Anda di halaman 1dari 20

SOP

Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 1 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

Standard Operating Procedure (SOP) HSE &


Emergency Situation
1. Tujuan
Pedoman ini mendefinisikan tanggung jawab, wewenang, dan akuntabilitas perusahaan; dan untuk
membangun jalur komunikasi yang jelas jika terjadi keadaan darurat dan kontijensi yang terjadi kapal
SUBITU Trans Maritim. Semua staff darat yang terllibat dalam manajemen harus siap untuk bertindak
secara efektif. Oleh karena itu penting bahwa pelatihan yang memadai disediakan untuk memungkinkan
semua staf tersebut siap untuk bertindak kapanpun diperlukan. Tujuan dari prosedur operasi standar (SOP)
ini adalah sebagai salah satu upaya untuk menjaga keamanan dan keselamatan penumpang serta tindakan
apa yang harus dilakukan apabila dalam keadaan darurat.

2. Cakupan
Prosedur operasi standar ini berlaku untuk pengaturan keadaan darurat saat terjadi insiden berisiko di dalam
pelayaran yang diantaranya adalah :
 Kandas;
 Banjir/Kebocoran/tenggelam;
 Kerusakan Mesin Induk/Kegagalan Mesin Utama;
 Kebakaran;
 Orang jatuh ke laut;
 Cedera Serius atau Kematian;
 Meninggalkan Kapal;
 Polusi/Pencemaran;
 Tabrakan;
 Pingsan/Mabuk Laut;
 Masuk Sampah Plastik/Kayu ke Water Jet;
 Navigasi tidak berfungsi.

Jenis-jenis prosedur keadaan darurat:


 Prosedur intern (local)
 Prosedur umum (utama)

Denah Keadaan Darurat


 Persiapan
Nahkoda dan para perwira harus menyadari apa yang mereka harus lakukan pada keadaan darurat yang
bermacam-macam, misalnya kebakaran di tangki muatan, kamar mesin, kamar A.B.K. dan orang
pingsan di dalam tangki, kapal lepas dari dermaga dan Hanyut, cara kapal lepas dermaga dan lain-lain.
Harus dapat secara cepat dan tepat mengambil keputusan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi
segala macam keadaan darurat.
 Data/Info yang selalu harus siap
1. Jenis jumlah dan pengaturan muatan.
2. Apakah ada cairan kimia yang berbahaya.
3. General arrangement dan stabilitas info, serta
4. Rencana peralatan pemadam kebakaran

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 2 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

 Beberapa tindakan yang dapat diperhatikan untuk mencegah terjadinya keadaan darurat yaitu:
1. Badan dan mesin kapal harus kuat dan memenuhi syarat.
2. Memiliki alat keselamatan kapal yang lengkap, mulai dari sekoci kapal, life buoy, marine smoke
signal, hingga alat pemadam kebakaran.
3. Seluruh alat keselamatan kapal tersebut harus bersertifikat serta terawat sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
4. Memantau berita prakiraan cuaca setiap saat.
5. Memantau tabel pasang surut setiap saat.
6. Anak buah kapal (ABK) harus mempunyai kemampuan fisik dan mental yang kuat, terdidik,
terlatih, rajin dan terampil dalam menjalankan tugasnya. Seorang ABK harus berdedikasi tinggi.
 Respon terhadap situasi darurat dan kontijensi akan melibatkan perusahaan dan akan membahas hal-
hal berikut :
1. Perlunya kesiapan dan perencanaan darurat;
2. Tanggung jawab, wewenang, dan pertanggung jawaban untuk perencanaan darurat dan dokumen
kontijensi harus jelas;
3. Kontak darurat dan informasi kontak didokumentasikan dengan jelas;
4. Persyaratan dan perincian untuk latihan didokumentasikan dengan jelas;
5. Persyaratan untuk berurusan dengan dan mengelola media didokumentasikan dengan jelas;
6. Pembentukan tim media, persyaratan komunikasi media, dan pelatihan media didokumentasikan
dengan jelas;
7. Manajemen Keamanan;
8. Rekaman tanggap darurat dan investigasi peristiwa.

3. Tanggung Jawab
Operation director memiliki tanggug jawab, wewenang dan akuntabilitas untuk:
a. Mengorganisir Tim Tanggap darurat :
b. Memberi saran kepada direktur utama tentang situasi darurat ;
c. Menyusun Tim Tanggap Darurat bila dianggap perlu;

Manager Operasi memiliki tanggung jawab, wewenang dan akuntabilitas untuk:


a. Bertindak sebagai kepala team tanggap darurat;
b. Pengembangan dan Implementasi rencana darurat dan kontijensi;
c. Terlibat dalam evaluasi latihan keselamatan, memberi ulasan & pelajaran untuk perusahaan dan
armada.
d. Menyusun daftar kontak klien dan perusahaan, nomor telepon kontak darurat dan mendistribukan
rinciannya;
e. Bertindak atas inisiatif jika terjadi keputusan darurat dan atau penyelamatan;
f. Mematuhi sepenuhnya petunjuk yang ditunjukan dalam rencana tanggap darurat perusahaan.
g. Pelatihan personel kapal dalam menangani keadaan darurat dengan latihan dan latihan berkala dibawah
pengawasannya.

Team Leader Operasi memiliki tanggung jawab, otoritas, dan akuntabilitas untuk:
a. Mengevaluasi keparahan, Dampak potensial, Masalah keselamatan, dan persayaratan respons
berdasarkan pada informasi awal yang diberikan oleh orang pertama di lokasi.
b. Konfirmasi Aspek keselamatan di lokasi, termasuk kebutuhan akan alat pelindung diri, sumber api, dan
kebutuhan potensial untuk evakuasi;
c. Berkomunikasi dan memberikan pengarahan tentang insiden kepada atasan jika perlu;
d. Mengkoordinasikan/melengkapi pemberitahuan internal dan eksternal tambahan;

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 3 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

e. Berkomunikasi dengan tim tanggap darurat, sesuai situasi;


f. Respon langsung operasi pembersihan.

Nahkoda Kapal memiliki tanggung jawab, otoritas, dan akuntabilitas untuk:

Tanggung jawab nahkoda kapal adalah menyelamatkan kru dan orang lain, kapal, aset, muatan, dan untuk
melindungi lingkungan; dan untuk meminimalkan semua cedera atau kerusakan.
a. Bertindak atas inisiatifnya jika terjadi keputusan darurat atau penyelamatan;
b. Mematuhi sepenuhnya petunjuk yang ditunjukkan dalam Rencana Kontijensi Perusahaan;
c. Pelatihan personel kapal dalam menangani keadaan darurat dengan latihan dan latihan berkala dibawah
pengawasannya;
d. Bertindak sebagai komandan onboard darurat;
e. Bertindak sebagai perwira komunikasi kapal jika terjadi keadaan darurat besar.

4. Deskripsi
Bagan alur Situasi Emergency

Prosedur Kandas diantaranya adalah:


a. Umum
Setelah Kandas, Nahkoda harus melakukan evaluasi awal untuk menentukan tingkat keparahan. Ini
akan melibatkan sekitar kapal dan semua ruang yang mungkin terpengaruh. Kewaspadaan harus selalu
diambil Ketika membuka tutup tangka karena perbedaan tekanan hidrostatik dapat mengakibatkan
polusi tambahan, hilangnya daya apung lebih lanjut dan cedera pribadi.

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 4 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

Jika Nahkoda menganggap bahwa tidak disarankan untuk mencoba mangapung ulang kapal tanpa
bantuan, karena kerusakan parah atau risiko menyebabkan kerusakan lebih lanjut dan / atau polusi.
Kapal harus diamankan secara baik mungkin sampai bantuan professional tiba dan bahkan jika kondisi
tekanan kapal dapat dihitung diatas kapal, Nahkoda harus memberikan semua informasi yang
diperlukan kepada perusahaan dan kepada organisasi yang dikontrak untuk bantuan perhitungan
kalkulasi kerusakan (untuk perincian lihat SOPEP, dlll).

b. Laporan Awal
Informasi tambahan untuk dimasukan sebagai berikut :
1. Sarat depan dan belakang pada saat kandas;
2. Sarat depan dan belakang (air pasang) setelah kandas;
3. Jenis bagian bawah;
4. Kandas terjadi pada saat pasang tinggi/rendah/air surut;
5. Masuknya air kedalam ruang cabin penumpang maupun ruang mesin utama;
6. Status Mesin Utama, Kemudi, Water Jet, Baling-baling, Perangkat kemudi, segel, perpipaan, dll;
7. Tindakan yang diambil untuk meminimalkan atau mengandung kerusakan/polusi.

c. Daftar Periksa Tindakan


Tindakan yang tercantum dalam daftar periksa untuk “KANDAS”, sebagai beriku, harus diperhatikan:
No. Tindakan awal yang harus diambil sesuai kebutuhan Oleh:
1 Mengaktifkan alarm (internal dan eksternal) Perwira jaga
2 Menggentikan Mesin Induk Nahkoda
3 Panggil Nahkoda - Catat Waktu Kejadian Perwira jaga
4 Catat Waktu Kejadian dan perjalanan serta kecepatan kapal pada saat kandas Perwira jaga
5 Nyalakan lampu/Sinyal Perwira jaga
6 Set VHF ke saluran 16/70 Perwira jaga
Sesuai
7 Tutup semua pintu kedap air - Katup tekanan/Katup Muster List
8 Buat Evaluasi Awal untuk menentukan tingkat kebocoran Nahkoda
Cek semua tangki dan periksa kebocoran . Waspada ketika membuka tutup
tangki yang oenuh karena perbedaan hidrostatik yang dapat menyebabkan
9 pencemaran tambahan, hilangnya daya apung lebih lanjut dan cedera pribadi Engineer
10 Periksa masuknya air ke dalam kapal Nahkoda
11 Hitung Sarat dan kedalaman di sekitar kapal Nahkoda
12 Perkiraan Jenis Dasar Laut Nahkoda
13 Periksa kerang laut Engineer
14 Periksa kamar mesin untuk setiap kerusakan Engineer
15 Periksa Propeller shaft untuk kebocoran minyak Engineer
16 Periksa personil yang cedera, jika ada Nahkoda
17 Tentukan apakah bantuan tunda diperlukan Nahkoda
18 Rekam kejadian di buku catatan anjungan Nahkoda
19 Teruskan laporan awal Nahkoda

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 5 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

No. Tindak lanjut yang harus diambil sesuai kebutuhan Oleh:


20 Estimasi kerusakan Nahkoda
Jika situasinya menimbulkan ancaman serius terhadap keselamatan
21 penumpang dan awak: Nahkoda
  - Periksa perlunya meninggalkan kapal awal Nahkoda
- Intruksikan personel untuk menyiapkan alat yang menyelamatkan jiwa untuk
  kemungkinan penggunaan Nahkoda
  - Mengumpulkan penumpang seperlunya Nahkoda
23 Periksa Kerusakan Propeller/Water Jet Nahkoda
24 Periksa arus pasang dan arus local Nahkoda
25 Periksa Cuaca dan kondisi laut Nahkoda
26 Hitung kondisi balas untuk menghindari kerusakan situasi Nahkoda
Perkiraan Kemungkinan mengambang bebas selama gelombang berikutnya
27 dengan mempertimbangkan hal berikut Nahkoda
- Apakah Vessel dapat bermanuver bebas dari daerah bahaya dibawah
28 kekuatannya sendiri? Nahkoda
- Kapan kondisi air pasang paling mengunungkan untuk upaya pengapungan
29 kembali? Nahkoda
30 - Apakah kapal penyelamat mudah dijangkau? Nahkoda
31 - Sudahkah kondisi cuaca saat ini dan perkiraan dievaluasi? Nahkoda
32 - Apa yang bisa dikeluarkan untuk mengkompensasi hilangnya day apaung? Nahkoda

No. Tindakan awal yang harus diambil sesuai kebutuhan : Oleh


Jika tidak disarankan untuk mencoba mengapung ulang kapal tanpa bantuan,
karena kerusakan atau risiko atau pencemaran lebih lanjut, amankan kapal
33 sebaik mungkin dengan mempertimbangkan hal-hal berikut Nahkoda
- Mengambil pemberat di tangki kosong untuk mengurangi gerakan kapal
  terhadap bagian bawah Nahkoda
- Menyegel tangki minyak untuk mengurangi polusi akibat perbedaan pasang
  surut Nahkoda
34 Gunakan Jangkar. Evaluasi kemungkinan jangkar yang tersisa di kapal Nahkoda
35 Pembacaan surat setelah kandas Nahkoda
Berikan informasi yang diperlukan kepada perusahaan agar penilaian stabilitas
36 yang rusak dapat dilakukan oleh klasifikasi Nahkoda
37 Mennetukan kedalaman air Nahkoda
38 Catat posisi untuk pengikat tunda, jika ada Nahkoda
39 Perbarui peta dengan posisi kapal hingga saat kandas Nahkoda
40 Catat perekaman Nahkoda
41 Meneruskan laporan tindak lanjut Nahkoda

Tindakan yang harus diambil ketika situasi stabil seperti yang


No. dipersyaratkan: Oleh:

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 6 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

Mulailah membangun fakta yang mengumpulkan bukti untuk penyelidikan


42 selanjutnya (ambil foto, simpan bagian yang rusak diatas kapal) Nahkoda
Labeli, simpan, dan foto semua item meisn yang rusak sebagai informasi
43 surveyor terkait klasifikasi mesin dan lambung Nahkoda
44 Kembalikan operasi kapal ke normal Nahkoda
45 Atur pembaruan atau perbaikan peralatan apapun yang digunakan Engineer
45 Penerusan tindak lanjut--laporan akhir Nahkoda
46 Perbarui buku catatan resmi Nahkoda

Prosedur Banjir, Kebocoran dan tenggelam

a. Umum
Banjir kemungkinan besar terjadi sebagai akibat dari satu atau lebih hal berikut ini:
 Kerusakan lambung yang disebabkan oleh tabrakan, ledakan, atau kandas.
 Pintu dek cuaca atau lubang ventilasi tidak ditutup dengan benar dalam kondisi cuaca buruk.
 Kebocoran air internal dari jaringan pipa yang retak, terkorosi, atau terputus.

Ketaatan pada prosedur yang ditetapkan berikut akan mengurangi risiko dan meminimalkan efek
banjir:
 Semua bukaan kedap air di lambung atau struktur di atas garis air harus diamankan dalam kondisi
cuaca buruk.
 Semua personil harus menyadari bahwa yang terlibat saat melakukan pekerjaan pada system
perpipaan di bawah garis air.

b. Laporan Awal
Informasi tambahan untuk dimasukan sebagai berikut:
1. Uraian singkat dan keadaan sekitar insiden tersebut;
2. Kehilangan kemampuan manuver/opersional (jika ada);
3. Tindakan yang diambil untuk meminimalkan atau mengandung kerusakan/polusi;
4. Jarak dari perlabuhan terdekat;
5. Dapat/akan melanjutkan perjalanan saat ini;
6. Apakah penyimpanan dan perjalanan dilakukan.

c. Daftar Periksa Tindakan

Tindakan yang tercantum dalam daftar periksa “ Banjir, Kebocoran dan tenggelam “, sebagai berikut,
harus diperhatikan:

No. Tindakan awal yang harus diambil sesuai kebutuhan Oleh:


1 Mengaktifkan alarm (internal dan eksternal) Nahkoda
2 Menggentikan Mesin Induk Nahkoda
3 Panggil Nahkoda - Catat Waktu Kejadian Nahkoda
4 Perbaiki Posisi Kapal Nahkoda
5 Set VHF ke saluran 16/70 Nahkoda
Sesuai
6 Kurangi kecepatan kapal atau stop mesin jika diperlukan Muster List

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 7 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

7 Buat Evaluasi Awal untuk menentukan tingkat kebocoran Nahkoda


8 Panggil Tim tanggap Darurat Kapal Engineer
9 Tutup semua katup kontrol kerusakan Nahkoda
10 Tutup semua superstruktur dan bukaan dek Nahkoda
11 Cek semua tanki dan got Engineer
Kaji efek kerusakan dan/ distribusi berat terhadap stabilitas dan kekuatan
12 kapal Nahkoda
13 Identifikasi lokasi air yang masuk Nahkoda
14 Kaji kemampuan pompa untuk mengatasi masuknya air Engineer
15 Apakah daya listrik darurat tersedia Engineer
16 Memeriksa mesin utama Engineer
17 Memeriksa kemudi apakah dapat dioperasikan Nahkoda
18 Putar haluan kapal melawan arus untuk mengurangi rolling Nahkoda
19 Perkirakan kerusakan -penyebab-tindakan yang harus diambil Nahkoda
20 Hitung Stabilitas kapal Nahkoda
21 Mengevaluasi kondisi cuaca dan laut Nahkoda
22 Menentukan apakah bantuan tunda diperlukan Nahkoda
23 Rekam kejadian di buku catatan anjungan Nahkoda
24 Teruskan Laporan Awal Nahkoda
25 Kompilasi Laporan Inspeksi kerusakan Engineer
26 Pantau Kemajuan Nahkoda
Jika situasinya menimbulkan ancaman serius terhadap keselamatan
27 penumpang dan awak: Nahkoda
  - Periksa perlunya meninggalkan kapal awal
- Intruksikan personel untuk menyiapkan alat yang menyelamatkan jiwa
  untuk kemungkinan penggunaan
  - Mengumpulkan penumpang seperlunya
28 Minta Kantor Pusat untuk menghitung kerusakan stabilitas Nahkoda
29 Panggilan untuk bantuan jika situasi memburuk Nahkoda
30 Meneruskan Laporan Tindak Lanjut Nahkoda
31 Kembalikan Operasi kapal ke normal Nahkoda
Atur pembaruan atau perbaikan peratan apapun yang digunakan dalam
32 banjir Engineer
33 Meneruskan Laporan akhir Nahkoda
34 Perbarui catatan resmi Nahkoda

Prosedur Kerusakan Mesin Induk/Kegagalan Mesin Utama

a. Umum

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 8 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

Kegagalan Engine Utama dapat berkisar dari kegagalan sementara yang sederhana hingga kerusakan
total. Tingkat tanggapan akan tergantung pada keadaan masing-masing situasi. Prioritas pertama
adalah untuk mengomunikasikan situasi ke kapal lain di sekitarnya, yang dapat dipengaruhi oleh
kerusakan mesin kapal.

Setelah Engineer menilai kerusakan, ia harus berdiskusi dengan Nahkoda tentang kemungkinan
perbaikan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perbaikan dan setelah itu tindakan yang
tepat dapat ditentukan. Jika Nahkoda menganggap bahwa kapal dapat hanyut ke dalam situasi
berbahaya, ia harus memberi tahu Perusahaan daiam waktu yang cukup, untuk menyetujui tindakan
yang harus diambil. Opsi pertama, kapan pun keadaan memungkinkan dan situasi menjamin, adalah
berlabuh. Dalam kasus bahaya yang akan segera terjadi dan persyaratan penyelamatan, Nahkoda harus
bertindak sesuai dengan pedoman bagian " Keselamatan" dari manual ini.

b. Laporan Awal
Informasi tambahan untuk dimasukkan sebagai berikut:
1. Keadaan kapal secara keseluruhan;
2. Perencanaan pekerjaan lebih lanjut yang akan dilaksanakan;
3. Pekerjaan yang diperlukan dan suku cadang yang diperlukan untuk perbaikan kerusakan
permanen;
4. Kemampuan kru untuk menyelesaikan perbaikan atau bantuan yang diperlukan dari luar.
5. Ketersediaan suku cadang yang diburuhkan;
6. Diperlukan waktu untuk perbaikan.

c. Daftar Periksa Tindakan


Tindakan yang tercantum dalam daftar periksa “ Kerusakan Mesin Induk/Kegagalan Mesin Utama “,
sebagai berikut, harus diperhatikan:

No. Tindakan awal yang harus diambil sesuai kebutuhan Oleh:


1 Periksa Keberadaan Kapal lain disekitarnya Nahkoda
2 Periksa bahaya navigasi di sekitarnya Nahkoda
3 Panggil Nahkoda - Catat waktu kejadian Nahkoda
4 Buat sinyal suarab yang tepat jika perlu Nahkoda
5 Set VHF ke saluran 16/70 Nahkoda
6 Pertimbangkan untuk bberlabuh jika perlu dan jika kedalaman air sesuai Nahkoda
7 Perbaiki posisi kapal terakhir untuk dilaporkan Nahkoda
8 Kaji cuaca, arus, dan arah arus Nahkoda
9 Catat waktu dari kegagalan Nahkoda
10 Tentukan penyebab kegagalan Nahkoda
11 Tentukan jika perbaikan bisa dilakukan oleh kru kapal Nahkoda
12 Estimasi waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan Engineer
13 Tentukan kebutuhan bantuan tim darat, jika diperlukan Engineer
14 Rekam kejadian di buku catatan Anjungan Nahkoda
15 Teruskan Laporan Awal Nahkoda

No. Tindak lanjut yang harus diambil sesuai kebutuhan Oleh:


16 Kaji segala kerusakan kapal Nahkoda/Engineer

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 9 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

17 Kompilasi Laporan Inspeksi kerusakan Nahkoda/ENgineer


17 Libatkan kapal tunda setempat jika tersedia Nahkoda
Persiapkan peralatan penarik diatas kapal dan lepaskan ikatan dari
18 jangkar jika diperlukan Nahkoda
19 Bersiaplah untuk pencatatan Nahkoda
20 Pantau Kemajuan upaya perbaikan Nahkoda
21 Jika bahaya kapal akan kandas, turunkan jangkar sepenuhnya Nahkoda
Jika situasinya menimbulkan ancaman serius terhadap keselamatan
22 penumpang dan awak: Nahkoda
  - Periksa perlunya meninggalkan kapal awal Nahkoda
- Intruksikan personel untuk menyiapkan alat yang menyelamatkan jiwa
  untuk kemungkinan penggunaan Nahkoda
  - Mengumpulkan penumpang seperlunya Nahkoda
23 Meneruskan Laporan Tindak Lanjut Nahkoda

Tindakan yang harus diambil ketika situasi stabil seperti yang


No. dipersyaratkan: Oleh:
Mulailah membangun fakta yang mengumpulkan bukti untuk penyelidikan
24 selanjutnya (ambil foto, simpan bagian yang rusak diatas kapal) Nahkoda
Labeli, simpan, dan foto semua item meisn yang rusak sebagai informasi
25 surveyor terkait klasifikasi mesin dan lambung Nahkoda
26 Kembalikan operasi kapal ke normal Nahkoda
27 Atur pembaruan atau perbaikan peralatan apapun yang digunakan Engineer
28 Penerusan tindak lanjut--laporan akhir Engineer
29 Perbarui buku catatan resmi Engineer

Prosedur Kebakaran/Ledakan

a. Umum
Setiap anggota kru harus terbiasa dengan semua aspek pemadaman kebakaran dan penggunaan semua
peralatan pemadam kebakaran yang disediakan di atas kapal. Instruksi harus mencakup pencegahan
kebakaran terutama di kompartemen kargo. Instruksi kapal di pemadam kebakaran merupakan
tambahan untuk pelatihan yang tersedia di kursus pemadam kebakaran di darat dan terutama berkaitan
dengan peralatan tertentu yang tersedia dan sifat bahaya kebakaran di kapal.

Peringatan bahwa kebakaran telah terjadi dapat dilakukan oleh:


- Orang yang menemukan api.
- Sistem deteksi kebakaran dan alarm.

Beberapa menit pertama setelah kebakaran ditemukan sangat penting dan langkah-langkah yang harus
diambil harus benar-benar akrab bagi semua Petugas dan anggota kru di atas kapal. Prioritas Nahkoda
adalah:
- Pastikan keamanan semua orang di dalam kapal.

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 10 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

- Mencegah pencemaran lingkungan.


- Batasi kerusakan kapai dan Kargo.

b. Informasi tambahan untuk dimasukan sebagai berikut:


1. Detil pemadaman kebakaran ( media pemahaman, Tindakan pencegahan untuk menghindari
penyebaran api, kemajuan );
2. Diperlukan waktu untuk sebelum melanjutkan operasi normal.

c. Daftar Periksa Tindakan


Tindakan yang tercantum dalam daftar periksa “ Kebakaran “, sebagai berikut, harus diperhatikan:

Accomodation Fire
No. Tindakan awal yang harus diambil sesuai kebutuhan Oleh:
1 Mengaktifkan alarm (internal dan eksternal) Nahkoda
2 Panggil Nahkoda Nahkoda
3 Buat Komunikasi Internal Nahkoda
4 Set VHF ke saluran 16/70 Nahkoda
5 Menetapkan Lokasi pusat kebakaran dan bahan bakar yang terlibat Nahkoda
Hentikan Ventilasi di akomodasi dan tutup semua peredam api, jika
6 perlu Engineer
7 Menentukan jenis Kebakaran Nahkoda
  -Kelas Api  
  -Alat Pemadam yang tepat  
  -Bagaimana mencegah penyebaran api  
8 Aktifkan pompa pemadam Kebakaran Engineer
9 Mulai membuat batas pendinginan Nahkoda
10 Jika di pelabuhan: Nahkoda
  - Hubungi Port dan agen local Nahkoda/Engineer
- Menginformasikan team pemadam jika situasi memburuk. Pasukan
pemadam kebakaran kapal akan terus melakukan pemadaman api
  sampai pemadam kebakaran tiba diatas kapal  
- Untuk membantu pemadam kebakaran, rencana pengaturan umum,
rencana pengendalian kerusakan/pemadam kebakaran, rencana
kapasitas, rencana kargo, koneksi darat internasional, informasi
  stabilitas, dan daftar penumpang dan kru harus tersedia  
12 Jika di laut  
  -Jangan membuka palkah muatan yang sedang terbakar Nahkoda
Membuat Posisi kapal terbaca untuk stasiun GMDSS, terminal satelit,
13 dan pemancar marabahaya otomatis lainnya Nahkoda
14 Tentukan apakah bantuan tunda diperlukan Nahkoda
15 Rekam Kejadian di buku catatan Anjungan Nahkoda
16 Teruskam laporan Awal Nahkoda

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 11 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

No. Tindak lanjut yang harus diambil sesuai kebutuhan Oleh:


18 Pantau Kemajuan Nahkoda
Jika situasinya menimbulkan ancaman serius terhadap keselamatan
19 penumpang dan awak: Nahkoda
20 - Periksa perlunya meninggalkan kapal awal Nahkoda
- Intruksikan personel untuk menyiapkan alat yang menyelamatkan jiwa
21 untuk kemungkinan penggunaan Nahkoda
22 - Mengumpulkan penumpang seperlunya Nahkoda
Mulailah membangun fakta yang mengumpulkan bukti untuk penyelidikan
23 selanjutnya (ambil foto, simpan bagian yang rusak diatas kapal) Nahkoda
Labeli, simpan, dan foto semua item meisn yang rusak sebagai informasi
24 surveyor terkait klasifikasi mesin dan lambung  
25 Kembalikan operasi kapal ke normal  
26 Atur pembaruan atau perbaikan peralatan apapun yang digunakan Engineer
27 Penerusan tindak lanjut--laporan akhir Nahkoda
28 Perbarui buku catatan resmi Nahkoda

Engine Room Fire


No. Tindakan awal yang harus diambil sesuai kebutuhan Oleh:
Orang yang
1 Mengaktifkan alarm (internal dan eksternal) melihat
2 Panggil Nahkoda ABK
3 Set VHF ke saluran 16/70 Nahkoda
4 Buat Komunikasi Internal Nahkoda
5 Menetapkan lokasi pusat kebakaran dan bahan bakar yang terlibat Nahkoda
6 Hentika Ventilasi di akomodasi dan tutup semua peredam api, jika perlu. Engineer
7 Menentukan jenis kebakaran : Engineer/ABK
  -Kelas Api  
  -Alat Pemadam yang tepat  
  -Bagaimana mencegah penyebaran api  
8 Evakuasi Kamar Mesin Engineer
  - Tutup semua pintu kamar mesin  
  - Aktifkan pemadam api tetap  
9 Aktifkan pompa pemadam Kebakaran Engineer
10 Mulai membuat batas pendinginan Nahkoda
11 Aktifkan Emergency STOP Engineer/ABK
12 Hentikan dan tutup semua akses bahan bakar Engineer/ABK
13 Hentikan semua sistem ventilasi Engineer/ABK
14 Kendali siistem kemudi darurat Nahkoda

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 12 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

15 Tutup semua peredam kebakaran, jika perlu Engineer/ABK


16 Mulai membuat batas pendinginan Engineer/ABK
17 Jika di pelabuhan: Nahkoda
  - Hubungi Port dan agen local  
- Menginformasikan team pemadam jika situasi memburuk. Pasukan
pemadam kebakaran kapal akan terus melakukan pemadaman api sampai
  pemadam kebakaran tiba diatas kapal  
- Untuk membantu pemadam kebakaran, rencana pengaturan umum,
rencana pengendalian kerusakan/pemadam kebakaran, rencana kapasitas,
rencana kargo, koneksi darat internasional, informasi stabilitas, dan daftar
  penumpang dan kru harus tersedia  
18 Jika di laut  
  -Jangan membuka palkah muatan yang sedang terbakar Nahkoda
19 Selama pemadama kebakaran periksa hal-hal berikut: Engineer/ABK
- Kemungkinan penggunahan air berlebihan di kamar mesin yang dapat
  mempengaruhi draft dan stabilitas kapal  
-Kelonggaran karena penambahan bobot dan pengaruh faktor permukaan
  bebas untuk memastikan stabilitas positif dipertahankann  
  -Kedalaman air yang tersedia yang tersedia di bawah lunas kapal  
Membuat Posisi kapal terbaca untuk stasiun GMDSS, terminal satelit, dan
20 pemancar marabahaya otomatis lainnya Nahkoda
21 Tentukan apakah bantuan tunda diperlukan Nahkoda
22 Rekam Kejadian di buku catatan Anjungan Nahkoda
23 Teruskam laporan Awal Nahkoda
No. Tindak lanjut yang harus diambil sesuai kebutuhan Oleh:
24 Dapatkan laporan Inspeksi kerusakan Nahkoda
25 Libatkan kapal tunda setempat jika tersedia Nahkoda
26 Pantau Kemajuan Nahkoda
Jika situasinya menimbulkan ancaman serius terhadap keselamatan
27 penumpang dan awak: Nahkoda
28 - Periksa perlunya meninggalkan kapal Nahkoda
-Intruksikan personel untuk menyiapkan alat yang menyelamatkan jiwa
29 untuk kemungkinan penggunaan Nahkoda
30 - Mengumpulkan penumpang seperlunya Nahkoda
31 Meneruskan Laporan tindak lanjut Nahkoda
Tindakan yang harus diambil ketika situasi stabil seperti yang
No. dipersyaratkan: Oleh:
Mulailah membangun fakta yang mengumpulkan bukti untuk penyelidikan
32 selanjutnya (ambil foto, simpan bagian yang rusak diatas kapal) Nahkoda

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 13 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

Labeli, simpan, dan foto semua item meisn yang rusak sebagai informasi
33 surveyor terkait klasifikasi mesin dan lambung Nahkoda
34 Kembalikan operasi kapal ke normal Nahkoda
35 Atur pembaruan atau perbaikan peralatan apapun yang digunakan Engineer
36 Penerusan tindak lanjut--laporan akhir Engineer
37 Perbarui buku catatan resmi Engineer

Prosedur Cedera atau Kematian

a. Umum

Kecelakaan yang menyebabkan cedera atau kematian merupakan kondisi tak terduga yang mungkin
akan dijumpai. Berbagai macam jenis luka atau infeksi akibat kecelakaan harus segera ditangani.
Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan tindakan darurat yang harus dilakukan seseorang
untuk membantu korban kecelakan ketika menunggu petugas medis datang.

b. Laporan Awal
Informasi tambahan untuk dimasukkan sebagai berikut:
1. Detail Penumpang, awak kapal, engineer, mapun Kapten kapal yang mengalami cedera, bahkan
kematian.
2. Pertolongan pertama pada Kecelakaan (P3K)
3. Kemajuan tindakan pemulihan.
4. Hasil tindakan pemulihan.
5. Kondisi korban.
6. Apakah bantuan medis / helikopter diperlukan.
7. Penundaan yang diharapkan.
8. Tanggal / Waktu operasi selesai.

c. Tindakan Tata cara khusus dalam prosedur Cedera dan Kematian yang harus dilakukan antara lain:
 Melakukan pemeriksaan terhadap jenis luka;
 Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K);
 Perkiraan Situasi
 Apabila Cedera sangat buruk, bertanya ke penumpang “apakah ada penumpang dengan latar
belakang dokter maupun tenaga medis lainnya disini?”
 Apabila Keadaan sudah darurat, Set VHF ke saluran 16/70
 Melakukan Evakuasi terhadap penumpang yang cedera agar segera ditangani oleh tenaga medis
yang ahli.
 Apabila Kematian, ABK melakukan evakuasi terhadap penumpang yang mengalami kematian.
 Menghubungi KSOP, KUPP, Shabandar terkait penumpang mengalami kematian.

Prosedur orang jatuh ke laut

a. Umum
Kecepatan tindakan dan menjaga individu agar tetap terlihat adalah dua elemen penting dalam
menyelamatkan manusia jatuh ke laut. Harus dingat bahwa orang-orang di dalam air mungkin tidak dapat
membantu diri mereka sendiri karena kelelahan, cedera, syok, Kedinginan, atau alasan lainnya.

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 14 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

Nahkoda harus memutuskan metode yang tepat untuk menyelamatkan korban. Pencarian seseorang di laut
tidak boleh dihentikan selama Nahkoda menganggap ada harapan untuk penyelamatan.

Dibawah ini adalah pedoman pemberian waktu sesorang dapat bertahan hidup di air:
Suhu Air Laut Waktu Bertahan Hidup
Dibawah +2°C Kurang dari 45 menit
Antara +2°C+4°C Kurang dari 2 jam
Antara 4°C+10°C Kurang dari 3 jam
Antara 10°C to + 15°C Kurang dari 6 jam
Antara 15 to + 20°C Kurang dari 12 jam
Diatas 20°C Bertahan hidup dalam jangka waktu yang lebih lama tergantung
pada kondisi fisik umum.

PERINGATAN: Pedoman yang diberikan di atas dimaksudkan untuk menekankan perlunya tindakan
cepat
dan bukan sebagai cara menetapkan batas sewenang-wenang pada upaya pencarian. Kasus telah dialami di
mana individu jauh melebihi waktu bertahan hidup, dan ini harus selalu dipertimbangkan ketika
memutuskan penghentian pencarian.

Harus dingat bahwa waktu yang diharapkan untuk bertahan hidup yang diberikan di atas hanya berlaku
untuk orang-orang yang terbenam dalam air tapa pakaian pelindung dan bahwa mereka bisa lebih lama
untuk orang- orang yang mengenakan segala jenis pakaian keselamatan atau bantuan perlindungan termal.

Untuk perincian pola Pencarian & Penyelamatan (SAR), Manual Pencarian dan Penyelamatan IMO
(MERSAR) harus dikonsultasikan.

b. Laporan Awal
Informasi tambahan untuk dimasukkan sebagai berikut:
1. Detail kru hilang di laut.
2. Kemajuan tindakan pemulihan.
3. Apakah program pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung.
4. Hasil tindakan pemulinan.
5. Kondisi korban.
6. Apakah bantuan medis / helikopter diperlukan.
7. Penundaan yang diharapkan.
8. Tanggal / Waktu operasi selesai.

c. Tindakan Tata cara khusus Tata cara khusus dalam prosedur Keadaan Darurat yang harus dilakukan
antara lain:
 Berteriak “Orang Jatuh ke Laut” dan segera melapor ke Mualim Jaga.
 Lemparkan pelampung yang sudah dilengkapi dengan lampu apung dan asap sedekat orang yang
jatuh ;
 Usahakan orang yang jatuh terhindar dari benturan kapal dan balingbaling;
 Posisi dan letak pelampung diamati;
 Mengatur gerak tubuh menolong (bila tempat untuk mengatur gerak cukup disarankan
menggunakan metode “ WILLIAMSON TURN “;
 Tugaskan seseorang untuk mengatasi orang yang jatuh agar tetap terlihat;
 Bunyikan 3 (tiga) suling panjang dan diulang sesuai kebutuhan;

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 15 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

 Nakhoda diberi tahu;


 Kamar mesin diberi tahu;
 Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan.

Prosedur Pencemaran ( Sesuai SMPP/SOPEP )


a. Umum
Tindakan pertama yang harus diambil ketika Pencemaran Minyak terjadi adalah membunyikan alarm
sehingga kru melanjutkan ke stasiun darurat mereka. Ini akan memfasilitasi pengecekan anggota Kru,
mengidentifikasi setiap korban dan memulai tindakan yang sesuai. Perlu dicatat bahwa polusi minyak
juga dapat menyebabkan kebakaran serius atau bahaya tergelincir. Setelah Polusi Minyak ada
persyaratan wajib tertentu untuk pelaporan, pembersihan yang tepat, dan pembuangan minyak.

b. Laporan Awal
Informasi tambahan untuk dimasukkan sebagai berikut:
1. Aktivitas Kapal;
2. Sumber Polusi;
3. Jumlah Tumpahan Minyak;
4. Jarak dari pantai atau Pelabuhan terdekat;
5. Tindakan yang diambil untuk meminimalkan atau mengandung kerusakan/polusi;
6. Visibilitas dan Kondisi pasang surut;
7. Diperlukan waktu sebelum melanjutkan operasi normal.

c. Daftar Periksa Tindakan

Tindakan yang tercantum dalam daftar periksa untuk “pencemaran”, sebagai berikut harus
diperhatikan:

No. Tindakan awal yang harus diambil sesuai kebutuhan Oleh:


1 Mengaktifkan alarm (internal dan eksternal) Nahkoda
2 Hentikan semua operasi transfer Nahkoda/Engineer
3 Beri tahu terminal Nahkoda/Engineer
4 Set VHF ke saluran 16/70 Nahkoda
5 Periksa keberadaan lain di sekitarnya Nahkoda
Perkiraan situasi (lakukan inspeksi lengkap dan tentukan kerusakan
6 internal dan eksternal) dan tindakan yang harus diambil Nahkoda
7 Periksa Kriteria stabilitas Engineer
8 Periksa Volume tanki, periksa adanya pencemaran Engineer
9 Periksa tingkat bahan bakar, diesel, dan oli untuk mencari kebocoran Engineer
10 Laporkan Insiden, waktu tanggal, lokasi. Nahkoda
11 Menentukan bantuan tanda diperlukan atau tidak Nahkoda
12 Rekam kejadian di buku catatan anjungan Nahkoda

No. Tindak lanjut yang harus diambil sesuai kebutuhan Oleh:


Mempelajari laporan stabilitas kerusakan yang diperoleh oleh klasifikasi
13 kapal melalui departemen teknis darat Nahkoda
14 Kaji segala kerusakan diatas kapal Nahkoda/Engineer

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 16 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

15
Kompilasi Laporan Inspeksi Kerusakan Nahkoda/Engineer
16
Libatkan kapal tunda setempat jika tersedia Nahkoda
17
Simpan catatan Nahkoda
18
Pantau perkembangan upaya penanganan dan perbaikan Nahkoda/Engineer
Jika situasinya menimbulkan ancaman serius terhadap keselamatan
19 penumpang dan awak: Nahkoda
  - Periksa perlunya meninggalkan kapal awal Nahkoda
- Intruksikan personel untuk menyiapkan alat yang menyelamatkan jiwa
  untuk kemungkinan penggunaan Nahkoda
  - Mengumpulkan penumpang seperlunya Nahkoda
20 Meneruskan Laporan tindak lanjut Nahkoda

No. Tindak lanjut yang harus diambil sesuai kebutuhan Oleh:


Mulailah membangun fakta yang mengumpulkan bukti untuk
penyelidikan selanjutnya (ambil foto, simpan bagian yang rusak diatas
21 kapal) Nahkoda
Labeli, simpan, dan foto semua item meisn yang rusak sebagai informasi
22 surveyor terkait klasifikasi mesin dan lambung Nahkoda
23 Kembalikan operasi kapal ke normal Nahkoda
24 Atur pembaruan atau perbaikan peralatan apapun yang digunakan Engineer
25 Penerusan tindak lanjut--laporan akhir Nahkoda
26 Perbarui buku catatan resmi Nahkoda

Prosedur Tubrukan/Meninggalkan Kapal ( Sesuai SMPP/SOPEP )

a. Umum
Meninggalkan kapal adalah kecelakaan terburuk di kapal. Keputusan untuk meninggalkan Kapal harus
berdasarkan evaluasi dari:
a. Situasi saat ini.
b. Bagaimana situasi diharapkan berkembang.
c. Apa kemungkinan memengaruhi secara positif peristiwa-peristiwa berikutnya setelah pengabaian
tersebut, konsekuensinya jika seseorang tidak berhasil memengaruhi perkembangan hingga
kepunahan yang memadai.
d. Karakteristik daya apung dan stabilitas kerusakan.

Ketika Nahkoda membuat keputusan untuk meninggalkan Kapal, ia juga harus memutuskan cara
pelaksanaannya. Nahkoda juga harus memberikan perintah yang diperlukan menurut pendapatnya,
apakah yang paling aman dalam situasi saat ini berdasarkan pada kapal pelaut yang baik.

b. Laporan Awal
Informasi tambahan untuk dimasukkan sebagai berikut:
1. Nama kapal.
2. Posisi Kapal (Lintang / Panjang).

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 17 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

3. Kondisi kapal saat ini.


4. Korban (jika ada) dan penyebabnya.
5. Kondisi dan ramalan cuaca.
6. Polusi (jika ada) dan prosedur pelaporan sesuai kebutuhan (jika berlaku).
7. Disposisi, jenis dan jumlah kargo / total penumpang dan awak.
8. Diperlukan bantuan dan / atau bantuan yang diminta.

c. Daftar Periksa Tindakan

Prosedur Pingsan/Mabuk Laut;

a. Umum
Keadaan Pingsan dan Mabuk Laut merupakan kejadian yang sering terjadi di dalam pelayaran. Dalam
hal ini penting sekali untuk diperhatikan bagaimana penanganan yang paling tepat dalam menangani
kejadian ini.

b. Prosedur yang harus dilakukan apabila penumpang dalam keadaan pingsan antara lain:
1. Cek kondisi pernapasan
Cara pertama dalam menolong orang yang pingsan adalah segera cek pernapasannya dengan
memeriksa denyut nadi dan melihat pergerakan dada serta perut.

2. Baringkan tubuh pasien


Bila orang tersebut masih bernapas, segera baringkan tubuhnya pada tempat datar dan dalam
posisi pemulihan (recovery position).

Untuk melakukannya, Anda bisa mengikuti cara pertama menolong orang pingsan berikut ini:

 Miringkan kepala pasien ke samping dan pastikan wajahnya tidak terhalangi.


 Posisikan salah satu tangan tegak lurus dengan dada dan tangan lain menekuk ke arah wajah.
 Angkat salah satu kaki (yang terletak lebih jauh dari posisi Anda) hingga membentuk sudut
90 derajat.
 Biarkan kaki yang dekat Anda dalam keadaan lurus.
 Miringkan tubuh pasien ke depan sehingga tangan yang menekuk berada tepat di bawah
kepala dan kaki yang membentuk sudut berada di atas kaki yang lurus.

3. Coba bangunkan
Jika pasien kelihatan berkeringat, longgarkanlah bagian pakaian yang ketat dengan membuka
kancing kemeja atau melepaskan jaket. Coba dinginkan tubuhnya dengan kipas atau sejukkan suhu
ruangan.

Langkah selanjutnya adalah mencoba membangunkan orang yang pingsan dengan cara berikut.

 Menggoyangkan tubuhnya.
 Memanggil dengan suara keras.
 Memberi rangsangan di kulit dengan menepuk-nepuk pipi atau mencubit.
 Meletakkan benda yang sangat dingin seperti es pada kulit wajah.
 Memberikan wewangian menyengat ke arah hidung.

4. Biarkan pasien beristirahat

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 18 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

Jika akhirnya pasien mulai sadar kembali, biarkan ia berbaring untuk beberapa saat. Setelah itu,
bantu pasien untuk duduk dan berikan air putih jika pasien merasakan gejala dehidrasi.

Temanilah sampai ia benar-benar pulih dan segar kembali. Segera cari bantuan medis jika setelah
sadar pasien mengalami hal-hal berikut:

 Bibir atau wajahnya kebiruan,


 Detak jantung tidak teratur atau lambat,
 Nyeri dada,
 Kesulitan bernapas, dan
 Terlihat kebingungan atau linglung.

Prosedur Masuk Sampah Plastik/Kayu ke Water Jet;

a. Umum
Kejadian Masuk Sampah Plastik/Kayu ke water jet ada kalanya terjadi saat dalam pelayaran. Tidak
menutup kemungkinan hal ini bisa terjadi.
b. Prosedur yang harus dilakukan apabila Masuk sampaj plastic/kayu ke water jet antara lain:
 Kapal berhenti, Kemudian mundur;
 Apabila sampah plastic tidak keluar, salah satu crewboat turun ke air untuk mengeluarkan sampah
tersebut;
 Crewboat yang lain memeriksa keadaan sekitar untuk memantau kondisi yang ada sampai
crewboat yang turun ke dalam air sudah naik ke atas kapal.

Prosedur Apabila Navigasi tidak berfungsi.

a. Umum
Dalam keadaan emergency, ada saat dimana alat navigasi tidak berfungsi.

b. Prosedur yang harus dilakukan apabila Navigasi tidak berfungsi antara lain:
 Matikan dan Nyalakan ulang selama 10 detik
 Apabila tidak menyala, gunakan telepon satelit untuk komunikasi ke nomor darurat ( emergency )
untuk meminta bantuan pertolongan.

Hubungan Rencana darurat & Kontijensi dengan Klien dan Kontraktor

Dokumen bridging / rencana bridging tanggap darurat harus disiapkan untuk setiap kontrak dan harus
berisi rincian kontak normai dan kontak taggap darurat klien. Dokumen bridging / rencana bridging ini
harus menjadi bagian dari kontrak dan harus dipelihara oleh masing-masing Team Leader Operasi.

Persyaratan untuk perencanaan darurat berbasis kapal

Pedoman untuk struktur sistem perencanaan kontingensi terintegrasi untuk keadaan darurat kapal dirinci
dalam iMO Res.A852 (20).

Rencana darurat kapal dan darat-dasar umumnya mengikuti dan memperluas pedoman IMO. Meskipun
setiap paket unik, kontennya, biasanya, adalah sebagai berikut:

a. Pendahuluan: Ruang Lingkup, dan Tujuan;

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 19 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

b. Organisasi: Struktur, Tim tanggap darurat, dan Tanggung Jawab;


c. Jalur komunikasi;
d. Situasi darurat yang teridentifikasi: Deskripsi;
e. Menanggapi situasi darurat yang teridentifikasi: Prosedur / Kartu Tindakan;
f. Prosedur pelaporan;
g. Persyaratan rekaman;
h. Tindakan tindak lanjut pasca darurat;
i. Rincian kontak;
j. Latihan.

Rencana Kontinjensi harus berisi perincian khusus untuk area operasi, personel, peralatan, dan sumber daya
yang tersedia dan mencakup informasi kontak untuk Saluran Bantuan Darurat Internasional 24 jam.
Rencana tersebut harus dikeluarkan oleh pangkalan pantai operasional yang berlaku untuk semua kapal
yang datang dan beroperasi di dalam wilayah tersebut.

Tanggung jawab masing-masing anggota Tim tanggap darurat dan informasi kontak yang berlaku terkait
dengan rencana darrat harus didokumentasikan dalam rencana dan prosedur yang dikendalikan ole area
operasi. Setiap anggota tim manajemen dalam Rencana Kontinjensi harus memiliki pengganti yang
ditunjuk jika tidak ada. Informasi kontak yang berlaku untuk posisi pengganti tersebut harus dimasukkan
dalam rencana. Latihan dan / atau latihan berkala harus dilakukan untuk mengukur dan, jika perlu,
meningkatkan efektivitas rencana darurat. Rekaman latihan dan latihan semacam itu harus dipelihara.

Kontak Darurat
Dalam situasi darurat, penghubung atau petugas pengganti darurat harus diberitahukan 24 jam x 7
sebagaimana dirinci dalam bagian detil kontak darurat atau alternatif.

Kantor memelihara daftar nomor kontak darurat saat ini sebagaimana dirinci dalam Spesifikasi
STM/SM/03/3003 - List of Ship Interest Contacts.

Staf kapal harus memelihara daftar nomor kontak darurat saat ini untuk setiap pelabuhan / lokasi yang
digunakan unit seperti yang terinci dalam spesifikasi STM/SM/03/3002 - List Port Contact.

Detail Kontak 24 jam x 7 – Kontak darurat atau alternatif

Penghubung darurat atau pengganti harus disiagakan dengan memanggil nomor ponsel yang berlaku yang
disediakan dibawah ini:

Contact Person Jabatan Office Tel. No Mobile Tel. No


Operation Director +6281247341075
( Alternative contact ) Manager Operasi +6282248260014

Emergency & Contigency Team


Bergantung pada sifat Keadaan Darurat, Tim tanggap darurat terdiri dari minimal anggota berikut, atau
penggantian yang ditunjuk, dalam kapasitas tim pendukung:

a. Direktur;
b. Manajer Operasi;
c. Team Leader Operasi;
d. Marine Supervisor,

Documents: SOP HSE & Emergency Situation


SOP
Operational Department
Operational Division/Function Revision

Implementation Date

Page 20 of 19 Last Reviewed/Update Date

SOP Owner Approval

Dalam keadaan darurat, orang-orang berikut in akan diberitahukan oleh Tim tanggap darurat Perusahaan:

5. Referensi
SMPP/SOPEP & iMO Res.A852 (20)

Documents: SOP HSE & Emergency Situation

Anda mungkin juga menyukai