PREVENTION
BUSINESS
CONTINUITY
PREPAREDNESS
RECOVERY
RESPONSE
Ketika terjadi keadaan darurat atau emergency, seringkali kita lupa apa saja yang harus dilakukan.
Perencanaan dan identifikasi keadaan darurat di lokasi kerja adalah salah satu poin yang harus
melibatkan tim HSE atau ahli Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) atau ahli Keselamatan Proses dan Loss
Prevention.
Tulisan ini hanya akan menggambarkan alur identifikasi keadaan darurat di lokasi kerja, apa saja
perbedaan tahapan masing masing sesuai bagan diatas, apa yang harus dilakukan sebelum keadaan
darurat terjadi, saat kejadian darurat terjadi dan setelah kejadian darurat terjadi.
Tulisan ini tidak akan menggambarkan hubungan dengan response terkait area di luar lokasi kerja
seperti pengumuman evakuasi ke masyarakat sekitar, dst.
1|Page
Kita ambil satu pekerjaan hydrojetting untuk menjelaskan lebih dalam bagan alur identifikasi terkait
tahapan analisa potensi keadaan darurat, dalam kehidupan sehari-hari ibaratnya hydrojetting ini
seorang yang kerja dengan mesin semprot air pencuci mobil, namun ada perbedaannya. Perbedaaanya
tekanan airnya bisa mencapai 10000 psi atau 700 bar, dimana mesin listrik semprot air pencuci mobil
tekanannya itu hanya seperlima nya atau max bisa mencapai 4000 psi bila mesinnya digerakkan oleh
kombinasi gas dan listrik. Sebagai info saja, tekanan air lebih 30 psi bisa merusak lapisan terluar dari
mata. Dan tekanan lebih dari 50 psi dalam kurun lebih satu detik fokus ke satu bagian tubuh berpotensi
dapat melukai tubuh.
Gabungan identifikasi tahap prevention dan preparedness di sebuah industri terkadang disebut risk
assessment dan pre-incident planning (PIP).
PREVENTION
Katakan kita mau melakukan hydrojetting untuk membersihkan heat exchanger (alat perpindahan
panas) yang dibersihkan adalah bagian luar yang berkarat termasuk satu persatu tubing-tubing panjang
di dalamnya yang jumlahnya ratusan atau puluhan yang mungkin tersumbat.
Gambar 3 : Heat Exchanger dalam posisi siap digunakan dan dibuka untuk dibersihkan.
Hal apa yang kita harus identifikasi akan potensi keadaan darurat di pekerjaan pembersihan heat
exchanger dengan metoda hydrojetting tersebut, berikut adalah contoh daftar nya :
- Apa site survey telah dilakukan utk melihat geometri, kontur dan besar Heat Exchanger ?
- Apa kotoran yang harus dibersihkan apakah akan potensi terhisap oleh manusia, cipratannya
apakah berbahaya atau padatannya berbahaya ?
- Apakah personnel harus masuk ke dalam heat exchanger untuk membersihkan sehingga
terpapar bahaya confined space entry dan heat stress ?
- Berapa tekanan maximum yang diijinkan dan apakah mesin hydrojettingnya (semprot air) bisa
diatur untuk melepaskan tekanan tersebut ?
- Apakah ada bagian Heat Exchanger yang tidak boleh disemprot dengan tekanan tertentu seperti
sudah aus, korosi dan rapuh dan bagian mana saja ?
- Apakah perlu tangga, scaffolding/perancah serta pengaman dari bahaya jatuh saat bekerja ?
- Apakah PPE dipunyai tim pekerja dan perlu PPE specific seperti baju tahan tembakan yang
melindungi seluruh tubuh termasuk wajah dan leher ?
2|Page
- Apakah perlu sertifikasi khusus atau pekerja harus merupakan mantan fire fighter atau mantan
militer terlatih yang terbiasa memegang selang/hose bertekanan tinggi atau senapan penembak
atau telah dibekali pelatihan fire fighter dan penembak khusus.
- Apakah tembakan air berupa gun seperti gambar 2 yang bisa diatur tekanannya dengan tangan
atau tubing dan selang pendek dengan pedal kaki yang bisa dilepas dan ditekan atau hanya
selang saja seperti konfigurasi pompa ban di jalan ?
- Apakah gun semprot air bisa dihentikan semprotan air bertekanannya secara otomatis baik
dengan pedal atau tuas tangan ? Berapa lama bisa terhenti tekanan airnya bila tuas ditekan atau
pedal kaki dilepas … (detik) ?
- Apa saja engineering safeguard yang bisa dibuat untuk mencegah paparan tekanan tinggi
terhadap tubuh.
- Apakah pekerja punya back-up personilnya bila salah satu meninggal
- Apakah risk assessment, JSA dan SOP telah dibuat untuk pekerjaan ini.
Jika semua hal diatas tersebut di cek maka diakhir tahap identifikasi ALUR PREVENTION, kita harus
mengambil kesimpulan apa keadaan darurat yang bisa terjadi seperti berikut atau disebut possible
credible incident result :
a. Splash atau chemical exposure : pusing dan lemas; pingsan atau potensi meninggal
b. Jatuh dari ketinggian : jatuh dan terbentur; luka atau potensi meninggal.
c. Kekurangan udara di confined space : lemas, pingsan; luka dan potensi meninggal.
d. Terkena tembakan air bertekanan tinggi (600 bar) : luka atau bolong salah satu anggota tubuh;
MTC atau LTI.
e. Terkena tembakan air bertekanan tinggi (600 bar) : terkena organ penting, pembuluh darah di
leher, mata, pembuluh darah di ketiak, telinga dan kepala; meninggal.
PREPAREDNESS
Setelah possible credible incident result ditentukan tahapan selanjutnya adalah menganalisa apa saja
yang harus disiapkan untuk masing-masing incident a sampai e diatas. Contoh :
3|Page
- Bila ada korban siapa saja yang harus dihubungi dan bertanggung jawab.
- Apakah tim emergency response ini diketahui para pekerja
RESPONSE
Gabungan informasi dari prevention dan preparedness ini akan menentukan apa saja yang harus
diperhatikan untuk menuliskan emergency response plan yang baik.
Selain itu jika keadaan emergency benar-benar terjadi maka berapa lama waktu rescue dan evakuasi
bisa dihitung serta drill bisa disiapkan dan dihitung efektifnya dengan berbagai potensi skenario dan
dilihat dari berbagai aspek seperti kesehatan – fungsi anggota tubuh, paparan lingkungan ataupun
rusaknya aset dan fasilitas.
Setiap fungsi dari struktur organisasi emergency management dapat dirumuskan dan dilihat
keefektifannya saat response dilakukan. Semua resource dan logistic pun dapat dilihat kekurangannya
saat response dilakukan.
RECOVERY
Bagian ini bisa ditulis lebih lanjut karena cukup erat kaitannya dengan business continuity.
4|Page