudang sebagai pintu tambahan dan pintu darurat. /udang dilengkapi
dengan dua buah pintu, yang pertama adalah pintu berjenis rolling door
dengan lebar pintu selebar ruangan gudang, dan yang kedua pintu berjenis
sliding door 8pintu geser) sebagai akses antara gudang dan ruang kerja. 1intu
tersebut dibuat sebagai pintu geser

5
agar tidak terlalu memakan tempat, dan diposisikan lurus dengan lorong antar
meja kerja.

Keterangan5
1. Ruang Kerja
2. Meja Kerja dan Ragum
3. Meja /uru
&. 1apan Tulis dan Screen
5. Meja Rata
(. Mesin Bor
). Mesin /erinda
*. A1AR 8Alat 1emadam Api Ringan)
9. /udang
12. Rak Bahan Kerja
11. Ruang 1eralatan dan Ruang /uru
12. Rak 1eralatan
13. Toilet
1&. Wastafel
15. Kotak 13K
1(. Mesin /ergaji

E. Kebutuhan Listrik, Air, Dan Pembuangan Limbah


Didalam suatu bengkel kebutuhan listrik, air dan pembuangan limbah
menjadi hal yang penting dikarenakan tiga komponen ini menjadi saran

6
pendukung yang bisa dikatan wajib ada. Didalam bengkel kerja bangku
kemungkinan menggunakan alat atau mesin yang menggunakan listrik lebih
sedikit dibandingkan dengan bengkel lainnya. Hal ini bisa dilihat dari identifikasi
alat-alat yang telah diuraikan sebelumnya. <nstalasi listrik dan kebutuhan daya
bengkel kerja bangku ini membutuhkan daya 922 3olt untuk mesin gerinda, 922
3olt untuk mesin bor duduk dan 922 3olt untuk penerangan.
Kemudian kebutuhan air didalam suatu bengkel kerja ini hanya ada untuk
penggunaan didalam kamar mandi dan tempat membersihkan tangan. Di dalam
bengkel kerja bangku ini penggunaan air hanya sebatas untuk keperluan toilet dan
membersihkan diri setelah melakukan praktikum di dalam bengkel, sehingga
kebutuhan air di dalam bengkel sangat sedikit. Dengan demikian untuk
memberikan kenyamanan tolitet diadakan ada dua toilet. Dua toilet ini dianggap
sudah cukup bagi 32 siswa untuk kebutuhan ganti baju kemudian untuk kebutuhan
buang air maupun mandi. Kemudian untuk kebutuhan cuci tangan diadakan dua
tempat sejajar. Untuk tempat cuci ini dianggap suadah cukup untuk 32 siswa
dengan kelengkapan didalam tempat cuci tangan dilengkapi sabun cuci, cermin
serta handuk. Untuk kamar mandi dan tempat cuci tangan ini harus dipisah untuk
laki-laki dengan wanita agar lebih kondusif.
Setelah melakukan praktikum kerja bangku kemungkinan menghasikan
limbah sangat tinggi Karena didalam hal kerja bangku ini berhubungan dengan
bahan yang dipotong ataupun dijadikan dibentuk. Limbah-liimbah yang dihasikan
dari kerja bangku ini adalah limbah jenis padat dan cair. Akan tetapi kemungkinan
besar limbah yang dihasilkan dari kegiatan kerja bangku yakni limbah padat yakni
seperti sisa-sisa besi atau plat. Limbah logam dikumpulkan agar tidak berbahaya
bagi lingkungan sedangkan limbah non logam dikumpulkan di tempat sampah
sebagai tempat pembuangan sementara yakni gudang khusus limbah logam lalu
diangkut bak truk untuk dibuang di tempat pembuangan akhir.

*. Pengorganisasian Bengkel Kerja Bangku


Daftar Kebutuhan Bahan

8Dihitung berdasarkan kebutuhan 1 tahun)

+oJenis 1raktik +ama Satuan Jumlah

7
. Bahan/Deskripsi
1 Kerja bangku 8Dasar dan 1. Besi m ? 1(
Lanjut) a. Bentuk segi empat
a. Menggergaji ukuran p x l >
b. Memahat ?122 x 32 mm
c. Mengebor b. Bentuk segi empat m ? 1(
d. Mereamer ukuran p x l > ? 15
e. 1engasahan x 15 mm
f. Membuat ulir c. Bentuk segi empat m ? 1(
g. Menyekrap tangan ukuran p x l > ? 25
h. 1embengkokkan x 25 mm
logam d. Bulat @ ? * - 12 m ? 1(
mm
2 Teknik gerinda 1. Besi m ? 1(
a. Menggerinda a. Segi empat ? 12 x
bidang rata, siku, 25 mm
miring dan b. Bulat @ ? 25 mm m ? 1(
menyudut.
b. Menggerinda
silinder bagian luar
dan dalam
c. Menggerinda alat
potomg

Dalam mengeluarkan bahan praktik harus mengisi kartu pengeluaran bahan. Juga
dalam bengkel kerja bangku ini terdapat prosedur dalam peminjaman alat/bahan
dengan menggunakan kartu peminjaman

8
KARTU PENGELUARAN BAHAN (MATERIAL)

Hari 5

Tanggal 5

Kegiatan 1raktik 5

Kelas 5

/uru 1raktik 5

+o. Bahan/Material Spesifikasi Jumlah


1
2
dst

1enanggung Jawab,

8AAAAAAA..)

KARTU PINJAMAN/PENGEMBALIAN ALAT/BAHAN

+ama 5

Jurusan 5

Kelas 5

+o. +ama Alat/Bahan Jumlah


1
2
3
Malang, AAAAAAA..

Mengetahui5

<nstruktur, 1eminjam,

8AAAAAAAAA.) 8AAAAAAAA.)

1rosedur peminjaman dan pengambilan alat/bahan

9
Mengembalikan
&uang Alat/bahan dan T((lman
alat/bahan

Membersihkan Alat/Bahan Praktikan Pinjam Alat/Bahan


yang dipinjam

Selesai Kegiatan Praktikan Melakukan


Praktik/Kerja Bengkel PraktikKerja Bengkel

G. Pemeliharaan Bengkel Kerja Bangku


1erawatan adalah usaha yang dilakukan terhadap mesin atau peralatan agar
selalu siap digunakan. 1erawatan dimaksudkan agar laju kerusakan dapat ditahan
serta kerusakan fatal dapat dihindari. 1erawatan pada mesin bisa dilakukan setiap
hari atau secara periodic. 1erawatan itu sendiiri dilakukan dengan memisah antara
perawatan peralatan dan bangunan.

1. Pemeliharaan Terhadap Peralatan


1emeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar
untuk menjaga agar suatu peralatan selalu dalam keadaan siap pakai atau tindakan
melakukan perbaikan sampai pada kondisi peralatan tersebut dapat bekerja
kembali. Secara garis besar pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu 5
pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tak terencana.
a. Pemeliharaan Terencana (planned maintenance)
1emeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan
diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap
peralatan di waktu yang akan datang.
Dalam pemeliharaan terencana terdapat unsur pengendalian dan unsur
pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

1
1emeliharaan terencana merupakan bagian dari sistem manajemen
pemeliharaan yang terdiri atas pemeliharaan pre3entif, pemeliharaan prediktif,
dan pemeliharaan korektif.
1emeliharaan pre3entif adalah pemeliharaan yang dilakukan pada
selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan
beberapa kriteria yang dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan
mengurangi kemungkinan suatu komponen tidak memenuhi kondisi normal.
1ekerjaan yang dilakukan dalam pemeliharaan pre3entif adalah 5 mengecek,
melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi, dan pekerjaan lain yang bukan
penggantian suku cadang berat. 1emeliharaan pre3entif membantu agar
peralatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi
ketentuan pabrik pembuatnya.
Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pemeliharaan pre3entif
dilakukan secara rutin dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat yang
diperoleh dari pekerjaan pemeliharaan prediktif atau adanya anjuran dari
pabrik pembuat alat tersebut. Apabila pemeliharaan pre3entif dikelola dengan
baik maka akan dapat memberikan informasi tentang kapan mesin atau alat
akan diganti sebagian komponennya.
1roses peralihan dari pemeliharaan yang bersifat kadang-kadang dan
sembarangan atau bahkan tidak ada pemeliharaan sama sekali menuju kepada
pemeliharaan terencana yang dengan sengaja melakukan pemeliharaan secara
rutin memerlukan waktu, tenaga, dan pekerjaan tambahan di luar pekerjaan
biasanya. +amun berdasarkan pengalaman, hal tersebut akan terjadi pada awal
pekerjaan saja dan selanjutnya apabila sistem tersebut telah berjalan, maka
akan lebih mudah dalam menangani pemeliharaan setiap peralatan sehingga
diharapkan dapat memiliki efisiensi yang tinggi.

$. Pemeliharaan tak terencana

1
1emeliharaan tak terencana adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan
secara tiba-tiba karena suatu alat atau peralatan akan segera digunakan.
Seringkali terjadi bahwa peralatan baru digunakan sampai rusak tanpa ada
perawatan yang berarti, baru kemudian dilakukan perbaikan apabila akan
digunakan. Dalam manajemen system pemeliharaan, cara tersebut dikenal
dengan pemeliharaan tak terencana atau darurat 8emergency maintenance).
1ada umumnya metode yang digunakan dalam penerapan
pemeliharaan adalah metode darurat dan tak terencana. Metode tersebut
membiarkan kerusakan alat yang terjadi tanpa atau dengan sengaja sehingga
untuk menggunakan kembali peralatan tersebut harus dilakukan perbaikan
atau reparasi. 1emeliharaan tak terencana jelas akan mengganggu proses
produksi dan biasanya biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan jauh lebih
banyak disbanding dengan pemeliharaan rutin.

c. Tujuan Pemeliharaan Rutin


Dalam setiap tindakan pemeliharaan, tujuan pokoknya adalah untuk
mencegah terjadinya kerusakan peralatan dan mencegah adanya perubahan
fungsi alat serta mengoptimalkan usia pakai peralatan. Reliabilitas alat dan
kinerja yang baik hanya dapat dicapai dengan melakukan program
pemeliharaan yang terencana. Selain untuk alasan reliabilitas dan kinerja alat,
program pemeliharaan terencana juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu
dalam hal efisiensi keuangan, perencanaan, standardisasi, keamanan kerja dan
semangat kerja.
1ada aspek keuangan sudah jelas bahwa kerusakan yang terlalu cepat
pada peralatan akan mengakibatkan pengeluaran yang tidak terencana. Hal
tersebut juga akan berakibat terhadap perencanaan fasilitas lainnya tidak
mungkin dapat berjalan tanpa didukung peralatan yang bekerja secara efisien.
Apabila peralatan dioperasikan hingga mendekati rusak atau bahkan
rusak sama sekali tanpa adanya pemeliharaan, maka mungkin saja dapat
membahayakan dan mencelakakan. Banyak kerugian yang timbul akibat
kecelakaan, bukan hanya manusia, tetapi hilangnya waktu, tenaga dan biaya.
Rendahnya tingkat pemeliharaan dan tingginya resiko kecelakaan berakibat

1
kurang bergairahnya orang lain untuk melanjutkan pekerjaan dan akan
menurunkan produkti3itas kerja.
Secara garis besar terdapat empat tujuan pokok pemeliharaan pre3entif yaitu 5
a. Memperpanjang usia pakai peralatan. Hal tersebut sangat penting terutama
apabila dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli satu peralatan jauh
lebih mahal apabila dibandingkan dengan memelihara sebagian dari
peralatan tersebut. Walaupun disadari bahwa kadangkadang untuk jenis
barang tertentu membeli dapat lebih murah apabila alat yang akan dirawat
sudah sedemikian rusak.
b. Menjamin peralatan selalu siap dengan optimal untuk mendukung kegiatan
kerja, sehingga diharapkan akan diperoleh hasil yang optimal pula
c. Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan terutama dalam
keadaan darurat, adanya unit cadangan, pemadam kebakaran dan
penyelamat.
d. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.

d. Sistem Pemeliharaan Rutin


Untuk memenuhi prosedur pemeliharaan baku, harus disiapkan data
pemeliharaan dan mulai dengan pertanyaan sederhana yaitu5 peralatan apa
yang akan dirawatB dimana lokasi penyimpanan alatB bagaimana
merawatnyaB dan kapan akan dirawatB
1. Peralatan yang perlu pemeliharaan
Sebelum sistem pemeliharaan terencana diterapkan, harus
diketahui peralatan apa saja yang sudah ada dan berapa jumlahnya. Untuk
itu, pekerjaan dapat dimulai dengan suatu daftar in3entaris yang lengkap
untuk menjawab pertanyaan di atas. Hal tersebut merupakan persyaratan
utama dan layak dijadikan sebagai tugas pertama untuk menyusun system
pemeliharaan yang baik. Daftar in3entaris yang akurat dan rinci dari segi
teknis akan sangat berguna untuk sistem pemeliharaan terencana.
Selanjutnya daftar in3entaris peralatan tersebut dikelompokkan menjadi
sejumlah kelompok yang sesuai dengan jenisnya.

1
Sebagai contoh 5 kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus 8Special
ser3ice tool/SST), alat-alat ukur dan sebagainya.

2. Lokasi penyimpanan alat


1enempatan tiap peralatan harus jelas sesuai dengan
pengelompokannya sehingga memudahkan dalam pencarian alat tersebut.
Apabila terjadi pemindahan alat hendaknya bersifat sementara dan setelah
selesai digunakan dapat dikembalikan pada tempat semula. 1enyimpanan
alat dan perkakas dapat dilakukan pada 5 panel alat, ruang gudang, ruang
pusat penyimpanan, dan kit alat-alat.
1. 1anel alat 8tool panel)
Banyak pekerja yang lebih senang menggunakan panel alat untuk
menyimpan dan meletakkan alat-alat. 1ada umumnya yang diletakkan
pada panel alat adalah sekelompok alat sejenis tetapi yang berbeda
ukurannya misal obeng atau tang dari berbagai ukuran. Dengan panel alat
tersebut petugas peminjaman alat lebih mudah mengontrolnya. 1anel alat
dapat diatur letaknya menurut keseringan penggunaan yang disusun dalam
rentangan warna yang kontras atau dalam warna-warna kombinasi yang
serasi.
2. Ruang gudang alat
Kadang-kadang tidak cukup dinding untuk meletakkan panel alat
tersebut. Disamping itu penggunaan panel alat juga tidak sesuai dengan
sifat alat karena ada alat yang tidak baik untuk disimpan di udara terbuka.
Untuk menyimpan alat yang mempunyai sifat demikian diperlukan almari
kecil atau ruangan penyimpanan.
3. Ruang pusat penyimpanan
Cara lain untuk menyimpan alat dan perkakas adalah menggunakan
ruang pusat penyimpanan alat dan perkakas. Ruangan tersebut dapat
digunakan untuk menyimpan berbagai alat untuk keperluan semua jenis
alat yang ada. 1enyimpanan dengan cara ini lebih baik karena petugas
peminjaman alat dapat dengan mudah mengadakan pengawasan.

1
Kelemahannya ruang pusat tersebut tidak dapat dekat dengan semua jenis
kegiatan yang memerlukan.
&. Kit alat-alat
Kit alat-alat didesain untuk pekerja secara indi3idual, berisi
sejumlah alat yang lengkap untuk suatu kegiatan perbaikan/ser3is.
Kebaikan kit alat alat tersebut bahwa siapa saja yang membutuhkan dapat
dipenuhi dengan segera tanpa harus memilih jenis-jenis alat yang
diperlukan untuk saat itu.

3. Prosedur pemeliharaannya
1emeliharaan pre3entif memerlukan suatu daftar seperti halnya
pekerjaan rutin, mencakup 5 jadwal pemeliharaan peralatan, data hasil
pengetesan, peralatan khusus 8apabila diperlukan), keterangan pengisian
pelumas, buku petunjuk pemeliharaan, tingkat pengetahuan pekerja
terhadap pekerjaan tersebut. Untuk memberikan informasi kepada bagian
pemeliharaan, maka tiap jadwal pemeliharaan dibuat pada kartu control
atau formulir yang dapat memberi informasi dengan jelas. 1ada setiap
jadwal pemeliharaan dituliskan identifikasi alat dengan nomor sandi, nama
alat, nomor pengganti, dan tanggal pemasangan pertama serta pengerjaan
perawatan yang telah dilakukan.

1
4. Waktu pemeliharaan
1emeliharaan rutin dilakukan secara periodic dengan selang
waktu tertentu berdasarkan hitungan bulan, hari atau jam. Selang waktu
hari atau bulanan dicatat seperti 5 periodik 1 bulanan > 1 B, 3 bulanan >
3 B, ( bulanan > ( B atau periodik waktu 122.222 jam, 5.222 jam, atau
1.222 jam. Tanggal pekerjaan pemeliharaan dicatat pada papan kontrol
yang diletakkan di ruang penaggung jawab dan pencatatan tanggal
pekerjaan dilakukan pula pada lembar data peralatan.
<nformasi yang dicatat termasuk waktu pakai alat, komponen yang
diganti, dan kinerja peralatan. Dari data yang dicatat tersebut dapat
diproyeksikan dan diramalkan waktu pakai alat, sehingga dapat
direncanakan untuk menggantinya pada saat yang ditentukan.

5. Rambu-rambu Pemeliharaan Peralatan


1emeliharaan peralatan sangat erat kaitannya dengan masalah
pemakaian, perbaikan, dan penyimpanan serta pengadministrasiannya.
a) 1erbaikan alat dibedakan antara perbaikan ringan yang dapat
dikerjakan sendiri oleh pekerja dan perbaikan khusus yang harus
dilakukan oleh ahlinya. 1eralatan yang diketahui rusak harus
dipisahkan dan ditindaklanjuti.
b) 1enyimpanan peralatan berorientasi pada prinsip kebersihan dan prinsip
identifikasi. Kebersihan mencakup persyaratan sifat kering dan tidak
lembab. Rambu-rambu penyimpanan peralatan adalah sebagai berikut 5
81) 1eralatan percobaan disimpan menurut jenisnya 8alat percobaan
Fisika, Kimia, dsb.)
82) 1eralatan percobaan yang bersifat umum sebagai alat aneka guna
disimpan di tempat khusus yang mudah dan cepat
mendapatkannya.
83) 1eralatan yang memerlukan perlindungan dengan lapisan cat atau
pelumas perlu selalu diperiksa fungsi pelapisannya.
8&) 1eralatan yang mempersyaratkan kondisi kering harus selalu
diperiksa tentang kelembaban tempat peyimpanannya.

1
85) 1eralatan yang terbuat dari logam, plastik, atau kayu yang pipih
dan relatif panjang disimpan dalam posisi terletak mendatar/tidur
untuk menghindari pelengkungan tetap.
8() 1eralatan yang berbentuk memanjang dan rapuh, dalam mobilitas
pemindahannya harus selalu dibawa dalam posisi tegak.
c) 1emeliharaan dan pencegahan kerusakan dilakukan dengan
pemeriksan secara rutin dengan penjadwalan yang pasti. Dibedakan
antara pemeriksaan harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Dengan
pemeriksaan yang rutin dan terus menerus, maka setiap gejala
kerusakan akan segera dapat dideteksi dan ditindaklanjuti.
d) 1engadministrasian peralatan dilakukan untuk mempermudah
pengendalian dalam hal pemakaian/penggunaan, penyimpanan,
perbaikan, perawatan dan pengadaan peralatan baru. 1engendalian
pengelolaan dan pengadmistrasian memerlukan perangkat instrument
yang berupa buku, lembar dan kartu, meliputi 5
1. Kartu stok E warna kartu dibedakan untuk masing-masing jenis
peralatan sesuai dengan pengelompokkannya.
2. Buku in3entaris E memuat nomor sandi, nama alat, ukuran,
merek/tipe, produsen, asal tahun, jumlah dan, kondisi
3. Daftar peralatan E memuat kode, nama alat, dan jumlah alat
&. Buku harian E digunakan untuk mencatat setiap kejadian yang
terjadi dan yang berkaitan dengan kegiatan di tempat kerja.

2. Pemeliharaan Terhadap Bangunan


Selain melakukan perawatan atau pemeliharaan pada peralatan, didalam
suatu bengkel yang perlu diperhatikan yakni perawatan bangunan. Bangunan ini
menjadi instrumen penting dalam suatu bengkel. Bangunan baik akan mendung
kinerja dari proses di dalam bengkel tersebut. Sebab bagaimanapun baiknya dan
banyaknya peralatan yang ada di dalam bengkel akan tetapi bangunan mengalami
kerusakan hal ini akan sangat fatal pada peralatan tersebut. Fleh karena itu di
dalam bengkel haruslah juga memprogram pemeliharaan gedung bengkel
sehingga tetap memenuhi syarat kekuatan, kebersihan dan keindahan.

1
Untuk gedung telah dibuat sedemikian rupa seperti apa yang telah
dijelaskan pada layout. Untuk desain gedung pada bengkel dibangun seperti
gedung yang biasanya pada sekolah kejuruan.

+oAspek 1erawatan /edung Waktu 1etugas


1Kebersihan Lantai Setiapharisetelah Siswa praktik

kegiatan praktik
2 KebersihanMejaKerjadanSetiapharisetelah Siswa praktik
Ragum kegiatan praktik
3 Kebersihan Toliet Setiap hari 1etugas
kebersihan
& Kebersihan 4entilasi dan Setiap satu minggu 1etugas

Langit-langit sekali kebersihan


5 1emeriksaan Kerusakan Setiap 1 bulan sekali Kepala bengkel

Dinding atau /uru praktik


( 1erawatan Dinding 5 tahun sekali Kepala bengkel

81engecatan) atau /uru praktik


81enanggung

Jawab)
) 1erbaikan Dinding Sesegera mungkin Kepala bengkel

setelah adanya atau /uru praktik


laporan/temuan 81enanggung
Jawab)

1
BAB III
KESELAMATAN KERJA PADA BENGKEL KERJA BANGKU
A. Keselamatan Kerja Pada Bengkel Kerja Bangku
Konsep Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Dalam
pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan 1AK yang pada akhirnya dapat
meningkatkan sistem dan produktifitas kerja. Secara teoritis istilah-istilah bahaya
yang sering ditemui dalam lingkungan kerja meliputi beberapa hal sebagai
berikut5
0. HAGARD 8Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang memungkinkan / dapat
menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan
pekerja yang ada
(. DA+/HR 8Tingkat Bahaya), 1eluang bahaya sudah tampak 8kondisi
bahaya sudah ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan pr3entif.
3. R<SK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu
2. <+C<DH+T, Munculnya kejadian yang bahaya 8kejadian yang tidak
diinginkan, yang dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang
melebihi ambang batas badan/struktur.
4. ACC<DH+T, Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau kerugian
8manusia/benda)

Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu 5


a. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja
$. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja
c. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja

Sasaran dari K3 adalah 5


a. Menjamin keselamatan operator dan orang lain
$. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan

1
c. Menjamin proses produksi aman dan lancar

B. Alat 5 alat Keselamatan Kerja Pada Bengkel Kerja Bangku


a) Alat 1elindung Diri 81ersonal 1rotecti3e HIuipment)
1. Kaca mata Safety
2. 1elindung Wajah
3. 1akaian Kerja
&. Sepatu Safety
5. Sarung Tangan
(. Masker
b) Alat 1emadam Kebakaran
c) 1ertolongan 1ertama Kecelakaan dalam Bengkel Kerja Bangku

C. Tata Terti$ Bengkel Kerja Bangku


A. 1raktek Kerja Bangku
1. 1raktek berlangsung setiap satu minggu sekali sesuai dengan jadwal
pemelajaran dimana tiap-tiap kelompok kerja terdiri atas sejumlah siswa
dalam satu kelas
2. Jumlah hari praktek ditentukan berdasarkan jumlah waktu efektif praktek
selama 1 semester dengan jumlah kelompok kerja
3. Dalam tiap semester siswa wajib mengikuti program tersebut secara penuh
dan diatur oleh sekolah bersama 1rogram Keahlian

B. Waktu 1elaksanaan 1raktek


1. 1raktek Kerja bangku berlangsung pada hari Senin sampai dengan hari
Sabtu sesuai dengan jadwal 1emelajaran 1roduktif
2. 1raktek bengkel pagi 5
a. 1raktek bengkel pagi dimulai pukul 2).22 TH1AT dan diakhiri pukul
13.22, kecuali hari jumat pada pukul 12.32 BBW<
b. <stirahat pagi dilaksanakan pada pukul 12.22 s/d 12.15 kecuali hari jumat
tidak ada istirahat

2
c. Selama jam istirahat, peserta diijinkan untuk melaksanakan praktek
dengan ijin instruktur dan atau toolman
d. 1embersihan mesin dan perkakas bengkel 8cleaning) 5

• Cleaning dilakukan 15 menit sebelum praktek berakhir untuk hari


senin s/d sabtu dan dilaksanakan oleh semua siswa yang terlibat
praktek
• Siswa D<LARA+/ meninggalkan bengkel sebelum bengkel dalam
keadaan bersih,aman dan alat tertata rapi sebagaimana mestinya
e. Setiap akhir praktek boleh dilakukan o3erlaping/jam tambahan dengan
persetujuan instruktur dan toolman
3. 1raktek sore hari 5
a. 1raktek sore hari dimulai pukul 13.22 tepat dan diakhiri pukul 1).22
BBW<
b. <stirahat dilakukan pada pukul 15.32 s/d 15.&5 untuk hari senin s/d sabtu
c. Selama jam istirahat, siswa diijinkan untuk melanjutkan praktek dengan
persetujuan/ijin instruktur atau toolman
d. 1embersihan 8cleaning) mesin/Ruang/alat dan perkakas bengkel 5

• Cleaning dilakukan 15 menit sebelum praktek berakhir untuk hari


senin s/d sabtu dan dilaksanakan oleh semua siswa yang terlibat
praktek

• Siswa D<LARA+/ meninggalkan Ruang bengkel sebelum bengkel


dalam keadaan bersih, aman dan alat tertata rapi sebagaimana
mestinya
e. Teori berlangsung di dalam bengkel dan atau diluar bengkel yang
waktunya diatur sendiri oleh guru mata diklat/instruktur
f. Jam-jam diluar ketentuan tersebut dapat dipergunakan untuk melunasi
jam minus, melaksanakan kompensasi dan atau menabung jam plus
untuk dikemudian hari diambil dengan persetujuan/perintah instruktur

C. Sistem 1raktek Kerja Bangku


1. Tahap < 8kelas <) 5 Difokuskan untuk kerja logam dasar,pengenalan
alat/mesin dalam rangka pembentukan karakter siswa

2
2. Tahap << 8kelas 2 ) 5 Merupakan tahap lanjutan dari kerja logam dasar dan di
fokuskan untuk pekerjaan kerja bangku dasar, pembuatan produk sederhana
serta pengenalan kualitas
3. Tahap <<< 8kelas 3) 5 Merupakan tahap akhir dari proses pengerjaan logam
dan difokuskan pada pekerjaan-pekerjaan komplek dan pesiapan Ujian
Kompetensi +asional 8ujian praktek) dan Ujian +asional Kejuruan 8teori
kejuruan)
&. Syarat-syarat untuk menempuh masing-masing tingkat adalah harus bebas
tanggungan/tugas/remidi dari tingkat sebelumnya dan diatur dalam instruksi
kerja masing-masing 1rogram Keahlian

D. 1akaian 1raktek
Umum
1. Setiap siswa yang datang ke bengkel dalam rangka urusan praktek maupun
yang lain HARUS berpakaian sopan dan rapi 8berbaju seragam sekolah dan
bersepatu)
2. Siswa D<LARA+/ berambut panjang dan atau berkuku panjang. 1anjang
rambut maksimal diatas kerah dan tidak menutupi mata dan tidak diwarna
Teori
1. Selama mengikuti teori, siswa WAJ<B berpakaian sopan dan rapi 8seragam
pada hari tersebut lengkap dengan atribut dan bersepatu )
2. Selama mengikuti teori, siswa D<LARA+/ memakai topi dan atribut yang
bukan merupakan identitas sekolah
1raktek Bengkel
1. Setiap siswa HARUS berpakaian seragam praktek yang warna dan
modelnya sudah ditentukan, bersepatu tertutup, berkacamata bening bagi
yang mengoperasikan mesin dan atau pakaian yang dipersyaratkan dalam
<nstruksi Kerja
2. Siswa HARUS menanggalkan segala atribut yang dapat membahayakan
keselamatan selama praktek seperti gelang/kalung dan sejenisnya

2
H. 1elaksanaan Ujian
1. Ujian adalah cara menilai tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi
yang telah dipelajari sebelum berlanjut pada kompetensi yang lebih tinggi
2. Semua siswa WAJ<B mengikuti ujian sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan
3. Ujian dilaksanakan melalui 3 tahap 5
a. Tahap < 5 merupakan ujian akhir kompetensi yang dilaksanakan pada tiap
akhir kompetensi/akhir pembelajaran yang mekanismenya ditentukan
oleh guru mata diklat bersama kurikulum untuk menentukan kanaikan
kelas/kenaikan tingkat
b. Tahap << 5 merupakan Ujian Akhir +asional yang disebut juga Uji
Kompetensi 1roduktif yang dilaksanakan secara +asional bersama
dengan pihak sekolah dan Dunia Usaha / Dunia <ndustri
c. Tahap <<< 5 Ujian +asional Teori Kejuruan merupakan ujian akhir teori
bersama mata diklat/mata pelajaran U+AS yang lain untuk menentukan
kelulusan.
d. Ujian Tahap < digunakan untuk menentukan kenaikan kelas dengan
Kreteria Ketuntasan Minimal KKM > ),5 dan Tahap <</<<< digunakan
untuk menentukan kelulusan

F. Kehadiran
1. 1encatatan kehadiran siswa dilakukan setelah siswa memakai pakaian kerja
dan atau menggunakan tanda tangan
2. 1encatatan kehadiran dilaksanakan oleh instruktur praktek atau yang
mewakili
3. Keterlambatan hadir dikenai sangsi yang besarnya disesuaikan dengan

/. 1rinsip dan Jenis Sangsi Terhadap 1elanggaran


1. Setiap siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib dan peraturan
praktek akan dikenai sangsi sesuai dengan jenis dan bobot pelanggaran.
2. Jenis sangsi 5
a. WAJ<B LA1FR

2
b. Denda alat dan atau kerja lembur
c. JAM M<+US yaitu jam ketidakhadiran siswa dalam mengikuti praktek
sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan bukan
kompensasi/hukuman/denda atas kerusakan/kehilangan alat atau mesin
d. KFM1H+SAS< yaitu waktu wajib praktek yang ditambahkan sebagai
sangsi dan harus dibayar dengan wajib kerja praktek dengan satuan
terkecil 2,5 jam. Jika selama waktu libur digunakan untuk wajib praktek
dan ternyata tidak cukup untuk mengganti jam yang ditinggalkan maka
sisa kompensasi harus dibayar dengan penggantian alat atau pekerjaan
lain yang mendidik.
e. 1eringatan lisan
f. 1eringatan tertulis
g. 1encabutan hak untuk mengikuti praktek 8dikeluarkan/dikembalikan ke
orang tua)
h. Daftar tentang jumlah jam minus dan kompensasi dapat dilihat pada
papan pengumuman setiap 3 minggu.

H. 1elanggaran Tata Tertib dan Sangsinya


1. KHTHRLAMBATA+ HAD<R
Keterlambatan hadir pada jam teori maupun praktek dikenai sangsi jam
minus yang dirinci sbb 5
a. Keterlambatan 1 s/d 15 menit dikenai jam minus 2,5 jam
b. Keterlambatan 1( s/d 32 menit dikenai jam minus 1 jam
c. Keterlambatan diatas 32 menit D<1ULA+/KA+ dan dianggap tidak
hadir tanpa keterangan dan dikenai jam minus yang besarnya 2 x 82 hari
untuk kepulangan 1 hari )
d. Keterlambatan dengan ijin sebelumnya dan disertai alasan yang logis
dikenai jam minus yang besarnya sama dengan waktu yang ditinggalkan
81 hari jam minus untuk ijin 1 hari)
e. Berkaitan dengan pasal * ayat 1c, siswa yang bersangkutan di ijinkan
mengikuti praktek pada hari itu sebagai pengganti jam minus 1 hari
sehingga tanggungan jam minus masih 1 hari

2
2. KETIDAKHADIRAN
a. Ketidakhadiran yang direncanakan harus diajukan paling lambat 1 hari
sebelumnya kepada instruktur/kepala program yang bersangkutan dengan
menggunakan PERMOHONAN IJIN TIDAK MASUK ( F_ijin_sis) dan
dilampiri foto copy KTP orang tua 1 lembar.
b. Ketidakhadiran yang diijinkan dikenai jam minus yang besarnya sama
dengan waktu yang ditinggalkan dengan pembulatan ke atas.
c. Ketidakhadiran karena sakit yang diperkuat dengan surat keterangan
dokter dikenakan jam minus ½ dari jumlah jam yang ditinggalkan.
d. Ketidakhadiran TANPA IJIN dikenakan jam minus yang besarnya 2 x
waktu praktek yang ditinggalkan dengan pembulatan keatas.
e. Ketidakhadiran berturut-turut selama 3 HARI TANPA
KETERANGAN/PEMBERITAHUAN kepada instruktur dan atau wali
kelas maka siswa yang bersangkutan dicabut haknya untuk mengikuti
praktek (dikeluarkan) sampai siswa yang bersangkutan
menyelesaikan/melunasi jam minus.
3. MERUSAK/MENGHILANGKAN FASILITAS/BARANG MILIK
BENGKEL
a. Siswa yang tanpa sengaja menyebabkan rusaknya barang milik bengkel
maka dikenai sangsi berupa kompensasi penggantian alat dan sejenisnya
yang besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan antara kelompok
kerja praktek dengan instruktur
b. Siswa yang DENGAN SENGAJA merusak barang milik bengkel dikenai
sangsi pencabutan hak mengikuti praktek dan yang bersangkutan dikenai
sangsi penggantian alat yang rusak.
c. Menghilangkan barang milik bengkel menyebabkan siswa/kelompok
kerja dikenakan sangsi denda yang besarnya ditentukan oleh Program
keahlian.
d. Hal-hal lebih lanjut dapat dilihat pada Instruksi Kerja Penanganan
Kerusakan/Kehilangan alat.

2
e. Kehilangan barang yang bukan milik Bengkel selama praktek maka
kelompok kerja wajib mengganti yang nilainya ½ dari nilai barang yang
hilang.
4. PELANGGARAN PERATURAN PAKAIAN PRAKTEK, RAMBUT
,KUKU & HAND PHONE, dan ATRIBUT ILEGAL
a. Siswa yang tidak memakai seragam sebagaimana yang ditetapkan
bengkel maka siswa yang bersangkutan DILARANG mengikuti praktek
b. Ketidaktaatan terhadap potongan rambut, kuku dan atribut ilegal lain
akan dilakukan penertiban pada saat itu dan yang bersangkutan
dikenakan jam minus sebesar waktu penertiban
c. Siswa yang memakai atribut/aksesoris yang bukan atribut sekolah maka
dilakukan penertiban dan atau penyitaan kemudian yang bersangkutan
diberi peringatan
d. Siswa DILARANG menggunakan/bermain HP pada saat kegiatan
praktek/KBM berlangsung tanpa seijin instruktur/toolman
e. Siswa yang bermain HP pada saat jam praktek berlangsung maka
dilakukan peringatan dan apabila diperlukan dilakukan
PENERTIBAN/PENYITAAN sementara sampai batas waktu yang
tidak di tentukan hingga siswa yang bersangkutan benar-benar tertib
atau perubahan yang lebih baik.
5. KETIDAKJUJURAN SELAMA MENGIKUTI PRAKTEK
DILINGKUNGAN BENGKEL
a. MENGERJAKAN BENDA KERJA MILIK SISWA LAIN dikenakan
sangsi berupa penyitaan barang/benda kerja tersebut dan yang
bersangkutan diberi peringatan serta membawa benda kerja sendiri
(bukan dari bengkel)
b. MENCURI benda kerja/barang milik bengkel maupun milik siswa lain
SEKECIL APAPUN maka yang bersangkutan dikenai sangsi pencabutan
hak mengikuti praktek/pelatihan (dikeluarkan)
6. BERKELAHI, BERBUAT ASUSILA dan sejenisnya

2
a. Siswa yang terlibat 1HRKHLAH<A+ dengan alasan apapun dan
diketahui staff instruktur maka yang bersangkutan dikenai sangsi
pencabutan hak mengikuti praktek/pelatihan 8dikeluarkan)
b. Siswa yang terbukti menyebarkan/memutar /AMBAR/4<DHF 1FR+F
dilingkungan sekolah dengan alasan apapun maka yang bersangkutan
diberikan peringatan dan atau pemanggilan orang tua, dan bila diperlukan
dikeluarkan dari sekolah
c. Terkait dengan pasal * point (b maka H1 yang bersangkutan ditahan
sekurang-kurangnya 2 BULA+ sampai batas waktu yang tidak
ditentukan
d. Siswa yang terbukti melakukan perbuatan ASUS<LA L SHJH+<S+YA
maka yang bersangkutan diberikan peringatan dan bila diperlukan
dicabut haknya untuk mengikuti pelajaran/praktek atau dikembalikan
ke orangtuanya
). MHM1U+YA< JAM M<+US DA+ ATAU KFM1H+SAS< 1ADA
AKH<R TAHU+ AJARA+
a. Tidak mempunyai jam minus pada akhir tahun ajaran adalah salah satu
syarat untuk kelulusan mata diklat produktif
b. Dalam liburan maka siswa yang bersangkutan diwajibkan melakukan
kerja lembur guna membayar jam minus dan atau kompensasi sampai
lunas
c. Bila kerja lembur tidak cukup untuk membayar jam minus maka siswa
yang bersangkutan dikenakan sangsi berupa peminjaman alat atau
pekerjaan lain yang bersifat mendidik
*. MHM1U+YA< JAM M<+US MAKS<MAL
a. Jam minus maksimal yang masih berlaku bagi siswa untuk mengikuti
praktek adalah 15 jam atau setara dengan 3 hari untuk kelas 1 dan 2 serta
1* jam setara dengan 3 hari untuk kelas 3
b. Jika jumlah jam minus maksimum tersebut terlampaui maka yang
bersangkutan diberikan peringatan tertulis serta diwajibkan untuk kerja
lembur guna melunasi/mengurangi jam minus tersebut

2
<. 1elaksanaan Sangsi Jam Minus
1. JAM M<+US DA+ ATAU KFM1H+SAS<
a. 1elaksanaan sangsi jam minus dan atau kompensasi diatur sesuai dengan
keadaan bengkel/ruang dan kesepakatan dengan instruktur/guru mata
diklat
b. Sebelum melakukan kerja lembur guna membayar jam minus atau
kompensasi maka siswa mendaftarkan diri kepada instruktur untuk
memperoleh ijin
c. Siswa yang memiliki jam minus dan atau kompensasi sewaktu-waktu
dapat diwajibkan oleh instruktur untuk melaksanakan kerja lembur guna
membayar jam minus atau kompensasi

2. DH+DA 1H+//AT<A+ ALAT


a. Sangsi yang berupa kompensasi kerusakan/kehilangan alat harus dilunasi
yang besarnya sesuai dengan keputusan bersama antara kelompok kerja
dan instruktur.
b. Bagi siswa/kelompok kerja yang tidak melaksanakan sangsi kompensasi
maka yang bersangkutan diberikan peringatan tertulis sampai
dilaksanakan kompensasi penggantian alat
c. Ketidaktaatan akan point a dan b akan dikenakan peringatan yang kedua
dan jika dirasakan perlu maka yang bersangkutan di non aktifkan dari
kegiatan belajar mengajar produktif maupun yang lain.
d. Sangsi penggantian alat pada kelompok kerja/praktek dimaksudkan untuk
mendidik agar ada rasa tanggungjawab bersama dalam bekerja serta
disiplin alat/mesin

J. 1enegak Aturan
1. Aturan diterapkan dan ditegakkan secara kolektif serta dikoordinasikan oleh
semua komponen 1rogram Keahlian
2. Komponen 1rogram Keahlian yang dimaksud adalah 5 Kepala 1rogram,
Kepala Bengkel, Wali Kelas, <nstruktur/guru,Toolman dan komponen lain
yang mendukung.

2
BAB IV
PENUTUP

A. Kesim1ulan
Bengkel memiliki peran penting dalam hal mempersiapkan peserta didik
untuk mendapatkan keahlian dibidang yang di pelajari. Bengkel yang baik juga
akan menjadi tempat belajar yang baik pula bagi peserta didik. Dengan demikian
Dengan demikian perencanaan didalam pembuatan suatu bengkel kerja bangku
haruslah direncanakan secara matang agar dalam hal memberikan pelahjaran
maupun ketika praktikum dalam belajar dapat maksimal.
Struktur organisasi yang ada menjadi hal yang harus diperhatikan pertama
karena ini menjadi pondasi perencanaan. Kemuan perencanaan alat meliputi

No Nama Alat/ Bahan Jumlah


.
1 Meja Bangku 8
2 Ragum Biasa 16
3 Ragum putar 16
4 Mesin Gerinda 4
5 Bor meja/bangku 4
6 Bor lantai 4
7 Bor radial 1
8 Mesin pres 1
9 Paron 2
10 Meja rata 2
11 Kikir, Bermacam-macam bentuk, ukuran dan kekasaran 32
12 Gergaji tangan 16
13 Tap 8 set
14 Snei 8 set
15 Tangkai tap 8
16 Tangkai snei 8
17 Skrap tangan bermacam bentuk 16
18 Stempel huruf dan angka 2 set
19 Bevel protactor 8
20 Jangka sorong 16
21 Batang penggores 8
22 V Block 8
23 Mistar baja 16
24 Siku 16

2
Selanjutnya yakni dengan merencanaan layout atau tata letak, kemudian
kebutuhan yang lain seperti listrik, air dan kakus serta merencanakan keselamatan
dan kesehatan kerja. Hal yang perlu juga diperhatikan yakni tata tertib yang akan
dimuat didalam bengkel kerja bangku ini agar pengelolaan dan perawatan bengkel
lebih tersetruktur.

B. Saran
Sekolah kerjuruan merupakan instansi yang menjadi instrument utama
dalam merencanakan bengkel. Hal ini didasari akan pentingknya bengkel didalam
suatu Sekolah Menengah Kejuruan. Fleh karena itu disarankan kepada pembaca
untuk lebih teliti dalam merencanakan suatu bengkel di Sekolah Menengah
Kejuruan agar dalam proses kegiatan belajar mengajar agar lebih maksimal

Anda mungkin juga menyukai