Selain itu, Pemerintah juga memiliki peran penting dalam mencapai tujuan SDGs no 16. Pencapaian yang harus
dilakukan meliputi mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif demi pembangunan berkelanjutan,
menyediakan akses keadilan bagi semua dan membangun lembaga yang efektif, akuntabel dan inklusif di seluruh
tingkatan. Dalam kajian ini, salah satu program yang hendak disasar adalah membangun masyarakat yang damai
dan inklusif yang ditanamkan pada anak sejak dini. Hal tersebut dikarenakan Indonesia menjadi salah satu negara
yang ikut mendukung dan menyepakati program pembangunan SDGs.
LATAR BELAKANG
Dalam implementasinya, Indonesia sendiri telah menjamin warga negaranya untuk mendapatkan hak-hak
secara merata yang tertuang dalam konstitusi. Dilihat dari segi hukum, komitmen Indonesia dalam
mendukung program SDGs nomor 16 juga sudah tertuang pada pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Hal tersebut yang menjadikan aksi nyata bagi bangsa Indonesia dalam
menjalankan program membangun masyarakat yang damai dan inklusif.
Akan tetapi, mewujudkan program membangun masyarakat yang damai dan inklusif tentunya bukan hal
yang mudah. Indonesia masih mengalami beberapa permasalahan yang menghambat tercapainya program
tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan bantuan dari segenap unsur masyarakat Indonesia
untuk bersama-sama memiliki keinginan dalam pencapaian tujuan SDGs nomor 16. Lahirnya karakter
kepemimpinan dan bela negara dalam setiap generasi muda bangsa Indonesia juga merupakan hal yang
penting. Sebab, generasi tersebut dapat dipersiapkan menjadi pemimpin yang mampu membangun
masyarakat yang damai dan inklusif sejak dini.
LATAR BELAKANG
Dalam implementasinya, Indonesia sendiri telah menjamin warga negaranya untuk mendapatkan hak-hak
secara merata yang tertuang dalam konstitusi. Dilihat dari segi hukum, komitmen Indonesia dalam
mendukung program SDGs nomor 16 juga sudah tertuang pada pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Hal tersebut yang menjadikan aksi nyata bagi bangsa Indonesia dalam
menjalankan program membangun masyarakat yang damai dan inklusif.
Akan tetapi, mewujudkan program membangun masyarakat yang damai dan inklusif tentunya bukan hal
yang mudah. Indonesia masih mengalami beberapa permasalahan yang menghambat tercapainya program
tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan bantuan dari segenap unsur masyarakat Indonesia
untuk bersama-sama memiliki keinginan dalam pencapaian tujuan SDGs nomor 16. Lahirnya karakter
kepemimpinan dan bela negara dalam setiap generasi muda bangsa Indonesia juga merupakan hal yang
penting. Sebab, generasi tersebut dapat dipersiapkan menjadi pemimpin yang mampu membangun
masyarakat yang damai dan inklusif sejak dini.
5
RUMUSAN MASALAH
Sorang pemimpin perlu untuk memiliki keberanian, jiwa kreatif,
dan inovatif untuk menghadapi hambatan dan tantangan yang
ada di masa perubahan zaman ini dengan menerapkan
aktualisasi bela negara untuk mencapai keadilan dan
kelembagaan yang tangguh di Indonesia. Sehingga, untuk
mencapai tujuan kompleks dari SDGs, diharapkan seorang
pemimpin memiliki kemampuan untuk mengolah kemajuan
teknologi dan sumber daya manusia dengan baik dan tepat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif bersifat studi pustaka
dengan menggunakan sumber data yang berasal dari jurnal-jurnal ilmiah, artikel-
artikel ilmiah dan buku-buku ilmiah yang relevan dengan penelitian yang
diangkat.
di Tengah Pandemi
Negara Pada Remaja Milenial
Kewarganegaraan Dalam
Bela negara adalah hak dan Kurangnya kesadaran bela negara yang Era Global
kewajiban bagi setiap warga dimiliki remaja milenial saat ini dapat diperlukan peran serta dunia
negara, tidak hanya TNI dan membahayakan kedaulatan bangsa. Guna pendidikan dalam upaya
Polri saja yang harus mewujudkan Indonesia Emas, generasi ini menyiapkan para pemimpin
membela tanah air, tetapi haruslah dibekali, didukung, dibina dan tersebut yakni melalui materi
setiap warga negara ditumbuhkan akan kesadaran bela negara pembelajaran Pendidikan
memiliki hak dan kewajiban demi mempertahankan dan menjaga Pancasila dan Kewarganegaraan.
atas bela negara sebagai keutuhan serta kedaulatan negara Indonesia. Pemimpin di era global haruslah
komponen pendukung para Dalam membangun kesadaran bela negara memiliki sikap dan karakter warga
TNI dan Polri. Ditengah pada remaja milenial dapat dilakukan melalui negara yang berjiwa
pendidikan bela negara yang dimuat dan Nasionalisme, dengan
pandemi seperti terjadi di
dijadikan kurikulum dalam pendidikan mengamalkan nilai-nilai yang
Indonesia saat ini pun setiap
kewarganegaraan dan pendidikan moral terkandung dalam dasar negara
warga negara tetap memiliki
pancasila yang ditanamkan sejak dini pada Pancasila pada kehidupan sehari-
hak dan kewajibannya untuk
pendidikan sekolah hingga perguruan tinggi. hari.
membela negara.
FAKTOR YANG MEMENGARUHI SDGS
Dengan menumbuhkan semangat bela negara dapat mewujudkan rasa saling menghormati dan
menghargai perbedaan, menghilangkan sikap negatif seperti egois dan apatis, melatih jiwa leadership,
membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas dan sebagainya. Apabila seluruh masyarakat dapat
menanamkan bela negara dalam kehidupan maka akan terwujud perdamaian. Selain itu, pemimpin dan
pemerintah dapat terlibat aktif dalam menangani konflik dan kekerasan, dengan melakukan advokasi legal,
yaitu pemberian bantuan hukum (litigasi) terhadap individu atau kelompok yang mengalami ketidakadilan
serta menghukum pelaku seberat-beratnya. Sehingga memberikan rasa aman kepada seluruh
masyarakat dan pelaku takut akan akibat yang terjadi apabila melakukan tindak kekerasan atau hal yang
melanggar hukum.
AKTUALISASI BELA NEGARA BAGI PEMIMPIN DALAM MENCAPAI
KEADILAN DAN KELEMBAGAAN YANG TANGGUH
Melakukan upaya bela negara tidak semata-mata hanya untuk memenuhi kewajiban sebagai seorang
warga negara, tetapi lebih dari sekedar itu. Bukan sekadar hiasan atau simbol negara. Namun, selayaknya
menjadi semacam pemandu arah agar kebangsaan dan kenegaraan tetap kokoh. Tindakan yang
dilakukan bisa memberikan dampak bagi kehidupan seperti halnya membawa keadilan dan menciptakan
kelembagaan yang tangguh. Tindakan bela negara bisa membawa hal positif, sebab dapat menghadirkan
suasana yang harmonis antar berbagai komponen bangsa. Inilah jalinan persatuan dan kesatuan yang
hakiki. Seorang pemimpin sudah selayaknya paham perihal keadilan dan penguatan kelembagaan,
keadilan antar anggota harus merata serta terjamin dan diberlakukan dengan jujur yang nantinya akan
berdampak untuk menciptakan kelembagaan yang kuat, tangguh.
Bagi seorang presiden, yang merupakan pemimpin suatu negara, menciptakan keadilan sosial berarti
pemerataan kesejahteraan secara proporsional bagi seluruh rakyat, siapapun dan dimanapun mereka
berada dengan tetap memberikan penghargaan kepada yang berprestasi, kesempatan yang terbuka bagi
yang mau bekerja, pemihakan kepada yang lemah, dan perlindungan bagi yang tidak berdaya. Walaupun
ketimpangan masih terlihat nyata, namun pemimpin terus berupaya untuk menciptakan keadilan bagi
seluruh masyarakat Indonesia. Jika keadilan tidak dapat tercipta maka hal ini akan melahirkan tindakan
kekerasan yang dapat memecah belah kehidupan dalam suatu negara.
Pencapaian SDGs 16 di Indonesia
MY PROJECT
1. Pemerintah Indonesia menyediakan perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan dengan
mengoptimalkan
Lorem ipsum dolor sit mekanisme
amet, consectetur pencegahan, penanganan, dan rehabilitasi bagi anak, dan
adipiscing elit, sed do eiusmod tempor
perempuan
incididunt yang
ut labore mengalami
et dolore magna aliqua.kekerasan
Ut
enim ad minim veniam,
2. Penerapan pendidikan anti korupsi ini untuk mencapai sasaran kelima SDGs 16 yaitu
mengurangi korupsi dan penyuapan dalam segala bentuknya.
3. Pemerintah Indonesia akan mengoptimalkan kapasitas lembaga negara menjadi lebih
efektif, akuntabel dan transparan untuk semua lapisan masyarakat
4. Pemerintah Indonesia telah mencapai peningkatan jangkauan dan pengembangan
registrasi vital yang terintegrasi dalam rangka memenuhi target kesembilan tentang
memberikan identitas yang sah bagi semua, termasuk pencatatan kelahiran
HAMBATAN SEORANG PEMIMPIN DALAM MENCAPAI
TUJUAN SDGS NO. 16
Dalam mencapai tujuan SDGs No. 16 tidak dapat dipungkiri masih banyak terdapat
persoalan yang kompleks di Indonesia yang menjadi hambatan, yaitu sebgaai
berikut:
Beyond Post- Modern Era Intoleransi
Teknologi yang semakin maju dan canggih Intoleransi merupakan tindakan yang tidak toleran
memang memudahkan namun juga atau tidak memiliki tenggang rasa. Intoleransi
memunculkan persoalan. Kurangnya biasanya sering dihubungkan dengan kepercayaan
pemanfaatan teknologi dengan baik juga atau praktik agama lain. Fakta menyebutkan
membuat tantangan semakin banyak bahwa tindak intoleransi beragama di Indonesia
terlebih penguasa media yang semakin meningkat. Intoleransi ini adalah hasil dari
canggih membuat segalanya dapat dengan kelalaian bangsa untuk menjaga nilai, menjaga
mudah memanas dan terjadi konflik. panji, menjaga semangat Pancasila yang
merupakan kesepakatan bersama
HAMBATAN SEORANG PEMIMPIN DALAM MENCAPAI
TUJUAN SDGS NO. 16
Korupsi Radikalisme
Korupsi merupakan musuh bersama bahkan Radikalisme merupakan paham yang
disebut sebagai kejahatan yang luar biasa menghendaki terjadinya perubahan signifikan
(extraordinary crimes). Upaya yang dalam bidang agama, politik dan juga sosial.
dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah, Pendekatan yang dipakai dengan cara
memperberat hukuman, memperkuat KPK, ekstrim/kekerasan yang berpotensi terjadinya
dan lainnya tidak menjadi efek jera bagi konflik. Hal ini terjadi karena didasarkan pada
para pelakunya. Praktik nepotisme, keyakinan tentang nilai, ide, dan pandangan yang
lemahnya penegakkan hukum, wibawa dimiliki oleh seseorang yang dinilai sebagai yang
hukum yang merosot, rendahnya komitmen paling benar dan menganggap yang lain salah
moral, rendahnya peran hati nurani menjadi dan tidak menerima pemikiran orang lain, selain
pemicu utama terjadinya praktik-praktik pikiran dan kelompoknya sendiri.
korupsi ini.
HAMBATAN SEORANG PEMIMPIN DALAM MENCAPAI
TUJUAN SDGS NO. 16
Terorisme dikenal sebagai bentuk Menurut data Persentase penduduk miskin pada
kekerasan atas nama agama serta September 2021 sebesar 9,71 persen. Kemiskinan
ancaman atau penggunaan kekerasan terjadi bukan hanya karena kekurangan sumber
untuk tujuan politik yang dilakukan oleh daya alam, tetapi juga karena faktor sumber daya
individu atau kelompok untuk menentang manusia yang sangat terbatas dalam
pemerintah yang sah, dengan menakut- pengetahuan dan keterampilan mengelola
nakuti masyarakat. Persoalan terorisme sumber daya alam. Hal tersebut juga menyangkut
ini tidak mudah dipahami. pendidikan atau latar belakang masyarakat
tersebut.