Anda di halaman 1dari 26

BUKU PEDOMAN HSE

UNTUK KONTRAKTOR

SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN
MENGACU PP NO 50 Tahun 2012, ISO 45001 : 2018 dan ISO 14001:2015

PT. INDONESIA TSINGSHAN STAINLESS STEEL (ITSS)

DISIAPKAN DIPERIKSA DI SAHKAN

Version: 01. Revised: 0.0


DAFTAR ISI BUKU PEDOMAN HSE KONTRAKTOR

i. Cover
ii. Lembar Pengesahan
iii.Daftar Isi
iv.Arahan Direktur terkait K3L

Bab1. PROFIL PERUSAHAAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Produk
1.3 Pasar
1.4 Visi
1.5 Misi
1.6 Budaya
1.7 Kebijakan HSE

Bab 2. SISTEM MANAJEMEN HSE PT.ITSS

2.1 Latar belakang


2.2 Integrasi sistem manajemen K3 dan lingkungan
2.3 Sistem manajemen lingkungan mengacu ISO 14001:2015
2.4 Sistem Manajemen K3 ISO 45001:2018 dan PP NO 50 tahun 2012

BAB 3. IDENTIFIKASI ASPEK DAN DAMPAK LINGKUNGAN (IADL) DAN


IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO (IBPR)

3.1. Identifikasi risiko terkait lingkungan


3.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko (IBPR)

Bab 4. PENCEGAHAN / PEMADAMAN KEBAKARAN

4.1 Teori dasar terjadinya api


4.2 Alat pemadam kebakaran sesuai jenis api
4.3. Langkah-langkah perlu diperhatikan saat terjadi kebakaran.

Bab 5. MONITORING DAN AUDIT K3L KONTRAKTOR

5.1 Memahami Sebab-sebab kecelakaan di tempat kerja


5.2. Pencegahan kecelakaan kerja.

Version: 01. Revised: 0.0


5.3. Peranan Kontraktor dan sub kontraktor dalam mencegah kecelakaan / penyakit
akibat kerja dan permasalahan lingkungan
5.4 Monitor K3L Kontraktor dan Sub Kontraktor
5.5 Audit K3L
5.6 Pengelolaan sampah di tempat kerja
5.7 Kewajiban menjaga kebersihan lingkungan

Bab 6. PENUTUP

REFFERENSI

Version: 01. Revised: 0.0


ARAHAN DIREKTUR UTAMA PT. INDONESIA
TSINGSHAN STAINLESS STEEL
Assalamu’alaikum, salam sejahtera bagi kita semua, Om swasti astu, namo budayo. Semoga
kita selalu dalam lindungan Tuhan YME.

Kontraktor adalah partner penting perusahaan dalam mewujudkan visi dan tujuan
PT.ITSS yang telah ditetapkan. Salah satu upaya untuk mewujudkan visi dan tujuan
tersebut dengan menerapkan beberapa sistem manajemen yang mengacu pada standar
nasional dan internasional, beberapa diantaranya adalah sistem manajemen Keselamatan
dan kesehatan kerja mengacu PP no 50 tahun 2012 dan ISO 45001:2018 serta sistem
manajemen lingkungan sesuai standar ISO 14001:2015. Penerapan sistem manajemen
tersebut membutuhkan komitmen semua pihak termasuk kontraktor dan sub kontraktor
dalam menjalankannya.

Berkaitan hal tersebut diatas, saya menyerukan kepada semua pihak yang bekerja di area
PT.ITSS termasuk diantaranya kontraktor atau sub kontraktor untuk selalu komit dalam
menjalankan Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan mengacu ISO 14001:2015, ISO
45001:2018 dan Peraturan Pemerintah no 50 tahun 2012 untuk kepentingan bersama

Buku pedoman HSE Kontraktor dibuat sebagai pedoman pada kontraktor dan sub
kontraktor yang bekerja di area PT.ITSS agar dapat bekerja sesuai standar ISO
14001:2015, ISO 45001:2018 dan PP no 50 tahun 2012.. Diharapkan semua kontraktor atau
sub contraktor mendapatkan buku pedoman K3L dalam bentuk soft copy untuk pegangan
dalam melaksanakan pekerjaan sesuai aturan dan standar K3L yang telah ditetapkan.

Semoga adanya Buku pedoman HSE Kontraktor dapat sebagai pedoman bagi para
kontraktor dan sub kontraktor dalam menjalankan aktifitas pekerjaan dan dapat sebagai
alat untuk mengingatkan agar bekerja secara aman, sehat dan nyaman sesuai aturan K3L
yang ditetapkan. Sasaran yang diharap dari penerbitan buku ini adalah upaya maksimal
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan gangguan
lingkungan yang tidak kita harapkan bersama.

Demikian arahan singkat yang dapat disampaikan , atas perhatiannya terima kasih

Wassalamu’alaikum

Direktur

Irsan Widjaja

Version: 01. Revised: 0.0


BAB 1. PROFIL PT.ITSS

Version: 01. Revised: 0.0


1.1 Latar Belakang

PT.ITSS adalah salah satu perusahaan manufacture yang memproduksi fero nickel dan
stain less steel yang berkedudukan di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). PT.ITSS
merupakan salah satu anak perusahaan Tshingshan Group.

1.2 Produk

Produk utama Nickel Pig Iron dan stainless Steel

1.3 Visi

Menjadi Smelter Nikel terkemuka di Dunia

1.4 Tujuan

Mentransformasi Bijih Nikel menjadi Nickel Pig Iron dan


stainless steel dengan teknologi ramah lingkungan dan dengan
daya saing yang tinggi

Version: 01. Revised: 0.0


1.5 Kebijakan HSE

KEBIJAKAN HSE MANAGEMENT SYSTEM


PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel melalui Ferronickel Plant dan Stainless Steel Plant serta
didukung Power Plant merupakan perusaahan pengolahan biji nikel menjadi produk pig iron dan
stainless steel. Kami berfokus untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang
kami janjikan kepada pelanggan dengan proses operasional yang mengutamakan keselamatan dan
kesehatan kerja serta berwawasan lingkungan melalui cara :
1. Mematuhi Peraturan-Perundangan dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja serta
lingkungan
2. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk mencegah kecelakanan kerja dan
penyakit akibat kerja yang sesuai dengan bahaya pekerjaan yang ada.
3. Mengurangi risiko serendah mungkin untuk mencegah terjadinya insiden dengan cara
melakukan identifikasi, evaluasi, pengendalian dan pemantauan terhadap potensi bahaya dan
ancaman serta akan melakukan intervensi apabila terjadi kondisi dan perilaku tidak aman.
4. Mendorong karyawan untuk menyampaikan bahaya dan potensi bahaya serta melindungi
karyawan yang menyampaikan hal tersebut
5. Mengurangi pemakaian sumber daya alam dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
6. Mengembangkan teknologi ramah lingkungan secara berkelanjutan
7. Melibatkan karyawan untuk berpartipasi dan terlibat dalam pengembangan dan penerapan
sistem
Berikut adalah fokus strategi yang kami terapkan :
1. Menghindari kecelakaan fatal
2. Mengurangi kecelakaan minor
3. Mengurangi tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman
4. Memenuhi standar baku mutu lingkungan kesehatan dan keselamatan kerja.
5. Memulai pendataan kinerja lingkungan
6. Memenuhi standar baku mutu lingkungan.
7. Melanjutkan induksi K3L kepada seluruh karyawan dan pekerja

Version: 01. Revised: 0.0


BAB 2. SISTEM MANAJEMEN HSE

2.1 Latar belakang

Semua Kontraktor dan sub kontraktor yang ada di PT.ITSS dimohonkan perhatiannya dan
pengertiannya ini, agar dalam aktifitasnya selalu mengutamakan keselamatan, kesehatan dan
kelestarian lingkungan sesuai dengan kebijakan, prosedur dan program yang telah ditetapkan .

Semua Kontraktor dan sub kontraktor yang bekerja dalam lingkungan PT.ITSS diminta untuk
turut menunjang tercapainya Visi serta kebijakan yang ditetapkan di PT.ITSS, serta senantiasa
mengindahkan norma-norma, nilai-nilai serta kebijakan yang dijunjung tinggi di PT.ITSS.

Semua Kontraktor dan sub kontraktor yang bekerja di dalam lingkungan PT.ITSS diminta untuk
selalu mentaati semua prosedur, peraturan, undang-undang ataupun hukum dari Pemerintah
Daerah setempat maupun dari Pemerintah Pusat.

Kontraktor dan sub kontraktor juga diminta untuk peduli kepada pengembangan masyarakat
sekitar, juga kepada kesinambungan pelestarian alam, lingkungan serta memperhatikan aspek-
aspek keselamatan kerja dalam melakukan semua aktivitas pekerjaannya.

2.2 Integrasi sistem manajemen K3 dan lingkungan

PT.ITSS memutuskan untuk mengintegrasikan kedua aspek penting dalam pelaksanaan pekerjaan,
yaitu aspek Safety dan Environment menjadi suatu sistem manajemen HSE.

Version: 01. Revised: 0.0


2.3. Sistem manajemen lingkungan mengacu ISO 14001:2015

PT.ITSS berpedoman pada 7 klausul Sistem Manajemen Lingkungan :

1. Konteks organisasi (Context of the organization).


PT.ITSS telah mengidentifikasi permasalahan terkait lingkungan baik dari sumber internal
maupun external, serta telah mengidentifikasi kebutuhan dari pihak-pihak terkait. Hasil
identifikasi tersebut sebagai dasar dalam menerapkan dan mengembangkan system manaje-
men integrasi.
2. Kepemimpinan (Leadership).
PT.ITSS telah menetapkan kebijakan lingkungannya dan memastikan komitmen nya pada
sistem manajemen integrasi yang diterapkannya
3. Perencanaan
PT.ITSS telah menetapkan perencanaan-perencanaan yang terkait dengan system manaje-
men integrasi dalam rangka pemenuhan kebijakan lingkungan yang dibuat.
4. Support
PT.ITSS harus mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang dibutuhkan
untuk mencapai kebijakan, sasaran perusahaan dan target-target satuan kerja yang dibuat
berkaitan dengan sistem manajemen lingkungan yang diterapkannya.
5. Operasi
PT.ITSS telah menetapkan persyaratan layanan yang diberikan dan kriteria terkait proses
dan keberterimaan service yang diberikan. Pengendalian Kontraktor dan sub kontraktor
sudah diatur dalam suatu prosedur untuk menjamin proses pengadaan memenuhi per-
syaratan standar .

6. Evaluasi Kinerja (performance evaluation).


PT.ITSS menyadari bahwa implementasi system manajemen integrasi ini harus senantiasa
diukur, domonitor dan dievaluasi kinerjanya

Version: 01. Revised: 0.0


7. Peningkatan (Improvement).
Peninjauan dan Peningkatan Berkesinambungan
PT.ITSS harus meninjau secara berkesinambungan peningkatan sistem manajemen
lingkungannya, dengan sasaran untuk meningkatkan kinerja lingkungannya secara
keseluruhan.

Ruang lingkup penerapan sistem manajemen lingkungan dapat digambarkan sebagai berikut :

2.4 Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) mengacu ISO 45001:2018
dan PP no 50 tahun 2012

Dalam implementasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, PT.ITSS mengacu pada
7 klausul utama yang dijelaskan dalam ISO 45001. Ketentuan dalam klausul tersebut hampir sama
dengan sistem manajemen lingkungan mengacu ISO 14001:2015. Kalusul-klausul tersebut

Version: 01. Revised: 0.0


1. Konteks organisasi (Context of the organization).
PT.ITSS telah mengidentifikasi permasalahan terkait K3 baik dari sumber internal maupun
external, serta telah mengidentifikasi kebutuhan dari pihak-pihak terkait. Hasil identifikasi
tersebut sebagai dasar dalam menerapkan dan mengembangkan system manajemen inte-
grasi.
2. Kepemimpinan (Leadership).
PT.ITSS telah menetapkan kebijakan K3 dan memastikan komitmen nya pada sistem
manajemen integrasi yang diterapkannya
3. Perencanaan
PT.ITSS telah menetapkan perencanaan-perencanaan yang terkait dengan system manaje-
men integrasi dalam rangka pemenuhan kebijakan k3 yang dibuat.

Version: 01. Revised: 0.0


4. Support
PT.ITSS harus mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang dibutuhkan
untuk mencapai kebijakan, sasaran perusahaan dan target-target satuan kerja yang dibuat
berkaitan dengan sistem manajemen k3 yang diterapkannya.
5. Operasi
PT.ITSS telah menetapkan persyaratan layanan yang diberikan dan kriteria terkait proses
dan keberterimaan service yang diberikan. Pengendalian Kontraktor dan sub kontraktor
sudah diatur dalam suatu prosedur untuk menjamin proses pengadaan memenuhi per-
syaratan standar manajemen K3.

6. Evaluasi Kinerja (performance evaluation).


PT.ITSS menyadari bahwa implementasi system manajemen integrasi ini harus senantiasa
diukur, dimonitor dan dievaluasi kinerjanya
7. Peningkatan (Improvement).
Peninjauan dan Peningkatan Berkesinambungan
PT.ITSS harus meninjau secara berkesinambungan peningkatan sistem manajemen K3nya,
dengan sasaran untuk meningkatkan kinerja lingkungannya secara keseluruhan.

Version: 01. Revised: 0.0


BAB 3.
IDENTIFIKASI ASPEK DAN DAMPAK LINGKUNGAN
(IADL) DAN IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN
RISIKO (IBPR)

3.1. Identifikasi risiko terkait lingkungan

Dalam penerapan sistem manajemen lingkungan, PT.ITSS mempunyai motto : “jangan ada satu
jengkal area pun di PT.ITSS yang tidak sesuai dengan standard dan peraturan terkait lingkungan”.
Karenanya semua departemen di PT.ITSS diminta untuk melakukan identifikasi-identifikasi
risiko lingkungan terhadap semua area kerja mereka dan semua aktivitas mereka. Tujuan
identifikasi risiko lingkungan adalah untuk memastikan apakah area atau kegiatan-kegiatan yang
dilakukan mempunyai dampak-dampak serius terhadap lingkungannya dan apakah sudah
dilakukan upaya untuk menurunkan risiko tersebut..

Para Kontraktor dan sub kontraktor yang bekerja dalam lingkungan PT.ITSS dimohon juga agar
ikut mengidentifikasi dampak-dampak dari aspek lingkungan yang ditimbulkan pada setiap area
kerja dari setiap aktivitas yang dikerjakan. Jika ada dampak-dampak yang cukup serius dan
signifikan, para Kontraktor dan sub kontraktor juga diminta untuk membuat program kerja
penanggulangannya.

Version: 01. Revised: 0.0


Jika ada dampak yang sudah ditimbulkan pada area kerja, Kontraktor dan sub kontraktor dapat
membuat “Corrective Action” yang menjelaskan tentang bagaimana dampak negative tersebut
dapat ditanggulangi. Jika dari identifikasi yang dikerjakan ada hal-hal yang sifatnya
“kemungkinan akan terjadi dampak serius”, maka para Kontraktor dan sub kontraktordiminta
untuk membuat “Preventive Action” yaitu rencana pencegahannya agar hal buruk tersebut tidak
terjadi. Satuan kerja “Environment” PT.ITSS membuat SOP (Standard Operating Procedure)
yang menuliskan tentang tata cara Identifikasi Dampak dan Aspek Lingkungan ini dilakukan
(IADL).

Dalam buku pedoman ini dilampirkan form IADL. Para Kontraktor dan sub kontraktor disarankan
agar dalam melakukan identifikasi dampak dan aspek lingkungan di area kerjanya bisa menggu-
nakan n form yang sama dengan PT.ITSS. Dalam buku pedoman ini juga dilampirkan form ten-
tang “Preventive Action” serta “Corrective Action” yang juga disarankan untuk dapat dipakai oleh
semua Kontraktor dan sub kontraktor dalam penanggulangan dampak lingkungan di area kerjanya.

Para Kontraktor dan sub kontraktor diizinkan untuk menggunakan form yang lain jika sudah
memilikinya, namun dengan tujuan yang sama.

Hal yang perlu diperhatikan dalam mencegah dan menanggulangi pencemaran lingkungan dari
kegiatan kerja :
- Penanganan oli bekas ( setiap kegiatan penggantian oli harus disiapkan “oil trap” yang
sesuai dengan kapasitas penggantian oli tersebut dan harus dijadwalkan perawatan oil trap
yang ada)
- Penanganan sampah :
i. Sampah umum : plastic, kertas, sisa makanan, metal.
ii. Sampah b-3 : filter-filter, accumulator, majun bekas grease/oli.
- Pengontrolan kadar emisi gas buang dari :
i. Gen-set
ii. Kendaraan yang dipergunakan di lokasi PT.ITSS

Version: 01. Revised: 0.0


Setiap kendaraan yang beroperasi di wilayah perusahaan tidak boleh menimbulkan pencemaran
lingkungan karena kebocoran oil ataupun bbm.

3.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko (IBPR)

Identifikasi bahaya dan penilaian risiko (IBPR) adalah untuk melakukan identifikasi-identifikasi
terhadap semua area kerja mereka dan semua aktivitas mereka. Apakah dari kegiatan-kegiatan
yang dilakukan mempunyai dampak bahaya dan resiko yang serius terhadap aspek keselamatan
dan kesehatan kerjanya.

Para Kontraktor dan Sub Kontraktor yang bekerja dalam lingkungan PT.ITSS dimohon juga agar
ikut mengidentifikasi bahaya-bahaya dari aspek K3 yang ditimbulkan pada setiap kegiatan di
semua area kerja. Jika ternyata dapat teridentifikasi bahaya dan resiko keselamatan yang cukup
serius dan signifikan, para Kontraktor dan sub kontraktor juga diminta untuk membuat program
kerja penanggulangannya. Jika ada bahaya, dalam hal in pernah terjadi kecelakaan yang sudah
pernah timbul pada area kerja, maka Kontraktor dan sub kontraktor dapat membuat “Corrective
Action” yang menjelaskan tentang bagaimana kecelakaan tersebut dapat ditanggulangi.

Jika dari identifikasi yang dikerjakan ada hal-hal yang sifatnya “kemungkinan akan terjadi potensi
bahaya dan resiko keselamatan yang serius”, maka para Kontraktor dan sub kontraktor diminta
untuk membuat “Preventive Action” yaitu rencana pencegahannya agar hal buruk tersebut tidak
terjadi. PT.ITSS telah menetapkan SOP (Standard Operating Procedure) yang mengatur terkait
prosedur Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko ini atau sering disebut dengan SOP IBPR.

Hal yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu di perhatikan adalah :
- Penggunaan APD yang sesuai dengan potensi bahaya di tempat kerja
- Peta keadaan darurat dari setiap lokasi kerja
- Emergency response call yang perlu dihubungi bila terjadi kecelakaan

Version: 01. Revised: 0.0


- MSDS setiap bahan kimia yang dipergunakan :
- Rambu-rambu keselamatan da kesehatan kerja di lokasi kerja

Bab 4.
PENCEGAHAN / PEMADAMAN DAN HAL-HAL YANG
HARUS DIPERHATIKAN SAAT TERJADI KEBAKARAN

4.1 TEORI DASAR TERJADINYA API

Api adalah merupakan suatu reaksi kimia (reaksi oksidasi) yang bersifat eksotermis dan diikuti
oleh evolosi/pengeluaran cahaya dan panas serta dapat menghasilkan nyala, asap dan bara. Untuk
memulai suatu proses terjadinya api harus terdapat tiga unsur yaitu:
- BAHAN BAKAR
- OKSIGEN
- PANAS

Bahan bakar : dapat berupa zat padat, cair, dan gas' . Bahan bakar dapat terbakar kalau sebagian
bahan bakar tersebut berupa gas. Gas bahan bakar didalam udara harus berbanding ideal, volume
gas <1 alam udara minimal 1 s/d 107', batas ini dinamakan batas dimana gas akan menyala atau
terbakar'
Udara : harus mengandung zat asam (OZ) minimal 16%' Bila kadar zat asam didalam udara ku-
ku-
rang dari 16 %, udara tersebut tidak berfungsi sebagai penunjang terjadinya api/kebakaran'

Panas: suhunya harus mencapai titik bakar gas tersebut'. Dapat dirumuskan bahwa api atau ke-
ke-
bakaran dapat terjadi bila bahan bakar didalam bentuk gas bercampur dengan udara yang mengan -
dung zat asam minimal 16% dan panas mencapai titik bakar gas tersebut. Bila salah satu dari
ketiga unsur tersebut diatas tidak ada, api tidak akan terjadi

Version: 01. Revised: 0.0


4.2. ALAT PEMADAM KEBAKARAN SESUAI KELAS API

Pemilahan alat pemadam api harus disesuaikan dengan kelas api yang mungkin terjadi. Jenis -jenis
kelas antara lain :
1. Kebakaran Kelas A
Kebakaran Kelas A merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-
logam seperti Kertas, Plastik, Kain, Kayu, Karet dan lain sebagainya. Jenis APAR yang cocok un -
tuk memadamkan kebakaran Kelas A adalah APAR jenis Cairan (Water), APAR jenis Busa
(Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
2. Kebakaran Kelas B
Kebakaran Kelas B merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mu -
dah terbakar seperti Minyak (Bensin, Solar, Oli), Alkohol, Cat, Solvent, Methanol dan lain seba -
gainya. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas B adalah APAR jenis Kar-
Kar-
bon Diokside (CO2), APAR jenis Busa (Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
3. Kebakaran Kelas C
Kebakaran Kelas C merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh Instalasi Listrik yang
bertegangan. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas C adalah APAR jenis
Karbon Diokside (CO2) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
4. Kebakaran Kelas D
Kebakaran Kelas D merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan logam yang
mudah terbakar seperti sodium, magnesium, aluminium, lithium dan potassium. Kebakaran Jenis
ini perlu APAR khusus dalam memadamkannya.
5. Kebakaran Kelas K
Kebakaran Kelas K merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh minyak masak (minyak
sayur, minyak hewan) ataupun lemak yang biasanya dipergunakan dalam dapur masak. Jenis
APAR yang cocok untuk memadamkan Kebakaran Kelas K adalah APAR jenis Busa (Foam) dan
APAR jenis Karbon Diokside (CO2).

Version: 01. Revised: 0.0


Pada setiap alat Pemadam Api harus ditulis kelas, kapasitas dan tanda pengesahan.

4.3 LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT TERJADI KE-


KE-
BAKARAN.

1. SAAT MELIHAT API : TETAP TENANG JANGAN PANIK !


 Bunyikan alarm dengan menekan tombol manual call point, atau dengan memecahkan
manual break glass dan menekan tombol alarm, sambil teriak kebakaran-kebakaran.
 Jika tidak terdapat tombol tersebut atau tidak berfungsi, orang tersebut harus berteriak ke -
bakaran kebakaran………..untuk menarik perhatian yang lainnya.
 Beritahu Safety Representative melalui telepon darurat atau lewat HP, Pager, dan sam -
paikan informasi berikut :identitas pelapor, ukuran /besarnya kebakaran, lokasi kejadian,
adanya / jumlah orang terluka, jika ada, tindakan yang telah dilakukan
 Bila memungkinkan (jangan mengambil resiko) padamkan api dengan menggunakan alat
pemadam api ringan (APAR) yang terdekat.
 Jika api /kebakaran tidak dapat dikuasai atau dipadamkan lakukan evakuasi segera melalui
pintu keluar (EXIT)

2. SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP 1

 Kunci semua lemari dokumen / file.


 Berhenti memakai telepon intern & extern.
 Matikan semua peralatan yang menggunakan listrik.
 Pindahkan keberadaan benda-benda yang mudah terbakar.
 Selamatkan dokumen penting.
 Bersiaga dan siap menanti instruksi / pengumuman dari Fire Commander maupun Safety
Representative.
3. SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP 2

Version: 01. Revised: 0.0


 Berdiri di depan pintu kantor secara teratur, jangan bergerombol dan bersedia untuk mener-
mener-
ima instruksi.
 Evakuasi akan dipandu oleh petugas evakuasi melalui tangga darurat terdekat menuju tem-
tem-
pat berhimpun di luar gedung.
 Jangan sekali-sekali berhenti atau kembali untuk mengambil barang-barang milik pribadi
yang tertinggal.
 Tutup semua pintu kantor yang anda tinggalkan (tapi jangan sekali-sekali mengunci pintu-
pintu tersebut) Untuk mencegah meluasnya api dan asap

4. SAAT EVAKUASI

 Tetap tenang, Jangan panik !


 Segera menuju tangga darurat yang terdekat
 Berjalanlah biasa dengan cepat, JANGAN LARI
 Lepaskan sepatu dengan hak tinggi
 Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan
 Beritahu tamu/pelanggan yang yang kebetulan berada di ruang / lantai tersebut untuk bere-
bere-
vakuasi bersama yang lain.
 Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga darurat dengan ambil na -
pas pendek-pendek, upayakan merayap atau merangkak untuk menghindari asap, jangan
berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-orang dibelakang anda
 Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap maka tahanlah napas anda dan cepat menuju
pintu darurat kebakaran.

5. SAAT PENGUNGSIAN DI LUAR GEDUNG

 Pusat berkumpulnya para pengungsi ditentukan ditempat

Version: 01. Revised: 0.0


 Setiap pengungsi diminta agar senantiasa tertib dan teratur
 Petugas evakuasi dari setiap kantor agar mencatat Kontraktor dan sub kontraktor yang
menjadi tanggung jawabnya.
 Apabila ada Kontraktor dan sub kontraktor yang terluka, harap segara melapor kepada
First Aider atau Petugas Medis untuk mendapatkan pengobatan
 Jangan kembali kedalam gedung sebelum tanda aman dimumumkan Safety Representa-
Representa-
tive.

Bab 5.
MONITORING DAN AUDIT K3L

Version: 01. Revised: 0.0


KONTRAKTOR

5.1 Memahami Sebab-sebab kecelakaan di tempat kerja

Kecelakaan ticlak selalu berarti cidera atau kematian pada manusia (disebut Accoident) tapi
juga'termasuk kerugian material, waktu, biaya, dan nyaris celaka/nearmiss (disebut dengan inci-
inci-
dent). pada umumnya setiap kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor berikut, baik secara
sendiri atau secara bersama-sama yaitu: .
1. MANUSIA (88%):
MENTAL : Takut, gangguan ernosi, ketidak_mampuan, pertimbangan kurang tepat, koordinasi
kurang tepat, waktu reaksi lambat, kemampuan belajar kurang, kemlmpuan gerak dari badan.
FISIK: Penyimpangan penglihatan, Tinggi, Berat, Ukuran, Tidak sesuai.
KETRAMPILAN : Tidak ada pengalaman, tictak cukup pelatthan awal, tidak cukuP orientasi'
trr'rdxuNcAN &
2. LINGKUNGAN & PERALATAN ( 10 % )
MESIN : Tidak diberi pengaman, kurangnya perawatarr, tidak oiin"p"r."i rutin aiat ydng rusak'
aus/berkarat' Iir.rcxur.rgAN KERJA : Bising, sulru tempat kerja' penerangan' polusi udara/debu
dll.

3. EXTERNAL (2 % ) Gempa bumi, Gunung meletus'

5.2. Pencegahan kecelakaan kerja.

Version: 01. Revised: 0.0


Yaitu usaha untuk menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekeria (unsafe action)
dan mengusahakan lingkungan aman tidak mengandung faktor-faktor unsafe condition'. Menurut
Freinrich (dalam teori domino) "setiap kejadian pembawa kerugian selalu disebabkan oleh suatu
kecelakaan dan kecelakaan ini , akibat dari suatu kejadian yang terjadi sebelumnya. Dalam upaya
pengendalian kecelakaan maka pusat perhatian ditujukan kepada tindakan tidak aman dan kondisi
tidak aman yakni : Semua perbuatan seseorang yang tidak aman dan suatu kondisi kerawanan baik
mekanik maupun fisik ditempat kerja.

5.3. Peranan Kontraktor dan sub kontraktor dalam mencegah kecelakaan / penyakit akibat
kerja dan permasalahan lingkungan

 Turut serta aktif dalam usaha-usaha pencegahan kecelakaan di tempat kerja masing-masing'
 Segera melaporkan kepada atasan / pengawas keselamatan kerja bita terjadi kecetakaan / hat-
hal yang berbahaya di lingkungan kerja.
 Mematuhi semua peraturan-peraturan / ketentuan-ketentuan keselamatan kerja serta
melakukan kerja yang aman'
 Mernberi nasehat / saran kepada teman sekerja bila mereka melakukan hal-hal yang berba -
haya / bisa menyebabkan gangguan kesehatan atau permasalahan lingkungan
 Menggunakan alal-alat keselamatan kerja sebagaimana mestinya.

5.4 Monitor K3L Kontraktor dan Sub Kontraktor

PT.ITSS senantiasa memonitor dampak aspek lingkungan dan bahaya kerja serta resiko
keselamatan di semua area kerjanya dan disetiap aktivitas yang dilakukan didalamnya, termasuk
semua aktivitas Kontraktor dan sub kontraktor yang bekerja dalam lingkungan PT.ITSS

Version: 01. Revised: 0.0


Karenanya semua Kontraktor dan sub kontraktor yang bekerja dalam lingkungan PT.ITSS diminta
untuk mentaati semua prosedur, peraturan perundangan pemerintahan yang berlaku, dan juga
peraturan-peraturan internal PT.ITSS terutama yang terkait dengan aspek lingkungan serta
keselamatan dan kesehatan kerja.

Dalam Laporan Periodik yang disampaikan oleh Kontraktor dan sub kontraktorkepada PT.ITSS,
diwajibkan untuk juga memasukkan laporan-laporan yang terkait dengan aspek lingkungan serta
keselamatan dan kesehatan kerja.

5.5 Audit K3L

PT.ITSS akan secara berkelanjutan mengadakanaudit K3L, di area kerja Kontraktor dan sub kon -
traktor yang bekerja dalam lingkungan PT.ITSS.

Audit K3L akan dilakukan oleh Internal Auditor Team PT.ITSS sendiri. Audit yang akan di-
di-
lakukan meliputi:
 Audit Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (Safety)
 Audit Sistem Manajemen Lingkungan (Environment)

5.6. Pengelolaan sampah di tempat kerja

Version: 01. Revised: 0.0


Kontraktor dan sub kontraktor wajib mengikuti aturan perusahaan terkait pengelolaan sampah di
area kerja . Tempat sampah di lingkungan kerja minimal dibagi 2 yaitu tempat sampah organik
dan non organik. Fungsi pemisahan agar pemanfaatan sampah bisa lebih ekonomis. Mahalnya
pengolahan sampah adalah biaya pemisahan sampah. Sampah bersifat organik disarankan dile-
dile-
takkan di luar ruang kerja, hal tersebut dengan tujuan agar tidak jadi tempat berkumpulnya bi -
natang seperti semut, kecoa, tikus .dll. Pengangkutan sampah harus dipisahkan antara organik dan
organik sampai tempat pengumpulan sampah sementara TPS. Diharapkan seluruh Kontraktor dan
sub kontraktor kesadaran dalam membuang sampah sesuai jenis sampah pada kotak sampah yang
sesuai.

5.7. Kewajiban menjaga kebersihan lingkungan

Seluruh Kontraktor dan sub kontraktor diwajibkan untuk menjaga kebersihan diseluruh area pe -
rusahaan khsusunya di area kerja masing-masing. Beberapa kewajiban menjaga kebersihan
lingkungan yang harus dilakukan antara lain :
 Tidak membuang sampah sembarangan
 Jika melihat sampah di area perusahaan tidak pada tempatnya dengan kesadaran menaruh
sampah tempat yang sesuai.
 Selalu menjaga kerapian dan kebersihan di area kerja.
 Selalu mentaati rambu-rambu K3L yang ditetapkan
 Selalu mengingatkan dengan cara yang baik jika ada yang melanggar aturan-aturan terkait
lingkungan
 Melaporkan pada manajemen atau pihak terkait jika melihat potensi kerusakan atau gang -
guan lingkungan, seperti munculnya bau di toilet, terjadi rembesan air di atap, dan lain-
lain.

Version: 01. Revised: 0.0


Bab 6.
PENUTUP

Buku Pedoman K3L Kontraktor ini dibuat agar dapat sebagai pegangan bagi seluruh Kontraktor
dan sub kontraktor dalam bekerja sesuai standar K3 dan lingkungan. Penerbitan buku ini
merupakan bagian dari komitmen manajemen dalam menerapkan sistem manajemen HSE
mengacu standar ISO 14001:2015 dan ISO 45001:2018, dan PP no 50 tahun 2012 dengan tujuan
akhir zero accident, meminimalisasi terjadinya penyakit akibat kerja dan berkontribusi dalam
penciptaan lingkungan secara micro dan macro yang bersih dan sehat.
Semoga buku saku K3L dapat berkontribusi dalam membangun kesadaran dan komitmen dalam
penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan bagi para
Kontraktor dan sub kontraktor yang bekerja di lingkungan PT.ITSS

REFFERENSI

 Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 tentang SMK3.

Version: 01. Revised: 0.0


 Standard. International ISO 14001:2015 : Environmental Management Systems –
Requirements with guidance for use
 Standard. International ISO 45001:2018 : Safety and Health Management Systems-
Requirements
 Policy Manual HSE PT. INDONESIA TSINGSHAN STAINLESS STEEL

Version: 01. Revised: 0.0

Anda mungkin juga menyukai