Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknik kerja pelat merupakan pekerjaan dasar dalam pembentukan logam
lembaran, dimana pekerjaan tersebut dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari, untuk itu diharapkan kepada masyarakat maupun mahasiswa khususnya
teknik mesin agar dapat mempelajari dan menguasai teknik kerja pelat, dan
mempraktekan langsung kerja pelat yang nantinya akan terjun langsung ke dunia
kerja.
Teknik kerja pelat merupakan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan
baik, untuk itu diharapkan dalam laporan ini semua pihak dapat mengenal lebih
jauh apa saja yang dilakukan dalam pekerjaan teknik kerja pelat, serta dapat
mengetahui alat-alat apa saja yang digunakan baik peralatan yang manual maupun
mesin
Pada dasar utama laporan ini ,juga membentuk maha siswa yang mengerti
bagai mana proses pembentukan logam lembaran dan mampu menerapkan untuk
bidang industri maupun dalam masyarakat .

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat di ambil pada pratikum teknik kerja pelat
adalah sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa dapat menambah keterampilan sehingga teknik kerja
pelat tersebut biasa dilakukan .
2. Agar mahasiswa dapat lebih mengenal alat-alat yang digunakan dalam
teknik kerja pelat.
3. Agar mahasiswa dapat mengerti cara-cara proses pembentukan logam.
4. Agar mahasiswa dapat mempraktekan teknik kerja pelat dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Agar mahasiswa dapat mengembangkan potensi dalam dirinya
6. Agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengalaman.

1
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat di ambil pada pratikum teknik kerja pelat
adalah sebagai berikut:
1. Menamba pengetahuan dalam bidang teknik
2. Mahasiswa dapat meningkatkan disiplin dalam pratikum kerja pelat.
3. Mahasiswa bisa memperkenalkan apa saja yang dilakukan dalam teknik
kerja pelat kepada pihak lain.
4. Meningkatkan semangat kerja yang baik sehingga menjadi panutan dari
pihak lain

1.4 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan penjelasan tentang latar belakang, manfaat, tujuan
dari teknik kerja pelat dan menjelaskan sistematika penulisan.
BAB II TEORI DASAR
Bab ini berisikan tentang tinjauan teori dasar teknik kerja pelat
BAB III ALAT DAN BAHAN
Bab ini menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan selama
pratikum berlangsung
BAB IV PROSEDUR KERJA
Bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah kerja mulai dari
prosedur umum sampai langkag kerja mulai dari tahap awal pratikum
sampai akhir pratikum
BAB V PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang bahan yang di gunaka pada pratikum
teknik kerja pelat.
BAB VI SIMPULAN & SARAN
Bab ini menjelaskan kesimpulan yang dapat diammbil dari praktikum
serta keritik dan saran yang ditujuk kepada penulis sehingga dapat
melanjutkan praktikum berikutnya jadi lebih baik.

2
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
*Jam 8:00 17:00
*Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017

3
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Pengertian
Kerja pelat adalah pekerjaan membentuk dan menymbung logam lembaran
sehingga sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan dilakukan.

Gambar 2.1 Bentuk Pekerjaan Teknik Kerja Pelat


(sumber:Runien.com)

2.2 Tempat Kerja


Tempat kerja merupakan ruangan tempat memulai pekerjaan yang
mempunyai syarat-syarat terpenting seperti memiliki penerangan yang
baik,sirkulasi udara dan kebersihan.
1. Harus bersih
2. Penataan ruangan yang rapi
3. Pencahayaan yang cukup
4. Sirkulasi udara yang baik

2.2.1 Sarana Tempat Kerja


Sarana yang baik diantaranya, kebersihan lantai, ruang dinding, dan alat-
alat yang memadai. sehingga menambah gairah kerja, menjamin produktivitas
serta menjamin keselamatan.

4
Gambar 2.2 Sarana Tempat Kerja
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

2.2.2 Sarana Perkaka


perkakas pengaturan alat-alat yang presisi dan yang kasar sehingga alat-
alat tersebut akan kelihatan rapi dan mudah dalam pemeriksaan.

Gambar 2.3 sarana perkakas


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

2.3 Melukis
Melukis merupakan langkah awal untuk melanjutkan pekerjaan berikutnya
dan melukis dapat dilakukan apabila bahan benda kerja sudah mempunyai
minimal dua bidang dasar.

Gambar 2.4 Cara Melukis


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

5
2.3.1 Teknik Melukis
Pada saat melukis garis lurus yang sejajar dan tegak lurus terhadap bidang
dasar penggaris baja dan penggores dapat digunakan.penggores yang digunakan
harus tajam dimana teknik penggoresannya dimiringkan 30 terhadap bidang
penggaris dan 60 kearah tarikan.

Gambar 2.5 Teknik Penggoresan


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

Penggores memerlukan bantuan penyikubevel ketegaklurusan dan kesejajaran


goresan akan lebih baik.Goresan hasil lukisan yang baik perpotongannya dibuat
tepat atau sedikit dilebihkan

Gambar 2.6 Ketegak Lurusan Goresan


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

6
Gambar 2.7 Goresan Yang Baik
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

Pada saat menggores, untuk menghubungkan dua buah titik harus


dilakukan dengan cara (seperti) terlihat pada gambar

Gambar 2.8 Posisi Menggores


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

2.3.2 Alat Yang Digunakan


1.Penitik
2.Penggores
3. Mistar baja
4. Penyiku

2.4 Logam-Logam Lembaran.

1. Pelat timah (tinplate).


Pelat timah dibuat dari baja lembaran tipis yang dilapisi dengan lapisan
pelindung dari bahan timah yang tahan karat. Pelat timah dibuat dengan jalan

7
pencelupan panas, yaitu dengan jalan mencelupkan lembaran-lembaran kedalam
bak yang berisi timah cair, lalu dirol untuk menghilangkan kelebihan timah dan
meratakan pelapisan. Metode ini sekarang sudah diperbaiki dipenggilingan timah,
tetapi pencelupan timah tetap digunakan untuk pelapisan barang-barang seperti
panic bergagang dari tembaga, sekarang ini pelat timah dibuat dengan jalan
pelapisan secara elektro (electro-deposition). Ini adalah suatu proses yang sangat
ekonomis yang merupakan logam panas.
2. Kaleng Yang Mengandung Timbel (terneplate).
Jenis ini dibuat dengan pencelupan panas baja lembaran dalam suatu
cairan paduan timah dan timbel yang harganya lebih murah.
3. Besi Lembaran.
Istilah besi lembaran sudah umum digunakan padahal nyatanya adalah
baja dengan kandungan karbon yang sangat rendah. Besi lembaran tersedia berupa
lembaran hitam atau dengan permukaan mengkilat. Lembaran yang digalvanisir
dibuat dengan pencelupan panas dalam seng cair. Galvanising umumnya
digunakan pada barang-barang yang dibuat dipabrik,seperti tangki-tangki
penyimpanan air atau ember-ember air.

2.5 Gunting
Menggunting adalah pemotongan benda kerja yang memiliki sudut baji dan
sisi potong lengkung sehingga selalu membentuk sudut 12 pada saat gunting
dioperasikan. pada langkah pemotongan , gunting yang digunakan harus sesuai
dengan bentuk bidang yang akan digunting

Gambar 2.9 Jenis-Jenis Gunting


(sumber:jenis-jenis gunting pelat.com)

8
Gambar 2.10 Membentuk 12 0

2.5.1 Jenis-Jenis Gunting


1. Gunting lurus adalah gunting yang digunakan untuk menggunting bidang
lurus.

Gambart 2.11 Gunting Lurus


(sumber:Gunting Pelat Teknik.com)

2. Gunting lengkung adalah gunting yang digunakan untuk menggunting bidang-


bidang yang lengkung maupun melingkar.

Gambar 2.12 Gunting Lengkung


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

9
3. Gunting Tuas/Gunting Bangku adalah Gunting tuas merupakan alat memotong
pelat yang agak tebal(apbila tidak dapat digunting dengan gunting gunting tangan

Gambar 2.13 Gunting Tuas


(sumber:Real-fadli.blokspott.com)

4. Gunting mesin yaitu untuk menggunting bidang lurus tembus, khususnya pelat
lebar/panjang.

Gambar 2.14 Gunting Mesin


(sumber;tokootomotifguntingmesin.com)

Apabila menggunting/memotong pelat pada bagian tengah benda kerja digunakan


pahat ceper/potong.

Gambar 2.15 Memotong Pelat Dengan Pahat Ceper

10
Proses pengeboran yang dapat dilkukan dengan mesin bir tangan unutk benda
kerja yang tidak mungkin dijepit.

2.5.2 Teknik Menggunting


Teknik menggunting terlebih dahulu tandai pelat dengan penggores,
gunting yang digunakan untuk bidang lurus yaitu gunting lurus. gunting yang
digunakan untuk menggunting bidang-bidang yang lengkung maupun melingkar
gunting lengkung, pada saat memulai menggunting, gunting yang digunakan
harus sesuai dengan bentuk bidang yang akan digunting, apabila akan
menggunting pelat bagian tengah benda kerja digunakan pahat ceper.

2.6 Palu
Palu merupakan alat perkakas yang membantu pekerjaan untuk meratakan
permukaan benda kerja yang biasa terbuat dari bahan besi, kayu, atau karet.

2.6.1 Jenis-jenis palu


1. Palu rata
Palu rata sesuai dengan namanya yaitu untuk meratakan permukaan .

Gambar 2.16 Palu Rata


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

2. Palu Pena Kepala


Palu pena kepala bulat digunakan untuk meregang/menipiskan atau
melebarkan logam dengan jalan dipukul, atau membentuk kepala paku keling.

11
Gambar 2.17 Palu Pena Kepala Bulat
(sumber:Membuatperhiasa.blogspot.com)

3. Palu Regang
Palu tersebut digunakan khusus untuk meregangkan, misalnya pada
pengerjaan menekuk tepi dari benda-benda pekerjaan yang berbentuk silinder,
kerucut dsb.

Gambar 2.18 Palu Regang


(sumber:palu regang tekink.com)

4. Palu Lunak
Palu lunak tersebut berbahan seperti : kayu, karet, plastik, kulit atau
tembaga.Biasanya digunakan untuk pemukulan bagian yang tidak boleh cacat.

12
Gambar 2.19 Palu lunak
(sumber:Palu Lunak.Blokspot.com)

5. Palu Kepala Bulat


Palu kepala bulat hampir sama dengan palu pena kepala bulat yakni
untuk meregangkan pelat hingga berbentuk cekung.

Gambar 2.20 Palu kepala bulat


(sumber:rohmadpalubulat.com)

6. Teknik Menekuk
Proses penekukan dapat dilakukan dengan alat penjepit ragu klem
khusus.Panekukan bagian samping kotak di peroses dengan bantuan balok kayu
yang keras dan palu luna .

13
Gambar 2.21 Proses Penekukan
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

Penekukan atau pelengkungan lurus pelat yang panjang menggunakan mesin


penekuk yang dilengkapi batang profil panjang.

Gambar 2.22 Mesin Penekuk


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

Pelat yang ditekuk di jepit pada meja dagu atas dan penyetelan dagu penekuk di
sesuaikan dengan ketajaman hasil tekukan yang di inginkan.

Gambar 2.23 Bagian Utama Mesin Penekukkan


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

14
Sedangkan sudut tekukan diatur oleh besar kecilnya ayunan.

Gambar 2.24 Sudut Tekukan


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

Mesin lipat digunakan untuk segala keperluan, melipat dan menekuk.Mesin ini
dilengkapi dengan sepatu-sepatu tekuk. Sepau tekuk dipasang pada dagu atas, dan
diikat dengan baut.

Gambar 2.25 Sepatu Tekuk Pada Mesin Penekuk


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

Sepatu tekuk dipasang pada dagu atas, dan diikat dengan baut.

Gambar 2.26 Kedudukan Sepatu Tekuk


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

15
2.7 Teknik menyambung
Sambungan sambungan pada pekerjaan pelat dapat dikerjaan dengan
berbagai cara:
a. Dengan sekrup
b. Dengan lipatan
c. Dengan paku keling
d. Dengan pateri
e. Lipatan tunggal
f. Lipatan ganda

Gambar 2.27 Sambungan-sambungan pada pekerjaan pelat


(sumber:tekniksambunganpelat.com)

Sambungan semacam ini, tidak dipakai konstruksi untuk saluran-saluran air


seperti talang, corong-corong pipa pembuang, dll.

Gambar 2.28 Bentuk sambungan


(sumber:bentuksambunganteknik.com)

16
Membuat lipatan untuk sambungan lipat, dapat dilaksanakan dengan tangan
(pakai palu, landasan ) atau dengan mesin lipat, sedangkan selanjutnya
diselesaikan di atas landasaan.

Gambar 2.29 Membuat lipatan untuk sambungan lipat


(sumber:lipatan pelat.com)

Alat pateri dipanaskan, hingga temperature kurang lebih 350 c.Ujung alat pateri
disentuhkan pada timah hingga meleleh dan menempel.Dengan menempelkan
ujung alat pateri pada bagian yang akan disambung, kemudian tarik arah mundur
atau maju.Selama proses penyolderan hendaknya ditekan dengan kayu sehingga
sambungan betul-betul rapat.

Gambar 2.30 Cara penyolderan


(sumber:rohmanteknikpenyolderan.)

Menyambung yang panjang, sebelumnya dipateri terlebih dahulu pada jarak


tertentu.Ujung solder baiknya runcing dan panas agar timah lebih cepat meleleh

17
Gambar 2.31 Ujung Mata Solder
(sumber:ilmuitugartis.com)

Dalam pekerjaan kerja pelat kita dapat membuat beberapa alat-alat seperti:
1. Pembuatan cangkir.
2. Pembuatan mangkok
3. Pembuatan gelas
4. Pembuatan talang air dsb

Perataan permukaan bagian cekung dilkukan pada paron tanduk


konis.Perataan permukaan cembung bagian dalam dilakukan pada paron .Adapun
bentuk bentuk paron sesuai dengan keperluan.

Gambar 2.32 Bentuk-Bentuk Paron


(sumber:paron dalam teknik kerja pelat.com)

18
2.8 Kikir
Kikir merupakan alat perkakas yang berfungsi untuk meratakan permukaan,
dimana kikir tersebut terbuat dari baja karbon yang disepuh pada suhu 800 C yang
dinormalkan dengan larutan yang khusus.

Gambar 2.33 Kikir


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

2.9 Jangka
Jangka digunakan untuk membuat garis-garis lengkung/melingkar. Pusat
lingkaran dititik dahulu dan jangka dimiringkan kearah gerak putaran .Jangka juga
dapat difungsikan untuk memindahkan ukuran. Salah satu ujung jangka ditetapkan
pada skala dan ujung yang lain pada jarak yang dikehendaki.

Gambar 2.34 Jangka


(sumber:jangka-alattulis.com)

19
2.10 Alat Ukur
a. Mistar Baja
Mistar baja yang mempunyai satuan ukuran metris dengan pembagian
ukuran antara 0,5 mm dan 1 mm.

Gambar 2.35 Mistar Baja


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

b. Jangka Sorong
Selain untuk mengukur ukuran luar dan ukuran alamnya, jangka sorong
ini dapat pila dipakai untuk mengukur ukuran kedalaman.

Gambar 2.36 Jangka sorong


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

c. Pisau Perata
Pisau perata adalah suatu alat yang berguna untuk melihat kerataan
pada permukaan benda kerja.

20
Gambar 2.37 Pisau Perata
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

Siku perata perata adalah suatu alat yang berguna untuk melihat kerataan pada
siku-siku benda kerja.

Gambar 2.38 Siku Perata


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

21
BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
1. Gunting
Berfungsi untuk menggunting kertas atau karton yang akan dibuat
bentangannya.

Gambar 3.1 Gunting


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

2. Pena dan Pensil


Berfungsi untuk menandai dan menggaris bentangan pada kertas karton
dan kertas A4.

Gambar 3.2 Pena dan Pensil


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

3. Solasi Kertas
Lem ini adalah alat yang digunakan untuk pengeleman benda kerja pada
saat bentangan yang akan di coba atu di bentuk.

22
Gambar 3.3 Solasi Kertas
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

4. Pisau karter
Pisau karter ini digunakan untuk memotong karton jika tidak bisa di
potong oleh gunting

Gambar 3.4 Pisau Karter


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

5. Penggaris
Berfungsi untuk pengukuran di bidang karton dan garis pada bentangan
karton.

Gambar 3.5 Penggaris


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

23
6. Meteran
Berfungsi untuk mengukur benda kerja yang akan di buat bentangannya

Gambar 3.6 Meteran


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

7. Penyiku
Penyiku berfungsi untuk membuat sudut pada bentangan.

Gambar 3.7 Penggaris Siku


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

8. Penggores
Berfungsi sebagai alat penandaan pada benda kerja.

24
Gambar 3.8 Penggores
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

9. Busur derajat
Berfungsi sebagai alat penentuan sudut pada benda kerja.

Gambar 3.9 Busur Derajat


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

10. Mesin Las Listrik


Berfungsi untuk menyambung dua buah logam pelat.

Gambar 3.10 Mesin Las


(sumber:mesinlasttekniksmaw.com)

25
11. Sepray Gun

Gambar 3.11 Spray Gun


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

12. Selang Kompresor

Gambar 3.12 Selang Kompresor


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

13. Kunci Ring Pas

Gambar 3.13 Kunci


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

14. Palu Kerak Las

26
Gambar 3.14 Palu Kerak
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

15. Mesin Bor Tangan

Gambar 3.15 Bor Tangan


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

16. Sikat Kawat

Gambar 3.16 Sikat Kawat


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

17. Mesin Drill

27
Gambar 3.17 Mesin Drill
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada job sheet 1 pratikum kerja pelat adalah
sebagai berikut:

1. Bahan yang di gunakan pada job sheet 1


a. Meja Pratikum Kerja Pelat

Gambar 3.18 Meja pratikum Kerja Bangku

(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

b. Thinner

Gambar 3.19 Thinner

(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

28
c. Cat

Gambar 3.20 Cat

(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)


d. Ampelas

Gambar 3.21 Ampelas

(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

2. Bahan Yang Digunakan Pada Job Sheet 2


a. kertas A4

Gambar 3.22 Kertas A4


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

b. Menyiapkan pensil dan pena untuk proses penggambaran sketsa

29
Gambar 3.23 Pena dan Pensil
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

c. Pelat lembaran

Gambar 3.24 Pelat Lembaran


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

d. Thinner

Gambar 3.25 Thinner


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

e. Cat

30
Gambar 3.26 Cat
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

f. Busur elektroda

Gambar 3.27 Elektroda


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

g. Digambar sketsa pada kertas A4 dengan ukuran yang


diprofesionalkan dari bendakerja yang asli.

Gambar 3.28 Gambar Sketsa


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

h. Pelat lembaran sesuai lebar sama tebal pas

31
Gambar 3.29 Pelat Lembaran
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

i. Pelat lembaran dengan ukuran panjang 244cm dan lebar 140cm


tebal 1,2 untuk rakdan 1,8 untuk kaki rak.

Gambar 3.30 Pelat Lembaran


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

3. Bahan Yang di Gunakam Pada Job Sheet 3


a. Cat

Gambar 3.31 Cat


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

32
b. Thiner

Gambar 3.32 Thinner


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)
c. Ampelas

Gambar 3.33 Ampelas


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

33
BAB IV
PROSEDUR KERJA

4.1 Prosedur Umum


Praktek kerja pelat membutuhkan kesabaran dan ketelitian untuk
menghasilkan benda kerja,yang bagus dan sangat penting keseriusan dan penuh
konsentrasi pada saat praktek ,maupun saat membuat desain dan pekerjaan sesuai
dengan keinginan yang baik serta memenuhi syarat-syarat.
Adapun prosedur umum sebagai berikut:
1. Alat dan bahan di sediakan
2. Perhitungan jumlah kertas karton yang di butuhkan ,agar tidak ada karton
yang terbuang
3. Ruangan dan alat dirapikan
4. Bersih-bersih

4.2 Langkah Kerja


4.2.1 Job Sheet 1
Adapun langkah kerja pada pratikum teknik kerja pelat adalah sebagai
berikut:
1. Laci meja pratikum di bersihkan

Gambar 4.1 Membersikan Laci Meja


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

2. Setelah laci di bersihkan selanjudnya meja yang di bersihkan

34
Gambar 4.2 Membersihkan Meja
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

3. Setelah itu lanjud membersihkan pada bagian ragum

Gambar 4.3 Membersihkan Ragum


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

4. Selanjudnya proses pembukaan ragum dari meja

Gambar 4.4 Buka Ragum


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

5. Selanjutnya meja di ampelas dan di cat

35
Gambar 4.5 Meja di Cat
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

6. Setelah di cat kemudia meja kerja di jemur di bawah sinar matahari

Gambar 4.6 Meja di Jemur


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

7. Setelah di jemur dan kering meja kerja di masukkan ke dalam ruangan


pratikum kembali untuk proses pemasangan ragum kembali

Gambar 4.7 Ragum di Pasang


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

8. Dan hasil akhir meja pratikum setelah di cat.

36
Gambar 4.8 Hasil Akhir
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

4.2.2 Job Sheet 2


Adapun langkah kerja pada pratikum teknik kerja pelat adalah sebagai
berikut:
1. Persiapkan alat dan bahan instruksi dari teknisi dosen di pahami dan
dimengerti
2. Lakukan pengukuran serta amati dengan baik benda kerja yang akan di
buat bentangannya
3. Kemudian membuat sket gambar kerja

Gambar 4.9 Sket Gambar


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

4. Membuat bentangan pada pada kertas A4 untuk melakukan proses


selanjudnya yaitu membuat ukuran

37
Gambar 4.10 Bentangan Sebelum Digunting
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

5. Ukuran jadi pada bentangan

Gambar 4.11 Hasil Ukuran Bentangan


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

6. Bentuk sketsa rak yang akang dibuat setelah proses pengguntingan ,


pemberien ukuran , serta bentangan yang telah di sesuaiakan hingga
terbentuk rak dari sketsa gambar kerja yang telah dibuat

Gambar 4.12 Hasil Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

38
7. Proses pengukuran benda kerja atau pengukuran pada pelat

Gambar 4.13 Peroses Pengukuran


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

8. Peroses penggoresan dengan penitik dan bantuan penyiku untuk


menandai bendakerja untuk perose pemotongan.

Gambar 4.14 Penandaan Pada Benda Kerja


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

9. Langkah selanjutnya benda kerja dipotong pada bagian kaki rak


menggunakan mesin pemotong pelat

Gambar 4.15 Peroses Pemotongan Pelat


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

39
10. Setelah di potong pada bagian kaki rak selanjudnya penandaan pada
pelat untuk rak

Gambar 4.16 Penandaan Pemotongan Uuntuk Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

11. Setelah penandaan selesai pada bagian rak selanjudnya pelat untuk rak di
potong kembali menggunakan mesin pemotong pelat

Gambar 4.17 Pemotonga Pada Bagian Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

12. Setelah kaki rak dan rak sudah di potong proses selanjudnya yaitu
penandaan pada bagian kaki rak untuk di bending menjadi lither U

Gambar 4.18 Penandaan Pada Bagian Kaki Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

40
13. Setelah itu kemudian kaki rak di bending menjadi lither U dan hasil
bending di bawah ini

Gamabar 4.19 Hasil Kaki Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

14. Setelah kaki rak selesai selanjutnya penandaan pada bagian rak sendiri
untuk di bending

Gambr 4.20 Penandaan Bentangan Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

15. Setelah di tanda selanjudnya bending pada bagian rak itu sendiri sesuai
tanda yang telah di buat

Gambar 4.21 Bending Pada Bagian Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

41
16. Setelah kaki rak sudah jadi dan rak sudah jadi selanjudnya penandaan
pada bagian penahan rak,rak paling atas dan paling bawah untuk di
potong

Gambar 4.22 Penandaan Penahan Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

17. Setelah di tanda dan hasil pemotongan di bawah ini

Gambar 4.23 Hasil Pemotongan


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

18. Setelah di potong selanjudnya penahan rak di bending

Gambar 4.24 Hasil Bending


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

42
19. Setelah pada bagian penahan rak atas dan bawah selanjudnya proses
penandaan pada bagian penahan rak 2 dan 3

Gambar 4.25 Penandaan Bagian Penahan Tengah Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

20. Setelah di tanda selanjudnya di bending menjadi lither L untuk penahan


rak tengah

Gambar 4.26 Bending Penahan Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

21. Setelah semua selesai proses berikutnya yaitu penyambungan kaki rak
agar lebih tinggi

Gambar 4.27 Penyambungan Kaki Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

43
22. Setelah itu proses berikutnya yaitu menggerinda permukaan yang di las

Gambar 4.28 Gerinda Kerak Las


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

23. Sebelum di drill kaki rak di tanda terlebih dahulu

Gambar 4.29 Penandaan Drill


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

24. Setelah semua selesai proses berikutnya ada center drill pada kaki rak.

Gamabar 4.30 Center Drill


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

44
25. Setelah di center selanjudnya kaki rak di drill untuk pemasangan mur
baut

Gambar 4.31 Hasil Drill


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

26. Proses selanjudnya adalah drill pada bagian penahan rak bagin rak 2 dan
3

Gambar 4.32 Drill Penahan Meja


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

27. Proses selanjudnya yaitu pengeboran pada bagian penahan rak bagian
paling atas dan paling bawah

Gambar 4.33 Bor Pada Bagian Penahan Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

45
28. Proses selanjudnya percobaan pasang mur baut pada bagian-bagian yang
telah di drill

Gambar 4.34 Percobaan Pasang Mur Baut


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

29. Setelah semua lubang sudah siap selanjutnya pengelasan antara rak dan
penahan rak di mulai rak paling atas

Gambar 4.35 Pengelasan Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

30. Setelah rak paling atas sudah di las selanjudnya rak ke dua dari atas yang
di las atau rak ke 2 dan seterusnya sampai ke rak paling akhir atau rak
paling bawah

Gambar 4.36 Pengelasan Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

46
31. Setelah semua sudah siap dilas dan proses berikutnya yaitu rak di
bongkar kembali dan kerak-kerak las yang masih kurang rapi di gerinda
terlebih dahulu

Gambar 4.37 Menggerinda Kerak Las


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

32. Setelah semua yang di las sudah di gerinda selanjudnya pengamplasan


sebelum di cat pada bagian kaki rak

Gambar 4.38 Pengamplasan Kaki Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

33. Setelah kaki rak sudah di amplas proses selanjud nya pengamplasan
pada bagian meja rak

Gambar 4.39 Pengamplasan Meja Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

47
34. Setelah semua telah di amplas dan di lap proses selanjudnya yaitu
pengecatan pada bagian kaki rak

Gambar4.40 Cat Kaki Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

35. Setelah kaki di cat selanjudnya pengecatan pada bagian meja rak

Gambar 4.41 Cat Meja Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

36. Setelah semua di cat dan di jemur di bawah sinar matahari proses
selanjudnya yaitu perakitan kembali rak yang sudah jadi atau finishing

Gambar 4.42 Perakitan Rak


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

48
37. Setelah rak di rakit dan ini hasil akhir rak lemari job 2

Gambar 4.43 Hasil Akhir job 2


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

3.1.2 Job Sheet 3 Sekop Sampah


Adapun langkah kerja pada pratikum teknik kerja pelat adalah sebagai
berikut:
1. Membuat sket gambar kerja sebelum di kerjakan

Gambar 4.44 Sket Gambar


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

2. Setelah sket sudah dibuat dan di acc sma asisten dosen proses
selanjudnya penandaan pada pelat untuk di potong sesuai ukuran

Gambar 4.45 Penandaan


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

49
3. Setelah di tanda proses selanjudnya adalah potong pelat sesuai ukuran

Gambar 4.46 Potong Plat


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

4. Setelah semua sudah di potong proses selanjudnya penandaan pada


bagia tangkai sekop

Gambar 4.47 Penandaan Tangkai Sekop


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

5. Setelah itu tangkai sekop di bending menjadi lither U

Gambar 4.48 Bending Tangkai Sekop


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

6. Setelah tangkai siap selanjudnya penandaan pada bagian sekop nya


sendiri

50
Gambar 4.49 Penandaan Sekop di Bending
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

7. Setelah di tanda ada beberapa sisi dekop yang harus di gunting dan di
ratakan menggunakan palu lunak agar sesuai dengan yang di inginkan

Gambar 4.50 Meratakan Pelat


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

8. Setelah selesai semua proses selanjudnya yaitu bending pada bagian


sekop

Gambar 4.51 Bending Sekop


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

9. Setelah itu tangkai dan sekop di satukan dengan cara di las acyteline dan
hasil jadi

51
Gambar 4.52 Hasil Sekop
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

10. Setelah di las atau di satukan atau hasil jadi selanjudnya yaitu
mengampelas benda kerja

Gambar 4.53 Mengampelas Benda Kerja


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

11. Setelah semua sudah di ampelas proses selanjudnya adalah pengecatan


pada bagian tangkai sekop

Gambar 4.54 Cat Tangkai


(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

12. Setelah tangkai di cat selanjudnya pengecatan pada bagian sekop dan
hasilnya adalah

52
Gambar 4.55 Hasil Cat
(sumber:Lab.Teknologi Produksi TM FT UR 2017)

4.3 Prosedur Akhir


1. Setelah selesai bekerja ,periksa hasil miniaturnya
2. Setelah selesai pekerjaan maka kita dapat mengembalikan alat alat pada
tempatnya dengan tersusun rapi
3. Bersihkan ruangan yang telah siap di pakai atau digunakan dalam praktik
kerja pelat
4. Mendengarkan intruksi dari asisten dosen atau teknisi tentang langkah
selanjutnya.

53
BAB V
PEMBAHASAN

5. 1 . Analisis

Praktikum kerja pelat merupakan pekerjaan yang membuat benda kerja atau
benda yang hasilnya dapat di pergunakan setiap yang memerlukan
bentangan tersebut harus di awali sehingga dapat mengukur dan melukis
pada bentangan tersebut,
Dan bentangan merupakan ukuran awal pada saat kita membutuhkan banyak
pelat yang di gunakan

5 . 2 Perhitungan

1. Bahan baku yang di gunakan pada job 2


a.Pelat lembaran dengan ukuran
a. Lebar 140 x 240
b.Pelat yang di gunakan pada pembuatan lemari adalah
a. pada bagian tiang rak lebar 15 cm dan tinggi 190 cm
c.Pelat yang di gunakan untuk penahan rak tengah lebar 20 cm dan
panjang 40 cm atau 20 x 40 cm
d.Bahan yang di gunakan untuk rak sendiri panjang 120 cm dan
lebar 65 cm dan belum di bending atau 120 x 65 cm

2. Bahan yang yang di gunakan pada job 3


a. Pelat lembaran 140 x 240
b. Tangkai sekop tinggi 72 cm dan lebar 7 cm belun termasuk
bending hasilnya 72 x 3 cm
c. Dan pada sekop lebar 30 cm dan panjang 20 cm belum
bending

54
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan
Adapun di dalam praktikum kerja pelat ada beberapa hal yang perlu di
simpulkan yaitu :
1. Pada kerja pelat di perlukan pengetahuan yang luas untuk perhitungan dan
pembagian saat pemotonga dan beberapa bahan yang di perluka.
2. Pemotongan starbus yang harus teliti kerena apa bila tidak teliti maka
akan terjadi kebalingan pada benda kerja.
3. Untuk menggambarkan permukaan karton digunakan pena agar tanda
tidak hilang.
4. Dilakukan tanda sebelum melakukan pemotongan agar saat pemotongan
akan maksimum.
5. Usuhakan melakukan perhitungan yang teliti agar tidak banyak membuang
benda kerja.
6. Diperlukan kerjasama , kekompakan kelompok,pemahaman perintah
asistensi dan teknisi.
7. Setelah membuat bentangan di harapkan para anggota memahaminya.
8. Sangatlah penting pemahaman ukuran,toleransi,bentangan penekukan
yang sangat baik untuk menghasilakn ketelitian yang baik.

6.2 Saran
Adapun saran yang dapat di ambil dalam pratikum teknik kerja pelat
adalah sebagai berikut:
1. Mencari jumlah yang diperlukan hendak nya di perhitungankan dengan
hati-hati agar tidak terjadi kerugian pada benda keraja.
2. Sewaktu menghitung saat pemotongan dan penekukan nantinya harus
diperhatikan secara teliti agar tidak terjadi keluratan atau kekurangan
ukuran.

55
3. Gunakan selalu safeti yang ada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di
inginkan.
4. Gunakan selalu waktu yang di jadwalkan agar pekerjaan selesai dengan
rencana dan hasil yang bagus.

56
DAFTAR PUSTAKA

(http://ariefzas.blog.uns.ac.id/files/2009/09/toleransilinier.pat). Didownload pada


tanggal 07 Maret 2013.
Modul manufaktur Politeknik Bandung
Herisiswanto Ir,MT,Teknik Kerja plat Politeknik Manufaktur Bandung
Sucahyo Bagyo 2004,Pekerjaan kasar Jakarta.PT Gramedia Widia Sarana
Indonesia
Sumbodo Wirawan,Teknik Produksi Mesin Industri,Jilid 1 Direktorat Pembinaan
Sekolah Kejuruan

57
LAMPIRAN

58

Anda mungkin juga menyukai