“Kerjasama G20”
A. Poin Materi
1. Pengertian G20
2. Sejarah G20
3. Jenis Pertemuan G20
4. Peran Nyata G20
5. Pengertian Presidensi G20
6. Tema Presidensi G20 Indonesia 2022
7. Pilar Presidensi G20 Indonesia 2022
8. Terfokusnya Presidensi G20 Indonesia 2022 Pada Kunci Pemulihan Yang Kuat
dan Berkelanjutan
9. Agenda Prioritas Keuangan Preesidensi G20 Indonesia 2022
10. Manfaat Kerjasama G20 Bagi Indonesia
11. Hasil KTT Presidensi G20 Indonesia 2022
1
B. Pembahasan
1. Pengertian G20
G20 atau Group of Twenty (20) merupakan forum kerja sama inter-
nasional yang dibentuk pada sektor perekonomian dengan tujuan memudahkan
koordinasi mengenai kebijakan-kebijakan ekonomi serta pembangunan. G20
dapat diartikan sebagai perlambangan kekuatan ekonomi dan politik internasional.
Hal ini dikarenakan komposisi keanggotaan G20 meliputi 80% PDB dunia, 75%
ekspor global, dan 60% populasi global. Sesuai dengan namanya G20 (Group of
20) memiliki 20 anggota yang terdiri dari 19 negara dan 1 kawasan. Anggota-ang-
gota G20 diantaranya, adalah Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Republik
Rakyat Tiongkok (RRT), Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang,
Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris,
Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
2. Sejarah G20
G20 sejatinya adalah tindakan yang dibentuk sebagai wujud tanggapan
mengenai krisis ekonomi dunia yang terjadi pada tahun 1997 s.d. 1998. Tujuan
utama pembentukan G20 adalah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang
kuat dan berkesinambungan serta membuat dunia internasional terbebas dari
krisis ekonomi.
2
• Ministerial and Deputies Meetings/Pertemuan Tingkat Mentri dan
Deputi
Pertemuan ini masih dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1) Pertemuan para mentri keuangan dan gubernur bank sentral yang bi-
asanya dijuluki Finance Ministers and Central Bank Governors
Meetings (FMCBG).
2) Pertemuan deputi dalam hal ini dinamai dengan Finance and Central
Bank Deputies Meetings (FCBD).
2) Kebijakan pajak
G20 telah melahirkan Base Erosion and Profit Shifting (BEPS)
keluaran OECD pada tahun 2012, yang kemudian difinalisasikan pada
tahun 2015. Kini dengan adanya BEPS, 139 negara dan yurisdiksi
bekerja sama mengakhiri penghindaran pajak.
3
3) Kontribusi dalam pandemi Covid-19
Dalam mengatasi pandemi Covid-19, G20 memiliki peran dalam pe-
nangguhan pembayaran utang luar negeri negara berkeringat rendah,
injeksi penanganan Covid -19 sebanyak kurang dari 5 triliun USD
(Deklarasi Riyadh), penurunan/penghapusan bea dan pajak impor, pen-
gurangan bea untuk vaksin, hand sanitizer, desinfektan, alat medis, dan
obat-obatan.
4) Isu-isu lain
G20 juga ikut andil dalam permasalahan internasional selain masa-
lah keuangan, seperti perdagangan, iklim, dan juga pembangunan. Di
tahun 2016, G20 telah berhasil melakukan penerapan prinsip-prinsip
tanggung jawab mengenai investasi internasioal. Dukungan politis juga
digerakan dalam Paris Agreement on Climate Change 2015 dan The
2030 Agenda for Sustainable Development.
4
8. Terfokusnya Presidensi G20 Indonesia 2022 Pada Kunci Pemulihan Yang
Kuat dan Berkelanjutan
Fokus pada Presidensi KTT G20 Indonesia 2022 berkesinambungan
dengan tema yang dipilih dan sekaligus menjadi visi atau target dalam KTT G20
2022, yaitu “Recover Together, Recover Stonger”. Untuk mencapai target yang
telah diharapkan, Presidensi KTT G20 Indonesia 2022 kali ini akan berfokus pada
tiga bidang yang menjadi prioritas dan merupakan kunci dalam mencapai
pemulihan yang kuat dan berkelanjutan. Tiga fokus prioritas yang dimaksud,
adalah:
2) Transformasi digital
Teknologi digital merupakan ladang perekonomian yang sedang
marak dipergunakan semenjak pandemi. Pada Presidensi Indonesia
akan diupayakan mengenai peningkatan kemampuan digital dan literasi
digital sehingga, dapat diwujudkan transformasi digital yang inklusif dan
dapat dinikmati oleh seluruh negara.
3) Transisi energi
Transisi energi difokuskan dalan Presidensi Indonesia karena saat
ini diperlukan pengembangan inovasi sumber-sumber energi baru dan
terbarukan yang aman, aksesbilitas dan terjangkau. Hal ini bertujuan
agar dunia dapat segera beradaptasi dengan situasi perubahan iklim
serta ketersediaan energi di masa yang akan datang.
5
2) Adressing Scarring Effect to Secure Future Growth
Melakukan peningkatan produktivitas dan pertumbuhan jangka pan-
jang, memperhatikan ketenagakerjaan, rumah tangga, sektor koprasi,
dan sektor keuangan guna mengatasi dampak berkepanjangan krisis
perekonomian.
4) Sustainable Finance
Pilar ini membahas mengenai risiko iklim dan risiko transisi untuk
menuju ekonomi rendah karbon dan sustainable finance (keuangan
berkelanjutan) dari sudut pandang makroekonomi dan stabilitas keu-
angan.
6) International Taxation
Pembahasan mengenai sistem pajak internasional terutama di bi-
dang penerapan Framework bersama OECD/G20 tentang strategi
perancangan pajak yang dijuluki Base Erotion and Profit Shifting
(BEPS).
6
3) Menjadi kesempatan emas dalam menunjukan budaya dan
keberagaman Indonesia di mata dunia.