Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN ( KAK )

ORIENTASI PENGASUHAN POSITIF DI ERA DIGITAL, KESEHATAN DAN


IMUNISASI ANAK BAGI FASILITATOR MASYARAKAT DESA
UNTUK MEMBANGUN LINGKUNGAN YANG AMAN DAN RAMAH ANAK DI TINGKAT DESA/
KELURAHAN
SAFE4C 2022 - 2023

A. Pengantar

Pada tahun 2021, UNICEF bekerjasama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(KPPPA) dan Kementerian Desa (Kemendes) memberikan dukungan kepada pemerintah daerah dalam
memperkuat layanan perlindungan anak yang beradaptasi dengan pandemi COVID-19 melalui program Safe and
Friendly Environment for Children (SAFE4C) yang pertama kali diperkenalkan di Jawa Tengah, Jawa Timur
dan Sulawesi Selatan. Di Provinsi Jawa Tengah, Yayasan Setara menjadi mitra UNICEF dan bekerjasama dengan
Dnas Perempuan dan Anak melaksanakan SAFE4C di 19 kabupaten/kota, dengan sasaran 5 desa/kab/kota
(Total 95 desa).
SAFE4C bertujuan untuk mengembangkan model layanan perlindungan anak berbasis masyarakat
di tingkat desa yang menghubungkan anak-anak yang teridentifikasi ke pusat layanan yang terletak di tingkat
kabupaten dan kota. SAFE4C juga bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan orang tua dan pengasuh dalam
pendidikan pengasuhan yang positif dan keterlibatan anak-anak dan remaja sebagai fasilitator sebaya untuk
pendidikan kecakapan hidup guna meningkatkan pengetahuan mereka tentang praktik perilaku protektif. 1
Di Jawa Tengah, Rapidpro mencatat 6.066 anak (3.020 perempuan; 3.046 laki-laki) kehilangan salah
satu atau orang tua/pengasuhnya karena COVID dan Aplikasi Pemetaan Kelo mpok Rentan (APEMKETAN)
mencatat 7.967 anak (4.184 perempuan; 3.783 laki-laki), yang pengasuhannya dilakukan oleh salah satu
orang tua, kerabat, dan panti asuhan.

1Referensi: Pola asuh dan pengasuhan yang positif - UNICEF EAPR.pdf


Sedangkan Data Simfoni (Data Kekerasan) tahun 2022 di Jawa Tengah mencatat 1.224 (245 laki-laki, 979
perempuan) anak menjadi korban kekerasan. Selain itu juga ada kekerasan di ranah online. Fenomena pemberitaan
kejahatan di dunia maya atau cybercrime dengan objeknya adalah anak dan praktek-pratek kegiatan eksploitasi
seksual anak berbasis media online dengan model dan pola beragam, diantaranya seperti memberikan materi
(sejumlah uang), traveling atau jalan-jalan ke luar kota, atau pekerjaan. Sasarannya adalah anak-anak agar dapat
masuk dan terlibat aktivitas seksual online. Data di tingkat Pusat, Sejak tahun 2005 Indonesia masuk dalam 10 besar
negara dengan kasus kekerasan seksual online terhadap anak tertinggi. Setidaknya 22% anak-anak menemukan
konten seksual secara tidak terduga di dunia maya, 9% melaporkan secara aktif mencari materi semacam itu. Dan 2
persen anak usia 12–17 tahun yang menggunakan internet di Indonesia menjadi korban eksploitasi dan pelecehan
seksual online.
Di sisi lain, selain permasalahan tingginya kasus kekerasan pada anak, tingkat kesadaran dan
pemahaman orang tua dalam memenuhi hak dasar Kesehatan anak, salah satunya imunisasi belum
sepenuhnya baik. Masih ada beberapa orang tua yang tidak membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi.
Imunisasi adalah langkah kesehatan penting dan efektif untuk melindungi anak-anak, sehingga
beberapa penyakit yang dahulu ditakuti kini berhasil diberantas atau dapat dikelola dengan mudah. Untuk
mendapatkan perlindungan seumur hidup, anak perlu mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dosis dan
jadwal sejak lahir hingga berusia satu tahun. Setelah itu, anak perlu mendapatkan imunisasi lanjutan pada usia
18 bulan, selama bersekolah, dan saat dewasa, serta imunisasi tambahan atau mengejar imunisasi yang tertunda
sesuai dengan kampanye vaksin dari Kementerian Kesehatan RI. Menurut Undang-Undang nomor 36 tahun
2009 tentang kesehatan pasal 132 ayat 3 disebutkan setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi
dan pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak.
Beberapa alasan ibu tidak membawa balitanya ke posyandu, antara lain karena letaknya yang jauh,
tidak ada kegiatan posyandu, layanan tidak lengkap walaupun sudah diberikan fasilitas gratis oleh pemerintah.
Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan seperti pengetahuan ibu yang kurang tentang imunisasi dan
rendahnya kesadaran ibu membawa anaknya ke posyandu atau puskesmas untuk mendapatkan imunisasi yang
lengkap kerana takut anaknya sakit, dan ada pula yang merasa bahwa imunisasi tidak diperlukan untuk bayinya,
kurang informasi/penjelasan dari petugas kesehatan tentang manfaat imunisasi serta hambatan lainnya
(Balitbangkes,2013)
Tingginya kasus kekerasan dan eksploitasi seksual online serta masih rendanya kesadaran dan
pemahaman orang tua tentang imunisasi anak, diperlukan peningkatan kapasitas dan edukasi tentang
pengasuhan positif di era digital, Kesehatan, dan imunisasi anak bagi orang tua/pengasuh.
Oleh karena itu Yayasan Setara kerjasama dengan Dinas Perlindungan Perempuan dan anak
Provinsi Jawa Tengah melalui program SAFE4C di dukung UNICEF Indonesia akan melatih fasilitator
di 38 Desa (2 desa x 19 kab/kota) dan Kelurahan untuk dipersiapkan menjadi pelatih Fasilitator Desa
tentang pengasuhan positif di era digital, Kesehatan, dan imunisasi anak.
B. Dasar
1. Undang Undang Perlindungan Anak No 35 Tahun 2014
2. Perjanjian Kerja Bersama antara Kementerian Desa, Pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi
dengan Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No : 56/ P – PPMD
/HK.01.07/XI/2020 tentang Pengembangan Desa ramah Perempuan dan Desa Layak Anak untuk
percepatan Pencapaian Sustainable Development Goals desa
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak

C. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk :
1. Melakukan sharing pengalaman dan tantangan proses pelaksanaan pengasuhan positif di era digital,
Kesehatan dan imunisasi anak.
2. Menguatkan kapasitas fasilitator masyarakat tentang k e s a d a r a n d a n pentingnya pengasuhan positif di
era digital, Kesehatan dan imunisasi anak
3. Menyusun Strategi dan rekomendasi bersama untuk melakukan diseminasi (edukasi) pengasuhan
positif di era digital, Kesehatan dan imunisasi anak bagi masyarakat di masing-masing desa

D. Hasil
Hasil yang diharapkan pada kegiatan ini adalah:
1. Adanya Sharing tentang pengalaman dan tantangan proses pelaksanaan pengasuhan positif di era digital,

Kesehatan dan imunisasi anak antar Desa


2. Fasilitator masyarakat memahami dan mempunyai k e s a d a r a n pentingnya pengasuhan positif di era digital,
Kesehatan dan imunisasi anak
3. Tersusunnya strategi bersama diseminasi (edukasi) pengasuhan positif di era digital, Kesehatan dan
imunisasi anak bagi masyarakat di masing-masing desa.
E. T a r g e t S a s a r a n
1. 114 fasilitator masyarakat dari 38 desa SAFE4C terlatih Pengasuhan Positif di era digital, Kesehatan Dasar,
termasuk imunisasi
2. 3.800 Orang tua/ Pengasuh di 38 Desa SAFE4C mendapat edukasi/diseminasi Pengasuhan Positif di era
digital, Kesehatan Dasar, termasuk imunisasi

F. Strategi
Beberapa Strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan adalah
1. Melibatkan Pemerintah Provinsi, dalam hal ini Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah untuk
mendorong dan menguatkan pelaksanaan program
2. Melibatkan Dinas Perempuan dan Anak Kab/Kota sebagai koordinasi pelaksanaan program di Kab/Kota
sampai ke desa, serta koordinasi dalam pemilihan desa yang akan diintervensi (2 desa per kab/kota, total 38
desa).
3. Melakukan rapat koordinasi dengan tim Fasilitator, dari Yayasan Setara dan mitranya yaitu LPA Klaten,
Yayasan Simpul, dan Yayasan Berdaya untuk persiapan dan tindak lanjut kegiatan.
4. Melatih fasilitator masyarakat dari 19 kab kota yang terdiri dari perwakilan Fasilitator masyarakat yang
terlatih pengasuhan positif, Bidan Desa, dan pengurus PKK desa untuk melakukan diseminasi Pengasuhan
Positif isu Imunisasi
5. Korwil membantu Fasilitator masyarakat untuk membuat rencana desiminasi dengan membuat Rencana
Kegiatan tertulis ( Rencana Kegiatan, Waktu, jumlah sasaran, tempat , materi )
6. fasilitator Masyarakat melakukan Diseminasi Pengasuhan Positif isu Imunisasi kepada minimal 100
orang/desa, melalui kegiatan-kegiatan yang sudah ada di desa seperti perkumpulan PKK, dawis, pengajian,
dll, atau melalui media lain yang menarik seperti membuat leaflet/poster, membuat video, dll yang
disebarkan ke media sosial desa atau secara langsung ke masyakarakat desa.
7. Desiminasi dapat berupa kegiatan online maupun offline misal pelatihan langsung, sosialisasi melalui
kegiatan desa, maupun pembuatan video pembelajaran yang di upload ke grup WA atau media sosial desa/
Kelurahan.
8. Pembuatan KIE masing masing desa seperti x Banner , leaflet, setiker , poster dll

G. Waktu
Kegiatan Orientasi fasilitator masyarakat tentang Imunisasi dan Kesehatan Anak akan dilaksanakan secara
daring pada
Hari, Tanggal : Kamis, 11 Mei 2023
Tempat : zoom meeting
Link
https://us02web.zoom.us/j/82770234877?pwd=QkJKcUJ1a0wzVWNkdU14QX
UxSmlkZz09
ID Rapat : 827 7023 4877
Passcode : 017465

H. Peserta, Fasilitator, dan Narasumber


LIST PESERTA DESA :
List Nama Desa :
Nama Kabupaten Nama Desa

Brebes 1. Desa Papedan


2. Desa Randusanga Kulon
Pemalang 1. Desa Surajaya
2. Desa Ujung Gedhe
Pekalongan 1. Kelurahan Podosugih
2. Kelurahan Banyurip
Tegal 1. Desa Slawi Kulon
2. Desa Bogares Kidul
Banyumas 1. Desa Kali kidang
2. Desa Sudagaran
Banjarnegara 1. Desa Pingit
2. Desa Kaliurip
Purbalingga 1. Desa Pandansari
2. Desa Sempor
Kebumen 1. Desa Pejengkolan
2. Desa Kalibeji
Magelang 1. Desa Tegalsari
2. Desa Polengan
Kota Magelang 1. Kelurahan Rejoutama
2. Kelurahan Jurangombo Selatan
Wonosobo 1. Desa Pakuncen
2. Desa Keseneng
Blora 1. Desa Geneng
2. Desa Sidorejo
Rembang 1. Desa Babagan
2. Desa Glebek
Sragen 1. Desa Puro
2. Desa Srawung
Klaten 1. Desa Pundungan
2. Desa Kajoran
Kota Salatiga 1. Kelurahan Kauman Kidul
2. Kelurahan Blotongan
Grobogan 1. Desa Putat
2. Desa Klampok
Jepara 1. Desa Tanjung
2. Desa Sukodono
Cilacap 1. Desa Segaralangu
2. Desa Planjan

Unsur Peserta masing – masing desa :

Kepala/Sekretaris Desa/Kelurahan/ 1 Orang


PKK

Perwakilan fasilitator Masyarakat 1 Orang

Bidan Desa 1 Orang


TOTAL (Per desa) 3 Orang
LIST PESERTA KABUPATEN :
DP3A Kabupaten 2 Orang
TOTAL 2 Orang

NARASUMBER:
1. Isti Ilma Patriani (Dinas Perempuan dan Anak Jawa Tengah)
2. Aisha (UNICEF)

FASILITATOR :
1. Hening B 7. Adias A
2. Yuli BDN 8. Vina
3. Hidayatus S 9. Erry
4. Syamima D D 10. Syakur
5. Bahrul Ulum 11. Winarso
6. Aziz A

I. Agenda
Narasumber/
WAKTU KEGIATAN Fasilitator

08.00 – 09.00 Registrasi Peserta Panitia

Pembukaan: MC
1. Sambutan Yayasan Setara Odhi Salahuddin
2. Sambutan UNICEF Naning PJ
3. Sambutan Kepala Dinas Perempuan dan Anak
Retno Sudewi Apt. M.M.
09.00 – 09.30 Provinsi Jawa Tengah (sekaligus membuka)

Pengasuhan di Era Digital Isti Ilma Patriani


Dinas Perempuan dan
09.30 – 10.00 Anak Provinsi

Pengasuhan Positif untuk Isu Kesehatan dan Imunisasi Aisha UNICEF


10.00 -10.30 anak

Tanya Jawab
10.30 – 11.00
Diskusi Breakout Room Fasilitator
strategi bersama tentang kegiatan edukasi pengasuhan isu
11.00 – 12.00 imunisasi anak bagi masyarakat (Lembar Juknis Pedoman
Fasilitator Edukasi ke
Masyarakat)
Penutup MC
12.00 – 12.15

J. Penutup
Demikian KAK ini dibuat sebagai dasar dan acuan dalam penyelenggaraan pengasuhan positif isu
imunisasi anak bagi fasilitator masyarakat , Semoga ini bisa menjadi upaya kita dalam mewujudkan system
perlindungan anak di provinsi Jawa tengah.

Anda mungkin juga menyukai