Anda di halaman 1dari 74

TSD 1302

Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

MODUL 1
FUNGSI MATEMATIKA DAN TRIGONOMETRI

A. FUNGSI MATEMATIKA
a) Fungsi Exp
Fungsi exp digunakan untuk menghasilkan nilai eksponen dari e (2,71828…).
Dengan bentuk umum penulisannya adalah: =EXP(number)
Keterangan : Number diisi dengan angka/alamat sel referensi yang berisi angka.

Gambar 1.1 Contoh fungsi exp


b) Fungsi Ln
Fungsi Ln menghasilkan angka atau bilangan logaritma dengan basis atau
konstanta e ( 2.71828182845904). Bentuk penulisan fungsi adalah sebagai berikut :
=LN(number)
Keterangan :
- Number diisi dengan angka / bilangan positif atau alamat sel referensi yang berisi
angka.

Gambar 1.2 Contoh fungsi ln

1|
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

c) Fungsi Log
Fungsi Log untuk menghasilkan bilangan logaritma berdasarkan nilai angka sesuai
basis. Bentuk umum penulisannya adalah:
=LOG(number,base)

Keterangan :
- Number diisi dengan angka / bilangan positif atau alamat sel referensi yang berisi
angka.
- Base adalah angka dasar logaritma, jika diabaikan, excel menganggap logaritma
berdasar (berbasis) 10.

Gambar 1.3 Contoh fungsi log dengan menentukan angka dasar logaritma

Fungsi Log10 untuk menghasilkan bilangan logaritma berdasarkan angka dan


basis bilangan 10. Bentuk penulisannya adalah: = LOG10(number )

Gambar 1.4 Contoh fungsi log dengan Gambar 1.5 Contoh fungsi log10
mengabaikan angka dasar logaritma

Dari Gambar 1.4 dan Gambar 1.5 bisa disimpulkan bahwa fungsi log tanpa
diisikan basisnya akan sama dengan fungsi log10 karena excel menganggap angka
dasar yang diabaikan berbasis 10.

2|
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

d) Fungsi Pi
Fungsi ini untuk menghasilkan nilai PI (22/7 atau 3.14285714)
e) Fungsi Round
Fungsi round digunakan untuk pembulatan suatu bilangan yang argumennya
ditunjukkan oleh jumlah dijit pembulatan yang dikehendaki . Bentuk fungsi adalah
sebagai berikut :
=ROUND(number,num_digits)
Keterangan :
- Number diisi dengan angka atau bilangan atau alamat sel referensi yang berisi
angka yang akan dibulatkan.
- Num_digits diisi dengan jumlah dijit pembulatan angka yang dikehendaki .
Fungsi Round ada 2 macam, yaitu:
• Fungsi Roundup
Fungsi Roundup digunakan untuk membulatkan ke atas suatu bilangan atau
angka yang argumen ditunjukkan oleh jumlah dijit pembulatan yang dikehendaki .
Bentuk penulisan fungsi adalah sebagai berikut :
=ROUND(number,num_digits)
• Fungsi Rounddown
Fungsi Rounddown digunakan untuk membulatkan ke bawah suatu bilangan
atau angka yang argumen ditunjukkan oleh jumlah dijit pembulatan yang
dikehendaki .
Bentuk penulisan fungsi adalah sebagai berikut :
=ROUND(number,num_digits)

(a) (b)
Gambar 1.6 Contoh fungsi rounddown (a) Contoh fungsi roundup (b)

3|
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

f) Fungsi sqrt
Fungsi sqrt digunakan untuk menghasilkan suatu nilai akar kuadrat dari suatu
bilangan. Bentuk umumnya adalah : =SQRT(number)

Gambar 1.7 Contoh fungsi sqrt

B. FUNGSI TRIGONOMETRI
a) Fungsi ABS
Berfungsi untuk menghasilkan nilai absolute atau mutlak.
Bentuk penulisannya =ABS(number)

Gambar 1.8 Contoh fungsi absolut


b) Fungsi SIN, COS, TAN
 Fungsi SIN
Berfungsi untuk menghasilkan nilai sinus dari sudut (dalam radian).
Bentuk penulisannya =SIN(number)

Gambar 1.9 Contoh fungsi sin


 Fungsi COS
Berfungsi untuk menghasilkan nilai cosinus dari sudut (dalam radian).
Bentuk penulisannya =COS (number)

4|
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Gambar 1.10 Contoh fungsi cos


 Fungsi TAN
Berfungsi untuk menghasilkan nilai tangen dari sudut (dalam radian).
Bentuk penulisannya =TAN (number)

Gambar 1.11 Contoh fungsi tan

c) Fungsi ASIN, ACOS, ATAN


 Fungsi ASIN
Merupakan fungsi yang akan menghasilkan nilai arcus sinus atau invers sinus
sebuah angka.
Bentuk penulisannya =ASIN(number)
 Fungsi ACOS
Merupakan fungsi yang akan menghasilkan nilai arcus cosinus atau invers
cosinus sebuah angka.
Bentuk penulisannya =ACOS(number)
 Fungsi ATAN
Merupakan fungsi yang akan menghasilkan nilai arcus tangen atau invers
tangen sebuah angka.
Bentuk penulisannya =ATAN(number)

5|
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

d) Fungsi DEGREES, RADIANS


 Fungsi DEGREES
Berfungsi untuk mengkonversikan dari satuan radian ke derajat.
Bentuk penulisannya =DEGREES(angle)
Dengan rumus matematikanya adalah derajat * 180/pi .

Gambar 1.12 Contoh fungsi degrees


 Fungsi RADIANS
Berfungsi untuk mengkonversikan dari satuan derajat ke radian, kebalikan dari
fungsi degrees.
Bentuk penulisannya =RADIANS(angle)
Dengan rumus matematikanya adalah derajat * pi/180.

Gambar 1.13 Contoh fungsi degrees

6|
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

MODUL 2
FUNGSI STATISTIK DAN GRAFIK

A. FUNGSI MEAN, MEDIAN , MODUS


a) Fungsi Median
Fungsi median adalah salah satu fungsi statistik di excel. Dengan fungsi
median kita dapat menghitung nilai tengah dari serangkaian angka. Cara penulisan
fungsi median di excel :
=MEDIAN (number1, number2 ,...)
dimana : Number1, number2, ... adalah angka yang ingin dihitung mediannya.

b) Fungsi Mean
Average adalah salah satu fungsi statistik. Fungsi rata-rata dapat digunakan
untuk menentukan rata-rata (aritmetik mean) dari sebuah argumen/ sekumpulan data.
Cara penulisan fungsi AVERAGE :
=AVERAGE(number1, number2,...)
Number1, number2, ... yang 1-255 argumen numerik yang ingin dihitung rata-
ratanya

c) Fungsi Modus
Fungsi modus adalah salah satu fungsi statistik di excel. Dengan Fungsi
modus kita bisa menghitung sebuah angka/nilai yang paling sering muncul dalam
sebuah kelompok data, atau nilai yang paling sering berulang dalam array atau range
data tertentu. Cara penulisan untuk fungsi modus di excel
=MODE (number1, number2,...)
dengan:
Number1, number2, ... adalah argumen/data yang digunakan untuk menghitung
modus.
Anda juga dapat menggunakan array tunggal atau referensi ke array.

7|
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Contoh 1
Berikut ini adalah contoh penggunaan mean, median, modus di microsoft excel :
Dari data pengujian kadar air tanah di laboratorium, di dapatkan data sebagai berikut.
Percobaan ke - 1 2 3 4 5 6 7 8
Kadar air (%) 56,2 64,7 57,2 62,2 60,8 56,2 55,3 56,2
Selanjutnya akan dilakukan penghitungan menggunakan MS. Excel

Gambar 2.1 Contoh pengolahan data statistic


Keterangan gambar 2.1
• Perhitungan median
Di sel F4 ketik formula =MEDIAN(C5:C12). Rumus di atas akan menghitung
median seluruh data yang ada di kolom C dari baris 4 hingga baris 12. Median
yang diperoleh adalah 56,7.
• Perhitungan mean
Di sel F4 ketik formula =AVERAGE(C5:C12). Rumus di atas akan
menghitung median seluruh data yang ada di kolom C dari baris 4 hingga baris 12.
Median yang diperoleh adalah 58,6.
• Perhitungan modus
Di sel F4 ketik formula =MODE(C5:C12). Rumus di atas akan menghitung
median seluruh data yang ada di kolom C dari baris 4 hingga baris 12. Median yang
diperoleh adalah 56,2.

8|
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

B. FUNGSI AVERAGE, AVERAGEA, AVERAGEIF


a) Fungsi Average
Fungsi Average digunakan untuk menghitung nilai rata-rata.
Bentuk penulisannya adalah : =AVERAGE(number1, number2,…)

b) Fungsi AVERAGE IF dan AVERAGEIFS


a) Fungsi AVERAGEIF digunakan untuk mencari nilai rata-rata dari sederet data
dengan menambahkan satu kriteria tertentu.
Bentuk penulisannya adalah :
=AVERAGEIF(range;criteria;average_range)

b) Fungsi AVERAGEIFS kita gunakan untuk mencari rata-rata dari sederet data
dengan menambahkan kriteria-kriteria tertentu.
Bentuk penulisannya adalah :
=AVERAGEIFS(average_range;criteria_range1;criteria1;
criteria_range2;criteria2;…dst)
Sintaks fungsi AVERAGEIFS memiliki argumen berikut:
1) Average_range
Diperlukan. Satu atau beberapa sel yang akan dihitung rata-ratanya, berisi
angka atau nama, array, atau referensi yang berisi angka.
2) Criteria_range1, criteria_range2,
Criteria_range1 diperlukan, criteria_range berikutnya opsional. 1 hingga 127
rentang yang digunakan untuk mengevaluasi kriteria terkait.
3) Criteria1, criteria2, ...
Criteria1 diperlukan, criteria berikutnya opsional. 1 hingga 127 kriteria
dalam bentuk angka, ekspresi, referensi sel, atau teks yang menentukan sel
yang akan dihitung rata-ratanya. Misalnya, kriteria dapat dinyatakan sebagai
32, "32", ">32", "apel", atau B4.

c) Fungsi AVERAGEA
Fungsi AVERAGEA adalah sebuah fungsi yang sama dengan fungsi
Average hanya saja terdapat perbedaan pada jumlah data yang akan dirata - rata,

9|
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

pada average apabila terdapat kesalahan penulisan data maka data tersebut akan
di anggap tidak ada, berbeda dengan Averagea jika terjadi kesalahan pada
penulisan data maka hal tersebut tidak berpengaruh terhadap jumlah data.

Gambar 2.2 Contoh penggunaan averagea


Dapat kita lihat pada gambar diatas hasil Average adalah 4, diperoleh dari
(1+3+8)/3 dimana jumlah data menjadi 3 karena kesalahan penulisan data
sedangkan pada Averagea hasilnya adalah 3, diperoleh dari (0+1+3+8)/4 dimana
kesalahan penulisan data tidak mempengaruhi jumlah data, jadi data tetap
dianggap 4.

C. FUNGSI COUNT, COUNTA,COUINTIF

• COUNT
Fungsi Count digunakan untuk menghitung banyak angka ( hanya angka )
bisa juga huruf atau simbol dalam sebuah barisan cell.
Rumus : =COUNT(RANGE)
• CountA
Fungsi CountA digunakan untuk menghitung banyaknya data (hanya data)
pada sebuah barisan cell. Hampir sama dengan Count tetapi bedanya di angka dan
data saja.
Rumusnya: =COUNTA(RANGE)
• Countif
Menghitung banyaknya data dengan kriteria tertentu,misalnya banyak data
dalam sebuah range ada berapa kata/sel yang sama, bisa dia berupa nama yang
sama, angka yang sama dan lain sebagainya. Maka kita dapat menentukan ada
berapa banyak sel tersebut.

10 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Pada countif untuk kriteria ada 2 jenis yang pertama kriteria berupa angka
dan kriteria berupa huruf, contoh diatas kriteria berupa angka dan jika kriteria berupa
huruf maka anda harus menggunakan tanda petik dua
Rumusnya =countif(Range;kriteria data)

D. FUNGSI FREQUENCY
Fungsi FREQUENCY digunakan untuk menghitung cacah data dalam suatu range
(jangkauan tertentu).
Sintaks :
=FREQUENCY(data_array,bins_array)
Keterangan :
• data_array : range/jangkauan data yang akan dihitung cacah
data nilainya
• bins_array : batasan rentang nilai

E. FUNGSI INTERCEPT
Fungsi ini menghasilkan intercept dari persamaan garis regresi linear. Untuk
menghasilkan persamaan regresi simpel, fungsi INTERCEPT harus disandingkan
dengan fungsi SLOPE.
Sintaks : =INTERCEPT(Data_y,Data_x)
Persamaan untuk intercept garis regresi adalah
Slope dihitung menurut persamaan
Persamaan regresi linear sederhana adalah

F. FUNGSI SLOPE
Fungsi ini menghasilkan slope dari persamaan regresi simpel. Untuk menghasilkan
persamaan linier regresi, fungsi SLOPE harus disandingkan dengan fungsi
INTERCEPT.
Sintaks : =SLOPE(Data_y,Data_x

11 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Gambar 2.3 Contoh penggunaan averagea


G. FUNGSI STDEV
Fungsi STDEV digunakan untuk menghitung standar deviasi bilangan berdasarkan
sampel.
Persamaan fungsi STDEV adalah
Sintaks: =STDEV(Bil1,Bil2,.....)
Contoh :

Gambar 2.4 Contoh penggunaan stdev


H. FUNGSI CONVERT
Mengonversi angka dari satu sistem pengukuran ke sistem lain. Misalnya,
CONVERT dapat menerjemahkan tabel jarak dalam mil ke tabel jarak dalam kilometer.
Sintaks : =CONVERT(number,from_unit,to_unit)
Number : adalah nilai dalam from_unit yang akan
dikonversi.
From_unit : adalah unit untuk angka.
To_unit : adalah unit untuk hasil. CONVERT menerima nilai teks berikut (dalam tanda
kutip) untuk from_unit dan to_unit.
Contoh :

Gambar 2.5 Contoh penggunaan convert

12 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

I. GRAFIK

Grafik adalah gambaran pasang surut suatu keadaan yang dilukiskan dengan garis dan
gambar. Data-data dari tabel dapat dibuat menjadi grafik sehingga terlihat jelas gambaran
dari data tersebut.
Grafik selalu digunakan dalam penyajian baik di dalam dunia perkuliahan maupun
dunia perkantoran. Grafik itu sendiri sering terkait dalam menunjukan rill dari suatu data
yang sudah di masukkan dalam tabel.

a) Jenis Grafik dalam Microsoft Excel


Jenis grafik pada MS Excel dapat juga ditemui pada program MS Office lainnya
yang juga menyediakan fitur pembuatan grafik. Berikut beberapa jenis grafik yang
terdapat dalam MS Excel :
1. Column Charts (Grafik Kolom)
Grafik kolom digunakan untuk menunjukkan perubahan data dalam periode
waktu tertentu atau menggambarkan perbandingan antar beberapa item. Grafik
kolom sering juga disebut Diagram Batang. Grafik kolom atau diagram batang
umumnya digunakan dalam dunia statistik untuk menampilkan data pertambahan
dan perbandingan jumlah penduduk dari waktu ke waktu.

Gambar 2.6 Contoh Grafik kolom atau Diagram Batang


2. Line Charts (Grafik Garis)
Grafik Garis dapat menunjukkan data secara terus menerus atau berkelanjutan
selama periode waktu tertentu. Grafik ini sangat ideal untuk menampilkan tren
data pada interval atau rentang waktu yang sama.

13 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Gambar 2.7 Line Charts (Grafik Garis)


3. Pie Charts (Grafik Lingkaran)
Grafik lingkaran menunjukkan ukuran dari suatu item dalam suatu rangkaian
data. Secara proporsional terhadap jumlah dari keseluruhan item. Point atau nilai
dari item-item tersebut ditunjukkan dalam bentuk persentase dari keseluruhan
data (dalam bentuk satu lingkaran).

Gambar 2.8 Pie Charts (Grafik Lingkaran)


4. Bar Charts
Bar Charts atau grafik baris mirip dengan grafik kolom. Grafik batang
menggambarkan perbandingan antar beberapa item dan merupakan penyajian
data alternatif dari grafik kolom. Dengan menggunakan jenis ini kita dapat

14 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

menyajikan data yang maknanya sama dengan grafik kolom yaitu dengan
menukar letak variabel dari sumbu x dan sumbu y dan sebaliknya.

Gambar 2.9 Bar Charts (Grafik Baris)


5. XY Scatter
XY Scatter umumnya digunakan untuk menggambar grafik. Grafik ini
menunjukkan hubungan antara nilai-nilai variabel sumbu x dengan nilai-nilai
variabel sumbu y. Grafik ini dapat kita gunakan untuk data ilmiah. Sebagai
contoh, kita dapat menggunakannya untuk menunjukkan fluktuasi suhu harian
disuatu daerah.

Gambar 2.10 XY Scatter

15 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

b) Cara membuat grafik menggunakan MS Excel


Contoh :
Tabel 2.1 Komposisi Campuran Beton
Mutu Beton Semen Pasir (kg) Kerikil Air (liter) W/C Ratio
(kg) (kg)
7,4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0,87
9,8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0,78
12,2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0,72
14,5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0,66
16,9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0,61
19,3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0,58
21,7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0,56
24,0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0,53
26,4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0,52
28,8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0,49
31,2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0,48
Soal: buatlah grafik batang dari tabel diatas:
1. Grafik Komposisi Campuran Beton, Sumbu x = Pasir,Air,Kerikil,Semen
Untuk membuat grafik batang dari tabel komposisi campuran beton menggunakan
Ms Excel dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Langkah pertama, kita klik menu Insert
2. Pilih Column pada Menu Insert
3. Pilih tipe grafik yaitu grafik Bar

Gambar 2.11 Memilih Tipe Grafik Bar

16 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

4. Lalu, klik kanan pada form grafik Pilih Select Data


5. Klik Add pada Legend Entries (Series)

Gambar 2.12 Tampilan Select Data Source


6. Tuliskan atau masukan data pada kolom series values . Data series valuesnya
adalah =Sheet1!$H$6:$H$16

Gambar 2.13 Tampilan pada kolom series values


7. Lalu Klik OK
8. Selanjutnya, Klik edit pada Horizontal (category) Axis Labels

Gambar 2.14 Tampilan Select Data Source


9. Tuliskan atau masukan cell sumber data sebagai data axis grafiknya. Data Axisnya
adalah =Sheet1!$C$6:$C$16

Gambar 2.15 Tampilan Axis Labels

10. Lalu Klik Ok pada Axis Labels


11. Klik Ok pada Select Data Source
12. Selanjutnya, memberi judul pada grafik yang telah dibuat, klik grafik  klik menu
layout  pilih chart title
13. Lalu memberi judul untuk sumbu x, klik grafik  klik menu layout  Pilih Axis
Titles Klik Primary Vertical Axis Title  pilih Vertical Title

17 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

14. Selanjutnya untuk sumbu y, klik grafik  klik menu layout  Pilih Axis Titles
Klik Primary Horizontal Axis Title  pilih Title Below Axis
15. Hasil akhir grafik komposisi campuran beton

Gambar 2.16 Grafik Komposisi Campuran Beton

18 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

MODUL 3
FUNGSI MATRIK

A. OPERASI MATRIKS DI MS EXCEL


Sebagai software pengolah angka (spreadsheet), MS Excel juga memiliki fitur
operasi matriks. Walaupun MS Excel tidak banyak menyediakan fungsi khusus untuk
operasi matriks. Namun pengoperasian matriks pada MS Excel bisa dilakukan dengan
cara yang sederhana.
Untuk operasi aritmetika biasa seperti penjumlahan dan pengurangan, kita bisa
lakukan operasi penjumlahan dan pengurangan seperti biasa sesuai dengan elemen-
elemen matriks yang dijumlahkan.
Untuk operasi perkalian dua matriks, MS Excel mempunyai rumus-rumus tertentu
yang harus diperhatikan. Rumus-rumus tersebut antara lain:
1. MMULT(array1,array2) fungsi untuk perkalian dua matriks.
2. MDETERM(array) fungsi untuk mencari determinan matriks.
3. MINVERSE(array) fungsi untuk membuat matriks invers.
Berikut ini penjelasan dan cara pakai masing-masing fungsi.

B. PERKALIAN DUA MATRIKS (RUMUS: MMULT(ARRAY1, ARRAY2) )


array1 adalah blok matriks pertama yang berukuran (m x n), dan array 2 adalah blok
matriks kedua yang berukuran (n x k).
Hasilnya adalah sebuah matriks yang berukuran (m x k)
Contoh :
15 10 8
1 1
8 15 10
2 2
0 0 10
3 3
10 9 12
Hitunglah C= A x B !

19 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Jawab:
Ukuran matriks A adalah 4×3, matriks B adalah 3×2, sehingga matriks C nanti harus
berukuran 4×2.
1. Buat matriks A dan B di MS Excel seperti gambar berikut :

Gambar 3.1 Buat matriks A dan B


2. Ketik rumus =MMULT( di sembarang sel. Misal di sel “B7” ).
3. Kemudian blok B1 sampai D4 (B1:D4 adalah blok untuk matriks A).
4. Ketik tanda “,” atau “;” (tergantung petunjuk di computer).
5. Blok juga G1 sampai H3 (G1:H3 adalah blok untuk matriks B)

Gambar 3.2 Masukkan rumus tersebut

20 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

6. Tekan ENTER. Hasilnya adalah 59 yang merupakan komponen baris pertama kolom
pertama dari hasil perkalian AxB, diperoleh dari
(15x1)+(-10x-2)+(8x3)=59

Gambar 3.3 Hasil perhitungan di MS Excel 2013

Untuk memunculkan hasil yang lain, sebagai berikut:


1. Klik pada sel B7.
2. Blok dengan ukuran 4 baris 2 kolom, sesuai dengan ukuran matriks C yaitu hasil
perkalian matriks A dan B. Pastikan sel kiri atas dari blok tersebut dalam keadaan
aktif.

Gambar 3.4 Blok di sel B7 sampai C10

21 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

3. Tekan tombol F2. Maka akan muncul rumus MMULT yang tadi kita buat.

Gambar 3.5 Rumus MMULT yang telah dibuat sebelumnya.


4. Tekan kombinasi tombol Ctrl + Shift + Enter pada keyboard.

Gambar 3.6 Hasil perhitungan di MS Excel 2013

C. MENENTUKAN DETERMINAN MATRIKS (RUMUS: MDETERM(ARRAY) )


Untuk menentukan Determinan, jumlah baris dan kolom matriks harus sama (m x m).
Contoh:
M=
-2 3 4 -5
3 2 1 0
4 -2 0 -5
0 2 3 1
Buatlah Determinan matrik M.

22 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Jawab:
a. Buatlah matrik M terlebih dahulu.

Gambar 3.7 Buat matriks A dan B


b. Ketik rumus =MDETERM di sembarang sel. Misal di sel “B7”.
c. Kemudian blok B1 sampai D4 (B1:E4 adalah blok untuk matriks A).

Gambar 3.8 Masukkan rumus tersebut


d. Tekan ENTER. Determinannya adalah -196

Gambar 3.9 Hasil dari determinan matriks M

23 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

D. MEMBUAT MATRIKS INVERS (RUMUS: MINVERSE(ARRAY) )


Untuk menentukan Invers, jumlah baris dan kolom matriks harus sama (m x m).
Contoh:
M = -2 3 4 -5
3 2 1 0
4 -2 0 2
0 2 3 1
Buatlah Invers dari matrik M.
Jawab:
a. Buatlah matrik M terlebih dahulu.

Gambar 3.10 Buat matriks A dan B

b. Ketik rumus =MINVERSE di sembarang sel. Misal di sel “B7”.


c. Kemudian blok B1 sampai D4 (B1:E4 adalah blok untuk matriks A).

Gambar 3.11 Masukkan rumus tersebut

d. Tekan ENTER. Hasilnya adalah 0,030612 yang merupakan komponen baris


pertama kolom pertama.

24 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Gambar 3.12 Hasil dari invers matriks M

Untuk memunculkan hasil yang lain, sebagai berikut:


1. Klik pada sel B7.
2. Blok dengan ukuran 4 baris 2 kolom, sesuai dengan ukuran matriks C yaitu hasil
perkalian matriks A dan B. Pastikan sel kiri atas dari blok tersebut dalam keadaan
aktif.
3. Tekan tombol F2. Maka akan muncul rumus MINVERSE yang tadi kita buat.

Gambar 3.13 Blok di sel B7 sampai C10 dan tekan F2

4. Tekan kombinasi tombol Ctrl + Shift + Enter pada keyboard.

Gambar 3.14 Hasil perhitungan di MS Excel 2013

25 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Untuk mengujinya, pekalian sebuah matriks dengan invers-nya akan menghasilkan


matriks identitas I
1. Klik pada sembarang sel(misal sel G7).
2. Ketikkan rumus =MMULT(
3. Blok dengan ukuran 4 baris 4 kolom, sesuai dengan ukuran matriks C yaitu hasil
perkalian matriks A dan B. Pastikan sel kiri atas dari blok tersebut dalam keadaan
aktif.
4. Tekan tombol F2. Maka akan muncul rumus MINVERSE yang tadi kita buat.
5. Tekan kombinasi tombol Ctrl + Shift + Enter pada keyboard.

Gambar 3.15 Hasilnya berupa matriks identitas,


E. MEMBUAT MATRIKS TRANSPOSE
Matriks transpose adalah matriks yang kolomnya berubah menjadi baris, dan
barisnya menjadi kolom. Tidak ada fungsi khusus di MS Excel untuk membuat matriks
transpose.
Akan tetapi, dengan fasilitas Edit -> Paste Special, kita bisa membuat matriks transpose.
1. Pilih matriks yang akan ditranspose. (misal matriks M yang telah dibuat
sebelumnya)
2. Klik toolbar Copy, atau menu Edit -> Copy, atau Ctrl + C.

Gambar 3.16 Klik pada ikon Copy di Ribbon Home

26 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

3. Pilih sel tujuan. (misal pada sel B7).


4. Klik kananPaste Special.

Gambar 3.17 Klik Paste Special.

5. Setelah keluar kotak jendela Paste Special, beri tanda centang pada opsi Transpose.

Gambar 3.18 Kotak Jendela Paste Special.

6. Klik OK. Maka akan muncul transpose dari matriks tersebut.

Gambar 3.19 Hasil transpose dari matriks M.

27 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

MODUL 4
FUNGSI AUTOSUM DAN LOGIKA

A. FUNGSI AVERAGE
Dalam Microsoft Excel terdapat berbagai jenis fungsi, salah satunya adalah fungsi
untuk menyelesaikan perhitungan statistika. Pada menu bar Formulas, berbagai jenis
rumus atau fungsi ini dapat anda temukan. Untuk mencari fungsi AVERAGE, anda
dapat menemukannya pada pulldown toolbar AutoSum atau pada pulldown toolbar
More Function dengan memilih fungsi Statistical. Serta dengan bantuan toolbar Insert
Function yang dilanjutkan dengan mengetikkan fungsi yang dicari, dalam hal ini adalah
fungsi AVERAGE.
Fungsi AVERAGE itu sendiri memiliki kegunaan untuk mencari nilai rerata dari
suatu kelompok data pada beberapa cell. Untuk dapat menggunakan fungsi ini, cell lain
dengan mencari fungsi pada toolbar menu Formulas, atau bisa juga dengan
mengetikkannya langsung pada cell.
Dengan aturan penulisan rumus sebagai berikut:

=AVERAGE(number1,[number2], …)

Keterangan :
Number1 : Diperlukan sebagai angka pertama, referensi cell, atau rentang yang
diinginkan rata-ratanya.
Number2, .. : Opsional, sebagai angka tambahan, referensi cell, atau rentang yang anda
inginkan rata-ratanya, hingga maksimum 255 angka.

Perlu diperhatikan bahwa fungsi AVERAGE hanya dapat membaca angka. Jika
pada suatu rentang cell yang dipilih terdapat teks, fungsi logika, atau cell kosong, maka
cell tersebut akan diabaikan. Lain lagi halnya dengan cell yang diisikan dengan angka 0
(nol), maka cell tersebut akan ikut serta terhitung.
Untuk mencari nilai rata - rata suatu kelompok data yang menggunakan fungsi
logika atau ketentuan di dalamnya, bisa juga dengan menggunakan fungsi AVERAGEIF
atau AVERAGEIFS.

28 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Latihan

Gambar 4.1 Latihan 1

Pada latihan di atas, fungsi yang digunakan adalah fungsi AVERAGE. Dimana
yang dicari adalah harga rata-rata mutu beton dengan kuat tekan 35 MPa. Maka yang
menjadi rentangnya (range) adalah mulai dari cell D3 hingga D17.

Gambar 4.2 Latihan 2

29 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Pada latihan di atas, fungsi yang digunakan adalah fungsi AVERAGEIF. Dimana
yang dicari adalah harga rata-rata mutu beton dengan syarat logika hanya untuk beton
yang dijual di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Sehingga cell B3 hingga B17
adalah sebagai cell yang memiliki informasi acuan, kemudian “Jawa Tengah”
merupakan syarat yang ingin kita tentukan hasilnya. Dan cell E3 hingga E17 adalah cell
yang berisi informasi tujuan yang akan dicari rata-ratanya berdasarkan syarat yang telah
ditentukan sebelumnya.

B. FUNGSI IF
Rumus IF merupakan salah satu fungsi paling umum yang digunakan dalam
Microsoft Excel. Fungsi IF atau yang juga bisa diartikan “jika”, digunakan untuk
mengecek suatu kondisi. Apabila kondisi terpenuhi maka fungsi akan mengambil suatu
nilai, dan sebaliknya apabila kondisi tersebut tidak terpenuhi maka akan diambil nilai
yang lain. Dengan kata lain, fungsi IF disebut fungsi syarat. Jika suatu nilai mempunyai
syarat, bernilai benar apabila syarat terpenuhi serta bernilai salah jika syarat tidak
terpenuhi.
Bentuk Dasar Fungsi Rumus IF adalah :
=IF (logical_test_value, value_if_true, value_if_false).
Keterangan:
 logical_test_value: kondisi logika atau syarat yang akan mengembalikan nilai benar
atau salah. Misalnya: A2>B2, A2<=B2, dll.
 value_if_true: nilai yang diberikan apabila kondisi di atas benar.
 value_if_false: nilai yang diberikan apabila kondisi di atas salah.
Fungsi IF dengan satu test logika atau IF tunggal, digunakan apabila hanya ada satu
syarat yang dipakai untuk memperoleh nilai yang benar. Bentuk penulisannya sederhana
yaitu =IF(syarat,”nilai_benar”,”nilai_salah”).
Langkah-langkah penulisan Fungsi IF adalah sebagai berikut:
a) Klik pada sel yang akan diisi.
b) Awali penulisan rumus dengan tanda sama dengan (=).
c) Ketik kata IF.
d) Lanjutkan dengan tanda kurung.
e) Masukkan logical test atau syarat yang dapat berupa nilai suatu cell atau bisa berupa
formula.

30 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

f) Beri tanda koma (,) atau titik koma (;) untuk memisahkan antara logical_test,
value_if_true dan value_if_false.
g) Masukkan value_if_true yang artinya apabila logical_test benar maka teks ini yang
akan dihasilkan.
h) Masukkan value_if_false yang artinya apabila logical_test salah maka teks ini yang
akan dihasilkan.
i) Beri tanda petik (“ “) pada statement yang berupa kalimat.
j) Jangan lupa untuk mengakhiri rumus dengan tanda kurung tutup.
k) Tekan Enter dan copy formula-nya ke sel di bawahnya.
Contoh: Misalnya dalam kasus penentuan apakah seorang siswa lulus ujian Matematika
atau tidak. Syarat kelulusan yaitu nilai kurang dari 75 maka harus remidi dan apabila
mendapatkan nilai mulai dari 75 ke atas maka lulus.

Gambar 4.3 Contoh logika if 1


Sesuai dengan syarat yang digunakan, maka rumusnya:
=IF(B3<75,”REMIDI”,”LULUS”)
Dan Hasilnya akan seperti ini:

Gambar 4.4 Hasil contoh logika if

31 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

C. FUNGSI MAX DAN MIN


Max adalah fungsi untuk mencari nilai tertinggi dari suatu range. Rumusnya adalah:

=MAX (number1,[number2],…)

Maka untuk contoh dibawah ini rumusnya adalah: =MAX(B2:B9)

( a) (b)
Gambar 4.5 Contoh fungsi max (a), hasil fungsi max (b)

Min adalah fungsi untuk mencari nilai terendah dari suatu range. Rumusnya adalah:
=MIN (number1,[number2],…)
Maka untuk contoh dibawah ini rumusnya adalah: =MIN(B3:B9)

(a) (b)
Gambar 4.6 Contoh fungsi min (a), hasil fungsi min (b)

32 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

D. FUNGSI LOOKUP
Dalam Microsoft Excel, terdapat formula atau rumus yang digunakan untuk
memanggil kembali data dari sebuah kelompok cell/tabel yang dijadikan referensi.
Formula tersebut adalah LOOKUP, yang terbagi lagi menjadi fungsi VLOOKUP dan
HLOOKUP. Pada menu bar Formulas, untuk mencari fungsi LOOKUP, anda dapat
menemukannya pada pulldown toolbar Lookup & References atau dengan bantuan
toolbar Insert Function yang dilanjutkan dengan mengetikkan fungsi yang dicari, dalam
hal ini fungsi LOOKUP, VLOOKUP, atau HLOOKUP.
Perbedaan fungsi VLOOKUP dan HLOOKUP adalah sesuai dengan awalan huruf
masing - masing fungsi. VLOOKUP berarti digunakan untuk memanggil kembali data
dari sebuah kelompok data yang disusun secara vertikal, sedangkan HLOOKUP untuk
memanggil kembali data dari sebuah kelompok data yang disusun secara horizontal.
a) Fungsi VLOOKUP
Fungsi ini memiliki aturan penulisan rumus sebagai berikut:

=VLOOKUP(nilai_kunci;range_tabel_referensi;no_index_kolom;tipe_data)

• nilai_kunci: adalah nilai yang dijadikan acuan untuk membaca tabel referensi. Nilai
ini harus ada baik pada tabel yang akan diisi maupun pada tabel referensi.
• range_tabel_referensi: Adalah range dari tabel yang berisikan data referensi untuk
mengisi hasil yang diharapkan. Pastikan bahwa range yang Anda pilih tidak
menyertakan judul kolomnya.
• no_index-kolom: Adalah nomor urut data dalam tabel referensi yang akan
dituliskan hasilnya. Dimulai dari kolom paling kiri pada tabel referensi tersebut
dengan nomor index 1, dan seterusnya.
• tipe_data: Ada 2 jenis tipe data yaitu TRUE dan FALSE. Nilai TRUE Anda
gunakan jika nilai datanya tidak pasti atau berada pada range tertentu dan nilai
FALSE Anda gunakan jika nilai data berharga pasti.

33 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Latihan

Gambar 4.7 Contoh vertical lookup

Gambar 4.8 Hasil vertical lookup

34 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Pada latihan di atas, yang disebut dengan nilai_kunci adalah kode proyek B. Sebab
kita ingin mengetahui data-data lain dari kode proyek B. atau Kode proyek B ini sebagai
acuannya.
Range_tabel_referensi adalah range mulai dari cell A4 hingga cell D8, dimana
table tersebut adalah sumber informasi dari cell seluruh proyek.
No_index_kolom adalah letak dari kolom yang akan kita butuhkan informasinya,
misalkan untuk informasi nama kota, maka yang dituliskan adalah angka 2 (dua) sebab
daftar nama kota terletak pada kolom kedua dimulai dari kiri.
Tipe_data yang digunakan pada latihan di atas adalah FALSE, sebab data proyek
tersebut merupakan data pasti yang tidak memiliki ketentuan rentang tertentu.

b) Fungsi HLOOKUP
Fungsi ini memiliki aturan penulisan rumus sebagai berikut:
=HLOOKUP(nilai_kunci;range_tabel_referensi;no_index_baris;tipe_data)
no_index_baris: adalah nomor urut data dalam tabel referensi yang akan dituliskan
hasilnya. Dimulai dari baris paling atas pada tabel referensi tersebut dengan nomor
index 1, dan seterusnya.

Latihan

Gambar 4.9 Contoh hlookup

35 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Pada latihan di atas, yang disebut dengan nilai_kunci adalah modulus


elastisitasnya. Sebab kita ingin mengetahui data lain dari modulus elastisitas yaitu
berupa kode mutu kayu. Atau modulus elastisitas ini sebagai titik acuannya. Letak nilai
acuan harus lebih dahulu dibandingkan dengan informasi yang akan dicari.
Range_tabel_referensi adalah range mulai dari cell B3 hingga cell I4, dimana
table tersebut adalah sumber informasi dari kode mutu kayu dan nilai modulus
elastisitasnya. No_index_baris adalah letak dari baris yang akan kita butuhkan
informasinya, misalkan untuk informasi kode mutu, maka yang dituliskan adalah angka
2 (dua) sebab daftar informasi kode mutu terletak pada baris kedua dimulai dari atas.
Tipe_data yang digunakan pada latihan di atas adalah TRUE, sebab data kode
mutu tersebut merupakan data tidak pasti, atau memiliki ketentuan rentang tertentu.
Dimana rentang yang dimasukkan harus berurutan nilainya, mulai dari yang terkecil
hingga yang terbesar. Jika angka yang dimasukkan melebihi batas maksimum rentang,
maka excel akan tetap memproses pencarian tersebut. Sebaliknya, jika angka yang
dimasukkan ada dibawah batas minimum rentang, maka akan menghasilkan error.

36 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

MODUL 5
PENGENALAN FORTRAN
A. BAHASA PEMROGRAMAN
Bahasa pemrograman merupakan program bantu, yang dipakai bagi programmer
untuk berkomunikasi dengan komputer. Program bantu ini akan berdialog dengan
programmer menggunakan bahasa manusia, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
mesin yang dimengerti oleh komputer. Bahasa pemrograman dibagi menjadi tiga level
bahasa:
1. Bahasa tingkat rendah (low level language), contoh: bahasa mesin.
2. Bahasa tingkat menengah (middle level language), contoh: Assembler.
3. Bahasa tingkat tinggi (high level language), contoh: Fortran, Pascal, Basic, dan
lain-lain.
Cara kerja bahasa-bahasa pemrograman ini dibagi dalam dua macam, yaitu dengan
teknik kompilasi menggunakan compiler, atau secara teknik terjemahan menggunakan
interpreter.Pada teknik kompilasi, program sumber (source program) yang ditulis oleh
programmer perlu di-compile lebih dahulu untuk mendapatkan program obyek (object
program) yang sudah berbahasa mesin. Untuk menjalankan (running) program, dipakai
program obyek ini, sedangkan program sumber disimpan untuk dokumentasi. Pada
interpreter program sumber langsung dijalankan, namun lebih dahulu satu demi satu
hingga selesai.
Dengan cara compilasi diperlukan waktu yang lebih lama pada saat penyiapan
program, tetapi setelah selesai kompilasi maka program akan berjalan sangat cepat,
karena sudah dalam bahasa mesin. Pada cara interpreter, diberikan kemudahan dalam
pemakain, terutama dalam proses pembuatan kompilasi. Tetapi untuk menjalankannya
perlu waktu lebih lama, karena interpreter harus menterjemahkan tiap baris instruksi.
Tahapan pemrograman secara umum menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan algoritma
3. Penyusunan diagram alir / bagan alir (flowchart)
4. Pengkodean program (sourcecode)
5. Menjalankan program
6. Verifikasi hasil

B. DIAGRAM ALIR / BAGAN ALIR (FLOW CHART)


Bagan alir adalah diagram yang disusun untuk menyederhanakan arus logika suatu
program. Untuk program-program yang sederhana sebenarnya tidak perlu dibuat bagan
alir, tetapi jika ingin menunjukkan arus logika dalam program tersebut tidak ada salahnya
dibuatkan bagan alirnya. Sementara untuk program-program yang cukup rumit, bagan
alir ini akan sangat bermanfaat. Bagan alir ini memegang peranan yang penting dalam
penyusunan program komputer maupun pengecekan ulang jika program komputer
mempunyai kesalahan.

37 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Untuk menggambarkan bagan alir, biasanya dipergunakan simbol-simbol yang


sudah standar. Simbol-simbol bagan alir yang dipakai dalam buku ini adalah sebagai
berikut:

Simbol Arah Aliran, menunjukkan arah aliran

Simbol Terminal Interupsi, menunjukkan awal atau akhir dari suatu program
utama atau subprogram.

Simbol Input, menunjukkan proses membaca data dari suatu media.

Simbol Proses, menunjukkan penentuan sebuah nilai ke suatu variable atau


perubahan nilai dari suatu variable. Juga digunakan untuk pembukaan dan
penutupan sebuah file.

Simbol Pengecekan, menunjukkan pemeriksaan secara logika terhadap


variable atau konstanta, yang diikuti perintah sesuai hasil pemeriksaan
tersebut.

Simbol Sambung halaman, menunjukkan proses penulisan data pada suatu


media output.

Simbol Sambung halaman, menunjukkan alir logika transfer dari suatu titik
pada suatu halaman ke titik lain halaman yang sama atau halaman yang lain.

C. BAHASA PEMROGRAMAN FORTRAN


FORTRAN singkatan dari Formula Translation, merupakan bahasa komputer
tingkat tinggi yang dibuat. Meskipun merupakan bahasa tertua, FORTRAN masih tetap
menjadi bahasa komputer yang popular dikalangan scientist dan engineers sampai saat
ini. Seiring dengan perkembangan zaman, bahasa FORTRAN telah mengalami
perubahan dan penyempurnaan. Sekarang terdapat beberapa versi bahasa FORTRAN,
antara lain FORTRAN 77, WATFOR, MICROSOFT FORTRAN, COMPAQ VISUAL
FORTRAN, FORCE2/3 dan sebagainya. Dalam praktikum ini kita menggunakan Force
2/3.

D. FORCE 2/3
Force 2/3 merupakan versi bahasa Fortran yang telah menggunakan tampilan under
windows, sehingga sangat memudahkan pengguna. Bahasa pemrograman ini merupakan
salah satu versi compiler Fortran yang free/bebas. Software bahasa pemrograman ini
dapat di download dari www.lepsch.com.

38 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

1. Tampilan Force 2/3


Setelah software Force diinstal di komputer, maka untuk memanggil program
tersebut biasa dilakukan melalui Start, kemudian klik Force 2/3, atau biasa melalui
shortcut Force 2/3. Langkah dan tampilan Force 2/3 dapat dilihat pada Gambar 6.1
dan Gambar 6.2.

Gambar 5.1 Mamanggil program Force 2/3

Area Penulisan Komentar

Area Penulisan Program

Gambar 5.2 Tampilan Force 2/3

2. Mulai Menulis Program


Penulisan program dengan Force 2/3 sangat mudah dan sederhana.Area
penulisan program terletak pada kolom 7 sampai dengan 72. Khusus untuk no
alamat , ditulis pada kolom 1 sampai dengan 6. Kolom di atas 73 digunakan untuk
menuliskan komentar. Jika kita melakukan penulisan program di luar area yang
telah ditetapkan oleh Fortran, maka akan ada pesan “error” ketika dilakukan
“compile” pada listing program. Selama pengetikan program, dapat menggunakan

39 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

menu-menu yang tersedia, seperti Undo, Copy, Delete dan sebagainya. Setelah
program selesai, kemudian disimpan dengan nama sesuai keinginan kita.

Gambar 5.3 Tampilan source code dalam Force 2/3

3. Menjalankan Program
Setelah source code program ditulis dan kemudian disimpan, maka langkah
selanjutnya adalah menjalankan program. Sebelum menjalankan program, langkah
yang harus dilakukan adalah melakukan “compile” program dengan cara klik menu
Run, kemudian pilih Compile. Pada proses Compile ini, Force 2/3 DEWA
mengecek source code/listing program yang telah dibuat dan sekaligus membuat
file exe. Jika ada kesalahan, Force 2/3 akan memberikan pesan kesalahan yang
harus diperbaiki. Selanjutnya kita perlu melakukan perbaikan source code/listing
program, menyimpan kembali dan melakukan proses Compile sampai tidak ada
pesan “error” dari Force 2/3.

Gambar 5.4 Tampilan proses Compile

40 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Gambar 5.5 Pesan kesalahan source code

Gambar 5.6 Pesan source code tanpa error

Setelah proses Compile sukses, selanjutnya proses menjalankan program, karena


file exe sudah dibuat. Caranya menjalankan program dengan memilih menu Run,
pilih execute atau Run. Program akan menampilkan input atau yang lain sesuai
dengan perintah yang ada di listing program. Kalau program minta inputan dari
layar monitor, perlu kita masukkan data dan selanjutnya akan dilakukan proses oleh
program yang akan memberikan hasil. Hasil keluaran program ini perlu dilakukan
verifikasi kebenarannya.

41 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Gambar 5.7 Tampilan proses Run

Gambar 5.8 Tampilan hasil Run

E. Operasi Aritmetika dan Statement Input – Output


1. Operasi Aritmetika
Operasi aritmetika adalah suatu pernyataan (statement) untuk menginstruksikan
komputer akan melaksanakan perhitungan. Untuk itu perlu dikenal aturan-aturan
penulisan instruksinya sebagai berikut.

a. Konstanta
Dalam Bahasa FORTRAN dikenal ada dua jenis konstanta, yaitu Konstanta Integer
dan Konstanta Real.Dikatakan konstanta bilangan Integer (bulat) apabila tidak
mengandung titik desimal. Secara rinci mengenai konstanta bulat adalah sebagai
berikut:
1) Bilangan bulat apabila tidak mengandung titik desimal
2) Nilai maksimumnya adalah 231 – 1 = 2 147 438 687
3) Tidak ada harga pecahan.
4) Dalam penggunaannya agar dihindarkan dari perhitungan perkalian dan pembagian.
Penggunaan untuk operasi tersebut mengakibatkan hasil perhitungan yang salah pada
saat menghasilkan angka pecahan.

42 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

5) Konstanta integer biasanya hanya digunakan untuk identifikasi (nomor, urutan,


tingkat) dan pangkat.
Bilangan real (bilangan sesungguhnya) mempunyai titik desimal.Secara rinci
mengenai konstanta real adalah sebagai berikut:
1) Bilangan real apabila mengandung titik desimal.
2) Nilai maksimum adalah 1075 dan minimumnya 10-78
3) Menerima harga pecahan dengan ketelitian yang diberikan mancapai 7 digit.
4) Dalam penggunaannya agar dihindarkan dari perhitungan perkalian dan pembagian.
Penggunaan untuk operasi tersebut mengakibatkan hasil hitungan yang salah pada
saat menghasilkan angka pecahan.Nilai pecahan (desimal) akan selalu dibulatkan
pada nilai (mutlak) yang lebih rendah.
5) Konstanta real dapat digunakan dalam segala jenis hitungan.
6) Dapat dinyatakan dalam notasi eksnensial. Misal 0,025467 menjadi 2.5467E-2.

b. Variable
Suatu besaran dimana harga numeriknya dapat berubah-ubah disebut dengan
variable.Fungsi variable adalah untuk menyimpan suatu konstanta. Aturan-aturan
penggunaan variable adalah sebagai berikut :
1) Maksimum 6 karakter, minimum 1 karakter, (untuk bahasa FORTRAN versi-versi
baru dapat menggunakan lebih dari 6 karakter, meskipun yang dikenali hanya 6
karakter awal).
2) Huruf pertama harus alphabetis (A, DT, KHL, JUMLAH, X1, X4)
3) Tidak boleh mengandung karakter khusus (/, =, !, dll)
4) Tidak boleh memakai blank di tengah variable (versi-versi FORTRAN tertentu dapat
memakai blank di tengah variable, meskipun cara ini tidak disarankan).
5) Tidak boleh memakai kata standart yang sudah dipakai Compiler (READ, WRITE,
GO TO, dll)
Seperti halnya konstanta, dalam FORTRAN juga dikenal dua jenis variable, yaitu
Variable Integer dan Variable Real.Variable integer berfungsi menyimpan bilangan
bulat (konstanta bulat) dan diawali dengan huruf I, J, K, L, M, N atau (I – N).Huruf-
huruf tersebut dapat berdiri sendiri atau sebagai huruf pertama dari suatu variable.
Variable real berfungsi untuk menyimpan bilangan real (konstanta real).Penentu
konstanta real adalah huruf A –Z kecuali (I – N).Huruf-huruf tersebut dapat berdiri
sendiri atau sebagai huruf pertama dari suatu variable.
c. Statement Aritmetika
Menyatakan perhitungan yang hasilnya disimpan dalam variable yang terletak di
sebelah kiri tanda “=”.
Bentuk Umum : Var = ekspesi
Var : Variabel tempat menyimpan hasil dari hitungan.
Ekspresi : Suatu pernyataan hitungan.

43 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

1) Operator Aritmetika
Tabel 5.1 Operasi Aritmetika
Perpangkatan ** Hierarkhi 1
Perkalian * Hierarkhi II
Pembagian /
Penambahan + Hierarkhi III
Pengurangan -

2) Fungsi Trigonometri
Dalam bahasa FORTRAN sudut dinyatakan dalam radian dimana dalam satu
lingkaran penuh terbagi menjadi 2 radian.Jika satuan sudut masih dalam derajat,
maka perlu dilakukan konversi ke radian.Contoh : Sudut A dan B dalam aritmetika
adalah 60° dan 130°. Jika diubah dalam ekpresi FORTRAN sebagai berikut :
Aritmetika A = 60°
Fortran B = 60° (3,141593 / 180)
= 1,047198 rad
Aritmetika B = 130°
Fortran B = 130° (3,141593 / 180)
= 2,268928 rad

3) Logaritma
Dua sistem logaritma yang umum digunakan adalah sistem biasa (berbasis e; e =
2.718282). Bentuk umum dari logaritma biasa dalam FORTRAN adalah :
LOG10 (a) atau ALOG10(a)
Dengan:
a :Sembarang angka positif
Sedangkan bentuk umum untuk fungsi logaritma natural adalah :
LOG (a) atau ALOG(a)

4) Operasi Logika
Dalam FORTRAN dikenal Sembilan operator nalar yaitu :
Tabel 5.2 Operator nalar
Simbol Notasi Matematik Hirarkhi Arti
.EQ. = Sama Dengan
.NE. ≠ Tidak Sama Dengan
.LT. < I Lebih Kecil Dari
.LE. ≤ Lebih Kecil Dari Sama Dengan
.GT. > I Lebih Besar Dari
.GE. ≥ Lebih Besar Dari Sama Dengan
.NOT. II Bukan
.AND. III Dan
.OR. IV Atau

44 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

5) Operasi lain
Operasi atau fungsi yang sering dipakai dalam FORTRAN dapat dilihat di tabel
dibawah ini.
Tabel 5.3 Daftar fungsi yang sering dipakai
Fungsi FORTRAN Jenis Definisi
SQRT(X)√ Real√ √X
ABS(X) Real │X│
EXP(X) Real e*
LOG(X) Real ln x
ALOG10(X) Real log x
REAL(X) Real mengubah x menjadi real
FLOAT(X) Real mengubah x menjadi real
SIN(X) Real sin(x)
COS(X) Real cos(x)
TAN(X) Real tg(x)
ASIN(X) Real arc sin(x) = sinˉ¹

2. Statement INPUT - OUTPUT


Statement Input/Output adalah statement yang dipakai untuk melakukan proses
baca atau tulis di dalam program.

a. Statement INPUT
Statement READ dipergunakan sebagai input untuk membaca data dari suatu
media input.
Bentuk Umum :
READ (i,I) var1, var2, …
Dengan i = nomor media input
I = label FORMAT
Var1, var2,.. = variabel yang akan dibaca nilainya.

Nomor media input menandakan dari mana data tersebut berasal. Jika nomor media
input diganti dengan angka tertentu, artinya data berasal dari file dengan alamat sesuai
nomor tersebut. Sedangkan jika nomor media inputnya kita ganti dengan notasi *,
artinya data nanti akan kita ketikkan pada keyboard.
Label Format menandakan bagaimana aturan data tersebut dibaca tanpa pakai
aturan tertentu/bebas. Kalau label format diganti dengan angka,artinya aturan
pembacaan data sesuai dengan FORMAT yang memiliki alamat sesuai dengan angka
tersebut. Untuk mempermudah pemrograman, sementara bisa digunakan READ (*,*)
var1, var2, …

b. Statement OUPUT
Statement WRITE dipergunakan sebagai input untuk membaca data dari suatu
media input.

45 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Bentuk Umum :
WRITE (i, 1) var1, var2, …
dengan i = nomor media output
I = label FORMAT
Var1, var2,... = variabel yang akan ditulis nilainya.

Nomor media output manandakan kemana data tersebut akan dituliskan. Jika
nomor media output diganti dengan angka tertentu artinya data ditulis di file dengan
alamat sesuai nomor tersebut.
Sedangkan jika nomor media outputnya kita ganti dengan notasi *, artinya data
nanti akan dikeluarkan/ditulis pada layar monitor.
Label Format menandakan bagaimana aturan data tersebut ditulis. Jika label
format diganti dengan tanda *, artinya data tersebut ditulis tanpa pakai aturan/bebas.
Kalau label format diganti dengan angka, artinya aturan penulisan data sesuai dengan
FORMAT yang memiliki alamat sesuai dengan angka tersebut. Sampai materi ini
bisa digunakan WRITE(*,*) var1, var2, … Selain untuk menuliskan isi suatu
variabel, statement WRITE dapat juga dipakai untuk menuliskan data literal secara
langsung, yaitu dengan bentuk sebagai berikut :
WRITE (*,*) 'xxxxxxxxxxxx'
dengan 'xxxxxxxxxxxx' adalah data literal yang akan kita tuliskan.

3. Latihan
Tuliskan program-program komputer berikut:
Program 1
NILAIA=78
NILAIB=80
RERATA=(NILAIA+NILAIB)/2
STOP
END

Gambar 5.9 Latihan program 1

46 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Program 2
PANJAN=78
ALEBAR=80
ALUAS=PANJAN*ALEBAR
WRITE(*,*)ALEBAR, ALUAS
STOP
END

Gambar 5.10 Latihan program 2

Program 3
WRITE(*,*) 'Program menghitung luas segiempat'
WRITE(*,*) 'Masukkan Panjangnya'
READ (*,*) PANJAN
WRITE(*,*)'Masukkan lebarnya'
READ(*,*)ALEBAR
ALUAS=PANJAN*ALEBAR
WRITE(*,*) 'Luas segiempat adalah'
WRITE(*,*) ALUAS
STOP
END

47 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Gambar 5.11 Latihan program 3

1) Buatlah flowchart untuk program 1 sampai dengan program 3


2) Pada survey mata kuliah lalu lintas diperlukan program untuk menghitung kecepatan
kendaraan. Buatlah flowchart dan program tersebut, jika diketahui data jarak dan
waktu tempuhnya.

48 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

MODUL 6
STATEMENT FORMAT DAN STATEMENT KONTROL
A. Statement FORMAT
Statement FORMAT digunakan untuk menentukan tata letak suatu masukkan pada
media input dan data keluaran pada media output.

1. Format Tipe I
Fungsinya untuk membaca dan menuliskan data Integer.
Bentuk Umum :
FORMAT(nIw)
dengan n = cacah format I
I = menunjukkan data Integer
w. = banyak kolom yang dipakai oleh data
2. Format Tipe F
Fungsinya untuk membaca dan menuliskan data Real.
Bentuk Umum :
FORMAT(nFw.d)
dengan n = cacah format I
F = menunjukkan data Real
w. = banyak kolom yang dipakai oleh data
d. = cacah digit di belakang titik desimal

3. Format Tipe X
Fungsinya : untuk membuat/memberitahukan banyaknya kolom yang kosong.
Bentuk Umum :
nX
dengan n = banyaknya kolom yang kosong

4. Format Literal
Fungsinya : untuk menuliskan data literal langsung ke media output.
Bentuk Umum :
'XXXXX…'
Dengan ' = tanda format literal
XXXXX = data literal yang akan dituliskan ke media output
B. Statement KONTROL
Statement Kontrol atau statement kendali berfungsi untuk mengubah langkah proses
pengerjaan agar maksud pemrograman tercapai. Dengan adanya statement control, maka
langkah dapat diperintahkan meloncat kemana saja kita inginkan. Sehingga proses
Program tidak urut dari baris 1, 2 dan seterusnya.
1. Statement menghentikan program
Statement menghentikan program terdiri dari :

49 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

1) STOP : digunakan untuk menghentikan logika program. Statement STOP ini


digunakan pada program utama saja.
2) END : digunakan untuk menghentikan program secara keseluruhan.
Statement END harus ada setiap program, baik program utama ataupun
subprogram/subroutine.
3) PAUSE : digunakan untuk menghentikan program sementara. Program dapat
dijalankan lagi jika kita mengklik tombol ENTER.

2. Statement GOTO dan IF-GOTO


Statement GOTO fungsinya untuk memerintahkan proses meloncat langsung
ke statement dengan label yang ditunjuk, tanpa syarat apapun.
Bentuk Umum :
GO TO n
dengan n = label dari suatu instruksi selanjutnya yang harus dilaksanakan.
Statement IF-GOTO fungsinya untuk memerintahkan proses meloncat langsung ke
statement dengan label yang ditunjuk, jika syarat/logika terpenuhi.
Bentuk Umum :
IF(nalar/syarat) GO TO n
Dengan n = label dari suatu instruksi selanjutnya yang harus dilaksanakan
3. Statement DO-CONTINUE dan DO-ENDDO
Statement DO-CONTINUE dan Do-ENDDO fungsinya untuk
memerintahkan program memproses serangkaian baris perintah DO-CONTINUE
atau DO-ENDDO secara berulang-ulang.
Bentuk Umum :
DO n Var=m1, m2,m3
……………
…………....
n CONTINUE
DO Var=m1,m2,m3
……………
……………
END DO
Dengan m1 = nilai awal
m2 = nilai akhir
m3 = kenaikannya (increment)

4. Statement IF-THEN-ENDIF dan IF-THEN-ELSE-ENDIF


a. IF-THEN-ENDIF
Statement IF-THEN-ANDIF digunakan untuk memproses serangkaian baris
perintah diantaranya IF-THEN dan ENDIF, jika nalar/logika/syarat terpenuhi.
Jika nalar tidak terpenuhi, maka rangkaian baris perintah tersebut tidak akan
diproses/diabaikan.
Bentuk Umum :
IF(nalar)THEN
……………….

50 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

……………….
ENDIF
b. IF-THEN-ELSE-ENDIF.
Statement IF-THEN-ELSE-ENDIF digunakan untuk memproses
permasalahan yang mempunyai 2 pilihan.Jika nalar/logika/syarat terpenuhi,
maka rangkaian baris perintah di antara IF-THEN dan ELSE diproses.Jika nalar
tidak terpenuhi, maka rangkaian baris perintah di antara ELSE dan ENDIF yang
akan diproses.
Bentuk Umum :
IF(nalar)THEN
…………….
…………….
ELSE
…………….
ENDIF
Latihan
Tuliskan program-program komputer berikut:
Program 4
A = 30.0
B = A + 20.0
A=B
WRITE(*,10)A,B
10 FORMAT(2F6.3)
STOP
END

Gambar 6.1 Latihan program 4

51 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Program 5
I=5
X = 10.0
Y = X**I+ Cos(2.)
WRITE(*,5)I,X,Y
5 FORMAT(I5,3x,F6.2,3x,F10.1)
STOP
END

Gambar 6.2 Latihan program 5


Program 6
C Program tanpa statement Control
WRITE(*,*)'Baris 1'
WRITE(*,*)'Baris 2'
WRITE(*,*)'Baris 3'
Stop
End

52 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Gambar 6.3 Latihan program 6

Program 7
C Program dengan statement Control
WRITE(*,*)'Nilai A'
READ(*,*)A
WRITE(*,*)'Baris 1'
IF(A.LT.10.)Goto 10
WRITE(*,*)'Baris 2'
WRITE (*,*)'Baris3'
10Stop
End

Gambar 6.4 Latihan program 7

53 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Program 8
C Program IF-THEN-ENDIF
WRITE(*,*)'Nilai Ujian'
READ(*,*)N

IF(N.LT.50)Then
WRITE(*,*)'Belum Lulus‟
End If

IF(N.GT.50.)Then
WRITE(*,*)'Lulus‟
End if
Stop
End

Gambar 6.5 Latihan program 8

Program 9
C Program IF-THEN-ELSE-ENDIF
WRITE(*,*)'Nilai Ujian'
READ(*,*)N

IF(N.LT.50.)Then
WRITE(*,*)'Belum Lulus'
Else
WRITE (*,*)'Lulus'
End If

Stop

54 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

End

Gambar 6.6 Latihan program 9

55 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

MODUL 7
VARIABEL BERINDEKS DAN SUBROUTINE

A. Variabel Berindeks
Variabel Berindeks adalah variabel yang bisa menyimpan lebih dari satu nilai.
Contoh pemakaian variabel ini, misalnya jika kita mau membuat program komputer yang
berhubungan dengan operasi matriks.Untuk menggunakan variabel berindeks dalam
sebuah program kita perlu “memesan” dulu dengan statement DIMENSION.
Bentuk Umum
Dimension var1(i1, i2, … ,im), var2(j1, j2, … ,jm)
Penjelasan :
Var1, var2 = nama-nama variabel yang dinyatakan sebagai variabel yang dinyatakan
sebagai variabel berindeks
i1 = harga maksimum indeks ke 1 untuk var 1
i2 = harga maksimum indeks ke 2 untuk var 2
im = harga maksimum indeks ke m untuk var 1
demikian juga j1, j2, jm untuk variabel var2 .

Implied Do Loop dipakai untuk mempermudah proses membaca maupun menulis


(Implied Do Loop hanya dipakai dalam proses I/O saja)
Bentuk Umum :
READ(n,1)(var(i),Im1,m2,m3)
WRITE(n,1)(var(i),i=m1,m2,m3)
dimana :
READ / WRITE = Implied Do Loop dapat dipakai untuk proses baca maupun tulis.
n = nomor untuk mesin baca atau tulis sesuai statement
1 = nomor statement format yang dipakai untuk baca/tulis
var = nama suatu variabel berindeks yang datanya akan dibaca atau ditulis
i = indeks yang akan berjalan
m1 = harga awal Implied Do Loop, berupa konstanta integer maupun
variabel integer
m3 = besar langkah Implied Do Loop, berupa konstanta integer maupun
variabel integer
(Kalau banyak langkah m3 = 1, maka boleh tak dituliskan)

B. Subprogram atau Subroutine.


Subprogram adalah suatu program tersendiri yang dapat dipanggil berkali-kali oleh
program utama maupun oleh Subprogram lain untuk suatu tujuan tertentu. Subprogram
bersifat otonom sehingga pada prinsipnya terpisah dari program utama maupun terhadap
Subprogram yang lain.
Bentuk Umum :
SUBROUTINEns(arg1, arg2, … ,argm)

56 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

dimana :
ns = nama Subroutine/Subprogram. Nama ini mengikuti aturan variabel,
hanya tidak bersifat real maupun integer.
arg1, arg2,..,argm =argument-argument Subprogram/Subroutine. Argument dapat
bersifat input maupun output untuk Subprogram/Subroutine.
Bentuk-bentuk Subprogram SUBROUTINE :
a. Bersifat otonom, sehingga nama-nama variabel di dalam Subprogram boleh sama
dengan nama-nama variabel di dalam program pemanggil dengan tidak terjadi
kesalahan, oleh karena memang pada prinsipnya terpisah. Boleh melakukan operasi
READ dan WRITE, boleh memanggil Subprogram lain (baik Function maupun
Subroutine) dll.
b. Dipanggil dengan cara : CALL ns(arg1, arg2, … ,argm)
c. Argument-argument boleh berfungsi sebagai input maupun sebagai output. Input
boleh banyak, Output juga boleh banyak.
d. Hubungan antara argument dalam program pemanggil dan program dipanggil adalah
hubungan atas dasar posisi, bukan atas dasar nama variabel.

C. Latihan
Tuliskan program-program komputer berikut:
Program 10
C Program Penjumlahan Matriks
Dimension A(3,3), B(3,3), C(3,3)
C Input Data
Write(*,*)'Data Matrik A'
Do I=1,3
Read(*,*)(A(I,J),J=1,3)
End do
Write(*,*)'Data Matrik B'
Do I=1,3
Read(*,*)(B(I,J),J=1,3)
End Do
C Penjumlahan
Do 15 I=1,3
Do 20 J=1,3
C(I,J)=A(I,J)+B(I,J)
20 Continue
15 Continue
C Hasil
Write(*,*)'Matriks A'
Do I=1,3
Write(*,*)(A(I,J),J=1,3)
End do
Write(*,*)'Matriks B'
Do I=1,3

57 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Write(*,*)(B(I,J),J=1,3)
End do
Write(*,*)'Matriks C'
Do I=1,3
Write(*,*)(C(I,J),J=1,3)
End do
Stop
End

Gambar 7.1 Latihan program 10

Program 11
C Program dengan Subroutine
C Program Penjumlahan Matriks
Dimension A(3,3), B(3,3), C(3,3)
C. Input Data
Call Input(A,B)
C Penjumlahan
Call Hitung(A,B,C)
C Hasil

58 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

Call Hasil(A,B,C)
Stop
End
Subroutine Input(A,B)
Dimension A(3,3), B(3,3)
Write(*,*)'Data Matrik A'
Do I=1,3
Read(*,*)(A(I,J),J=1,3)
End do

Write(*,*)'Data Matrik B'


Do I=1,3
Read(*,*)(A(I,J),J=1,3)
End do
Return
End

Subroutine Hitung(A,B,C)
Dimension A(3,3), B(3,3), C(3,3)
Do 15 I=1,3
Do 20 J=1,3
C(I,J)=A(I,J)+B(I,J)
20 Continue
15 Continue
Return
End

Subroutine Hasil(A,B,C)
Dimension A(3,3), B(3,3), C(3,3)
Write(*,*)'Matrik A'
Do I=1,3
Write(*,*)(A(I,J),J=1,3)
End do

Write(*,*)'Matrik B'
Do I=1,3
Write(*,*)(B(I,J),J=1,3)
End do
Write(*,*)'Matrik C'
Do I=1,3
Write(*,*)(C(I,J),J=1,3)
End do
Return
End

59 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

 Diketahui Matrik A=(1,2,3,4,5,6), B(1,1,1,1,1,1), C(2,2,2,2,2,2) dan D(0,0,0,0,0,0).


Buatlah flowchart dan program komputer dengan subroutine untuk menghitung
penjumlahan matrik tersebut.

60 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

MODUL 8
PENGENALAN VISUAL BASIC FOR APPLICATON (VBA)

A. PENDAHULUAN
Visual Basic for Applications (VBA) adalah sebuah turunan bahasa pemrograman
Visual Basic yang dikembangkan oleh Microsoft, Visual Basic for Applications (VBA)
kombinasi yang terintegrasi antara lingkungan pemrograman Visual Basic Editor dengan
bahasa pemrograman Visual Basic yang memudahkan user untuk mendesain dan
membangun program Visual Basic dalam aplikasi utama Microsoft Office. Kegunaan
VBA adalah mengotomatisasi pekerjaan. Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan
yang dilakukan secara berulang-ulang dan pekerjaan yang kompleks.
VBA berbeda dengan Microsoft Visual Basic, Microsoft Visual Basic memberi
banyak pemrograman dan fungsi tingkat lanjut hingga Microsoft Visual Basic dapat
menghasilkan program yang lebih kompleks untuk sistem operasi Microsoft Windows
maupun Office. Sedangkan VBA hanya dapat dibangun pada aplikasi utama Microsoft
Office mengendalikan fungsi aplikasi tersebut melakukan serangkaian objek terprogram.

B. LINGKUNGAN KERJA VBA


1. Bagian-bagian jendela VBA
a. Menu Utama, berisi menu-menu utama beserta sub menu yang di gunakan di
VBA Excel, diantaranya seperti menu File, Edit, View , Insert, Format, Debug,
Run, Tools dan lain-lain.
b. Toolbar, berisi tombol/button yang sering di pakai seperti tombol Insert, save,
Cut, Copy, Paste dan lain-lain.
c. VBAProject, digunakan untuk memilih objek-objek tertentu pada sebuah
workbook Excel, seperti Sheet, workbook dan lain-lain. Ketika kita menambah
objek baru seperti UserForm maupun Module maka akan di tampilkan juga pada
bagian VBAProject ini. Dan jika kita memilih objek tertentu dengan double klik
maka akan tampil jendela kode untuk objek tersebut.
d. Properties, berguna menampilkan nilai properti dari sebuah objek yang telah di
pilih pada VBAProject.

61 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

e. Jendela Code, di jendela kode ini kita bisa memilih objek dan event untuk
menangani event tertentu dari sebuah objek. Objek bisa di pilih dari combobox
sebelah kiri, sedangkan event atau method bisa di pilih dari combobox sebalah
kanan.

Gambar 8.1 Tampilan awal pada VBA


2. Variabel-variabel pada VBA
Ketika kita akan membuat coding pada vba dimana terdapat variabel-variabel
yang komplek, langkah awal yang dilakukan yaitu kita mendefinisikan masing-
masing variabel tersebut serta menentukan tipenya datanya. Selain itu penulisan
variabel dalam VBA memiliki beberapa ketentuan diantaranya boleh kombinasi
tulisan huruf atau angka setelah huruf, tidak ada spasi, tidak tanda titik atau koma,
variabel satu dengan yang lain harus berbeda.
Biasanya penulisanya diawali dengan Dim variabel As tipenya. Ada beberapa
jenis variable pada VBA diantara lain.
a. Integer
Integer digunakan untuk data berupa angka bilangan bulat.

Gambar 8.2 Contoh penggunaan variable integer dan hasil running

62 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

b. Double
Double digunakan untuk angka yang lebih kompleks seperti desima.

Gambar 8.3 Contoh penggunaan variable double dan hasil running


c. String
String digunakan untuk tipe data teks/ tulisan.

Gambar 8.4 Contoh penggunaan variable string dan hasil running


d. Boolean
Boolean digunakan untuk fungsi logika dengan nilai true atau false.

Gambar 8.5 Contoh penggunaan variable boolean dan hasil running

63 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

C. Macro pada VBA


Macro digunakan untuk melakukan pekerjaan yang banyak seperti suatu
pekerjaan sifatnya berulang sehingga bisa dikerjakan otomatis. Dengan VBA Anda dapat
mengotomatisasi tugas-tugas di Excel secara mudah dengan menggunakan macro.

Gambar 8.6 Contoh penggunaan Macro


D. Module
. Module adalah salah satu object VBA. Berbeda dengan Worksheet yang nampak
di MS Excel, Module hanya berisi Code Editor saja. Dan di Code Editor pada Module
inilah kita akan menulis baris program.

64 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

1. Menampilkan Module
Pada awal jendela VBA module belum ada, untuk menampilkan module bisa
dengan cara klik kanan pada VBAProject → Insert → Module.

Gambar 8.7 Cara menampilkan Module


2. Menulis Program

Menulis program dalam VBA harus diawali dengan: sub nama program/judul
program. Dalam menuliskan nama program/judul program tidak boleh ada space.
Setelah menuliskan nama program/judul program kita dapat langsun menuliskan
program yang ingin kita buat.

Gambar 8.8 Source Code pada Module


3. Menjalankan Program
Setelah source code program pada module selesai ditulis dan disimpan, maka langkah
selanjutnya adalah menjalankan program (running). Cara menjalankan program pada

65 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

VBA sangat mudah yaitu dengan klik tombol Run Sub/User Form atau bisa juga
dengan menekan tombol F5.

Gambar 8.9 Cara menjalankan program pada VBA dan hasilnya

66 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

MODUL 9
USER FORM

A. PENDAHULUAN
UserForm merupakan interface/tampilan yang disediakan oleh programer untuk
mempermudah dalam penggunaan sebuah program aplikasi. Program disini adalah
program sederhana yang dibuat pada VBA. Pada tampilan awal VBA tidak terdapat user
form, untuk menampilkannya kita dapat mengkilik kanan pada VBAProject → Insert →
user form.

Gambar 9.1 Menampilakn user form


B. Toolbox
ToolBox Control, merupakan Objek dalam Userform yang dapat
dimanipulasi, seperti command button, text box, check box, combo box, list box,
label, dan option button.

Gambar 9.2 Jendela Toolbox

67 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

1. Pointer, memilih, mengatur ukuran dan memindahkan posisi control yang


terpasang pada baian form,
2. Label, menampilkan teks, diamana teks tidak dapat diubah oleh pengguna
program,
3. TextBox, membuat teks, diamana teks dapat diubah-ubah oleh penguna program,
4. ComboBox, menambahkan control kotak combo yang merupakan control
gabungan antara TextBox dan ListBox,
5. ListBox, membuat daftar pilihan,
6. CheckBox, membuat kotak pilihan, diaman pengguna program dapat memilih
beberapa pilihan sekaligus,
7. OptionButton, membuat tombol pilihan, pengguna dapat memilih salah satu dari
beberapa pilihan yang disediakan,
8. ToggleButton, mengubah dari satu kondisi ke kondisi yang lain,
9. Frame, mengelompokan beberapa control, frame ini harus dibuat terlebih dahulu
sebelum diisi dengan control-control yang akan dikelompokan,
10. CommandButton, membuat tombol perintah,
11. TabStrip, membuat pilihan tab
12. MultiPage, membuat form menjadi beberapa halaman,
13. ScrolBar, membuat control penggulung,
14. SpinButton, tombol naik turun untuk menambah atau mengurangi data berupa
angka
15. Image, menampilkan gambar dari sebuah file.
C. Membuat Form
Untuk membuat form
1. Untuk menambahkan Label, TextBox, ComboBox dan lain-lain, kita bisa klik tombol
pada menu toolbox kemudian sesuaikan ukuran pada jendela UserForm,

Gambar 9.3 menambahkan label pada Userform

68 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

2. Untuk mengubah Name, Caption dan lain-lain, dapat dilakukan menggunakan jendela
properties,

Gambar 9.4 Jendela Properties


3. Setelah selesai membuat UserForm, kita dapat memasukkan code pada UserForm,

Gambar 9.5 Contoh UserForm sederhana


4. Untuk memasukkan code pada UserForm bisal dilakukan dengan double klik pada
CommandButton (pada contoh diatas pada tombol Hitung), kemudian tuliskan code,

Gambar 9.6 Contoh code sederhana pada UserForm

69 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

5. Untuk cara menjalankan program sama dengan menjalanka program dengan


menggunakan module yaitu menekan tombol Run Sub/User Form atau bisa juga
dengan menekan tombol F5,
6. Tampilan program ketika berhasi dijalankan akan seperti dibawah, pengguna dapat
dengan bebas mengganti angka pada TextBox sesuai keinginan.

Gambar 9.7 UserForm ketika berhasil dijalankan

70 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

DAFTAR PUSTAKA

Harimawan, A., „Bahasa Pemrograman Fortran‟, Jurusan Teknik Sipil UMY, 2000.

Away, G.A.,2006,”The Shortcut of Matlab”, Informatika Bandung.

Firmansyah, A.,2007 “Dasar-dasar Pemrograman Matlab”, IlmuKomputer.com/

Knight,A., 1999, “Basics of Matlab dan Beyond”, CHAPMAN & HALL/CRC.

Mastering Matlab 5, A Comprehensive Tutorial dan Reference, Prentice Hall,1998.

71 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

LAMPIRAN

DAFTAR ASISTEN PRAKTIKUM BAHASA PEMROGAMAN 2015


No. Hp
NAMA ANGKATAN
Id Line
081329374786
Pradana Kartika Abimantra 2014
pradanabimo
085351184655
Resa Rosliati 2015
resarosliati
081348370571
Ayatullah Muntazhiri 2015
Muntazhiri
085787427902
Muhammad Azhar 2015
Azhar2498
08164232221
Nur Ali Maulida 2015
Alimaulida07
081255470627
Afrizal Irfani 2015
inafrizal
081214166637
Syifa Salsabila Fauziah 2015
syifasalsaf

72 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

JADWAL PRAKTIKUM BP SEMESTER GASAL TAHUN 2015

3 okt - 15 okt
03 & 10 4 & 11 5 & 12 6& 13 7 & 14 8 & 15
senin selasa17 oktrabu
- 22 okt kamis jumaat sabtu
07.00-08.40 17-Okt
- 18-Okt
BP C 19-Okt
BP B 20-Okt
BP D 21-Okt- 22-Okt
BP B
08.50-10.30 senin
- selasa
- rabu
BP A kamis
BP E jumaat- sabtu
BP C
07.00-08.40
10.40-11.30 -- -- -- -- -- BP- A
08.50-10.30
12.10-13.00 -- BP C- -- -- -- BP -B
10.40-11.30
13.10-15.00 - D
BP -- -- -- -- BP A-
12.10-13.00
15.15-16.55 - E
BP -
PPB -- -- -
PPB -
13.10-15.00 BP D - - - - -
15.15-16.55 BP E PPB - NGAJI PPB -

24 OKT - SETERUSNYA
24 okt,14,21,28 nov 25 okt,15,22,29 nov 26okt,16,23,30 nov 27okt,17,24nov,1 des 28okt,18,25nov,2des 29okt,19,26nov,3des
senin selasa rabu kamis jumaat sabtu
07.00-08.40 - BP C - - - -
08.50-10.30 - - - - - BP B
10.40-11.30 - - - - - BP A
12.10-13.00 - - - - - -
13.10-15.00 BP D - - - - -
15.15-16.55 BP E PPB - NGAJI PPB -

KONTRAK PRAKTIKUM

a Pertemuan: 1 atau 2 kali/minggu @90 menit.


b Materi:
 Microsoft Excel (6x praktikum & 1x Post-Test).
 Fortran (3x praktikum &1x Post-Test).
 Matlab (3x Praktikum& 1x Post-Test).

73 |
TSD 1302
Modul Praktikum Bahasa Pemrograman | 2016/2017

 Setiap pertemuan pertama materi dilaksanakan Pre-Test.


c Setiap pertemuan praktikum akan diberikan tugas hariansebagai syarat penyusunan
laporan akhir.
d Asistensi hanya dilaksanakan jika tidakmengganggu jadwal kuliah asisten dan praktikan.
e Apabila berhalangan hadir wajib memberitahu asisten pengampu.

SISTEM PENILAIAN

Nilai matakuliah terdiri 60%-70% teori dan 30%-40% praktikum.


Nilai praktikum terdiri 70% kegiatan praktikum laboratorium, 30% penilaian dosen.
Komponen Penilaian Kegiatan Praktikum Laboratorium :
a Presensi = 20%
b Keaktifan = 20%
Waktu pengumpulan laporan harian (10%)
 Pengumpulan laporan 1-2 hari (85-100)
 Keterlambatan 1-3 hari (70-84)
 Keterlambatan 3-7 hari (55-69)
 Keterlambatan lebih dari 7 hari (0-54)
 Keaktifan berkomunikasi (10%)
c Pre-Test = 10%
d Laporan = 50%
 Post-Test (14%)
 Laporan Harian (36%)

TABEL PENILIAN PRAKTIKUM BAHASA PEMROGRAMAN


Kegiatan Praktikum Laboratorium (70%)
Keaktifan Laporan
Responsi
Laporan Harian (LH) Nilai
Presensi

Pretest

Post Test

Dosen
Ketepatan Prak.
Komunikasi LH 2 .. Rerata (30 %)
waktu LH 1 Lab
DST LH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah
20% 10% 10% 10% 14 % 36% 1-8 100%
(100%)

74 |

Anda mungkin juga menyukai