Anda di halaman 1dari 37

NOTULEN

Kepada : Yth. Ibu Kepala Dinas Sosial, P3AP2KB Kota Malang


Dari : Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
Tanggal : 18 Pebruari 2020
Nomor : / /35.73.405/2020
Lampiran : 1 ( satu ) lampiran
Hal : Laporan Webiner Forum Anak dalam rangka persiapan Hari Anak Nasional

Disampaikan dengan hormat menindaklanjuti hasil Webiner Forum Anak dalam rangka
persiapan Hari Anak Nasional di Jawa Timur tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Dinas
Pemberdayaan Perempuan , Perlindungan Anak, dan Penduduk propinsi Jawa Timur sebagai
berikut :

1. Pembukaan Webinar
Acara dimulai jam 09.00 sampai dengan jam 13.00, pembukaan oleh Bpk. Azzidin Faizal
dan pembicara atau mengisi materi oleh Bpk Derry UNICEF dan Ibu Winny Isnaini, S.Si
selaku Ketua LPA Tulungagung

2. Pembahasan Awal
Pembahasan awal dibuka oleh bapak Azzuddin Faizal yang menjelaskan topik
utama dalam “Webinar Konsultasi Anak” yaitu mengenai
 Perkawinan Dini ( Materi oleh Bpk. Derry UNICEF )
Membahas masalah perkawinan dini yang terjadi pada anak-anak dibawah umur 18 tahun.
Menurut data 1 dari 9 perempuan umur 20-24 tahun menikah sebelum 18 tahun dan 1 dari
100 laki-laki umur 20-24 tahun menikah sebelum 18 tahun. Diperkirakan perkawinan dini
pada anak perempuan mencapai 1. 220. 9000. Menurut angka absolut perkawinan anak di
provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah adalah yang paling tinggi. Setiap
tahunnya diperkirakan ada sekitar 191.500 perkawinan dibawah umur.

 Kesehatan Mental
Kesehatan mental pada anak sering kali kurang diperhatikan terutama pada lingkungan
keluarga, nyatanya kekerasan ynag dilakukan pada anak sangat berpengaruh pada
kesehatan mental mereka. Dan sebaliknya kasih sayang bisa menambah kecerdasan pada
anak. Beberapa hal yang mempengaruhi kesehatan mental adalah tindakan abuse,
eksploitasi, penelantaran, dan diskriminasi. Faktor-faktor risiko seperti faktor keluarga,
individu, dan lingkungan misalnya : cacat, kurang mampu, tidak bersekolah atau
perempuan yang tinggal di daerah prostitusi rentan menjadi korban kekerasan dan
mempengaruhi tumbuh kembang.
 Kemudian, mengapa kasus kekerasan seksual jarang terungkap karena korban sering
disalahkan atau dianggap sebagai pemicu, kejadiannya dianggap memalukan sehingga
banyak yang memilih diam, ada perbedaan relasi kuasa antara korban dan pelaku yang
menyebabkan korban memiliki ketergantungan sehingga tidak mempunyai pilhan,
khusus pada kasus pelecehan seksual sebagian orang menganggapnya wajar, dan masih
banyak lagi. Perundungan Anak

Sampai saat ini, kasus perundungan yang terjadi pada anak tergolong tinggi. 2 dari 3
anak perempuan atau laki-laki berusia 13-17 tahun pernah mengalami setidaknya satu
jenis kekerasan selama hidupnya, kemudian 3 dari 4 anak-anak atau remaja pernah
mengalami salah satu bentuk kekerasan atau lebih melaporkan bahwa pelaku adalah
teman atau sebayanya. 41% remaja berusia 15 tahun pernah mengalami beberapa kali
perundungan dalam satu bulan menurut studi PISA ( Program Penilaian Pelajar
Internasional ) pada tahun 2018.
Materi oleh Ibu Winny Ketua LPA Kota Tulungagung Adapun cara mengidentifikasi
kesehatan mental pada diri sendiri atau teman lain seperti, :
• Mengalami gangguan tidur
• Mudah merasa sedih, marah, khawatir
• Tidak bersemangat atau menjadi terlalu aktif
• Merasa pesimis atau terlalu percaya diri
• Mengurangi komunikasi dengan teman

Cara untuk mengatasi gejala mental pada diri sendiri maupun teman, :
• Meminta pertolongan keluarga, teman, rekan kerja, profesional di bidang
kesehatan, support grup di komunitas sekitar
• Menunjukkan kepedulian terhadap teman secara verbal maupun melewati
media sosial
• Jika gejala yang ditunjukkan oleh teman berat bisa disarankan untuk
mendapatkan bantuan orang dewasa/profesional.

3. F0rum Group Discussion


Pada segmen kali peserta perwakilan dari forum anak setiap kota dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu :
 Kelompok I : Usulan Program Yang Dapat Dilakukan Anak
Kesimpulan untuk kelompok ini adalah forum anak mengusulkan berbagai program yang
menarik seperti :
• Kabar Baik
Program Kabar Baik adalah usulan dari forum anak Kab. Pacitan. Kabar Baik adalah
tema yang diusung untuk konten kreatif yang akan dibuat, dan bagaimana cara forum
anak untuk memberikan edukasi melalui media sosial dengan berbagai macam berita baik
mengenai edukasi pernikahan dini, kesehatan mental dan perundungan anak.
• Hastag Peduli Anak
Program ini diusulkan oleh perwakilan dari forum anak Jawa Timur. Dengan
memanfaatkan media sosial instagram, whatsapp, terutama twitter, forum anak bisa
membuat tagar yang menyuarakan aspirasi anak dan peduli dengan anak. Bisa juga
memanfaatkan aplikasi tiktok untuk membuat challenge menarik.
• Memberikan Edukasi Dalam Penggunaan Media Sosial
Program ini diusulkan oleh perwakilan dari forum anak Kab. Tulungagung. Mengingat
bahwa dalam pengguna IT juga harus menjalankan ketentuan yang berlaku maka
diharapkan pemerintah bisa mengedukasi anak-anak dalam penggunaan media sosial
sehingga mengetahui dampak apa saja jika melakukan perundungan lewat media sosial.
• Sharing Sebaya
Program ini diusulkan oleh perwakilan dari forum anak Kota Malang. Jadi ada 2 metode
yang dapat dilakukan dalam program ini yaitu secara online dan offline. Jika melakukan
secara online maka bisa melewati media sosial yang tersedia, dan jika melalui offline kita
bisa berbicara secara tatap muka tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan selama
masa pandemi COVID-19 ini.
Kita bisa bekerja sama dengan kelompok-kelompok anak, seperti OSIS di setiap sekolah,
kemudian meminta dukungan karang taruna dari setiap daerah. Untuk ABK dan ABH
bisa di bantu oleh pihak-pihak terkait.
• Fasilitas Ruang Publik Untuk Aspirasi Anak
Program ini diusulkan oleh perwakilan dari forum anak Kab. Surabaya. Anak tidak hanya
diberikan fasilitas melewati website untuk menyuarakan aspirasinya, tetapi juga dapat
terpublikasikan kepada masyarakat. Maka dari itu pemerintah dapat membuat ruang
publik untuk anak-anak dimana anak-anak bisa secara bebas menyuarakan aspirasi
mereka melewati karya-karya yang mereka buat.
• Mengadakan Sosialisasi Kepada Setiap Kelompok Anak
Program ini diusulkan oleh perwakilan dari forum anak Kota Surabaya. Jadi pemerintah
bisa melakukan sosialisasi mengenai pernikahan dini, kesehatan mental, dan
perundungan anak mengingat bahwa selama ini jarang ada sosialisasi seperti itu di
sekolah-sekolah dan kelompok-kelompok anak lainnya. Tidak hanya kepada anak tetapi
juga mensosialisasikan kepada orang tua, memberikan edukasi bahwa pernikahan dini
tidak baik untuk anak.

 Kelompok II : Membahas Usulan Media Yang Dapat Dikembangkan oleh Anak


Ada 7 poin dalam kesimpulan kelompok 2 yaitu :
• Bekerja sama dengan influencer atau content creator untuk
mengampanyekan mengenai peduli anak.
• Mengadakan kompetisi atau perlombaan secara online yang dilakukan di setiap
kelompok anak dengan tema pencegahan pernikahan dini, masalah kesehatan
mental, dan pencegahan perundungan anak.
• Pemanfaatan media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, WhatsApp,
dll. Sebagai salah satu cara melakukan sosialisasi dan kampanye.
• Membagikan flyer atau poster di setiap kelurahan/desa
• Membuat podcast

 Kelompok III : Anak Membantu Teman Mengakses Layanan


Kesimpulan dari kelompok 3 adalah kita dapat memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang dapat
memudahkan kita untuk mengakses layanan. Mengoptimalkan pemanfaatan website,
pembuatan aplikasi baru, atau hal yang paling sederhana melewati SMS.
 Kelompok IV : Masih akan dilanjutkan diskusi di hari Senin Tanggal 22 Juni 2020

Demikian laporan hasil Webinar Konsultasi Anak bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Penduduk Propinsi Jawa Timur yang dapat kami sampaikan untuk menjadikan
periksa dan mendapat petunjuk lebih lanjut.

Mengetahui, Pelapor,
KEPALA BIDANG PPA KASI PUHS/TUMBUH KEMBANG ANAK
DINAS SOSIAL P3AP2KB DINAS SOSIAL P3AP2KB
KOTA MALANG KOTA MALANG

AMBAR PRIYANDANI, ST LULUK KHAFIFAH, SE, MM


Pembina Pembina
NIP. 19630806 198409 2 003 NIP. 19740715 200312 2 006
NOTULEN

Kepada : Yth. Ibu Kepala Dinas Sosial, P3AP2KB Kota Malang


Dari : Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
Tanggal : 22 Juni 2020
Nomor : / /35.73.405/2020
Lampiran : 1 ( satu ) lampiran
Hal : Laporan hasil rapat ke II dalam rangka persiapan Hari Anak Nasional

Disampaikan dengan hormat menindaklanjuti hasil rapat ke II dalam


rangka persiapan Hari Anak Nasional ke II, Acara pembukaan dan p embahasan
awal oleh Ibu Ambar Priyandani, ST selaku Kepala Bidang Perlindungan
Perempuan dan Anak yang menjerlaskan tentang 5 (lima) Kluster Hak
Anak yang menjadi pedoman dalam Penyusunan Suara Anak Kota
Malang, tata cara yang digunakan dalam pengambilan data yaitu :
1. Pengisian questioner dalam google form;
2. Wawancara ditujukan pada semua elemen anak yang ada di Kota
Malang.
Kami berharap dengan cara ini anak-anak dapat menyampaikan ide,
gagasan dan aspirasinya terhadap pembangunan dan menjadikan Kota
Malang sebagai Kota Layak Anak.
Pembahasan meliputi bagaimana membuat kalimat dan pertanyaan
yang memudahkan anak dalam menjawab dan memahami masalah
sehingga respon yang diberikan baik dan lengkap. Disamping itu juga
membahas masalah kepemilikian Hak Akte Kelahiran Kartu Identitas
Anak sebagai salah satu Hak Anak dalam beridentitas, diharapkan anak
mampu berpartisipasi, berbagi pengalaman, bercerita, adanya hak
berpendapat, berorganisasi serta mewadahi tanggapan anak terhadap
jaminan kesehatan yang alami.
Bagaimana bentuk perhatian anak terhadap Anak Berkebutuhan
Khusus yang juga memiliki hak yang sama dengan anak lainnya, mengajak
anak untuk mencari solusi tentang berbagai permasalahan anak yang ada di
sekitar mereka. Sehingga anak juga dapat belajar memecahkan masalah
dari berbagai sudut pandang, menjadi konselor sebaya bagi teman dan
teman bercerita bagi keluarga.
Demikian laporan hasil rapat ke II dalam rangka persiapan Hari Anak
Nasional yang dapat kami sampaikan untuk menjadikan periksa dan mendapat
petunjuk lebih lanjut.

Mengetahui, Pelapor,
KEPALA BIDANG PPA KASI PUHS/TUMBUH KEMBANG ANAK
DINAS SOSIAL P3AP2KB DINAS SOSIAL P3AP2KB
KOTA MALANG KOTA MALANG

AMBAR PRIYANDANI, ST LULUK KHAFIFAH, SE, MM


Pembina Pembina
NIP. 19630806 198409 2 003 NIP. 19740715 200312 2 006
NOTULEN

Kepada : Yth. Ibu Kepala Dinas Sosial, P3AP2KB Kota Malang


Dari : Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
Tanggal : 23 Juni 2020
Nomor : / /35.73.405/2020
Lampiran : 1 ( satu ) lampiran
Hal : Laporan hasil rapat ke III dalam rangka persiapan Hari Anak Nasional

Disampaikan dengan hormat menindaklanjuti hasil rapat evaluasi


dalam rangka persiapan Hari Anak Nasional ke II, Peran anak sangat penting
dalam memperkuat implementasi sebagi pelopor dan pelapor sehingga dapat
mengurangi permasalahan yang terjadi pada, Serta kami berharap Pemerintah
dan Lembaga masyarakat memberikan edukasi tentang penggunaan internet
yang sehat dan aman dalam pembahasan mengenai : pendidikkan dan perlu
ditingkatkan sarana dan prasarana, adanya beasiswa yang didaptkan untuk
anak berprestasi dan kurang mampu, Sekolah dapat menggunakan teknologi
utuk menjalankan proses kegiatan belajar mengajar ( contoh: memggunakan
buku paket menjadi e-book, pembayaran kantin menggunakan media teknologi
dan lain-lain) dan sistem zonasi pada penerimaan siswa baru jenjang
pendidikkan SMP, SMA sederajat dengan melihat jarak dan nilai.

Pembahasan tentang hasil wawancara dan survey suara anak Kota


Malang yang mana poiling tersebut telah dapat diakses sejak senin 22 Juni
2020 hingga saat ini, dalam hasil survey membahas mengenai banyaknya
responden yang berpartisipasi dalam survry tersebut, Dilihat dari prosentase
96,7% adalah anak-anak penduduk asli Kota Malang, Masing-masing
kecamatan telah terwakili dari responden yang ada, Usia terbanyak berada
pada rentang 11 – 15 tahun sebanyak 65%, Selanjutnya usia 16-18 tahun dan
dibawah 11 tahun, semua jenjang pendidikkan ikut berkontribusi pada survey

ini, baik pada tingkat TK, SD, SMP/MTS, SMA/SMK dan ABK.

kelahiran namun belum mencapai 100%, Banyak hal yang menjadi kendala,
contohnya dalam proses pembuatan, tidak tau cara mengurusnya dan
manfaatnya. Kami berharap adanya edukasi pada anak dan ortu tentang
pentingnya kepemilikan identitas diri yang tercatat dan diakui oleh
Negara.Kami berharap Pemerintah Kota Malang senantiasa melibatkan Forum
Anak dalam setiap proses pengambilan keputusan untuk pembangunan Kota
Malang hingga anak dapt berpartisipasi aktif menyampaikan ide, gagasan dan
aspirasinya serta membantu mewujudkan Kota Malang yang layak untu
Anak.Tingginya prosentase masalah anak yang terjadi di Kota Malang yaitu
bullying, diskriminasi dan kekerasan di sekolah dan lingkungan sekitar,
memgakibatkan perlunya wadah/ ruang konsultasi terhadap masalah yang ada
yang dapat diakses dengan mudah menggunakan media sosial/Web yang
aman, bisa menampung keluh kesah anak terhadap masalah yang sedang
dihadapi sehingga anak-anak mempunyai harapan untuk bisa bangkit kembali,
menyelesaiakan dan menata kembali kepercayaan terhadap diri sendiri dan
orang lain.
Demikian laporan hasil rapat evaluasi dalam rangka persiapan Hari Anak
Nasional yang dapat kami sampaikan untuk menjadikan periksa dan mendapat
petunjuk lebih lanjut.

Mengetahui, Pelapor,
KEPALA BIDANG PPA KASI PUHS/TUMBUH KEMBANG ANAK
DINAS SOSIAL P3AP2KB DINAS SOSIAL P3AP2KB
KOTA MALANG KOTA MALANG

AMBAR PRIYANDANI, ST LULUK KHAFIFAH, SE, MM


Pembina Pembina
NIP. 19630806 198409 2 003 NIP. 19740715 200312 2 006
NOTULEN

Kepada : Yth. Ibu Kepala Dinas Sosial, P3AP2KB Kota Malang


Dari : Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
Tanggal : 3 Juli 2020
Nomor : / /35.73.405/2020
Lampiran : 1 ( satu ) lampiran
Hal : Laporan hasil rapat undangan Seminar Online ( Webiner ) dengan
tema”Cegah Eksploitasi Anak diMedia Online selama Pandemi COVID-19”

Disampaikan dengan hormat menindaklanjuti hasil rapat undangan


Seminar Online yang diselenggarakan oleh pihak Dinas Pemberdayaan
Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan Pemerintah Provinsi
Jawa Timur yang dilaksanakan pada :

Hari : Jum’at
Tanggal : 3 Juli 2020
Pukul : 09.00 – 11.00 WIB
Alamat : Youtube Live KemenPPPA
a. Materi pertama disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan
Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukkan Pemerintah Provinsi
Jawa Timur Dengan hasil sebagai berikut:

 Dampak penggunaan internet pada :


- Tingginya akses internet, termasuk oleh anak-anak
- Kurang komunikasi antar keluarga,
- Anak kecanduan games & masalah psikologis lainnya,
- Anak rentan mengalami bullying,
- Anak mengalami kekerasan dan eksploitasi anak,
 Eksploitasi seksual anak (ESA) online “segala bentuk
ttindakan/perlakuanterhadap anak yang bertujuan untuk melakukan
dengan menggunakan atau memanfaatkan internet’.

 Perkiraan usia korban berdasarkan jumlah gambar yang ditemukan,


sebagian besar (48%) gambar menunjukkan usia korban 11-13 tahun,
1% ( 1.609 ) korban berusia bayi usia 0-2 tahun.

 Bentuk-bentuk ESA ONLINE yaitu: Groooming online untuk tujuan


seksual membangun sebuah hubungan dengan seseorang anak
melalui pengunaan internet atau teknologi digital lain untuk
memfasilitasi kontak seksual online atau dengan tersebut. Tindakan
grooming tidak terbatas pada tindakan pertemuan fisik secara pribadi,
melainkan juga berlaku pada tindakan yang dilakukan secara online.

b. Materi yang kedua disampaikan oleh NYI MAS DIANE WULANSARI


seorang Motivational speaker dari Praktisi dan Ahli Parenting Indonesia
sebagai berikut :

 Semua Anak lahir dalam keadaan fitrah yang artinya :

- Semua anak memiliki peluang yang sama untuk tetapmenjadi


individu yang utuh, baik bahagia dan sukses disekolah maipun
kehidupannya kelak

- Faktor keluarga perang yang sangat besar pengaruhnya terhadap


perkembangan anak.

- Faktor teknologi juga dapat mempengaruhi anak. Orang tua perlu


memahami dan memeberikan “ IMUN”dalam mengelola
teknologi tsb.

- Dee Motivational yaitu :”Orang tua diharapkan mampu


melindungi anak-anak dari tantangan era digital, tetapi tidak
menghalangi potensi manfaat yang ditawarkannya”. Seperti
Hadist oleh Ali Bin Abi Tholib berkata “ Didiklah anakmu,
Sesuai zamannya, Karena mereka hidup bukan di zamannu tapi di
zamannya.

 Dampak gangguan Psikis, Sebuah penelitian di Amerika bahkan


menunjukkan kalau aliran saraf seseorang yang ada keterkaitan pada
gawainya, punya kesamaan dengan aliran saraf seseorang yang
kecanduan drugs alias narkoba! Seseorang anak yang mengalami
SDD ( Screen Dependencies Disoder) biasanya :

- Sangat sering meminta main gawai. Kalau tidak dikasih, anak


akan tantrum, nangis samapi jerit-jerit dan marah.

- Anak tidak tertarik main di luar rumah, tapi anak lebih suka
berdiam diri di kamar dan main gawai.

 Dampak Gangguan Sosial, diantaranya:


- Mempengaruhui waktu berkualitas bersama keluarga
- Mempengaruhi hubungan teman-teman dari lingkungan,
- Cenderung tumbuh menjadi pribadi yang mementingkan diri
sendiri,
- Cenderung sulit mengenali berbagai nuansa perasaan,
- Membentuk pribadi egoisme.

Demikian laporan hasil rapat Seminar Online ( Webinar )untuk menjadikan


periksa dan mendapat petunjuk lebih lanjut.

Mengetahui, Pelapor,
KEPALA BIDANG PPA KASI PUHS/TUMBUH KEMBANG ANAK
DINAS SOSIAL P3AP2KB DINAS SOSIAL P3AP2KB
KOTA MALANG KOTA MALANG

AMBAR PRIYANDANI, ST LULUK KHAFIFAH, SE, MM


Pembina Pembina
NIP. 19630806 198409 2 003 NIP. 19740715 200312 2 006
NOTULEN

Kepada : Yth. Ibu Kepala Dinas Sosial, P3AP2KB Kota Malang


Dari : Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
Tanggal : 6 Juli 2020
Nomor : / /35.73.405/2020
Lampiran : 1 ( satu ) lampiran
Hal : Laporan hasil rapat ( Webiner ) dalam rangka memperingati Hari Anak
Nasional (HAN) dengan tema “Sosialisasi Penanganan Anak berkonflik
dengan Hukum

Disampaikan dengan hormat menindaklanjuti hasil rapat undangan


Seminar Online (webiner) yang diselenggarakan oleh pihak Dinas
Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan
Pemerintah dan Kependudukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang
dilaksanakan pada :

Hari : Senin
Tanggal : 6 Juli 2020
Pukul : 09.00 – selesai
Narasumber dan Moderator dari :
1. Deputi Bidang Perlindungan Anak Kemen PPPA, Nahar,SH, M.Si
2. Asisten Deputi Bidang Perlindungan Anak Berhadapan dengan Hukum

3. dan Stigmatisasi Kemen PPPA, Hasan, SH

4. Kepala Bidang Perlindungan Anak Berhadapan dengan Hukum, Ir. FB,


Didiek Santoso

 Materi pertama disampaikan oleh Deputi Bidang Anak kemen PPPA,


Nahar, SH, M.Si Menyampaikan beberapa hal sebagai berikut :
a. Latar Belakang,

pasal 288 ayat (2) UUD 1945, Perlindungan terhadap anak


diberikan kepada seluruh anak, pasal 60 Undang-Undang Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Anak yang dalam situasi
dan kondisi tertentu adalah anak yang berhadapan dengan hukum,
salah satunya anak berkonflik dengan hukum.

b. Data,

Data anak yang berkonflik dengan hukun sesuai dengan Laporan


Sistem Peradilan Pidana Anak tahun 2019 yang diperoleh dari
Direktorat Jendral Pemasyarakatan yang berjumlah 1.977 (seribu
sembilan ratus tujuh puluh tujuh rupiah) anak, namun pada bulan
juni 2020 sebagian anak berkonflik dengan hukum memperoleh
asimilasi dari pemerintah dan sekarang yang masih dalam
pembinaan di LPKA berjumlah 601 sumber data bulan Juni
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

c. Permasalahan dan Tantangan Anak

 Dampak negatif anak dari perkembangan pembangunan yang


cepet, arus globalisasi,

 Perubahan gaya dan cara hidup, yang sangat berpengaruh


terhadap nilai dampak perilaku anak,

 Anak yang kurang kasih sayang, asuhan dan bimbingan serta


pengawasan dari orang tua/wali, berdampak anak mudah
terseretdalam arus pergaulan yang kurang sehat dan
merugikan perkembangan perkembangan pribadinya dan tidak
sedikit melakukan tindak pidana.

d. Kategori Anak yang berkonflik dengan Hukum

 Perilaku kenakalan anak yang tidak dianggap sebagai


kejahatan, seperti sika membantah dan tidak menurut,
membolos sekolah atau melarikan diri dari rumah.
 Perilaku kenakalan anak dianggap kejahatan atau
pelanggaran hukum, yang terpaksa anak harus berkonflik
dengan hukum, seperti anak yang melakukan kriminal yaiyu
pencurian, perampokan, narkoba, pembunuhan dan tindak
pidana lainnya.

e. Proses Hukum

 Anak tersebut terpaksa harus berhadapan dengan hukum


untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya karena
upaya difersi tidak dapat dilaksanakan.

 Selama dalam proses hukum, sesuai dengan Undang-


Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan
anak, anak berkonflik dengan hukum mempunyai hak yang
harus diperhatikan oleh aparat penegak hukum

f. Tugas dan Tanggung jawab Pemerintah Daerah

 Urusan Pemerintah di Bidang Perlindungan Anak


berdasarkan UU Nomer 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dijelaskan sebagai otonomi Daerah
yang dilaksanakan berdasarkan asas kongkurent.

 Sesuai dengan pasal 59 ayat 1 UU Nomeer 35 tahun 2014


Pemerintah daerah berkewajiban dan bertanggungjawan
untuk membentuk perlindungan khusus pada anak termasuk
anak yang berkonflik dengan hukum.

g. Peran Pemerintah Daerah

 Pencegahan,

 Membentuk LPKS

 Menyiapkan lahan pembetukan LPKS

 Memberikan Perlindungan dan rasa aman,

 Memberikan layanan pendidikkan dan kesehatan di LPKA


dan LPKS,
 Memberikan kebutuhan dasar dalam bentuk permakanan,

 Mencarikan pengasuhan alternatif,

 Me;akukan kegiatan rekreasional,

 Memfasilitasi penyidik dalam upaya difersi,

 Memberikan pendampingan,

 Menyediakan tenaga kesejahterahan sosial dan peksos,

 Memberikan layanan pemulihan dan perubahan perilaku,

 Mengupayakan reintegrasi,

 Memberikan bantuan sosial,

 Memantau mengevaluasi dan mengkoordinasikan


pelaksanaan perlindungan anak.

Penyidik dalam melakukan pemeriksaan terhadap anak pelaku harus


memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Tidak menggunakan atribut kedinasan,

 Pemeriksa anak dalam suasana kekeluargaan

 DaLam hal anak pelaku belum berumur 12 tahun


penyidik berkoordinasi dengan bapas,

 Meminta ortu/wali, atau orang yang dipercaya oleh


anak, atau penasehat hukum atau bapas untuk
mendampingi anak,

 Memperlakukan anak secara manusiawi, tidak disiksa


dihukum dengan kejam, tidak merendahkan derajat
anak,

 Anak dirahasiakan identitasnya,

 Dapat menangkap pelaku anak guna kepentingan


penyidikan paling lama 24 jam,
 Petugas yang akan menahan harus terlabih dahulu
memiliki bukti yang cukup dan adanya kekhawatiran
bahwa anak pelaku akan melarikan diri merusak atau
menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi
tindak pidana,

 Membebaskan pelaku anak jika sudah melewati waktu


24 jam.

Demikian laporan hasil rapat Seminar Online ( Webinar )untuk menjadikan


periksa dan mendapat petunjuk lebih lanjut.

Mengetahui, Pelapor,
KEPALA BIDANG PPA KASI PUHS/TUMBUH KEMBANG ANAK
DINAS SOSIAL P3AP2KB DINAS SOSIAL P3AP2KB
KOTA MALANG KOTA MALANG

AMBAR PRIYANDANI, ST LULUK KHAFIFAH, SE, MM


Pembina Pembina
NIP. 19630806 198409 2 003 NIP. 19740715 200312 2 006
NOTULEN

Kepada : Yth. Ibu Kepala Dinas Sosial, P3AP2KB Kota Malang


Dari : Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
Tanggal : 7 Juli 2020
Nomor : / /35.73.405/2020
Lampiran : 1 ( satu ) lampiran
Hal : Laporan hasil rapat ( Webiner ) dengan tema “ Lindungi Anak dari Perundu
ngan di Media Daring selama masa Pandemi COVID 19 “

Disampaikan dengan hormat menindaklanjuti hasil rapat undangan


Zoom Meeting yang diselenggarakan oleh pihak Dinas Pemberdayaan
KPerempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan Pemerintah dan
ependudukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dilaksanakan pada :

Hari : Selasa
Tanggal : 7 Juli 2020
Pukul : 13.00 – selesai
Materi disampaiakan oleh Desy Sukendar selaku manajer Kebijakan Publik
Facebook Indonesia dengan tema “ Online Resilience” menumbuhkan
Ketangguhan Anak dalam mengelola Risiko di Media daring sebagai
berikut :

 Mengapa OR itu penting?

- Ruang terbuka teknologi berbasis internet yang (nyaris) tanpa batas,


memberi kesempatan pada setiap individu untuk leluasa
menggunggah, menanyakan dan menyebarkan sesuatu melalui
perangkat digital.

- Tulisan, gambar, video, film, game, dll dengan beragam muatannya


baik yang positif maupun negatif akan dengan mudah pula diakses
oleh siapapun, termasuk anak-anak.
- Membekali diri dengan kemampuan dalam menilai dan memilih
secara mandiri berbagai pengaruh dunia maya adalah langkah
mendasar yang perlu diupayakan dalam kehidupan di era digital ini.

 Mengapa OR Penting ?

- Byron (2008) membangun online resilience saat ini merupakan


kebutuhan penting untu dapat dilakukan dalam memperkuat
kemampuan individu mengelola berbagai resiko, disamping juga
sebagai upaya untuk mereduksi aksebilitas ke konten-konten yang
membahayakan di berbagai jejaring online.

 - Kemampuan untuk menhadapi situasi sulit, berbahaya dan berisiko


dalam dunia daring.
 - Kemampuan untuk menghadapi dan memulihkan kondisi psikologis
usai bertemu dengan pengalamam negatif saat beraktivitas daring.
 - Kemampuan untuk beradaptasi secara akurat terhadap berbagai
kondisi lingkungan yang sarat pengaruh, sehingga individu akan lebih
berdaya dalam menyaring dan merespon berbagai hal yang ditemui
ketika berinteraksi dengan teknologi digital.

 Mengenali Risiko Konten (content risks)

- Terjadi ketika individu baik sengaja maupun tidak mengakses dan


berinteraksi dengan konten-konten negatif, seperti: Unggahan
bermuatan pornografi,Informasi keliru yang menyesatkan (hoax),
ujaran kebencian, pola-pola bahasa dan perilaku emosional, dsb.

- Terjadi ketika individu berkontak dengan orang-orang yang


memberikan pengaruh negatif dan/atau berpontensi membahayakan,
seperti: pelaku kejahatan, pelaku perundungan (bullying), pihak-pihak
yang berniat memperdaya/memanfaat individu untuk melakukan hal
yang menjadi kepentingan, dsb
Demikian laporan hasil rapat Seminar Online ( Webinar )untuk menjadikan
periksa dan mendapat petunjuk lebih lanjut.

Mengetahui, Pelapor,
KEPALA BIDANG PPA KASI PUHS/TUMBUH KEMBANG ANAK
DINAS SOSIAL P3AP2KB DINAS SOSIAL P3AP2KB
KOTA MALANG KOTA MALANG

AMBAR PRIYANDANI, ST LULUK KHAFIFAH, SE, MM


Pembina Pembina
NIP. 19630806 198409 2 003 NIP. 19740715 200312 2 006
NOTULEN

Kepada : Yth. Ibu Kepala Dinas Sosial, P3AP2KB Kota Malang


Dari : Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
Tanggal : 8 Juli 2020
Nomor : / /35.73.405/2020
Lampiran : 1 ( satu ) lampiran
Hal : Laporan hasil rapat ( Webiner ) dengan tema “

Disampaikan dengan hormat menindaklanjuti hasil rapat undangan


Zoom Meeting yang diselenggarakan oleh pihak Kementerian PPPA
dilaksanakan pada :

Hari : Rabu
Tanggal : 8 Juli 2020
Pukul : 09.00 – selesai
Materi disampaiakan oleh Kak Seto dengan tema “ Keluargaku
Tanggung Jawabku sebagai berikut :

Profile Nitizen Unggul ciri-cirinya :


- Berempati
- Percaya Diri
- Kreatif, Inofatif
- Deket dengan keluarga
- Mampu bergaul dengan baik
- Cerdas, Berkarakter, Mandiri menjaga jejak Digitalnya agar tetap
positif,
- Selalu memilih yang bermanfaat,
- Mampu melidungi dirinya offline dan online,
- Tanggung dalam menghadapi godaan,
- Tetap menjaga kebiasaan yang baik.
Tujuan Paparan :
- Mendampingi anak diera pandemi covid 19 ini dengan cara yang
asyik dan bijak

- Melakukan pendekatan kepada anak agar ia tidak larut dan


berlebihan dengan menggunakan internet,

- Membantu anak agar mampu lebih banyak berada di dunia nyata


dari pada di dunia maya, walau situasi sedang BDR,

- Berkomunikasi dengan anak secara funky, asyik, bergaul,

- Membuat suasana yang hidup dan hangat dirumah agar anak


tidak terlarut digawinya.

- Melakukan kesepakatan dengan anak tentang pemakaian gawai,di


masa pandemi covid 19.

Menjadi “ Top of Mind” Bagi Anak

- Orang tua yang Top of Mind berada dibenak anak diatas temen-
temennya, gawainya, dan segala hal yang dianggap penting oleh
anak.

- Orang Tua yang Top of Mind akan selalu deket dengan anak,
sehingga bisa mengalahkan segala tantangan negatif dari luar
yang bisa merusak anak.

Bagaimana menjadi Top of Mind bagi Anak:

- Memiliki literasidigital yang baik tentang konten-konten di


internet,

- Memahami cara-cara mendampingi dengan bijak di dunia maya

- Banyak mengajak main anak dan dengan anak,

- Mampu mengajak anak untuk melindungi diri mereka dari adikasi


maupun pada anak,

- Membuat kesepakatan denga anak-anak aman di dunia maya,

- Berkomunikasi dengan FAB, Funky, dan bergaul..

Tips untuk Guru dan Orangtua :

- Menegetahui seberapa banyak anak-anak boleh menggunakan


gawai dn internet berdasarkan usianya

- Memeiliki passwaord dari medsos anak-anak kita

- Buat kesepakaktan agar anak tidak membawa HP ke tempat tidur


dan seluruh keluarga tidak menggunakan HP dimeja makan,

- Bertemanlah dengan anak di media sosial tetapi tidak


mengontrolnya,

- Masuklah di dunia online bersama anak,

- Mengajak anak untuk menguatkan kebiasaan-kebiasaan baik,

- Memasang fitur “ Parental Control” pada gawai anak.

Demikian laporan hasil rapat Seminar Online ( Webinar )untuk menjadikan


periksa dan mendapat petunjuk lebih lanjut.

Mengetahui, Pelapor,
KEPALA BIDANG PPA KASI PUHS/TUMBUH KEMBANG ANAK
DINAS SOSIAL P3AP2KB DINAS SOSIAL P3AP2KB
KOTA MALANG KOTA MALANG

AMBAR PRIYANDANI, ST LULUK KHAFIFAH, SE, MM


Pembina Pembina
NIP. 19630806 198409 2 003 NIP. 19740715 200312 2 006
NOTULEN

Kepada : Yth. Ibu Kepala Dinas Sosial, P3AP2KB Kota Malang


Dari : Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
Tanggal : 9 Juli 2020
Nomor : / /35.73.405/2020
Lampiran : 1 ( satu ) lampiran
Hal : Laporan hasil berdiskusi bersama BAPPENAS RI ( Webiner ) dengan tema
“ Pencegahan Perkawinan Anak”

Disampaikan dengan hormat menindaklanjuti hasil rapat undangan Zoom


Meeting yang diselenggarakan oleh pihak Kementerian PPPA dilaksanakan pada :

Hari : Kamis
Tanggal : 9 Juli 2020
Pukul : 13.00 – selesai
Materi disampaiakan oleh pihak kementrian PPPA/BAPPENAS ibu WORO
SRIASTUTI SULISTYANINGRUM dengan tema “ Pencegahan perkawinan anak”
sebagai berikut :

Dampak perkawinan anak terhadap pencapaian SDGS meliputi :

a. Ekonomi

- Perkawinan anak diestimasikan menyebabkan kerugian ekonomi setidaknya


1,7% dari pendapatan kotor negara (PDB)

- Menghambat capaian SDGs 1, SDGs 8 dan SDGs 10

b. Pendidikkan

- Anak perempuan yang kawin sebelum usia 18 tahun 4 kali lebih rentan untuk
menyelesaikan pendidikkan,

- Menghambat capian SDGs 4.

c. Angka Kematian Ibu (AKI)

- Komplikasi saat kehamilan dan melahirkan adalah penyebab kematian kedua


terbesar untuk anak perempuan berusia 15-19 tahun,

- Menghambat capaian SDGs 3,

- Bayi yang lahir dari ibu berusia dibawah 20 tahunberpeluang meninggal


sebelum usia 28 hari/1,5 kali lebih besar dibandingkan ibu berusia 20-30 tahun.

d. Kekerasan dan Perceraian

- Perempuan menikah pada usia anaklebih rentan mengalami kekerasan dalam


rumah tangga (KDRT) dan perceraian,

- Menghambat capaian SDGs 5 dan SDGs 16

Lima Strategi Nasional pencegahan perkawinan anak:

1. Optimalisasi kapasitas anak, tujuannya memastikan anak memiliki resiliensi


dan mampu menjadi agen perubahan,

2. Lingkungan yang mendukung Pencegahan Perkawinan anak, tujunannya


menguatkan orangtua, keluarga, organisasi sosial/kemasyarakatan,
sekolahan,dan pesantren untuk mencegah perkawinan anak,

3. Aksebilitas dan Perluasan layanan, tujuannya Menjamin anak mendapat


layanan dasar komprehensif untuk kesejahteraan anak

4. Penguatan Regulasi dan Kelembagaan, Tujuannya menjamin pelaksanaan


dan penegakan regulasi dan meningkatkan kapasitas optimalisasi tata kelola
kelembagaan.

5. Penguatan koordinasi Pemangku kepentingan, Tujuannyameningkatkan


sinergi dan konvergensi upaya pencegahan perkawinan anak.
Dampak perkawianan anak di sektor pendidikkan, Perempuan yang menikah
saat<18 tahun berkesempatan 4x lebihkecil menyelesaikan pendidikkan SMA
ke atas dibanding yang usia 18 tahun atau lebih.

Perempuan yang menikah sebelum 18 tahun paling banyak hanya


menyelesaikan pendidikkan SMP/sederajat (44,9%).

Demikian laporan hasil rapat Seminar Online ( Webinar )untuk menjadikan


periksa dan mendapat petunjuk lebih lanjut.

Mengetahui, Pelapor,
KEPALA BIDANG PPA KASI PUHS/TUMBUH KEMBANG ANAK
DINAS SOSIAL P3AP2KB DINAS SOSIAL P3AP2KB
KOTA MALANG KOTA MALANG

AMBAR PRIYANDANI, ST LULUK KHAFIFAH, SE, MM


Pembina Pembina
NIP. 19630806 198409 2 003 NIP. 19740715 200312 2 006
NOTULEN

Kepada : Yth. Ibu Kepala Dinas Sosial, P3AP2KB Kota Malang


Dari : Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
Tanggal : 16 Juli 2020
Nomor : / /35.73.405/2020
Lampiran : 1 ( satu ) lampiran
Hal : Laporan hasil berdiskusi bersama Deputi Perlindungan Anak ( Webiner )
dengan tema Percepatan Pengembangan PATBM dimasa Pandemi COVID -19

Disampaikan dengan hormat menindaklanjuti hasil rapat undangan Zoom


Meeting yang diselenggarakan oleh pihak Deputi Perlindungan Anak dilaksanakan
pada :

Hari : Kamis
Tanggal : 16 Juli 2020
Pukul : 09.00 – selesai
Materi disampaiakan oleh pihak Deputi Perlindungan Anak yang
disampaikan oleh ibu Hj. FORITHA RAMADHANI WATI, SE, M.Si dengan tema
Perkermbangan jumlah dan Aktivitas Perlindungan Anak Terpadu Berbasis
Masyarakat Percepatan Pengembangan PATBM ibu dengan tema sebagai berikut :

Setiap anak, sejak dalam kandungan hingga kemudian mencapai 18tahun,


memiliki hak-hak dasar yang melekat pada setiap diri anak yang harus dihormati,
dilindungi, dipenuhi, dan oleh karena itu juga harus dipromosikan.

Hak-hak anak tersebut berkenaan dengan klaster hak-hak:


a) Displin dan kebebasan,
b) Pengasuhan dalam lingkungan keluarga atau pengasuhan alternatif,
c) Kesehatan dan kesejahteraan dasar,
d) Pendidikkan, waktu luang, dan kegiatan budaya,
e) Serta perlindungan khusus, termasuk perlindungan dari kekerasan.
Dari hasil kajian tersebut diperoleh informasi bahwa upaya perlindungan anak telah
banyak dilakukan masyarakat, mulai dari mensosialisasikan hak-hak anak baik
dalam bentuk kesenian, dialog, penerbitan media informasi sampai mendampingi
ketika anak yang menjadi korban.

1. Peran Masyarakat dalam Penyenggaraan Perlindungan Anak sesuai dengan


pasal 72 ayat 3 UU No.35 tahun 2014 tentangPerlindungan anak:

1. Memberikan Informasi;
2. Memberikan masukan;
3. Melaporkan perlakuan kekerasan terhadap anak;
4. Berpartisipasi dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial;
5. Pemantauan dan Penagawasan;
6. Menyediakan sarana dan Prasarana bagi Tumbuh kembang Anak;
7. Berperan dalam menghilangkan pelebelan pada anak;
8. Memberikan ruang parsipasi bagi anak.

7 Prioritas Utama PATBM pada Masa Pandemi Covid -19

1. Mendukung program pencegahan di masyarakay melalui gugus tugas


RT/RW, baik Kelurahan dan desa mempromosikan
gerakkan#BERJARAK bersama Kemen PPPA;

2. Membangun kesadaran dan tanggung jawab bersama dari orangtua,


keluarga inti atau masyarakat sekitar melalui informasi tentang pola
pengasuhan atas risiko keterpisahan anak atau tidak adanya
pengasuhandalam pandemi COVID-19

3. Mermperkuat program karantina untuk penerapan social distancing atau


jaga jarak di desa dan kelurahan, Program Karantina wajib berkoordinasi
dengan RT/RW atau tim gugus tugas di setiap wilayah;

4. Menginformasikan layanan ataupun psikososial tingkat layanan P2TP2A


untuk anak dan orangtuayang bergejala mendapat perawatan, dukungan
dan pengobatan mental ataupun kesehatan.

5. Melakukan pendokumentasian dan merujuk kasus, Aktivitas PATBM


perlu meningkatkan pengetahuan dan membangun kesadaran mengenali
tanda/gejala penyakit, penyedian nomor rujukan, dukungan pengasuhan
pengganti untuk anak-anak jika orangtua dinyatakan COVID-19,
dukungan untuk anak-anak dengan COVID-19, dan mitigasi resiko
jikaanggota keluarga sakit dan dinyatakan COVID-19

6. Ikut terlibat aktif dalam membangun lingkungan yang mendukung


dengan informasi dan tahapan penanganan COVID-19 di masing-masing
wilayah.

7. Membantu meminimalkan dampak negatif terhadap anak, dan keluarga


yang sudahditetapkan dalam perawatan COVID-19 di wilayahdari stigma
dan diskriminasi.

Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) sebagai salah satu


gerakan perlindungan anak berbasis masyarkat dirasa perlu menegaskankembali
peran dan tugasnya dalam mendukung pencegahan dan penanganan pademi
COVID-19 dengan mengacu pemenuhan hak anak.

Demikian laporan hasil rapat Seminar Online ( Webinar )untuk menjadikan


periksa dan mendapat petunjuk lebih lanjut.

Mengetahui, Pelapor,
KEPALA BIDANG PPA KASI PUHS/TUMBUH KEMBANG ANAK
DINAS SOSIAL P3AP2KB DINAS SOSIAL P3AP2KB
KOTA MALANG KOTA MALANG

AMBAR PRIYANDANI, ST LULUK KHAFIFAH, SE, MM


Pembina Pembina
NIP. 19630806 198409 2 003 NIP. 19740715 200312 2 006
NOTULEN

Kepada : Yth. Ibu Kepala Dinas Sosial, P3AP2KB Kota Malang


Dari : Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
Tanggal : 30 Juli 2020
Nomor : / /35.73.405/2020
Lampiran : 1 ( satu ) lampiran
Hal : Laporan hasil berdiskusi bersama Deputi Perlindungan Anak ( Webiner )
dengan tema Percepatan Pengembangan PATBM dimasa Pandemi COVID -19

1. Dasar : Undangan Join Zoom Meeting


2. Waktu Pelaksanaan : Kamis, 30 Juli 2020
3. Jam : 08.30 s/d 12.00
4. Nama Petugas : Luluk Khafifah, SE, MM
5. Lembaga penyelenggara : LPA Tulungagung
6. Materi Bahasan : Pelatihan dan Penyusunan Draft SOP PKSAI Sistem rujukan
Dan Manajemen
a. Narasumber disampaikan oleh :
- Dr. Dr. Viera Wardhani, M.Kes (dosen magister
Manajemen FKUB
- Ir. Naning Pudjijulianingsih, M.Si (UNICEF Kantor
Perwakilan Wilyah Jawa)
- Drs. Herawanto Ananda, M.Si
b. Materi yang disampaikan
- Kelembagaan dan Tata Laksana terdiri dari, Regulasi
pembentukan kelembagaan, SOP, SOTK.
- Key Word pada Manajemn kasus sebagai bahan
Penyusunan SOP, Manajemen Kasus adalah proses
mengelola penyelenggara bantuan/dukungan bagi
klien meliputi perencanaan pengorganisasian
pelaksanaan layanan untuk memenuhi rasa kebutuhan
klien (anak beserta lingkungan pendukungnya)
- Manajemen Informasi Sistem berdasarkan The Inter-
agency Child Protection Information Management
system (IMS) ada tiga unsur dalam manajemen
informasi system yaitu : a).format standar, b). Data
Base, c). Protokol Sistem data.
- Pengelolaan layanan di Tulunggagung meliputi :
Primer pencegahan: kampanye Peningkatan
kesadaran Pendidikan media parenting education,
Sekunder mengurangi resiko: mediasi keluarga
identifikasi awal dukungan keuangan pengasuhan
sementara.
- Tersier Respon/Penanganan: Intervensi Krisis e.g.
PPA, PPT, RPSA, P2TP2A
- Primer (pencegahan), meliputi : Pendidikkan,
Parenting skill, Layanan Kesehatan dasar, Sekolah
Ramah Anak, Informasi layak Anak, wadah
partisipasi anak, Informasi Kespro bagi remaja,
Pendidikan Agama.
- Sekunder (Kelompok Risiko), meliputi : Beasiswa
miskin, motivasi anak pekerja migran, parenting bagi
pengasuh pengganti, Pemberdayaan ekonomi orang
tua pekerja anak.
- Tesier (korban), meliputi : rehabilitasi korban,
penyediaan shelter, pemulihan trauma psikis,
dukungan pengasuh pengganti.
- Contoh Identifikasi SOP :
1. SOP untuk penjangkauan kelompok berisiko;
2. SOP Penerimaan Pengaduan;
3. SOP untuk Layanan Korban;
4. SOP untuk Layanan Kasus Anak;
 SOP layanan Kasus Kesehatan;
 SOP Layanan Kasus Pendidikan;
 SOP Layanan kasus kesejahteraan Anak
( anak PMKS yang bermasalah);
 SOP Layanan Anak Berhadapan dengan
Hukum;
 SOP Asistensi Layanan Anak dengan
masalah Administrasi Kependudukkan.
5. SOP Rujukan.
- Apakah PKSAI itu ?
PKSAI merupakan: a). Pusat Koordinasi antar
lembaga-lembaga yang terlibat dalam
penyelenggaraan kesejahterahan anak, b).
Pelembagaan kaloborasi antar lembaga
penyelenggaraan layanan yang terkait dengan
kesejahteraan anak, c). Wadah Koordinasi dan
pengendalian layanan penanganan masalah
kesejahteraan anak.
- Sasaran utama PKSAI ? a). Anak, utamanya anak
yang dinilai rentang mengalami kesejahteraan sosial,
b). Keluarga atau Pengasuh karena kesejahteraan
anak tidak dapat dilepaskan dari keberfungsian
keluarga pengasuh.

Demikian laporan hasil rapat Seminar Online ( Webinar )untuk


menjadikan periksa dan mendapat petunjuk lebih lanjut.

Mengetahui, Pelapor,
KEPALA BIDANG PPA KASI PUHS/TUMBUH KEMBANG ANAK
DINAS SOSIAL P3AP2KB DINAS SOSIAL P3AP2KB
KOTA MALANG KOTA MALANG

AMBAR PRIYANDANI, ST LULUK KHAFIFAH, SE, MM


Pembina Pembina
NIP. 19630806 198409 2 003 NIP. 19740715 200312 2 006
NOTULEN

Kepada : Yth. Ibu Kepala Dinas Sosial, P3AP2KB Kota Malang


Dari : Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
Tanggal : 10 Ag ustu2020
Nomor : / /35.73.405/2020
Lampiran : 1 ( satu ) lampiran
Perihal : Laporan hasil berdiskusi (webiner) bersama LPA Tulungagung Perlindungan
Anak tema Sosialisasi Pemetaan Situasi Pengasuhan Anak di Jawa Timur

1. Waktu Pelaksanaan : Senin, 10 Agustus 2020


2. Jam : 08.30 s/d 12.00
3. Nama Petugas : Luluk Khafifah, SE, MM
4. Lembaga penyelenggara : LPA Tulungagung
5. Materi Bahasan : Sosialisasi Pemetaan Situasi Pengasuhan Anak di Jawa
Timur
6. Narasumber disampaikan oleh :
a. Dr. Andriyanto, SH, M.Kes
b. Drs. Sugiyono, M.Si,
c. Ir. Naning Pudjijulianingsih, M.Si
Materi yang disampaikan tentang Regulasi Pengasuhan Anak:
 Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) adalah organisasi
atau perkumpulan sosial yang melaksanakan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh
masyarakat, baik yang berba dan hukum maupun yang
tidak berbadan hukum maupun yang tidak berbadan
hukum.
 Anak Asuh adalah Anak yang diasuh oleh seseorang
atau lembaga untuk diberikan bimbingan. Pemeliharaan,
perawatan, pendidikkan dan kesehatan karena orang

 tuanya atau salah satu orangnya tidak mampu menjamin


tumbuh kembang anak secara wajar,
 Orang Tua Asuh adalah suami istri atau orang tua tunggal
selain keluarga yang menerima wewenang untuk
melakukan pengasuhananak yang bersifat sementara.
a. Lembaga Pengasuhan anak dapat berasal dari :
1. Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang memerlukan
Perlindungan Khusus yang merupaka pelaksanaan
teknis Pemerintah Pusat
2. Loka Rehabilitasi Sosial Anak yang memerlukan
Perlindungan Khusus yang merupakan Unit
Pelaksanaan Teknis Pemerintah Pusat,
3. Unit Pelaksana Teknis Daerah atau Panti Sosial
Pemerintah ( yang disusulkan Gubenur dan ditetapkan
oleh menteri)
4. LKS Anak (Permohonan ke Gubenur dan ditetapkan
oleh menteri).
b. Kriteria Anak Asuh dan Syarat Orang Tua Asuh,
1. Anak Asuh
 Anak Terlantar
 Anak dalam asuhan keluarga yang tidak mampu
melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya
 Anak yang memerlukan Perlindungan Khusus
 Anak yang diasuh oleh Lembaga Asuhan anak
2. Orang Tua Asuh
 WNI berdomisili tetap di Indonesia
 Usia 30-55 tahun
 Sehat secara fisik dan mental
 Memiliko SKCK
 Beragama sama dengan anak
 Lulus seleksi
 Bersedia menjadi orang tua asuh
 Pernyataan tertulis bermateri diketahui
pengurus setempat tidak pernah dan akan
melakukan kekerasan, eksploitasi, penelantaran
dan perlakuan salah terhadap anak, atau
penerapan hukuman fisik apapun alasannya.
c. Tata cara penempatan anak asuh :
 Mendengarkan pendapat anak asuh
 Melaksanakan proses penyesuaian anatara anak
asuh dengan COTAs definitive,
 Mempertimbangkan jumlah anak asuh dengan
kemampuan COTAs,
LPA mengusulkan COTAs definitif dan CAAs kepada
Dinsos setempat untuk mendapatkan izin pengasuhan
anak, Dinsos setempat mengeluarkan izin Penagusuhan
anak.

Demikian laporan hasil rapat Seminar Online ( Webinar )untuk


menjadikan periksa dan mendapat petunjuk lebih lanjut.

Mengetahui, Pelapor,
KEPALA BIDANG PPA KASI PUHS/TUMBUH KEMBANG ANAK
DINAS SOSIAL P3AP2KB DINAS SOSIAL P3AP2KB
KOTA MALANG KOTA MALANG

AMBAR PRIYANDANI, ST LULUK KHAFIFAH, SE, MM


Pembina Pembina
NIP. 19630806 198409 2 003 NIP. 19740715 200312 2 006
NOTULEN

Kepada : Yth. Ibu Kepala Dinas Sosial, P3AP2KB Kota Malang


Dari : Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
Tanggal : 1 September 2020
Nomor : / /35.73.405/2020
Lampiran : 1 ( satu ) lampiran
Perihal : Laporan hasil zoom Meeting tentang Peran Keluarga sebagai 2P dalam
Percepatan Penurunan Stunting melalui ASI dan Gizi Seimbang

1. Waktu Pelaksanaan : Senin, 1 September 2020


2. Jam : 08.30 s/d 12.00
3. Nama Petugas : Luluk Khafifah, SE, MM
4. Lembaga penyelenggara : Deputi Menteri PPPA
5. Narasumber disampaikan oleh : Dr.dr. Tan Shot Yen, M.hum
Materi yang disampaikan menegnai Pilih Asi dan Gizi Seimbang untuk tumbuh
Kembang Anak :
 Manfaat Menyusui, lebih dari sekedar makan bayi adalah :
1. Disusui ibu memberi rasa aman, puas dan tenang;
2. Komposisi Asi saat menyusui selalu pas dengan kebutuhan bayi;
3. Memberi perlindungan menyeluruh;
4. Mencegah stunting dan malnutrisi jika disusui hanya dengan ASI saja
selama 6 bulan dan diteruskan hingga 2 tahun atau lebih dengan makanan
pendamping ASI steril
5. Terhindar dari diare karena ASI yang tepat
6. Proses memyusui melatih panca indera bayi;
7. Bayi yang disusui ibunya punya kecerdasan lebih bauk;
 Manfaat menyusui, bagi ibu:
1. Rahim pulih cepat
2. Biaya perawatan kesehatan lebih rendah karena menyusui membuat ibu dan
bayi lebih sehat
3. Mencegah kanker payudara, ovarium
4. Membantu kehamilan selanjutnya;
5. Meningkatkan ikatan ( bonding ) ibu dan dan anak;
6. Melatih kesabaran dan komitmen;
7. Menimbulkan rasa bangga karena berhasil memberi yang terbaik bagi buah
hati;
 Proses menyusui dilindungi oleh “code”
Apa tujuan kode?
Kode adalah aturan yang bertujuan menunjang pemberian makanan bagi yang
aman dan bergizi; dan melindungi ibu-ibu menyusui perilaku pemasaran
minuman/makanan bayi yang agresif.
Kode mengatur pemasaran susu formula. Kode tidak melarang pemasaran
makanan bayi. Kode hanya membatasi cara-cara promosi tertentu yang
menyesatkan para ibu untuk mempercayai bahwa susu formula dan makanan
tersebut sama baiknya seperti ASI. WHO menetapkan kode ini dan diterima
oleh The World Health Assembly dan UNICEF pada tahun 1981.
 Anjuran Konsumsi gula, garam dan lemak per hari.
Konsumsi gula, garam dan lemak dalam kehidupan sehari-hari sebaiknya cuku
dan tidak berlebihan, karena jika konsumsi gula, garam dan lemak secara
berlebihan akan menimbulkan penyakit.

Demikian laporan hasil rapat Seminar Online ( Webinar )untuk


menjadikan periksa dan mendapat petunjuk lebih lanjut.

Mengetahui, Pelapor,
KEPALA BIDANG PPA KASI PUHA/TUMBUH KEMBANG ANAK
DINAS SOSIAL P3AP2KB DINAS SOSIAL P3AP2KB
KOTA MALANG KOTA MALANG

AMBAR PRIYANDANI, ST LULUK KHAFIFAH, SE, MM


Pembina Pembina
NIP. 19630806 198409 2 003 NIP. 19740715 200312 2 006

Anda mungkin juga menyukai