Anda di halaman 1dari 92

ANALISIS KEMATANGAN BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PAI DI SMP SWASTA ISLAM BIFAHMIL


ANBIYA KECAMATAN SELAT
KABUPATEN KAPUAS

OLEH

MUHAMMAD YUSUF
Nomor Pokok : 18.04.06491
NIMKO : 18.11.04.0101.07040

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


RASYIDIYAH KHALIDIYAH (STAI RAKHA)
AMUNTAI
2022 M/1443 H
ANALISIS KEMATANGAN BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PAI DI SMP SWASTA ISLAM BIFAHMIL
ANBIYA KECAMATAN SELAT
KABUPATEN KAPUAS

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas-Tugas
dan Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
MUHAMMAD YUSUF
Nomor Pokok : 18.04.06491
NIMKO : 18.11.04.0101.07040
Program Studi : S1 Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


RASYIDIYAH KHALIDIYAH (STAI RAKHA)
AMUNTAI
2022 M/1443 H

i
ii
iii
ANALISIS KEMATANGAN BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PAI DI SMP SWASTA ISLAM BIFAHMIL
ANBIYA KECAMATAN SELAT
KABUPATEN KAPUAS

ABSTRAK

Penelitian ini mengemukakan tentang Analisis Kematangan Belajar Siswa


Pada Mata Pelajaran PAI yang rumusan masalahnya adalah bagaimana analisis
Kematangan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP Swasta Islam
Bifahmil Anbiya Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui Analisis Kematangan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI
di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa di SMP Swasta Islam Bifahmil
Anbiya sebanyak 7 orang. Sedangkan objek penelitian ini adalah Analisis
Kematangan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP Swasta Islam
Bifahmil Anbiya. Pengumpulan data di lapangan menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumenter. Sedangkan teknik pengolahan datanya
menggunakan reduksi data, display data, dan verifikasi data. Untuk analisis data
menggunakan metode kualitatif.
Setelah melakukan dengan beberapa teknik di atas, maka hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa Kematangan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di
SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya sudah bagus, terdapat banyak siswa yang
berani bertanya dan dapat menjawab pertanyaan dari gurunya, cuma masih ada
sedikit siswa yang belum matang dalam belajarnya seperti masih bingung dalam
menanggapi pembelajaran tersebut. Faktor yang mempengaruhi kematangan
belajar siswa di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya kebanyakannya faktor
eksternal yaitu lingkungan di sekitar siswa seperti teman, guru, dan orang tua.
Berkenaan faktor internal dari beberapa siswa yang diteliti hanya satu siswa yang
terinspirasi dengan dirinya sendiri. Dari kedua faktor tersebut ada pengaruh baik
dan buruk juga untuk siswa. Upaya guru PAI di SMP Swasta Islam Bifahmil
Anbiya dalam meningkatkan kematangan belajar siswa ialah dengan merancang
pembelajaran menggunakan RPP, memberi motivasi, kegiatan ice breaking, dan
menggunakan metode menarik untuk memfokuskan siswa dalam belajar

iv
v
KATA PENGANTAR

‫الرحِيْ ِم‬
َّ ‫ْحن‬ َ ْ َّ ‫ْ ه‬
ِ ‫بِس ِم اّللِ الر‬
َ َ ْ ‫ْش ِف األَنْب َياءِ َوالْم ْر َسل‬
‫ِي َس هيِدِنا‬
َ َ َ َ َّ َ َّ َ ْ َ َ ‫ْ ه َ ه‬
َ ْ ‫لَع أ‬ ‫ والصالة السالم‬.‫ب العال ِمي‬ َ
ِ ِ ‫احلمد ّللِ ر‬
َ َْ َْ َ ْ َ َ ََ َ ََ
.‫ي أ َّما َب ْعد‬ ِ ‫َو َم ْوالنا ُم َّم ٍد َولَع‬
‫آِلِ وصحبِهِ أْج ِع‬

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang berkat rahmat,

hidayah dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul: “Analisis Kematangan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP

Swasta Islam Bifahmil Anbiya Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas”, dengan

baik, serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh ilmu pengetahuan

seperti sekarang ini. Semoga kita mendapat syafaatnya di akhir zaman nanti.

Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan dan

hambatan yang disebabkan keterbatasan referensi yang relevan dengan

pembahasan dalam penelitian ini, minimnya waktu yang tersedia dan kekurangan

ilmu penulis. Namun atas bantuan, bimbingan, dukungan moril / materil dari

berbagai pihak sehingga Skripsi ini dapat penulis selesaikan. Walaupun penulisan

skripsi ini telah selesai, namun tidak menutup kemungkinan bahwa masih ada

terdapat beberapa kekurangan atau kejanggalan. Oleh karena itu penulis membuka

diri untuk menerima kritikan-kritikan yang bersifat membangun.

Pada kesempatan ini dengan sepenuh hati penulis mengucapkan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

vi
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Rasyidiyah Khalidiyah (STAI RAKHA)

Amuntai yang telah menerima dan menyetujui skripsi ini.

2. Bapak Helmiannoor, M.Pd dan Bapak Garabiah, S.Pd.I, M.M.Pd selaku

pembimbing I dan pembimbing II yang telah berkenan memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi

ini.

3. Ibu Ria Susanti, M.Pd.I selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam.

4. Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan STAI RAKHA Amuntai yang banyak

membantu penulis dalam pengumpulan literatur untuk penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen beserta civitas akademik STAI RAKHA Amuntai yang

ikhlas memberikan ilmu pengetahuan yang berharga selama penulis mengikuti

perkuliahan di lembaga pendidikan ini.

6. Bapak H. Abbas, S.Pd.I, Selaku Kepala Sekolah SMP Swasta Islam Bifahmil

Anbiya Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas beserta Dewan Guru dan Tata

Usaha yang telah menyetujui sekolah ini dijadikan sebagai tempat untuk

melakukan penelitian, serta siswa yang telah banyak memberikan informasi

dan data yang diperlukan.

7. Semua pihak yang memberikan bantuan, fasilitas dan data maupun informasi

serta ikut berpartisipasi, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

Atas bantuan dan dorongan yang tidak ternilai harganya tersebut, penulis

hanya bisa mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya serta teriring do’a

vii
yang tulus semoga Allah SWT memberikan ganjaran pahala yang berlipat ganda.

Aamiin.

Amuntai, 06 Juli 2022


Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


TANDA PERSETUJUAN ............................................................................... ii
TANDA PENGESAHAN ................................................................................ iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN................................................................................. v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul ........................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 7
C. Alasan Memilih Judul ................................................................. 7
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
E. Signifikansi Penelitian ................................................................ 8
F. Asumsi Dasar dan Pertanyaan Penelitian ................................... 8
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 9
BAB II TINJAUAN UMUM TEORITIS .................................................. 11
A. Kematangan Belajar Siswa ......................................................... 11
B. Tinjauan Tentang Pendidikan Agama Islam ............................... 26

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 36


A. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................... 36
B. Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data .................. 36
C. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ............................... 39
D. Prosedur Penelitian ..................................................................... 40
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN .............................................. 42
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 42
B. Penyajian Data ............................................................................ 49
C. Analisis Data ............................................................................... 60

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 67


A. Kesimpulan ................................................................................. 67
B. Saran ........................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Hlm
1. KEADAAN TENAGA PENDIDIK ............................................................ 47

2. KEADAAN SISWA .................................................................................... 48

3. KEADAAN SARAN DAN PRASARANA ................................................ 48

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

Pendidikan adalah proses di mana memanusiakan manusia yang

terencana dan secara sadar membantu kebutuhan para penuntut ilmu dalam

mengembangkan potensi yang dimiliki manusia seutuhnya. Pendidikan

mempunyai proses yang panjang untuk mengoptimalkan potensi manusia itu

sendiri. Pengoptimalan potensi manusia dapat diasah melalui pendidikan

misalnya pada jalur formal maupun non formal. Peran pendidikan yang

diselenggarakan akan mempengaruhi tingkat keberhasilan peserta didik dalam

mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Sebagaimana yang terkandung

dalam UU Sisdiknas 2003:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Berkaitan dengan tercapainya perwujudan UU Sisdiknas 2003 adalah

bagaimana pendidikan yang diterapkan haruslah mengarah pada fungsi dan

tujuan Pendidikan Nasional yakni mengembangkan kemampuan, watak yang

baik dan peradaban serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

didik. Hadirnya Pendidikan Nasional ini tentu saja diperlukan adanya

pendidikan profesional yakni guru di sekolah-sekolah dasar dan menengah

1
2

serta tenaga pendidik lainnya. Untuk menjalankan profesi sebagai pendidik

khusunya guru, harus memiliki aneka ragam pengetahuan dan keterampilan

keguruan yang memadai dalam artian sesuai dengan tuntutan zaman,

kemajuan sains dan teknologi serta bersifat tidak kaku (fleksibel).

Memilih profesi guru merupakan suatu pekerjaan utama dan penuh

tantangan. Jauh sebelum melangkah perlu kesadaran yang dalam akan tugas

suci yang bakal diembannya. Hal ini dikarenakan bahwa yang hendak

dihadapi adalah para anak manusia yang sedang tumbuh berkembang dangan

berbagai ciri khas serta keunikan sendiri.2

Hasil yang optimal dari proses pengajaran yang tepat adalah guru

perlu mempersiapkan diri dengan pengetahuan yang cukup tentang siapa

sosok peserta didiknya yang sedang belajar dan bertumbuh kembang itu.

Berkenaan dengan proses pembelajarannya, salah satu aspek penting yang

perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas proses mengajar belajar oleh

guru di kelas adalah kemampuan guru saat mendidik terutama dalam

memakai strategi mengajar secara tepat. Yang dimaksud dengan strategi

secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu garis besar haluan bertindak

untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.3

Pendidikan ialah salah satu usaha untuk menolong orang dalam

menghadapi ujiannya. Ketika manusia menghadapi ujian maka disitu manusia

sedang menjalani pendidikan. Oleh karena itu, manusia hidup memerlukan

pendidikan untuk menuntut ilmu ataupun belajar. Allah berfirman dalam Q.S

Al-Alaq ayat 1-5:


3

ِ
َ ُّ‫) إِق َْرأْ َوَرب‬2 ( ‫) َخ لَ َق اْ ِإلنْ َسا َن ِم ْن َع لَ َق‬1 ( ‫ك الَّ ِذي َخ لَ َق‬
‫ك‬ َ ِ‫ا ق َْرأْ ِِب ْس ِم َرب‬
4
.)5 ( ‫) َع لَّ َم اْ ِإلنْ َسا َن َما ََلْ يَ ْع لَ ْم‬4 ( ‫) اَلَّ ِذي َع لَّ َم ِبِلْ َق لَ ِم‬3 ( ‫اْألَ ْك َرُم‬

Ayat di atas memerintahkan kepada manusia agar membaca untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan. Allah SWT yang pertama memberikan ilmu,

mengajarkan manusia tentang segala sesuatu yang belum diketahuinya.

Menuntut ilmu hukumnya wajib. Oleh karena itu, manusia hanyalah wakil

Allah SWT dalam menyampaikan ilmu-ilmu-Nya di bumi. Pendidik adalah

seseorang yang memiliki tugas mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan yang

dimiliki dan menghantarkan anak didik menuju kedewasaannya baik secara

jasmani maupun rohani. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang

berilmu dan beriman. Proses pembelajaran terjadi dalam menuntut ilmu.

Adanya pendidikan dapat mengubah seseorang menjadi lebih mengerti, lebih

paham, lebih kritis dalam berpikir. Pendidikan dapat diperoleh secara formal.

Misalnya dari sekolah, madrasah, dan institusi lainnya. Selain secara formal,

pendidikan juga biasa didapatkan secara nonformal dari orang-orang maupun

lingkungan sekitar tempat kita tinggal.

Dalam beberapa hadits, Nabi SAW memberikan perhatian yang besar

bagi orang yang menuntut ilmu, hal tersebut bisa dibuktikan dengan ganjaran

bagi orang yang meninggal ketika menuntut ilmu, yaitu meninggal dengan

status syahid. Sebagaimana yang Rasulullah sabdakan di dalam hadits nya:


4

ِ َ‫ول ِهللا َم ْن َخ َر َج ِِف طَل‬


‫ب ال ِْع ل ِْم َكا َن ِِف‬ ُ ‫ال َر ُس‬
َ َ‫ال ق‬ ٍ ِ‫َعن أَنَس بْن مال‬
َ َ‫ك ق‬ َ ْ
5
)‫يل َح ََّّت يَ ْرِج َع (رواه الرتميذي‬
ِ ِ‫َسب‬

Kematangan belajar siswa dapat tercapai bila memenuhi ciri-ciri

sebagaimana yang dipaparkan oleh Indayati bahwa kematangan belajar dapat

dilihat dari readiness dalam belajar, sikap anak, pemusatan perhatian,

motivasi belajar, berpikir reflektif dan kreatif. Adapun peneliti memilih fokus

penelitian dengan membahas readiness dalam belajar, pemusatan perhatian

serta berpikir reflektif dan kreatif.

Saat pembelajaran, guru akan dihadapkan pada kematangan belajar

siswa yang memiliki tempo atau masanya masing-masing. Sehingga dengan

perkembangan kematangan belajar siswa yang berbeda-beda tersebut akan

memunculkan respon siswa yang berbeda-beda pula. Misalnya, respon siswa

ada yang sudah bisa konsentrasi, ada juga yang belum bisa konsentrasi dan

ada juga yang masih berbicara sendiri dengan temannya. Maka kegiatan

tersebut akan menimbulkan ketidakefektifan dalam penyampaian pengajaran

oleh guru. Sehingga memerlukan model strategi pengajaran yang tepat dari

guru supaya pembelajaran berjalan efektif sekaligus dapat mempersiapkan

kematangan belajar siswanya.

Terlepas dari menganalisa kematangan belajar siswa, pertimbangan

peneliti memilih lokasi penelitian di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya

karena sekolah ini berbasis asrama (boarding school) sehingga gedung asrama

putra dan putri terpisah, dan didirikan oleh Yayasan Pondok Pesantren
5

Bifahmil Anbiya (terletak di Kabupaten Kapuas) yang satu lokasi dengan

sekolah formalnya. Meskipun banyak sekolah tingkat SMP yang berbasis

boarding school di wilayah Kabupaten Kapuas, yang membedakan dari

sekolah lainnya adalah sekolah ini memakai bahan ajar kitab pada pelajaran

PAI dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk ma’nani kitab. Jadi, peserta

didik yang bersekolah di sini sudah benar-benar membulatkan tekadnya untuk

tholabul ‘ilmi dan bersedia tinggal di asrama. Tekad yang matang untuk

bersedia belajar di SMP berbasis boarding school dalam diri siswa ini sudah

menunjukkan adanya benih kematangan baik secara fisik maupun psikis

mereka.

Adapun peneliti memilih informan guru PAI dan peserta didik kelas,

karena guru PAI selain menerapkan jiwa kereligiusnya, guru PAI juga

memperhatikan kondisi belajar peserta didiknya untuk memperbaiki kualitas

belajar pada mata pelajaran PAI sehingga dapat terealisasikan dalam

kehidupan sehari-hari sesuai ajaran Islam. Selain itu, guru PAI di SMP

Swasta Islam Bifahmil Anbiya ini adalah tenaga pendidik atau guru lulusan

sarjana yang kompeten pada bidangnya. Adapun peserta didik kelas VIII

sebagai sentral dari kelas VII ke bawah dan kelas IX ke atas yang secara fisik

dan psikis adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa kurang

lebihnya sebagai awal pembentukan kematangan belajar dalam diri mereka.

Berdasarkan penjajakan awal di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya,

peniliti menemukan bahwa ada beberapa siswa yang pendiam dan malu

bertanya, pengamatan peneliti didukung wawancara dengan salah satu siswa


6

yang mengatakan bahwa beberapa siswa tersebut memang cenderung

pendiam bahkan berteman pun jarang. Dalam hal ini peneliti memfokuskan

pada judul penelitian “ANALISIS KEMATANGAN BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP SWASTA ISLAM

BIFAHMIL ANBIYA”.

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul tersebut, perlu

ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Analisis

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk

mengetahui keadaan yang sebenarnya.6

2. Kematangan

Kematangan adalah kesiapan individu dalam melaksanakan tugas-

tugas perkembangan tertentu dan kemampuan untuk berfungsi dalam

tingkat yang lebih tinggi sebagai hasil pertumbuhan.7

3. Belajar

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku seperti kebiasaan,

sikap, pengetahuan dan pertumbuhan berkat adanya pengalaman.8

4. Siswa

Siswa adalah salah satu input yang ikut menentukan keberhasilan

proses pendidikan.9
7

5. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang dipahami dan

dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung

dalam Al-Qur`an dan sunah.10

Jadi yang dimaksud judul diatas ialah penelitian terhadap kematangan

belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Swasta Islam Bifahmil

Anbiya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah Bagaimana Analisis Kematangan Belajar Siswa

pada mata pelajaran PAI di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya.

C. Alasan Memilih Judul

1. Mengingat kematangan belajar siswa merupakan suatu kunci keberhasilan

dalam proses Pendidikan.

2. Penelitian dengan mengangkat judul ini tidak ada di SMP Swasta Islam

Bifahmil Anbiya, sehingga diperlukan adanya penelitian yang lebih

mendalam.
8

D. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang ditetapkan penulis, maka

tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Analisis Kematangan Belajar

Siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya.

E. Signifikansi Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi,

pertimbangan, maupun masukan dalam proses pembelajaran pendidikan

agama Islam.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna, antara lain sebagai berikut:

Kiranya hasil penelitian ini dapat berguna dan memperkaya khazanah

perpustakaan STAI RAKHA Amuntai.

F. Asumsi Dasar dan Pertanyaan Penelitian

1. Asumsi Dasar

Kematangan belajar siswa merupakan suatu kunci untuk

tercapainya tujuan Pendidikan, oleh karena itu kematangan belajar siswa

memiliki peran inti dalam proses pembelajaran.

2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan asumsi di atas, maka penulis mengemukakan hipotesis

adalah:

a. Bagaimana kematangan siswa pada mata pelajaran PAI SMP Swasta

Islam Bifahmil Anbiya ?


9

b. Apa saja faktor yang mempengaruhi kematangan belajar siswa pada

mata pelajaran PAI SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya ?

c. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kematangan siswa pada

mata pelajaran PAI SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya ?

G. Sistematika Penulisan

Agar lebih terarah dan mempermudah dalam memahami isi

pembahasan pada penelitian ini, maka penulis menggunakan sistematika

penulisan skripsi sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah dan penegasan

judul, perumusan masalah, alasan pemilihan judul, tujuan

penelitian, signifikansi penelitian, asumsi dasar dan pertanyaan

penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II: Tinjauan Umum Teoritis, berisi tentang kematangan belajar siswa,

tinjauan tentang pendidikan agama Islam.

BAB III: Metode Penelitian, berisi subjek dan objek penelitian, data, sumber

data dan teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan

analisis data, serta prosedur penelitian.

BAB IV: Laporan Hasil Penelitian, berisi tentang gambaran umum lokasi

penelitian, penyajian data, dan analisis data.

BAB V: Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.


SUMBER KUTIPAN BAB I
1
Tim Redaksi Fokus Media, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokus Media, 2006), hlm. 5.
2
Retno Indayati, Psikologi Pendidikan, (Tulungagung: Centre For Studying
and Milieu Development (cesmid), 2017), hlm. 1.
3
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan: Perangakat Sistem
Pengajaran Modul, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 220.
4
Tim Penulis RI, Al-Qur`an dan Terjemahannya, (Bandung: PT. Cordoba
Internasional Indonesia, 2016), hlm. 597.
5
Abdullah B, Ilmu Pendidikan Islam, (Makassar: Alauddin University Press,
2018), hlm. 39.
6
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2010), hlm. 60.
7
Monks, Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya,
(Yogyakarta: Gajah Mada University, 1999), hlm. 2.
8
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1996), hlm. 788.
9
Hasbullah, Otonomi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010), hlm.
121.
10
Syamsul Huda Rohmadi, Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam, (Yogyakarta: Araska, 2012), hlm. 143.

10
BAB II
TINJAUAN UMUM TEORITIS

A. Kematangan Belajar Siswa

1. Kematangan

a. Pengertian Kematangan

Menurut Allport, kematangan diartikan sebagai pertumbuhan

kepribadian dan intelegensi secara bebas dan wajar, seiring dengan

perkembangan yang relevan. Kematangan dicapai seseorang melalui

perkembangan hidup yang berakumulasi dengan berbagai pengalaman.

Individu dalam menjalani fase kehidupannya, memperoleh dan mengolah

berbagai pengalaman hidupnya, baik secara fisik, psikologis, sosial dan

spiritual. Akumulasi dari pengalaman hidup tersebut kemudian

terefleksikan dalam pandangan hidup, sikap, dan perilaku sehari-hari.1

Menurut Allport, penentu utama tingkah laku dewasa yang masak

adalah seperangkat sifat (trait) yang terorganisir dan seimbang, yang

mengawali dan membimbing tingkah laku sesuai dengan prinsip otonomi

fungsional. Terkait dengan umur, beliau juga menyatakan bahwasanya

tidak semua orang dewasa mencapai maturitas sepenuhnya. Tingkat

seberapa besar pikiran dan keinginan sadar mengambil alih motivasi tak

sadar, dan tingkat seberapa jauh trait bebas dari asalnya yang kekanak-

kanakan, adalah ukuran kenormalan dan kemasakan seseorang.2

11
12

Kematangan adalah hasil proses pertumbuhan dan perkembangan

individu yang berlangsung bertahap hingga memunculkan kepribadian dalam

diri individu itu sendiri“. Sedangkan menurut Werner kematangan adalah

terlaksananya dengan baik tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan

seseorang menuju struktur tingkah laku yang lebih tinggi”.3

Terkait dengan kematangan, Allport yang bertentangan dengan teori

psikoanalisis, merupakan beberapa gagasan sebagai berikut:

1) Allport tidak percaya bahwa orang yang matang dan sehat


dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar yang tidak
dapat dilihat dan dipengaruhi, tidak didorong oleh konflik tak
sadar. Begitu pula dengan tingkah laku mereka, tidak ditentukan
oleh hal atau kejadian yang ada di jauh dalam pandangan.
Kekuatan-kekuatan tak sadar itu hanya mempengaruhi orang yang
neurotis. Individu yang sehat dan yang berfungsi pada tingkat
rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan yang
membimbing mereka, serta dapat mengontrol kekuatan-kekuatan
itu.
2) Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma dan konflik
masa kanak-kanak. Orang yang sehat dibimbing dan diarahkan
pada masa sekarang, oleh intensi dan aspirasi-aspirasi masa depan,
berpandangan optimis, tidak kembali pada masa lalu.
3) Antara orang yang sehat dan orang neurotis tidak ada kesamaan
secara fungsional. Dalam pandangan Allport orang yang neurotis
berada pada kehidupan konflik dan pengalaman anak-anak,
sedangkan orang yang sehat berfungsi pada suatu taraf yang
berbeda dan lebih tinggi.
4) Allport lebih memfokuskan mempelajari orang dewasa yang
matang (berlawanan dengan tokoh psikologi yang lain) yang lebih
fokus pada orang neurotis. Karena itu dapat dikatakan bahwa
sistem dari Allport hanya berorientasi pada kesehatan.4
Dalam kamus Psikologi istilah kematangan atau pemasakan

(maturation) merupakan proses atau hasil pertumbuhan dan perkembangan

fisik yang disertai dengan perubahan-perubahan tingkah laku, dalam genetika


13

dikenal sebagai proses di mana sel reproduktif dihasilkan. Hurlock,

mendefinisikan kematangan (secara Instrinsik, bukan secara fisik) sebagai

terbukanya karakteristik yang secara potensial ada pada individu yang berasal

dari warisan genetik individu dan perkembangan adalah hasil proses

kematangan.5

Dalam hal ini dapat dipahami bahwa kematangan adalah kesiapan

individu dalam menjalani segala tugas perkembangan dan pertumbuhan.

Sehingga, individu selalu berorientasi pada tugas dan tujuan hidup yang

terarah.

b. Karakteristik Kematangan

Individu dikatakan matang apabila dalam perkembangannya individu

tersebut mencapai suatu pertumbuhan dan perkembangan yang menunjukkan

sebagai pribadi yang matang. Menurut Allport ada enam karakteristik

kematangan diri individu, yaitu:

1) Perluasan perasaan diri


Perluasan perasaan diri merupakan kemampuan untuk
berpartisipasi dan menyenangi rentang aktivitas yang luas,
kemampuan mengidentifikasikan diri dan interesnya terhadap
orang lain dan begitu juga sebaliknya, kemampuan masuk ke masa
depan, berharap dan merencanakan.
2) Mengakrabkan diri dengan orang lain
Merupakan kemampuan bersahabat dan kasih sayang, keintiman
yang melibatkan hubungan cinta dengan keluarga dan teman, kasih
sayang yang diekspresikan dalam menghormati dan menghargai
hubungannya dengan orang lain.
3) Keamanan diri dan penerimaan diri
Kemampuan menghindari aksi yang berlebihan terhadap masalah
yang menyinggung dorongan spesifik (misalnya menerima
dorongan seks memuaskan sebaik mungkin tidak menghalangi
14

tetapi juga tidak membiarkan bebas), mentoleransi frustrasi, dan


perasaan imbang.
4) Persepsi, keterampilan, dan tugas yang realistis
Kemampuan memandang orang, objek dan situasi seperti apa
adanya, kemampuan dan minat dalam memecahkan masalah,
memiliki keterampilan yang cukup untuk menyelesaikan tugas
yang dipilihnya, dapat memenuhi kebutuhan ekonomi kehidupan
tanpa rasa panik, dan rendah diri atau tingkah laku destruksi
lainnya.
5) Objektifikasi diri
Objektifikasi diri ini terdiri dari dua, yaitu insight dan humor.
Objektifikasi diri merupakan kemampuan untuk memandang secara
objektif diri sendiri dan orang lain. Orang membutuhkan insight
pemahaman yang mendalam mengenai diri sendiri dan orang lain.
Orang juga membutuhkan humor menemukan sesuatu yang
menyenangkan dan menertawakan di dunia, menghubungkan
temuannya secara positif dengan dirinya sendiri dan orang lain
pada saat yang sama, melihat ketidak teraturan dan kekacauan pada
dirinya dan orang lain.
6) Menyatukan filsafat hidup
Seharusnya ada latar belakang alur keseriusan yang lengkap yang
memberi tujuan dan makna kepada apa pun yang dilakukan orang.
Agama adalah salah satu sumber terpenting dari filosofi semacam
itu, walaupun bukan satu-satunya.6

Keenam karakteristik tersebut dapat dipahami bahwa diri yang sehat

dan matang akan selalu memandang positif. Baik terhadap kehidupan masa

depan, tanggung jawab terhadap pekerjaan, dan tentu saja mempunyai emosi

yang matang yang dapat memahami orang lain yang seyogyanya berbeda

dengan dirinya.

Literature yang berbeda menyebutkan bahwa Allport mengemukakan

pribadi yang telah dewasa memiliki hal-hal yang tersebut di bawah ini:

1) Extension of self (Perluas diri)


Yaitu bahwa hidupnya tidak harus terikat secara sempit kepada
kegiatan-kegiatan yang erat hubungannya dengan kebutuhan-
kebutuhan serta kewajiban-kewajiban yang langsung. Hal yang
paling penting pada extension of self ini adalah proyeksi diri
15

terhadap masa depan seperti merencanakan (planning) dan


mengharapkan (hoping).
2) Self objectification (objektifikasi diri)
Ada dua komponen pokok dalam hal ini, yakni:
a) Insight
Yang dimaksud dengan insight di sini adalah kecakapan
individu untuk mengerti bagaimana dirinya sendiri.
b) Humor
Yang dimaksud dengan humor adalah kecakapan individu dalam
memberikan kesenangan dan dapat menertawakan. Selain itu,
yang dimaksud dengan humor juga di sini adalah kecakapan
dalam mempertahankan dirinya dan hal-hal yang disenanginya,
serta menyadari adanya ketidakselarasan dalam hal ini.
c) Philoshopy of life (filsafat hidup)
Yang dimaksudkan di sini adalah suatu hal yang mendorong
individu dalam mengerjakan sesuatu. Yang mana sesuatu itu
memberinya arti dan tujuan hidup. Salah satu yang dapat
memberi dorongan adalah religi yang merupakan salah satu hal
penting dalam hidup.7
Menurut Erik Erikson, kematangan diri individu digambarkan ciri-ciri

sebagai berikut:

1) Memiliki organisasi usaha yang efektif untuk mencapai tujuan


hidupnya
2) Dapat menerima realitas dunia secara tepat
3) Memiliki integritas karakter, dalam pengertian yang etis, serius,
bertanggung jawab, toleran dan mandiri
4) Memiliki hubungan interpersonal dan intrapersonal yang baik,
tidak egoistis, kurang atau mencurigai orang lain, dan mampu
mempertahankan diri sendiri.8
Jadi dapat dipahami bahwasanya orang yang memiliki diri yang

matang akan cenderung bersikap tenang, tidak impulsive terhadap tiap

masalah yang dihadapinya, bertanggung jawab atas segala sesuatu yang

dibebankan padanya dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang

lain yang ada di sekitarnya.


16

c. Kematangan Dalam Perspektif Islam

Dalam agama Islam dijelaskan bahwa seseorang yang matang adalah

mereka yang rendah hati, sopan, dan santun serta berperilaku positif yang

tidak merugikan orang lain. Seperti yang dijelaskan dalam surat Q.S Yunus

ayat 72:

ُ ‫ى إِالَّ َع لَى ِهللا َوأ ُِم ْر‬


‫ت أَ ْن أَ ُك ْو َن‬ ْ ‫َج ٍر إِ ْن أ‬
َ ‫َج ِر‬
ِ
ْ ‫فَِإن تَ َولَّْي تُ ْم فَ َما َسأَلْتُ ُكم م ْن أ‬
ِ ِ
9
َ ‫م َن ال ُْم ْس ل ِم‬
.)72 ( ‫ني‬
Dalam perspektif Islam, kematangan diri seseorang dapat

digambarkan dengan sikap yang positif dan memberikan dampak yang positif

pula baik pada dirinya sendiri maupun pada orang lain.

Dalam Islam pribadi yang matang adalah pribadi yang selalu

menunjukkan perilaku-perilaku yang baik seperti pribadi yang disebutkan

bawah ini:

1) Kepribadian Mukmin

Mukmin berarti adalah orang yang beriman. Orang yang beriman adalah

orang benar dalam memegang dan melaksanakan amanat, sehingga hatinya

merasa nyaman. Kepribadian mukmin dapat digambarkan sebagai berikut:

a) Iman kepada Allah yang melahirkan kepribadian rabbani atau

kepribadian ilahi.

b) Iman kepada Malaikat yang melahirkan kepribadian maliki.

c) Iman kepada Kitabullah (Alquran) yang melahirkan kepribadian qurani.


17

d) Iman kepada Rasulullah yang melahirkan kepribadian rasuli.

e) Iman kepada Allah hari akhir yang melahirkan kepribadian yaum

akhiri.

f) Iman kepada takdir yang melahirkan kepribadian takdiri.10

2) Kepribadian Muslim

Muslim berarti orang Islam. Orang yang Islam adalah orang menyerah,

tunduk, patuh dalam melakukan perilaku yang baik, agar hidupnya bersih

lahir dan batin yang pada gilirannya akan mendapatkan keselamatan dan

kedamaian hidup di dunia dan akhirat. Kepribadian muslim di sini meliputi

lima rukun Islam, yaitu:

a) Membaca dua kalimat syahadat, yang melahirkan kepribadian

syahadatain.

b) Menunaikan Shalat, yang melahirkan kepribadian mushalli.

c) Mengerjakan puasa, yang melahirkan kepribadian sha`im.

d) Membayar zakat, yang melahirkan kepribadian marzaki.

e) Melaksanakan haji, yang melahirkan kepribadian hajji.11

3) Kepribadian Muhsin

Muhsin berarti orang yang berbuat ihsan. Dengan demikian yang disebut

dengan kepribadian muhsin adalah kepribadian yang dapat memperbaiki

dan mempercantik individu, baik berhubungan dengan diri sendiri,

sesamanya, alam semesta dan kepada tuhan yang diniatkan hanya untuk

mencari Ridha-Nya.
18

Bentuk kepribadian muhsin sangat banyak sekali, yang terbagi menjadi

sepuluh tingkatan. Bentuk-bentuk kepribadian muhsin di antaranya adalah

karakter-karakter ta’ib (yang bertobat), karakter zahid (yang zuhud),

karakter wari’ (yang wara’ atau menjaga diri dari perbuatan yang tidak

patut), karakter khafi’ (yang khawf atau karakter yang takut akan

kebencian), karakter raji’ (yang raja’ atau karakter yang berharap terhadap

suatu kebaikan dari Allah SWT), karakter mukhlash (yang ikhlash),

karakter mustaqim (yang istiqamah), karakter shabir (yang sabar) dan lain

sebagainya.12

Jadi dapat dipahami bahwa kematangan diri dalam perspektif Islam

adalah kemampuan diri untuk bersikap tidak sombong, rendah hati,

memikirkan tiap tindakan yang akan dilakukan dengan selalu mengingat

sanga pencipta. Dan tentu saja perbuatan yang positif akan membawa dampak

yang besar dalam hidupnya maupun orang lain.

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.13

Gagne mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah

laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat,


19

atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan

untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja). Menurut Sunaryo

belajar merupakan suatu kegiatan di mana seseorang membuat atau

menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam

pengetahuan, sikap, dan keterampilan.14

Menurut Hilgrad dan Bower, belajar (to learn) memiliki arti :

to gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience


or study, to fix in the mind or memory; memorize; to acquire trough
experience, to become in forme of to find out.15

Menurut Ngalim Purwanto belajar adalah suatu proses yang

menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah

laku dan atau kecakapan”. Menurut Muhibbin Syah belajar adalah tahapan

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif”. Menurut M. Dalyono, belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan

yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup

perubahan tingkah laku, sikap, minat, ilmu pengetahuan, keterampilan dan

sebagainya.16

Menurut Lester D. Crow belajar adalah upaya untuk memperoleh

kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap, Sedangkan Hilgard dan

Marquis berpendapat bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang

terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan sebagainya

sehingga terjadi perubahan dalam diri.17


20

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata

mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya

akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan

kembali secara lisan sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku tes

atau yang diajarkan oleh guru.18

Banyak teori belajar yang dikemukakan oleh para ilmuwan di

antaranya:

1) Teori dari Cronbach


Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in
behavior as a result of experience. (belajar sebagai suatu aktivitas
yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman).
2) Teori dari Herbart
Menurut Herbart, belajar tidak hanya membaca dan menulis secara
vakum akan tetapi menerima tanggapan dari orang lain itu
termasuk kategori belajar. Karena dengan menerima tanggapan
berarti kita secara tidak langsung memasukkan tanggapan atau
pesan-pesan ke dalam otak sehingga memori otak manusia yang
kosong telah terisi dengan pelajaran baru yang dapat dijadikan
sebagai pengetahuan mereka.
3) Teori dari Kaffka dan Kohler
Dalam belajar menurut teori Gestalt yang terpenting ialah
penyesuaian pertama yaitu mendapat respons atau tanggapan yang
tepat. Maksud teori ini bahwa belajar tidak mementingkan hal
pengulangan terhadap sesuatu hal yang harus dimengerti akan
tetapi mengerti, paham, atau memperoleh insight (pengertian) dari
yang telah dipelajari.
4) Teori dari Howard L. Kingskey
Howard L. Kingskey mengatakan bahwa, learning is the process by
wich behavior (in the border sence) is originalted or changed
trought practice or training (belajar adalah proses tingkah laku
dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktik dan
latihan).. Dalam teori ini belajar adalah suatu praktik atau latihan
yang dilakukan oleh anak. Oleh karena itu, melalui praktik
diharapkan anak mudah mengerti apa yang telah dipelajarinya.19
21

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat dipahami bahwa

belajar adalah proses perubahan perilaku yang mengakibatkan siswa dapat

merespons ilmu pengetahuan yang diberikan sehingga terjadi peningkatan

daya pikir, keterampilan, pemahaman, sikap, pengetahuan dan lain-lainnya.

b. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Ngalim Purwanto faktor yang mempengaruhi belajar

dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1) Faktor yang ada pada diri individu itu sendiri (intern) yang meliputi faktor

kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor

pribadi.

2) Faktor yang ada di luar individu (ekstern) antara lain meliputi faktor

keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang

dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang

tersedia.20

Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni kondisi jasmani dan
rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-
materi pelajaran.21
22

Semua yang dibicarakan di atas mengacu pada bagaimana seseorang

dapat belajar secara mandiri di rumah. Perlu diingat bahwa semua pelajaran

yang diberikan oleh guru harus diperhatikan dan disimak dengan sungguh-

sungguh.

c. Prinsip-prinsip Belajar

1) Motivasi

Dalam belajar motivasi sangat penting bagi kita yang sedang menuntut

ilmu. Sebab, motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan tertentu dan

didukung dengan sarana yang ada, maka ia akan mencurahkan segenap

upaya yang diperlukan untuk mempelajari metode-metode yang tepat dan

baik.

2) Perhatian

Perhatian adalah merupakan faktor penting dalam belajar, memperoleh

pengertian dari ilmu pengetahuan dalam hal nasihat menasihati dalam

kebenaran.

3) Partisipasi Aktif

Dalam Al-Qur'an kita menemukan penerapan prinsip partisipasi aktif ini

dapat dilihat dari metode yang digunakan dalam Al-Qur'an dalam

mengajarkan sifat-sifat terpuji, akhlak, dan kebiasaan perilaku yang baik di

setiap kehidupan sehari-hari.


23

4) Pembagian Waktu Belajar

Prinsip ini diterapkan dalam Al-Qur'an di mana ia turunkan dalam jarak

waktu yang berjauhan, selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, sehingga manusia

dapat mempelajari dan memahami kandungan ayat di dalamnya dengan

cara menghafal dan mengamalkannya.

5) Mengubah Tingkah Laku Secara Bertahap

Bangsa Arab pada Pra Islam mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang buruk

setelah datangnya Islam yang telah mengajarkan kepada kita bagaimana

bertingkah laku yang sesuai dengan tuntunan agama yang dibawa oleh

nabi Muhammad SAW.

6) Konsentrasi

Membangkitkan konsentrasi murid melalui berbagai cara, di antaranya

dengan menggunakan perumpamaan fakta yang mengandung makna,

mengajukan pertanyaan, dan melakukan dialog maupun diskusi.22

Jadi agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif,

prinsip belajar yang harus diperhatikan adalah motivasi, perhatian, partisipasi

aktif, pembagian waktu belajar, mengubah tingkah laku secara bertahap, dan

konsentrasi.

3. Siswa

a. Pengertian Siswa

Peserta didik adalah miniature adult yang dalam keterbatasannya

mendapatkan bimbingan oleh orang yang lebih dewasa, lebih berpengalaman,


24

atau lebih dalam ilmu pengetahuannya, sehingga oleh karenanya menjadi

individu yang lebih matang.23

Siswa atau biasa disebut juga peserta didik atau murid merupakan

salah satu komponen pendidikan yang tidak bisa ditinggalkan, karena tanpa

adanya peserta didik tidak akan mungkin proses pembelajaran dapat berjalan.

Peserta didik merupakan komponen manusiawi yang menempati posisi

sentral dalam proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar,

peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan

kemudian ingin mencapainya secara optimal.24

Oemar Hamalik mendefinisikan siswa sebagai suatu komponen

masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses

pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan

pendidikan Nasional. Menurut Abu Ahmadi siswa adalah sosok manusia

sebagai individu/pribadi (manusia seutuhnya). Individu di artikan "orang

seorang tidak tergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar seorang

pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai

sifat-sifat dan keinginan sendiri”.25

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, bisa dipahami bahwa siswa

adalah orang atau individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai

dengan bakat, minat, dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang

dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang

diberikan oleh pendidiknya.


25

b. Karakteristik Siswa

1) Selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap pengetahuan,

teknologi, seni, dan informasi baru yang ada di dunia. Mereka belajar dari

berbagai sudut pandang, dan cara, serta memiliki sikap proaktif dengan

selalu mencari informasi menggunakan caranya sendiri.

2) Memiliki motivasi internal, dan rasa ingin tahu merupakan kebutuhan yang

muncul, karena mereka adanya tujuannya yang ingin dicapai. Seorang

siswa pembelajar mampu melakukan kegiatan refleksi diri untuk

mengenali kekuatan dan kelemahannya bahkan mampu mengukur

kemajuan dalam mempelajari keterampilan maupun pengetahuan.

3) Mengetahui apa yang seharusnya dilakukan tanpa harus sering diingatkan

karena adanya motivasi untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dan hanya

sedikit motivasi dari luar untuk membuatnya menjadi disiplin.

4) Memiliki kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi situasi tertentu,

berjiwa mandiri, melihat sesuatu atau kejadian dari berbagai kemungkinan.

Peserta didik pembelajar tidak hanya menghafal, tetapi juga bertanya

“mengapa” dan menyusun jawaban berdasarkan pengamatan atau

kemampuan berpikir.

5) Memiliki kemampuan memahami dengan sedikit atau tanpa instruksi.

Seorang peserta didik pembelajar mandiri memiliki kemampuan yang baik

dalam mempelajari sebuah topik baik secara verbal, visual atau kinestetik
26

bahkan imajinatif. Mereka selalu bisa menemukan cara belajar melalui

berbagai macam cara.

6) Tidak mudah menyerah, sedikit mungkin ingin menguasai sebuah konsep

secara mandiri sebelum minta bantuan kepada orang lain. Karakter itulah

yang membuat mereka berani mencoba dan tekun berlatih untuk

menguasai sesuatu yang dapat dilakukan.26

Jadi dapat dipahami kegiatan pembelajaran dalam rangka

memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan harus

dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat

dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

B. Tinjauan Tentang Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, sehingga

mengimani ajaran agama Islam disertai dengan tuntunan untuk menghormati

penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat

beragama sehingga dapat terwujud kesatuan dan kesatuan bangsa.

Menurut Zakiah Darajat, pendidikan agama Islam adalah pendidikan

dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan
27

terhadap peserta didik yang bertujuan agar setelah selesai menempuh pendidikan

ia data memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam

yang telah diyakininya secara menyeluruh serta menjadikan ajaran agama Islam

sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraannya baik

di dunia maupun di akhirat.27

Beberapa ahli memaparkan definisi daripada Pendidikan Agama Islam

(PAI). Di antaranya disampaikan oleh Moh. Haitami Salim dan Erwin Mahrus

bahwa PAI dapat diartikan sebagai sebuah proses dalam membina,

mengarahkan, membimbing, dan meningkatkan kemampuan manusia baik

pengetahuan, sikap, maupun keterampilan manusia yang dalam proses

pelaksanaannya menekankan pada penanaman nilai-nilai ajaran Islam.28

Pendidikan Islam adalah kekuatan sistem keislaman yang meliputi

kehidupan bagi seluruh kaum Muslimin di dunia. Ruh dan ilmu keislamanlah

dalam pribadi seorang muslim yang sangat penting yang dapat menggerakkan

perilaku sehingga ia mampu memberikan jawaban yang tepat dan berguna

terhadap tantangan perkembangan ilmu dan teknologi karena itu pendidikan

Islam memiliki ruang lingkup berubah-ubah menurut waktu yang berbeda-

beda.29

Jadi dapat dipahami pembelajaran Pendidikan agama Islam adalah proses

interaktif yang berlangsung antara pendidik dan peserta didik untuk memperoleh

pengetahuan dan meyakini, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam.


28

2. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan pendidikan agama Islam disekolah tentunya memiliki dasar

yang sangat kuat. Dasar tersebut kemudian dipaparkan oleh Zuhairini, dkk dari

berbagai segi, yaitu:

a. Dasar Yuridis atau Hukum

Dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam berasal dari Undang-

undang yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam

melaksanakan pendidikan agama disekolah secara formal. Adapun dasar

yuridis formal tersebut terdiri dari 3 (tiga) macam, adalah:

1) Dasar Ideal. Yang dimaksud dengan dasar ideal adalah berupa dasar

falsafah Negara Pancasila dalam Sila Pertama yaitu Ketuhanan Yang

Maha Esa.

2) Dasar Struktural ataupun Konstitusional. Yaitu berupa UUD 1945 dalam

Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi :

a) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

b) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap pendudukan untuk memeluk

agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan

kepercayaannya itu.

3) Dasar Operasional. Yang dimaksudkan dalam dasar operasional adalah

terdapat dalam Tap MPR No. IV/ MPR/ 1973 yang kemudian dikukuhkan

dalam Tap MPR No. IV/ MPR/ 1978 jo. Ketetapan MPR No. II/ MPR/

1983 diperkuat oleh Tap MPR No. II/ MPR/ 1993 tentang Garis-garis
29

Besar Haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa

pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimaksudkan dalam

kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga

perguruan tinggi.

b. Segi Religius

Menurut ajaran agama Islam, pendidikan agama adalah merupakan

perintah Allah dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Yang

dijelaskan dalam segi religius ini adalah merupakan suatu dasar yang ditinjau

dan bersumber dari ajaran agama Islam.

c. Aspek Psikologi

Psikologi merupakan dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan

kehidupan masyarakat. Hal ini berdasarkan pada bahwa hidup manusia

sebagian individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-

hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga

memerlukan adanya pegangan hidup.30

Jadi uraian di atas dapat dipahami bahwasanya cara untuk mencari

kedamaian hati dan tenteram ialah dengan cara mendekatkan diri kepada

Tuhan.

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Achmadi menjelaskan beberapa fungsi dari pendidikan Islam, antara lain:

a. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenai jati diri manusia,

alam sekitarnya dan mengenai kebesaran Ilahi, sehingga tumbuh kemampuan


30

membaca (analisis) fenomena alam dan kehidupan, serta memahami hukum-

hukum yang terkandung di dalamnya. Dengan kemampuan ini akan

menumbuhkan kreativitas dan produktivitas sebagai implementasi identifikasi

diri pada Tuhan “Pencipta”

b. Membebaskan manusia dari segala anasir yang dapat merendahkan martabat

manusia (fitrah manusia), baik yang datang dari dalam dirinya sendiri

maupun dari luar. Yang dari dalam antara lain kejumudan, taklid, kultus

individu, khurafat dan yang terberat adalah syirik. Terhadap anasir dari dalam

ini manusia harus terus menerus melakukan penyucian diri (tazkiyah an-

nafsi). Sedangkan yang datang dari luar adalah situasi dan kondisi, baik yang

bersifat kultural maupun struktural yang dapat memasung kebebasan manusia

dalam mengembangkan realisasi dan aktualisasi diri.

c. Mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan

kehidupan baik individu maupun sosial. Untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan menurut sinyal yang diberikan Alquran, sebagaimana tersebut

pada butir pertama di atas, hendaknya dimulai dengan memahami.31

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Hujair AH. Sanaky menyebut istilah tujuan pendidikan Islam dengan visi

dan misi pendidikan Islam. Menurutnya sebenarnya pendidikan Islam telah

memiliki visi dan misi yang ideal, yaitu “Rohmatan Lil ‘Alamin”. Selain itu,

sebenarnya konsep dasar filosofis pendidikan Islam lebih mendalam dan

menyangkut persoalan hidup multi dimensional, yaitu pendidikan yang tidak


31

terpisahkan dari tugas kekhalifahan manusia, atau lebih khusus lagi sebagai

penyiapan kader-kader khalifah dalam rangka membangun kehidupan dunia

yang makmur, dinamis, harmonis dan lestari sebagaimana diisyaratkan oleh

Allah dalam Alquran. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang ideal, sebab visi

dan misinya adalah “Rohmatan Lil ‘Alamin”, yaitu untuk membangun

kehidupan dunia yang makmur, demokratis, adil, damai, taat hukum, dinamis,

dan harmonis.32

Tujuan pendidikan Islam, terkait dengan tujuan penciptaan manusia dan

eksistensinya di dunia ini. Ibnu Miskawaih menyatakan bahwa manusia pada

hakikatnya tersusun atas dua unsur jasad (materi), dan roh (non materi) yang

menyebabkan ia hidup (hayat). Bila manusia mendapat didikan dengan baik,

akan menumbuhkan sikap mental atau jiwa yang menjadikan dirinya sempurna.

Kesempurnaan yang dicari oleh manusia ialah kebajikan dalam bentuk ilmu

pengetahuan dan tidak tunduk pada hawa nafsu serta keberanian dan keadilan.

Dari sini dipahami bahwa tujuan pendidikan Islam mengandung makna tentang

perubahan yang diingini dan diusahakan oleh manusia untuk menjadikan dirinya

lebih sempurna melalui pencarian ilmu pengetahuan dalam proses pendidikan.

Dengan demikian makna tujuan pendidikan Islam, tidak terlepas dari fungsinya,

yakni perannya dalam memanusiakan manusia yang dituntut oleh ajaran Islam.33

5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam (PAI) disekolah/madrasah terdiri atas beberapa

aspek, yaitu: Al-Qur`an dan Al-Hadits, keimanan atau akidah, akhlak, fikih
32

(hukum Islam), dan aspek tarikh (sejarah) dan kebudayaan Islam. Karakteristik

masing-masing aspek mata pelajaran PAI yaitu sebagai berikut:

a. Al-Qur`an dan Hadits, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik

dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta

mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Akidah, menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan

keyakinan atau keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan

nilai-nilai Al-Asma’ Al-Husna.

c. Akhlak, menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji

dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.

d. Fikih, menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan

muamalah yang benar dan baik.

e. Tarikh dan kebudayaan Islam, menekankan pada kemampuan mengambil

ibrah (pelajaran) dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani

tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya,

politik, ekonomi, ipteks, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan

dan peradaban Islam.34


33

SUMBER KUTIPAN BAB II

1
Gordon Willard Allport , The Individual and His Religion: A
Psychological Interpretation, (New York: The Macmillan Co, 1950), hlm. 242.
2
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2017), Cet. Ke-
14, hlm. 243.
3
Zainuddin, “Kematangan Psikologis dalam Membangkitkan Minat
Belajar Siswa”, Jurnal Cakrawala Kependidikan, Vol. 9, No. 2, 2011, hlm. 5.
4
M.I.F Baihaqi, Psikologi Pertumbuhan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 77-97.
5
Ezda Zaduqisti, dkk., Pemahaman Konsep Jihad, (Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press, 2016), hlm. 63.
6
Alwisol, Psikologi Kepribadian, op. cit., hlm. 243-244.
7
Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2007), hlm. 224-225 .
8
Kartini Kartono, Teori Kepribadian, (Bandung: Alumni, 1980), hlm. 126.
9
Depag RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 1971), hlm.
208.
10
Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), hlm. 188.
11
Ibid., hlm. 250.
12
Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, op. cit., hlm. 308.
13
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta,2010), hlm. 2.
14
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi,
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), hlm. 2.
15
Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Arruz
Media, 2010), hlm. 13.
34

16
Akrim, Strategi Peningkatan Daya Minat Belajar Siswa, (Medan:
Pustaka Ilmu, 2021), hlm. 8.
17
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta,
2012), hlm. 13.
18
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 87-88.
19
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm.
388-389.
20
Asruri, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner, (Purwokerto
Selatan: CV. Pena Persada, 2020), hlm. 130.
21
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006), Ed. 5, hlm. 144.
22
Andi Thahir, Psikologi belajar, (Bandar Lampung: LP2M UIN Raden
Intan Lampung, 2014), hlm. 201-202.
23
Muhammad Rifa`i, Manajemen Peserta Didik, (Medan: CV. Widya
Puspita, 2018), hlm. 1.
24
Marius Suliarso, dkk, Pembelajaran Online Matematika Berbasis
Blended Learning, (Bandung: CV. Widina Media Utama, 2021), hlm. 63.
25
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan,
(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 205.
26
Taufiq Eko Yanto, Karakteristik Peserta Didik, (Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), hlm. 3-4.
27
Kasinyo Harto, Pengembangan Pembelajaran PAI Berwawasan Islam
Wasatiyah, (Palembang: Semesta Aksara, 2021), hlm. 45.
28
Riniawati, Guru Pelaksana Pendidikan Karakter Di Sekolah,
(Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2020), hlm. 29.
29
Ahmad Halid, Prospek Pendidikan Agama Islam dan Keagamaan,
(Jember: UIJ Kyai Mojo, 2012), hlm. 4.
30
Kasinyo Harto, Pengembangan Pembelajaran PAI Berwawasan Islam
Wasatiyah, op. cit., hlm. 46-48.
35

31
Candra Wijaya, Ilmu Pendidikan Islam, (Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2016), hlm. 24-25.
32
Ibid., hlm. 39.
33
Abdullah B, Ilmu Pendidikan Islam, (Makassar: Alauddin University
Press, 2018), hlm. 90
34
Susiyanti, “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam
Membentuk Karakter Islami (Akhlak Mahmudah)”, Skripsi, (Bandar Lampung:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan, 2016),
hlm. 34-35.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek adalah orang atau apa saja yang menjadi sumber data dalam

penelitian. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa serta siswi

SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya yang berjumlah 7 orang. Sedangkan

objek penelitian adalah analisis kematangan belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya.

B. Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data

Data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu:

a. Data Pokok meliputi:

1) Bagaimana kematangan siswa pada mata pelajaran PAI di SMP

Swasta Islam Bifahmil Anbiya

2) Faktor yang mempengaruhi kematangan belajar siswa pada mata

pelajaran PAI di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya

3) Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kematangan siswa pada

mata pelajaran PAI di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya

b. Data Penunjang, yaitu:

1) Gambaran umum lokasi penelitian atau profil SMP Swasta Islam

Bifahmil Anbiya

36
37

2) Keadaan guru SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya

3) Keadaan siswa SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya

4) Keadaan sarana dan prasarana SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya

2. Sumber Data

a. Responden, yaitu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Swasta Islam Bifahmil Anbiya yang berjumlah 1 orang.

b. Informan, yaitu Kepala Sekolah, dewan guru, staf TU dan siswa serta

siswi di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap lokasi

penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang di teliti.

Dengan teknik ini diharapkan mampu melengkapi informasi terhadap

data yang digali dengan teknik lain.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang di lakukan

dengan proses tanya jawab secara langsung antara pewawancara dengan

informan atau responden.

c. Dokumenter

Yaitu menggali dokumen sekolah, data, yang di gali adalah

sejarah berdirinya sekolah, jumlah dan identitas semua guru dan jumlah

murid, serta keadaan sarana dan prasarana.


38

MATRIKS

DATA, SUMBER DATA, DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

No Data Sumber Data Teknik Pengumpulan


Data

1. Data Pokok, meliputi:


a. Bagaimana kematangan Guru/Siswa Observasi, wawancara
siswa pada mata pelajaran
PAI di SMP Swasta Islam
Bifahmil Anbiya.
b. Faktor yang Guru/Siswa Observasi, wawancara
mempengaruhi
kematangan belajar siswa
pada mata pelajaran PAI
di SMP Swasta Islam
Bifahmil Anbiya.
c. Bagaimana upaya guru Guru/Siswa Observasi, wawancara
dalam meningkatkan
kematangan siswa pada
mata pelajaran PAI di
SMP Swasta Islam
Bifahmil Anbiya.

2. Data Penunjang, meliputi:


a. Profil sekolah SMP Kepala Wawancara, dokumenter
Swasta Islam Bifahmil Sekolah
Anbiya.
b. Keadaan guru dan staf TU TU Wawancara, documenter
SMP Swasta Islam
Bifahmil Anbiya.
c. Keadaan siswa SMP TU Wawancara, documenter
Swasta Islam Bifahmil
Anbiya.
d. Keadaan sarana dan TU Wawancara, dokumenter
prasarana SMP Swasta
Islam Bifahmil Anbiya
39

C. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Dalam pengolahan data yang terkumpul dalam penelitian ini

penulis menggunakan beberapa teknik yaitu:

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan teknik merangkum data dengan

memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan permasalahan

penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian disusun

secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta

mempermudah apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali.

b. Display Data

Display data bertujuan untuk mempermudah dalam gambaran

keseluruhan untuk mengambil kesimpulan yang tepat mengenai data,

yaitu dengan cara membuat model, matriks atau grafik.

c. Verifikasi data

Verifikasi data merupakan tinjauan terhadap catatan yang telah

dilakukan di lapangan. Sedangkan penarikan kesimpulan atau verifikasi

adalah usaha untuk mencari atau memahami makna data. Namun

kesimpulan itu baru bersifat sementara dan masih bersifat umum.

Supaya kesimpulan diperoleh secara lebih mendalam maka perlu dicari

data yang baru.


40

2. Analisis Data

Setelah data disajikan baru diadakan analisis data. Adapun yang

penulis gunakan dalam menganalisis data dengan cara kualitatif yaitu

dengan metode analisis induktif, yang mana cara berpikir untuk menarik

kesimpulan terlebih dahulu dengan mengumpulkan data yang bersifat

khusus dari fakta-fakta itu, lalu dibuat kesimpulan yang sifatnya umum.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan

a. Observasi dan berkonsultasi kepada beberapa pimpinan yaitu: Kepala

Sekolah dan Guru yang terkait terhadap penelitian tersebut.

b. Berkonsultasi tentang desain operasional proposal dengan dosen

pembimbing. Mohon surat persetujuan judul dan mohon ditetapkan

pembimbing I dan II.

2. Tahap Persiapan

a. Melaksanakan seminar proposal

b. Mohon surat perintah riset kepada Ketua STAI Rakha Amuntai untuk

mengumpulkan data

c. Menyampaikan surat perintah riset kepada Kepala Sekolah SMP Swasta

Islam Bifahmil Anbiya

3. Tahap Pelaksanaan

a. Menghubungi responden dan informan dengan teknik yang telah

ditetapkan
41

b. Pengumpulan data

c. Mengolah, menyusun dan menganalisis data-data

4. Tahap Penyusunan Laporan

a. Penyusunan laporan hasil penelitian dalam bentuk skripsi

b. Menyerahkan rancangan skripsi kepada pembimbing untuk dikoreksi

dan diperbaiki

c. Sudah disetujui, akan diperbanyak dan selanjutnya sudah siap untuk

diuji ke Sidang Munaqasah untuk dipertahankan.


BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Bifahmil Anbiya

Pada tahun 2003 ditempat Rumah H. Abbas pengajian yang

beralamat di Jalan Mahakam No 48 RT X Kelurahan Selat Hulu dengan

Penceramah Guru M. Jarmini. Diajarkan Beliau Tarikat Syathariyah dan

Tauhid serta Ilmu Fiqih dalam beberapa tahun kemudian Sehingga H.

Abbas diijinkan untuk meneruskan pengajian tersebut dan diajarkan Juga

Al-Qur’an diantara beberapa anggota dari jama'ah yaitu H.Anang

Ashadi, H. Abdul Halim, Khairannor, H. Sukran, Haderami, Saipatul,

Hadmiran , M. Noor, Hamdani, Rusni, Madi dan lain-lain.

Pada tahun 2005 H. Abbas mempunyai anak laki-laki yang ke 5,

berumur 4 bulan, belum diberi nama, Untuk berkeinginan pemberian

nama anak tersebut, oleh karena itu dari diantara salah seorang, anggota

jama'ah memberikan saran Katanya "Jika nanti betasmiyah anak itu lebih

bagus diisi dangan acara Habsyi" kemudian sepakat semua membentuk

habsyi, dalam beberapa minggu latihan dianggap cukup bagus , maka

terlaksanalah Tasmiyahan/pemberian nama anak dan sekaligus

diresmikan oleh KH. Abdul Muthalib Kuala Kapuas, pada tanggal 22

April 2005 maka terbentuklah Habsyi PERSATUAN

42
43

PERKUMPULAN PENGAJIAN AL-QUR'AN MAULIDUL RASUL

BIFAHMIL ANBIYA. Di waktu acara tasmiyahan.

Pada tahun 2005, sebelum Hari Raya Idhul Fitri 1426 H, setelah

shalat tarawih, beberapa orang dari perkumpulan habsyi salah satunya

yaitu Madan, dan lainnya. Saya berkeingin mendirikan Pondok

Pesantren, Alhamdulillah dengan keridhaan Allah SWT akhirnya pada

malam hari raya Idhul Fitri 1 Syawal 1426 H/2005 M. tersebut

memasang papan nama Pondok Pesatren Bifahmil Anbiya. Adapun

sumber awal pemberian nama Bifahmil Anbiya adalah Ilham dari Guru

H.Muhammad Zaini Abdul Ghani Martapura dengan perantara dari

perempuan Nini Angkat. Setelah hari Raya Idhul fitri ada beberapa orang

dari masyarakat sekitar yang ingin menyekolahkan anaknya ke Pondok

Pesantren Bifahmil Anbiya.dan program LPPP Bifahmil Anbiya tersebut

diatara program kegitan TKA/TPA.

Tenaga Pengajar dan Santri Ponpes Bifahmil Anbiya di

antaranya:

a. H. Abbas (Kepala Sekolah)

b. Ramadhan

c. Saprudin

d. M. Yamani

e. Muhtar
44

Kemudian kurang lebih satu tahun berjalan Pondok Pesantren

Bifahmil Anbiya, dewan guru mengadakan musyawarah dirumah

pimpinan yang hadiri oleh beberapa para dewan guru sebagai berikut:

a. H. Abdul Halim

b. H. Kasiyan

c. Hipni

d. M. Yamani

e. Ramadhan

f. Saprudin

g. Dll

Untuk menyusun organisasi yang lebih baik kedepannya kami

mengundang, beberapa orang tokoh agama dan pemuka masyarakat.

Bahwa pada umumnya masyarakat Kuala Kapuas dan masyarakat Selat

Hulu Kelurahan Selat Hulu Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas

khususnya, ikut serta berpartisifasi untuk membantu usaha program-

program pemerintah dalam bidang pendidikan agama Islam, sosial,

kemasyarakatan dan budaya lainnya, dan membentuk anak didik yang

cerdas, terampil, berakhlak mulia, serta beriman dan bertakwa kepada

Allah SWT.

Dengan dasar musyawarah dihadiri oleh masyarakat sekitarnya,

yang menginginkan Mendirikan Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren

“Bifahmil Anbiya”. (YPPP.BA). Pada tanggal 24 April 2008

terbentuklah Susunan Pengurus Panitia Pondok Pesantren “Bifahmil


45

Anbiya” Kuala Kapuas, tanggal, 24 April 2008 dengan Fasilitas, sarana

dan prasarana seadanya, dengan dua kelas dan satu kantor. Akta Notaris

SAIFUL HARDI, SH No. 04 tanggal, 09 Juni 2008. Menjadi Nama

LPPP Bifahmil Anbiya.

Kemudian Untuk Program tambahan Ponpes Bifahmil Anbiya

yaitu Pelajaran Umum mengikuti Pogram DIKNAS seperti SD. Akhir

dalam bebarapa bulan kemudian terbitlah Izin Operasional dari

DIKNAS dengan Nomor 285 Tahun 2009 TK Islam Bifahmil Anbiya

Nomor 149 tahun 2010 dan SMPI Bifahmil Anbiya Nomor 150 tahun

2010.

Program-program pendidikan di Lembaga Pendidikan Pondok

Pesantren Bifahmil Anbiya :

a. Program dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah terdaftar:

1) TK Islam Bifahmil Anbiya

2) SD Islam Bifahmil Anbiya

3) SMP Islam Bifahmil Anbiya

b. Program Madrasah Diniyah Taklimiyah terdaftar dari kementerian

agama:

1) Awwaliyah

2) TKA/TPA Bifahmil Anbiya Unit 015

c. Program Pendidikan dan Panti Asuhan Bifahmil Yatama Akta Notaris

24, tanggal 27 Oktober 2010.


46

2. Visi dan Misi SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya

a. Visi SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya

“Terciptanya peserta didik yang cerdas, terampil, berkualitas, berakhlak

mulia, beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT.

b. Misi SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya

1) Meningkatkan prestasi kecerdasan akademik peserta didik melalui

kegiatan proses belajar mengajar dan kegiatan tambahan.

2) Meningkatkan kemampuan peserta didik berpikir ilmiah, kritis,

kreatif, dan mampu bertindak serta mandiri.

3) Mengembangkan kemampuan peserta didik yang demokratis, dapat

mengenal potensi diri dan lingkungan sehingga dapat berkembang

lebih optimal, berkualitas, bertanggung jawab serta menguasai

pengetahuan.

4) Mengaktualisasikan peserta didik melalui olah hati/qalbu untuk

menumbuhkan sikap terpuji, akhlak mulia, budi pekerti luhur dan

berkepribadian unggul.

5) Melaksanakan kehidupan beragama untuk mewujudkan kualitas

keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

3. Profil Sekolah

a. Nama Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Swasta

Bifahmil Anbiya

b. Didirikan/Dibina sejak : Tanggal 09 Juni 2010

c. NSS : 20.21401.02.144
47

d. NPSN : 30205081

e. Alamat : Jln. Mahakam No. 48 RT X Kec. Selat

Kuala Kapuas

f. Gedung Sekolah : Yayasan Bifahmil Anbiya

4. Keadaan Tenaga Pendidik

Dalam menunjang proses belajar mengajar pada SMP Swasta Islam

Bifahmil Anbiya telah dilengkapi dengan tenaga pendidik yang memiliki

kompetensi dan keahlian di bidang masing-masing. Keadaan tenaga

pendidik dapat di lihat pada data yang peneliti sajikan.

TABEL 1
KEADAAN TENAGA PENDIDIK

NO NAMA/NIP JABATAN
H. Abbas, S.Pd.I
1 NIP. 19650207 198802 Kepala Sekolah
1001
Sri Marlinawati, S.Pd
2 NIP. Wakil Kepala Sekolah
196905272007012010
3 Saidah, S.Pd Kepala Laboratorium
Guru
4 Sam`uni, S.Pd
Mata Pelajaran
Guru
5 Titi Hasniati ,S.Pd
Mata Pelajaran
Guru
6 Amelia Safitri, S.Pd
Mata Pelajaran
Guru
7 Ismaidah, S.Pd
Mata Pelajaran
8 Siti Julaikha, S.Pd Bendahara
9 Bahit Tata Usaha
Sumber data : dokumen SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya 2022
48

5. Keadaan Siswa

Jumlah siswa di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya secara

keseluruhan pada tahun 2021/2022 berjumlah 96 yang terdiri dari 55

siswa laki-laki dan 41 siswa perempuan untuk lebih jelasnya dapat di

lihat pada tabel berikut ini:

TABEL 2
KEADAAN SISWA

SISWA
MUTASI
BULAN INI
JUMLAH
NO KELAS
KELAS MASUK KELUAR
PR LK JLH
PR LK JLH PR LK JLH

1. VII 1 - - - - - - 19 19 38

2. VIII 1 - - - 2 1 - 9 19 28

3. IX 1 - - - - - - 13 17 30

Sumber data : dokumen SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya 2022

6. Keadaan Sarana dan Prasarana

TABEL 3
KEADAAN SARANA DAN PRASARANA

KATEGORI
JENIS
JUMLAH
NO SARANA
RUANG RUSAK RUSAK RUSAK
PRASARANA BAIK
RINGAN SEDANG BERAT
1 Kelas 3 3
2 Kantor 1 1
3 Kantin 1 1
4 WC 3 3
49

JENIS KATEGORI
JUMLAH
NO SARANA
RUANG
PRASARANA RUSAK RUSAK RUSAK
BAIK
RINGAN SEDANG BERAT
Laboratorium
5 1 1
IPA
Laboratorium
6 1 1
Komputer
7 Musholla 1 1
Sumber data : dokumen SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya 2022

B. Penyajian Data

Untuk memperoleh jawaban dari rumusan masalah permasalahan

dalam penelitian, maka dilakukan pengumpulan data tentang kematangan

belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Swasta Islam Bifahmil

Anbiya. Setelah data terkumpul baik melalui observasi dan wawancara,

maka langkah selanjutnya data tersebut akan disajikan dengan sistematis

sebagai berikut:

1. Kematangan siswa pada mata pelajaran PAI

a. Kematangan belajar siswa

Kematangan dalam belajar merupakan hasil dari pengalaman-

pengalaman yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar.

Perkembangan yang dialami siswa membawa mereka sudah

menemukan pegangan atau nilai-nilai, yaitu menjelang berakhirnya

masa remaja atau mulainya masa dewasa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ismaidah selaku guru

PAI, beliau mengatakan bahwa:


50

“kalau untuk siswa kematangan belajar mereka bagus seperti


apabila diberi pertanyaan mereka menjawab dengan benar dan
siswa sudah berani bertanya, cuma masih ada beberapa siswa
yang masih tidak bisa menjawab apabila diberi pertanyaan dan
tidak bertanya apabila mereka tidak paham tentang pelajaran. Itu
terdapat beberapa di masing-masing kelas”.
(Wawancara Senin 20 Juni 2022)

Dari hasil wawancara dengan Ibu Ismaidah selaku guru PAI dapat

diketahui bahwa kematangan belajar siswa di SMP Swasta Islam

Bifahmil Anbiya bagus, terdapat banyak siswa yang berani bertanya

dan dapat menjawab pertanyaan dari gurunya, cuma masih ada sedikit

siswa yang belum matang dalam belajarnya seperti masih bingung

dalam menanggapi pembelajaran tersebut.

Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi pada tanggal 17

Juni 2022 peneliti bahwa kematangan belajar siswa memang sudah

bagus, apabila gurunya bertanya banyak siswa yang bisa menjawab

pertanyaan dari guru, Cuma sedikit siswa yang diam atau tidak

menjawab berbeda dengan penjajakan awal peneliti bahwa banyak

murid yang pendiam atau tidak bertanya dan tidak menjawab

pertanyaan dari guru.

b. Prinsip-prinsip belajar

1) Motivasi

Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan untuk

membangkitkan gairah belajar siswa sehingga kegiatan belajar

dapat berjalan baik.


51

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Ismaidah selaku guru

PAI menggunakan motivasi saat kegiatan belajar, Ibu Ismaidah

mengatakan bahwa:

“Kalau ada masalah dalam belajar diberi rangsangan, perhatian,


terus lagi kalau siswanya mendapat ranking akan diberi hadiah
tambahan dari ibu”.
(Wawancara 20 Juni 2022)

Dari hasil wawancara dengan ibu Ismaidah, ibu Ismaidah memberi

motivasi kepada siswanya dengan memberi ransangan kepada

siswanya, memberi perhatian kepada siswanya, dan jikalau

mendapat ranking akan mendapat hadiah tambahan dari ibu

Ismaidah agar siswa semangat dalam belajar.

Hal ini dikuatkan oleh wawancara dengan Muhammad Raihan

salah satu siswa kelas VIII mengatakan bahwa:

“Ibu Ismaidah memberi motivasi untuk semangat belajar seperti


akan memberi hadiah kepada saya kalau saya dapat ranking
maka dari itu saya semangat dalam belajar mata pelajaran PAI”.
(Wawancara 20 Juni 2022)

Dari hasil wawancara dengan Muhammad Raihan salah satu siswa

kelas VII dapat diketahui bahwa ibu Ismaidah selaku guru PAI

benar-benar memberi motivasi kepada siswanya agar semangat

dalam belajar mata pelajaran PAI.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Rahmat Jinanto siswa kelas

VII mengatakan bahwa:

“Ibu Ismaidah itu memberi motivasi dengan menyuruh kami


untuk rajin turun, jikalau kami rajin turun akan mendapat nilai
tambahan.
(Wawancara 20 Juni 2022)
52

Dari hasil wawancara degan Rahmat Jinanto siswa kelas VII dapat

diketahui bahwa ibu Ismaidah memberi motivasi yaitu dengan

memberi nilai tambahan jika siswa rajin turun ke sekolah.

2) Perhatian

Perhatikan digunakan sebagai pemusatan energi psikis terhadap

suatu objek. Makin terpusat perhatian pada pelajaran, proses belajar

tersebut akan semakin baik dan hasilnya akan semakin baik juga.

Berdasarkan wawancara dengan ibu Ismaidah selaku guru PAI

mengatakan bahwa:

“Ibu kalau memberi perhatian misalkan salah satu siswa ada


masalah dalam pembelajaran ditanya siswa tersebut apa
masalahnya lalu diberikan solusinya, dan memberi tahu bahwa
jangan pernah sekalipun membolos dalam pembelajaran.
(Wawancara 20 Juni 2022)

Dari hasil wawancara dengan ibu Ismaidah selaku guru PAI dapat

diketahui bahwa ibu Ismaidah memberi perhatian dengan menanyai

siswanya apakah ada masalah kalau ada akan diberikan solusinya

dan memberitahu siswanya untuk jangan pernah membolos pada

pelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan M. Ridha siswa kelas VII

mengatakan bahwa:

“Ibu Ismaidah memberi perhatian dengan memberitahu jangan


pernah membolos pelajaran dan ibu Ismaidah mengingatkan
kami untuk jangan lupa untuk membawa buku piket sekolah ”.
(Wawancara 20 Juni 2022)
53

Dari hasil wawancara dengan M. Ridha siswa kelas VII dapat

diketahui bahwa ibu Ismaidah melakukan perhatian kepada

siswanya sama dengan yang diucapkannya dan juga mengingatkan

siswanya untuk tidak lupa membawa buku piket sekolah.

Hal ini dikuatkan dengan wawancara dengan Ahmad Fauzi kelas

IX mengatakan bahwa:

“Ibu Ismaidah juga memberi perhatian kepada saya yaitu dengan


menyuruh untuk jangan pernah membolos pelajaran karena
kalau membolos itu akan merugikan dii sendiri”.
(Wawancara 20 Juni 2022)

Dari hasil wawancara dengan Ahmad Fauzi kelas IX dapat

diketahui bahwa ibu Ismaidah sangat perhatian kepada siswanya

dengan menyuruh untuk jangan pernah membolos.

3) Konsentrasi

Kemampuan berkonsentrasi dalam belajar mutlak diperlukan

karena dalam belajar, konsentrasi memiliki peran yang sangat

penting. Bila siswa tidak berkonsentrasi dalam belajar maka siswa

akan mengalami kesulitan menyerap setiap materi yang

disampaikan guru.

Berdasarkan wawancara dengan ibu Ismaidah selaku guru PAI

mengatakan bahwa:

“Cara ibu memfokuskan mereka ialah dengan menyediakan


media seperti LCD supaya pembelajaran jadi menarik, dan
kalau mereka ribut beri teguran.
(Wawancara 20 Juni 2022)
54

Dari hasil wawancara dengan ibu Ismaidah selaku guru PAI dapat

diketahui bahwa membuat siswa konsentrasi ialah dengan

menggunakan media seperti LCD untuk membuat pembelajaran

lebih menarik dan kalau mereka ribut diberi teguran.

Berdasarkan wawancara dengan Ahmad Fauzi siswa kelas IX

mengatakan bahwa:

“Ibu Ismaidah membuat kami konsentrasi saat pembelajaran


ialah apabila kami ribut langsung diberi teguran dan bisa juga
ibu Ismaidah membuat permainan apabila dapat menjawab akan
mendapat nilai dengan itu kami bisa benar-benar fokus dalam
belajar.

Dari hasil wawancara dengan Ahmad Fauzi siswa kelas IX dapat

diketahui bahwa ibu Ismaidah membuat konsentrasi siswa bukan

dengan beri teguran saja tapi juga dengan membuat permainan

untuk membuat fokus siswa terhadap pembelajaran.

Sedangkan hasil wawancara dengan Abdul Wiranata Ramadhan

siswa kelas VII mengatakan bahwa:

“Ibu Ismaidah membuat kami fokus dengan menegur kami


apabila ribut dan juga apabila kami main-main dalam belajar.
(Wawancara 20 Juni 2022)

Dari hasil wawancara dengan Abdul Wiranata Ramadhan siswa

kelas VII dapat diketahui bahwa cara ibu Ismaidah memfokuskan

siswa ialah dengan memberi teguran apabila siswa ribut dan main-

main.
55

c. Karakteristik siswa

Sebagai guru, kita harus mengetahui karakter siswa yang berbeda-

beda. Sebab, hal itu berkaitan dengan cara kita merancang dan

melaksanakan pembelajaran yang sesuai.

Berdasarkan wawancara dengan ibu Ismaidah selaku guru PAI

mengatakan bahwa menemukan karakter siswa yang bermacam-

macam:

“Karakter siswa bermacam-macam seperti rasa ingin tahu yang


besar terhadap pengetahuan, memiliki motivasi internal seperti
siswa yang tahu kelemahan dan kelebihannya sendiri, mengetahui
apa yang seharusnya dilakukan tanpa harus disuruh, memiliki
kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi situasi tertentu,
memiliki kemampuan memahami dengan sedikit atau tanpa
instruksi, dan tidak mudah menyerah.
(Wawancara 20 Juni 2022)

Dari hasil wawancara dengan ibu Ismaidah selaku guru PAI dapat

diketahui bahwa karakteristik siswa berbeda-beda seperti keinginan

yang besar terhadap pengetahuan juga siswa yang mampu berpikir

kritis dalam menghadapi situasi sesuatu dan siswa yang pantang

menyerah.

Cara ibu Ismaidah mengetahui karakteristik siswa ialah pada saat

pembelajaran. Berdasarkan wawancara dengan ibu Ismaidah

mengatakan bahwa :

“Pada saat mereka mengikuti pembelajaran dan pada cara mereka


menyelesaikan masalah dalam pembelajaran.
(Wawancara 20 Juni 2022)

Dari hasil wawancara dengan ibu Ismaidah dapat diketahui bahwa

cara beliau mengetahui karakteristik siswanya ialah pada saat


56

pembelajaran dan melihat cara siswa menyelesaikan masalah dalam

pembelajaran.

2. Faktor yang mempengaruhi kematangan belajar siswa pada mata

pelajaran PAI

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

anak yang berasal dari dalam diri siswa berupa kondisi fisiologis,

psikologis, dan faktor yang kematangan fisik maupun psikis siswa.

Berdasarkan wawancara dengan Ahmad Fauzi siswa kelas IX

mengatakan bahwa:

“Faktor yang mempengaruhi ialah inisiatif dari saya sendiri yang


saya merasa mata pelajaran PAI ini sangat penting untuk saya di
masa depan.
(Wawancara 20 Juni 2022)

Dari hasil wawancara dengan Ahmad Fauzi siswa kelas IX dapat

diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi kematangan belajar siswa

ialah Faktor internal yaitu dirinya sendiri yang menganggap mata

pelajaran PAI ini sangat berguna di masa depan.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang datang dari luar diri

siswa yang dapat mempengaruhi proses belajar, baik faktor

lingkungan atau faktor instrumental.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Ismaidah selaku guru PAI

beliau mengatakan bahwa:


57

“faktor yang mempengaruhi kematangan belajar siswa ialah


motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan kecerdasan”.
(Wawancara 20 Juni 2022)

Dari hasil wawancara dengan Ibu Ismaidah dapat diketahui bahwa

faktor yang mempengaruhi kematangan belajar siswa ialah motivasi

dari guru, sikap siswa sendiri, minat siswa terhadap pembelajaran,

kebiasaan belajar dari siswa, dan kecerdasan siswa.

Berdasarkan wawancara dengan M. Ridha siswa kelas VII

mengatakan bahwa:

“Faktor yang mempengaruhi ialah orang tua, orang tua menyuruh


saya untuk giat-giat belajar mata pelajaran PAI ini karena kata
orang tua saya mata pelajaran PAI sangat penting untuk dunia dan
akhirat”.
(Wawancara 20 Juni 2022)

Berdasarkan wawancara dengan Abdul Wiranata Ramadhan siswa

kelas VII mengatakan bahwa:

“Faktor yang mempengaruhi ialah orang tua, orang tua saya


menyemangati saya, karena itulah saya semangat dalam belajar
mata pelajaran PAI”. (Wawancara 20 Juni 2022)

Berdasarkan wawancara dengan Rahmat Jinanto siswa kelas VII

mengatakan bahwa:

“Faktor yang mempengaruhi ialah orang tua, orang tua saya


mengatakan bahwa kalau pandai dalam agama maka saya bisa
menjadi anak sholeh dan bisa mendoakan orang tua saya.
(Wawancara 20 Juni 2022)

Dari hasil wawancara dengan siswa kelas VII dapat diketahui

bahwa faktor yang mempengaruhi kematangan belajar siswa ialah

faktor eksternal seperti orang tua memberi pengaruh baik terhadap


58

siswa dalam mata pelajaran PAI dikarenakan mata pelajaran PAI

sangat penting untuk dunia dan akhirat.

Berdasarkan wawancara dengan Muhammad Raihan siswa kelas

VIII mengatakan bahwa:

“Faktor yang mempengaruhi ialah guru, guru saya memberi


motivasi untuk semangat belajar seperti akan memberi hadiah
kepada saya kalau saya dapat ranking maka dari itu saya
semangat dalam belajar mata pelajaran PAI”.
(Wawancara 20 Juni 2022)

Berdasarkan wawancara dengan Abdul Muthalif siswa kelas VIII

mengatakan bahwa:

“Faktor yang mempengaruhi ialah teman, teman saya


mempengaruhi saya saat kegiatan belajar seperti menyuruh saya
untuk keluar kelas atau menyuruh membolos dari pelajaran PAI
ini.
(Wawancara 20 Juni 2022)

Sedangkan berdasarkan wawancara dengan M. Alfian siswa kelas

VIII mengatakan bahwa:

“Faktor yang mempengaruhi ialah teman juga, cuma teman saya


memberi pengaruh yang baik terhadap saya seperti membantu
saya kalau saya tidak paham dalam belajar PAI.
(Wawancara 20 Juni 2022)

Dari hasil wawancara dengan siswa kelas VIII dapat diketahui

bahwa faktor yang mempengaruhi kematangan belajar siswa ialah

faktor eksternal seperti teman yang memberi pengaruh baik dan juga

buruk terhadap siswa kelas VIII dan guru yaitu Ibu Ismaidah yang

juga memberi pengaruh yang sangat baik seperti memberi motivasi

terhadap siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMP Swasta

Islam Bifahmil Anbiya.


59

3. Upaya guru dalam meningkatkan kematangan belajar siswa pada mata

pelajaran PAI

Upaya guru sangat penting dalam meningkatkan kematangan belajar.

Terlebih lagi dalam mengetahui kondisi belajar siswa yang di binanya.

Sebagai bentuk pencapaian keefektifan dalam mengajar, perlu adanya

upaya baik yang dirancang secara tertulis maupun dalam kebiasaan yang

dijadikan prinsip. Guru PAI di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya telah

memberikan usaha dalam menyiapkan siswanya dalam belajar.

Berdasarkan wawancara dengan ibu Ismaidah selaku guru PAI

mengatakan bahwa:

“Upaya Ibu dalam meningkatkan kematangan belajar ialah pertama-


tama biasanya ibu itu merancang pembelajaran pakai RPP, bila RPP
bagus pelaksanaannya insya Allah juga bagus, terus lagi dalam RPP
itu hendaknya ada pemberian motivasi supaya siswanya semangat
dalam belajar, terus lagi misalkan siswanya merasa bosan bisa ibu
lakukan dengan ice breaking, terus lagi ketika dalam pembelajaran
memfokuskan kepada siswa bisa dilakukan kegiatan belajar dengan
metode-metode menarik supaya siswa semangat dalam belajar.
(Wawancara 20 Juni 2022)

Dari hasil wawancara dengan ibu Ismaidah selaku guru PAI dapat

diketahui bahwa upaya ibu Ismaidah dalam meningkatkan kematangan

belajar siswa ialah dengan merancang pembelajaran menggunakan RPP,

memberi motivasi, kegiatan ice breaking, dan menggunakan metode

menarik untuk memfokuskan siswa dalam belajar.


60

C. Analisis Data

Setelah proses penyajian data, maka kegiatan selanjutnya adalah

menganalisis data-data tersebut agar menjadi lebih terarah

penganalisisannya maka di sini peneliti mengemukakan berdasarkan

penyajian data itu pula yakni sebagai berikut:

1. Kematangan siswa pada mata pelajaran PAI

a. Kematangan belajar siswa

Hasil dari data yang didapatkan peneliti melalui wawancara dapat

diketahui bahwa kematangan belajar siswa pada mata pelajaran PAI di

SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya bagus, terdapat banyak siswa

yang berani bertanya dan dapat menjawab pertanyaan dari gurunya,

cuma masih ada sedikit siswa yang belum matang dalam belajarnya

seperti masih bingung dalam menanggapi pembelajaran tersebut.

Berbeda dengan penjajakan awal peneliti bahwa banyak murid yang

pendiam atau tidak bertanya dan tidak menjawab pertanyaan dari

guru.

Hal ini berkaitan dengan teori Gordon Willard Allport yang

menyatakan:

Kematangan diartikan sebagai pertumbuhan kepribadian dan


intelegensi secara bebas dan wajar, seiring dengan perkembangan
yang relevan. Kematangan dicapai seseorang melalui
perkembangan hidup yang berakumulasi dengan berbagai
pengalaman. Individu dalam menjalani fase kehidupannya,
memperoleh dan mengolah berbagai pengalaman hidupnya, baik
secara fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Akumulasi dari
pengalaman hidup tersebut kemudian terefleksikan dalam
pandangan hidup, sikap, dan perilaku sehari-hari.1
61

Dengan demikian, banyak siswa di SMP Swasta Islam Bifahmil

Anbiya dengan pengalaman belajar kematangan belajarnya

berkembang dan sedikit siswa yang belum berkembang

kematangannya dengan pengalaman belajarnya.

b. Prinsip-prinsip belajar

1) Motivasi

Berdasarkan hasil penelitian, berkenaan dengan motivasi guru PAI

di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya memberi motivasi saat

kegiatan belajar mengajar yaitu dengan memberi ransangan kepada

siswanya, memberi perhatian kepada siswanya, dan jikalau

mendapat ranking akan mendapat hadiah tambahan dari ibu

Ismaidah agar siswa semangat dalam belajar.

Hal ini berkaitan dengan pernyataan Andi Thahir dalam bukunya

yang berjudul Psikologi Belajar:

Motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan tertentu dan didukung


dengan sarana yang ada, maka ia akan mencurahkan segenap
upaya yang diperlukan untuk mempelajari metode-metode yang
tepat dan baik.2

Dengan demikian dapat bahwa diketahui Guru PAI di SMP Swasta

Islam Bifahmil Anbiya memberi motivasi dengan caranya yang tepat

dan baik untuk membuat siswanya semangat dalam belajar.

2) Perhatian

Berdasarkan hasil penelitian, guru PAI di SMP Swasta Islam

Bifahmil Anbiya sangat perhatian kepada siswanya dengan

menanyai siswanya apakah ada masalah kalau ada akan diberikan


62

solusinya dan memberitahu siswanya untuk jangan pernah

membolos pada pelajaran.

Hal ini berkaitan dengan pernyataan Andi Thahir dalam bukunya

yang berjudul Psikologi Belajar:

Perhatian adalah merupakan faktor penting dalam belajar,


memperoleh pengertian dari ilmu pengetahuan dalam hal nasihat
menasihati dalam kebenaran.3

Dengan demikian, guru PAI di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya

sangat perhatian kepada siswanya dengan memberikan solusi kalau

ada masalah dan memberi nasihat yang baik kepada siswanya.

3) Konsentrasi

Berdasarkan hasil penelitian, berkenaan dengan konsentrasi guru

PAI di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya membuat siswanya

konsentrasi dalam belajar ialah dengan menggunakan media seperti

LCD untuk membuat pembelajaran lebih menarik, kalau mereka

ribut diberi teguran dan juga dengan membuat permainan untuk

membuat fokus siswa terhadap pembelajaran.

Hal ini berkaitan dengan pernyataan Andi Thahir dalam bukunya

yang berjudul Psikologi Belajar:

Membangkitkan konsentrasi murid melalui berbagai cara, di


antaranya dengan menggunakan perumpamaan fakta yang
mengandung makna, mengajukan pertanyaan, dan melakukan
dialog maupun diskusi.4

Dengan demikian, guru PAI di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya

membuat siswanya berkonsentrasi dalam belajar ialah dengan


63

berbagai cara termasuk mengajukan pertanyaan di dalam permainan

saat kegiatan belajar mengajar.

c. Karakteristik Siswa

Dari hasil wawancara dengan ibu Ismaidah selaku guru PAI dapat

diketahui bahwa karakteristik siswa berbeda-beda seperti keinginan

yang besar terhadap pengetahuan juga siswa yang mampu berpikir kritis

dalam menghadapi situasi sesuatu dan siswa yang pantang menyerah.

Hal ini berkaitan dengan pernyataan Taufiq Eko Yanto dalam

bukunya yang berjudul Karakteristik Peserta Didik:

1) Selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap


pengetahuan, teknologi, seni, dan informasi baru yang ada di
dunia.
2) Memiliki motivasi internal, dan rasa ingin tahu merupakan
kebutuhan yang muncul, karena mereka adanya tujuannya yang
ingin dicapai.
3) Mengetahui apa yang seharusnya dilakukan tanpa harus sering
diingatkan karena adanya motivasi untuk menyelesaikan tugas-
tugasnya dan hanya sedikit motivasi dari luar untuk
membuatnya menjadi disiplin.
4) Memiliki kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi situasi
tertentu, berjiwa mandiri, melihat sesuatu atau kejadian dari
berbagai kemungkinan.
5) Memiliki kemampuan memahami dengan sedikit atau tanpa
instruksi.
6) Tidak mudah menyerah, sedikit mungkin ingin menguasai
sebuah konsep secara mandiri sebelum minta bantuan kepada
orang lain.5

Dengan demikian, karakteristik siswa di SMP Swasta Islam

Bifahmil Anbiya berbeda-beda. Dan cara guru PAI mengetahui

karakteristik siswa ialah pada saat pembelajaran dan melihat cara

siswa menyelesaikan masalah dalam pembelajaran.


64

2. Faktor yang mempengaruhi kematangan belajar siswa pada mata pelajaran

PAI

Hasil dari data yang didapatkan peneliti melalui wawancara dapat

diketahui bahwa faktor kematangan belajar siswa pada mata pelajaran

PAI di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya menurut guru PAI ialah

motivasi dari guru, sikap siswa sendiri, minat siswa terhadap

pembelajaran, kebiasaan belajar dari siswa, dan kecerdasan siswa. Dan

menurut siswa faktor kematangan belajar siswa ialah orang tua, guru,

teman, dan diri sendiri.

Hal ini berkaitan dengan pernyataan Muhibbin Syah dalam bukunya

yang berjudul Psikologi Belajar yang menyatakan:

4) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni kondisi jasmani dan
rohani siswa.
5) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa.
6) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-
materi pelajaran.6
Dengan demikian, faktor yang mempengaruhi kematangan belajar

siswa di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya kebanyakannya faktor

eksternal yaitu lingkungan di sekitar siswa yaitu seperti teman, guru, dan

orang tua. Berkenaan faktor internal dari beberapa siswa yang diteliti

hanya satu siswa yang terinspirasi dengan dirinya sendiri.


65

3. Upaya guru dalam meningkatkan kematangan belajar siswa pada mata

pelajaran PAI

Hasil dari data yang didapatkan peneliti melalui wawancara dapat

diketahui bahwa upaya guru dalam meningkatkan kematangan belajar

siswa pada mata pelajaran PAI bahwa upaya guru PAI di SMP Swasta

Islam Bifahmil Anbiya dalam meningkatkan kematangan belajar siswa

ialah dengan merancang pembelajaran menggunakan RPP, memberi

motivasi, kegiatan ice breaking, dan menggunakan metode menarik untuk

memfokuskan siswa dalam belajar.

Hal ini berkaitan dengan pernyataan Andi Thahir dalam bukunya yang

berjudul Psikologi Belajar:

Dalam belajar motivasi sangat penting bagi kita yang sedang


menuntut ilmu. Sebab, motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan
tertentu dan didukung dengan sarana yang ada, maka ia akan
mencurahkan segenap upaya yang diperlukan untuk mempelajari
metode-metode yang tepat dan baik.7

Dengan demikian, upaya guru PAI di SMP Swasta Islam Bifahmil

Anbiya meningkatkan kematangan belajar siswa ialah dengan

menggunakan RPP dan memberi motivasi sehingga kematangan belajar

siswa lama kelamaan meningkat dengan sendirinya.


66

SUMBER KUTIPAN BAB IV

1
Gordon Willard Allport , The Individual and His Religion: A
Psychological Interpretation, (New York: The Macmillan Co, 1950), hlm. 242
2
Andi Thahir, Psikologi Belajar, (Bandar Lampung: LP2M UIN Raden
Intan Lampung, 2014), hlm. 201-202.
3
Ibid., hlm. 201.
4
Ibid., hlm. 202.
5
Taufiq Eko Yanto, Karakteristik Peserta Didik, (Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), hlm. 3-4
6
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006), Ed. 5, hlm. 144
7
Andi Thahir, Psikologi Belajar, op. cit, hlm. 201.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengemukakan terhadap hasil yang diperoleh dari penelitian

tentang Analisis Kematangan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP

Swasta Islam Bifahmil Anbiya Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa kematangan belajar siswa pada mata

pelajaran PAI di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya bagus, dan upaya

gurunya dalam meningkatkan kematangan belajar siswa juga bagus dengan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kematangan siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Swasta Islam

Bifahmil Anbiya sudah bagus, terdapat banyak siswa yang berani bertanya

dan dapat menjawab pertanyaan dari gurunya, cuma masih ada sedikit

siswa yang belum matang dalam belajarnya seperti masih bingung dalam

menanggapi pembelajaran tersebut.

2. Faktor yang mempengaruhi kematangan belajar siswa di SMP Swasta

Islam Bifahmil Anbiya kebanyakannya faktor eksternal yaitu lingkungan

di sekitar siswa seperti teman, guru, dan orang tua. Berkenaan faktor

internal dari beberapa siswa yang diteliti hanya satu siswa yang terinspirasi

dengan dirinya sendiri. Dari kedua faktor tersebut ada pengaruh baik dan

buruk juga untuk siswa.

67
68

3. Upaya guru PAI di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya dalam

meningkatkan kematangan belajar siswa ialah dengan merancang

pembelajaran menggunakan RPP, memberi motivasi, kegiatan ice

breaking, dan menggunakan metode menarik untuk memfokuskan siswa

dalam belajar.

B. Saran-saran

1. Untuk guru PAI, agar selalu senantiasa memberikan motivasi dan arahan

kepada siswanya supaya kematangan belajar siswanya bagus.

2. Untuk siswa, agar selalu belajar segiat-giatnya untuk meningkatkan

kematangan belajarnya.

3. Kepada para peneliti selanjutnya yang ingin meneliti diharapkan dapat

lebih dalam lagi menggali informasi khususnya mengenai Analisis

Kematangan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI.


69

DAFTAR PUSTAKA

Akrim, Strategi Peningkatan Daya Minat Belajar Siswa, Medan, Pustaka Ilmu,
2021.

Allport, Gordon Willard, The Individual and His Religion: A Psychological


Interpretation, New York, The Macmillan Co, 1950.

Alwisol, Psikologi Kepribadian, Malang: UMM Press, Cet. Ke-14, 2017.

Asruri, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner, Purwokerto Selatan,


CV. Pena Persada, 2020.

B, Abdullah, Ilmu Pendidikan Islam, Makassar, Alauddin University Press,


2018.

Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta, Arruz Media, 2010.

Baihaqi, M.I.F, Psikologi Pertumbuhan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Depag RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya, Jakarta, Depag RI, 1971.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, Jakarta, Balai


Pustaka, 1996.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, Jakarta, Pusat


Bahasa, 2010.

Ezda Zaduqisti, dkk., Pemahaman Konsep Jihad, Pekalongan, STAIN


Pekalongan Press, 2016.

Halid Ahmad, Prospek Pendidikan Agama Islam dan Keagamaan, Jember, UIJ
Kyai Mojo, 2012.

Harto, Kasinyo, Pengembangan Pembelajaran PAI Berwawasan Islam


Wasatiyah, Palembang, Semesta Aksara, 2021.

Hasbullah, Otonomi Pendidikan, Jakarta, PT Rajawali Pers, 2010.

Indayati, Retno Psikologi Pendidikan, Tulungagung, Centre For Studying and


Milieu Development, 2017.

Jahja, Yudrik, Psikologi Perkembangan, Jakarta, Kencana, 2011.


70

Kartono, Kartini, Teori Kepribadian, Bandung, Alumni, 1980.

Komalasari, Kokom, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung,


PT. Refika Aditama, 2011.

Makmun, Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan: Perangakat Sistem


Pengajaran Modul, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009

Monks, Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya,


Yogyakarta, Gajah Mada University, 1999.

Mujib, Abdul, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 2007.

Rifa`i, Muhammad, Manajemen Peserta Didik, Medan, CV. Widya Puspita,


2018.

Riniawati, Guru Pelaksana Pendidikan Karakter Di Sekolah, Pontianak, IAIN


Pontianak Press, 2020.

Rohmadi, Syamsul Huda, Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,


Yogyakarta, Araska, 2012.

Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta, 2012.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, PT.


Rineka Cipta,2010.

Suliarso, Marius dkk, Pembelajaran Online Matematika Berbasis Blended


Learning, Bandung, CV. Widina Media Utama, 2021.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Kepribadian, Jakarta, PT. Grafindo Persada, 2007.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung, PT.


Remaja Rosdakarya, 2011.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, Ed. 5,
2006.

Susiyanti, “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Membentuk


Karakter Islami (Akhlak Mahmudah)”, Skripsi, Bandar Lampung, Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan, 2016.

Thahir, Andi, Psikologi Belajar, Bandar Lampung, LP2M UIN Raden Intan
Lampung, 2014.
71

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, Bandung,


Alfabeta, 2009.

Tim Penulis RI, Al-Qur`an dan Terjemahannya, Bandung, PT. Cordoba


Internasional Indonesia, 2016.

Tim Redaksi Fokus Media, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan


Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung, Fokus Media, 2006.

Wijaya, Candra, Ilmu Pendidikan Islam, Medan, Lembaga Peduli Pengembangan


Pendidikan Indonesia, 2016.

Yanto, Taufiq Eko, Karakteristik Peserta Didik, Jakarta, Kementerian Pendidikan


dan Kebudayaan, 2016.

Zainuddin, “Kematangan Psikologis dalam Membangkitkan Minat Belajar


Siswa”, Jurnal Cakrawala Kependidikan, Vol. 9, No. 2, 2011.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TERJEMAH

No Halaman Nomor Terjemah


Kutipan
1. 3 4 1. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang menciptakan”.
2. “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah”.
3. “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Mulia”.
4. “Yang mengajar (manusia) dengan pena”.
5. “Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya.”
2. 4 5 “Dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah SAW
bersabda: Barang siapa yang keluar untuk mencari
ilmu, maka yang bersangkutan berada di jalan
Allah sampai ia kembali dari kegiatan menuntut
ilmu. (H.R. Turmuziy)
3. 16 9 “Maka jika kamu berpaling (dari peringatanku),
aku tidak meminta imbalan sedikit pun darimu.
Imbalanku tidak lain hanyalah Allah, dan aku
diperintah agar aku termasuk golongan orang-orang
Muslim (berserah diri).”
4. 19 15 Memperoleh pengetahuan atau menguasai
pengalaman, dan mendapatkan informasi atau
menemukan.
PEDOMAN WAWANCARA

A. Untuk Kepala Sekolah

1. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya ?

2. Apa saja saran dan prasarana yang tersedia di SMP Swasta Islam Bifahmil

Anbiya ?

3. Berapa Jumlah tenaga pengajar di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya ?

4. Berapa Jumlah siswa dan siswi di SMP Swasta Islam Bifahmil Anbiya ?

B. Untuk Tata Usaha

1. Apakah ada dokumen mengenai sejarah berdirinya SMP Swasta Islam

Bifahmil Anbiya ?

2. Apakah ada dokumen mengenai jumlah para guru di SMP Swasta Islam

Bifahmil Anbiya ?

3. Apakah ada dokumen mengenai jumlah para siswa di SMP Swasta Islam

Bifahmil Anbiya ?

4. Apakah ada dokumen mengenai sarana dan prasarana di SMP Swasta Islam

Bifahmil Anbiya ?

C. Untuk Guru

1. Kematangan Belajar Siswa

- Menurut Ibu bagaimana kematangan belajar siswa/i saat pembelajaran di

kelas

- Bagaimana Upaya Ibu dalam meningkatkan kematangan belajar siswa/i

saat kegiatan belajar mengajar


2. Prinsip-prinsip Belajar

a. Motivasi

- Bagaimana cara Ibu memberikan motivasi saat kegiatan belajar

mengajar kepada siswa/i ?

b. Perhatian

- Bagaimana cara Ibu melakukan perhatian terhadap siswa/i ?

c. Konsentrasi

- Bagaimana cara Ibu memfokuskan siswa/i saat kegiatan belajar

mengajar ?

3. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

- Menurut Ibu faktor apa saja yang biasanya mempengaruhi kematangan

belajar siswa/i ?

4. Karakteristik Siswa

- Karakteristik siswa seperti apa yang Ibu temui selama kegiatan belajar

mengajar di kelas ?

- Bagaimana cara Ibu mengetahui karakteristik siswa/i di kelas dalam

kegiatan belajar mengajar ?

D. Untuk Siswa

1. Prinsip-prinsip belajar

a. Motivasi

- Menurut saudara/i bagaimana Guru PAI ada memberikan motivasi

saat kegiatan belajar mengajar kepada siswa/i


b. Perhatian

- Menurut saudara/i bagaimana Guru PAI melakukan perhatian

terhadap siswa/i

c. Konsentrasi

- Menurut saudara/i bagaimana cara Guru PAI memfokuskan siswa/i

saat kegiatan belajar mengajar

2. Faktor yang mempengaruhi belajar

- Menurut saudara/i faktor apa saja yang biasanya mempengaruhi belajar


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : MUHAMMAD YUSUF


2. Tempat dan Tanggal Lahir : Amuntai, 13 Juni 2000
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Status : Belum Kawin
6. Kewarganegaraan : Indonesia
7. Alamat : Jl. Mahakam RT.02 RW.06 No. 141
Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas
8. Riwayat Pendidikan : a. MI Islamiyah Tahun 2011/2012
b. SMP Islam Bifahmil Anbiya / SMP
Swasta Islam Bifahmil Anbiya
(sekarang) Tahun 2014/2015
c. MA NIPA RAKHA Tahun 2017/2018

9. Orang Tua
a. Ayah : AKHMAD SYAMSUNI (ALM)
Pekerjaan : -
Alamat : -

b. Ibu : HERNANI
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Mahakam RT.02 RW.06 No. 141
Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas
10. Anak : Ke-1 dari 3 bersaudara

Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya, untuk diketahui
sebagaimana mestinya.

Amuntai, 06 Juli 2022


Penulis,

MUHAMMAD YUSUF

Anda mungkin juga menyukai