Anda di halaman 1dari 14

Introduction HSSE

Oleh : Djoko Susanto ( Purna Tugas VP HSSE Pertamina )


Dalam perusahan migas mengenal 3 aspek yang harus diperhatkan yakni high cost, high
technology dan high risk. Dalam HSSE ( Health Safety Security Environment ). Dalam aspek high risk,
maka HSSE adalah perihal penting yang harus diperhatikan untuk menekan risiko yang terjadi.
Faktor High Risk mencakupi 3P, antara lain :

 People ( Human Error )


 Peralatan ( Maintenance )
 Procedur ( Standar Operasional Prosedur )
HSSE mutlak dimiliki oleh semua perusahaan, hal ini karena HSSE secara tersurat tertuang
dalam Peraturan Undang-Undang Indonesia, diantaranya :
- UU no.1 / 1970 tentang Keselamatan Kerja
- UU no.23/ 1992 tentang Kesehatan Kerja
- UU no.22/ 2001 tentang Migas  SKK Migas dikeluarkan dari Pertamina
- UU no.13/ 2003 tentang Ketenagakerjaan
- UU no.32/ 2009 tentang Perlindungan Lingkungan Hidup
- UU no. 2 / 2001 tentang POLRI  Security
HSSE juga mengenal mengani HSSE Excelent, yang isinya :
- To provide a safe environment ( Lingkungan )
- Perform customer and supplier expectation ( Harapan Customer )
- Pertumbuhan profit with no fatalities
- Creating opportunities of personal growth for all employees

Pada perusahaan Pertamina juga menerapkan konsep operasi sebagai berikut :


- Tanpa Insiden
- Tanpa tuntutan ganti rugi
- Tanpa gangguan operasi
- Tanpa pelanggaran UU
- Meningkatkan Citra K3LL yang baik dimata industry
Mengapa HSSE snagat penting dalam industry Migas ?

 Mengancam bisnis usaha


 Kecelakaan kerja akan menimbulkan cidera karyawan, masyarakat dan lingkungan
 Dampak ekonomi
 Ketentuan UU yang wajib dilaksankan tiap perusahan

Pencegahan Kecelakaan kerja di Pertamina :

 Peningkatan aspek HSSE


 Patuhi UU, K3LL, teknologi tepat guna
 Mengacu accident
 HSSE menjadi aspek penilaian kinerja
Sehingga sebagai bentuk tanggung jawab pekerja Pertamina harus mentaati beberapa hal, antara lain :

 Lakukan pekerjaan seaman mungkin


 Berpartisipasi dalam safety training
 Operasikan equipment sesuai dengan instruksi operasi
 Patuhi tanda – tanda peringatan
 Ikuti semua prosedur safety
 Laporkan semua insiden / hampir celaka di tempat anda
 Jaga sikap ( Good Attitude )
 Memberi informasi kepada atasan segala aspek unsafe condition

__________________________________________________________________________________

Fire Protection System, HSSE Appplience and Handling


Oleh : Djoko Susanto

Definisi api adalah reaksi antara oksigen, bahan bakar dan adanya sumber api. Hal ini lebih
dikenal dnegan istilah segitiga api, yang mana berarti 3 hal yang menimbulkan atau memacu kebakaran.
Segitiga api terdiri dari : Oksigen, Material ( bahan bakar ), panas (titik api).

Fire class berdasar material pembakarnya diklasifikasikan menjadi 4 (sesuai American Standard ):
Type A : akibat kayu, kertas, karet, plastic, pakaian
Type B : akibat minyak, gasoline, cat, bensin
Type C : akibat listrik dan peralatannya
Type D : akibat magnesium, litium, titanium, sodium, potasium
Type K : Bahan-bahan dapur

Pengendalian kebakaran  hilangkan salah satu unsur dari segitiga api


Fire Protection System  suatu usaha pencegahan dan mengatasi kebakaran yang terjadi. FPS
dibagi jadi 2, yakni :
Active Fire Protection : Active Fire Protection ini melingkupi sistem deteksi dana larm
kebakaran, air pemadam, pemadama api bergerak dan fix, sistem pemadaman ringan. Contoh
Portable ( APAR), Semiportable ( Hydrant, Fire Truck Pengangkut air), Fix ( Sprinkle sistem).

Passive Fire Protection : terkait struktur bangunan yang tidak mudah terbakar, opening
protection, fire stopping material, Bahan pencegah kebakaran

Klasifikasi APAR :
1. APAR Water untuk Fire Class A
2. APAR Powder untuk Fire Class A B C D
3. APAR CO2 untuk Fire Class B C D
4. APAR Foam untuk Fire Class A dan B
Fire Appliance :
- Conventional Fire Apparatus ( Mobil Pemadam )
- Aerial Apparatus ( Mobil pemadam yang memiliki tangga telescopic )
- Rescue Apparatus ( untuk membawa korban kebakaran dan peralatan khusus )
- Airport Crash Tender ( untuk wilayah bandara )
-

Bahaya – bahaya di Tempat Kerja


Oleh : Djoko Susanto
Dengan memegang semboyan ZERO FATALITY KITA BISA !!! terkait bahaya yang sering
terajdi dilingkup industry migas, salah satu yang seringkali terjadi adalah kebakaran.
Kebakaran : bisa timbul akibat perpindahan panas yang telah terpacu akibat segitiga api.
Perpindahan panas ada 3, yakni radiasi ( secara langsung atau tanpa perantara ), konduksi ( melalui
aliran fluida ) dan konveksi ( melalui media atau perambatannya melalui benda padat )
Beberapa aspek yang harus diperhatikan terkait pengamanan terkait bahaya bahaya ditempat
kerja :
Prosedur Evakuasi Gedung Tinggi : berjalan cepat, tidak lari, dahulukan wanita dan orang sakit,
kumpul di assembly pint
Housekeeping : Seluruh lorong atau jalan bebas dari unsafe condition ( basah ), kebersihan, kabel
berserakan di rapikan
Aspek dalam housekeeping : Keteraturan, Kebersihan, keselamatan, Ketertiban
Bekerja di Ketinggian : lebih dari 2 meter, memakai fullbody hardnest, under 2m jika ada potensi
bahaya maka dianggap berbahaya.
Operasi Pengangkatan : pastikan sesuai sop
Pekerjaan tanah / galian : Potensi Confine Space ( daera minim oksigen ), harus ada 2 orang, sebelum
masuk harus ada pengecekan dari luar, ada pembatas aera kerja.

Job Safety Analysis


Oleh : Hery Chandra ( Safety produksi dan strategic )
JSA secara Bahasa berarti analisa keselamatan kerja. Secara arti , identifikasi, mitigasi, dan
usaha meminimalkan risiko kecelakaan kerja. Tujuannya untuk menemukan potensi bahaya di segala
proses pekerjaan dan berusaha untuk menaggulanginya.
Manfaat JSA :
- menjelaskan peran kebiasaan pekerjaan
- memberikan prosuder pelaksaan JSA
- sarana pendukung  kerja selamat ( APD )

Metode : melalui formulir JSA dan dokumentasi


JSA harus didokumentasikan, update, melaporkan kecelakaan, pelanggaran JSA, ketidaksiplinan dan
melamporkan hasil inspeksi serta elatihan yang sudah dilakukan
JSA terkait :
1. Bahaya , potensi yang dapat menyebabkan kerugian – kerugian
2. Efek bahaya , akibat dari suatu bahaya bila terjadi
3. Probability ,kemungkina terjadinya bahaya terulang kembali
4. Konsekuensi , dampak akibat bahaya
5. Risiko , gabungan bahaya
Masa berlaku JSA HSSE selama pekerjaan berlangsung ( izin kerja ) maka JSA akan berlaku
terkait SIKA ( Surat Izin kerja ).

Refernsi JSA :
- UU no 1 th. 1950 tentang Keselamatan Kerja
- UU no. 22 th. 2001 tentang Migas
- Pedoman HSSE managemn nomer 1
- Modul Sertifikasi SI ( Safety Inspektor), GSI ( Gas Safety Inspektor), AT ( Ahli Teknik)
Kualifikasi JSA :
- Masing-masing membuat JSAnya sendiri
- Memahami dan mengetahui proses JSA, semua jenis pekerjaan dan pelaksaannya,
pembuatan JSA, konsekuensi dari ketidakpatuhan JSA, lingkup pekerja dan yang
berwenang.
JSA Priority :
- Pekerjaan high risk ( ketinggian, listrik, bawah tanah, gas, dan minya) sesuai OSHAS
- Peekrjaan – pekerjaan baru
Secara hirarki HSSE  STK / Sistem Tata Kerja ( SOP )  JSA

Tindakan Pengendalian JSA


1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Isolasi
4. Rekaya Teknik
5. Administrasi Kontrak
6. Alat Pelindung Diri
HORSE ( HSSE Online Reporting System Enhanced )
Oleh : Hery Chandra ( Safety produksi dan strategic )

Horse adalah laporan pencatatan insiden. Pencatatan dilakukan secara online, menegtahui statistika
kecelakaan kerja.
“ If you can’t measure it, you can’t control it “
HSSE Performance terbagi menjadi bebrapa tahap :
1. Generatif  semua pekerja sudah paham dan mengerti penerapan HSSE
2. Pro-active  masih ada temuan , belum sepenuhnya sadar , terkait buday kerja yang masi
dilanjutkan ( budaya yang tidak sesuai dengan peraturan )
3. Calculatif  memiliki SOP namun tidka ada review mengenainya, kecelakaan masi ada dan
perlu peningkatan
4. Reactive  safety baru dianggap penting tatkala terjadi kecelakaan kerja
5. Patalogical  TIDAK PEDULI DENGAN HSSE
Pertamina saat ini masih pada tahap PRO-ACTIVE dan sudah bergerak menuju GENERATIF
HSSE diukur dengan KPI ( Key Performance Indicator ). KPI melingkupi :
- Mempengaruhi lagging ( jumlah insiden, insiden tinggi)
- Usaha mencegah tujuan akhir di luar target
- Tidak melebihi atau kurang target

TRIR ( Total Recordable Incident Rate )


Yang termasuk TRIR, antara lain :
- Fatality (kematian)
- Hari hilang ( day away from work dikarenakan sakit )
- Pengobatan melebihi perawatan
- Hialng kesadaran
- Cidera / Penyakit signifikan berdasar diagnose
Referensi pencatatn HSSE :
- OSHA
- IOGP
- GRI
- IPIECA
- API
Brenchmark TRIR = (Jumlah Kasus / total jam kerja) x 1.000.000
PEKA ( Pengamatan Keselamatan Kerja )
Oleh : Hery Chandra ( Safety produksi dan strategic )

PEKA adalah mekanisme untuk mengidentifikasi unsafe condition / unsafe action. Di Pertamina
dikenal juga istilah dan mekanisme PEKA Online , yang mana berfungsi unsafe act / unsafe behave di
foto dan diupload ke sistem, siapa saja dapat melaukan PEKA.

Secara definisi, Observasi dan koreksi keselamatan kerja terhadap tindakan dan atau kondisi tidak aman
dilokasi yang dilakukan oleh pekerja, mitra kerja daalm pembuaatn laporan hasil pengamatan PEKA
Tujuan PEKA terkait observasi, koreksi dan lapran secara teknis.

FIRST AID
Oleh : dr. Alfian Husin
Pertolongan pertama dalam lingkup kerja pada suatu kecelakaan yang sering terjadi, seperti :
1. Luka Bakar
Penanganannya siram dengan air bersih mengalir agar supaya menghilangkan kuman dan
menahan panas masuk ke jaringan yang lebih dalam. Air harus ari tawar, apabila menggunakan
air laut, maka sifatnya adalah absorsi, yakni menyerap cairan sehingga semakin perih

2. Jatuh dari Ketinggian


Evakuasi tidak boleh banyak bergerak terutama diarea leher. Beri penyangga pada area leher.
Leher sanagt vital karena menjadi pusat keseimbangan tubuh ( tulang punggumg )

3. Korban tergeletak ( tak sadarkan diri )


Lakukan DRS. ABC(D)  D optisonal
D , Danger ( bahaya ). Cek bahaya terlebih dahulu. Amankan kondisi yang akan menolong.
Janagnsentuh atau memindahkan korban terlebih dahulu dan jangan meninggalkan korban
sendirian. Beri space luas agar oksigen gampang masuk.

R, Respon ( Cek kesadaran ), sentuh bagian yang sopan, seperti pergelangan tangan, atau atau
leher tempat saluran nadi. Apabila memberikan respon positif, seperi mata terbuka, bergerak
anggota tubuh dan bersuara, miringkan posisi ke kanan, krn jika kekiri kurang sesuai dengan
posisi katub jantung yang akan memompa darah. Dimiringkan juga bertujuan agar supaya lidah
tidak menutup jalan oksigen kebelakang dan jika muntah tidak tercecer ke badan korban atau
menegani si penolong.

S, Send for Help, saat masih tidak ada respon, maka segerlah mencari bantuan. Bisa dari orang
sekeliling ataupun menelepon tim medis

A, Airway ( Cek jalan nafas ). Tegadahkan posisi kepala ( Head – Chin – Lift ). Kendorkan
pakaian seperti ikat pinggang, lepas sepatu dan hal pada pakaian yang terikat kencang
B, Breathing ( Cek nafas ). Pastikan mengeceknya dengan 3 alat indera mata,kulit dan telinga.
Metode yang digunakan look,listen,feel. Sehingg apastikan secara pengelihatan apakah korban
bernafas, secara pendengaran, adakah detak jatung, dan secara feel adakah hembuhan hangat
dari hidung korban.

Jika negative, maka segera berikan nafas buatan dan pompa jantung. Mekanisme nafas buatan
diberikan 2x dan melakukan pompa jantung secara berkala. Nafas buatan diberikan masing-
masing selama 2 detik dengan cara tutup hidung korban, tegadahkan kepala korban dan
hembuskan nafas melalui mulut tanpa mengambil nafas terlebih dahulu. Namun saat akan
melakukan perhatikan dan bersihkan area mulut korban. Apabila nafas buatan dilakukan lewat
hidup, lakukan hal serupa pada hidung korban.

C, Circulating , seperti halnya proses B yang telah dijelaskan. Secara bergantian dan berkala
nafas buatan dan pompa jantung. Pompa jantung dilakukan sebanyak 30x di dada kiri korban
dengan kedalaman 5cm. kecepatan 100x/menit, sekitar 11 detik 2x.

D, Defibrator, untuk D, ini optional dan tidak bisa dilakukan di semua tempat. Defribator adala
alat kejut jantung yang biasanya ada di rumah sakit atau tempat medis

4. Sesak Nafas
- Dudukan tegak dan longgarkan pakaian
- Arahkan ke udara terbuka, jangan berkerumul
- Ventolin, alat sempot untuk penderita sesak nafas

5. Shock
Keadaan dimana tubuh tidak memompa darah akibat :
- pendarahan
- kehilangan cairan
- berdiri terlalu lama
- emotional shock
- ketakutan
- nyeri atau patah tulang
Pertolongan yang diberikan :
- tidurkan, angkat lebih tinggi posisinya
- beri selimut , krn korban biasanya kedinginan
- atasi dulu penyebab shock terlebih dahulu dan jangan bertanya banyak hal.

6. Penyakit mendadak, seperti Heart Attack ( Serangan jantung). Serangan jantung diakibatkan
antara lain karena pola hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan cepat saji yang
berlebihan dan kurang olahraga sehingga adanya penyumbatan darah. Serangan jantung 75-
80% terjadi diluar RS atau longkup daera medis. Apabila itu terjadi, maka beri obat Iso sorbide
Dinitrate (ISDN) letakkan di bawah lidah korban ( tentunya setelah analisa DRS ABC telah
dilakukan dan terindikasi serangan jantung)
Incident Investigation
Oleh : Gunawan Eko Waluyo
Tujuannya :
- Melaksanakan penyelidikan kecelakaan
- Mengetahui langkah – langkah penyelidikan
- Memahami teknik penyelidikan
- Menunjukkan fakta-fakta
Insiden artiya rangkaian kejadian yang tidak diharapkan yang menyebabkan kerugisn di berbagai aspek.
Near miss , suru potensi kejadian yang tidak merugikan apa apa. Near miss POTENTIAL untuk
terjadinya FATALTY, sehingga peristiwa near miss harus diminimalisir.

Saat terjadi suatu accident, perusahaan harus merekam, menyelidiki dan menganalisa dengan
tujuan untuk :
- Menentukan penyebab dasar penyimpangna atau permasalahan
- Identifikasi tindakan
- Identifikasi peluang terjadinya kembali
- Komunikasi hasil penyelidikan yang telah dilakukan
Penyelidikan dilakukan diwaktu yang tepat dan hasil penyelidikan harus didokumentasikan.
Kasus yang termasuk kategori NOA ( Number Of Accident)
1. Kecelakaan dengan korban jiwa
2. Kejadian tumpahan minyak dengan jumlah lebih dati 15 ribu barrel
3. Kerusakan (damage) dengan nilai total minimal 1 juta US dollar  menarik media massa

Tahapan Accident Investigation


>> Isiden  Insiden investigasi ( cari fakta, bukti, reformasi)  Insiden analisis ( cara sebab dasar)
 Rekomendasi pencegahan

Eliminasi Bahaya : terkait


a. Kontrol limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun)
b. De-energzy sumber energi
c. De-Pressuresize
Penunjuk Tim Penyelidik
1. Dilakukan di divisi yang bersangkutan
2. Penentuan tim sesuai ketentuan tim yang berlaku
3. Dibentuk oleh pimpinan unit dari berbagai fungsi
4. Jika lingkup sangat besar, maka akan diambil alih oleh Tim Tingkat Corporate / perusahaan
Kebijakan Pengelohan Lingkungan Pertamina
Oleh : Rotua Elizabeth
Terkait pencemaran lingkungan dan bagaimana pertamina menangnai segala aspek terkait
lingkungan. Sebagai bentuk tanggung jawab moral. Contoh :
1. Pencemaran udara yang disebabkan oleh Bahan bakar industri yang digunakan, Kualitas bahan
bakar, kandungan logam berat. Bentuk tanggung jawab moral untuk tidak menurunkan kualitas
udara.
2. Pembukaan lahan  minimal pembukaan lahan 2 peta untuk membuat plan baru
Segala sesuatu mengenai pencemaran akan berdampak kepada manusia secara berangsur.
Dalam menciptakan lingkungan ( untuk industri ) maka harus memperhatikan UKL-UPL dan
AMDAL. Perbedaan penggunaan UKL-UPL diperlukan tanpa menyiapkan AMDA. Sedangkan
AMDAL sendiri adalah dokumen lingkungan untuk kegiatan usaha yang akan memiliki dampak pada
lingkungan.

AMDAL mencakupi :
1. Kerangka Acuan
2. Analisa dampak lingkungan
3. Rencana Kelola Lingkungan
4. Rencana Pengolahan Lingkungan.
Tahapan AMDAL : Perencanaan  Operasi  Pasca Operasi
Aspek Environment  KPI Direksi

Tolok ukur keberhasilan mengenai Kebijakan Lingkungan di Negara Indonesia dapat dilihat dari
banyaknya dan jenis PROPER yang diperoleh. PROPER kependekkan dari Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan. Proper terkait Lingkungan Hidup dan diakui internasional dan akan
memberi impact kepada perusahaan diantara citra perusahaan dan dalam hal financial, perusahaan akan
dapat pinjaman dana pengembangan usaha lebih mudah

Penghargaan dan Konsekuensi Aspek HSSE


Oleh : Tuhirlan Indrajaya
Latar belakang saat ada kecelakaan kerja, mengapa bisa terjadi kecelakaan kerja, human who
did or have an accident because working something is not a criminal. Selain itu aspek safety dan
HSSE yang semakin menjadi tolok ukur baik tidaknya perusahaan.
Penghargaan , suatu tindakan yang diberikan oleh perusahaan sebagai pengakuan dan ungkapan
terimakasih kepada para pekerja.
Type Pelanggaran :
- Tidak diinginkan
- Rutin
- Tergantung situasi
- Keyakninan Berlebihan
- Pengendalian

Prinsip Pemberian Penghargaan :


- Spesifik
- Personal
- Tulus
- Segera

Bentuk Penghargaan :
- Verbal
- Simbolik
- Non Cash
- Cash
Jenis Penghargaan
- Star Perform Award
- Star Behaviour Award
- Dept. Shinning Star Award

Alat Pelindung Diri


Oleh : Tuhirlan Indrajaya

APD , Alat pelindung diri adalah mekanisme JSA terakhir apabila segala pencengan tidak bisa
dilakukan. Sisi positifnya, APD dapat melindungi pekerja sesuai dengan kebutuhan kerja. Sisi negative,
salah satunya tidak semua APD tahan listrik dan tergantung perlakuan penggunaan APD
Nama lain APD, adalah PPE ( Personal Protective Equipment ) , perlengkapan yang wajib digunakan
untuk melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan

Ukuran atau nilai ambang maksimal telingan mendengar suara :


- 8 jam  85 dB
- 4 jam  88 dB
- 2 jam  91 dB
- 1 jam  94 dB
Basic Sea Survival
Oleh : Capt. Abdul Wahid ( MTC Pertamina )
Basic Sea Survival terkait SOLAS. SOLAS  Safety Of Life A Sea, dimana mengutamakan
keselamatan jiwa. Pemahaman menganai solas berlaku di semua kapal, semua orang,
Emergency dikapal yang sering terjadi : Kebakaran, Tubrukan antar 2 kapal, kapal bocor dll.
Apabila ada suatu kecelakaan atau situasi emergency dan harus meninggalkan kapal, maka alarm akan
berbunyi dan akan ada instruk ABDNON SEA , yakni artinya perintah untuk meninggalkan kapal.
Sebagai seorang pelaut atau pekerja dikapal harus memiliki 2 syarat utama, diantaranya :
- Kopentensi sertifikat ( terkait skill)
- Profisiency sertifikat ( terkait ketrampilan)
Syarat ABDNON SEA dikapal :
1. Berkumpul di dek yang paling tinggi dan telah menggenakan life jacket
2. Saat sekoci tidak bisa dipakai, maka akan dikondisikan untuk lompat meninggalkan kapal,
namun harus pergi ke dek yang rendah, minimal ¾ dek, dari dek embarkasi
3. Saat lompat tutup hidung, dan posisi kaki rapat terkunci
Prosedur penggunaan donat atau pelampung keselamatan :
- Harus dipasang di pinggir kapal
- Saat akan penggunaan donat untuk diri sendiri, lempar donat terlebih dahulu,jangan terlalu
jauh dan lompat didekatnya
- Saat akan memakai donat di dalam laut,tekan salah satu sisi donat, dan ia akan masuk
ketubuh melalui kepala, setelah itu kaitkan tangan di sisi tali kanan kiri donat
Prosedur Life Bouy :
- Dikemas dalam bentuk kapsul
- Jika dipakai menarik pentarline
- Didesain memanjang
- Bagaian hydrostatic akan dilepas 4m saat kapal tenggelam

Security Awardness
Oleh : Devi Listyaningrum ( Jr. Analysis Security Strategic and Audit )

Kenapa penting :
- Meningkatkan produktivitas
- Keunggulan daya saing
- Corporate Repurtasi Bagus
- Mencegah kerugiaan
Segitiga Penilaian Kriminalitas : Niat, Kesempatan, dan Ketrampilan. Ketrampilan adalah salah sau
aspke yang paling banyak ditemukan di perusahaan Pertamina.
- Memanfaatkan kelemahan dari sang pemilik
- Jangan sampai lenyap
- Keamanan perlu biaya mahal
Prinsip Pengamanan
- Deter / Menghalangi  Barrier Gate, Parimeter, Buffer Zone
- Detect / Mendeteksi  Access Control, Surveilance
- Delay / Menunda  Layering
- Deny / Menolak  Repasif
ISU Strategis terkait security perusahan :
- Terorisme
- Pencurian  pihak internal
- Sabotase
- Unjuk rasa anarkisme

TUPOKSI SECURITY
Personil  Pengamanan  Informasi.
“Melaksanakan pengamanan dan ketertiban personil, materil, informasi serta kegiatan atau operasioanl
dalam rangka mendukung bisnis perusahaan”.

Pertamina termasuk OBVITNAS , yakni Obyek Vital Nasional dimana perusahaan atau indutri migas
menyangkut hajat orang banyak ( masyarakat ).

Sistem Managemen Pengamanan


Pengendalian risiko anacaman dan gangguan terhadap organisasi ( Plan  do  Check  Action (
continental improvent ) )  Industri Strategis  Kepres no. 63 th. 2014  Otoritas OBVIT  Sistem
Pengamaan

Surat Izin Kerja Aman ( SIKA )


Oleh : Hendrick W.
Berfokus pada SIKA, Rencana K3 Kontraktor ( CSMS ), Rencana K3 Proyek  buat Project
Engineering. SIKA yang membuat ahli teknik, yang mengijinkan asset holder.
SIKA terkait kontrol dan pengawasan kerja.
Komponen SIKA ;
- Notifikasi pekerjaan
- Gambar atau alur
- JSA terkait mitigasi

Occupational Health and Hygiene Industry


Oleh : Tuhirlan Indrajaya
OH terkait pengolahan dan corporate yang diisi oleh dokter yang sudah tersertifikasi. Patokan kesehatan
di ILO ( International Labor Organization)
Higiene Industry, mencakupi :
- Identifikasi hazard
- Potensial hazard
- Pekerjaan berisiko
- Pengendalian hazard
Ilmu Industrial Hygiene :
- Antisipasi
- Pengendalian
- Pengukuran
- Pengenalan
Jenis Hazard :
- Physical
- Chemical
- Mechanical >>
- Electrical >>
- Ergonomis
Hygiene industry mempelajari tentang k3, diagnosis penyakitdan pengobatan, pencegahan dan
perbaikan lingkungan kerja serta peningkatan derajat kesehatan.
Faktor lingkungan Kerja :
Ada 7 aspek, 3 diantara :
Pengenalan, penilaian dan pengendalian.
Dalam Hygiene Industri terdpat istilah NAB ( Nilai AMbang Batas ) :
1. Perubahan musim
2. Keadaan Cuaca
3. Kemungkinan efek kumulatif

Selain itu ada istilah PAK ( Penyakit AKibat Kerja). Untuk menagguanginya ada
penanggulangan gangguan kesehatan dan daya kerja, diantaranya :
- Substitusi
- Ventilasi umum
- Local exhauser
- Patuhi peraturan
- Pendidikan tentang kesehatan

Incident Notofication, emergency Procedures and Medical Evacuation


Oleh : Tuhirlan Indrajaya
Yang melatar belakangi adalah :
- sikap siap siaga tentang worst case
- Emergency bisa dating kapans aja
- Emergency situation menyebabkan kerugian
Keadaan Darurat Migas, dibagi jadi 3 ,yakni :
>> Faktor Operasional : Blow out, Kebakaran, Kebocoran B3, Tumpahan minyak
>> Alam : banjir, tanah longsor, angina topan
>> Faktor Sosial : Pertahanan nasional, Sosial

Emergency Prepareness :
- Pemberdayaan SDM
- Adanya SOP yang telah sesuai
- Memiliki koreksi dan evaluasi terdahulu
Emergency Circle :
Kesiapan  Tanggap darurat  Pemeliharaan  Pencegahan & Mitigasi  kembal lagi ke kesiapan
Kelasifikasi Darurat
1. Keadaan darurat tingkat 1 : mampu ditangani oleh pekerja dilokasi dan hanya memiliki
dampa internal
2. Keadaan darurat tingkat II : tidak dapat ditanggulangi oleh pekerja dilokasi terkait dan
harus diambil alih oleh komando penaggulangan. Tim penanggulangan ditingkat Direktorat
3. Keadaan darurat tingkat III : tidak dapat ditanggulangi direktorat , dan harus menghubungi
pihak nasional

Anda mungkin juga menyukai