Anda di halaman 1dari 50

PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08

Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 1 dari 50
KEADAAN DARURAT

8. KESIAPAN DALAM MENGHADAPI KEADAAN DARURAT

Dalam menghadapi situasi darurat, perusahaan telah mengembangkan prosedur


tanggap keadaan darurat.

Kesiapan dalam menghadapi keadaan darurat akan merupakan kunci bagaimana


Nahkoda memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan Kebijakan Keselamatan dan
Perlindungan Lingkungan PT. ZAKIRA KARYA BERSAMA. Kesiapan tsb berupa :

a. Mengidentifikasikan secara jelas sifat semua situasi resiko yang mungkin


terjadi.
b. Menyediakan petunjuk yang jelas dengan petunjuk tertulis bagi semua personil
kapal sebagai tanggapan yang paling tepat dalam setiap kasus, termasuk
pemberian jalur komando yang jelas dalam menghadapi keadaan darurat.

Prosedur tersebut akan didukung oleh latihan di kapal secara periodik dan latihan
untuk menghadapi situasi yang tepat seperti yang telah ditentukan.

Prosedur ini merupakan bagian dari Rencana Tanggap Darurat, agar dapat
menjamin bahwa PT. ZAKIRA KARYA BERSAMA dapat dengan cepat dan efisien
memberi tanggapan/respon terhadap keadaan darurat yang melibatkan kapalnya
setiap waktu.

Perusahaan telah menyiapkan Rencana Keadaan Darurat/contingency plan yang


spesifik untuk menghadapi keadaan darurat yang mungkin terjadi di kapal. Prosedur
ini telah dikembangkan untuk mencakup tanggapan terhadap setiap insiden di atas
kapal dan untuk memastikan bahwa Perusahaan memberi tanggapan terhadap
keadaan darurat dengan cepat, efektif dan terkoordinasi.

Rencana keadaan darurat untuk di Darat meliputi :

a. Komposisi dan tugas-tugas dari personil yang terlibat dalam keadaan darurat.
b. Prosedur yang harus diikuti dalam menanggapi setiap jenis kecelakaan yang
berbeda atau bahaya-bahaya yang mungkin terjadi.
c. Informasi yang rinci tentang ukuran kapal-kapal secara individu mencakup
kestabilan, pengaturan umum, peralatan keselamatan, peralatan anti
pencemaran, dll.
d. Prosedur yang merinci priontas utama dan kedua dan arus komunikasi antara
kapal dan Darat.
e. Organisasi pihak ketiga yang perlu diberi laporan / konsultasi yang dimobilisasi
untuk pengerahan bantuan.
f. Metode pelaporan antara manajemen di Darat dengan kapal.
g. Menyusun check list yang tepat terhadap jenis keadaan darurat yang akan
membantu komunikasi antara kapal dan Darat secara sistematis.

Level 1 / ECP 01 DUKUNGAN DARAT DALAM SITUASI DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 2 dari 50
KEADAAN DARURAT

h. Pemberitahuan anggota keluarga terdekat berdasarkan urutan prioritas


i. Melakukan hubungan dengan media massa.
j. Latihan rencana keadaan darurat (Table Top Drill) dilakukan dengan minimal
sekali dalam satu tahun.

Perusahaan akan terus berusaha untuk mengidentifikasi setiap situasi keadaan


darurat yang mungkin terjadi dikapal dan dilakukan pengkajian ulang /review yang
teratur, inspeksi, pertemuan dalam bidang keselamatan/ safety meeting. Untuk
merespon laporan Nahkoda bila terjadi situasi darurat atau berbahaya, Perusahaan
telah membentuk Team Tanggap Darurat.

Rencana keadaan darurat di kapal meliputi :

a. Alokasi tugas dan tanggung jawab dari masing-masing individu untuk


mengidentifikasi rencana kerja.
b. Aksi-aksi yang akan dilakukan untuk mengontrol setiap keadaan darurat yang
telah diperkirakan.
c. Metode komunikasi.
d. Pihak ketiga sebagai Badan pendukung dan metode untuk menghubunginya
serta daftar yang perlu dihubungi secara umum yang mungkin dapat dihubungi
untuk dimintai bantuan

Perusahaan telah menyiapkan suatu program Pelatihan Darurat yang spesifik untuk
setiap kapal sesuai dengan persyaratan dalam SOLAS.

Latihan keadaan darurat akan dilaksanakan dalam selang waktu yang teratur dan
bilamana perlu akan bekerja sama dengan personil di Darat dengan menggunakan
rencana keadaan darurat yang relevan. Catatan dari pelaksanaan latihan keadaan
darurat tersebut harus disimpan.

8.1. PROSEDUR DUKUNGAN DARAT DALAM SITUASI DARURAT

8.1.1. Umum

8.1.2 Hubungan komunikasi dari kapal

Pada saat terjadi suatu keadaan darurat di kapal, Nakhoda harus memberitahu DPA
dengan menggunakan alat komunikasi yang tersedia, misalkan telepon, handphone,
radio SSB, telex, telegram, faximile atau alat komunikasi yang lainnya. Nakhoda harus
melaporkan perincian keadaan darurat kepada Perusahaan secepat mungkin.

8.1.2 Hubungan komunikasi dengan DPA

Level 1 / ECP 01 DUKUNGAN DARAT DALAM SITUASI DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 3 dari 50
KEADAAN DARURAT

Setelah menerima suatu laporan kecelakaan dari kapal, DPA akan melapor kepada
Direktur Utama dan menggerakkan Tim Tanggap Darurat serta memberikan instruksi-
instruksi yang diperlukan.

8.1.3 Hubungan komunikasi yang teratur dengan kapal

Tim Tanggap Darurat yang dikoordinir oleh DPA perlu mengetahui dan memastikan
posisi kapal, jumlah korban jiwa, kerusakan kapal dan polusi lingkungan yang
diakibatkan oleh kecelakaan laut. Tim segera memberikan instruksi-instruksi yang
diperlukan dan secara teratur berkomunikasi dengan kapal berdasarkan waktu yang
telah ditentukan bersama untuk mengetahui keadaan yang terjadi di kapal.

8.1.4. Untuk mendukung dan menjamin kesiapan Team Tanggap Darurat dan Nakhoda kapal,
maka dibuat daftar kontak personil dan instansi terkait yang dibutuhkan dalam situasi
darurat. Daftar tersebut terdokumentasi dalam lampiran prosedur ini.

8.1.2. Tim Tanggap Darurat

8.1.2.1. Bila suatu keadaan bahaya timbul, maka DPA segera melaporkan kepada Direktur Utama
dan segera menggerakkan Tim Tanggap Darurat.

8.1.2.2. Kategori suatu keadaan bahaya, meliputi :

a. Kecelakaan di laut (tubrukan, kandas, kebakaran, tenggelam, bocor ataupun terbalik).


b. Kecelakaan awak kapal (jatuh ke laut, hilang di laut, luka berat, penyakit tiba-tiba, dll)
c. Pencemaran laut (minyak, muatan berbahaya, dll)
d. Kehilangan tenaga penggerak kapal.

8.1.2.3. DPA ditunjuk sebagai Ketua Tim Tanggap Darurat dan mengkoordinasikan komando /
instruksi pada waktu situasi kapal dalam keadaan bahaya.

8.1.8.2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tindakan darurat ini adalah :

1. Formasi, jumlah anggota Tim Tanggap Darurat dan tugas-tugasnya.


2. Daftar alamat hubungan komunikasi dari anggota Tim, bantuan dari luar
Pejabat yang berwenang dan semua kapal yang berada di bawah
Manajemen Perusahaan.
3. Daftar awak kapal yang berada di bawah manajemen perusahaan dan
alamat keluarga/wali awak kapal.
4. Sistem bantuan terhadap kecelakaan yang meluas di laut.
5. Hubungan dengan media massa.

8.1.3. Anggota Team Tanggap Darurat dan Tanggung Jawabnya

8.1.3.1. Tim Tanggap Darurat terdiri dari :

Level 1 / ECP 01 DUKUNGAN DARAT DALAM SITUASI DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 4 dari 50
KEADAAN DARURAT

1. DPA sebagai Ketua Tim


2. Manager Operasi sebagai Wakil Ketua Tim
3. Armada sebagai Anggota
4. Bagian Human Resources sebagai Anggota
5. Bagian Logistik sebagai Anggota

8.1.3.2. Tanggung jawab dari DPA dan Operasi

1. Penentuan salvage sesuai sifat kondisi darurat.


2. Mengadakan koordinasi hubungan dengan pihak-pihak terkait, baik extern maupun
anggota team Tanggap Darurat.
3. Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan segera dalam menanggulangi
kondisi darurat.
4. Jika pembersihan dan penanganan minyak dianggap perlu untuk dilaksanakan,
melalui Perusahaan akan memilih dan membuat persetujuan dengan operator yang
ditunjuk untuk melakukan pembersihan minyak tersebut.
5. Sesuai dengan sifat darurat, DPA menugaskan anggota Tim Tanggap Darurat /
superintenden langsung ke tempat darurat (kejadian) dengan tujuan untuk
memudahkan pelaksanaan kegiatan operasi darurat dan pengawasan langsung.
6. Mengorganisir dan mengklasifikasi seluruh informasi yang masuk serta
mempersiapkan / melengkapi data yang diperlukan oleh Tim Tanggap Darurat.
7. Jika diperlukan pemeriksaan oleh badan klasifikasi kapal atau badan organisasi
lain, segera dihubungi dan berkoordinasi untuk pelaksanaan pemeriksaan oleh
instansi.
8. Melakukan hubungan komunikasi secara kontinu dengan kapal.

8.1.3.3. Tanggung jawab Manager Operasi

9. Melaporkan kepada Perusahaan Asuransi mengenai kondisi darurat ini dan


melakukan koordinasi serta berunding dengan mereka mengenai tindakan yang
harus diambil.
10. Memberi bantuan yang diperlukan agar kapal dapat beroperasi secara normal atau
tindakan darurat yang diperlukan segera.
11. Mengadakan kontak dengan pemilik muatan atau agen atau pencarter.
12. Pengurusan dokumen laporan kecelakaan, note of protest dan dokumen
pendukung lainnya guna keperluan klaim asuransi.

8.1.8.3 Tanggung jawab Bagian Human Resources

13. Jika terjadi kecelakaan terhadap awak kapal, harus melakukan komunikasi dengan
keluarganya/wali, secara langsung atau melalui perwakilan setempat.

14. Jika dibutuhkan penggantian awak kapal, melakukan pengaturan secepatnya


sesuai dengan kebutuhan.
15. Menghubungi perusahaan asuransi terhadap klaim asuransi jiwa (jika ada korban).
16. Menyiapkan data personalia yang diperlukan, jika terjadi penyelidikan dari pihak
berwajib atau Mahkamah Pelayaran.

Level 1 / ECP 01 DUKUNGAN DARAT DALAM SITUASI DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 5 dari 50
KEADAAN DARURAT

8.1.3.5. Tanggung jawab Bagian Armada

17. Membantu dalam hal mengorganisir informasi yang berkaitan dengan lambung dan
mesin yang diterima dari kapal dan mempersiapkan kelengkapan gambar, data
teknis dan instruksi manual dari pabrik pembuat yang diperlukan Tim Tanggap
Darurat.
18. Evaluasi kondisi teknis dan kemampuan kerja dari permesinan.
19. Pengaturan kontraktor untuk mengadakan perbaikan mesin dan pengadaan suku
cadang yang diperlukan.
20. Memberikan saran yang diperlukan dan membantu KKM untuk mengadakan
pemeriksaan teknis di tempat. Jika diperlukan, diinstruksikan untuk menghubungi
dan menyiapkan surveyor badan klasifikasi kapal untuk dilakukan pemeriksaan.

8.1.3.6. Tanggung Jawab Bagian Logistik berkaitan supply spare part / peralatan

21. Mengirimkan spare part yang sudah dipesan melalui supplier ke kapal melalui agen
setempat sesuai dengan permintaan kapal dan instruksi Team Tanggap Darurat.

22. Menghubungi supplier untuk mengadakan barang / spare part atau pelaksanaan
jasa perbaikan dengan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan kapal (urgensi).
Setelah pemenuhan ini, baru dilaksanakan pemenuhan kelengkapan administrasi
pengadaan barang / jasa sesuai tata cara pembelian.

8.1.4. Hubungan Media Massa

8.1.4.1. Jika diperlukan, melakukan kegiatan hubungan media massa atau pers release,
khususnya jika mendapat tekanan pers atas kasus perusahaan di media-massa, yang
berhak memberikan pernyataan ke media massa adalah Direktur Utama.

8.1.4.2. Dalam memberikan pers release, Direktur Utama diupayakan memberi pernyataan
sebagai berikut :

23. Tidak menimbulkan keresahan / polemik terhadap pernyataannya.


24. Tidak menyalahkan pihak-pihak lain.
25. Memberi kesan bahwa investigasi atas keadaan darurat tersebut sedang dalam
proses.
26. Tidak menyimpulkan sesuatu tanpa didukung data pendukung / teknis.

8.1.4.3. Nakhoda dan seluruh awak kapal dilarang memberikan informasi (pers release) secara
langsung kepada media massa sehubungan dengan kasus kapalnya.

8.1.5. Operasi Team Tanggap Darurat

Level 1 / ECP 01 DUKUNGAN DARAT DALAM SITUASI DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 6 dari 50
KEADAAN DARURAT

8.1.5.2. Sesaat setelah mendapat berita keadaan darurat di kapal, Anggota Team yang
mendapat informasi pertama dari kapal segera memberitahukan kepada DPA dan
anggota Team yang lainnya melalui sarana telpon yang tersedia. Setiap anggota Team
mampu dihubungi setiap saat dalam 24 jam.

8.1.5.3. Semua anggota Team memiliki daftar telpon (kantor/rumah) dan handphone. Informasi
kontak telpon ini disimpan di dalam dompet dan siap digunakan setiap saat (dalam
ukuran kartu kredit).

8.1.5.4. Setelah mendapat informasi keadaan darurat, diupayakan secepatnya anggota Team
berkumpul di Ruang Darurat (Emergency Crisis Room). Anggota tim harus
memprioritaskan tugas-tugas tim selama keadaan darurat dibandingkan tugas-tugas
rutin mereka. Dalam memulai tugas Team, tidak perlu harus semua anggota Team
lengkap berkumpul.

8.1.5.5. Setelah mempelajari keadaan dan situasi yang terjadi berdasarkan laporan Nakhoda,
maka Team segera :

27. Memberikan instruksi dan petunjuk yang perlu kepada Nakhoda kapal.
28. Apabila memerlukan sarana pertolongan, segera menentukan perusahaan pemberi
pertolongan dan menghubungi pihak-pihak yang terkait.
29. Melaksanakan pembagian tugas sesuai tanggung jawabnya masing-masing.

8.1.5.6. Meskipun demikian jika dirasa perlu dalam keadaan darurat (tidak cukup waktu),
Nakhoda berwenang untuk meminta bantuan penyelamatan dari kapal terdekat atau
meminta bantuan salvage. Nakhoda mempunyai wewenang penuh untuk mengambil
keputusan dalam kondisi darurat, meskipun keputusan tersebut menyimpang dari aturan
atau instruksi dari Perusahaan (Master Overidding Authority).

8.1.5.7. Prioritas instruksi kepada Nakhoda dan keputusan dari Nahkoda adalah :

30. Keputusan penting dan tindakan yang dibutuhkan dengan memprioritaskan


keselamatan jiwa manusia.
31. Keputusan dan tindakan yang dibutuhkan untuk mengurangi kerusakan dari kapal
dan muatan.
32. Operasi pengamanan dan tindakan untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan
oleh pencemaran laut karena kecelakaan.
33. Dalam hal pengadaan barang /spare part atau permintaan jasa perbaikan,
pelaksanaannya dapat dipotong rantai birokratisnya (persyaratan administrasi).
8.1.5.8. Masing-masing anggota Team melaksanakan dukungan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya dalam Team Tanggap Darurat.
8.1.5.9. Semua hubungan komunikasi dengan pihak kapal melalui sarana komunikasi yang ada,
dicatat dalam Buku Jurnal Radio (darat), lengkap dengan tanggal, waktu dan uraian
berita yang disampaikan.

8.1.5.10. Apabila situasi darurat telah dapat diatasi, maka Team segera :

Level 1 / ECP 01 DUKUNGAN DARAT DALAM SITUASI DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 7 dari 50
KEADAAN DARURAT

34. Melengkapi persyaratan dokumentasi / administrasi yang belum dikumpulkan /


dibuat.
35. Mengembalikan dan menyimpan kembali dokumen, file personil, gambar, instruksi
manual ke dalam lemari file semula.
36. Mengumpulkan laporan dan surat-surat baik kepada / dari pihak eksternal dan
internal.
37. Membuat Laporan Kronologis Kejadian.

8.1.6. Latihan Menghadapi Bahaya Darurat

8.1.6.1. Supaya terlatih dalam menghadapi kondisi darurat, maka secara periodik dilakukan
latihan dalam menghadapi situasi darurat.

8.1.6.2. Nakhoda harus melaksanakan latihan keselamatan sesuai dengan SOLAS dan SOLAS
Training Manual Semua pelatihan dicatat dalam Log Book Dek dan dibuatkan laporan
untuk dikirim ke perusahaan setiap bulannya.

8.1.6.3 Latihan terpadu Perusahaan dan Awak Kapal

Team Tanggap Darurat harus melaksanakan latihan keadaan darurat (Table Top Drill).
Latihan-latihan tersebut harus dilakukan paling tidak setahun sekali. Hasil latihan dicatat
dalam Checklist Latihan Tim Tanggap Darurat dan dibuatkan kronologis simulasi latihan.

8.1.6.4. Nakhoda setiap bulan melaporkan pelaksanaan safety drill diatas kapal kepada DPA
dengan mengirimkan :

38. Laporan Latihan Peran Pemadam Kebakaran


39. Laporan Latihan Peragaan Peralatan Keselamatan
40. Laporan Latihan Kemudi Darurat
41. Laporan Latihan Penyelamatan Orang Jatuh ke Laut

8.1.6.5. Dalam menilai kontinuitas pelaksanaan Latihan Keselamatan (Safety Drill) di setiap
armada kapal, maka DPA melakukan monitoring pelaksanaan Safety Drill berdasarkan
laporan dari masing-masing Nakhoda kapal dan mencatatnya dalam Catatan Latihan
Keselamatan di Kapal.

8.1.6.6. Nakhoda yang belum melaksanakan latihan secara kontinu atau belum melaporkan
pelaksanaan safety drill selama 3 bulan berturut-turut, maka DPA memberi peringatan
tertulis kepada Nakhoda yang bersangkutan dengan sepengetahuan Direktur.

Level 1 / ECP 01 DUKUNGAN DARAT DALAM SITUASI DARURAT DOKUMEN UTAMA


DAFTAR PERSONIL PERUSAHAAN YANG DIHUBUNGI DALAM KEADAAN DARURAT

NAMA PERUSAHAAN : PT. ZAKIRA KARYA BERSAMA


ALAMAT PUSAT :

Kontak diluar jam kantor / hari libur

NAMA JABATAN HP
DPA
OPERATION
TECHNICAL
LOGISTIK
CREWING

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


DAFTAR KANTOR KEAGENAN YANG DITUNJUK

No. Kantor Keagenan Alamat Telpon, Fax Kontak Person


& HP

DAFTAR GALANGAN, BENGKEL & JASA PERAWATAN YANG DITUNJUK

No. Galangan / Bengkel Alamat Telpon, Fax Kontak Person


& HP

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA
DAFTAR SUPPLIER SPARE PART YANG DITUNJUK

No. Nama Supplier Alamat Telpon, Fax Kontak Person


& HP

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


DAFTAR ALAMAT KANTOR BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

No Nama Kantor Cabang Alamat Telepon / Fax


1 Kantor Pusat Jl. Yos Sudarso no.38-39 Tg. 021 - 4301017,
Priok Jakarta 14010 , PO Box. 4300993, 4970021,
1010 492509
Fax. 021-496175
2 Cabang Utama Tanjung Priok Jl. Yos Sudarso no.38-39 Tg. 021 - 430107, 490990.
Priok Jakarta 14010 , PO Box. Fax. 021-4301702
1010
3 Cabang Utama Surabaya Jl. Kalianget no.14 Surabaya 031 - 3295448 - 9, 50,
60165 51
Fax. 031 - 3295420.
4 Cabang Madya Balikpapan Jl. Yos Sudarso RT.J7 no.6 0542-31850, 21570
Balikpapan 76111 Fax. 0542 - 22831
5 Cabang Madya Palembang Jl. Perintis Kemerdekaan 5 Ilir 0711 - 713171/ 2,
Palembang-30115 713680
Fax. 0711-713173
6 Cabang Madya Semarang Jl. M. Pardi No. 5, Semarang 024 - 543917
50229 Fax. 024. 43917
7 Cabang Ambon Jl. Raya Pelabuhan, Ambon- 0911 - 52745-55036
97216 Fax. 0911-52745
8 Cabang Banjarmasin Jl. Cempaka VI. No.1 0551 - 50175-58311
Banjarrnasin- 70117 Fax. 0551-50175
9 Cabang Batam Jl. Gajah Mada, Komp. Tiban 0778 - 322178, 322083
Indah Fax.0778-322118
Mc Dermott, Batam
10 Cabang Belawan Jl. Sulawesi II Belawan,Medan 061 - 641276, 641025
20413 Fax. 061-641276
11 Cabang Bitung Jl. D.S. Sumolang No.lDepan Pos 0438-21129
IV Pelabuhan Bitung -95522 Fax. 0438-21282
12 Cabang Cigading Jl. KH. Fahir No.10 Blok AB, 0254-391775
Citangkil Fax. 0254-391776
Ciligon 42441
13 Cabang Cirebon Jl. Tuparev, KM .3,Cirebon-45153 0231-205266
Fax. 0231-205266
14 Cabang Dumai Jl. Sungai RokanNo. 96, Dumai 0765-32574
28814 Fax. 0765-31364
15 Cabang Padang Jl. Sultan Syahrir No. 208 0751-33442-61553
Padang- 25216 Fax. 0751-31831
16 Cabang Makassar Jl.Sungai Cerekang No. 28 0411-311993, 315460
Makassar 90115 Fax. 0411-315460
17 Cabang Pontianak Jl. Gusti Hamzah No. 211 0561-39579
Pontianak- 78116 Fax. 0561-39579
18 Cabang Singapura 111 North Bridge Road #08-07 0065-3393011
Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA
Peninsula Plaza, Singapore Fax. 0065-3393631
179098
19 Cabang Sorong Jl. Sudirman No. 140 Sorong- 0951-22600
98414 Fax. 0951-23870
20 Perwakilan Samarinda Jl.Manggis No.20 0541-734475
Samarinda Fax. 0541-734475

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 14 dari 50
KEADAAN DARURAT

SARANA PERHUBUNGAN (STASIUN RADIO)

No. Nama Stasiun Telepon Radio Telegraphy Radio Telegraphy


Nama Panggilan Nama Panggilan
1 Jakarta Radio 021-368059 PKX, 500 Khz Jakarta Radio
2182 Khz, 6215 Khz,
156,8 Mhz
2 Belawan Radio 0619-17818 PKB, 500 Khz Belawan Radio
0 2182 Khz 6215 Khz
156,8 Mhz
3 Dumai Radio 0765-31429 PKP, 500 Khz Dumai Radio
2182 Khz,62115Khz
156,8 Mhz
4 Surabaya Radio 031-329112 PKD, 500 Khz Surabaya Radio
4 2182 Khz, 6215 Khz
156,8 Mhz
5 Ujung Pandang 0411-22198 PKF, 500 Khz Ujung Pandang Radio 2182 Khz,
Radio 6215 Khz
158,8 Mhz
6 Bitung Radio 0431-21374 PKM, 500 Khz Bitung Radio
2182 Khz, 6215 Khz
156,8 Mhz
7 Ambon Radio 0911-52011 PKE, 500 Khz Ambon Radio
2182 Khz, 6215 Khz
156,8 Mhz
8 Jayapura Radio 0967-21630 PKN, 500 Khz Jayapura Radio
2182 Khz, 6215 Khz
156,8 Mhz
9 Palembang 0711-35005 PKC, 500 Khz Palembang Radio
Radio 2182 Khz, 6215 Khz
156,8 Mhz

8.2. PROSEDUR PENANGANAN SITUASI DARURAT DI ATAS KAPAL

8.2.1. Umum

8.2.1.1. Bilamana situasi darurat terjadi, Nakhoda harus mengutamakan keselamatan jiwa
manusia dan mempunyai wewenang untuk mengambil tindakan yang terbaik dalam
menghadapi kecelakaan tersebut.

8.2.1.2. Bilamana situasi darurat terjadi, Nakhoda harus segera melaporkan kepada DPA atau
anggota Team Tanggap Darurat sesuai dengan prosedur

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 15 dari 50
KEADAAN DARURAT

8.2.1.3. Untuk membiasakan para perwira dan awak kapal memahami tugas dan tanggung
jawabnya dalam situasi darurat, maka Nakhoda harus melakukan latihan keadaan
darurat secara periodik sesuai dengan prosedur

8.2.8.1. Bilamana Nakhoda melakukan latihan tersebut di atas, Nakhoda harus mengevaluasi
kemampuan masing-masing awak kapal dalam peran latihan tersebut. Nakhoda harus
mencatat hasil latihan pada Log Book Dek dan membuat laporan bulanan pelaksanaan
latihan kepada DPA.

8.2.1.5. Prioritas utama Operasi Search & Rescue dilakukan bilamana terjadi kecelakaan dan
orang hilang di laut. Bilamana kapal lain meminta bantuan pertolongan keselamatan
jiwa, berikan bantuan, sejauh tidak membahayakan kapal sendiri dan blamana
diperlukan, minta bantuan kapal-kapal disekitar dan pihak darat untukmenolong orang
yang mengalami kecelakaan dan mencari orang yang hilang.

8.2.2. Komunikasi situasi darurat

8.2.2.1 Dalam melakukan komunikasi situasi darurat, maka pelaksanaan komunikasi dari kapal
ke kapal lain disekitarnya, stasiun radio pantai dan penjaga pantai harus dibedakan jenis
komunikasinya yaitu :

a. Komunikasi Mendesak (Urgency Communication) atau Komunikasi


Keselamatan (Safety Communication) dipergunakan untuk menarik
perhatian terus-menerus terhadap kapal dalam keadaan bahaya atau
kapal rusak.

b. Distress Communication harus digunakan jika kapal dalam keadaan bahaya


dan memerlukan bantuan dari SAR

8.2.2.2. Dalam menghadapi situasi darurat, maka sarana komunikasi yang digunakan adalah
komunikasi yang tidak boleh digunakan untuk tujuan lain kecuali guna menarik
perhatian jika kapal dalam keadaan bahaya, yaitu :

1. Panggilan "MAY DAY" yang berulang-ulang dan terus menerus menggunakan radio
telepon.
2. Tiupan suling yang berulang-ulang.
3. Pelontaran Cerawat payung (parachute signal) dengan selang waktu pendek.
4. Menaikan isyarat dua bola hitam pada siang hari (tidak terkendali).
5. Menyalakan cerawat tangan (Red Hand Flare).

8.2.2.3. Dalam hal kapal mengalami keadaan darurat, Nakhoda segera melaporkan kepada DPA
atau anggota Team Tanggap Darurat (sesuai urutannya) melalui telepon langsung
berdasarkan prosedur

Panggilan langsung dapat dilakukan 24 jam, baik melalui telpon kantor (jam kerja)
ataupun telpon rumah (diluar jam kerja) atau Handphone.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 16 dari 50
KEADAAN DARURAT

8.2.8.2. Nakhoda harus segera melaporkan secara lengkap keadaan darurat kepada perusahaan
segera atau setibanya kapal di pelabuhan dengan menggunakan telex, facsimile atau
telegram. Laporan tersebut adalah Laporan Pertama Kecelakaan Kapal dan ditujukan
kepada DPA.

8.2.3. Kontrak Salvage (Salvage Contract)

8.2.3.1. Kontrak Salvage pada prinsipya diputuskan oleh perusahaan. Akan tetapi Nakhoda diberi
wewenang untuk memutuskan suatu kontrak sehubungan dengan keselamatan jiwa,
kapal, muatan atau bahaya pencemaran lingkungan, apabila tidak ada waktu untuk
menunggu perintah dari perusahaan.

8.2.3.2. Wewenang Nakhoda dalam hal Kontrak Salvage adalah :

1. Permintaan bantuan pada perusahaan salvage dan perjanjiannya dilakukan oleh


Nakhoda dengan persetujuan DPA atau Direktur.
2. Pilihan antara towing contract atau kontrak salvage tergantung keadaan dan
situasi yang terjadi.
3. Bilamana perusahaan salvage meminta kontrak salvage dibuat dalam perjajian
tertulis, maka dibuat sesuai dengan Lloyd's Standard Form of Salvage Agreement
(LOF = Lloyd's Open Form).
4. Bilamana Perusahaan Salvage menolak untuk menandatangani LOF Nakhoda harus
menandatangani form yang telah disiapkan oleh perusahaan salvage dengan
menambahkan catatan tersendiri.

8.2.3.3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan Kontrak Salvage :

1. Form yang dipergunakan adalah LOF atau form yang telah disepakati.
2. Bilamana suatu perjanjian dilakukan secara lisan (karena waktu terbatas) telah
disepakati, syarat-syarat perjanjian harus disetujui.
3. Bilamana tidak tersedia form, masukkan syarat-syarat yang jelas sesuai (LOF
1980), dan terbitkan sebuah dokumen perjanjian untuk ditanda-tangani oleh kedua
belah pihak.
4. Lengkapi sebuah klausul yang menjelaskan syarat-syarat dari operasi salvage yang
dibutuhkan.
5. Setiap kolom kosong pada formulir harus ditutup dengan garis lurus dan di paraf.

8.2.8.3. Hal yang perlu diperhatikan selama operasi salvage adalah pada prinsipnya pihak kapal
berada pada posisi netral dan perusahaan salvage bertanggung jawab dalam operasi
salvage. Namun demikian perlu dipertimbangkan kerja sama menguntungkan oleh pihak
kapal untuk kelancaran operasi salvage, meliputi :

1. Secara berkala mengukur kedalaman laut dan kondisi cuaca selama operasi
salvage (cuaca, arah dan kecepatan angin, ombak dan alun, arus, suhu dan
tekanan udara) serta dicatat pengukurannya.
2. Jika mesin jangkar dan peralatannya, suku cadang dan perlengkapan lain

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 17 dari 50
KEADAAN DARURAT

dipergunakan selama operasi salvage, dicatat secara terperinci untuk mendapatkan


suatu pernyataan yang ditanda tangani oleh perusahan salvage.
3. Dalam mengantisipasi lamanya waktu operasi salvage, dijaga secara seksama
persediaan air minum, perbekalan makanan dan diatur sesuai kebutuhan.
4. Buatkan peraturan disiplin di atas kapal bagi para pekerja salvage.
5. Catat secara khusus semua pengunjung yang naik diatas kapal.

8.2.4. Kejadian Tabrakan Kapal

8.2.4.1. Nakhoda harus siap mengambil keputusan cepat dan benar dengan mengutamakan
keselamatan jiwa di atas kapal, serta mengambil tindakan segera.

8.2.4.2. Tindakan Awal setelah Tabrakan adalah Nakhoda atau Mualim jaga segera mengambil
langkah berikut setelah terjadi tabrakan dengan kapal lain :

1. Stop mesin bilamana memungkinkan, (jangan menggunakan mesin mundur


sampai situasi bahaya telah berlalu).
2. Memberitahu Nakhoda.
3. Peran Bahaya dibunyikan melalui public addresor dan general alarm.
4. Nyalakan lampu penerangan geladak.
5. Usahakan agar para awak kapal tidak panik dengan diberikan penjelasan
seperlunya.
6. Panggilan untuk perhatian terhadap kapal-kapal yang berada disekitar melalui VHF
channel 16 atau dengan isyarat cahaya. Kirim berita Safety Communication /
Urgency Communication dan bila diperlukan, Distress Communication.
7. Perlihatkan rambu-rambu "Tidak Terkendali" dengan menyalakan dua lampu
keliling merah tersusun tegak atau dua sosok bola hitam tersusun tegak.

8.2.4.3. Nakhoda atau mualim jaga di anjungan harus segera melakukan pemeriksaan kerusakan
dan mencatat beberapa hal yang memungkinkan untuk diteruskan melalui VHF, Telex
atau Facsimil sesuai dengan checklist Laporan Tabrakan Kapal.

8.2.4.4. Nakhoda segera membentuk Tim Komando di anjungan dan memerintahkan untuk
melaksanakan peran penanggulangan tabrakan.

8.2.4.5. Kegiatan Tim Komando, meliputi :

1. Nakhoda, Mualim I, menempatkan diri sesuai tugasnya di tim komando.


2. Mengusahakan agar seluruh awak kapal dalam keadaan tenang dan dapat
membantu pelaksanaan penyelamatan.
3. Yakinkan bahwa tiap-tiap regu hadir dalam apel untuk mengetahui apakah ada
awak kapal yang cidera atau hilang.
4. Yakinkan bahwa tiap regu memeriksa keadaan sebenarnya pada tiap departemen
untuk mengidentifikasi situasi yang akan terjadi selanjutnya.

5. Setelah dikonfirmasikan, semua regu segera dikumpulkan untuk segera diberi


pengarahan.
6. Berikan pengarahan untuk melaksanakan prosedur penanggulangan kepada

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 18 dari 50
KEADAAN DARURAT

pimpinan tim pelaksana.


7. Mengadakan komunikasi dengan pihak-pihak terkait (Syahbandar terdekat dan
kapal-kapal yang berada disekitar).
8. Melaporkan kepada Perusahaan dengan menggunakan Laporan Kecelakaan Kapal
(laporan pertama),
9. Secara teratur melaporkan kepada perusahaan yang menjelaskan item-item sesuai
checklist Laporan Tabrakan Kapal

8.2.4.6. Mualim I segera menuju ke lokasi tubrukkan didampingi seorang ABK atau lebih, untuk
melihat secara langsung hal-hal berikut dan melaporkan temuannya kepada Nakhoda di
Pos Komando (Ruang Anjungan) :

1. Ada atau tidak terjadinya kebakaran atau kemungkinan resiko kebakaran.


2. Ada atau tidaknya ABK yang hilang atau cidera.
3. Ambil photo untuk memastikan jenis dan tingkat kerusakan.
4. Identifikasi ruangan kosong (void space) dan tangki dasar ganda ( double bottom)
yang bocor (lakukan secara terus menerus pengukuran got dan seluruh tangki
serta memantau perubahannya tiap jam).
5. Melaporkan jenis dan tingkat kerusakan kapal lain secara ringkas.

8.2.4.7. Dalam mengatasi dampak dari kejadian tabrakan, maka Nakhoda harus
mempertimbangkan peran darurat lain yang diperlukan atau sebagai langkah antisipasi,
antara lain :

1. Peran kebakaran sebagai persiapan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya


kebakaran.
2. Peran persiapkan evakuasi ABK atau peran meninggalkan kapal.
3. Peran melakukan pemompaan ruang yang tergenang, dengan memperhitungkan
volume air dalam ruangan.
4. Peran penyelamatan dan meminta untuk pengiriman tim penyelamat, bilamana
terjadi kecelakaan atau orang hilang.

8.2.4.8. Langkah-langkah yang diambil Nakhoda bilamana kejadian tabrakan mengakibatkan


situasi bahaya terhadap kapal dan awak kapalnya :

1. Kirim berita marabahaya dan segera umumkan peran meninggalkan kapal,


bilamana kapal menghadapi resiko tenggelam atau kapal dalam keadaan terbakar
dan tidak mungkin dipadamkan dengan peralatan yang terdapat di kapal kemudian
seluruh awak kapal meninggalkan kapal sesuai prosedur.

2. Bilamana ada kemungkinan salah satu kapal yang terlibat tabrakan akan
tenggelam, pindahkan semua awak kapal ke kapal lainnya. Kapal yang akan
tenggelam mempersiapkan peran meninggalkan kapal atau kapal yang lain harus
mempersiapkan semua sekoci / rakit penolong untuk penyelamatan.

3. Bilamana kejadian dekat pantai, pertimbangkan kemungkinan untuk


mengandaskan kapal.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 19 dari 50
KEADAAN DARURAT

8.2.4.9. Langkah-langkah yang diambil Nakhoda bilamana kejadian tidak mengakibatkan situasi
bahaya :

1. Bilamana dalam tabrakan ternyata kedua kapal bebas dari resiko tenggelam,
usahakan posisi kapal tetap demikian dan ambil tindakan pencegahan terhadap
kebocoran yang terjadi dalam ruangan dengan memompa keluar air yang masuk.

2. Bilamana kapal dapat bergerak dengan mesin sendiri, pertimbangkan


mengandaskan kapal, jika hal ini merupakan pilihan terbaik untuk menyelamatkan
kapal dan muatannya.

3. Bilamana kapal tidak dapat bergerak dengan mesin sendiri atau terjadi kerusakan
mesin induk, baling-baling atau kemudi, mintalah bantuan salvage sesuai dengan
prosedur kontrak salvage.

4. Bilamana kapal berlayar menyusur pantai dengan mesin sendiri, layarkan kapal
ketempat yang aman untuk lego jangkar sementara atau menjauh dari alur
pelayaran.

8.2.4.10 Dokumen yang dipersiapkan :

1. Garis haluan di peta dari kedua kapal dan diagram / gambar yang memperlihatkan
tabrakan.
2. Peta laut yang dipergunakan.
3. Buku Log Dek, Buku Log Mesin, Buku Olah gerak.
4. Gambar kerusakan bangunan kapal.
5. Master Standing Order atau Master Night Order

8.2.4.11. Persiapan dokumen dan laporan yang harus didikirim ke Perusahan :

1. Data harus disiapkan untuk mengisi checklist Laporan Tabrakan Kapal sebagai
dokumen dan arsip.
2. Nakhoda harus menyiapkan laporan kerusakan yang menjelaskan secara rinci
perihal kejadian dan melampirkan checklist Laporan Tabrakan Kapal untuk di kirim
ke Perusahaan.

8.2.5. Kejadian Kapal kandas/terdampar

8.2.5.1. Jika kapal kandas / terdampar keputusan yang cepat dan tepat harus dilakukan dengan
prioritas utama diberikan untuk keselamatan jiwa dari awak kapal.

8.2.5.2. Pada saat awal kejadian kapal kandas/terdampar, Nakhoda atau Mualim jaga harus
segera mengambil langkah-langkah sebagai berikut :

1. Stop mesin induk dengan segala kemungkinannya (mesin tidak dijalankan mundur
sampai keadaan secara umum diketahui).
2. Perintah peran darurat melalui public addressor dan general alarm.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 20 dari 50
KEADAAN DARURAT

3. Beritahu kamar mesin.


4. Nyalakan lampu penerangan dek (pada waktu malam hari).
5. Komunikasi dengan kapal sekitar pada channel 16 VHF dan dengan lampu isyarat.
6. Naikkan sosok bola hitam dan nyalakan lampu tanda Internasional yang
menandakan kapal kandas.
7. Nakhoda atau Mualim jaga di anjungan harus segera memeriksa sesuai dengan
checklist Laporan Kapal Kandas dan catat juga dalam Logbook Dek.
8. Nakhoda harus segera mengkoordinasikan tim komando di anjungan dan
memerintahkan peran darurat.

8.2.5.3. Kegiatan Tim Komando, meliputi :

a. Formasinya adalah diketuai Nakhoda dan dibantu Mualim I.


b. Yakinkan bahwa tiap regu hadir dalam apel untuk mengetahui apakah ada awak
kapal yang cidera atau hilang. Berikan prioritas utama untuk operasi pencarian dan
penyelamatan, jika ada orang yang terluka atau hilang di kapal.
c. Pastikan bahwa tiap regu memeriksa keadaan sebenarnya pada setiap departemen
(untuk mengidentifikasi situasi yang terjadi) dan kemudian menyusun rencana
untuk menanggulangi situasi tersebut.
d. Setelah dikonfirmasikan, semua regu segera dikumpulkan untuk diberi
pengarahan.
e. Berikan pengarahan untuk melaksanakan prosedur penanggulangan kepada
pimpinan tim pelaksana.
f. Mengadakan komunikasi dengan pihak-pihak terkait (Syahbandar terdekat dan
kapal-kapal yang berada disekitarnya).
g. Melaporkan kepada Perusahaan Laporan Kecelakaan kapal (laporan pertama),
h. Secara teratur melaporkan kepada perusahaan hal yang menjelaskan item-item
sesuai checklist Laporan Kapal Kandas
i. Jika perlu, minta bantuan kepada kapal lain yang ada disekitar atau pihak darat
untuk menolong yang luka atau mencari orang yang hilang.

8.2.5.4. Mualim I segera menuju kelokasi bagian kapal yang kandas didampingi oleh satu atau
beberapa awak kapal untuk melihat secara langsung hal-hal berikut dan melaporkan
temuannya kepada pos komando :

1. Lokasi, tingkat kerusakan (bilamana dapat diambil photo).


2. Adanya kemungkinan kebocoran minyak atau muatan berbahaya.
3. Mengidentifikasi ruangan dan tempat yang tergenang air (laksanakan
terus-menerus pengukuran pada bilga dan semua tangki).
4. Pengukuran kedalaman perairan disekitar kapal dan mempelajari bentuk dan jenis
dari dasar laut.

8.2.5.5. Penentuan dan pengambilan tindakan dengan memastikan lokasi, tingkat kerusakan dan
kemungkinan adanya bahaya harus ditentukan berdasarkan hal-hal berikut :

1. Resiko terbalik atau lambung patah sehubungan dengan perubahan pasang surut
dan arus.
2. Periksa stabilitas, kemiringan atau pengurangan stabilitas.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 21 dari 50
KEADAAN DARURAT

3. Pengaruh dari perubahan cuaca dalam menjaga stabilitas.

8.2.5.6. Jika ada bahaya, pengambilan tindakan harus dilaksanakan sebagai berikut :

a. Jika berakibat kapal terbalik, instruksikan untuk segera mengevakuasi seluruh


awak kapal sesuai dengan peran meninggalkan kapal.
b. Jika mungkin terbalik atau bangunan patah karena adanya perubahan keadaan
laut dan cuaca, untuk pencegahan bahaya tersebut laksanakan pengisian /
pembuangan ballast atau pemindahan muatan.
c. Jika pertolongan dari fihak lain tersedia (seperti, kapal tunda) untuk mencegah
kapal terbalik atau bangunan patah, permintaan untuk operasi penyelamatan harus
segera dibuat sesuai dengan prosedur kontrak salvage.

8.2.5.7. Jika tidak terjadi bahaya, tindakan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Jika tindakan untuk mengapungkan sendiri dinilai memungkinkan, pelaksanaan
untuk operasi pengapungan sendiri tersebut harus dimulai setelah memperoleh
instruksi dari Perusahaan.
d. Jika pengapungan dianggap sulit, perhitungkan daya apung atau tenaga yang
diperlukan untuk menarik keluar dari kandas dan permintaan salvage harus sesuai
arahan Perusahaan.
e. Untuk mempertahankan kemiringan dan tegangan struktural dari bangunan kapal,
jika dianggap perlu laksanakan pengisian/pembuangan ballast atau memindahkan
muatan.
f. Dalam persiapan untuk suatu kegiatan pengapungan yang memakan waktu lama,
air minum dan makanan harus diperiksa dan diperintahkan untuk dihemat.
g. Pengukuran terhadap kedalaman perairan, pengukuran tangki-tangki dan bilga
secara berkala harus dilaksanakan.

8.2.5.8. Dokumen yang dipersiapkan :

a. Garis haluan dipeta dari kedua kapal dan diagram / gambar yang memperlihatkan
posisi kapal kandas.
h. Peta-peta laut yang dipergunakan.
i. Buku Log Dek, Buku Log Mesin, Buku Olah gerak.
j. Gambar kerusakan bangunan / lambung kapal.
k. Master Standing Order atau Master Night Order

8.2.5.9. Persiapan dokumen dan laporan yang harus didikirim ke Perusahan :

a. Data harus disiapkan untuk mengisi checklist Laporan Kapal Kandas sebagai
dokumen dan arsip.
b. Nakhoda harus menyiapkan laporan kerusakan yang menjelaskan secara rinci
perihal kejadian dan melampirkan checklist Laporan Kapal Kandas untuk di kirim ke
Perusahaan.

8.2.6. Meninggalkan kapal (Abandon Ship)

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 22 dari 50
KEADAAN DARURAT

8.2.6.1. Nakhoda harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut pada waktu akan mengambil
keputusan untuk meninggalkan kapal :

a. Jenis dan besarnya kerusakan kapal.


c. Akibat dari perbaikan sementara.
d. Kemungkinan keberhasilan salvage, ada atau tidak perusahaan salvage yang sudah
dihubungi.
e. Tersedianya waktu yang cukup untuk meninggalkan kapal dan persiapannya.
f. Arus laut, kondisi cuaca dan prakiraan cuaca.
g. Pilihan alat penolong dan perlengkapan yang dapat mengatasi keadaan.
h. Bilamana Nakhoda telah memutuskan untuk meninggalkan kapal, segera
memerintahkan Peran meninggalkan kapal kepada seluruh awak kapal.

8.2.6.2. Nakhoda sebelum meninggalkan kapal, mengirimkan distress communication atau


Distress signal sebagai berikut :

a. Panggilan "MAY DAY" yang berulang-ulang dengan radio.


i. Isyarat lain yang tercantum dalam peraturan-peraturan.

8.2.6.3. Setelah Nakhoda memberikan perintah peran meninggalkan kapal, maka kegiatan yang
harus dilakukan adalah :

a. Jala-jala dipasang pada kedua lambung kapal.


j. Propeller dalam keadaan aman dan tidak berputar.
k. Lampu-lampu dinyalakan.
l. Membawa dokumen-dokumen penting (Sertifikat, Log Book, Peta-peta, Catatan).
m. Melakukan peran meninggalkan kapal sesuai dengan sijil darurat (Muster List).

8.2.7. Kejadian Kebakaran diatas Kapal

8.2.7.1. Jika kapal mengalami kebakaran, keputusan yang cepat dan tepat harus dilakukan
dengan prioritas utama diberikan untuk keselamatan jiwa awak kapal.

8.2.7.2. Bilamana awak kapal menemukan adanya kebakaran di atas kapal, maka awak kapal
tersebut harus segera berteriak memberitahukan adanya kebakaran keseluruh kapal
melalui walkie talkie atau komunikasi lain yang memungkinkan dan harus melaksanakan
operasi pemadaman seperti tersebut dibawah ini:

a. Pemadaman dengan Alat Pemadam Api Ringan.


n. Pemadaman dengan menggunakan ember air.
o. Pemadaman dengan menaburkan pasir, selimut basah dan lain sebagainya ke
sumber api.

8.2.7.3. Langkah-langkah berikut harus diambil jika alarm kebakaran berbunyi :

a. Nakhoda harus segera ke anjungan.


p. Perintah peran kebakaran melalui pengeras suara/public addressor dan emergency

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 23 dari 50
KEADAAN DARURAT

general alarm. Nakhoda harus segera memerintahkan peran kebakaran dan


siagakan regu komando.
q. Usahakan agar seluruh awak kapal tetap tenang / tidak panik. Kepanikan dari para
awak kapal mengakibatkan kondisi yang fatal.
r. Beritahu control room kamar mesin.
s. Sepanjang keadaan mengijinkan, usahakan mesin berhenti.
t. Komunikasi dengan kapal sekitar pada VHF channel 16 dan dengan lampu isyarat.
u. Nyalakan penerangan dek (pada waktu malam).
v. Perlihatkan isyarat kebakaran (pada waktu memasuki perairan pelabuhan atau
persyaratan - persyaratan dari pemerintah setempat yang harus dipatuhi).
w. Penegasan channel VHF yang digunakan untuk saling berhubungan.

8.2.7.4. Kegiatan Tim Komando, meliputi :

a. Formasi regu komando adalah diketuai Nakhoda dan dibantu Mualim I.


x. Olah gerak kapal sedemikian rupa sehingga sumber kebakaran berada dibawah
angin.
y. Pastikan bahwa tiap regu (regu pemadam kebakaran, regu bantu dan regu mesin)
tampil sesuai daftar hadir, supaya dapat mengetahui bilamana ada personil yang
terluka atau yang hilang. Berikan prioritas utama untuk pencarian dan
penyelamatan bilamana ada personil dan awak kapal yang terluka dan hilang di
atas kapal.
z. Usahakan agar seluruh awak kapal tenang dan tidak panik.
aa. Setelah mengetahui situasi, susun rencana penanggulangannya.
bb. Berikan arahan untuk prosedur penanggulangan kepada pimpinan regu ditempat
kejadian.
cc. Komunikasi dengan fihak lain (penguasa terkait dan kapal-kapal disekitar).
Bilamana perlu, minta bantuan kepada kapal di sekitarnya dan fihak darat untuk
pertolongan terhadap personil yang terluka dan pencarian yang hilang.
dd. Laporkan ke Perusahaan Laporan Kecelakaan Kapal (Laporan Pertama
ee. Laporkan secara terperinci kepada Perusahaan dengan menggunakan checklist
Laporan Kebakaran Kapal

8.2.7.5. Regu Pemadam Kebakaran

Nakhoda harus segera ketempat kejadian setelah memastikan lokasi dan memberikan
instruksi kepada Regu Pemadaman Kebakaran sesuai sijil kebakaran dan keikut-
sertaannya dalam operasi pemadaman kebakaran setelah langkah-langkah berikut :

a. Menyelenggarakan absensi terhadap personil dan seluruh awak kapal dan


laporkan hasilnya.
ff. Periksa persiapan fireman outfit dan breathing apparatus untuk sewaktu-waktu
digunakan.
gg. Berikan instruksi kepada anggota regu hal-hal yang harus diperiksa ditempat
kejadian (jenis dan sumber dari kebakaran, apakah ada atau tidak ruangan awak
kapal yang terbakar, tingkat kebakaran, metoda pemadaman kebakaran yang
memungkinkan).
hh. Pemadaman kebakaran secara awal merupakan kunci suksesnya pemadaman

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 24 dari 50
KEADAAN DARURAT

kebakaran. Keputusan yang harus diambil tergantung dari lokasi sumber


kebakaran.
ii. Laksanakan operasi pemadaman kebakaran dengan mengikuti instruksi yang
diberikan.

8.2.7.6. Regu bantu.

Mualim I dapat bergabung dengan Regu Pemadaman Kebakaran dan memimpin Regu
Bantu untuk mendukung operasi pemadaman. Langkah-langkah yang harus
dilaksanakan adalah :

1. Menyelenggarakan absensi dan laporkan hasilnya.


2. Siapkan untuk pengoperasian jenis perlengkapan pemadam kebakaran tetap.
3. Memberikan dukungan kepada Regu Pemadam Kebakaran.
4. Tutup ventilasi-ventilasi sesuai instruksi.
5. Memindahkan atau mendinginkan /membasahi material-material yang mudah
terbakar di daerah yang berdekatan dengan kebakaran.

8.2.7.7. Regu Mesin.

KKM harus segera ke kamar mesin dan mengistruksikan kepada Regu Mesin untuk
melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan absensi dan laporkan hasilnya.


b. Siapkan permesinan di kamar mesin ke kondisi stand by.
c. Start pompa pemadam kebakaran dan siapkan pompa darurat pemadam
kebakaran sesuai dengan instruksi.
d. Jaga tekanan pompa sesuai dengan instruksi.
e. Jalankan mesin sesuai dengan instruksi.
f. Putuskan power supply menuju kebagian yang mengalami kerusakan karena
terbakar.

8.2.7.8. Penanganan kebakaran didalam ruang akomodasi :

a. Laksanakan pemadaman kebakaran secara awal dengan alat pemadam api ringan,
selimut basah, air dan lain sebagainya dan isolasikan bagian yang mudah terbakar.
g. Pastikan bahwa para awak kapal selain dari anggota regu pemadam kebakaran,
telah dievakuasi dari tempat terjadinya kebakaran.
h. Tutup ventilasi, pintu, jendela yang berhubungan dengan lokasi kebakaran.

8.2.7.9. Penanganan kebakaran di kamar mesin :

a. Pemadaman kebakaran untuk kebakaran minyak dilaksanakan dengan pasir, busa,


CO2 atau menggunakan air dengan spray nozzle.
i. Pemadaman kebakaran untuk kebakaran listrik harus dllaksanakan dengan
memutuskan power supply atau dengan perlengkapan pemadam CO 2. Bila
pemadaman menggunakan air, kemungkinan yang diakibatkan, harus

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 25 dari 50
KEADAAN DARURAT

diperhitungkan.
j. Tutup ventilasi, pintu, jendela yang berhubungan dengan lokasi kebakaran.
k. Dalam kejadian kebakaran yang besar, pastikan bahwa kamar mesin harus
dikosongkan dari manusia, semua ventilasi ditutup kemudian laksanakan
pemadaman kebakaran dengan menggunakan sistem pemadaman kebakaran dry
chemical.

8.2.7.10. Pemadaman kebakaran dengan menggunakan air harus dipertimbangkan pengaruhnya


terhadap pengurangan stabilitas dan penambahan draft.

8.2.7.11. Persiapan Dokomen dan Laporan yang harus dikirim ke Perusahaan.

a. Data-data harus disiapkan untuk mengisi checklist Laporan Kebakaran di Kapal


sebagai dokumen dan arsip.
l. Nakhoda harus mempersiapkan laporan kerusakan yang menjelaskan secara rinci
perihal kejadian dan lampirkan dengan checklist Laporan Kebakaran di Kapal
untuk dikirim ke Perusahan.

8.2.8. Kejadian Kerusakan Mesin Induk

8.2.8.1. Bila terjadi kerusakan mesin induk saat kapal ditengah laut, maka Nakhoda harus
keanjungan mengambil alih komando dan melakukan instruksi :

a. Penambahan personil jaga.


m. Mengenali keadaan saat itu (kedalam air, arah dan kecepatan hanyut, kondisi dari
kapal disekitar, kondisi laut dan kondisi cuaca).
n. Persiapkan jangkar agar siap pakai untuk menghidarkan kandas akibat dibawa arus
atau terpaan angin bila perjalanan menyusur pantai.

8.2.8.2. Nakhoda harus mempertimbangkan hal-hal berikut :

a. Pastikan posisi kapal dan sumber kegagalan / kerusakan mesin, laksanakan


perbaikan sendiri jika memungkinkan.
o. Dalam hal perbaikan tidak dapat segera dilaksanakan atau memakan waktu lama
atas pertimbangan keadaan di sekitar kapal saat itu, pindahkan ke perairan aman,
dan laksanakan perbaikan sendiri dilokasi tersebut.
p. Jika perbaikan tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan pihak luar, buatlah
pertimbangan dari segala aspek (posisi kapal, keadaan laut, keadaan cuaca dan
kondisi kegagalan / kerusakan mesin), buatkan permintaan bantuan sesuai dengan
prosedur suatu kontrak salvage.
q. Bila cukup waktu, perhatikan prosedur perusahaan dalam hal meminta bantuan.

8.2.8.3. Tindakan yang dilakukan Mualim Jaga :

a. Beritahu KKM atau Masinis Jaga.


r. Kibarkan atau peragakan tanda yang menunjukkan kapal tidak terkendali.
s. Adakan panggilan untuk safety ke kapal - kapal sekitar melalui VHF Ch.16.
t. Jika kapal sedang menyusur pantai, arahkan sejauh mungkin dari daratan saat

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 26 dari 50
KEADAAN DARURAT

kapal masih dapat bergerak maju.


u. Catat waktu terjadinya kegagalan / kerusakan mesin dan tentukan posisi kapal
pada Logbook Dek.
v. Periksa arah hanyut kapal dan kecepatannya.

8.2.8.4. Tindakan yang dilakukan Masinis Jaga :

a. Periksa / tentukan penyebab langsung kerusakan dan kemungkinan penyebab


lainnya.
w. Pindahkan pengontrol ke engine control atau keposisi lokal control, tergantung
pada keadaan saat itu.
x. Setelah memeriksa penyebab langsung dan kemungkinan penyebab lainnya,
laksanakan tindakan darurat sesuai dengan instruksi KKM.
y. Catat kejadian kegagalan pada Logbook Mesin.

8.2.8.5. Nakhoda dan KKM harus membuat laporan rincian kerusakan dengan mengisi checklist
Laporan Kerusakan Mesin Induk kepada perusahaan pada kesempatan pertama dan bila
diperlukan, menghubungi badan-badan terkait tergantung pada jenis
kegagalan/kerusakannya.

8.2.9. Kejadian kegagalan generator listrik

8.2.9.1. Bilamana terjadi kegagalan generator (black out), maka Nakhoda harus keanjungan
mengambil alih komando dan melakukan koordinasi dengan Mualim I (Mualim Jaga) dan
KKM (Masinis Jaga).

8.2.9.2. Nakhoda dan KKM harus mempertimbangkan hal-hal berikut :

a. Pastikan posisi kapal dan sumber kegagalan / kerusakan generator, laksanakan


perbaikan sendiri jika memungkinkan.
z. Operasikan mesin generator cadangan.
aa. Dalam hal perbaikan tidak dapat segera dilaksanakan atau memakan waktu lama
atas pertimbangan keadaan di sekitar kapal saat itu, pindahkan ke perairan aman,
dan laksanakan perbaikan sendiri dilokasi tersebut.
bb. Jika perbaikan tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan pihak luar, buatlah
pertimbangan dari segala aspek (posisi kapal, keadaan laut, keadaan cuaca dan
kondisi kegagalan / kerusakan mesin), buatkan permintaan bantuan kepada
Perusahaan.

8.2.9.3. Tindakan Mualim I atau Mualim Jaga :

a. Periksa penunjukan dari Kompas magnet dan catat.


cc. Beritahu K.K.M. atau masinis jaga.
dd. Periksa supply tenaga mesin kemudi, peralatan navigasi, lampu, penerangan
darurat dan lain-lain.
ee. Naikkan rambu tanda kapal tidak terkendali atau lampu (malam hari).
ff. Adakan komunikasi dengan kapal disekitar melalui VHF Ch.16.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor MANUAL-ZKB-08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 27 dari 50
KEADAAN DARURAT

gg. Catat waktu kegagalan / kerusakan mesin dan penentuan posisi kapal pada
Logbook Dek.

8.2.9.4. Tindakan dari KKM atau masinis jaga :

a. Beritahu anjungan.
hh. Pindahkan kendali mesin induk, letakkan telegrap pada posisi stop.
ii. Hidupkan generator cadangan dan stand by.
jj. Yakinkan bahwa pesawat-pesawat penting telah dijalankan berurutan.
kk. Lanjutkan mengoperasikan motor induk sesuai dengan instruksi KKM.
ll. Catat kejadian kegagalan pada Logbook Mesin.

8.2.9.5. Nakhoda dan KKM harus membuat laporan rincian kerusakan dengan mengisi checklist
Laporan Kerusakan Generator Listrik kepada perusahaan pada kesempatan pertama dan
bila diperlukan, menghubungi badan-badan terkait tergantung pada jenis
kegagalan/kerusakannya.

8.2.10. Kejadian Kegagalan mesin kemudi

8.2.10.1. Bilamana terjadi kegagalan mesin kemudi, maka Nakhoda harus keanjungan mengambil
alih komando dan melakukan koordinasi dengan Mualim I (Mualim Jaga) dan KKM
(Masinis Jaga).

8.2.10.2. Nakhoda dan KKM harus mempertimbangkan hal-hal berikut :

a. Pastikan posisi kapal dan sumber kegagalan / kerusakan mesin kemudi, laksanakan
perbaikan sendiri jika memungkinkan.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 28 dari 50
KEADAAN DARURAT

mm. Operasikan mesin kemudi darurat (manual).


nn. Dalam hal perbaikan tidak dapat segera dilaksanakan atau memakan waktu lama
atas pertimbangan keadaan di sekitar kapal saat itu, pindahkan ke perairan aman,
dan laksanakan perbaikan sendiri dilokasi tersebut.
oo. Jika perbaikan tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan pihak luar, buatlah
pertimbangan dari segala aspek (posisi kapal, keadaan laut, keadaan cuaca dan
kondisi kegagalan / kerusakan mesin), buatkan permintaan bantuan kepada
Perusahaan.

8.2.10.3. Tindakan Mualim I atau Mualim Jaga

a. Beritahu Nakhoda, KKM atau Masinis jaga.


pp. Perintahkan untuk menyiapkan mesin induk ke stand by.
qq. Adakan komunikasi dengan kapal-kapal di sekitar melalui VHF CH. 16.
rr. Naikkan sosok tanda kapal tidak terkendali atau hidupkan lampu tanda kapal tidak
terkendali.
ss. Hentikan laju kapal dengan stop mesin atau dengan mesin mundur, jika
diperlukan.
tt. Rubah mode mesin kemudi ke posisi darurat.
uu. Catat waktu kegagalan mesin kemudi dan tentukan posisi kapal pada buku
Logbook Dek.

8.2.10.4. Tindakan KKM atau Masinis Jaga :

a. Periksa / tentukan penyebab langsung kerusakan dan kemungkinan penyebab


lainnya.
vv. Beritahu Anjungan dan Nakhoda.
ww. Tergantung pada keadaan saat itu, pindahkan ke pengemudian darurat.
xx. Laksanakan segala sesuatunya untuk stand by motor induk.
yy. Setelah memeriksa penyebab langsung dan kemungkinan lainnya, Iaksanakan
tidakan darurat sesuai dengan instruksi K.K.M.
zz. Catat kejadian kegagalan pada Logbook Mesin.

8.2.10.5. Nakhoda dan KKM harus membuat laporan rincian kerusakan dengan mengisi checklist
Laporan Kerusakan Mesin Kemudi badan-badan terkait tergantung pada jenis
kegagalan/kerusakannya.

8.2.11. Kejadian orang jatuh ke laut

8.2.11.1. Apabila seseorang jatuh kelaut, maka awak kapal yang menyaksikan orang jatuh kelaut
melakukan tindakan :

a. Orang yang menyaksikan kejadian tsb, segera berteriak ORANG JATUH KELAUT !!,
perhatian orang disekitarnya dan melaporkan bahwa seseorang telah jatuh kelaut.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 29 dari 50
KEADAAN DARURAT

aaa. Lemparkan pelampung penolong atau lifejacket yang tersedia disekitarnya ke


posisi orang jatuh.
bbb. Beritahukan segera kejadiannya pada mualim jaga di anjungan.

8.2.11.2 Tindakan Mualim Jaga.

Mualim jaga yang sedang bertugas, bila melihat atau mendapat laporan bahwa ada orang
jatuh ke laut, segera laksanakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Cikar kemudi kearah orang yang jatuh dan laksanakan olah gerak Williamson Turn.
ccc. Lemparkan pelampung yaang dilengkapi Self Igniting Light dan Buoyant Smoke
Signals yang terdapat disekitar anjungan ke posisi orang jatuh.
ddd. Beritahu Nakhoda.
eee. Bunyikan alarm tanda bahaya untuk peran penyelamatan.
fff. Beritahu KKM atau masinis jaga.
ggg. Teruskan penentuan posisi kapal.
hhh. Plot di peta posisi lifebuoy / pelampung.
iii. Catat di dalam Logbook Dek.

8.2.11.3. Sambil melakukan pencarian, awak kapal melakukan persiapan untuk penyelamatan :

a. Siapkan tali-tali penyelamat dan pelampung penolong di dek utama untuk


sewaktu-waktu dipakai.
jjj. Siapkan jala-jala untuk mengangkat orang yang jatuh.
kkk. Persiapkan tandu dan perlengkapan P3K, agar siap dipakai.
lll. Persiapkan alat pelontar tali dan tali penarik/pengangkat korban.

8.2.18.1 Peran Penyelamatan

Bila Nakhoda mengetahui ada orang jatuh ke laut, segera ke anjungan dan perintahkan peran
penyelamatan, berikan petunjuk yang diperlukan dan laksanakan langkah tersebut
dibawah ini :

a. Tambah personil jaga untuk pengamatan keliling.


mmm. Perintah untuk stand by mesin dan kurangi kecepatan hingga stand by.
nnn. Laksanakan olah gerak Williamson Turn dan olah gerak mendekati orang yang
jatuh kelaut.
ooo. Adakan komunikasi (untuk menarik perhatian) dengan kapal-kapal disekitar melalui
komunikasi radio VHF Ch.16 didahului dengan urgency signal.
ppp. Turunkan rakit penolong (rescue boat) dan lakukan pencarian / penyelamatan
berdasarkan lokasi pelampung / lifejacket yang telah dilemparkan.
qqq. Jika orang tersebut tidak dapat ditemukan ikuti prosedur orang hilang di laut.

8.2.11.5. Nakhoda harus membuat laporan rincian orang jatuh kelaut kepada perusahaan pada
kesempatan pertama.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 30 dari 50
KEADAAN DARURAT

8.2.12. Kejadian Orang Hilang di laut

8.2.12.1. Nakhoda harus berusaha secara maksimal untuk mencari awak kapal yang diketahui
hilang dengan melakukan tindakan :

a. Tentukan posisi kapal dan waktu kejadiannya, bila telah dapat dipastikan bahwa
ada orang yang hilang.
rrr. Perkirakan dari tanggal kejadiannya dan posisi kapal saat itu, yang bertitik tolak
dari informasi orang terakhir yang berhubungan dengan korban atau penjelasan
dari para saksi.
sss. Adakan komunikasi dengan kapal-kapal sekitar untuk operasi pencarian dan
penyelamatan orang di laut melalui VHF Ch. 16 didahului dengan urgency signal.
ttt. Bila memungkinkan kapal melakukan operasi pencarian. Namun bila tidak
memungkinkan, dapat meminta bantuan SAR untuk penyelamatan orang yang
jatuh kelaut pada organisasi SAR terdekat, sementara kapal dipertimbangkan
untuk terus melanjutkan pelayarannya.
uuu. Laporkan pada perusahaan.
vvv. Catat di dalam Logbook Dek.

8.2.12.2 Operasi pencarian korban dilakukan dengan memperhatikan :

a. Penyusunan rencana pencarian harus dibuat sedapat mungkin mengikuti ketentuan


BASARNAS ( Badan SAR Nasional).
www. Kondisi laut dan cuaca disekitar daerah pencarian harus diperhitungkan.
xxx. Metode penyelamatan yang akan ditetapkan harus memperhitungkan kecepatan
kapal dalam pencarian dan jumlah personil pengamat.
yyy. Jika pencarian orang yang jatuh di laut ternyata tidak berhasil dan setelah team
SAR tiba, dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri operasi pencarian.

8.2.12.3 Dokumen yang dilampirkan untuk dilaporkan :

a. Laporan kecelakaan dan berita acara kecelakaan (bila perlu dengan foto dan bukti
lainnya).
zzz. Daftar barang peninggalan korban.
aaaa.Laporan saksi yang dibuat oleh orang yang terakhir melihat korban diatas kapal
atau surat pernyataan oleh saksi mata.
bbbb. Laporan pencarian korban (dengan lampiran rencana pencarian).
cccc. Dokumen lainnya yang diinstruksikan oleh perusahaan.

8.2.13. Tindakan bila ada kecelakaan atau orang sakit (jika dikapal tidak ada dokter)

8.2.13.1. Jika terjadi kecelakaan orang sakit berat diatas kapal, Nakhoda harus bertindak sebagai
berikut :

a. Lakukan usaha pengobatan pertama (P3K) sesuai dengan buku Master Medical
Guide.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 31 dari 50
KEADAAN DARURAT

dddd. Untuk pengobatan lebih lanjut, informasikan kepada kepala perwakilan /


agen setempat untuk dipersiapkan ambulan dll.
eeee.Jika penanganan oleh dokter diperlukan, laporkan pada Rumah sakit Pelabuhan
terdekat atau SAR untuk pengiriman dokter atau pasien dibawa kerumah sakit.
ffff. Laporkan pada perusahaan.
gggg. Catat pada Logbook Dek.

8.2.13.2 Data yang perlu dilaporkan menyangkut :

a. Nama perusahaan dan nama kapal.


hhhh. Nama kasus kejadian.
iiii. Nomor pengiriman.
jjjj. Nama, jenis kelamin dan umur korban.
kkkk. Waktu dan tanggal kejadian (mulai sakit).
llll. Lokasi kecelakaan.
mmmm. Gejala umum dan pengobatan yang telah diberikan.
nnnn. Tingkat kesadaran pasien
oooo. Penjelasan tentang persedian obat yang ada di atas kapal.
pppp. Pelabuhan keberangkatan, pelabuhan tujuan, pelabuhan deviasi (bila deviasi
dilakukan) dan perkiraan jam tiba.

8.2.13.3 Dokumen yang dilampirkan :

a. Marine note of protest / Laporan Kecelakaan (LKK).


qqqq. Keterangan yang terinci mengenai deviasi (bila deviasi dilakukan).
rrrr. Berita acara kecelakaan.
ssss. Dokumen lain seperti yang diinstruksikan oleh perusahaan.

8.2.14. Penanganan kematian ( jika tidak ada dokter)

8.2.14.1. Bila terjadi kematian di atas kapal, Nakhoda harus melaporkan kepada kantor kesehatan
pelabuhan terdekat (termasuk gejala dan penyebabnya), mengeluarkan berita acara
kematian sesuai ketentuan kedokteran. Biasanya pertimbangan standar orang yang
telah mati adalah denyut nadi dan reaksi pupil tidak ada. Selanjutnya dokter pelabuhan
akan mengeluarkan akte kematian untuk korban

8.2.14.2. Nakhoda harus melakukan tindakan :

a. Tentukan waktu dan tanggal kematian, sesuai ketentuan kedokteran.


tttt. Dalam hal kecelakaan fatal, ambil foto seluruh badan dan kondisi sekitar tempat
kejadian.
uuuu. Kumpulkan sebanyak mungkin laporan dan pernyataan dari saksi mata dan
personil terkait untuk menentukan sebab kematian.
vvvv. Persiapkan daftar barang-barang peninggalan korban (dengan 2 atau lebih saksi
dan ditanda tangani oleh Nakhoda dan saksi-saksi).
wwww. Laporkan pada perusahaan.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 32 dari 50
KEADAAN DARURAT

xxxx. Catat di dalam Logbook Dek.

8.2.14.3. Dokumen yang dibutuhkan untuk pengiriman mayat lewat udara :

a. Buku Pelaut, KTP, Pasport, Buku saku.


yyyy. Berita acara kematian.
zzzz. Akte kematian dari dokter (2 copy, dikeluarkan oleh Rumah sakit Setempat).
aaaaa. Permintaan untuk membawa mayat .

8.2.14.4. Dokumen yang dikirim ke Perusahaan :

a. Laporan kecelakaan & Kematian.


bbbbb. Daftar barang-barang peninggalan korban.
ccccc. Pernyataan tertulis dari saksi mata dan personil yang terkait (harus ditanda
tangani oleh yang membuat).
ddddd. Akte kematian dari Rumah Sakit / Dokter.
eeeee. Dokumen lain yang diinstruksikan oleh perusahaan.

8.3. PROSEDUR LATIHAN KEADAAN DARURAT DI ATAS KAPAL

8.3.1. Umum

8.3.1.1. Semua latihan keselamatan harus memenuhi persaratan sesuai dengan ketentuan
SOLAS Convention dan SOLAS Training Manual.

8.3.1.2. Macam-macam latihan keselamatan, antara lain :

1. Latihan Peran Meninggalkan Kapal sesuai SOLAS Convention Chapter 3 reg. 18 (3.
Practice muster and drill).
2. Latihan Pemadam Kebakaran sesuai SOLAS Convention Chapter 3 reg. 18 (3.
Practice muster and drill).
3. Instruksi dan Pelatihan di atas Kapal sesuai SOLAS Convention Chapter 3 reg. 18
(4. On Board Training & Instructions).
4. Pengujian Mesin Kemudi sesuai SOLAS Convention Chapter 5. reg. 19-2 Steering
Gear (testing and training).

8.3.1.3. Supaya terlatih dalam menghadapi kondisi darurat, maka secara periodik dilakukan
latihan dalam menghadapi situasi darurat. Nakhoda harus melaksanakan latihan
keselamatan sesuai dengan SOLAS Convention dan SOLAS Training Manual :

Jenis Latihan Periode Pelaksanaan

Latihan Meninggalkan Kapal 3 bulan sekali


(abandon ship)

Latihan Peran Kebakaran Setiap bulan dengan lokasi yang berganti-


ganti.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 33 dari 50
KEADAAN DARURAT

Latihan Orang kejebur di Laut Setiap 3 (tiga) bulan sekali

Latihan Kemudi Darurat Setiap bulan sekali

Latihan Peragaan Peralatan Setiap bulan sekali


Keselamatan dan P3K

Semua pelatihan dicatat dalam Logbook Dek oleh Mualim Jaga dan Nakhoda membuat
laporan untuk dikirim ke perusahaan setiap bulannya.

8.3.8.1. Nakhoda menjamin bahwa setiap awak kapal mengetahui dan memahami perannya
dalam situasi darurat sesuai dengan Sijil Darurat (Muster List). Sijil Darurat harus
senantiasa terpampang di Salon makan dan papan pengumuman di kapal. Setiap awak
kapal yang baru naik keatas kapal harus mengikuti familirisasi diatas kapal (termasuk
memahami perannya dalam situasi darurat).

8.3.1.5. Untuk mengefektifkan waktu pelatihan, Nakhoda dapat melakukan beberapa latihan
peran darurat dalam satu hari sekaligus secara berturutan. Misalkan latihan peran sekoci
diikuti dengan latihan peran meninggalkan kapal, latihan kebakaran diikuti dengan
latihan peragaan peralatan keselamatan dsb.

8.3.1.6. Nakhoda setiap bulan melaporkan pelaksanaan latihan keselamatan (safety drill) diatas
kapal kepada DPA dengan mengirimkan :

1. Laporan Latihan Peran Pemadam Kebakaran


2. Laporan Latihan Peragaan Peralatan Keselamatan
3. Laporan Latihan Kemudi Darurat
4. Laporan Latihan Penyelamatan Orang Jatuh ke Laut

8.3.1.6. Dalam menilai kontinuitas pelaksanaan Latihan Keselamatan (Safety Drill) di setiap
armada kapal, maka DPA melakukan monitoring pelaksanaan Safety Drill berdasarkan
laporan dari masing-masing Nakhoda kapal dan mencatatnya dalam Catatan Latihan
Keselamatan di Kapal

8.3.1.7. Nakhoda yang belum melaksanakan latihan secara kontinu atau belum melaporkan
pelaksanaan safety drill selama 3 bulan berturut-turut, maka DPA memberi peringatan
tertulis kepada Nakhoda yang bersangkutan dengan sepengetahuan Direktur.

8.3.2. Latihan Pengenalan / Peragaan Peralatan Keselamatan (Familirisasi di atas


Kapal)

8.3.2.1. Sangatlah penting bahwa awak kapal disiapkan untuk melakukan tindakan yang benar
dalam setiap keadaan darurat. Perlu selalu diperhatikan peran apa yang mungkin dapat
dilaksanakan pada saat kejadian, oleh karenanya latihan untuk berbagai jenis keadaan
darurat harus dilaksanakan secara teratur dan ditambah berbagai teori tentang
permasalahan dan instruksi mengenai berbagai macam Life Saving Appliances.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 34 dari 50
KEADAAN DARURAT

8.3.2.2. Pengenalan penggunaan Life saving Appliances

Adalah sangat penting mengetahui dengan benar cara menggunakan life saving
appliances apabila menghadapi keadaan darurat. Untuk itu setiap awak kapal
diperkenalkan cara menggunakan peralatan keselamatan antara lain :

 LifeJacket
 Fireman Outfit
 Bearthing Apparatus
 Liferaft
 Sekoci dan peralatannya
 SART dan EPIRB

8.3.2.3. Pengenalan Daftar Peran Darurat / Sijil Darurat (Muster List)

Sijil Darurat adalah daftar peran darurat berisi perintah pada setiap awak kapal apa yang
harus dikerjakannya dalam keadaan darurat di atas kapal sesuai SOLAS.

Sijil Darurat setiap kapal berbeda tergantung dari jumlah awak kapalnya, jenis kapal dan
peraturan perusahaan. Walaupun demikian terdapat persyaratan umum tertentu yang
tercantum di dalam Sijil Darurat, diantaranya berisi informasi seperti kapan Alarm Signal
digunakan dan bagaimana bunyinya.

Sangatlah penting bagi semua ABK yang berada di atas kapal untuk mengetahui
sepenuhnya tugas mereka ketika terjadi keadaan darurat dan itu sebabnya kenapa
setiap awak kapal harus mempelajari Sijil Darurat secara seksama segera setelah mulai
bekerja di atas kapal. Untuk memastikan bahwa semua ABK diatas kapal mengetahui
tugasnya pada saat keadaan darurat, latihan familirisasi harus dilaksanakan.

Pada saat latihan hal-hal yang mungkin tidak berfungsi sesuai kegunaannya dapat
diketahui dan selama latihan, Awak kapal dapat mengajukan pertanyaan untuk
mendapatkan jawabannya.
Dalam Sijil darurat biasanya dicantunkan beberapa peran darurat, antara
lain :

 Peran Kebakaran
 Peran Meninggalkan Kapal (Abandon Ship)
 Peran Orang Jatuh Kelaut

8.3.8.2. Pengenalan terhadap Peringatan dan Simbol Keselamatan.

Untuk kepentingan keselamatan, berbagai macam peringatan dan simbol ditempatkan


pada setiap lokasi diatas kapal dan dikenalkan kepada setiap awak kapal.

Simbol keselamatan dapat dipisahkan dalam suatu sistem tanda wajib yang harus
dipasang seperti tanda larangan, tanda peringatan, tanda darurat dan tanda pemadam
api.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 35 dari 50
KEADAAN DARURAT

Tanda-tanda tersebut seluruhnya harus dibuat sesuai standart internasional dan oleh
sebab itu simbol gambar digunakan untuk melengkapi teks agar mudah dimengerti oleh
semua bangsa.

8.3.2.5. Pengenalan Jalan keluar darurat (Emergency Escape Trunk)

Sistem jalan keluar darurat yang terdekat dari ruang kabin dan dari tiap bagian ruangan
kapal harus diberi tanda "jalan keluar" berwarna hijau.

Sangatlah penting untuk selalu mengetahui jalan keluar terpendek dan jalan keluar
alternatif untuk menjaga keselamatan diatas kapal, apabila terdapat jalan keluar yang
tertutup. Usahakan jalan keluar tersebut selalu bebas sesuai dengan fungsi dan
namanya jalan keluar.

8.3.2.6. Pengenalan mengetahui lokasi dan penggunaan peralatan keselamatan

Lokasi dari pada peralatan keselamatan harus benar-benar direncanakan dan


diperhitungkan serta telah disiapkan sebelum kapal dibangun, termasuk pembagian
penempatannya harus disetujui oleh negara bendera.

Dimanapun diatas kapal, akan selalu tersedia peralatan keselamatan. Harus diingat
kemungkinan sulit menemukan lokasinya apabila ruangannya dipenuhi dengan asap.
Oleh karena itu lokasi penyimpanannya harus diingat sebelum anda mempergunakan
peralatan keselamatan.

Penempatan dan penggunaan Lifejacket / Jacket penolong :

1. Jumlah jacket penolong di kapal harus sesuai dengan jumlah yang ditentukan pada
sertifikat perlengkapan keselamatan kapal.
2. Semua jacket penolong harus dilengkapi peluit.
3. Sebagai tambahan, jacket penolong perlu ditempatkan pada tempat penyimpanan
yang telah diberi simbol / tanda jacket penolong :

 Kamar mesin 2 buah.


 Ruang Kemudi 3 buah.
 Dekat jalan keluar/ pintu darurat 3 buah
4. Instruksi pemakaian jaket penolong secara benar, harus dipasang pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan mudah mengambilnya.
5. Jacket penolong harus dipakai secara benar, sebelum memasuki sekoci / rakit
penolong atau terjun kelaut.

8.3.2.7. Pengenalan Jenis kecelakaan

Berbagai macam kecelakaan yang mungkin terjadi diatas kapal dijelaskan dan yang
harus dilakukan ketika terjadi kecelakaan sampai dengan diputuskan untuk Abandon
Ship (meninggalkan kapal).

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 36 dari 50
KEADAAN DARURAT

Kapal dan awak kapal dapat mengalami berbagai keadaan darurat. Banyak diantaranya
dapat dihindari dengan kehati-hatian dan pengetahuan mengenai bahaya yang dihadapi.
Oleh karenanya sangat penting untuk tidak memberi kesempatan terjadinya keadaan
bahaya karena kecerobohan, maka awak kapal harus :

 Mengetahui tugas pada saat keadaan darurat.


 Kesiap-siagaan karena keadaan darurat dapat terjadi setiap saat.
 Pengetahuan dan pelatihan dapat menunjang peluang menanggulangi keadaan darurat.

Seluruh awak kapal dikenalkan setiap keadaan darurat yang mungkin terjadi dan
berbagai macam sebabnya, seperti misalnya :

1. Kebakaran / Ledakan yang dapat terjadi karena kegagalan atau kesalahan operasi
dari perlengkapan, penyalaan sendiri yang disebabkan oleh kebocoran,
penggunaan api terbuka atau merokok didalam ruang yang dilarang.

2. Tabrakan dapat disebabkan karena kegagalan mesin induk atau kemudi, tidak
cukupnya petugas jaga atau kesalahan navigasi.

3. Kandas atau terdampar seperti halnya tabrakan dapat disebabkan oleh kesalahan
navigasi atau kegagalan mesin induk atau kemudi, cuaca buruk atau laratnya
jangkar.

4. Kegagalan Mesin-mesin penting (mesin induk, generator, mesin kemudi) karena


kurangnya pemeliharaan dan pemeriksaan rutin.

Semua keadaan darurat yang disebutkan diatas dapat membahayakan keselamatan


kapal, umumnya diikuti dengan keputusan untuk meninggalkan kapal dengan risiko
kehilangan kapal. Keberhasilan dari penanggulangan keadaan darurat tergantung pada
kewaspadaan dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas.

8.3.2.8. Pengenalan Alarm Signal / Isyarat Tanda Bahaya

Dalam latihan atau bila terjadi keadaan darurat, setiap awak kapal harus telah
mengetahui Isyarat Tanda Bahaya yang diperdengarkan melalui sistem tanda bahaya
darurat dari suling kapal. Isyarat tanda bahaya harus dicantumkan pada daftar peran
untuk diketahui oleh setiap awak kapal.

8.3.2.9. Pengenalan Bahaya kedinginan di laut

Kedinginan sebagai akibat dari pada lamanya berada didalam air laut, merupakan
penyebab utama kematian dilaut. Dari data korban kecelakaan yang dialami kapal
memperlihatkan bahwa risiko kematian yang disebabkan karena kedinginan lebih besar
dari pada risiko tenggelam.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 37 dari 50
KEADAAN DARURAT

Pengetahuan mengenai perlindungan terhadap bahaya kedinginan dan perawatan


terhadap orang yang kedinginan adalah sangat penting. Temperatur air laut berperan
sangat penting dalam peluang penyelamatan. Tidak ada ketentuan umum tentang daya
tahan seseorang terhadap dingin dan naluri dari setiap orang berbeda-beda dalam hal
penyelamatan diri di laut.

Data kecelakaan memperlihatkan banyak kapal tenggelam dalam waktu kurang dari 15
menit. Dalam waktu yang sesingkat itu, perlu diingat petunjuk-petunjuk berikut ketika
meninggalkan kapal :

1. Bawalah sebanyak mungkin pakaian panas atau selimut, untuk menutupi kepala,
leher, tangan dan khaki.
2. Bawa dan pakai lifejacket secara benar.
3. Sepanjang keadaan mengijinkan hindari masuk ke air sebelum naik rakit penolong.
4. Usahakan untuk tidak meloncat ke air pada ketinggian lebih dari 5 (lima) meter.
5. Sebelum meninggalkan kapal usahakan untuk memakai pakaian hangat, kaus kaki
hangat atau sepatu.
6. Ketika sedang mengapung dilaut perlu diperhatikan untuk tidak berenang secara
percuma, kecuali untuk mencapai sekoci, rakit penolong, barang yang terapung
dan petugas penolong. Tetaplah diam dan terapung dengan posisi tangan terlipat
didepan dada (jacket penolong) dan lutut ditekuk.
7. Berusaha untuk naik rakit atau barang terapung lainnya secepat mungkin, hindari
terlampau lama berada di air laut.
8. Tetap berpikir positif dan berdoa bahwa usaha pencarian dan penyelamatan pasti
akan datang.

8.3.2.10. Pengenalan terhadap bahaya Hypothermia.

Kehilangan suhu badan merupakan bahaya terbesar bagi orang yang jatuh ke laut untuk
tetap bertahan hidup, kehilangan suhu badan bergantung pada suhu air laut, pakaian
yang dikenakan dan ketenangan menghadapi situasi.

Gejala penurunan suhu badan secara tidak normal ditunjukan sebagai berikut :

1. Suhu badan manusia normalnya 37 derajat celcius..


2. Segera setelah pelepasan suhu badan berlangsung, badan akan bereaksi melawan
pelepasan suhu tersebut dengan, mengurangi perpindahan suhu ke dalam darah
agar tidak diteruskan ke lapisan kulit dan memacu produksi suhu badan. Walau
demikian badan tetap tidak mampu untuk memproduksi suhu badan dengan
cukup, sehingga suhu badan akan terus menurun.
3. Bila suhu badan berada dibawah 35 derajat celcius, maka korban dikatagorikan
sebagai penderita Hypothermia dengan gejala kelelahan, kondisi menurun,
kehilangan suara, badan terasa kaku dan kemampuan berfikir berkurang.
4. Bila suhu badan berada dibawah 33 derajat celcius, gejala yang dialami ialah
kemungkinan tidak sadar diri, otot-otot badan mengejang, pupil mata membesar,
jantung melemah dan denyut nadi hampir tidak ada.
5. Bila suhu badan berada dibawah 30 derajat celcius, kemungkinan korban

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 38 dari 50
KEADAAN DARURAT

meninggal dapat terjadi, dalam hal ini sangat sulit untuk menentukan apakah
korban masih hidup atau mati. Kasus kematian karena Hypothermia umumnya
diartikan sebagai kegagalan menyadarkan kembali sewaktu pemanasan ulang.

Perawatan untuk orang yang kedinginan dilaut :

1. Ganti semua pakaian basah yang melekat dibadan dengan pakaian kering atau
selimut.
2. Beri minuman manis hangat dan beristirahat diruang yang hangat (22 derajat
celcius) hindari memberi minuman yang mengandung alkohol.
3. Bila korban mengalami kecelakaan serius, lakukan tindakan pertolong pertama
secepatnya.

8.3.2.11. Mualim I atau Mualim III mengisi checklist Laporan Latihan Peragaan Peralatan
Keselamatan dan ditanda-tangani Nakhoda. Mualim Jaga mencatat kegiatan pelatihan
pada Logbook Dek. Kirim Laporan Latihan Peragaan Peralatan Keselamatan kepada
Perusahaan sebulan sekali.

Setiap latihan dievaluasi efektifitasnya dalam rapat keselamatan (safety meeting)


dengan dipimpin Nakhoda dan diikuti seluruh awak kapal. Kemampuan awak kapal
dalam meragakan peralatan keselamatan dievaluasi kebenarannya dan percepatannya.
Awak kapal yang tidak hadir pada waktu pelatihan, diusahakan mengikuti latihan
berikutnya.

8.3.3. Latihan Peran Kebakaran

8.3.3.1. Nakhoda harus merencanakan dan menggerakkan semua awak kapal untuk mengikuti
latihan peran kebakaran setiap seminggu sekali.

8.3.3.2. Latihan peran kebakaran kapal dilaksanakan pada waktu dan kondisi yang
memungkinkan penggunaan pompa-pompa dengan aman. Latihan dilaksanakan dalam
kondisi kapal berhenti (sewaktu buang jangkar) atau kapal sedang berlayar.
8.3.3.3. Urutan kegiatan pelatihan peran kebakaran kapal :

1. Seluruh awak kapal berkumpul di lokasi pertemuan (muster station) untuk


diberikan pengarahan / penjelasan seperlunya. Seluruh awak kapal harus
menggunakan lifejacket.
2. Mualim I atau Mualim III menghitung kecepatan waktu berkumpulnya seluruh
awak kapal di lokasi pertemuan (muster station). Lakukan absensi awak kapal
yang telah berkumpul.
3. Nakhoda memberikan arahan dan instruksi berkaitan dengan pelaksanaan latihan
kebakaran. Nakhoda menentukan lokasi kebakaran yang akan disimulasikan.
Usahakan setiap latihan lokasi kebakarannya pada posisi yang berganti-ganti
(haluan, buritan, bangunan atas, kamar mesin dsb.). Jelaskan mengenai jenis-jenis
alat pemadam kebakaran dan penggunaannya.
4. Disimulasikan seseorang awak kapal yang menemukan adanya kebakaran di atas

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 39 dari 50
KEADAAN DARURAT

kapal berteriak memberitahukan adanya kebakaran keseluruh kapal melalui walkie


talkie atau komunikasi lain yang memungkinkan.
5. Nakhoda harus segera ke anjungan. Perintah peran kebakaran melalui pengeras
suara/public addressor dan bunyikan emergency general alarm. Nakhoda harus
segera memerintahkan peran kebakaran dan siagakan regu komando. Beritahu
control room kamar mesin melalui regu mesin.
6. Lakukan latihan peran kebakaran dan pembagian tugas sesuai dengan Sijil Peran
kebakaran. Biasanya ada 3 (tiga) regu, yaitu regu pemadam kebakaran, regu
bantu dan regu mesin. Awak kapal yang tidak mendapat bagian peran kebakaran,
dijelaskan apa yang harus dilakukan untuk pencegahan dan memperhatikan cara
kerja masing-masing regu.
7. Regu Pemadam Kebakaran dengan dibantu Regu Bantu menyiapkan peralatan
kebakaran.
8. Peragakan cara pemasangan Fireman Outfit dan Breathing Apparatus. Serang atau
Bosun sebagai salah satu anggota Regu Pemadam Kebakaran ditunjuk sebagai
awak kapal yang menggunakan baju tahan api tersebut. Pemasangan dibantu
dengan awak kapal lainnya. Hitung kecepatan waktu pemasangan.
9. Regu Pemadam Kebakaran sambil membawa alat pemadam kebakaran menuju
titik api (disimulasikan). Anggota Regu Pemadam Kebakaran memegang alat
pemadam atau ujung selang nozzle.
10. Regu Bantu membantu membawa peralatan lainnya (selang dsb), memberikan
dukungan kepada Regu Pemadam Kebakaran dan memindahkan atau
mendinginkan /membasahi material-material yang mudah terbakar di daerah yang
berdekatan dengan kebakaran (disimulasikan).
11. Regu mesin menghidupkan pompa pemadam kebakaran dan siapkan pompa
darurat pemadam kebakaran sesuai dengan instruksi. Jaga tekanan pompa dan
jalankan mesin sesuai dengan instruksi. Putuskan power supply menuju kebagian
yang mengalami kerusakan karena terbakar (disimulasikan).
12. Cek daya jangkau penyemprotan air apakah cukup kuat. Lakukan kurang lebih
selama 5 (lima) menit). Mualim I memberi penjelasan seperlunya kepada seluruh
peserta.
13. Kembalikan peralatan kebakaran pada tempatnya semula dan beri pengamanan
seperlunya.
14. Mualim I atau Mualim III menghitung kecepatan waktu mulai dari langkah (d)
hingga (m).
15. Mualim I atau Mualim III mengisi checklist Laporan Latihan Peran Kebakaran dan
ditanda-tangani Nakhoda. Mualim Jaga mencatat kegiatan pelatihan pada Logbook
Dek.
16. Kirim Laporan kepada Perusahaan setiap bulan sekali dengan lampiran 4 (empat)
Checklist Laporan Latihan Peran Kebakaran (mingguan)

8.3.8.3. Tugas -tugas Regu Pemadam Kebakaran

1. Menyelenggarakan absensi terhadap personil dan seluruh awak kapal dan


laporkan hasilnya.
2. Periksa persiapan fireman outfit dan breathing apparatus untuk sewaktu-waktu
digunakan.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 40 dari 50
KEADAAN DARURAT

3. Berikan instruksi kepada anggota regu hal-hal yang harus diperiksa ditempat
kejadian (jenis dan sumber dari kebakaran, apakah ada atau tidak ruangan awak
kapal yang terbakar, tingkat kebakaran, metoda pemadaman kebakaran yang
memungkinkan).
4. Pemadaman kebakaran secara awal merupakan kunci suksesnya pemadaman
kebakaran. Keputusan yang harus diambil tergantung dari lokasi sumber
kebakaran.
5. Laksanakan operasi pemadaman kebakaran dengan mengikuti instruksi yang
diberikan.

8.3.3.5. Tugas-tugas Regu Bantu.

Mualim I dapat bergabung dengan Regu Pemadaman Kebakaran dan memimpin Regu Bantu
untuk mendukung operasi pemadaman. Langkah-langkah yang harus dilaksanakan
adalah :

6. Menyelenggarakan absensi dan laporkan hasilnya.


7. Siapkan untuk pengoperasian jenis perlengkapan pemadam kebakaran tetap.
8. Memberikan dukungan kepada Regu Pemadam Kebakaran.
9. Tutup ventilasi-ventilasi sesuai instruksi.
10. Memindahkan atau mendinginkan /membasahi material-material yang mudah
terbakar di daerah yang berdekatan dengan kebakaran.

8.3.3.6. Tugas-tugas Regu Mesin.

KKM harus segera ke kamar mesin dan menginstruksikan kepada anggota Regu Mesin untuk
melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

11. Menyelenggarakan absensi dan laporkan hasilnya.


12. Siapkan permesinan di kamar mesin ke kondisi stand by.
13. Start pompa pemadam kebakaran dan siapkan pompa darurat pemadam
kebakaran sesuai dengan instruksi.
14. Jaga tekanan pompa sesuai dengan instruksi.
15. Jalankan mesin-mesin pompa sesuai dengan instruksi.
16. Putuskan power supply menuju kebagian yang mengalami kerusakan karena
terbakar.
8.3.3.7. Penanganan kebakaran didalam ruang akomodasi :

17. Laksanakan pemadaman kebakaran secara awal dengan alat pemadam api ringan,
selimut basah, air dan lain sebagainya dan isolasikan bagian yang mudah terbakar.
18. Pastikan bahwa para awak kapal selain dari anggota regu pemadam kebakaran,
telah dievakuasi dari tempat terjadinya kebakaran.
19. Tutup ventilasi, pintu, jendela yang berhubungan dengan lokasi kebakaran.

8.3.3.8. Penanganan kebakaran di kamar mesin :

20. Pemadaman kebakaran untuk kebakaran minyak dilaksanakan dengan pasir, busa,

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 41 dari 50
KEADAAN DARURAT

CO2 atau menggunakan air dengan spray nozzle.


21. Pemadaman kebakaran untuk kebakaran listrik harus dilaksanakan dengan
memutuskan power supply atau dengan perlengkapan pemadam CO 2.
Ppemadaman menggunakan air, tidak diperbolehkan.
22. Tutup ventilasi, pintu, jendela yang berhubungan dengan lokasi kebakaran.
23. Dalam kejadian kebakaran yang besar, pastikan bahwa kamar mesin harus
dikosongkan dari manusia, semua ventilasi ditutup kemudian laksanakan
pemadaman kebakaran dengan menggunakan sistem pemadaman kebakaran CO 2.

8.3.3.9. Pemadaman kebakaran dengan menggunakan air harus dipertimbangkan pengaruhnya


terhadap pengurangan stabilitas dan penambahan draft.

8.3.3.10. Setiap latihan peran kebakaran kapal dievaluasi efektifitasnya dalam rapat keselamatan
(safety meeting) dengan dipimpin Nakhoda dan diikuti seluruh awak kapal. Kecepatan
waktu berkumpul dan penanganan kebakaran dievaluasi percepatannya. Awak kapal
yang tidak hadir pada waktu pelatihan (karena melaksanakan tugas rutin), diusahakan
mengikuti latihan berikutnya.

8.3.6. Latihan Peran Orang Jatuh Kelaut (Man Over Board)

8.3.6.1. Nakhoda harus merencanakan dan menggerakkan semua awak kapal untuk mengikuti
latihan peran orang jatuh ke laut setiap 3 (tiga) bulan sekali.

8.3.6.2. Latihan peran orang jatuh kelaut dilaksanakan pada waktu dan kondisi cuaca yang
memungkinkan dilaksanakan dengan aman. Latihan dapat dilaksanakan dalam kondisi
kapal berhenti (sewaktu buang jangkar) atau kapal sedang berlayar.

8.3.6.3. Urutan kegiatan pelatihan peran orang jatuh ke laut :

24. Seluruh awak kapal berkumpul di lokasi pertemuan (muster station) untuk
diberikan pengarahan / penjelasan seperlunya. Seluruh awak kapal harus
menggunakan lifejacket.
25. Mualim I atau Mualim III menghitung kecepatan waktu berkumpulnya seluruh
awak kapal di lokasi pertemuan (muster station). Lakukan absensi awak kapal
yang telah berkumpul.
26. Nakhoda memberikan arahan dan instruksi berkaitan dengan pelaksanaan latihan
peran orang jatuh kelaut. Nakhoda menentukan lokasi orang jatuh ke laut yang
akan disimulasikan.
27. Disimulasikan seseorang awak kapal melihat orang jatuh ke laut dan segera
berteriak >ORANG JATUH KELAUT@ sambil melemparkan pelampung penolong
(lifebuoy) atau lifejacket kearah orang yang jatuh. Setelah itu segera melapor
keanjungan.
28. Dengan emergency alarm Perwira Jaga memberikan isyarat untuk mengumpulkan
anggota kelompok khusus Rescue Boat. Nakhoda harus segera ke anjungan.
Perintah peran orang jatuh kelaut melalui pengeras suara/public addressor dan
siagakan Regu Resque Boat secepat mungkin mempersiapkan boat untuk

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 42 dari 50
KEADAAN DARURAT

diluncurkan. Setiap Regu Rescue Boat mempergunakan Immersion Suit (jika


tersedia) atau jaket penolong (life jacket).
29. Nakhoda dan Mualim jaga melakukan olah gerak cikar kemudi kearah orang yang
jatuh dan laksanakan olah gerak Williamson Turn. Lemparkan pelampung yang
dilengkapi Self Igniting Light dan Buoyant Smoke Signals yang terdapat disekitar
anjungan ke posisi orang jatuh.
30. Sambil melakukan pencarian (lifebuoy atau lifejacket yang dijatuhkan), awak kapal
yang berada di dek melakukan persiapan untuk penyelamatan, siapkan tali-tali
penyelamat dan pelampung penolong di dek utama untuk sewaktu-waktu dipakai.
Siapkan pula jala-jala untuk mengangkat orang yang jatuh, tandu dan
perlengkapan P3K.
31. Bila sudah diketahui (lifebuoy atau lifejacket yang dijatuhkan), Nakhoda
memerintahkan Regu Rescue Boat menurunkan rakit penolong (rescue boat) dan
melakukan pencarian / penyelamatan berdasarkan lokasi pelampung / lifejacket
yang telah dilemparkan (prosedur penurunan rakit penolong (rescue boat), lihat
latihan peran meninggalkan kapal).
32. Naikkan korban (pelampung) ke atas kapal dan regu kesehatan melakukan
langkah-langkah pengobatan pertama (P3K).
33. Naikkan sekoci penolong, tempatkan kembali pada posisinya dan ikat.
34. Mualim I atau Mualim III menghitung kecepatan waktu mulai dari langkah (d)
hingga (j).
35. Mualim I atau Mualim III mengisi checklist Laporan Latihan Peran Orang Jatuh ke
Laut dan ditanda-tangani Nakhoda. Mualim Jaga mencatat kegiatan pelatihan pada
Logbook Dek.
36. Kirim Laporan Latihan Peran Orang Jatuh ke Laut kepada Perusahaan setiap 3
(tiga) bulan sekali.

8.3.6.4. Apabila seseorang jatuh kelaut, hal penting berkaitan dengan keselamatannya adalah
harus dilaksanakan penyelamatan dari kapal secepat mungkin. Kebanyakan kematian
bukan disebabkan oleh tenggelam tetapi disebabkan oleh kedinginan. Untuk meyakinkan
bahwa orang yang jatuh kelaut dapat diselamatkan dengan cepat, daftar peran orang
jatuh ke laut harus ada pada setiap kapal. Daftar peran ini hanya melibatkan sebagian
kecil dari awak kapal, berkenaan dengan orang jatuh kelaut agar mereka dapat
menyelamatkan orang yang jatuh kelaut.

8.3.6.5. Untuk penanganan apabila orang jatuh ke laut tersebut tidak dapat ditemukan, lihat
cara penanganannya pada prosedur
8.3.6.6. Setiap latihan peran orang jatuh ke laut dievaluasi efektifitasnya dalam rapat
keselamatan (safety meeting) dengan dipimpin Nakhoda dan diikuti seluruh awak kapal.
Kecepatan waktu berkumpul dan penanganan evakuasi dievaluasi percepatannya. Awak
kapal yang tidak hadir pada waktu pelatihan, diusahakan mengikuti latihan berikutnya.

8.3.7. Latihan Kemudi Darurat

8.3.7.1. Nakhoda harus merencanakan dan menggerakkan semua awak kapal untuk mengikuti
latihan kemudi darurat setiap bulan sekali.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 43 dari 50
KEADAAN DARURAT

8.3.7.2. Latihan kemudi darurat dilaksanakan pada waktu dan kondisi yang memungkinkan
dilaksanakan dengan aman. Latihan dilaksanakan dalam kondisi kapal berhenti
(sewaktu buang jangkar) atau kapal sandar.

8.3.7.3. Urutan kegiatan pelatihan kemudi darurat

37. Beberapa awak kapal, terutama bagian mesin (KKM, Masinis I, Masinis II, Mandor,
Serang, Mualim I, Mualim III dst) berkumpul di lokasi pertemuan (muster station)
untuk diberikan pengarahan / penjelasan seperlunya.
38. Masinis I menghitung kecepatan waktu berkumpulnya seluruh awak kapal di lokasi
pertemuan (muster station). Lakukan absensi awak kapal yang telah berkumpul.
39. Nakhoda memberikan arahan dan instruksi berkaitan dengan pelaksanaan latihan
kemudi darurat.
40. Tunjukkan lokasi kemudi darurat dan bersama-sama menuju ruang tersebut.
41. Salah seorang memberi contoh memperagakan pengoperasian kemudi darurat.
Pindahkan kemudi dari posisi normal ke posisi darurat.
42. Lakukan hubungan komunikasi dari Perwira Jaga di Anjungan.
43. Coba peragakan menggerakkan kemudi darurat (tanpa mesin) dengan
menggerakkan cikar kemudi dari posisi :
 0 derajat ke P 15 derajat dan hitung waktunya.
 P 15 derajat ke S 15 derajat dan hitung waktunya.
 S 15 derajat ke P 15 derajat dan hitung waktunya.
 P 15 derajat ke 0 derajat dan hitung waktunya.
44. Lakukan ulang kepada peserta lainnya untuk mencoba.
45. Kembalikan kemudi dari posisi darurat ke posisi normal.
46. Masinis I atau Masinis II mengisi checklist Laporan Latihan Kemudi Darurat dan
ditanda-tangani Nakhoda. Mualim dan Masinis Jaga mencatat kegiatan pelatihan
pada Logbook Dek / Mesin.
47. Kirim Laporan Latihan Kemudi Darurat kepada Perusahaan setiap bulan sekali.

8.3.7.4. Setiap latihan kemudi darurat dievaluasi efektifitasnya dalam rapat keselamatan (safety
meeting) dengan dipimpin Nakhoda dan diikuti seluruh awak kapal. Kecepatan waktu
berkumpul dan penanganan kemudi darurat dievaluasi percepatannya. Awak kapal yang
tidak hadir pada waktu pelatihan, diusahakan mengikuti latihan berikutnya.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 44 dari 50
KEADAAN DARURAT

8.3.8. Latihan Peran Pencegahan Pencemaran

8.3.8.1. Nakhoda harus merencanakan dan menggerakkan semua awak kapal untuk mengikuti
latihan peran pencegahan pencemaran setiap 3 (tiga) bulan sekali.

8.3.8.2. Latihan peran pencegahan pencemaran dilaksanakan pada waktu dan kondisi yang
memungkinkan dilaksanakan dengan aman. Latihan dilaksanakan dalam kondisi kapal
berhenti (sewaktu buang jangkar) atau kapal sandar atau bersamaan saat kapal
melaksanakan bunker bahan bakar.

8.3.8.3. Urutan kegiatan pelatihan peran pencegahan pencemaran

48. Beberapa awak kapal, terutama bagian mesin (Mualim I, KKM, Masinis I, Masinis
II, Mandor, Serang, Juru Minyak, Kelasi dst) berkumpul di lokasi pertemuan
(muster station) untuk diberikan pengarahan / penjelasan seperlunya.
49. Masinis I menghitung kecepatan waktu berkumpulnya seluruh awak kapal di lokasi
pertemuan (muster station). Lakukan absensi awak kapal yang telah berkumpul.
50. Nakhoda dan KKM memberikan arahan dan instruksi berkaitan dengan
pelaksanaan latihan peran pencegahan pencemaran.
51. Tentukan lokasi latihan peran pencegahan pencemaran. Tumpahkan seember air
sabun ke geladak. Segera tutup lubang-lubang scupper.
52. Taburkan serbuk gergaji ke tumpahan air sabun. Lokalisasi hingga tidak menyebar
kemana-mana.
53. Sekop campuran air sabun-serbuk gergaji dan tampung dalam ember. Bersihkan
dengan sapu lidi dan majun.
54. Lakukan ulang kepada peserta lainnya untuk mencoba.
55. Simpan kembali peralatan pencegahan pencemaran pada kotak SOPEP.
56. Masinis I atau Masinis II menghitung kecepatan waktu mulai dari langkah (d)
hingga (h).
57. Jelaskan cara penggunaan Bahan Pembersih Kimia (Neos) secara simulasi.
58. Masinis I atau Masinis II mencatat kegiatan pelatihan pada Logbook Dek / Mesin.

8.3.8.4. Setiap latihan peran pencegahan pencemaran dievaluasi efektifitasnya dalam rapat
keselamatan (safety meeting) dengan dipimpin Nakhoda dan diikuti seluruh awak kapal.
Kecepatan waktu berkumpul dan penanganan pencegahan pencemaran dievaluasi
percepatannya. Awak kapal yang tidak hadir pada waktu pelatihan, diusahakan
mengikuti latihan berikutnya.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 45 dari 50
KEADAAN DARURAT

8.4 PENANGANAN COVID 19

8.4 PROSEDUR PENANGANAN COVID 19

8.4.1. Tujuan

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan bahwa kapal dijalankan oleh personel yang
sehat, sehat secara medis, dan menyediakan lingkungan kerja yang bebas penyakit di atas semua
Kapal / kapal.

8.4.2. Lingkup

Prosedur ini berfungsi sebagai tindakan pencegahan atau langkah-langkah yang harus diterapkan di
atas kapal untuk menghindari wabah penyakit menular (khususnya COVID-19) yang dapat
membahayakan operasi di lepas pantai dan harus ditangani secara serius oleh awak kapal,
Pengunjung, dan semua personel lainnya di atas kapal dan Kapal. Prosedur ini akan mencakup
perubahan awak, persyaratan karantina dan juga selama mobilisasi Kapal dan demobilisasi di
pelabuhan.

Prosedur ini akan efektif segera dengan mempertimbangkan situasi kesehatan global yang dihadapi
oleh Otoritas Kesehatan di seluruh dunia.

8.4.3. Prosedur

8.4.3.1 Pergerakan Kru

a. Dari Titik Asal ke Kapal / Lokasi

• Sebelum Keberangkatan (2 hari) semua kru mobilisasi yang dijadwalkan naik ke kapal harus
melapor ke dokter Residen untuk menjalani pemeriksaan medis dan juga untuk mempersiapkan kru
untuk perjalanan. Dokter di samping laporannya mengisi formulir yang akan diminta untuk dibawa
oleh personel dan pada akhirnya akan diserahkan kepada dokter penerima pada titik kedatangan,
baik di laut atau di darat.

• Dokter yang hadir dapat merekomendasikan untuk membatalkan Izin ini jika ia mencurigai ada
kasus kru yang terinfeksi. Tindakan tindak lanjut dapat diikuti berdasarkan rekomendasinya.

• Dokter juga berhak melaporkan kepada pihak berwenang dari setiap personel yang dicurigai
terinfeksi, dalam hal ini prosedur yang berlaku di negara terkait yang berlaku.
• Awak yang keluar harus menghadiri briefing medis dan keselamatan yang dilakukan oleh Dokter
dan perwakilan HSE sebelum keberangkatan dan semua personel akan diberi APD khusus yang
disediakan oleh Perusahaan yaitu, masker wajah, sarung tangan selama perjalanan.
Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA
PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 46 dari 50
KEADAAN DARURAT

• Selama transit, semua personil harus mengenakan masker yang disediakan setiap saat, dan untuk
menghindari tempat-tempat umum, yaitu toilet, dll. Jika mungkin, dan untuk mencuci tangan
dengan seksama. Pembersih alkohol/Hand Santeizer disediakan oleh perusahaan untuk perjalanan.

• Setelah tiba di Kapal , kru yang masuk harus melapor ke dokter Kapal di Zona Karantina,
menyerahkan formulir dan pergi melalui cek penerimaan begitu dianggap clear mereka akan
melapor ke operator radio dan diizinkan untuk check-in ke kamar mereka.

• Dokter yang menghadiri berhak untuk mengkarantina setiap personil yang mungkin dianggap
sebagai "Personil yang kemungkinan terinfeksi ", dalam hal ini Prosedur Karantina Onboard akan
berlaku.

• Semua personel yang telah dianggap clear statusnya harus menjaga dan memantau semua
kondisi di atas kapal dan segera melapor ke dokter Kapal segala kemungkinan personil mana pun
(terutama teman sekamar) terinfeksi.

b. Dari Kapal ke Point of Origin

• Sebelum meninggalkan Kapal , setiap kru harus melalui Pengarahan Medis dan Keselamatan yang
dilakukan oleh dokter Kapal dan perwakilan HSE di atas kapal.

• Kru Keluar juga harus melalui pemeriksaan pra keberangkatan untuk mempersiapkan kru untuk
perjalanan.

• Dokter, terlepas dari laporannya, mengisi formulir untuk dibawa oleh kru dan pada akhirnya akan
diserahkan kepada dokter residen perusahaan atau personil kesehatan di darat (di tempat tujuan).

• Selama transit, semua personil harus mengenakan masker wajah yang disediakan setiap saat,
dan untuk menghindari tempat-tempat umum, yaitu toilet, dll. Dan bila harus, maka lakukan
mencuci tangan dengan seksama sesuai prosedural jika diperlukan menggunakan fasilitas ini
(wastafel di toilet). Pembersih alcohol/Hand Saniteizer disediakan oleh perusahaan untuk
perjalanan

• Setelah tiba di tempat asal, kru harus melapor ke dokter Perusahaan atau personel Operasi di
darat. Dan untuk segera memberi tahu Dokter jika kru menemukan ketidaknyamanan dalam
perjalanan pulang, yaitu demam, batuk, masalah pernapasan dll. Atau telah berhubungan dekat
seseorang dengan gejala COVID-19 saat bepergian

8.4.3.2 Prosedur Karantina Di Atas Kapal.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 47 dari 50
KEADAAN DARURAT

Dokter di atas kapal memiliki hak untuk Karantina atas dugaan atau kemungkinan kru dan personil
yang terinfeksi (termasuk pengunjung atau personel klien) di atas kapal. Area karantina adalah
area terisolasi di Kapal yang terpisah dari akomodasi utama dan akan ditandai dengan jelas dan
ditutup dari sisa personel yang ada di dalamnya. Prosedur di bawah ini harus benar-benar diikuti
dalam kasus ini.

• Ketika personel yang dicurigai atau "kemungkinan terinfeksi" perlu dikarantina sesuai instruksi
dokter (Keputusan Dokter adalah final). Pasien akan ditempatkan di area “QUARANTINE“ MARKED
dan TIDAK DIPERBOLEHKAN untuk meninggalkan area kapan saja kecuali dokter melepaskannya
setelah periode observasi atau evakuasi medis diperlukan.

• Perwakilan Klien, kantor pusat, dan Pangkalan di darat juga harus segera diberitahu dan semua
personel Kapal juga harus disadarkan akan keseriusan situasi.

• Briefing keselamatan juga disarankan, di mana personel harus diberitahukan situasi dan semua
tindakan pencegahan juga harus didiskusikan. Personel yang memiliki kontak dekat dengan
tersangka juga harus KARANTINA dan periode observasi akan diikuti. (Kapal memiliki dua kamar
siap untuk tepat karantina)

• Dokter yang merawat akan memantau dengan seksama kesehatan pasien untuk setiap perubahan
kondisi sambil memberi tahu otoritas kesehatan setempat tentang kemajuan harian.

• Saat berada di karantina, pasien harus benar-benar diisolasi dari sisa kru, tidak ada yang akan
diizinkan untuk menemuinya kecuali dokter, yang akan mengenakan pakaian Full APD, topeng dan
sarung tangan untuk perlindungan. Semprotan pancuran air laut akan tersedia bagi dokter untuk
pencucian lengkap sebelum membongkar jas yang akan dibuang (dibakar). Sepatu bot karet yang
dipakai juga harus dicuci. Sistem interkom, dari Area Karantina ke Klinik akan tersedia untuk
komunikasi di luar area.

• Area karantina akan memiliki peralatan medis tersendiri

• Dokter, ketika berkeliling akan memasok makanan dan semua peralatan yang digunakan akan
menjadi jenis sekali pakai (piring kertas) dan akan dibakar setelah digunakan. TV ,dispenser air
akan dialokasikan untuk Area ini. Fasilitas toilet termasuk dalam Wilayah Karantina.

• Jika pasien perlu dievakuasi ke rumah sakit lokal yang ditunjuk di darat, semua personel yang
terlibat dalam pemindahan ini harus sepenuhnya dan terlindungi dengan baik oleh pakaian
pelindung dan sarung tangan yang akan dipasok oleh Kapal di atas kapal. Disarankan bahwa JSA
harus dilakukan sebelum melaksanakan manuver ini dan akan layak untuk berkonsultasi dengan
otoritas kesehatan setempat mengenai prosedur ini.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 48 dari 50
KEADAAN DARURAT

• Peralatan di area karantina seperti seprai, handuk, dll. Akan dibakar atau dihancurkan dan tidak
untuk digunakan kembali. Barang-barang seperti TV, tempat tidur dll akan dibersihkan dengan
disinfektan. Petugas Pembersih harus mengenakan semua atribut pakaian pelindung yang
diperlukan, dll. Dll sebelum upaya apa pun dilakukan untuk memasuki area Karantina.

8.4.3.3 Prosedur Mobilisasi / Demobilisasi

Prosedur ini untuk mobilisasi / demobilisasi semua personel, dan peralatan di Daerah yang
Terinfeksi atau di pelabuhan. Untuk mengurangi paparan terhadap penyakit menular atau menular
untuk semua personel yang ada di kapal, Kapal akan dengan ketat menegakkan prosedur di bawah
ini.

• Ketika di Kapal , lingkungan harus benar-benar dibersihkan dengan disinfektan dan Kabin dan
semua area harus bebas dari kecoak dan hewan pengerat dll.

• Saat Mendekati pelabuhan, Kapal akan mengikuti dan melaporkan ke Otoritas Kesehatan atau
Pelabuhan setempat sesuai peraturan setempat.

• Setibanya kedatangan, dokter setempat akan dilibatkan untuk melakukan pemeriksaan medis
pada semua awak kapal.

• Setelah Kapal yang telah dibersihkan akan berada dalam "Isolation Mode" dan "No Admittance"
yang akan dipasang di sekitar Kapal , gang tidak akan dipasang sepanjang durasi mobilisasi. Tidak
ada pengunjung yang diizinkan masuk kecuali Disetujui oleh dokter Kapal . Pengunjung atau
personel yang masuk ini akan diangkat dengan crane menggunakan keranjang personel. Beberapa
kru akan ditugaskan sebagai penjaga di kapal untuk menegakkan dan menerapkan prosedur ini.

• Tidak akan ada cuti darat untuk semua awak kapal dan semua personel, termasuk kontraktor dan
perwakilan klien yang harus ikut harus melalui verifikasi dan persetujuan dokter Kapal sebelum
diizinkan di akomodasi dan kantor utama.

• Supplier tidak akan diizinkan masuk sama sekali. Dokumen akan diangkut melalui crane.

• Setiap kontraktor yang diwajibkan dan berwenang untuk bekerja di kapal (semua detail pribadi
mereka harus dicatat di ruang radio) harus mengikuti izin untuk bekerja, yang akan membatasi
pergerakan mereka di atas kapal dengan Tanda Bahaya yang ditandai dengan jelas, Mereka tidak
akan diizinkan untuk masuk ke akomodasi dan Fasilitas utama. Namun demikian mereka akan
diizinkan untuk menggunakan Fasilitas Zona Karantina, Tempat Ini akan dibersihkan secara
menyeluruh pada saat keberangkatan mereka dari Kapal.

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 49 dari 50
KEADAAN DARURAT

• Awak masuk / keluar harus memiliki Izin yang siap untuk diproduksi dokter di kapal pada saat
kedatangan / keberangkatan dan EOS akan mengatur perubahan awak dalam batch, di mana mobil
perusahaan akan digunakan sebagai pengganti angkutan umum atau Taksi.

• Pada Keberangkatan Kapal , dokter Kapal harus memverifikasi semua kru yang ada cocok untuk
perjalanan, Dokter akan memiliki keputusan akhir tentang siapa yang akan diizinkan untuk naik di
atas Kapal

• Selama penarikan, Dokter akan terus-menerus memeriksa dan memantau kondisi kesehatan
semua personel yang ada di dalamnya dan akan selalu berhubungan dengan HO setiap hari dengan
setiap pembaruan pada situasi COVID-19.

Crew Kapal
Memiliki Gejala
COVID 19

Melapor kepada
DPA

Kapal berlabuh di
pelabuhan
terdekat

Crew Sehat (ODP) Evakuasi crew ke


Crew Sakit (PDP)
dipantau di RS Rujukan,Crew
dirawat di RS
fasilitas isolasi Sehat ke Fasilitas
Rujukan
selama 14 hari Isolasi

Tidak
Sterilisasi kapal ,
Crew Sakit dirujuk
Crew Sehat? mengacu ke IMO
ke RS Rujukan
atau setempat

Ya

Crew Pengganti
Bertugas ke kapal naik ke kapal dan
lain melanjutkan
pelayaran

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA


PT ZAKIRA KARYA BERSAMA Nomor
MANUAL-ZKB-
08
Revisi 0
MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN Tanggal 31 Maret 2021
BAGIAN 08-KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
Halaman 50 dari 50
KEADAAN DARURAT

Bagian 8/KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DOKUMEN UTAMA

Anda mungkin juga menyukai