Anda di halaman 1dari 37

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA N 4 RL BKKBN


Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas/Semester : XII/2
Materi Pokok : Artikel
Alokasi Waktu : 120 menit (2 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d.
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab,
f. responsif, dan g. pro-aktif, Dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang a.
ilmu pengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI4 Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a.
efektif, b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g.
komunikatif, dan h. solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.10 Mengevaluasi informasi 3.10.1 Menganalisis informasi tentang masalah
tentang masalah kependudukan, baik fakta maupun opini,
kependudukan, baik fakta dalam sebuah artikel yang dibaca
maupun opini, dalam sebuah 3.11.1 Memahami pengertian Artikel tentang masalah
artikel yang dibaca kependudukan
3.11 Menganalisis 3.11.2 Mengidentifikasi Ciri kebahasaan artikel
kebahasaan artikel tentang tentang masalah kependudukan

budiharto
masalah kependudukan 3.11.3 Mengidentifikasi unsur-unsur artikel tentang
dan/atau buku ilmiah masalah kependudukan
3.11.4 Mengidentifikasi unsure kebahasaan artikel
tentang masalah kependudukan
3.11.5 Mengidentifikasi kebahasaan artikel tentang
masalah kependudukan dan/atau buku ilmiah.
4.10 Menyusun opini dalam 4.10.1 Menyusun artikel tentang masalah
bentuk artikel tentang kependudukan dan/atau buku ilmiah sesuai
masalah kependudukan dengan fakta
4.11 Mengonstruksi sebuah 4.11.1 Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi
artikel tentang masalah unsur kebahasaan artikel tentang masalah
kependudukan dengan kependudukan yang telah disusun,
memerhatikan fakta dan
kebahasaan

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model
pembelajaran integrasi pedagoge gendre, saintifik (modifikasi jigsow), CLIL, peserta
didik dapat menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan artikel tentang masalah
kependudukan serta terampil mengkonstruksi artikel tentang masalah kependudukan
dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, disiplin selama proses pembelajaran dan
bersikap jujur, percaya diri serta pantang menyerah.

D. Materi Pembelajaran
1. Fakta:
 Membangun sebuah artikel tentang masalah kependudukan dengan fakta dan
kebahasaanya
2. Konsep
 Menganalisis informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel tentang
masalah kependudukan yang dibaca
 Memahami pengertian Artikel tentang masalah kependudukan
 Mengidentifikasi Ciri kebahasaan artikel tentang masalah kependudukan
 Mengidentifikasi unsur-unsur artikel tentang masalah kependudukan
3. Prinsip
 Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel tentang
masalah kependudukan yang dibaca
 Menganalisis kebahasaan artikel tentang masalah kependudukan dan/atau buku
ilmiah
4. Prosedur
 Menyusun opini dalam bentuk artikel tentang masalah kependudukan
 Mengonstruksi sebuah artikel tentang masalah kependudukan dengan
memerhatikan fakta dan kebahasaan

E. Metode Pembelajaran
 Pendekatan : Scientific Learning
 Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)

F. Media Pembelajaran
 Media LCD projector,
 Laptop,
 Bahan Tayang (ppt)

G. SumberBelajar:
 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia (Wajib) kelas XII Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

budiharto
 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia (Wajib) kelas XII Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
 Buku teks pelajaran yang relevan

H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya, pada kelas
XII
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi 15
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan menit
dipelajari.
 Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan
tentang:
 Pengertian Artikel tentang masalah kependudukan
 Ciri-Ciri Artikel tentang masalah kependudukan
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan
KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti 150
Sintak menit
Kegiatan Pembelajaran
Model Pembelajaran
Orientasi peserta didik Mengamati
kepada masalah Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik
 Pengertian Artikel tentang masalah kependudukan
 Ciri-Ciri Artikel tentang masalah kependudukan
dengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto/tabel berikut ini
 Mengamati
lembar kerja, pemberian contoh-contoh materi/soal
untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media
interaktif, dsb yang berhubungan dengan
 Pengertian Artikel
Secara umum artikel di artikan sebagai karangan
faktual secara lengkap dengan panjang tertentu
yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran,

budiharto
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Waktu
majalah, buletin, dsb) dan bertujuan
menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat
meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
 Ciri-Ciri Artikel
 Isi tulisan didasari oleh fakta bukan sekedar
mitos yang belum terjamin kebenaranya
 Bersifat faktual dan informative,
mengungkapkan informasi yang berdasarkan
hasil – hasil penelitian yang telah dilakukan,
dan dapat di pertanggung jawabkan
kebenaranya.
 Artikel ilmiah juga memiliki opini atau analisa
pemikiran – pemikiran penulis. Akan tetapi,
pemikiran itu dikuatkan / didasari oleh data
valid berupa hasil penelitian sebelumnya, teori,
maupun fakta yang ditulis ke dalam artikel.
 Menggunakan metode penulisan yang
sistematis. Dengan tujuan agar semua
informasi dalam arikel dapat di terima oleh
masyarakat luas.
 Menggunakan ragam bahasa yang resmi dan
baku. Hal ini dikarenakan dengan
menggunakan bahasa resmi yang bercirikan
lugas, logis, denotatif, dan efektif, akan
membuat bahasa artikel ilmiah terasa padat,
dan berisi.
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung),
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain,
dari internet/materi yang berhubungan dengan
 Pengertian Artikel tentang masalah
kependudukan
 Ciri-Ciri Artikel tentang masalah kependudukan
 Mendengar
pemberian materi oleh guru yang berkaitan dengan
 Pengertian Artikel tentang masalah
kependudukan
 Ciri-Ciri Artikel tentang masalah kependudukan
 Menyimak,
penjelasan pengantar kegiatan/materi secara garis
besar/global tentang materi pelajaran mengenai :
 Pengertian Artikel tentang masalah
kependudukan
 Ciri-Ciri Artikel tentang masalah kependudukan
untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi.
Mengorganisasikan Menanya
peserta didik Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar, contohnya :
 Mengajukan pertanyaan tentang :
 Pengertian Artikel
 Ciri-Ciri Artikel
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau

budiharto
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Waktu
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
 Apa yang dimaksud dengan artikel?
Membimbing Mengumpulkan informasi
penyelidikan individu Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
dan kelompok menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui
kegiatan:
 Mengamati obyek/kejadian,
 Membaca sumber lain selain buku teks,
mengunjungi laboratorium komputer perpustakaan
sekolah untuk mencari dan membaca artikel tentang
 Pengertian Artikel
 Ciri-Ciri Artikel
 Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan data/informasi melalui diskusi
kelompok atau kegiatan lain guna menemukan solusi
masalah terkait materi pokok yaitu
 Pengertian Artikel
 Ciri-Ciri Artikel
 Aktivitas
 Peserta didik diminta bertanya pada kegiatan
menanya
 Mempraktikan
 Mendiskusikan
 Saling tukar informasi tentang :
 Pengertian Artikel
 Ciri-Ciri Artikel
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari
kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan
dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.
Mengembangkan dan Mengkomunikasikan
menyajikan hasil Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
karya  Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang :
 Pengertian Artikel
 Ciri-Ciri Artikel
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang

budiharto
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Waktu
dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta
didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara
tertulis tentang
 Pengertian Artikel
 Ciri-Ciri Artikel
 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja
yang telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
Menganalisa & Mengasosiasikan
mengevaluasi proses Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi
pemecahan masalah dari guru terkait pembelajaran tentang: ……
 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari
hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
 Pengertian Artikel
 Ciri-Ciri Artikel
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
membuktikan :
 Pengertian Artikel
 Ciri-Ciri Artikel
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur,
tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan)
Kegiatan Penutup 15
Peserta didik : menit
 Membuat rangkuman/simpulan pelajaran. tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
 Mengarahkan siswa untuk mengimplementasi kontens permasalahan
perkembangan kependudukan dalam kehidupan
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik
yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor

budiharto
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Waktu
urut peringkat, untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan (jika diperlukan).
 Mengagendakan pekerjaan rumah.
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

2. Pertemuan Ke-2 ( 4 x 45 menit ) Waktu


Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya,
 Pengertian Artikel
 Ciri-Ciri Artikel
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan. 15
Motivasi menit
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari.
 Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan
tentang:
 Jenis-Jenis Artikel
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan
KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti 150
Sintak menit
Kegiatan Pembelajaran
Model Pembelajaran
Orientasi peserta didik Mengamati
kepada masalah Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik
 Jenis-Jenis Artikel
dengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto/tabel berikut ini
 Mengamati
lembar kerja, pemberian contoh-contoh materi/soal
untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media

budiharto
2. Pertemuan Ke-2 ( 4 x 45 menit ) Waktu
interaktif, dsb yang berhubungan dengan
 Jenis-Jenis Artikel
 Narasi
 Deskripsi
 Argumentasi
 Persuasi
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung),
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain,
dari internet/materi yang berhubungan dengan
 Jenis-Jenis Artikel
 Mendengar
pemberian materi oleh guru yang berkaitan dengan
 Jenis-Jenis Artikel
 Menyimak,
penjelasan pengantar kegiatan/materi secara garis
besar/global tentang materi pelajaran mengenai :
 Jenis-Jenis Artikel
untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi.
Mengorganisasikan Menanya
peserta didik Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar, contohnya :
 Mengajukan pertanyaan tentang :
 Jenis-Jenis Artikel
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
 Apa itu artikel deskripsi?
Membimbing Mengumpulkan informasi
penyelidikan individu Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
dan kelompok menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui
kegiatan:
 Mengamati obyek/kejadian,
 Membaca sumber lain selain buku teks,
mengunjungi laboratorium komputer perpustakaan
sekolah untuk mencari dan membaca artikel tentang
 Jenis-Jenis Artikel
 Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan data/informasi melalui diskusi
kelompok atau kegiatan lain guna menemukan solusi
masalah terkait materi pokok yaitu
 Jenis-Jenis Artikel
 Aktivitas
 Mempraktikan
 Mendiskusikan
 Saling tukar informasi tentang :
 Jenis-Jenis Artikel

budiharto
2. Pertemuan Ke-2 ( 4 x 45 menit ) Waktu
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari
kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan
dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.
Mengembangkan dan Mengkomunikasikan
menyajikan hasil Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
karya  Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang :
 Jenis-Jenis Artikel
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta
didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara
tertulis tentang
 Jenis-Jenis Artikel
 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja
yang telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
Menganalisa & Mengasosiasikan
mengevaluasi proses Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi
pemecahan masalah dari guru terkait pembelajaran tentang: ……
 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari
hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
 Jenis-Jenis Artikel
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,

budiharto
2. Pertemuan Ke-2 ( 4 x 45 menit ) Waktu
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
membuktikan :
 Jenis-Jenis Artikel
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur,
tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan)
Kegiatan Penutup
Peserta didik :
 Membuat rangkuman/simpulan pelajaran. tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
 Mengarahkan siswa untuk mengimplementasi kontens permasalahan
perkembangan kependudukan dalam kehidupan
Guru :
15
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik
menit
yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor
urut peringkat, untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan (jika diperlukan).
 Mengagendakan pekerjaan rumah.
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

H. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Tes Tertulis
a) Pilihan ganda
b) Uraian/esai
2) Tes Lisan
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan
1) Proyek, pengamatan, wawancara’
 Mempelajari buku teks dan sumber lain tentang materi pokok
 Menyimak tayangan/demo tentang materi pokok
 Menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan pengamatan dan eksplorasi
2) Portofolio / unjuk kerja
 Laporan tertulis individu/ kelompok
3) Produk,
2. Instrumen Penilaian
a. Pertemuan Pertama (Terlampir)
b. Pertemuan Kedua (Terlampir)
c. Pertemuan Ketiga (Terlampir)
d. Pertemuan Keempat (Terlampir)

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remedial
 Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
maupun kepada peserta didik yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri atas

budiharto
dua bagian : remedial karena belum mencapai KKM dan remedial karena belum
mencapai Kompetensi Dasar
 Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik
yang belum mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal), misalnya sebagai
berikut.
 Menyusun artikel dan/atau buku ilmiah sesuai dengan fakta
b. Pengayaan
 Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi
pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas
mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
 Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan
peserta didik.
 Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang membutuhkan
pengembangan lebih luas misalnya
 Membangun sebuah artikel dengan fakta dan kebahasaanya

Curup, 25 Juli 2017

Mengetahui
Kepala SMAN 4 RL Guru Mata Pelajaran

Riskan Effendi, S.Pd, MM Budiharto, M.Pd


NIP.195808021980031008 NIP.196706242005021001

Lampiran Materi Pembelajaran


Iklan

Artikel Kependudukan
MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
: kendala dan solusinya
Oleh: Muhammad Afifuddin dan Ifa Mustakimah
 
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan
menempati urutan keempat dalam daftar negara dengan penduduk terbesar di dunia. Tingginya
populasi penduduk iniberjalan seiring dengan berbagai persoalan kependudukan. Selain itu,
keberagaman suku, ras, agama, danadatistiadatjuga menjadi
kendaladalammenyelesaikanberbagaipersoalan yang terjadi.
Berbagai upaya telah dilaksanakan pemerintah untuk mengatasi persoalan kependudukan
ini. Namun, pada kenyataannya upaya-upaya itu masih belum dapat terlaksana secara maksimal.
Pemerintah menghadapi banyak kendala untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program,
baik kendala yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itulah, melalui karangan
kreatif ini diuraikan secara rinci berbagai kendala yang muncul dan alternatif solusi yang dapat
ditempuh.
 
Kendala Kuantitatif
Beberapa kendala kuantitaif yang berkaitan dengan masalah kependudukan di Indonesia
meliputi:

budiharto
1. Paham “Banyak Anak Banyak Rezeki”
Masyarakat tradisional pada umumnya meyakini sebuah paham “banyak anak banyak rezeki”.
Dalam kerangka berpikir mereka muncul keyakinan bahwa anak banyak akan membawa rezeki
yang banyak pula bagi orang tuanya. Setelah anak-anak mereka tumbuh dewasa dan bisa
bekerja, diharapkan dapat mencukupi kebutuhan mereka sendiri dan memberikan tambahan
penghasilan bagi orang tuanya. Orang tuapada umumnya kurangmemikirkan kebutuhan
pendidikan anak. Mereka hanya berpikir sederhana misalnya, sebatas bagaimana cara
mengenyangkan perut keluarga dengan makanan seadanya.
Tanpa beban, masyarakat cenderung suka memiliki keturunan  sebanyak mungkin. Maka, wajar
bila kemudian secara nasional berdampak pada ledakan penduduk yang sangat cepat dan tidak
terkendali. Sayangnya, pertumbuhan penduduk itu tanpa disertai peningkatan kualitas melalui
pendidikan.
Oleh karena itu dapat dikatakan, pada kenyataannya, pendapat itu tidaklah tepat benar.
Banyaknya anak, seiring dengan perkembangan zaman,tentu menuntut pemenuhan kebutuhan
yang semakin besar pula. Baik untuk mencukupi kebutuhan sandang, pangan, papan maupun
kebutuhan pendidikan yang sangat memengaruhi kualitas mereka.
1. Kebijakan Pemerintah
SecaranasionalpertumbuhanpendudukdiIndonesiamasih relatifcepat,
walaupunadakecenderunganmenurun.AntaraTahun1961-1971pertumbuhan
penduduksebesar2,1% pertahun, Tahun 1971-1980 sebesar1,98%atau sebanyak2,32%
pertahun,Tahun1990-2000 sebesar1,6% pertahun.
Tabel di bawah  memberi informasi hasil sensus di Indonesia tahun 1961-2000, hasil survey
antar-sensus, serta data lain. Amati perubahan jumlah penduduk yang terjadi! Rata-rata angka
kelahiran kasar termasuk kriteria sedang – tinggi.
 
Tabel : Hasil sensus penduduk Indonesia 1961-2008
 
Ledakan penduduk Indonesia mulai terlihat tahun 80-an. Jika pada 1930 jumlah penduduk
Indonesia masih berkisar 60,7 juta jiwa, pada 1985 melonjak hampir tiga kali lipat, yaitu 164
juta jiwa. Pada 2000 telah lebih dari 200 juta jiwa. Sampai dengan 2008 jumlah itu terus
meningkat. Pada 2005 mencapai 218.869.000 jiwa dan 2008 mencapai 237.512.355 jiwa. Pada
2010 mencapai 237.641.326 jiwa dan diperkirakan tahun ini mencapai 250 juta jiwa.
Mencermati data di atas dapat dilihat sejauh mana hasil upaya pemerintah dalam mengatasi
masalah kependudukan. Berdasarkan angka-angka yang ada, dapat dikatakan bahwa tampaknya
pemerintah gagal dalam mengedukasi masyarakat. Dengan kata lain, pemerintah gamang
menetapkan sebuah kebijakan yang signifikan terhadap masalah kepadatan penduduk.
 
1. Penanganan SDM
Pemuda merupakan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan bagi sebuah bangsa. Pemuda
juga dapat dikatakan sebagai aset bagi bangsa, sekaligus menjadi modal dan subjek
pembangunan. Akantetapi, aset hanya menjadi kata-kata yang tidak bermakna jika tidak
ada pemberdayaan.Oleh karena itu, pemberdayaan menjadi kata kunci agar aset ini menjadi
semakin berharga. Dalam hal ini, pemberdayaan dapat dilakukan dengan memberikan akses
yang lebih luas kepada pemuda dalam berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara.
Disamping itu, persoalan pemberian kepercayaan dan kesempatan kepada para pemudapun
menjadi kata kunci dari adanya pemberdayaan pemuda. Melakukan pemberdayaan manusia
(pemuda) tanpa adanya akses kepercayaan dan kesempatan, maka itu berarti hanyalah “omong
kosong” belaka.
Pada kenyataannya, para pemimpin bangsa cenderung hanya memanfaatkan pemuda demi
‘kepentingan’ pribadi atau golongannya dalam kebutuhan sesaat saja. Di samping itu, besarnya
sumber daya manusia angkatan kerja justru kurang terakomodasi dengan lebih baik. Pemuda
yang berlimpah kurang diimbangi dengan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang berkualitas
dan memadahi.
 
2. PernikahanDini

budiharto
Sampai dengan akhir tahun 60-an ada kecenderungan kebiasaan melakukan pernikahan di usia
dini. Tren itu lebih banyak dilakukan oleh masyarakat di pedesaan dan masyarakat yang
berpendidikan rendah.
Namun pada kenyataannya, tren tersebut hingga kini masih juga terjadi walaupun dengan
penyebab yang berbeda. Zaman sekarangbanyakanakyangmenikah dibawah umurkarena dampak
dari pergaulan bebas. Keterbukaan informasi dan perkembangan teknologi memudahkan remaja
bebasmelakukan apa yang mereka inginkan. Misalnya, seringnya menonton film atau video
seksual, pergaulan bebas, free sex, dan sebagainya. Pernikahan pada usia dini terjadi karena
biasanya seorang remaja hamil sebelum menikah.Hal inijuga menjadi salah satu
penyebabpertumbuhan dan pertambahanpenduduk menjadi lebih pesat.
PertumbuhanpendudukdiIndonesia sendiri saatinimencapai1,49 % per-tahun.
 
3. Perpindahan Penduduk
Perpindahan penduduk dari daerrah satu ke daerah lain yang  tidak terkendali menyebabkan
terjadinya pemusatan penduduk di satu daerah, yang mengakibatkan pertumbuhan  penduduk
didaerah itu menjadi sangat padat dan cepat, sehingga didaerah lain penduduk masih relatif
sedikit. Hal Inilah yang mengakibatkan persebaran penduduk tidak merata.
Sensus Penduduk (Cacah Jiwa) adalah pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan
penyebarluasan data kepeduduka. Penduduk ditentukan oleh :
Angka kelahiran
Angka kematian
Perpindahan Penduduk,yang meliputi :
Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke desa.
Reurbanisasi, yaitu perpindandahan penduduk kembali ke desa.
Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk ke luar negeri.
Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri.
Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke negara asal.
Transmigrasi, yaitu perpidahan penduduk dari satu pulau kepulauan lain dalam satu negara.

1. Imigrasi
Imigrasi adalah perpindahan orang /penduduk dari suatu tempat/negara luar ke dalam negeri,
dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran. Contoh orang India
pindah menetap ke Indonesia
 
2. Emigrasi
Emigrasi adalah perpindahan orang /penduduk dari suatu wilayah /negara asal ke negara luar
dengan tujuan bekerja/menetap. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigran. Contoh orang
Indonesia pergi ke Malysia menjadi tenaga kerja Indonesia.
 
3. Remigrasi
Remigrasi adalah perpindahan/pemulangan penduduk asing ke negara asalnya. Contoh TKI di
Malaysia dipulangkan kembali ke Indonesia.
 
4. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap/mencari
pekerjaan. Contoh penduduk dari desa di Surabaya pergi ke Jakarta.
 
5. Transmigrasi.
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari pulau yang padat ke pulau yang masih jarang
penduduknya. Contoh penduduk dari pulau Jawa pindah ke pulau Kalimantan.
 
6. Sirkuler
Sirkuler adalah gerak penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dengan tidak ada niatan
menetap di daerah tujuan. Contoh di Indonesia (menurut batasan sensus penduduk) sirkuler
dapat didefinisikan sebagai gerak penduduk yang melintasi batas provinsi menuju ke provinsi
lain dalam jangka waktu 6 bulan.

budiharto
 
1. Kegagalan Program KB
Salah satu upaya untuk menghambat laju pertumbuhan penduduk sejak tahun 70-an pemerintah
menyelenggarakan Program Keluarga Berencana (KB). Program ini merupakan suatu usaha
untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga, demi terjaminnya kesejahteraan keluarga.
Melalui program ini setiap keluarga dianjurkan untuk mempunyai dua anak saja yang
merupakan keluarga kecil, sehat dan sejahtera.
Pada pertengahan tahun 80-an program KB berkembang menjadi Gerakan Keluarga Berencana.
Kenyataan ini menunjukkan kepada kita tentang dua hal: (1) masyarakat berterima atas adanya
Keluarga Berencana; (2) pemerintah berhasil mengedukasi masyarakat sehingga mampu
mengubah pola pikir mereka menjadi lebih realistis. Suksesnya gerakan ini berdampak positif
terhadap pengendalian jumlah penduduk.
Sebelum dilaksanakan Gerakan KB perkembangan penduduk pada 1980 – 1990berjumlah 147,5
– 179,4 juta jiwa, dengan penambahan 31,9 juta jiwa. Namun setelah Gerakan KB dilaksanakan,
perkembangan penduduk pada 1990 – 1995 semakin rendah, yaitu dari 179,4 – 194,8 juta jiwa,
dengan penambahan 15,4 juta jiwa.
Sedangkan pascareformasi, tampaknya Keluarga Berencana tidak lagi menjadi prioritas
pemerintah, sehingga berakibat pengendalian jumlah penduduk gagal dilakukan. Terbukti dari
data bahwa pada 2000 jumlah penduduk sebanyak 206,3 juta jiwa. Namun pada 2008
peningkatakan jumlah penduduk sangat tajam, yaitu 237,5 juta jiwa. Ini berarti terjadi peledakan
yang sangat signifikan, yaitu 31,2 juta jiwa.
Pada sekitar 2012 angka fertilitas di Indonesia sebesar 2,6 dan angka tersebut masih bertahan
hingga saat ini. Artinya program KB dalam 10 tahun terakhir gagal,” kata Menteri setelah
membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2013 di Batam, Selasa (9/4)
            Salah satu lembaga pusat yang menjadi “korban” kebijakan pemerintah tersebut adalah
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Lembaga yang sempat diusulkan
dibubarkan oleh mantan Wapres Hamzah Haz ini, relatif kacau balau secara anatomi
kelembagaan dan fungsinya di era otda ini.
Data BKKBN Pusat Oktober 2005 menunjukkan, dari 433 kabupaten/kota di seluruh Indonesia,
baru 72,29 persen yang mengakomodasi lembaga KB dalam bentuk perda, 1,08 persen raperda,
21,71 persen SK bupati/wali kota, dan 3,93 persen masih sebatas wacana.
Kendati lembaga KB yang dibentuk dengan perda mencapai 310 kabupaten/kota, namun hanya
sekitar 31 kabupaten/kota yang berupa dinas utuh. Sisanya dimerger dengan instansi lain dengan
bentuk kelembagaan yang sangat bervariasi.
Pembaruan yang akhir Desember lalu mengikuti kegiatan press tour BKKBN Pusat ke Kupang,
NTT, mendapati bahwa kondisi kelembagaan BKKBN yang kacau-balau tercermin pula di
provinsi tertinggal ini. Dari 15 kabupaten/kota di NTT, hanya satu yang mempunyai dinas
BKKBN yang utuh., yakni Kota Kupang. Di kota yang dipimpin oleh Wali Kota SK Lerik ini,
lembaga KB dinamakan Dinas Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kota Kupang.
 
Kendala Kualitatif
Selain kendala-kendala kuantitatif di atas, terdapat juga beberapa kendala kualitatif sebagai
berikut.
1. Kualitas Kesehatan Rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih
tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat :
1. Angka kematian
2. Angka harapan hidup
3. Angka kematian yang tinggi menunjukan tingkat kesehatan penduduk
yang rendah.Angka harapan hidup yang tinggi menunjukan tingkat kesehatan
penduduk yang baik.
Kesehatan penduduk tidak lepas dari pendapatan yang diperolehnya.Semakin tinggi pendapatan
penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi pula.Penduduk
yang pendapatannya tinggi dapat menikmati makanan yang memenuhi kualitas standar makanan
yang sehat dan bergizi.
 
1. TingkatPendidikanRendah

budiharto
Salah satu indikator untuk mengetahui kualitas SDM suatu negara adalah dari tingkat pendidikan
bangsa itu. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja seseorang. Orang yang
mempunyai pendidikantinggi diharapkan mempunyai produktivitas yang
tinggi pula.Namun kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang yang berpendidikan
tinggi tapi menganggur.Keadaan ini sangat memprihatinkan.Tingkat pendidikan diharapkan
berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan.Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikal terhadap
kesejahteraan penduduk.
 
2. TingkatKemakmuranRendah
Meskipun Indonesia tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup
dibawah garis kemiskinan,berdasarkan standar yang ditetapkan oleh PBB, masihcukup besar,
kurang lebih 37,5 juta jiwa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kemakmuran
masyarakat masih rendah.
Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM penduduk.Semakin tinggi SDM penduduk
semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya.Banyak negara yang miskin sumber daya alam
tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi.Indonesia dikenal sebagai negara kaya sumber
daya alam.Tapi mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin dan ini menjadi
masalah yang sulit untuk diselesaikan.
 
Alternatif Solusi

Berdasarkan beberapa kendala di atas, kiranya dapat dirinci alternatif solusi sebagai berikut.
1. Pelembagaan
dan diharapkan dengan dua anak tersebut orang tua bisa lebih memperhatikan pendidikan
anaknya, sehingga keluarga tersebut mempunyai kualitas pendidikan yang baik. Dengan
terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat
terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga yang sejahtera.
Tujuan pokok atau umum program Keluarga Berencana (KB) yaitu:
Meningkatkan kesejahteraan  ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKBS (Normal Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
Tujuan khusus Keluarga Berencana (KB):
Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemempuan
peningkatan produksi.
Meningkatkan kesehatan ibu dari anak untuk mencapai keluarga yang sejahtera.
Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Menurunya jumlah angaka kematian bayi
Meningkatnya kesejahteraan
 
Disamping itu Indonesia memiliki banyak masalah yang sangat serius, namun dilain sisi negara
ini juga mempunyai daya tarik tersendiri, yaitu:
Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup
Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik
Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan misalnya iklim, perumahan,
sekolah, dan fasilitas-fasilitas publik lainnya.
Walaupun banyak faktor yang tidak mendukung dan permasalahan yang sulit diselesaikan di
negeri khatulistiwa ini, masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan dengan solusi sebagai
berikut ini
Dengan mengadakan KB.
Memberikan pendidikan kependudukan berbagai jenjang sekolah.
Meningkatkan produksi pangan.
Meningkatkan jumlah fasilitas sosial dan kesehatan.
Membangun sarana dan prasarana penduduk khususnya di tempat-tempat yang masih terpencil.
Pemerintah harus menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya.
Sebagian warga diCina yang mempunyai anak lebih dari 2 orang dikenai pajak setiap tahun, itu
merupakan tindakan tegas yang perlu di contoh oleh pemerintah Indonesia.

budiharto
mungkin untuk menekan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat ini, mulai dari yang lebih
kecil. Perangakat desa dapat bekerja sama dengan dokter atau bidan setempat untuk memberikan
pengarahan langsung kepada keluarga yang telah mempunyai dua anak, terutama keluarga yang
masih muda. Masa produktifitas mereka masih panjang, jadi dari pihak perangat desa atau bidan
setempat bisa lebih meyakinkan keluaraga itu. Tahapan kedua setelah penyuluhan itu adalah
keluarga itu harus melakukan KB dengan didampngi oleh bidan tersebut agar KB benar-benar
dilaksanakan oleh keluarga itu, namun semua keluarga tidak sama, ada yang mudah mengerti
dan ada pula keluarga yang kolot. Hal itulah yang menjadi masalah dalam proses penyuluhan
dan menanamkan pengertian, akibat, dan manfaat ber-KB.
Memang hal itu sangat menyulitkan dan sangaat merepotkan, namun bila program itu sudah
berjalan secara otomatis penyuluhan perangkat desa dan bidan sekitar akan lebh ringan, karena
secara tidak langsung itu menjadi bahan omongan dimasyarakat dan diharapkan dengan itu
msyarakat mulai sadar untuk ber-KB.
Kita juga bisa memberikan pemahaman atau pengetahuan tentang KB lebih awal kepada
penduduk muda yang masih bersekolah (SMA/SMK/sederajat) dengan memasukan pengertian,
sebab harus ber-KB, akbat tidak melakukan KB, dan yang paling penting kita harus sangat
memahamkan manfaat dari ber-KB. Pengetahuan itu mungkin dapat dimasukan dalam mata
pelajaran PenjaOrkes, Pkn, Sosiologi, Geografi dan mungkin pelajaran yang lain yang
menyangkut pembelajaran kependudukan.
Ber-KB bukanlah program yang tujuanya memberatkan penduduk, namun program KB
dirancang untuk lebih memerikan kesejahteraan bagi keluarga. Dan disampng itu pula Program
KB diharapkan bisa menghambat laju pertumbuhan  penduduk yang sangat besar ini, karena
semakin lama lahan dan pangan yang kita miliki dapat terkikis habis bila laju itu tidak dapat kita
kendalikan.
 
Untuk mengatasi kepadatan penduduk, pemerintah menggadakan program Transmgrasi. Adapun
jenis-jenis Transmigrasiadalah:
Transmigrasi Umum, yaitu Transmigrasi yang biayanya ditanggung pemerintah ditujukan
untuk penduduk yang memenuhi syarat.
Transmigrasi Spontan/Swakarsa, yaitu Transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung
sendiri. Pemerintah hanya menyediakan lahan pertanian dan rumah.
Transmigrasi Lokal, yaitu Transmigrasi yang dilakukan dalam suatu wilayah provinsi.
Transmigrasi Khusus/Sektoral, yaitu Transmigrasi yang dilakukan karena penduduk terkena
bencana alam.
Transmigrasi Bedol Desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa atau
pejabat-pejabat pemerintah desa.
 
Program KB (Keluarga Berencana) harus lebih diperketat lagi seperti pada penggunaan Program
KB beberapa tahun yang lalu.Zaman sekarang banyak pasangan suami istri yang menunda-
nunda program KB.Diharapkan, Program KB dapat menjadi salah satu kunci sukses untuk
menekan laju penduduk yang saat ini sangat sulit untuk dikendalikan.Untuk itu, masyarakat
diharapkan dapat berperan aktif membantu pemerintah dengan ber-KB.
 
Kesimpulan
Jadi padatnya jiwa di Indonesia dan banyaknya masalah tentang kependudukan di negeri
khatulistiwa ini, seharusnya pemerintah dapat tanggap dan mengambil tindakan yang tegas,
demikian juga kita harus mendukung program KB yang telah dibuatoleh pemerintah, agar
penduduk Indonesia tidak semakin padat dan lahan pemukiman bisa teratasi.
masalah kependudukan di indonesia
Pengertian Kependudukan
Sebagaimana kita telah ketahui bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah terbesar ke-
empat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika serikat. Oleh karena itu rakyat perlu memahami
tentang pengertian kependudukan. Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan
jumlah, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang
menyangkut  politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan ( uu No. 23 Th 2006).
Ilmu Kependudukan dimaksudkan untuk memberikan pengertian yang lebih luas dari pada
demografi, karena sejumlah ahli demografi telah menggunakan istilah demografi  untuk

budiharto
menunjuk pada demografi formal, demografi murni, atau kadang-kadang demografi teoritis.
(Sumber: http://hari-mardiansyah.blogspot.com/2013/04/makalah-kependudukan.html)
Transmigrasi dari masa ke masa
Pembangunan transmigrasi masa lalu penting dikemukakan disini mengingat sering kali
kesalahan sejarah itu terulang kembali. Sehingga agar tidak terjadi kesalahan yang sama, maka
pembangunan transmigrasi yang berwawasan tertentu harus dipelajari.
Menurut http://bto.depnakertrans.go.id/ istilah transmigrasi pertama kali dikemukakan oleh
Bung Karno pada tahun 1927 dalam Harian Soeloeh Indonesia. Kemudian Egbert de
Vries pakar berkebangsaan Belanda pada tahun 1934, selanjutnya Bung Hatta dalam
Konferensi Ekonomi di Yogyakarta pada tanggal 3 Februari 1946. Kemudian pada jaman
pemerintahan Hindia Belanda kegiatan transmigrasi disebut kolonisasi, walaupun pada akhirnya
Belanda juga mulai menggunakan istilah yang sering dikemukakan kedua tokoh founding father
itu. Transmigrasi diartikan pada masa itu sebagai program pemindahan penduduk yang
menyeberangi laut (trans), dari Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa. Dalam rangka pengentasan
kemiskinan dan pembangunan daerah-daerah diluar pulau Jawa.
http://bto.depnakertrans.go.id/tentang/sejarah.php
KB dari masa ke masa
Organisasi pelaksanaan keluarga berencana dalam Repelita I mengalami perkembangan-
perkembangan. Kegiatan secara terorganisir mulai dirintis dengan didirikannya Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pada tahun 1957. Akan    tetapi barulah sejak tahun 1968
dengan dibentuknya Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN), kegiatan keluarga
berencana telah ditingkatkan menjadi suatu program nasional. Sesuai dengan perkembangan
pelaksanaan keluarga berencana, dibutuhkan (penyempurnaan organisasi, sehingga dalam tahun
1970 LKBN telah dirubah menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Selanjutnya dalam Repelita I terus dilakukan usaha-usaha penyempurnaan organisasi BKKBN.
Menurut Blog doktersehat.com Tujuan pokok/umum program Keluarga Berencana (KB) yaitu:
Meningkatkan kesejahteraan  ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKBS (Normal Keluarga
KecilBahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
Tujuan khusus Keluarga Berencana (KB):
1. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemempuan
peningkatan produksi.
2. Meningkatkan kesehatan ibu dari anak untuk mencapai keluarga yang sejahtera.
3. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
4. Menurunya jumlah angaka kematian bayi
5. Meningkatnya kesejahteraan
Masalah-Masalah Kependudukan Di Indonesia
 .Jumlah penduduknya banyak, menempati nomor empat di dunia setelah Cina, India, dan
AmerikaSerikat,
 Pertumbuhan penduduknya cepat,
 Persebaran penduduk yang tidak merata,
 Komposisi penduduk kurang menguntungkan,
 Arus urbanisasi tinggi.
Solusi untuk mengatasi kependudukan di Indonesia
ü Melaksanakan program KB  (Keluarga Berencana) dalam rangka mencapai Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga
secara umum sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran.Mengaktifkan program KB
dengan cara memberi  hadiah yang menarik berupa uang atau apapun setiap keluarga yang ber
KB,dengan begitu rakyat indonesia jadi ingin ber KB
ü Seharusnya remaja sejak awal sudah memiliki gambaran bagaimanakah membina keluarga
yang ideal nantinya,dengan begitu remaja sudah tau membina keluarga itu tidaklah mudah.
ü Tidak berprinsip pada slogan zaman dahulu yang mengatakan  bahwa banyak anak banyak
rezeki, coba berfikir logis, di era globalisasi ini banyak anak itu malah akan  banyak biaya yang
dibutuhkan.
ü Menikah  muda  bukanlah hal  yg seharusnya diterapkan dizaman sekarang ini , karena dalam
berumah tangga tentunya dibutuhkan pemikiran yang tinggi dan perlu pendewasaan  jikalau
mengatasi masalah-masalah yang nantinya akan bermunculan

budiharto
ü Melakukan penyuluhan ke desa-desa agar masyarakat pedesaan itu tau bahwa di Indonesia
mempunyai banyak potensi alam yang belum diketahui banyak orang.

Artikel: MEMAHAMI ARAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2015-2019

 MEMAHAMI ARAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2015-2019 


  Oleh:Drs.Mardiya
 
Di era otonomi daerah,  program Kependudukan Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) di tingkat Kabupaten/Kota memang menjadi
kewenangan daerah bahkan menjadi urusan wajib sesuai dengan amanat  PP No 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah. Oleh sebab itu, daerah memiliki keleluasaan untuk mengembangan program
KKBPK ini agar lebih berhasil dan bermanfaat bagi orang banyak. Keberhasilan
program KKBPK ini dapat dilihat dari 3 aspek: pertama, dari aspek pengendalian
kuantitas penduduk, kedua, dari aspek peningkatan kualitas penduduk yang dalam
hal ini diukur dengan peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarganya.
Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dapat ditelusur melalui berbagi
indikator  yang merupakan pencerminan dari pelaksanaan 8 fungsi keluarga
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana dan
Sistem Informasi Keluarga. Dalam PP tersebut disebutkan bahwa 8 fungsi keluarga
meliputi: (1) fungsi keagamaan, (2) fungsi social budaya, (3) fungsi cinta kasih, (4)
fungsi perlindungan, (5) fungsi reproduksi, (6) fungsi sosialisasi dan pendidikan, (7)
fungsi ekonomi dan (8) fungsi pembinaan lingkungan.
Namun demikian, meskipun menjadi kewenangan daerah, dalam pelaksanaannya,
arah program KKBPK tetap harus mengacu pada kebijakan BKKBN Pusat sebagai
Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggung jawab terhadap
keberhasilan program KKBPK secara nasional. Sehingga semua daerah diharapkan
dapat saling bersinergi dalam mencapai keberhasilan program KKBPK secara umum.
Untuk diketahui bahwa dalam Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dijelaskan bahwa Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki tugas
melaksanakan Pengendalian Penduduk dan menyelenggarakan Keluarga Berencana.
Berdasarkan pasal 56 ayat (2) BKKBN memiliki 6 (enam) fungsi diantaranya BKKBN
memiliki fungsi dalam perumusan kebijakan nasional. Oleh karenanya BKKBN
menyusun Rencana Strategis (Renstra) BKKBN 2015-2019 yang ditetapkan melalui
Peraturan Kepala BKKBN Nomor : 212 /PER/B1/2015 sebagai panduan bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota agar tidak salah arah atau kurang mendukung
kebijakan nasional dalam pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga. 
Renstra BKKBN Tahun 2015-2019 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan dan
acuan penganggaran Program KKBPK yang harus diikuti oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.

budiharto
Renstra BKKBN 2015-2019 itu sendiri berisi tentang sasaran, kebijakan
strategi program serta kegiatan-kegiatan dalam penguatan pembangunan bidang
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang sesuai dengan tugas dan
fungsi BKKBN sebagaimana yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor
3 tahun 2013 - perubahan ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata kerja
Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. 
Selain itu, penyusunan Renstra BKKBN 2015-2019 juga mengacu pada arah kebijakan
yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
2005 - 2025 sesuai Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2015 serta sesuai dengan arah
pembangunan Pemerintahan periode 2015-2019 dimana BKKBN merupakan salah
satu Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat untuk mewujudkan Agenda
Prioritas Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 (lima)
yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui “Pembangunan
Kependudukan dan Keluarga Berencana”. Kemudian di dalam Strategi Pembangunan
Nasional 2015-2019 (Dimensi Pembangunan), BKKBN berada pada Dimensi
Pembangunan Manusia, yang didalamnya berperan serta pada upaya mensukseskan
Dimensi Pembangunan Kesehatan serta Mental/Karakter (Revolusi Mental). BKKBN
bertanggung jawab untuk meningkatkan peran keluarga dalam mewujudkan revolusi
mental.
Nawa Cita sendiri merupakan agenda prioritas Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla 
setelah terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Sembilan program itu disebut
Nawa Cita. Program ini digagas untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan
menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang
ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.  
1.    Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas
aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri
Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
2.    Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan
prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi
demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem
kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.
3.    Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan. 
4.    Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

budiharto
5.    Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia
Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9
hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi
serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.
6.    Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia
lainnya.
7.    Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8.    Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali
kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan
kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan,
seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta
Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan
Indonesia.
9.    Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui
kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang
dialog antarwarga.
Sesuai amanat Undang - Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, penduduk harus menjadi titik sentral
dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Pembangunan berkelanjutan
adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan
ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tamping
lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi
kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan
bangsa. 
Dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam membahas integrasi penduduk dan
pembangunan, yaitu: 1) penduduk tidak hanya diperlakukan sebagai obyek tetapi
juga subyek pembangunan. Paradigma penduduk sebagai obyek telah mengeliminir
partisipasi penduduk dalam pembangunan, 2) ketika penduduk memiliki peran
sebagai subyek pembangunan, maka diperlukan upaya pemberdayaan untuk
menyadarkan hak penduduk dan meningkatkan kapasitas penduduk dalam
pembangunan. Hal ini menyangkut “pembangunan sumber daya manusia yang
berkualitas”.
Selanjutnya, terkait dengan integrasi penduduk dengan pembangunan 2diperlukan
penguatan kebijakan dalam pembangunan berwawasan kependudukan. Secara garis
besar, pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan yang
disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada, dimana penduduk
harus dijadikan titik sentral dalam proses pembangunan, penduduk harus dijadikan

budiharto
subyek dan obyek dalam pembangunan, dimana pembangunan dilaksanakan oleh
penduduk dan untuk penduduk. Pembangunan berwawasan kependudukan
merupakan pembangunan dari sisi peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan yang berwawasan kependudukan, 
maka BKKBN turut memperkuat pelaksanaan pembangunan kependudukan dengan
upaya pengendalian kuantitas dan peningkatan kualitas penduduk dan mengarahkan
persebaran penduduk. Pembangunan kependudukan juga merupakan upaya untuk
mewujudkan keserasian kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan
penduduk yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan
pembangunan berkelanjutan.
Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk dilakukan melalui Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga dalam rangka
mewujudkan norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera, serta diharapkan juga
dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan kuantitas penduduk yang
ditandai dengan perubahan jumlah, struktur, komposisi dan persebaran penduduk
yang seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Perjalanan pergeseran distribusi umur penduduk dan penurunan rasio
ketergantungan penduduk muda (youth dependency ratio) di Indonesia membentuk
keadaan ideal yang menghasilkan potensi terjadinya bonus demografi, di mana
jumlah penduduk usia kerja hampir dua kali dibandingkan dengan jumlah penduduk
di bawah 15 tahun. Rasio ketergantungan penduduk Indonesia telah menurun dari
54/100 pada tahun 2000 menjadi 51/100 pada tahun 2011 dan turun menjadi
50/100 tahun 2012. Kondisi ini akan menurun terus mencapai angka terendah pada
tahun 2020 sampai 2030, di mana angkanya berkisar 44 per 100, dengan catatan
pembangunan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dapat
dilaksanakan dengan lebih baik lagi. Bonus demografi, jika dimanfaatkan akan
menghasilkan jendela peluang atau window of opportunity untuk memicu
pertumbuhan ekonomi termasuk peningkatan ketahanan pangan dalam rangka
kemandirian bangsa.
Pada saat bersamaan akan menghasilkan kualitas penduduk usia produktif yang
tinggi sehingga menjadi modal pembangunan bangsa dengan karakter keuletan dan
ketangguhan sebagai unsur utama dalam mewujudkan ketahanan nasional guna
mengantisipasi berbagai ancaman baik dari luar maupun dari dalam.
Berdasarkan uraian di atas diperlukan kebijakan, strategi, dan upaya yang optimal
dalam pemanfaatan peluang bonus demografi tersebut melalui Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), terutama
melalui upaya pencapaian target/sasararan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 untuk menurunkan laju pertumbuhan
penduduk (LPP), angka kelahiran total (TFR), meningkatkan pemakaian kontrasepsi
(CPR), menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need),
menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15 – 19 tahun),

budiharto
serta menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15-49 tahun).
Beberapa isu strategis dan permasalahan pengendalian kuantitas penduduk, yang
harus mendapat perhatian khusus adalah sebagai berikut:
Pertama,  Penguatan Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang
Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)
pelaksanaannya masih dihadapkan dengan beberapa permasalahan antara lain: (1)
masih lemahnya komitmen dan dukungan stakeholders terhadap program KKBPK,
yaitu terkait kelembagaan, kebijakan, perencanaan program dan penganggaran; (2)
masih tingginya jumlah anak yang diinginkan dari setiap keluarga, yaitu sekitar 2,7
sampai dengan 2,8 anak atau di atas angka kelahiran total sebesar 2,6 (SDKI 2012),
angka ini tidak mengalami penurunan dari tahun 2002 (TFR 2,6; SDKI 2002-2003); (3)
pelaksanaan advokasi dan KIE belum efektif, ditandai dengan pengetahuan tentang
KB dan alat kontrasepsi sangat tinggi (98% dari Pasangan Usia Subur/PUS), namun
tidak diikuti dengan perilaku untuk menjadi peserta KB 57,9% (SDKI 2012).
Disamping itu, masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang isu
kependudukan, hanya sebesar 34,2 persen (Data BKKBN 2013); (4) masih terjadinya
kesenjangan dalam memperoleh informasi tentang program KKBPK baik antar
provinsi, antara wilayah perdesaan - perkotaan maupun antar tingkat pendidikan
dan pengeluaran keluarga; (5) pelaksanaan advokasi dan KIE mengenai KB yang
belum responsif gender, tergambar dengan masih dominannya peran suami dalam
pengambilan keputusan untuk ber-KB; (6) muatan dan pesan dalam advokasi dan KIE
belum dipahami secara optimal; serta (7) peran bidan dan tenaga lapangan KB dalam
konseling KB belum optimal. Berdasarkan data SDKI 2012, hanya sebesar 5,2 persen
wanita kawin yang dikunjungi petugas lapangan KB dan berdiskusi tentang KB,
sedangkan 88,2 persen wanita kawin tidak berdiskusi tentang KB dengan petugas KB
atau provider.
Kedua,  Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB yang Merata untuk dapat
mengatasi permasalahan pelayanan KB, antara lain: (1) Angka pemakaian
kontrasepsi cara modern tidak meningkat secara signifikan, yaitu dari sebesar 56,7
persen pada tahun 2002 menjadi sebesar 57,4 persen pada tahun 2007, dan pada
tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 57,9 persen; (2) Kebutuhan ber-KB yang
tidak terpenuhi (unmet need) masih tinggi, yaitu sebesar 8,5 persen atau 11,4
persen apabila dengan menggunakan metode formulasi baru; (3) Masih terdapat
kesenjangan dalam kesertaan ber-KB (contraceptive prevalence rate/CPR) dan
kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi (unmet need), baik antar provinsi, antar
wilayah, maupun antar tingkat pendidikan, dan antar tingkat pengeluaran keluarga;
(4) Tingkat putus pakai penggunaan kontrasepsi (drop out) masih tinggi, yaitu 27,1
persen; (5) Penggunaan alat dan obat Metode Kontrasepsi Jangka Pendek (non
MKJP) terus meningkat dari 46,5 persen menjadi 47,3 persen (SDKI 2007 dan 2012),
sementara Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) cenderung menurun, dari
10,9 persen menjadi 10,6 persen (atau 18,3 persen dengan pembagi CPR modern);

budiharto
(6) rendahnya kesertaan KB Pria, yaitu sebesar 2,0 persen (SDKI 2007 dan 2012); (7)
kualitas pelayanan KB (supply side) belum sesuai standar, yaitu berkaitan dengan
ketersediaan dan persebaran fasilitas kesehatan/klinik pelayanan KB, ketersediaan
dan persebaran tenaga kesehatan yang kompeten dalam pelayanan KB, kemampuan
bidan dan dokter dalam memberikan penjelasan tentang pilihan metode KB secara
komprehensif termasuk mengenai efek samping alokon dan penanganannya, serta
komplikasi dan kegagalan. Selanjutnya yang berkenaan dengan ketersediaan dan
distribusi alokon di fasilitas kesehatan (faskes)/klinik pelayanan KB (supply chains);
(8) Jaminan pelayanan KB belum seluruhnya terpetakan pada fasilitas pelayanan KB,
terutama dalam rangka pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Kesehatan.
Ketiga,  Peningkatan pemahaman dan kesadaran remaja mengenai kesehatan
reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga sangat penting dalam upaya
mengendalikan jumlah kelahiran dan menurunkan resiko kematian Ibu melahirkan.
Permasalahan kesehatan reproduksi remaja, antara lain: (1) Angka kelahiran pada
perempuan remaja usia 15-19 tahun masih tinggi, yaitu 48 per 1.000 perempuan
usia 15-19 tahun (SDKI 2012), dan remaja perempuan 15-19 tahun yang telah
menjadi ibu dan atau sedang hamil anak pertama meningkat dari sebesar 8,5 persen
menjadi sebesar 9,5 persen (SDKI 2007 dan SDKI 2012) ; (2) Masih banyaknya
perkawinan usia muda, ditandai dengan median usia kawin pertama perempuan
yang rendah yaitu 20,1 tahun (usia ideal pernikahan menurut kesehatan reproduksi
adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi pria); (3) terdapat kesenjangan
dalam pembinaan pemahaman remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
yang tergambar pada tingkat kelahiran remaja (angka kelahiran remaja kelompok
usia 15-19 tahun); (4) Tingginya perilaku seks pra nikah di sebagian kalangan remaja,
berakibat pada kehamilan yang tidak diinginkan masih tinggi; (5) Pengetahuan
remaja mengenai kesehatan reproduksi dan perilaku beresiko masih rendah; serta
(6) Cakupan dan peran Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK R/M)
belum optimal. d. Pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga yang ditandai dengan peningkatan pemahaman dan
kesadaran fungsi keluarga. Dalam rangka pembinaan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga melalui pembinaan kelestarian kesertaan ber-KB masih dihadapkan pada
beberapa permasalahan, antara lain: (1) Masih tingginya jumlah keluarga miskin,
yaitu sebesar 43,4 persen dari sebanyak 64,7 juta keluarga Indonesia (Keluarga Pra
Sejahtera/KPS sebesar 20,3 persen dan Keluarga Sejahtera I/KS-1 sebesar 23,1
persen (Pendataan Keluarga, BKKBN 2012); (2) Pengetahuan orang tua mengenai
cara pengasuhan anak yang baik dan tumbuh kembang anak masih rendah; (3)
Partisipasi, pemahaman dan kesadaran keluarga/orang tua yang memiliki remaja
dalam kelompok kegiatan pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga masih
rendah; (4) Kualitas hidup Lanjut usia (lansia) dan kemampuan keluarga dalam
merawat lansia masih belum optimal; (5) Terbatasnya akses keluarga dan

budiharto
masyarakat untuk mendapatkan informasi dan konseling ketahanan dan
kesejahteraan keluarga; (6) Pelaksanaan program ketahanan dan kesejahteraan
keluarga akan peran dan fungsi kelompok kegiatan belum optimal dalam
mendukung pembinaan kelestarian kesertaan ber-KB. Disamping itu, Kelompok
Kegiatan/Poktan, yang terdiri dari: Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja
(BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS) belum optimal dalam memberikan pengaruh kepada masyarakat
akan pentingnya ber-KB/pelestarian Peserta KB Aktif (PA); dan (7) Terbatasnya
materi program KKBPK dalam kelompok kegiatan serta terbatasnya jumlah dan
kualitas kader/tenaga kelompok kegiatan.
Keempat, . Penguatan landasan hukum dalam rangka optimalisasi pelaksanaan
pembangunan bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB). Penguatan
landasan hukum dan penyerasian kebijakan pembangunan bidang KKB memiliki
beberapa permasalahan, antara lain: (1) Landasan hukum dan penyerasian kebijakan
pembangunan bidang KKB belum memadai, yaitu masih terdapat beberapa
peraturan pemerintah dari UU nomor 52 tahun 2009 yang belum disusun dan
ditetapkan, dan masih banyak kebijakan pembangunan sektor lain yang tidak sinergi
dengan pembangunan bidang KKB; (2) Komitmen dan dukungan pemerintah pusat
dan daerah terhadap kebijakan pembangunan bidang KKB masih rendah, yaitu
kurangnya pemahaman pemerintah pusat dan daerah tentang program KKBPK, dan
belum semua kebijakan perencanaan program dan penganggaran yang terkait
dengan bidang KKB dimasukan dalam perencanaan daerah, serta peraturan
perundangan yang belum sinergis dalam penguatan kelembagaan pembangunan
bidang KKB; dan (3) Koordinasi pembangunan bidang KKB dengan program
pembangunan lainnya masih lemah (antara lain; koordinasi dengan program
bantuan pemerintah seperti Program Keluarga Harapan/PKH, Jamkesmas/Jamkesda,
Jampersal, PNPM, dan SJSN Kesehatan), serta penanganan kebijakan pembangunan
bidang KKB selama ini masih bersifat parsial.
Kelima, . Penguatan Data dan Informasi Kependudukan, KB dan KS. Terdapat
beberapa sumber data pembangunan kependudukan, KB dan KS, diantaranya
administrasi kependudukan yang mencatat registrasi pendudukan dan registrasi
vital; sensus penduduk dan beberapa survei terkait bidang kependudukan dan KB;
serta data sektoral pembangunan kependudukan dan KB termasuk data - data kajian
dan evaluasi pembangunan Kependudukan dan KB. Data Sektoral memegang
peranan penting dalam penyusunan rencana, pelaksanaan dan evaluasi
pembangunan bidang KKB. Namun, data sektoral yang diperoleh melalui statistik
rutin pendataan kependudukan, KB, dan keluarga belum dapat digunakan secara
optimal dalam pengawasan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi program
KKBPK, dikarenakan sistem pengolahan data masih kurang berkualitas.
Beberapa permasalahan diatas memberikan informasi yang cukup mendalam
tentang pencapaian Program KKBPK secara nasional selama lima tahun terakhir

budiharto
(Renstra BKKBN 2010-2014), dan telah dijadikan bahan pertimbangan dalam
merumuskan arah kebijakan dan strategi dalam Renstra BKKBN 2015-2019.
Sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah (Kabinet Kerja) 2015-2019, seluruh
Kementerian/Lembaga diarahkan untuk turut serta mensukseskan Visi dan Misi
Pembangunan 2015-2019, dimana Visi Pemerintah untuk 5 (lima) tahun kedepan
adalah untuk mewujudkan “Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
berlandaskan Gotong Royong” dengan misi: 1) Mewujudkan keamanan nasional
yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan, 2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan
demokratis berlandaskan Negara Hukum, 3) Mewujudkan politik luar negeri bebas
aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim, 4) Mewujudkan kualitas
hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera, 5) Mewujudkan Indonesia
yang berdaya saing, 6) Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritim yang
mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional, dan 7) Mewujudkan
masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Visi dan Misi Pembangunan tersebut di dukung oleh 9 (sembilan) Agenda Prioritas
Pembangunan (Nawa Cita), BKKBN diharapkan dapat berpartisipasi dalam
mensukseskan Agenda Prioritas ke 5 (lima), untuk “Meningkatkan Kualitas Hidup
Manusia Indonesia”, Salah satu prioritas pembangunan nasional di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2010-2025 adalah
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang. Sehingga BKKBN berkomitmen akan
turut mensukseskan Agenda Prioritas No.5 (didalam Nawa Cita), untuk mendukung
peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia dengan menjadi “Lembaga yang
handal dan dipercaya dalam mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang dan
Keluarga Berkualitas”, pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga
berkualitas ditandai dengan menurunnya Total Fertility Rate (TFR) menjadi 2,1 dan
Net Reproductive Rate (NRR) = 1 pada tahun 2025, serta keluarga berkualitas
ditandai dengan keluarga yang terbentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan
bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri dan memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Dalam mendukung upaya perwujudan visi pembangunan 2015-2019 diatas, BKKBN
memiliki misi: 1) Mengarusutamakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan, 2)
Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, 3) Memfasilitasi
Pembangunan Keluarga, 4) Membangun dan menerapkan Budaya Kerja Organisasi
secara konsisten, serta 5) Mengembangkan jejaring Kemitraan dalam pengelolaan
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.
Sasaran strategis BKKBN 2015 - 2019 yang tertera pada Renstra BKKBN 2015-2019
dalam upaya untuk mencapai tujuan utama, sebagai berikut:
1.   Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)

budiharto
2.   Menurunnya Angka kelahiran total (TFR) per WUS (15 - 49 tahun)
3.   Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR)
4.   Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need)
5.   Menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15 -19 tahun (ASFR 15 – 19
tahun)
6.   Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15 – 49 tahun)
Demikian gambaran arah Program KKBPK Tahun 2015-2019 di tingkat pusat yang
harapannya dapat diimplementasikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
sehingga dapat bersinergi untuk mendukung Visi dan Misi Pemerintah pada
umumnya dan Visi dan Misi BKKBN Pada khususnya.
 
 
Drs. Mardiya
Ka Sub Bid Advokasi Konseling dan Pembinaan KB dan Kesehatan Reproduksi pada
BPMPDPKB Kabupaten Kulon Progo.
 

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN TERTULIS


(Bentuk Uraian)
Soal Tes Uraian
1. Jelaskan usaha pemerintah untuk mengatasi kepadatan kependudukan!
2. Masalah kependudukan apa saja yang dihadapi Indonesia?
3. Apa saja tujuan khusus KB?
4. Apa solusi untuk mengatasi kependudukan di Indonesia?
5. Jelaskan Sasaran strategis BKKBN 2015 - 2019 yang tertera pada Renstra
BKKBN 2015-2019 dalam upaya untuk mencapai tujuan utama!

Kunci Jawaban Soal Uraian dan Pedoman Penskoran


Alternati
f Penyelesaian Skor
jawaban
Untuk mengatasi kepadatan penduduk, pemerintah menggadakan
program Transmgrasi. Adapun jenis-jenis Transmigrasiadalah:
Transmigrasi Umum, yaitu Transmigrasi yang biayanya ditanggung
pemerintah ditujukan untuk penduduk yang memenuhi syarat.
Transmigrasi Spontan/Swakarsa, yaitu Transmigrasi yang seluruh
pembiayaannya ditanggung sendiri. Pemerintah hanya menyediakan
1 lahan pertanian dan rumah. 2
Transmigrasi Lokal, yaitu Transmigrasi yang dilakukan dalam suatu
wilayah provinsi.
Transmigrasi Khusus/Sektoral, yaitu Transmigrasi yang dilakukan
karena penduduk terkena bencana alam.
Transmigrasi Bedol Desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh
seluruh penduduk desa atau pejabat-pejabat pemerintah desa.

2 Masalah-Masalah Kependudukan Di Indonesia 2


 .Jumlah penduduknya banyak, menempati nomor empat di dunia

budiharto
setelah Cina, India, dan AmerikaSerikat,
 Pertumbuhan penduduknya cepat,
 Persebaran penduduk yang tidak merata,
 Komposisi penduduk kurang menguntungkan,
 Arus urbanisasi tinggi.

Tujuan khusus Keluarga Berencana (KB):


1. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak
melebihi kemempuan peningkatan produksi.
2. Meningkatkan kesehatan ibu dari anak untuk mencapai
3 keluarga yang sejahtera. 2
3. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat
kontrasepsi.
4. Menurunya jumlah angaka kematian bayi
5. Meningkatnya kesejahteraan

Solusi untuk mengatasi kependudukan di Indonesia


ü Melaksanakan program KB  (Keluarga Berencana) dalam rangka
mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) untuk
membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum sehingga
4 dapat mengurangi jumlah angka kelahiran.Mengaktifkan program KB 2
dengan cara memberi  hadiah yang menarik berupa uang atau apapun
setiap keluarga yang ber KB,dengan begitu rakyat indonesia jadi ingin
ber KB

Sasaran strategis BKKBN 2015 - 2019 yang tertera pada Renstra BKKBN
2015-2019 dalam upaya untuk mencapai tujuan utama, sebagai berikut:
1.   Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
2.   Menurunnya Angka kelahiran total (TFR) per WUS (15 - 49 tahun)
3.   Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR)
5 4.   Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) 2
5.   Menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15 -19 tahun (ASFR
15 – 19 tahun)
6.   Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15 – 49
tahun)

Jumlah 10

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = ×10
5

Penilaian Pengetahuan - Tes Tulis Uraian

budiharto
Topik : Artikel Kependudukan
MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
Indikator : Memahami pengertian Artikel tentang masalah kependudukan
Mengidentifikasi Ciri kebahasaan artikel tentang masalah kependuduka
Soal : ………………….
a. ………………….
b. ………………….
Jawaban :
a. …………………
b. …………………

Pedoman Penskoran
No Jawaban Skor
a.
b.
Skor maksimal

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN -TERTULIS


(Pilihan Ganda)

Pilih Satu Jawaban yang paling tepat !


1.
a.
b.
c.
d.
e.
dst.

Kunci Jawaban Piliahan Ganda dan Pedoman Penskoran


Alternatif
Penyelesaian Skor
Jawaban
1 1
2 1
3 1
4 1
.... 1
20 1
Jumlah 20

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = ×10
20

Penilaian Pengetahuan - Tes Tulis Pilihan Ganda


Topik : ………………….
Indikator : …………………..
Soal : ………………….
Jawaban :
a. …………………
b. …………………
c. …………………
d. …………………
e. …………………

budiharto
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN (ANALISIS)- TES TERTULIS

N SK N
PILIHAN GANDA ESSAY
N A OR IL
O M 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 0 0 0 0 P A
A E I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 G
1
2
3
4
5

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN


Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan Percakapan

KELAS : . ……………..
Pernyataan
Pengungkapa
Ketepatan
n Kebenara Dan lain
N penggunaa
Nama Peserta Didik gagasan yang n Konsep sebaginya
o n istilah
orisinil
Tida

Tida

Tida

Tida
Ya

Ya

Ya

Ya
k

k
1
2
3

Penilaian pengetahuan - Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan

Nama Pernyataan
Pesert Pengungkapan Kebenaran Ketepatan
Jumlah
a gagasan yang orisinil konsep penggunaan
Didik istilah
YA TIDA YA TIDA YA TIDA Y TIDA
K K K A K
Fitria
Gina
....

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN


PENILAIAN PENUGASAN

Penilaian Pengetahuan - Penugasan


Mengidentifikasi …………………….
Tugas : Menyusun laporan hasil percobaan tentang cara kerja …………………….secara
tertulis dengan berbagai media.
Indikator : membuat laporan hasil percobaan cara kerja …………………….

Langkah Tugas :

budiharto
1. Lakukan observasi ke pasar atau tempat lainnya untuk mendapatkan informasi mengenai
…………………….
2. Datalah yang kamu dapatkan dalam bentuk tabel yang berisi …………………….,
……………………..
3. Diskusikan hasil observasi yang kamu lakukan beersama teman-temanmu untuk
menjawab pertanyaan berikut:
a. Jenis …………………….apa yang paling banyak kamu temukan dipasaran?
b. Bagaimana yang terjadi?
c. Keuntungan apa yang diperoleh dalam kehidupan?
4. Tuliskan hasil kegiatannmu dalam bentuk laporan dan dikumpulkan serta dipresentasikan
pada kegiatan pembelajaran berikutnya

Rubrik Penilaian
Kelompok
No. Kriteria
9 8 7 6 5 4 3 2 1
1 Kesesuaian dengan konsep dan prinsip bidang studi
2 Ketepatan memilih bahan
3 Kreativitas
4 Ketepatan waktu pengumpulan tugas
5 Kerapihan hasil
Jumlah skor

Keterangan: 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup baik, 1 =


kurang baik
Jumla h Skor
NilaiPerolehan =
20

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN - UNJUK KERJA

Pekerjaan :
 ........................................................................................................................................
............
 ........................................................................................................................................
............
 ........................................................................................................................................
............
 ........................................................................................................................................
............
Tabel : Rubrik Penilaian Unjuk Kerja
Tingka
Kriteria
t
4 Jawaban menunjukkan penerapan konsep mendasar yang berhubungan dengan
tugas ini. Ciri-ciri:
Semua jawaban benar, sesuai dengan prosedur operasi dan penerapan konsep yang
berhubungan dengan tugas ini
3 Jawaban menunjukkan penerapan konsep mendasar yang berhubungan dengan
tugas ini. Ciri-ciri:
Semua jawaban benar tetapi ada cara yang tidak sesuai atau ada satu jawaban salah.
Sedikit kesalahan perhitungan dapat diterima
2 Jawaban menunjukkan keterbatasan atau kurang memahami masalah yang
berhubungan dengan tugas ini.
Ciri-ciri:

budiharto
Tingka
Kriteria
t
Ada jawaban yang benar dan sesuai dengan prosedur, dan ada jawaban tidak sesuai
dengan permasalahan yang ditanyakan.
1 Jawaban hanya menunjukkan sedikit atau sama sekali tidak ada pengetahuan bahasa
Inggris yang berhubungan dengan masalah ini.
Ciri-ciri:
Semua jawaban salah, atau
Jawaban benar tetapi tidak diperoleh melalui prosedur yang benar.
0 Tidak ada jawaban atau lembar kerja kosong

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN- UNJUK KERJA

KELAS : . …………..

Tingkat
No Nama Siswa Nilai Ket.
4 3 2 1
1.
2.
3.

Lembar Pengamatan
Penilaian Keterampilan - Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik
Topik : ………………………..
KI : ………………………..
KD : ………………………..
Indikator : ………………………..

N Nam Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Akhir Jumlah


o a Percobaan Percobaan Percobaan Skor
1
2

.

.

N Sko
Keterampilan yang dinilai Rubrik
o r
Persiapan Percobaan - Alat-alat tertata rapih sesuai dengan
(Menyiapkan alat Bahan) keperluannya
- Rangkaian alat percobaan tersusun dengan
30
benar dan tepat
1
- Bahan-bahan tersedia di tempat yang sudah
ditentukan.
20 Ada 2 aspek yang tersedia
10 Ada 1 aspek yang tersedia
2 Pelaksanaan Percobaan 30 - Menggunakan alat dengan tepat
- Membuat bahan percobaan yang diperlukan
dengan tepat
- Menuangkan / menambahkan bahan yang
tepat

budiharto
- Mengamati hasil percobaan dengan tepat
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek yang tersedia
Kegiatan akhir praktikum - Membuang larutan atau sampah ketempatnya
- Membersihkan alat dengan baik
30
- Membersihkan meja praktikum
3
- Mengembalikan alat ke tempat semula
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek yang tersedia

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN - PROYEK

Proyek :
 ........................................................................................................................................
............
 ........................................................................................................................................
............
 ........................................................................................................................................
............
 ........................................................................................................................................
............

Orientasi Masalah:
Bentuklah tim kelompokmu, kemudian pergilah ke ……………… yang ada di
……………..mu. Ambil alat …………….. yang digunakan untuk ……………….. terhadap
……………. ……………… antara …………… terhadap ………….yang berada di
………….., lakukan berulang-ulang sehingga kamu menemukan …………….yang
……………… antara ……………. dengan …………… tersebut!

Langkah-langkah Pengerjaan:
1. Kerjakan tugas ini secara kelompok. Anggota tiap kelompok paling banyak 4 orang.
2. Selesaikan masalah terkait ……………
3. Cari data …………… dengan ……………….. tersebut
4. Bandingkan untuk mencari ………….. umum jumlah ……………………..pertahun
5. Lakukan prediksi …………….. dengan ……………… tersebut
6. Hasil pemecahan masalah dibuat dalam laporan tertulis tentang kegiatan yang dilakukan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan pemecahan masalah, dan pelaporan hasil
pemecahan masalah
7. Laporan bagian perencanaan meliputi: (a) tujuan kegiatan, (b) persiapan/strategi untuk
pemecahan masalah
8. Laporan bagian pelaksanaan meliputi: (a) pengumpulan data, (b) proses pemecahan
masalah, dan (c) penyajian data hasil
9. Laporan bagian pelaporan hasil meliputi: (a) kesimpulan akhir, (b) pengembangan hasil
pada masalah lain (jika memungkinkan)
10. Laporan dikumpulkan paling lambat …………… minggu setelah tugas ini diberikan

Rubrik Penilaian Proyek:


Kriteria Skor
 Jawaban benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah 4
 Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan

budiharto
Kriteria Skor
 Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang jelas dan persiapan/strategi
pemecahan masalah yang benar dan tepat
 Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang baik, pemecahan
masalah yang masuk akal (nalar) dan penyajian data berbasis bukti
 Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang sesuai dengan data, terdapat
pengembangan hasil pada masalah lain
 Kerjasama kelompok sangat baik
 Jawaban benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah 3
 Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
 Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang jelas dan persiapan/strategi
pemecahan masalah yang benar dan tepat
 Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang baik, pemecahan
masalah yang masuk akal (nalar) dan penyajian data berbasis bukti
 Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang sesuai dengan data, tidak terdapat
pengembangan hasil pada masalah lain
 Kerjasama kelompok sangat baik
 Jawaban benar tetapi kurang sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah 2
 Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
 Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang kurang jelas dan
persiapan/strategi pemecahan masalah yang kurang benar dan tepat
 Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang kurang baik,
pemecahan masalah yang kurang masuk akal (nalar) dan penyajian data kurang
berbasis bukti
 Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang kurang sesuai dengan data, tidak
terdapat pengembangan hasil pada masalah lain
 Kerjasama kelompok baik
 Jawaban tidak benar 1
 Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
 Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang tidak jelas dan persiapan/strategi
pemecahan masalah yang kurang benar dan tepat
 Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang kurang baik,
pemecahan masalah yang kurang masuk akal (nalar) dan penyajian data tidak
berbasis bukti
 Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang tidak sesuai dengan data, tidak
terdapat pengembangan hasil pada masalah lain
 Kerjasama kelompok kurang baik
Tidak melakukan tugas proyek 0

Penilaian Keterampilan – Proyek


Mata Pelajaran : …………… Guru Pembimbing : ……………
Nama Proyek : …………… Nama : ……………
Alokasi Waktu : …………… Kelas : ……………

Skor
No Aspek
(1 – 5)
PERENCANAAN :
a. Rancangan Alat
1 - Alat dan bahan
- Gambar rancangan/desain
b. Uraian cara menggunakan alat
2 PELAKSANAAN :
a. Keakuratan Sumber Data / Informasi

budiharto
b. Kuantitas dan kualitas Sumber Data
c. Analisis Data
d. Penarikan Kesimpulan
LAPORAN PROYEK :
a. Sistematika Laporan
3
b. Performans
c. Presentasi
Total Skor

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN


PENILAIAN PRODUK

Nama Produk : ………………………………..


Nama Peserta Didik : ………………………………..
No Aspek Skor
1 Perencanaan Bahan 1 2 3 4
2 Proses Pembuatan
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 ( Keamanan, Keselamatan, dan Kebersihan)
3 Hasil Produk
a. Bentuk Fisik
b. Bahan
c. Warna
d. Pewangi
e. ……..
Total Skor
 Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat
 Skor diberikan tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin
lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.

budiharto
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
PENILAIAN PORTOFOLIO
Tugas
 ........................................................................................................................................
............
 ........................................................................................................................................
............
 ........................................................................................................................................
............
 ........................................................................................................................................
............

Rubrik Penilaian
Nama siswa : ………………….
Kelas : ………………….
Sko Alasa
No Kategori
r n
1 1. Apakah portofolio lengkap dan sesuai dengan rencana?
2 2. Apakah lembar isian dan lembar kuesioner yang dibuat sesuai?
3 3. Apakah terdapat uraian tentang prosedur pengukuran/pengamatan yang
dilakukan?
4 Apakah isian hasil pengukuran/pengamatan dilakukan secara benar?
5. Apakah data dan fakta yang disajikan akurat?
6. Apakah interpretasi dan kesimpulan yang dibuat logis?
7. Apakah tulisan dan diagram disajikan secara menarik?
8. Apakah bahasa yang digunakan untuk menginterpretasikan lugas,
sederhana, runtut dan sesuai dengan kaidah EYD?
Jumlah
Kriteria: 5 = sangatbaik, 4 = baik, 3 = cukup,
2 = kurang, dan 1 = sangat kurang

Skor Perolehan
Nilai Perolehan =
40

Penilaian Keterampilan – Produk


Mata Pelajaran : …………… Nama Peserta Didik :
……………
Nama Produk : …………… Kelas : ……………
Alokasi Waktu : ……………

Skor
No Aspek
(1 – 5)
1 Tahap Perencanaan Bahan
Tahap Proses Pembuatan :
a. Persiapan alat dan bahan
2
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan)
Tahap Akhir (Hasil Produk)
3 a. Bentuk fisik
b. Inovasi
Total Skor

budiharto
Penilaian Keterampilan - Portofolio
Mata Pelajaran : …………………………..
Kelas/Semester : …………………………..
Peminatan : …………………………..
Tahun Ajaran : 2015/2016
Judul portofolio : Pelaporan merancang /perakitan alat praktikum dan Penyusunan laporan
praktikum
Tujuan : Peserta didik dapat merancang/merakit alat dan menyusun laporan
praktikum bidang studi sebagai tulisan ilmiah
Ruang lingkup :
Karya portofolio yang dikumpulkan adalah laporan seluruh hasil rancangan/rakitan alat dan
laporan praktikum bidang studi semester 1

Uraian tugas portofolio


1. Buatlah laporan kegiatan merancang/merakit alat, laporan praktikum bidang studi sebagai
tulisan ilmiah
2. Setiap laporan dikumpulkan selambat-lambatnya seminggu setelah peserta didik
melaksanakan tugas

Penilaian Portofolio Penyusunan Laporan Perancangan Percobaan dan Laporan


Praktik
Mata Pelajaran : …………………
Alokasi Waktu :
Sampel yang dikumpulkan : Laporan
Nama Peserta didik : …………………
Kelas : …………………

Aspek yang dinilai


Catata
N Period Tata
Indikator Kebenara Kelengkapa Sistematik n/
o e Bahas
n Konsep n gagasan a Nilai
a
1 …. ….
2 Menyusun
laporan
perancanga
n percobaan
3 Menyusun
laporan
praktikum
4 …. ….

Rubrik Penilaian portofolio Laporan Praktikum


No Komponen Skor
1 Kebenaran Konsep Skor 25 jika seluruh konsep bidang studi pada laporan benar
Skor 15 jika sebagian konsep bidang studi pada laporan benar
Skor 5 jika semua konsep bidang studi pada laporan salah
2 Kelengkapan Skor 25 jika kelengkapan gagasan sesuai konsep
gagasan Skor 15 jika kelengkapan gagasan kurang sesuai konsep
Skor 5 jika kelengkapan gagasan tidak sesuai konsep
3 Sistematika Skor 25 jika sistematika laporan sesuai aturan yang disepakati
Skor 15 jika sistematika laporan kuang sesuai aturan yang
disepakati
Skor 5 jika sistematika laporan tidak sesuai aturan yang
disepakati
4 Tatabahasa Skor 25 jika tatabahasa laporan sesuai aturan

budiharto
Skor 15 jika tatabahasa laporan kuang sesuai aturan
Skor 5 jika tatabahasa laporan tidak sesuai aturan
Keterangan:
Skor maksimal = jumlah komponen yang dinilai x 25 = 4 x 25 = 100
Jumla h Skor
Nilai portofolio = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖= x4
Skor Maksimal

Penilaian Keterampilan – Tertulis (menulis karangan, menulis laporan dan menulis surat.)
Penilaian Keterampilan – Tertulis (menulis karangan, menulis laporan dan menulis surat.)

JUDUL

……………………………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………………………
…………

Curup, 25 Juli 2017

Mengetahui
Kepala SMAN 4 RL Guru Mata Pelajaran

Riskan Effendi, S.Pd,MM Budiharto, M.Pd


NIP.195808021980031008 NIP.196706242005021001

Catatan Kepala Sekolah


...........................................................................................................................................................
..............
...........................................................................................................................................................
..............
...........................................................................................................................................................
..............
...........................................................................................................................................................
..............
...........................................................................................................................................................
..............

budiharto

Anda mungkin juga menyukai